RANGKUMAN MATERI PEDAGOGIK UKG

RANGKUMAN MATERI PEDAGOGIK UKG
http://www.soalukgonline.com

1. Persyaratan yang harus dimiliki oleh seorang guru:
a. Kompetensi Kepribadian:
a.1. Mantap dan stabil
a.2. Dewasa
a.3. Arif
a.4. Berwibawa
a.5. Teladan
b. Kompetensi Pedagogik
b.1.Memahani peserta didik
b.2. Merancang pembelajaran
b.3. Melaksanakan pembelajaran
b.4. Merancang dan mengevaluasi pembelajaran
b.5. Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi
yang dimilikinya.
c. Kompetensi profesional
c.1. Menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi.
c.2. Menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian kritis untuk menambah
wawasan dan memperdalam pengetahuan/materi bidang studi.

d. Kompetensi sosial
d.1. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik.
d.2. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama pendidik dan
tenaga kependidikan
d.3. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang tua/wali
peserta didik dan masyarakat sekitar.
2. Pengertian pembelajaran dan komponennya
Pembelajaran adalah usaha sadar dari guru untuk membuat siswa belajar, yaitu
terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang belajar, dimana perubahan
itu dengan didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang
relative lama dan karena adanya usaha.
Komponen-komponennya meliputi:
– Siswa
– Guru
– Tujuan







Isi pelajaran
Metode
Media
Evaluasi

3. Teori- Teori Pembelajaran
a. Behavioristik
Pembelajaran selalu memberi stimulus kepada siswa agar menimbulkan respon
yang tepat seperti yang kita inginkan. Hubunagn stimulus dan respons ini bila
diulang kan menjadi sebuah kebiasaan.selanjutnya, bila siswa menemukan
kesulitan atau masalah, guru menyuruhnya untuk mencoba dan mencoba lagi (trial
and error) sehingga akhirnya diperoleh hasil.
b. Kognitivisme
Pembelajaran adalah dengan mengaktifkan indera siswa agar memeperoleh
pemahaman sedangkan pengaktifan indera dapat dilaksanakan dengan jalan
menggunakan media/alat bantu. Disamping itu penyampaian pengajaran dengan
berbagai variasi artinya menggunakan banyak metode.
c. Humanistik
Dalam pembelajaran ini guru sebagai pembimbing memberi pengarahan agar siswa

dapat mengaktualisasikan dirinya sendiri sebagai manusia yang unik untuk
mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam dirinya sendiri. Dan siswa perlu
melakukan sendiri berdasarkan inisisatif sendiri yang melibatkan pribadinya secara
utuh (perasaan maupun intelektual) dalam proses belajar, agar dapat memperoleh
hasil.
d. Sosial/Pemerhatian/permodelan
Proses pembelajaran melalui proses pemerhatian dan pemodelan Bandura (1986)
mengenal pasti empat unsur utama dalam proses pembelajaran melalui
pemerhatian atau pemodelan, yaitu pemerhatian (attention), mengingat (retention),
reproduksi (reproduction), dan penangguhan (reinforcement), motivasi (motivation).
Implikasi daripada kaedah ini berpendapat pembelajaran dan pengajaran dapat
dicapai melalui beberapa cara yang berikut:
• Penyampaian harus interaktif dan menarik
• Demonstasi guru hendaklah jelas, menarik, mudah dan tepat
• Hasilan guru atau contoh-contoh seperti ditunjukkan hendaklah mempunyai mutu
yang tinggi.
4. Ciri-ciri pembelajaran
Ciri-ciri pembelajaran yang menganut unsur-unsur dinamis dalam proses belajar
siswa sebagai berikut :


a. Motivasi belajar
b. Bahan belajar
c. Alat bantu belajar
d. Suasana belajar:
d.1. komunikasi dua arah
d.2. gairah dan gembira
e. Kondisi siswa yang belajar:
e.1. setiap siswa unik
e.2. kesamaan siswa
5. Pendekatan dan metode dalam pembelajaran
A.
PENDEKATAN
1.
Pendekatan Konsep (penguasaan konsep dan subkonsep, guru terlalu
dominan)
2.
Pendekatan Lingkungan(mengaitkan lingkungan dalam proses belajar
3.
Pendekatan Inkuiri (mengendalikan situasi yang dihadapi ketika berhubungan
dengan dunia fisik)

4.
Pendekatan Proses (melakukan pengamatan, menafsirkan data,
mengkomunikasikan hasil pengamatan)
5. Pendekatan Interaktif (pendekatan pertanyaan anak, memberi kesempatan
pada siswa untuk mengajukan pertanyaan)
6. Pendekatan Pemecahan Masalah (masalah yang dipecahkan melalui
praktikum/pengamatan)
7. Pendekatan Sains Teknologi dan Masyarakat (STM)
8. Pendekatan Terpadu (Integrated Approach) – memadukan dua unsur atau lebih
dalam suatu kegiatan pembelajaran.
B. METODE
1.
Metode Ceramah (penyampaian bahan pelajaran secara lisan)
2.
Metode Tanya Jawab (pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan sudah
direncanakan sebelumnya)
3.
Metode Diskusi Metode diskusi adalah cara pembelajaran dengan
memunculkan masalah.
4.

