Pelaksanaan Program Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM) Pada Penderita Hipertensi Di Puskesmas Padang Bulan Tahun 2016 Chapter III VI
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1
Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui
secara jelas dan lebih mendalam tentang pelaksanaan program Posbindu PTM pada penderita
hipertensi di Puskesmas Padang Bulan tahun 2016.
3.2
Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1 Lokasi
Lokasi penelitian dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Padang Bulan, dengan
pertimbangan merupakan salah satu puskesmas di kota Medan yang telah menjalankan
posbindu PTM sebagai upaya penanggulangan masalah penyakit tidak menular, salah satunya
ialah hipertensi.
3.2.2 Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2016 sampai dengan selesai.
3.3
Informan Penelitian
Informan dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik purposive, yaitu
teknik pemilihan informan berdasarkan kriteria yang telah ditentukan peneliti berdasarkan
tujuan peneliti. Kriteria tersebut antara lain adalah:
1. Informan terdiri dari laki-laki dan perempuan
2. Usia peserta yang datang ke posbindu
3. Lamanya menderita penyakit hipertensi
4. Sering ataupun rutin datang ke posbindu
3.4
Metode Pengumpulan Data
3.4.1 Data Primer
Data primer diperoleh melalui:
Universitas Sumatera Utara
1. Wawancara mendalam (in-depth interview) kepada informan dengan berpedoman
pada panduan wawancara yang telah dipersiapkan. Wawancara kepada petugas dapat
dilakukan pada saat posbindu dan jika masih merasa kurang lengkap, wawancara
dapat dilanjutkan di puskesmas. Sedangkan wawancara terhadap kader dan peserta
juga dapat dilakukan pada saat posbindu, namun jika masih merasa kurang lengkap,
wawancara dapat dilanjutkan di rumah kader dan peserta.
2. Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi tidak berstruktur yaitu
observasi yang dilakukan tanpa menggunakan pedoman observasi. Pada pengamatan
ini peneliti hanya mengembangkan suatu pengamatannya terhadap suatu objek yang
berkaitan dengan fokus penelitian (Noor, 2013). Observasi yang dilakukan peneliti
dengan mengamati antara lain:
a) Pelaksanaan posbindu sesuai atau tidaknya dengan jadwal posbindu
b) Jumlah petugas dalam pelaksanaan posbindu
c) Keramahtamahan petugas posbindu terhadap peserta yang datang ke posbindu
d) Berapa banyak peserta yang datang ke posbindu
e) Media yang dipakai konselor dalam konseling pelaksanaan posbindu
f) Sarana dan prasarana yang disediakan dalam pelaksanaan posbindu
3.4.2 Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari Profil Puskesmas Puskesmas Padang Bulan 2015, serta
catatan laporan puskesmas mengenai program Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak
Menular di Puskesmas Padang Bulan Kecamatan Medan Baru.
3.5
Triangulasi
Triangulasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumberdata.
Triangulasi sumber data dilakukan dengan membandingkan dan mengecek baik derajat
kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan carayang berbeda dalam
Universitas Sumatera Utara
metode kualitatif yang dilakukan dengan: (1) Membandingkan data hasil pengamatan dengan
hasil wawancara, (2) Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa
yang dikatakan secara pribadi, (3) Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang
situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu, (4) Membandingkan keadaan
dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat danpandangan orang lain, (5)
Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan (Bungin, 2011).
3.6
Teknik Analisis Data
Untuk menganalisis penatalaksanaan hipertensi dengan posbindu di Puskesmas Padang
Bulan, dilakukan analisis secara kualitatif berdasarkan keterangan serta alasan yang dinyatakan
oleh informan dengan menggunakan teknik analisis domain (domain analysis), yaitu
menjelaskan secara utuh tentang objek penelitian berdasarkan jawaban dan keterangan yang
diperoleh dari informan (Bungin, 2010), selanjutnya disajikan dan dibahas berdasarkan teori
yang terkait dan dilakukan pengambilan kesimpulan.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1
Gambaran Umum Lokasi Penelitian
4.1.1 Letak Geografis Puskesmas Padang Bulan Kota Medan
Puskesmas Padang Bulan terletak di Jalan Jamin Ginting, Kelurahan Padang Bulan,
Kecamatan Medan Baru. Batas wilayahnya yaitu :
1. Sebelah Utara
: Kecamatan Medan Petisah
2. Sebelah Selatan
: Kecamatan Medan Johor dan Kecamatan Medan Selayang
3. Sebelah Timur
:Kecamatan Medan Sunggal dan Medan Selayang
4. Sebelah Barat
: Kecamatan Medan Polonia dan Medan Johor
Puskesmas Padang Bulan mencakup enam kelurahan, yaitu : Titi Rantai, Padang Bulan,
Merdeka, Babura, Petisah Hulu, dan Darat dengan jumlah penduduk yang dicakup oleh
Puskesmas Padang Bulan sebanyak 43.118 jiwa yang terdiri dari 63 lingkungan dan 11.349
kepala keluarga.
Tabel 4.1
No
Jumlah Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Bulan
Kecamatan Medan Baru Tahun 2016
Kelurahan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Titi Rantai
Padang Bulan
Merdeka
Babura
Petisah Hulu
Darat
Jumlah
Jumlah
Penduduk
8.798
8.483
8.249
8.353
6.913
2.322
43.118
Jumlah
Lingkungan
10
12
13
12
12
4
63
Jumlah
KK
2.398
2.385
2.147
2.104
1.728
587
11.349
Sumber : Kecamatan Medan Baru, 2016
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa distribusi penduduk di wilayah kerja Puskesmas
Padang Bulan paling banyak di Kelurahan Titi Rantai dan distribusi penduduk paling sedikit
yaitu di Kelurahan Darat.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Wilayah Kerja
Puskesmas Padang Bulan Kecamatan Medan Baru Tahun 2016
Kelurahan
Titi Rantai
Padang Bulan
Merdeka
Babura
Petisah Hulu
Darat
Jumlah
Laki-laki
4.365
4.204
4.052
4.077
3.325
1.129
21.152
Perempuan
4.433
4.279
4.197
4.276
3.588
2.322
21.966
Jumlah
8.798
8.483
8.249
8.353
6.913
2.322
43.118
Sumber : Kecamatan Medan Baru, 2016
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk perempuan lebih banyak dari
penduduk laki-laki yaitu 21.966 jiwa dari total jumlah penduduk.
Tabel 4.3
Sarana Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Bulan Tahun
2016
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
Tenaga Kesehatan
RS Pemerintah
RS Swasta
RS Khusus
Balai Pengobatan
Rumah Bersalin
Laboratorium
Apotik
Optik
Praktek Dokter Umum Swasta
Praktek Dokter Spesialis Swasta
Praktek Dokter Gigi Swasta
Praktek Bidan Swasta
Toko Obat Berizin
BATRA
- Shin She
- Akupuntur
- Batra Dukun Patah
- Tukang Pijat
15. Tukang Gigi
Jumlah
1
4
1
13
2
4
22
7
32
63
6
4
1
2
1
18
6
2
Sumber : Puskesmas Padang Bulan, 2016
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa mayoritas sarana kesehatan di Kecamatan Medan
Baru adalah Prakter Dokter Spesialis Swasta, yaitu ada sebanyak 63 tempat.
Tabel 4.4
Data Tenaga Kesehatan di WilayahKerja Puskesmas Padang Bulan
Kecamatan Medan Baru Tahun 2016
Tenaga Kesehatan
Dokter Spesialis
Dokter Umum
Dokter Gigi
Apoteker
Asisten Apoteker (D3)
Asisten Apoteker (SMK)
Sarjana Non Medis
DIV Kebidanan
DIII Kebidanan
Bidan
Keperawatan (Ners)
Sarjana Keperawatan
D3 Keperawatan
Perawat
Petugas Sanitasi Kesling
DIV Fisioterapi
DIII Analis
Analis
Nutrisionis
Jumlah
1
7
5
1
1
1
4
1
7
4
1
2
5
2
1
2
1
1
2
4.1.2 Karakteristik Puskesmas Padang Bulan Kota Medan
Visi Puskesmas Padang Bulan Kota Medan yaitu “Mewujudkan Masyarakat
Kecamatan Medan Baru yang Sehat Mandiri dan Berkeadilan”. Adapun misi untuk
mewujudkan visi dari Puskesmas Padang Bulan Kota Medan tersebut ialah :
1) Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat Kecamatan Medan Baru
2) Meningkatkan kualitas SDM kesehatan yang profesional dan berkomitmen tinggi
Universitas Sumatera Utara
3) Meningkatkan tata kelola Puskesmas yang baik melalui perbaikan sistem informasi
dan manajemen Puskesmas yang profesional, akuntabel, efektif dan efisien
4) Mewujudkan pembangunan kesehatan yang berintegrasi lintas program dan lintas
sektoral
5) Meningkatkan peran serta masyarakat demi tercapainya kemandirian masyarakat
dalam hidup sehat
4.2 Posbindu PTM Puskesmas Padang bulan
Puskesmas Padang Bulan pertama kali menjalankan program posbindu pada tahun 2014
di 4 (empat) wilayah kerja puskesmas yakni Kel. Padang Bulan, Kel. Darat, Kel. Petisah Hulu,
dan Kel. Titi Rantai. Ada 2 (dua) kelurahan yang tidak memiliki posbindu dikarenakan sulitnya
bekerjasama dengan lintas sektoral kelurahan tersebut. Berdasarkan hasil wawancara
mendalam dengan kepala puskesmas Padang Bulan tentang terbentuknya posbindu sebagai
berikut :
“Posbindu di puskesmas ini sudah berjalan dua tahun, terbentuknya tahun 2014.
Posbindu dilaksanakan di 4 kelurahan, yaitu Kel. Padang Bulan, Kel. Darat, Kel. Petisah
Hulu, dan Kel. Titi Rantai. Ada 2 kelurahan yang belum punya posbindu.”
Kemudian peneliti lebih lanjut bertanya kepada kepala puskesmas Padang Bulan,
mengapa dua kelurahan tersebut tidak di adakan posbindu juga ? Beliau pun menjawab sebagai
berikut :
“Kemarin itu pihak kelurahan Merdeka dan Babura masih sulit untuk diajak
berkoordinasi, demikian juga mengenai tempat yang masih belum pasti, juga ada keluhan
dari petugas posbindu kami dimana kader yang diberikan mereka semuanya laki-laki
sehingga agak sulit untuk berkoodinasi. Untuk lebih jelasnya mengenai hal ini, lebih baik
kamu langsung wawancara dengan petugas posbindu, Kak Ade.”
Universitas Sumatera Utara
Ketika peneliti menanyakan hal tersebut kepada Kak Ana selaku petugas posbindu,
beliau memberikan jawaban sebagai berikut :
“Sewaktu pertama kali posbindu diadakan, memang ada kesulitan mengadakannya
dikedua kelurahan tersebut. Dari mulai pihak lurahnya yang sulit diajak koordinasi,
masalah tempat dan juga kader yang mereka berikan. Namun setelah adanya advokasi dari
kami pihak puskesmas (saya dan dokter petugas posbindu), maka hasilnya tepat dibulan
April 2017 sudah mulai diberlakukan posbindu di dua kelurahan tersebut.”
Kemudian peneliti menanyakan lebih lanjut tentang bagaimana dengan kader di dua
kelurahan tersebut ? beliau menjawab sebagai berikut :
“Kader yang awalnya laki-laki sudah diganti dengan kader yang perempuan,
dikarenakan kader laki;laki tersebut tidak ikut pelatihan. Kader tiap posbindu ada dua
orang dan sudah mendapat pelatihan, sehingga mereka bisa membantu petugas puskesmas
saat pengadaan posbindu.”