Metode Kooperatif (siswa berada dalam kelompok kecil dengan anggota
sebanyak 4-5 orang)
5.
Metode Demonstrasi (memeragakan suatu proses kejadian)
6.
Metode Karyawisata/Widyawisata (membawa siswa mempelajari materi
pelajaran di luar kelas)
7.
Metode Penugasan (memberi tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan
belajar)

8.
Metode Eksperimen (menggunakan percobaan)
9.
Metode Bermain Peran (pembelajaran dengan cara seolah-olah berada dalam
suatu situasi untuk memperoleh suatu pemahaman tentang suatu konsep)
6. Prinsip pengembangan kurikulum
Asep Herry Hernawan dkk. (dalam Sudrajat, 2007) mengemukakan lima prinsip
dalam pengembangan kurikulum, yaitu:
a.

Prinsip relevansi - kurikulum memiliki relevansi di antara komponen-komponen
kurikulum (tujuan, bahan, strategi, organisasi dan evaluasi). Sebaliknya, secara
eksternal bahwa komponen-komponen tersebut memiliki relevansi dengan tuntutan
ilmu pengetahuan dan teknologi (relevansi epistomologis), tuntutan dan potensi
peserta didik (relevansi psikologis) serta tuntutan dan kebutuhan perkembangan
masyarakat (relevansi sosilogis)
b. Prinsip fleksibilitas - mengusahakan agar yang dihasilkan memiliki sifat luwes,
lentur, dan fleksibel dalam pelaksanaannya, memungkinkan terjadinya
penyesuaian-penyesuaian berdasarkan situasi dan kondisi tempat dan waktu yang
selalu berkembang, serta kemampuan dan latar bekang peserta didik.
c.
Prinsip kontinyuitas - adanya kesinambungan dalam kurikulum, baik secara
vertikal, maupun secara horizontal. Pengalaman-pengalaman belajar yang
disediakan kurikulum harus memperhatikan kesinambungan, baik yang di dalam
tingkat kelas, antar- jenjang pendidikan, maupun antara jenjang pendidikan dengan
jenis pekerjaan.
d. Prinsip efisiensi - mengusahakan agar dalam pengembangan kurikulum dapat
mendayagunakan waktu, biaya, dan sumber-sumber lain yang ada secara optimal,
cermat dan tepat sehingga hasilnya memadai.
e.

Prinsip efektivitas yakni mengusahakan agar kegiatan pengembangan
kurikulum mencapai tujuan tanpa kegiatan yang mubazir, baik secara kualitas
maupun kuantitas.
Terkait dengan pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),
terdapat sejumlah prinsip-prinsip yang harus dipenuhi, yaitu :
1.
didik
2.
3.
4.
5.

Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta
dan lingkungannya.
Beragam dan terpadu
Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
Relevan dengan kebutuhan kehidupan
Menyeluruh dan berkesinambungan

6.

7.

Belajar sepanjang hayat
Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah

7. Evaluasi Pengalaman Belajar
a. Evaluasi merupakan proses untuk memperoleh seberapa jauh pengalaman
belajar berkembang dan terorganisasi yang benar-benar menghasilkan hasil yang
diinginkan,
b. Evaluasi merupakan proses yang sistematis artinya dalam pengajaran kegiatan
ini tentu direncanakan, berkesinambungan dari awal hingga akhir pelaksanaan
program.
c. Dalam evaluasi diperlukan berbagai informasi atau data yang nantinya akan
diolah dan hasilnya akan dijadikan sebagai dasar untuk mengambil keputusan.
d. Hasil evaluasi digunakan untuk menentukan pencapaian hasil belajar siswa.
Dengan demikian evaluasi dapat berfungsi:
1) Mengetahui kemajuan, perkembangan, dan keberhasilan siswa setelah mengikuti
kegiatan belajar-mengajar. Hasil evaluasi yang diperoleh itu dapat digunakan untuk
memperbaiki cara belajar siswa.
2) Mengetahui tingkat keberhasilan program pengajaran.