Pelaksanaan posbindu yang dilakukan di Puskesmas Padang Bulan berdasarkan hasil
kesepakatan bersama sesuai jadwal satu kali dalam sebulan dimasing- masing kelurahan.
Proses posbindu dilaksanakan dengan 5 tahapan layanan yang disebut sistem 5 meja, namun
dalam situasi kondisi tertentu dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kesepakatan bersama.
Kegiatan tersebut berupa pelayanan deteksi dini dan tindak lanjut sederhana serta monitoring
terhadap faktor risiko penyakit tidak menular, termasuk rujukan ke puskesmas.
Hal ini sesuai dengan hasil wawancara peneliti dengan petugas posbindu tentang
pelaksanaan posbindu, beliau menjawab sebagai berikut :
“Pelaksanaan posbindu yah sesuai dengan buku panduan posbindu yaitu system 5
meja, mulai dari meja registrasi, wawancara, pengukuran, pemeriksaan, serta konseling.
Cuman terkadang dibeberapa tempat yah dikondisikanlah, kadang cuman pakai dua meja
besar saja biar gak ribet juga.”
Universitas Sumatera Utara
Pernyataan petugas posbindu ini juga dengan pernyataan salah seorang kader yang
menjawab sebagai berikut :
“Pelaksanaan posbindu mengikuti sistem 5 meja, cuman terkadang karena kondisi
yah dipakai dua atau tiga meja besar saja, yang penting tidak menghambat kegiatan
posbindu.”
4.3 Karakteristik Informan
Informan dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik purposive, yaitu
teknik pemilihan informan berdasarkan kriteria yang telah ditentukan peneliti berdasarkan
tujuan peneliti. Kriteria tersebut antara lain adalah:
5. Informan terdiri dari laki-laki dan perempuan
6. Usia peserta yang datang ke posbindu
7. Lamanya menderita penyakit hipertensi
8. Sering ataupun rutin datang ke posbindu
Informan yang terdiri dari, informan kepala puskesmas, informan petugas puskesmas
terkait (dokter dan petugas posbindu), informan kader posbindu, informan dari masyarakat
(penderita hipertensi peserta posbindu). Adapun karateristik informan tersebut adalah sebagai
berikut:
Matriks 4.5
No
Identitas Informan Penelitian
Informan
Jenis
Kelamin
Umur
Pendidikan
Terakhir
Informan 1
Perempuan
52
S2
Kepala Puskesmas
Informan 2
Perempuan
34
S1
Dokter
Informan 3
Perempuan
34
DIII
Petugas Posbindu
Informan 4
Perempuan
34
SMA
Kader
Informan 5
Perempuan
40
SMA
Kader
Informan 6
Perempuan
38
SMA
Penderita Hipertensi
Jabatan
Universitas Sumatera Utara
Informan 7
Perempuan
54
S1
Penderita Hipertensi
Informan 8
Laki-laki
56
SMA
Penderita Hipertensi
Informan 9
Laki-laki
35
SMA
Penderita Hipertensi
Dari matriks di atas dapat dilihat bahwa informan dalam penelitian ini terdiri dari tujuh
informan, yaitu terdiri dari satu Kepala Puskesmas Padang Bulan yang berusia 52 tahun dengan
pendidikan S2, satu Dokter Puskesmas
Padang
Bulan yang berusia 34 tahun dengan
pendidikan S1, satu informan petugas posbindu Puskesmas Padang Bulan yang berusia 34
tahun dengan pendidikan D3 kebidanan, dua kader yang berusia 34 tahun dan 40 tahun dengan
pendidikan SMA dan 4 informan masyarakat penderita hipertensi yang datang ke posbindu
dengan pendidikan SMA dan pendidikan S1.
4.3.1 Deskripsi Informan :
1. Kepala Puskesmas
Kepala Puskesmas Padang Bulan ialah Ibu dr. Rehulina Ginting, M.Kes. Pada program
posbindu, kepala puskesmas termasuk pada tim pemantau. Setiap sebulan sekali kapus wajib
memantau perkembangan posbindu di 6 (enam) kelurahan yang termasuk wilayah kerja
Puskesmas Padang Bulan, termasuk melihat laporan posbindu dan kendala menghambat
program posbindu. Kemudian hal-hal tersebut akan dibahas pada saat evaluasi serta dicari
solusinya.
2. Dokter
Dokter pada kegiatan posbindu ialah dr. Titin Sriwahyuni. Pada program posbindu, dr.
Titin termasuk dokter yang memeriksa peserta posbindu sekaligus sebagai konselor. Segala
keluhan peserta bisa disampaikan kepada dokter yang menangani pemeriksaan posbindu.
3. Petugas Posbindu
Petugas posbindu ialah Ade Kartika Sari Gea, AmKeb. Pada program posbindu,
petugas posbindu termasuk tim penggerak, dimana petugas posbindu yang melatih kader,
Universitas Sumatera Utara
memantau kinerja kader serta memeriksa laporan posbindu dari kader yang kemudian diberikan
kepada tim pemantau untuk dievalusi.
4 & 5. Kader
Kader posbindu ialah Kak Fitri dan Kak Ana. Kader berfungsi sebagai penggerak
posbindu, dimana kader yang melakukan pemeriksaan umum pada peserta, seperti :
penimbangan, pengukuran tensi, pemakaian body fat, dan lingkar perut, lengan serta pinggang.
Kader juga mencatat laporan kegiatan posbindu yang kemudian diberikan kepada petugas
posbindu.
6 s/d 9 Penderita Hipertensi
Penderita hipertensi yang dimaksud ialah peserta yang rutin dan yang hanya kadangkadang datang ke posbindu.
4.4
Pelaksanaan Program Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular
(Posbindu PTM) pada Penderita Hipertensi di Puskesmas Padang Bulan
4.4.1 Pernyataan Informan (Kepala Puskesmas) tentang pelaksanaan posbindu di
Puskesmas Padang Bulan
Matriks 4.6
Pernyataan informan tentang pelaksanaan posbindu di Puskesmas Padang
Bulan
Informan
1
Pernyataan
Pelaksanaan posbindu di Puskesmas Padang Bulan ini sudah cukup
baik karena rutin dilakukan sesuai dengan jadwal posbindu. Namun
pesertanya masih sedikit dibandingkan masyarakat yang datang ke
puskesmas dengan keluhan penyakit hipertensi.
Dari matriks di atas dapat kita lihat, informan menyatakan pelaksanaan posbindu sudah
cukup baik, namun peserta posbindu masih sedikit dibandingkan masyarakat yang datang ke
puskesmas dengan keluhan hipertensi.
Universitas Sumatera Utara
4.4.2 Pernyataan Informan (Dokter, Petugas Posbindu, dan Kader) tentang
pelaksanaan posbindu di Puskesmas Padang Bulan
Matriks 4.7
Informan
Pernyataan informan tentang pelaksanaan posbindu di Puskesmas Padang
Bulan
Pernyataan
2
Dalam melaksanakan posbindu kita satu tim pasti melakukan yang
terbaik, sehari sebelum jadwal posbindu, peserta sudah dingatkan
terlebih dahulu oleh kader agar dapat hadir mengikuti posbindu. Tetapi
peserta tetap saja sedikit, peserta banyak yang datang jika ada
pemeriksaan gula darah dan pemeriksaan tambahan jika ada sponsor.
3
Wahh, kalau pelaksanaan posbindu kita siapkan semaksimal mungkin,
tapi itu tadi saat kakak sudah mempersiapkan semua ehhh pesertanya
yang sedikit… yahhh mau gimana lagi… disms sehari sebelum sudah,
ya kalau sudah jamnya kita mulai ajalah pelaksanaannya dengan jumlah
peserta yang ada.
4
Yaa kalau pelaksanaan posbindu selalu rutinnya tiap bulan, mau
perserta banyak atau sedikit tetap berjalan.
5
Pelaksanaan posbindu selalu dilakukan tepat waktu, sesuai dengan
jadwal. Cuman kalau banyak sponsor dan reagen untuk cek gula darah
tersedia...ya banyaklah peserta yang datang.
Dari matriks di atas dapat kita lihat, tiga informan menyatakan pelaksanaan posbindu
sudah cukup baik dan tim telah melakukan semaksimal mungkin, satu informan menyatakan
pelaksanaan posbindu rutin dilakukan namun peserta posbindu masih sedikit.
Universitas Sumatera Utara
4.4.3 Pernyataan Informan (Penderita Hipertensi) tentang pelaksanaan posbindu di
Puskesmas Padang Bulan
Matriks 4.8
Informan
Pernyataan informan tentang pelaksanaan posbindu di Puskesmas Padang
Bulan
Pernyataan
6
Saya sering juga datang ke posbindu nih...apalagi kalau banyak
sponsornya..kayak cek kepadatan tulang kemaren itu. Jadi kan enak gak
itu-itu aja yang di cek pas posbindu.
7
Saya selalu datangnya tiap ada posbindu. Lumayan cek gratis, bisa
tanya-tanya sama dokternya tentang penyakit saya ini. Apalagi rumah
saya pun ngak jauh dari tempat posbindunya.
8
Saya rutin ke posbindu, ketepatan jadwalnya itu pas sama waktu luang
saya. Apalagi saya udah lama kenak hipertensi, jadi takutlah saya,
makanya saya rajin kontrol sama konseling ke dokternya.
9
Kalau ada cek body fat, gula darah dan kolestrol yaa saya baru datang
ke posbindu itu.
Dari matriks di atas dapat kita lihat, satu informan menyatakan pelaksanaan posbindu
selalu tepat waktu dan jika banyak sponsor maka peserta juga banyak yang datang, dua
informan menyatakan rutin datang ke posbindu untuk melakukan pemeriksaan gratis, satu
informan menyatakan jika ada pemeriksaan body fat, baru ia mau datang ke posbindu.
4.4.4 Pernyataan Informan (Kepala Puskesmas) tentang ketersediaan tenaga pelaksana
program Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM)
Pada Penderita Hipertensi di Puskesmas Padang Bulan
Matriks 4.9
Informan
1
Pernyataan informan tentang ketersediaan tenaga pelaksana posbindu
Pernyataan
Tenaga pelaksana posbindu di puskesmas ini sudah sangat bagus ya,
tapi ibu lihat dari laporan yang ada, tingkat kehadiran peserta posbindu
yang hipertensi masih sangat sedikit.
Universitas Sumatera Utara
Dari matriks di atas dapat kita lihat, informan menyatakan tenaga pelaksana posbindu
di puskesmas ini sudah bagus hanya peserta yang sedikit.
4.4.5 Pernyataan Informan (Dokter, Petugas Puskesmas dan Kader) tentang
ketersediaan tenaga pelaksana program Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak
Menular (Posbindu PTM) Pada Penderita Hipertensi di Puskesmas Padang Bulan
Matriks 4.10 Pernyataan informan tentang ketersediaan tenaga pelaksana posbindu
Informan
Pernyataan
2
Saya sebagai dokter yang ditugaskan untuk posbindu pasti akan
memberikan pelayanan terbaik, apalagi yang saya hadapi paisen dengan
pemahaman yang berbeda-beda, jadi harus sabar dan selalu saya
ingatkan juga untuk pantangan-pantangan makanan ataupun minuman
yang harus dikurangi bahkan yang dihindari, selalu saya ingatkan dan
saya ajak terus agar rutin minum obat dan kontrol ikut posbindu, yang
pasti dalam melaksanakan tugas saya akan melakukan yang terbaik
demi kebaikan bersama.
3
Kalau tenaga pelaksana posbindu, kakak dibantu dengan kader yang
sudah mengikuti pelatihan (refresing kader) tentang posbindu ini.
4
Tenaga pelaksana posbindu selalu lengkap yah...ada dokter, petugas
puskesmas dan kami para kader yang membantu pelaksanaan posbindu.
5
Yaa tenaga pelaksana lengkaplah...dokter selalu standby, petugas
puskesmas, dan kami kader yang sudah terlatih.
Dari matriks di atas dapat kita lihat, satu informan menyatakan sebagai dokter, sudah
memberikan pelayanan yang terbaik, satu informan menyatakan petugas posbindu dibatu oleh
kader yang sudah dilatih, dua informan menyatakan tenaga kesehatan lengkap, dokter selalu
tersedia dan dibantu oleh petugas serta kader.
Universitas Sumatera Utara
4.4.6 Pernyataan Informan (Penderita Hipertensi) tentang ketersediaan tenaga
pelaksana program Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu
PTM) Pada Penderita Hipertensi di Puskesmas Padang Bulan
Matriks 4.11 Pernyataan informan tentang ketersediaan tenaga pelaksana posbindu
Informan
Pernyataan
6
Petugasnya semua ramah-ramah kok, mau ngingatin jadwal...apa yg
ditanya juga selalu dijawab dengan baik. Apalagi saya sering tanyatanya keluhan saya kalau lagi kumat darang tinggi ini.
7
Dokternya ramah...sabar kali kalau menjelaskan pantangan makanan
buat darah tinggi ini, saya kan uda tua..jadi kadang kurang jelas jadi
sering tanya-tanya.
Petugasnya banyak, jadi gak kelamaan nunggu giliran. Dokternya juga
ramah, enak ditanya-tanya.
8
Petugasnya semua bagus. Dokternya juga pintar menjelaskan kalau
ditanya-tanya sederhana jawabannya, jadi mudah pahamlah.
9
Dari matriks di atas dapat kita lihat, empat informan menyatakan petugasnya banyak,
dokternya selalu ada dan ramah terhadap pasien.
4.4.7 Pernyataan Informan tentang pendanaan program posbindu
Matriks 4.12 Pernyataan informan (Kepala Puskesmas) tentang pendanaan dalam
pelaksanaan posbindu
Informan
1
Pernyataan
Kalau biaya untuk posbindu ini sudah tertera di BOK (Bantuan
Operasional Kesehatan) Puskesmas Padang Bulan. Jadi memang sudah
ada jatahnya untuk program ini.
Berdasarkan matriks diatas, dapat dilihat bahwa informan menyatakan bahwa
pendanaan dalam pelaksanaan posbindu melalui dana BOK (Bantuan Operasional Kesehatan).
Universitas Sumatera Utara
4.4.8 Pernyataan Informan tentang pendanaan program posbindu
Matriks 4.13 Pernyataan informan (Dokter, Petugas Puskesmas dan Kader) tentang
pendanaan dalam pelaksanaan posbindu
Informan
Pernyataan
2
Pendanaan dari BOK (Bantuan Operasional Kesehatan).
3
Pendanaan dari BOK (Bantuan Operasional Kesehatan) sesuai dengan
nominal yang tertulis pada RUK (Rencana Usulan Kerja).
4
Pendanaan seperti yang dijelaskan dari pihak puskesmas itu dari dana
BOK (Bantuan Operasional Kesehatan), tetapi untuk mempercantik
ruangan biasanya dari kreatifitas para kader.
5
Yaa dana dari orang puskesmasnya lah, ada itu namanya BOK (Bantuan
Operasional Kesehatan).
Berdasarkan matriks diatas, dapat dilihat bahwa empat informan menyatakan bahwa
pendanaan dalam pelaksanaan posbindu melalui dana BOK (Bantuan Operasional Kesehatan).
4.4.9 Pernyataan Informan (Kepala Puskesmas) tentang ketersediaan sarana dan
prasarana
Matriks 4.14 Pernyataan informan tentang ketersediaan sarana dan prasarana dalam
pelaksanaan posbindu
Informan
1
Pernyataan
Sarana dan prasarana sudah cukup lengkaplah dalam pelaksanaan
posbindu. Kadang juga ditambah dengan sponsor dari luar.
Dari matriks di atas dapat kita lihat, informan menyatakan fasilitas posbindu sudah
cukup lengkap dan terkadang ditambah dengan sponsor.
Universitas Sumatera Utara
4.4.10 Pernyataan Informan (Dokter, Petugas Puskesmas dan Kader) tentang
ketersediaan sarana dan prasarana
Matriks 4.15 Pernyataan informan tentang ketersediaan sarana dan prasarana dalam
pelaksanaan posbindu
Informan
Pernyataan
2
Semua sarana dan prasarananya sudah lengkap disediakan pihak
puskesmas, jadi peserta hanya datang sesuai jadwal posbindu.
3
Segala kebutuhan dalam kegiatan dipenuhi pihak puskesmas, namun
sering kali terjadi kurang/ tidak tersedianya reagen.
4
Sudah lengkap lah...malah kadang ada sponsor, jadi ada fasilitas
tambahan yang bikin masyarakat tertarik datang ke posbindu.
5
Lengkaplah, cuman kadang reagen gak ada tetapi tertutupi sama alat
yang lain, sama sponsor juga.
Dari matriks di atas dapat kita lihat, dua informan menyatakan fasilitas posbindu sudah
cukup lengkap, satu informan menyatakan fasilitas sangat lengkap dan terkadang ditambah
dengan sponsor, dan satu informan menyatakan lengkap namun terkadang kurang reagen.
4.4.11 Pernyataan Informan (Penderita Hipertensi) tentang ketersediaan sarana dan
prasarana
Matriks 4.16 Pernyataan informan tentang ketersediaan sarana dan prasarana dalam
pelaksanaan posbindu
Informan
Pernyataan
6
Yaa bagus lah itu dibuat orang puskesmas ini, buktinya saya masih
terlayani dengan baik lah.
7
Alat-alatnya cukup lengkaplah, tempat posbindunya juga strategis
mudah dijangkau masyarakat.
8
Sarana dan prasarana uda baguslah, cuman maunya selalu ada sponsor,
jadi kan ada cek tambahan.
9
Sarana prasarana udah bagus, tapi seringlah ada sponsor juga, biar
tambah banyak fasilitas tambahannya.
Universitas Sumatera Utara
Dari matriks di atas dapat kita lihat, satu informan menyatakan fasilitas posbindu sudah
cukup lengkap, tiga informan menyatakan sarana prasarana udah bagus dan maunya ditambah
dengan sponsor.
4.4.12 Pernyataan Informan (Kepala Puskesmas) tentang hambatan dan strategi
mengatasi kendala dalam pelaksanaan posbindu
Matriks 4.17 Pernyataan informan tentang hambatan dan strategi mengatasi kendala
dalam pelaksanaan posbindu
Informan
Pernyataan
Seperti yang ibu sudah bilang tadi, karena reagen kurang atau gak ada,
jadi ngak dibuatlah cek gula darah, malas lah orang datang ke posbindu.
Cara mengatasinya yah cari sponsor, biar tambah cek yang lain. Juga
kesadaran masyarakat lah akan pentingnya pemeriksaan kesehatan.
1
Dari matriks di atas dapat kita lihat, informan menyatakan hambatan pelaksanaan
posbindu adalah ketersediaan reagen yang tidak selalu ada, sehingga untuk mengatasinya
diperlukan kerjasama dengan sponsor tertentu.
4.4.13 Pernyataan Informan (Dokter, Petugas Puskesmas dan Kader) tentang
hambatan dan strategi mengatasi kendala dalam pelaksanaan posbindu
Matriks 4.18 Pernyataan informan tentang hambatan dan strategi mengatasi kendala
dalam pelaksanaan posbindu
Informan
Pernyataan
2
Hambatan paling karena reagen kurang/ tidak ada dan juga lagi tidak
ada sponsor serta permintaan penyediaan obat, sehingga peserta pun
sedikit yang datang. Cara mengatasinya yaa dipakailah alat body fat
yang sharusnya untuk kontrol tiga bulan sekali, dan untuk obat tetap
tidak ada, hanya saja kami berusaha memberikan tentang apa itu
posbindu dan tujuan program ini.
3
Untuk masalah tempat dan jadwal sih sebenarnya tidak ada masalah,
hanya masyarakat itu suka kalau ada sponsor tambahan, jadi nambah
fasilitas untuk cek lainnya. Maka dari itu kami selalu mengusahakan
cari sponsor. Kesadaran masyarakat akan pentingnya posbindu juga
perlu, karena selama ini pasien lebih banyak yang datang dari usia 30an
Universitas Sumatera Utara
ke atas, padahal posbindu ini untuk usia diatas 15 tahun. Untuk itu pihak
puskesmas melaksanakan lokmin linsek tentang pentingnya posbindu.
4
Terkadang masyarakat ini selalu meminta cek kesehatan keseluruhan
juga adanya permintaan obat, padahal posbindu ini hanya pemeriksaan
dan kontrol dan tidak ada obat. Mengatasinya yaa kami berikan lah
penjelasan mengenai posbindu ini kepada peserta tersebut.
5
Kebanyakan peserta sering bertanya tentang penyediaan obat dan minta
sponsor buat tambahan fasilitas. Maka dari itu kami selalu berupaya
bekerjasama dengan sponsor saat melaksanaan posbindu, yaa meskipun
terkadang juga tidak selalu ada sponsor. Kalau untuk obat memang
tidak ada, jadi hanya kami beri penjelasan saja ke pesertanya.
Dari matriks di atas dapat kita lihat, satu informan menyatakan hambatan pelaksanaan
posbindu adalah ketersediaan reagen yang tidak selalu ada, sehingga untuk mengatasinya
dipakailah alat body fat, satu informan menyatakan masyarakat lebih suka datang jika ada
fasilitas tambahan sehingga pihak puskesmas bekerjasama dengan sponsor, dua informan
menyatakan terkadang masyarakat meminta penyediaan obat namun hal tersebut memang tidak
ada sehingga mereka diberi edukasi dan juga penambahan fasilitas lainnya.
4.4.14 Pernyataan Informan (Penderita Hipertensi) tentang hambatan dan strategi
mengatasi kendala dalam pelaksanaan posbindu
Matriks 4.19 Pernyataan informan tentang hambatan dan strategi mengatasi kendala
dalam pelaksanaan posbindu
Informan
Pernyataan
6
Maunya dikasih lah sesekali obat, jadi kami gak cuma cek-cek aja.
7
Program posbindu ini berguna kali sih buat kami penderita hipertensi,
cuman maunya siap konseling itu adalah dikasih brosur atau leaflet
yang bisa kami baca..bawa pulang.
8
Dulu saya pernah minta obat siap periksa, tapi pas uda dijelaskan sama
dokternya...ya gak pernah lagi saya minta. Cuman kalau ada pembagian
obat sesekali ya lumayan juga.
Universitas Sumatera Utara
Kadang gak ada alat buat cek gula darah sama kolestrolnya, itu yang
bikin malas datang. Maunya kalau itu gak ada, adalah alat cek lain
tambahannya.
9
Dari matriks di atas dapat kita lihat, dua informan menyatakan jika ada pembagian obat
lebih bagus supaya tidak hanya pemeriksaan, satu informan menyatakan program posbindu ini
bagus sekali tetapi sebaiknya ada pembagian brosur juga, satu informan menyatakan terkadang
tidak tersedia alat cek gula darah dan kolestrol sehingga maunya ada penambahan alat cek
lainnya.