3) Sumber informasi atau data bagi pelayanan BK kepada siswa.
4) Untuk pengembangan dan perbaikan kurikulum sekolah yang bersangkutan.
8. Teknik dan Instrumen Penilaian
a. Penilaian hasil belajar oleh pendidik menggunakan berbagai teknik penilaian
berupa tes, observasi, penugasan perseorangan atau kelompok, dan bentuk lain
yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan peserta
didik.
b. Teknik tes berupa tes tertulis, tes lisan, dan tes praktik atau tes kinerja.
c. Teknik observasi atau pengamatan dilakukan selama pembelajaran berlangsung
dan/atau di luar kegiatan pembelajaran.
d. Teknik penugasan baik perseorangan maupun kelompok dapat berbentuk tugas
rumah dan/atau proyek.
e. Instrumen penilaian hasil belajar yang digunakan pendidik memenuhi
persyaratan (a) substansi, adalah merepresentasikan kompetensi yang dinilai, (b)

konstruksi, adalah memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk instrumen
yang digunakan, dan (c) bahasa, adalah menggunakan bahasa yang baik dan benar
serta komunikatif sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik.
f. Instrumen penilaian yang digunakan oleh satuan pendidikan dalam bentuk ujian
sekolah/madrasah memenuhi persyaratan substansi, konstruksi, dan bahasa, serta

memiliki bukti validitas empirik.
g. Instrumen penilaian yang digunakan oleh pemerintah dalam bentuk UN
memenuhi persyaratan substansi, konstruksi, bahasa, dan memiliki bukti validitas
empirik serta menghasilkan skor yang dapat diperbandingkan antar sekolah, antar
daerah, dan antar tahun
9. Ciri-ciri tes yang baik
Sebuah tes yang dapat dikatakan baik sebagai alat pengukur harus memenuhi
persyaratan tes, yaitu memiliki:
(1) Validitas: validitas atau daya ketepatan mengukur, sebuah tes disebut valid
apabila tes itu dapat mengukur apa yang hendak di ukur
(2) Reliabilitas: jika memberikan hasil yang tetap apabila diteskan berkali-kali,
sebuah tes dikatakan raliabel apabila hasil-hasil tes tersebut menunjukan
ketetapan. Dengan kata lain, jika kepada para siswa diberikan tes yang sama pada
waktu yang berlainan, maka setiap siswa akan tetap berada dalam urutan (ranking)
yang sama dalam kelompoknya.
(3) Obyektivitas: apabila tes tersebut disusun dan dilaksanakan : menurut apa
adanya
(4) Praktikabilitas: mudah dilaksanakan, mudah pemeriksaannya, dilengkapi
dengan petunjuk yang jelas.
(5) Ekonomis: tidak membutuhkan ongkos/biaya yang mahal, tenaga yang banyak
dan waktu yang lama.
10. Langkah-langkah pengembangan teori pembelajaran
1)

Analisis tujuan dan karakteristik bidang studi.

2)

Analisis sumber belajar.

3)

Analisis karakteristik si belajar (siswa).

4)

Menetapkan tujuan belajar dan isi pembelajaran.

5)

Menetapkan strategi pengorganisasian isi pembelajaran.

6)

Menetapkan strategi penyampaian isi pembelajaran.

7)

Menetapkan strategi pengelolaan pembelajaran.

8)

Pengembangan prosedur pengukuran hasil pembelajaran.

11. Karakteristik peserta didik
Sumber informasi yang dapat digunakan dalam rangka asesmen perilaku
keterampilan awal siswa, antara lain:
-

dokumen yang tersedia
khususnya hasil belajar yang diperoleh sebelumnya
siswa itu sendiri
orang-orang yang mengetahui kemampuan siswa tesebut.

Teknik yang dapat digunakan dalam mengasesmen kemampuan awal tersebut,
antara lain:
- dokumentasi,
- kuesioner,
- observasi,
- wawancara,
- melakukan tes diagostik secara khusus.
Di samping mengidentifikasi perilaku keterampilan awal siswa, guru juga perlu
mengenali karakteristik siswa lainnya yang berhubungan dengan perilaku belajar
mereka. Beberapa di antara karakterstik ini, misalnya:
-

motivasi belajar,
kemampuan dan tingkat kecerdasan,
minat,
kebiasaan belajar,
harapan dan aspirasi siswa,
maupun daya dukung lingkungan masing-masing siswa.

Informasi-informasi seperti ini dapat menjadi acuan dalam menetapkan jenis
perilaku sebagai target belajar, cakupan kegiatan belajar, maupun bentuk-bentuk
pengalaman belajar yang dapat diberikan kepada siswa. (Sumber:
http://www.kompasiana.com/nunung_nuraida)

http://www.soalukgonline.com