4.4.15 Pernyataan Informan (Kepala Puskesmas) tentang pemantauan dan evaluasi
program Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM) di
Puskesmas Padang Bulan
Matriks 4.20 Pernyataan informan
pelaksanaan posbindu
Informan
tentang
pemantauan
dan
evaluasi
dalam
Pernyataan
Pemantauan dilaksanakan per tiga bulan oleh ketua UKM (Upaya
Kesehatan Masyarakat) dan hasilnya akan dievaluasi pada saat rapat
internal lintas program.
1
Dari matriks di atas, dapat kita lihat informan menyatakan bahwa pemantauan
dilakukan per tiga bulan oleh ketua UKM dan evaluasi dilaksanakan saat rapat lintas internal.
4.4.16 Pernyataan Informan (Dokter, Petugas Puskesmas dan Kader) tentang
pemantauan dan evaluasi program Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak
Menular (Posbindu PTM) di Puskesmas Padang Bulan
Matriks 4.21 Pernyataan informan
pelaksanaan posbindu
Informan
2
tentang
pemantauan
dan
evaluasi
dalam
Pernyataan
Pemantau yah ketua UKM (Upaya Kesehatan Masyarakat) dan evaluasi
pas rapat lintas program. Pematauan dilaksanakan per tiga bulan.
Universitas Sumatera Utara
3
Yang mantau ketua UKM (Upaya Kesehatan Masyarakat) dan evaluasi
pada saat rapat seluruh pegawai. Yang penting laporan sudah saya buat
lengkap, kemudian saya kasih ke ketua UKM untuk di periksa kembali
dan sebagai bahan evaluasi nantinya.
4
Kalau kami kader yang mantau yah ketua program posbindu, laporan
lengkap kami kasih ke kakak itu. Tiap tiga bulan sekali, tim monitoring
dari puskesmas memantau langsung ke lokasi posbindu. Seandainya
ada kinerja kami yang kurang..dibahas saat refresing kader.
5
Yaa laporan selalu lengkap kami kasih ke ketua posbindu, trus ntah
berapa bulan sekali.. lupa saya, ada tim pemantau puskesmas yang
datang langsung ke posbindu. Evaluasi sama kader saat refresing kader.
Dari matriks di atas, dapat kita lihat tiga informan menyatakan bahwa pemantauan
dilakukan per tiga bulan oleh ketua UKM dan evaluasi dilaksanakan saat rapat lintas program,
satu informan menyatakan laporan selalu lengkap dan diberikan ke ketua posbindu yang
kemudian diberikan ke tim pemantauan.
4.4.17 Pernyataan Informan (Penderita Hipertensi) tentang rutinitas pemeriksaan dan
pengobatan hipertensi
Matriks 4.22 Pernyataan informan tentang rutinitas pemeriksaan dan pengobatan
hipertensi
Informan
Pernyataan
6
Saya seringnya datang periksa ke posbindu ini, di rumah juga kontrol
karena kebetulan ada alat tensi sama ada juga adekku yang perawat.
Jadi kalau lagi pening kali tensilah aku, trus minum obat. Kalau
olahraga sih saya gak pernah karena malas, cuman saya jaga makan jaa
kayak pantangan dari dokter yaa dikurangi dan saya uda gak makan
daging lagi.
7
Periksa yaa rutin lahh, posbindu selalu datang, kadang-kadang cek ke
puskesmas langsung sekalian minta resep obat kalau sudah habis stok.
Makanan semuanya saya makani, cuman pantangan dokter yah saya
kurangi jugalah.
Universitas Sumatera Utara
8
Seringlah periksa ke posbindu ataupun puskesmas buat minta obat.
Karena takut juga, saya uda tua jadi harus lebih hati-hati jaga makan
kayak kata dokter di posbindu. Obat pun tiap hari saya minum.
9
Dulu aku jarang kali ke posbindu, pas tau dari dokter kalau hipertensi
itu bisa komplikasi terus pas usia lanjut harus minum obat tiap hari, jadi
takutlah, jadi rutinlah sekarang ke posbindu. Apalagi uda mau 4 tahun
saya kenak hipertensi padahal saya masih muda, jadi saya rutin lah
kontrol. Kalau lagi kumat yaa saya minum obat yang biasa, kalau masih
ngak baik juga baru saya ke puskesmas atau klinik dekat rumah.
Saya pun sekarang udah rutin olahraga fitness gitu biar makin sehat,
makan pun uda saya jaga kali, gak terlalu banyak pake garam lagi.
Dari matriks di atas dapat kita lihat, satu informan menyatakan bahwa ia rutin datang
ke posbindu serta menjaga pola makannya. Dua informan menyatakan bahwa ia sering ke
posbindu dan cek ke puskesmas saat persediaan obatnya habis serta juga menjaga pola
makannya. Satu informan menyatakan bahwa ia menjadi rutin datang ke posbindu setelah
konseling, ia juga menjaga pola makannya dan menerapkan diet garam serta rutin berolahraga.
Universitas Sumatera Utara
BAB V
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya, maka pada bab ini akan dibahas
mengenai hasil penelitian bab tersebut. Penelitan ini akan menjelaskan tentang pelaksanaan
program Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM) pada Penderita
Hipertensi di Puskesmas Padang Bulan Kota Medan. Penelitian ini untuk melihat sejauh mana
pelaksanaan program posbindu terhadap penderita hipertensi yang telah dilakukan di
Puskesmas Padang Bulan Kota Medan.
Saat ini kepala Puskesmas Padang Bulan Kota Medan adalah dr. Rehulina Ginting,
M.Kes, dokter posbindu di Puskesmas Padang Bulan adalah dr. Titin Wahyuni, serta petugas
penanggung jawab posbindu di Puskesmas Padang Bulan adalah Ade Kartika Sari, AMKeb.
5.1
Masukan (Input)
Segala sesuatu yang dibutuhkan untuk dapat melaksanakan program Pos Pembinaan
Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM) dikategorikan sebagai masukan (input)
dalam pelaksanaan posbindu.
5.1.1 Tenaga Kesehatan
Pelaksanaan posbindu dilakukan oleh kader yang telah ada yang dibina oleh tenaga
kesehatan, yang bersedia menyelenggarakan posbindu, telah dilatih secara khusus, dan
difasilitasi untuk melakukan pemantauan faktor risiko peyakit tidak menular di masing-masing
kelompok atau organisasinya. Adapun kriteria kader posbindu antara lain berpendidikan
minimal SLTA, mau dan mampu melakukan kegiatan berkaitan dengan posbindu
(KEMENKES RI, 2013).
Puskesmas Padang Bulan memiliki tenaga kesehatan khusus yang bertanggung jawab
untuk pelaksanaan program posbindu di wilayah kerja puskesmas. Penanggung jawab terdiri
dari tiga orang yaitu, seorang dokter, seorang bidan dan kader yang menjalankan program
Universitas Sumatera Utara
posbindu. Saat ini kader posbindu di wilayah kerja Puskesmas Padang Bulan terdapat masingmasing 3 (tiga) kader per posbindu.
Tenaga pelaksana meliputi kader dalam pelaksanaan posbindu idealnya adalah
berjumlah 5 orang yang memiliki tugas dan bagian masing-masing yaitu sebagai kader
koordinator, kader penggerak, kader pemantau, kader konselor/edukator, dan kader pencatat
(KEMENKES, 2013). Oleh karena itu tenaga pelaksana Posbindu yang meliputi tenaga
kesehatan dan kader di posbindu wilayah kerja Puskesmas Padang Bulan masih belum
mencukupi. Hal ini tentunya mempengaruhi pelaksanaan kegiatan program yaitu hasil yang
tidak maksimal.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti kepada kepala puskesmas Padang Bulan terkait
tenaga kesehatan posbindu, beliau menjawab sebagai berikut :
“Tenaga pelaksana posbindu di puskesmas ini sudah sangat bagus ya, tapi ibu lihat
dari laporan yang ada, tingkat kehadiran peserta posbindu yang hipertensi masih sangat
sedikit.” (Matriks 4.9; Informan 1)
Pernyataan ini juga dikuatkan dengan pernyataan petugas posbindu dan kader yang
menangani pemeriksaan posbindu, yaitu sebagai berikut :
“Kalau tenaga pelaksana posbindu, kakak dibantu dengan kader yang sudah
mengikuti pelatihan (refresing kader) tentang posbindu ini.” (Matriks 4.10; Informan 3)
“Tenaga pelaksana posbindu selalu lengkap yah...ada dokter, petugas puskesmas
dan kami para kader yang membantu pelaksanaan.” (Matriks 4.10; Informan 4)
Pernyataan ini juga diperkuat dengan pernyataan peserta posbindu, yaitu sebagai
berikut :
“Petugasnya banyak, jadi gak kelamaan nunggu giliran. Dokternya juga ramah,
enak ditanya-tanya.
Universitas Sumatera Utara
Petugasnya semua bagus. Dokternya juga pintar menjelaskan kalau ditanya-tanya
sederhana jawabannya, jadi mudah pahamlah.”
Berdasarkan hasil penelitian pelaksanaan program posbindu pelatihan terhadap tenaga
kesehatan sudah dilakukan. Pelatihan dilakukan setiap bulan bersamaan dengan pelaksanaan
program posbindu di Dinas Kesehatan Kota Medan. Posbindu yang diselenggarakan di Dinas
Kesehatan Kota Medan merupakan posbindu percontohan dimana memiliki tenaga kesehatan
yang cukup serta sarana dan prasarana yang lengkap. Pelatihan dilakukan dengan menjadikan
petugas puskesmas sebagai tenaga pelaksana untuk melakukan pemeriksaan-pemeriksaan
posbindu yang dibina oleh pihak Dinas Kesehatan Kota Medan di Posbindu PTM Dinas
Kesehatan Kota Medan.
Menurut KEMENKES RI (2013), salah satu upaya untuk meningkatkan kompetensi
pelaksana program dapat dilakukan melalui pelatihan. Pelatihan digunakan sebagai metode
untuk meningkatkan kualitas aparatur yang meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap
perilaku aparatur kesehatan ke arah yang positif.
Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas pelaksana posbindu di Puskesmas
Padang bulan didapatkan informasi pelatihan untuk kader hanya berupa arahan mengenai
teknis pelaksanaan program. Pelatihan yang formal belum dilakukan terhadap kader. Sehingga
kinerja kader dalam pelaksanaan posbindu di wilayah kerja Puskesmas Padang Bulan masih
kurang.
Hal ini dijelaskan melalui pernyataan petugas posbindu terkait pelatihan yang sudah
dilakukan, yaitu sebagai berikut :
“Pelatihan terkait program posbindu itu udah pernah dilaksanakan khusus buat
petugas sebanyak tiga kali, tetapi kalau untuk kader baru sekali. Pelatihan yang diberi ke
kader itu masih tentang teknis pelaksanaan program posbindu, untuk konseling sendiri
belum dilakukan karena masih depercaya kepada dokter.”
Universitas Sumatera Utara
Kemudian peneliti bertanya kembali kepada petugas posbindu, kenapa tidak memakai
tenaga promkes yang ada di puskesmas untuk bagian konselor dan mengapa juga tidak melatih
kader untuk menjadi konselor ? Petugas itu pun menjawab sebagai berikut :
“Iya…memang harusnya lebih cocoknya kalau tenaga promkes yang jadi konselor,
cuman untuk tenaga promkes yang ada di puskesmas masih kurang. Hanya ada satu yang
sudah menjadi konselor HIV dan itupun pasiennya selalu banyak tiap hari, jadi Ibu kapus
mintanya yah konselor langsung dokternya saja. Untuk pelatihan kader menjadi konselor
uda direncanakan dan masuk ke RUK tahun ini, jadi nanti di akhir bulan September setelah
rapat lintas program, bakal dibuat pelatihan khusus konselor posbindu.”
Setelah itu peneliti pun kembali bertanya kepada kepala puskesmas terkait kurangnya
tenaga promkes di Puskesmas Padang Bulan, dan beliau menjawab sebagai berikut :
“Tenaga promkes sebenarnya sudah cukupnya, ada empat orang promkes di
puskesmas ini. Cuman yang tiga masih baru dan masih perlu pelatihan-pelatihan lagi,
karena untuk kerjaan dia di puskes saja masih perlu bimbingan, jadi untuk jadi konselor
posbindu memang belum saya kasih.”
Selanjutnya peneliti bertanya lagi kepada kepala puskesmas, Kenapa tidak memakai
tenaga promkes yang sudah jadi konselor seperti yang dibilang salah satu petugas posbindu ?
beliau menjawab sebagai berikut :
“Kalau yang itu kan dia konselor HIV, pasiennya tiap hari banyak dan dua kali
seminggu itu harus mobile klinik, penjaringan pemeriksaan HIV di tempat-tempat oukup,
SPA, dll. Jadi ngak saya kasih lah ikut posbindu juga, lagian dia pun uda banyak program
dipegangnya.”
Kemudian peneliti bertanya kembali kepada kepala puskesmas terkait tenaga
kesehatan yang kurang dan pelatihan konselor untuk kader, beliau menjawab sebagai berikut
:
Universitas Sumatera Utara
“Memang kalau mengikuti panduan teknis buku posbindu yah jelas kuranglah
tenaga kesehatannya, cuman kan ngak menjadi masalah kalau program posbindunya ngak
terhambat. Tapi memang setelah selesai akreditasi ini hal itu uda termasuk evaluasi kami,
jadi memang akan ditambah tenaga kesehatan posbindunya, udah banyak juga masuk
pegawai baru, jadi tinggal dilatih saja. Kalau untuk pelatihan konselor kepada kader, nanti
akhir bulan Sembilan diadakan, jadwal itu uda masuk rencana kerja puskesmas di tahun
2017 ini.”
Berdasarkan hasil wawancara diatas, maka dapat disimpulkan bahwa menurut informan
1 (Kepala Puskesmas) menyatakan tenaga kesehatan posbindu akan ditambah dan akan
diberikan pelatihan sekaligus juga pelatihan konselor untuk kader, informan 2 (petugas
posbindu) menyatakan tenaga kesehatan sudah cukup lengkap dan dibantu oleh kader,
pelatihan konselor untuk kader juga akan dilaksanakan di nakhir bulan September.
Kader sebagai tenaga pelaksana seharusnya mendapatkan pelatihan khusus agar kader
dapat menjalankan peran dan tugasnya dengan maksimal. Menurut KEMENKES RI (2013),
pelatihan terhadap kader bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang PTM (Penyakit
Tidak Menular), faktor risiko, dampak, dan pengendalian PTM (Penyakit Tidak Menular),
memberikan pengetahuan tentang posbindu, memberikan kemampu dan ketrampilan dalam
memantau faktor risiko PTM (Penyakit Tidak Menular).
5.1.2 Pendanaan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sumber biaya operasional dalam pelaksanaan
program posbindu berasal dari dana BOK (Bantuan Operasional Kesehatan) Puskesmas. Biaya
operasional tersebut berupa dana transportasi untuk petugas dan kader. Namun biaya untuk
untuk mendukung pencegahan PTM (Penyakit Tidak Menular), seperti untuk mengadakan
obat-obatan dan peralatan/ fasilitas tambahan untuk pengadaan posbindu belum tersedia.
Universitas Sumatera Utara
Hal ini dapat dilihat dari pernyataan kepala puskesmas terkait pendanaan program
posbindu, yaitu sebagai berikut :
“Kalau biaya untuk posbindu ini sudah tertera di BOK (Bantuan Operasional
Kesehatan) Puskesmas Padang Bulan. Jadi memang sudah ada jatahnya untuk program
ini.” (Matriks 4.12; Informan 1)
Pernyataan ini diperkuat dengan pernyataan dokter, petugas posbindu dan kader, yaitu
sebagai berikut :
“Pendanaan dari BOK (Bantuan Operasional Kesehatan).” (Matriks 4.13; Informan
2)
“Pendanaan dari BOK (Bantuan Operasional Kesehatan) sesuai dengan nominal
yang tertulis pada RUK (Rencana Usulan Kerja).” (Matriks 4.13; Informan 3)
“Pendanaan seperti yang dijelaskan dari pihak puskesmas itu dari dana BOK
(Bantuan Operasional Kesehatan), tetapi untuk mempercantik ruangan biasanya dari
kreatifitas para kader.” (Matriks 4.13; Informan 4)
“Yaa dana dari orang puskesmasnya lah, ada itu namanya BOK (Bantuan
Operasional Kesehatan).” (Matriks 4.13; Informan 5)
Kemudian peneliti bertanya kepada kepala puskesmas, Apakah cukup pendanaan
posbindu hanya dari BOK saja ? beliau menjawab sebangai berikut :
“Cukuplah…dicukup-cukupkan. Kan uda disesuaikan sama pengeluaran di RUK
puskesmas”
Pernyataan ini bertentangan dengan pernyataan dokter posbindu terkait pendanaan,
dokter tersebut menjawab sebagai berikut :
“Banyak sebernarnya pasien yang minta obat, kalau ada kian dana tambahan lebih
bagus disalurkan kesitu. Kan bagus juga, biar makin rame yang datang ke posbindu.”
Universitas Sumatera Utara
Pernyataan ini juga diperkuat dengan pernyataan petugas puskesmas, yaitu sebagai
berikut :
“Dana posbindu pas-pasan, harusnya kalau ada dana tambahan bagus buat
persediaan obat, karena banyak yang minta obat”
Selanjutnya peneliti kembali bertanya, Bukankah ada kerjasama pihak puskesmas
dengan sponsor-sponsor tertentu untuk menjadi daya tarik masyarakat, menurut pendapat
kakak gimana ? petugas itu pun menjawab sebagai berikut :
“Iya…kadang-kadang memang ada sponsor, cuman kan ngak setiap saat. Ketepatan
ada sponsor yaa ada lah produk menarik mereka yang dibagikan ke peserta, ada juga yang
di jual tapi dengan harga lebih murah, jadi banyak peserta datang.”
Kemudian peneliti bertanya kembali kepada kepala puskesmas terkait sponsor kegiatan,
beliau menjawab sebagai berikut :
“Sponsor sering ada saat kegiatan posbindu, misalnya sponsor produk susu rendah
lemak, susu penguat tulang, obat anemia, dll. Kadang malah pihak mereka sendiri yang
ngehubungi kita untuk ikut pas posbindu, dan itu sangat membantu dalam hal penyediaan
alat pemeriksaan tambahan.”
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa pendanaan posbindu
berasal dari dana BOK (Bantuan Operasional Kesehatan) Puskesmas. Wawancara dengan
kepala puskesmas dan petugas pelaksana posbindu di Puskesmas Padang bulan didapatkan
informasi bahwa untuk menambah fasilitas tambahan pengadaan posbindu, pihak puskesmas
berkerjasama dengan pihak swasta berupa sponsor untuk penyediaan fasilitas kesehatan,
misalnya: alat mengukur kepadatan tulang, pemeriksaan anemia dan golongan darah, dll.
Menurut KEMENKES RI (2013), dalam mendukung terselenggaranya posbindu,
diperlukan pembiayaan yang memadai baik dana mandiri dari perusahaan, kelompok
masyarakat/lembaga atau dukungan dari pihak lain. Dana dapat dipergunakan untuk
Universitas Sumatera Utara
mendukung kegiatan posbindu seperti; biaya operasional posbindu, pengganti biaya perjalanan
kader, biaya penyediaan bahan habis pakai, biaya pembelian bahan Pemberian Makanan
Tambahan (PMT), biaya penyelenggaraan pertemuan, dan bantuan biaya rujukan bagi yang
membutuhkan.
Adanya keterbatasan sumber dana dapat menghambat pelaksanaan suatu program,
semakin besar dana yang dikeluarkan untuk memperbaiki sebuah program maka hasilnya pun
akan semakin efektif. Apabila dana yang tersedia kurang, maka program akan berjalan lambat
dan tidak ada kemajuan.
5.1.3 Sarana, Prasarana dan Peralatan
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh informasi bahwa sarana dan prasarana yang ada
dalam pelaksanaan posbindu belum mencukupi sehingga kegiatannya belum dapat berjalan
dengan baik. Sarana dan prasarana posbindu di Puskesmas Padang Bulan adalah sarana standar
minimal yaitu pengukur tinggi badan, timbangan berat badan, pita pengukur lingkar perut dan
tensimeter serta alat ukur analisa lemak tubuh yang hanya disediakan per tiga bulan. Untuk alat
cek kolestrol dan gula darah, hanya disediakan saat tersedia reagen dari Dinas Kesehatan. Hal
tersebut juga menjadi salah satu penyebab peserta hipertensi sedikit yang datang ke posbindu.
Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara dengan kepala puskesmas terkait sarana dan
prasarana dalam pelaksanaan posbindu, beliau menjawab sebagai berikut :
“Sarana dan prasarana sudah cukup lengkaplah dalam pelaksanaan posbindu.
Kadang juga ditambah dengan sponsor dari luar.”
Pernyataan ini diperkuat dengan pernyataan dokter posbindu namun muncul
kekurangan sarana dan prasarana pelaksanaan posbindu, yaitu sebagai berikut :
“Segala kebutuhan dalam kegiatan dipenuhi pihak puskesmas, namun sering kali
terjadi kurang/ tidak tersedianya reagen.”
Universitas Sumatera Utara
Pernyataan tersebut juga semakin dikuatkan dengan pernyataan kader, yaitu sebagai
berikut :
“Lengkaplah, cuman kadang reagen gak ada tetapi tertutupi sama alat yang lain,
sama sponsor juga.”
Terkait dengan kekurangan reagen, peneliti bertanya kembali kepada kepala puskesmas
tentang bagaimana cara mengatasinya, beliau pun menjawab sebagai berikut :
“Masalah kurang reagen yah memang dari sananya yang ngak ngasih (dari pihak
Dinkes), yah paling kita laporkan kekurangan reagen ke Dinkes. Tapi hal ini bisa diatasi
dengan adanya beberapa sponsor.”
Hal ini diperkuat dengan pernyataan salah satu kader, yaitu sebagai berikut
“Lengkaplah, cuman kadang reagen gak ada tetapi tertutupi sama alat yang lain,
sama sponsor juga.”
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa sarana dan prasarana
posbindu di Puskesmas Padang Bulan sudah cukup lengkap namun sering kekurangan reagen,
tetapi hal tersebut dapat diatasi dengan adanya sponsor yang bekerjasama saat pelaksanaan
posbindu.
Menurut KEMENKES RI (2013), peralatan dalam pelaksanaan posbindu bernama
posbindu kit yang terdiri dari sarana standar minimal seperti pengukur tinggi badan, timbangan
berat badan, pita pengukur lingkar perut, dan tensimeter serta alat ukur analisa lemak tubuh
dan media bantu edukasi dan sarana standar lengkap seperti alat ukur kadar gula darah, alat
ukur kadar kolesterol total dan trigliserida, alat ukur kadar pernafasan alkohol, tes amfetamin
urin kit, dan IVA kit. Untuk kegiatan deteksi dini kanker leher rahim (IVA) dibutuhkan ruangan
khusus dan hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan.
Kegiatan program posbindu seharusnya didukung oleh sarana dan prasarana yang
memadai agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan dengan maksimal. Tujuan program
Universitas Sumatera Utara
posbindu tidak akan tercapai jika tidak didukung oleh sarana dan prasarana yang cukup. Oleh
karena itu sudah seharusnya Puskesmas Padang Bulan melakukan pelaporan kepada pihak
Dinas Kesehatan Kota Medan untuk melengkapi sarana dan prasarana kegiatan posbindu.
5.2
Proses
Proses merupakan semua aktivitas interaksi dari seluruh karyawan dan tenaga profesi
dengan pelanggan, baik pelanggan internal (sesama petugas atau karyawan) maupun
pelanggam eksternal (pasien, pemasok
METODE PENELITIAN
3.1
Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui
secara jelas dan lebih mendalam tentang pelaksanaan program Posbindu PTM pada penderita
hipertensi di Puskesmas Padang Bulan tahun 2016.
3.2
Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1 Lokasi
Lokasi penelitian dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Padang Bulan, dengan
pertimbangan merupakan salah satu puskesmas di kota Medan yang telah menjalankan
posbindu PTM sebagai upaya penanggulangan masalah penyakit tidak menular, salah satunya
ialah hipertensi.
3.2.2 Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2016 sampai dengan selesai.
3.3
Informan Penelitian
Informan dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik purposive, yaitu
teknik pemilihan informan berdasarkan kriteria yang telah ditentukan peneliti berdasarkan
tujuan peneliti. Kriteria tersebut antara lain adalah:
1. Informan terdiri dari laki-laki dan perempuan
2. Usia peserta yang datang ke posbindu
3. Lamanya menderita penyakit hipertensi
4. Sering ataupun rutin datang ke posbindu
3.4
Metode Pengumpulan Data
3.4.1 Data Primer
Data primer diperoleh melalui:
Universitas Sumatera Utara
1. Wawancara mendalam (in-depth interview) kepada informan dengan berpedoman
pada panduan wawancara yang telah dipersiapkan. Wawancara kepada petugas dapat
dilakukan pada saat posbindu dan jika masih merasa kurang lengkap, wawancara
dapat dilanjutkan di puskesmas. Sedangkan wawancara terhadap kader dan peserta
juga dapat dilakukan pada saat posbindu, namun jika masih merasa kurang lengkap,
wawancara dapat dilanjutkan di rumah kader dan peserta.
2. Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi tidak berstruktur yaitu
observasi yang dilakukan tanpa menggunakan pedoman observasi. Pada pengamatan
ini peneliti hanya mengembangkan suatu pengamatannya terhadap suatu objek yang
berkaitan dengan fokus penelitian (Noor, 2013). Observasi yang dilakukan peneliti
dengan mengamati antara lain:
a) Pelaksanaan posbindu sesuai atau tidaknya dengan jadwal posbindu
b) Jumlah petugas dalam pelaksanaan posbindu
c) Keramahtamahan petugas posbindu terhadap peserta yang datang ke posbindu
d) Berapa banyak peserta yang datang ke posbindu
e) Media yang dipakai konselor dalam konseling pelaksanaan posbindu
f) Sarana dan prasarana yang disediakan dalam pelaksanaan posbindu
3.4.2 Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari Profil Puskesmas Puskesmas Padang Bulan 2015, serta
catatan laporan puskesmas mengenai program Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak
Menular di Puskesmas Padang Bulan Kecamatan Medan Baru.
3.5
Triangulasi
Triangulasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumberdata.
Triangulasi sumber data dilakukan dengan membandingkan dan mengecek baik derajat
kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan carayang berbeda dalam
Universitas Sumatera Utara
metode kualitatif yang dilakukan dengan: (1) Membandingkan data hasil pengamatan dengan
hasil wawancara, (2) Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa
yang dikatakan secara pribadi, (3) Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang
situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu, (4) Membandingkan keadaan
dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat danpandangan orang lain, (5)
Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan (Bungin, 2011).
3.6
Teknik Analisis Data
Untuk menganalisis penatalaksanaan hipertensi dengan posbindu di Puskesmas Padang
Bulan, dilakukan analisis secara kualitatif berdasarkan keterangan serta alasan yang dinyatakan
oleh informan dengan menggunakan teknik analisis domain (domain analysis), yaitu
menjelaskan secara utuh tentang objek penelitian berdasarkan jawaban dan keterangan yang
diperoleh dari informan (Bungin, 2010), selanjutnya disajikan dan dibahas berdasarkan teori
yang terkait dan dilakukan pengambilan kesimpulan.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1
Gambaran Umum Lokasi Penelitian
4.1.1 Letak Geografis Puskesmas Padang Bulan Kota Medan
Puskesmas Padang Bulan terletak di Jalan Jamin Ginting, Kelurahan Padang Bulan,
Kecamatan Medan Baru. Batas wilayahnya yaitu :
1. Sebelah Utara
: Kecamatan Medan Petisah
2. Sebelah Selatan
: Kecamatan Medan Johor dan Kecamatan Medan Selayang
3. Sebelah Timur
:Kecamatan Medan Sunggal dan Medan Selayang
4. Sebelah Barat
: Kecamatan Medan Polonia dan Medan Johor
Puskesmas Padang Bulan mencakup enam kelurahan, yaitu : Titi Rantai, Padang Bulan,
Merdeka, Babura, Petisah Hulu, dan Darat dengan jumlah penduduk yang dicakup oleh
Puskesmas Padang Bulan sebanyak 43.118 jiwa yang terdiri dari 63 lingkungan dan 11.349
kepala keluarga.
Tabel 4.1
No
Jumlah Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Bulan
Kecamatan Medan Baru Tahun 2016
Kelurahan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Titi Rantai
Padang Bulan
Merdeka
Babura
Petisah Hulu
Darat
Jumlah
Jumlah
Penduduk
8.798
8.483
8.249
8.353
6.913
2.322
43.118
Jumlah
Lingkungan
10
12
13
12
12
4
63
Jumlah
KK
2.398
2.385
2.147
2.104
1.728
587
11.349
Sumber : Kecamatan Medan Baru, 2016
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa distribusi penduduk di wilayah kerja Puskesmas
Padang Bulan paling banyak di Kelurahan Titi Rantai dan distribusi penduduk paling sedikit
yaitu di Kelurahan Darat.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Wilayah Kerja
Puskesmas Padang Bulan Kecamatan Medan Baru Tahun 2016
Kelurahan
Titi Rantai
Padang Bulan
Merdeka
Babura
Petisah Hulu
Darat
Jumlah
Laki-laki
4.365
4.204
4.052
4.077
3.325
1.129
21.152
Perempuan
4.433
4.279
4.197
4.276
3.588
2.322
21.966
Jumlah
8.798
8.483
8.249
8.353
6.913
2.322
43.118
Sumber : Kecamatan Medan Baru, 2016
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk perempuan lebih banyak dari
penduduk laki-laki yaitu 21.966 jiwa dari total jumlah penduduk.
Tabel 4.3
Sarana Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Bulan Tahun
2016
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
Tenaga Kesehatan
RS Pemerintah
RS Swasta
RS Khusus
Balai Pengobatan
Rumah Bersalin
Laboratorium
Apotik
Optik
Praktek Dokter Umum Swasta
Praktek Dokter Spesialis Swasta
Praktek Dokter Gigi Swasta
Praktek Bidan Swasta
Toko Obat Berizin
BATRA
- Shin She
- Akupuntur
- Batra Dukun Patah
- Tukang Pijat
15. Tukang Gigi
Jumlah
1
4
1
13
2
4
22
7
32
63
6
4
1
2
1
18
6
2
Sumber : Puskesmas Padang Bulan, 2016
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa mayoritas sarana kesehatan di Kecamatan Medan
Baru adalah Prakter Dokter Spesialis Swasta, yaitu ada sebanyak 63 tempat.
Tabel 4.4
Data Tenaga Kesehatan di WilayahKerja Puskesmas Padang Bulan
Kecamatan Medan Baru Tahun 2016
Tenaga Kesehatan
Dokter Spesialis
Dokter Umum
Dokter Gigi
Apoteker
Asisten Apoteker (D3)
Asisten Apoteker (SMK)
Sarjana Non Medis
DIV Kebidanan
DIII Kebidanan
Bidan
Keperawatan (Ners)
Sarjana Keperawatan
D3 Keperawatan
Perawat
Petugas Sanitasi Kesling
DIV Fisioterapi
DIII Analis
Analis
Nutrisionis
Jumlah
1
7
5
1
1
1
4
1
7
4
1
2
5
2
1
2
1
1
2
4.1.2 Karakteristik Puskesmas Padang Bulan Kota Medan
Visi Puskesmas Padang Bulan Kota Medan yaitu “Mewujudkan Masyarakat
Kecamatan Medan Baru yang Sehat Mandiri dan Berkeadilan”. Adapun misi untuk
mewujudkan visi dari Puskesmas Padang Bulan Kota Medan tersebut ialah :
1) Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat Kecamatan Medan Baru
2) Meningkatkan kualitas SDM kesehatan yang profesional dan berkomitmen tinggi
Universitas Sumatera Utara
3) Meningkatkan tata kelola Puskesmas yang baik melalui perbaikan sistem informasi
dan manajemen Puskesmas yang profesional, akuntabel, efektif dan efisien
4) Mewujudkan pembangunan kesehatan yang berintegrasi lintas program dan lintas
sektoral
5) Meningkatkan peran serta masyarakat demi tercapainya kemandirian masyarakat
dalam hidup sehat
4.2 Posbindu PTM Puskesmas Padang bulan
Puskesmas Padang Bulan pertama kali menjalankan program posbindu pada tahun 2014
di 4 (empat) wilayah kerja puskesmas yakni Kel. Padang Bulan, Kel. Darat, Kel. Petisah Hulu,
dan Kel. Titi Rantai. Ada 2 (dua) kelurahan yang tidak memiliki posbindu dikarenakan sulitnya
bekerjasama dengan lintas sektoral kelurahan tersebut. Berdasarkan hasil wawancara
mendalam dengan kepala puskesmas Padang Bulan tentang terbentuknya posbindu sebagai
berikut :
“Posbindu di puskesmas ini sudah berjalan dua tahun, terbentuknya tahun 2014.
Posbindu dilaksanakan di 4 kelurahan, yaitu Kel. Padang Bulan, Kel. Darat, Kel. Petisah
Hulu, dan Kel. Titi Rantai. Ada 2 kelurahan yang belum punya posbindu.”
Kemudian peneliti lebih lanjut bertanya kepada kepala puskesmas Padang Bulan,
mengapa dua kelurahan tersebut tidak di adakan posbindu juga ? Beliau pun menjawab sebagai
berikut :
“Kemarin itu pihak kelurahan Merdeka dan Babura masih sulit untuk diajak
berkoordinasi, demikian juga mengenai tempat yang masih belum pasti, juga ada keluhan
dari petugas posbindu kami dimana kader yang diberikan mereka semuanya laki-laki
sehingga agak sulit untuk berkoodinasi. Untuk lebih jelasnya mengenai hal ini, lebih baik
kamu langsung wawancara dengan petugas posbindu, Kak Ade.”
Universitas Sumatera Utara
Ketika peneliti menanyakan hal tersebut kepada Kak Ana selaku petugas posbindu,
beliau memberikan jawaban sebagai berikut :
“Sewaktu pertama kali posbindu diadakan, memang ada kesulitan mengadakannya
dikedua kelurahan tersebut. Dari mulai pihak lurahnya yang sulit diajak koordinasi,
masalah tempat dan juga kader yang mereka berikan. Namun setelah adanya advokasi dari
kami pihak puskesmas (saya dan dokter petugas posbindu), maka hasilnya tepat dibulan
April 2017 sudah mulai diberlakukan posbindu di dua kelurahan tersebut.”
Kemudian peneliti menanyakan lebih lanjut tentang bagaimana dengan kader di dua
kelurahan tersebut ? beliau menjawab sebagai berikut :
“Kader yang awalnya laki-laki sudah diganti dengan kader yang perempuan,
dikarenakan kader laki;laki tersebut tidak ikut pelatihan. Kader tiap posbindu ada dua
orang dan sudah mendapat pelatihan, sehingga mereka bisa membantu petugas puskesmas
saat pengadaan posbindu.”
Pelaksanaan posbindu yang dilakukan di Puskesmas Padang Bulan berdasarkan hasil
kesepakatan bersama sesuai jadwal satu kali dalam sebulan dimasing- masing kelurahan.
Proses posbindu dilaksanakan dengan 5 tahapan layanan yang disebut sistem 5 meja, namun
dalam situasi kondisi tertentu dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kesepakatan bersama.
Kegiatan tersebut berupa pelayanan deteksi dini dan tindak lanjut sederhana serta monitoring
terhadap faktor risiko penyakit tidak menular, termasuk rujukan ke puskesmas.
Hal ini sesuai dengan hasil wawancara peneliti dengan petugas posbindu tentang
pelaksanaan posbindu, beliau menjawab sebagai berikut :
“Pelaksanaan posbindu yah sesuai dengan buku panduan posbindu yaitu system 5
meja, mulai dari meja registrasi, wawancara, pengukuran, pemeriksaan, serta konseling.
Cuman terkadang dibeberapa tempat yah dikondisikanlah, kadang cuman pakai dua meja
besar saja biar gak ribet juga.”
Universitas Sumatera Utara
Pernyataan petugas posbindu ini juga dengan pernyataan salah seorang kader yang
menjawab sebagai berikut :
“Pelaksanaan posbindu mengikuti sistem 5 meja, cuman terkadang karena kondisi
yah dipakai dua atau tiga meja besar saja, yang penting tidak menghambat kegiatan
posbindu.”
4.3 Karakteristik Informan
Informan dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik purposive, yaitu
teknik pemilihan informan berdasarkan kriteria yang telah ditentukan peneliti berdasarkan
tujuan peneliti. Kriteria tersebut antara lain adalah:
5. Informan terdiri dari laki-laki dan perempuan
6. Usia peserta yang datang ke posbindu
7. Lamanya menderita penyakit hipertensi
8. Sering ataupun rutin datang ke posbindu
Informan yang terdiri dari, informan kepala puskesmas, informan petugas puskesmas
terkait (dokter dan petugas posbindu), informan kader posbindu, informan dari masyarakat
(penderita hipertensi peserta posbindu). Adapun karateristik informan tersebut adalah sebagai
berikut:
Matriks 4.5
No
Identitas Informan Penelitian
Informan
Jenis
Kelamin
Umur
Pendidikan
Terakhir
Informan 1
Perempuan
52
S2
Kepala Puskesmas
Informan 2
Perempuan
34
S1
Dokter
Informan 3
Perempuan
34
DIII
Petugas Posbindu
Informan 4
Perempuan
34
SMA
Kader
Informan 5
Perempuan
40
SMA
Kader
Informan 6
Perempuan
38
SMA
Penderita Hipertensi
Jabatan
Universitas Sumatera Utara
Informan 7
Perempuan
54
S1
Penderita Hipertensi
Informan 8
Laki-laki
56
SMA
Penderita Hipertensi
Informan 9
Laki-laki
35
SMA
Penderita Hipertensi
Dari matriks di atas dapat dilihat bahwa informan dalam penelitian ini terdiri dari tujuh
informan, yaitu terdiri dari satu Kepala Puskesmas Padang Bulan yang berusia 52 tahun dengan
pendidikan S2, satu Dokter Puskesmas
Padang
Bulan yang berusia 34 tahun dengan
pendidikan S1, satu informan petugas posbindu Puskesmas Padang Bulan yang berusia 34
tahun dengan pendidikan D3 kebidanan, dua kader yang berusia 34 tahun dan 40 tahun dengan
pendidikan SMA dan 4 informan masyarakat penderita hipertensi yang datang ke posbindu
dengan pendidikan SMA dan pendidikan S1.
4.3.1 Deskripsi Informan :
1. Kepala Puskesmas
Kepala Puskesmas Padang Bulan ialah Ibu dr. Rehulina Ginting, M.Kes. Pada program
posbindu, kepala puskesmas termasuk pada tim pemantau. Setiap sebulan sekali kapus wajib
memantau perkembangan posbindu di 6 (enam) kelurahan yang termasuk wilayah kerja
Puskesmas Padang Bulan, termasuk melihat laporan posbindu dan kendala menghambat
program posbindu. Kemudian hal-hal tersebut akan dibahas pada saat evaluasi serta dicari
solusinya.
2. Dokter
Dokter pada kegiatan posbindu ialah dr. Titin Sriwahyuni. Pada program posbindu, dr.
Titin termasuk dokter yang memeriksa peserta posbindu sekaligus sebagai konselor. Segala
keluhan peserta bisa disampaikan kepada dokter yang menangani pemeriksaan posbindu.
3. Petugas Posbindu
Petugas posbindu ialah Ade Kartika Sari Gea, AmKeb. Pada program posbindu,
petugas posbindu termasuk tim penggerak, dimana petugas posbindu yang melatih kader,
Universitas Sumatera Utara
memantau kinerja kader serta memeriksa laporan posbindu dari kader yang kemudian diberikan
kepada tim pemantau untuk dievalusi.
4 & 5. Kader
Kader posbindu ialah Kak Fitri dan Kak Ana. Kader berfungsi sebagai penggerak
posbindu, dimana kader yang melakukan pemeriksaan umum pada peserta, seperti :
penimbangan, pengukuran tensi, pemakaian body fat, dan lingkar perut, lengan serta pinggang.
Kader juga mencatat laporan kegiatan posbindu yang kemudian diberikan kepada petugas
posbindu.
6 s/d 9 Penderita Hipertensi
Penderita hipertensi yang dimaksud ialah peserta yang rutin dan yang hanya kadangkadang datang ke posbindu.
4.4
Pelaksanaan Program Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular
(Posbindu PTM) pada Penderita Hipertensi di Puskesmas Padang Bulan
4.4.1 Pernyataan Informan (Kepala Puskesmas) tentang pelaksanaan posbindu di
Puskesmas Padang Bulan
Matriks 4.6
Pernyataan informan tentang pelaksanaan posbindu di Puskesmas Padang
Bulan
Informan
1
Pernyataan
Pelaksanaan posbindu di Puskesmas Padang Bulan ini sudah cukup
baik karena rutin dilakukan sesuai dengan jadwal posbindu. Namun
pesertanya masih sedikit dibandingkan masyarakat yang datang ke
puskesmas dengan keluhan penyakit hipertensi.
Dari matriks di atas dapat kita lihat, informan menyatakan pelaksanaan posbindu sudah
cukup baik, namun peserta posbindu masih sedikit dibandingkan masyarakat yang datang ke
puskesmas dengan keluhan hipertensi.
Universitas Sumatera Utara
4.4.2 Pernyataan Informan (Dokter, Petugas Posbindu, dan Kader) tentang
pelaksanaan posbindu di Puskesmas Padang Bulan
Matriks 4.7
Informan
Pernyataan informan tentang pelaksanaan posbindu di Puskesmas Padang
Bulan
Pernyataan
2
Dalam melaksanakan posbindu kita satu tim pasti melakukan yang
terbaik, sehari sebelum jadwal posbindu, peserta sudah dingatkan
terlebih dahulu oleh kader agar dapat hadir mengikuti posbindu. Tetapi
peserta tetap saja sedikit, peserta banyak yang datang jika ada
pemeriksaan gula darah dan pemeriksaan tambahan jika ada sponsor.
3
Wahh, kalau pelaksanaan posbindu kita siapkan semaksimal mungkin,
tapi itu tadi saat kakak sudah mempersiapkan semua ehhh pesertanya
yang sedikit… yahhh mau gimana lagi… disms sehari sebelum sudah,
ya kalau sudah jamnya kita mulai ajalah pelaksanaannya dengan jumlah
peserta yang ada.
4
Yaa kalau pelaksanaan posbindu selalu rutinnya tiap bulan, mau
perserta banyak atau sedikit tetap berjalan.
5
Pelaksanaan posbindu selalu dilakukan tepat waktu, sesuai dengan
jadwal. Cuman kalau banyak sponsor dan reagen untuk cek gula darah
tersedia...ya banyaklah peserta yang datang.
Dari matriks di atas dapat kita lihat, tiga informan menyatakan pelaksanaan posbindu
sudah cukup baik dan tim telah melakukan semaksimal mungkin, satu informan menyatakan
pelaksanaan posbindu rutin dilakukan namun peserta posbindu masih sedikit.
Universitas Sumatera Utara
4.4.3 Pernyataan Informan (Penderita Hipertensi) tentang pelaksanaan posbindu di
Puskesmas Padang Bulan
Matriks 4.8
Informan
Pernyataan informan tentang pelaksanaan posbindu di Puskesmas Padang
Bulan
Pernyataan
6
Saya sering juga datang ke posbindu nih...apalagi kalau banyak
sponsornya..kayak cek kepadatan tulang kemaren itu. Jadi kan enak gak
itu-itu aja yang di cek pas posbindu.
7
Saya selalu datangnya tiap ada posbindu. Lumayan cek gratis, bisa
tanya-tanya sama dokternya tentang penyakit saya ini. Apalagi rumah
saya pun ngak jauh dari tempat posbindunya.
8
Saya rutin ke posbindu, ketepatan jadwalnya itu pas sama waktu luang
saya. Apalagi saya udah lama kenak hipertensi, jadi takutlah saya,
makanya saya rajin kontrol sama konseling ke dokternya.
9
Kalau ada cek body fat, gula darah dan kolestrol yaa saya baru datang
ke posbindu itu.
Dari matriks di atas dapat kita lihat, satu informan menyatakan pelaksanaan posbindu
selalu tepat waktu dan jika banyak sponsor maka peserta juga banyak yang datang, dua
informan menyatakan rutin datang ke posbindu untuk melakukan pemeriksaan gratis, satu
informan menyatakan jika ada pemeriksaan body fat, baru ia mau datang ke posbindu.
4.4.4 Pernyataan Informan (Kepala Puskesmas) tentang ketersediaan tenaga pelaksana
program Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM)
Pada Penderita Hipertensi di Puskesmas Padang Bulan
Matriks 4.9
Informan
1
Pernyataan informan tentang ketersediaan tenaga pelaksana posbindu
Pernyataan
Tenaga pelaksana posbindu di puskesmas ini sudah sangat bagus ya,
tapi ibu lihat dari laporan yang ada, tingkat kehadiran peserta posbindu
yang hipertensi masih sangat sedikit.
Universitas Sumatera Utara
Dari matriks di atas dapat kita lihat, informan menyatakan tenaga pelaksana posbindu
di puskesmas ini sudah bagus hanya peserta yang sedikit.
4.4.5 Pernyataan Informan (Dokter, Petugas Puskesmas dan Kader) tentang
ketersediaan tenaga pelaksana program Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak
Menular (Posbindu PTM) Pada Penderita Hipertensi di Puskesmas Padang Bulan
Matriks 4.10 Pernyataan informan tentang ketersediaan tenaga pelaksana posbindu
Informan
Pernyataan
2
Saya sebagai dokter yang ditugaskan untuk posbindu pasti akan
memberikan pelayanan terbaik, apalagi yang saya hadapi paisen dengan
pemahaman yang berbeda-beda, jadi harus sabar dan selalu saya
ingatkan juga untuk pantangan-pantangan makanan ataupun minuman
yang harus dikurangi bahkan yang dihindari, selalu saya ingatkan dan
saya ajak terus agar rutin minum obat dan kontrol ikut posbindu, yang
pasti dalam melaksanakan tugas saya akan melakukan yang terbaik
demi kebaikan bersama.
3
Kalau tenaga pelaksana posbindu, kakak dibantu dengan kader yang
sudah mengikuti pelatihan (refresing kader) tentang posbindu ini.
4
Tenaga pelaksana posbindu selalu lengkap yah...ada dokter, petugas
puskesmas dan kami para kader yang membantu pelaksanaan posbindu.
5
Yaa tenaga pelaksana lengkaplah...dokter selalu standby, petugas
puskesmas, dan kami kader yang sudah terlatih.
Dari matriks di atas dapat kita lihat, satu informan menyatakan sebagai dokter, sudah
memberikan pelayanan yang terbaik, satu informan menyatakan petugas posbindu dibatu oleh
kader yang sudah dilatih, dua informan menyatakan tenaga kesehatan lengkap, dokter selalu
tersedia dan dibantu oleh petugas serta kader.
Universitas Sumatera Utara
4.4.6 Pernyataan Informan (Penderita Hipertensi) tentang ketersediaan tenaga
pelaksana program Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu
PTM) Pada Penderita Hipertensi di Puskesmas Padang Bulan
Matriks 4.11 Pernyataan informan tentang ketersediaan tenaga pelaksana posbindu
Informan
Pernyataan
6
Petugasnya semua ramah-ramah kok, mau ngingatin jadwal...apa yg
ditanya juga selalu dijawab dengan baik. Apalagi saya sering tanyatanya keluhan saya kalau lagi kumat darang tinggi ini.
7
Dokternya ramah...sabar kali kalau menjelaskan pantangan makanan
buat darah tinggi ini, saya kan uda tua..jadi kadang kurang jelas jadi
sering tanya-tanya.
Petugasnya banyak, jadi gak kelamaan nunggu giliran. Dokternya juga
ramah, enak ditanya-tanya.
8
Petugasnya semua bagus. Dokternya juga pintar menjelaskan kalau
ditanya-tanya sederhana jawabannya, jadi mudah pahamlah.
9
Dari matriks di atas dapat kita lihat, empat informan menyatakan petugasnya banyak,
dokternya selalu ada dan ramah terhadap pasien.
4.4.7 Pernyataan Informan tentang pendanaan program posbindu
Matriks 4.12 Pernyataan informan (Kepala Puskesmas) tentang pendanaan dalam
pelaksanaan posbindu
Informan
1
Pernyataan
Kalau biaya untuk posbindu ini sudah tertera di BOK (Bantuan
Operasional Kesehatan) Puskesmas Padang Bulan. Jadi memang sudah
ada jatahnya untuk program ini.
Berdasarkan matriks diatas, dapat dilihat bahwa informan menyatakan bahwa
pendanaan dalam pelaksanaan posbindu melalui dana BOK (Bantuan Operasional Kesehatan).
Universitas Sumatera Utara
4.4.8 Pernyataan Informan tentang pendanaan program posbindu
Matriks 4.13 Pernyataan informan (Dokter, Petugas Puskesmas dan Kader) tentang
pendanaan dalam pelaksanaan posbindu
Informan
Pernyataan
2
Pendanaan dari BOK (Bantuan Operasional Kesehatan).
3
Pendanaan dari BOK (Bantuan Operasional Kesehatan) sesuai dengan
nominal yang tertulis pada RUK (Rencana Usulan Kerja).
4
Pendanaan seperti yang dijelaskan dari pihak puskesmas itu dari dana
BOK (Bantuan Operasional Kesehatan), tetapi untuk mempercantik
ruangan biasanya dari kreatifitas para kader.
5
Yaa dana dari orang puskesmasnya lah, ada itu namanya BOK (Bantuan
Operasional Kesehatan).
Berdasarkan matriks diatas, dapat dilihat bahwa empat informan menyatakan bahwa
pendanaan dalam pelaksanaan posbindu melalui dana BOK (Bantuan Operasional Kesehatan).
4.4.9 Pernyataan Informan (Kepala Puskesmas) tentang ketersediaan sarana dan
prasarana
Matriks 4.14 Pernyataan informan tentang ketersediaan sarana dan prasarana dalam
pelaksanaan posbindu
Informan
1
Pernyataan
Sarana dan prasarana sudah cukup lengkaplah dalam pelaksanaan
posbindu. Kadang juga ditambah dengan sponsor dari luar.
Dari matriks di atas dapat kita lihat, informan menyatakan fasilitas posbindu sudah
cukup lengkap dan terkadang ditambah dengan sponsor.
Universitas Sumatera Utara
4.4.10 Pernyataan Informan (Dokter, Petugas Puskesmas dan Kader) tentang
ketersediaan sarana dan prasarana
Matriks 4.15 Pernyataan informan tentang ketersediaan sarana dan prasarana dalam
pelaksanaan posbindu
Informan
Pernyataan
2
Semua sarana dan prasarananya sudah lengkap disediakan pihak
puskesmas, jadi peserta hanya datang sesuai jadwal posbindu.
3
Segala kebutuhan dalam kegiatan dipenuhi pihak puskesmas, namun
sering kali terjadi kurang/ tidak tersedianya reagen.
4
Sudah lengkap lah...malah kadang ada sponsor, jadi ada fasilitas
tambahan yang bikin masyarakat tertarik datang ke posbindu.
5
Lengkaplah, cuman kadang reagen gak ada tetapi tertutupi sama alat
yang lain, sama sponsor juga.
Dari matriks di atas dapat kita lihat, dua informan menyatakan fasilitas posbindu sudah
cukup lengkap, satu informan menyatakan fasilitas sangat lengkap dan terkadang ditambah
dengan sponsor, dan satu informan menyatakan lengkap namun terkadang kurang reagen.
4.4.11 Pernyataan Informan (Penderita Hipertensi) tentang ketersediaan sarana dan
prasarana
Matriks 4.16 Pernyataan informan tentang ketersediaan sarana dan prasarana dalam
pelaksanaan posbindu
Informan
Pernyataan
6
Yaa bagus lah itu dibuat orang puskesmas ini, buktinya saya masih
terlayani dengan baik lah.
7
Alat-alatnya cukup lengkaplah, tempat posbindunya juga strategis
mudah dijangkau masyarakat.
8
Sarana dan prasarana uda baguslah, cuman maunya selalu ada sponsor,
jadi kan ada cek tambahan.
9
Sarana prasarana udah bagus, tapi seringlah ada sponsor juga, biar
tambah banyak fasilitas tambahannya.
Universitas Sumatera Utara
Dari matriks di atas dapat kita lihat, satu informan menyatakan fasilitas posbindu sudah
cukup lengkap, tiga informan menyatakan sarana prasarana udah bagus dan maunya ditambah
dengan sponsor.
4.4.12 Pernyataan Informan (Kepala Puskesmas) tentang hambatan dan strategi
mengatasi kendala dalam pelaksanaan posbindu
Matriks 4.17 Pernyataan informan tentang hambatan dan strategi mengatasi kendala
dalam pelaksanaan posbindu
Informan
Pernyataan
Seperti yang ibu sudah bilang tadi, karena reagen kurang atau gak ada,
jadi ngak dibuatlah cek gula darah, malas lah orang datang ke posbindu.
Cara mengatasinya yah cari sponsor, biar tambah cek yang lain. Juga
kesadaran masyarakat lah akan pentingnya pemeriksaan kesehatan.
1
Dari matriks di atas dapat kita lihat, informan menyatakan hambatan pelaksanaan
posbindu adalah ketersediaan reagen yang tidak selalu ada, sehingga untuk mengatasinya
diperlukan kerjasama dengan sponsor tertentu.
4.4.13 Pernyataan Informan (Dokter, Petugas Puskesmas dan Kader) tentang
hambatan dan strategi mengatasi kendala dalam pelaksanaan posbindu
Matriks 4.18 Pernyataan informan tentang hambatan dan strategi mengatasi kendala
dalam pelaksanaan posbindu
Informan
Pernyataan
2
Hambatan paling karena reagen kurang/ tidak ada dan juga lagi tidak
ada sponsor serta permintaan penyediaan obat, sehingga peserta pun
sedikit yang datang. Cara mengatasinya yaa dipakailah alat body fat
yang sharusnya untuk kontrol tiga bulan sekali, dan untuk obat tetap
tidak ada, hanya saja kami berusaha memberikan tentang apa itu
posbindu dan tujuan program ini.
3
Untuk masalah tempat dan jadwal sih sebenarnya tidak ada masalah,
hanya masyarakat itu suka kalau ada sponsor tambahan, jadi nambah
fasilitas untuk cek lainnya. Maka dari itu kami selalu mengusahakan
cari sponsor. Kesadaran masyarakat akan pentingnya posbindu juga
perlu, karena selama ini pasien lebih banyak yang datang dari usia 30an
Universitas Sumatera Utara
ke atas, padahal posbindu ini untuk usia diatas 15 tahun. Untuk itu pihak
puskesmas melaksanakan lokmin linsek tentang pentingnya posbindu.
4
Terkadang masyarakat ini selalu meminta cek kesehatan keseluruhan
juga adanya permintaan obat, padahal posbindu ini hanya pemeriksaan
dan kontrol dan tidak ada obat. Mengatasinya yaa kami berikan lah
penjelasan mengenai posbindu ini kepada peserta tersebut.
5
Kebanyakan peserta sering bertanya tentang penyediaan obat dan minta
sponsor buat tambahan fasilitas. Maka dari itu kami selalu berupaya
bekerjasama dengan sponsor saat melaksanaan posbindu, yaa meskipun
terkadang juga tidak selalu ada sponsor. Kalau untuk obat memang
tidak ada, jadi hanya kami beri penjelasan saja ke pesertanya.
Dari matriks di atas dapat kita lihat, satu informan menyatakan hambatan pelaksanaan
posbindu adalah ketersediaan reagen yang tidak selalu ada, sehingga untuk mengatasinya
dipakailah alat body fat, satu informan menyatakan masyarakat lebih suka datang jika ada
fasilitas tambahan sehingga pihak puskesmas bekerjasama dengan sponsor, dua informan
menyatakan terkadang masyarakat meminta penyediaan obat namun hal tersebut memang tidak
ada sehingga mereka diberi edukasi dan juga penambahan fasilitas lainnya.
4.4.14 Pernyataan Informan (Penderita Hipertensi) tentang hambatan dan strategi
mengatasi kendala dalam pelaksanaan posbindu
Matriks 4.19 Pernyataan informan tentang hambatan dan strategi mengatasi kendala
dalam pelaksanaan posbindu
Informan
Pernyataan
6
Maunya dikasih lah sesekali obat, jadi kami gak cuma cek-cek aja.
7
Program posbindu ini berguna kali sih buat kami penderita hipertensi,
cuman maunya siap konseling itu adalah dikasih brosur atau leaflet
yang bisa kami baca..bawa pulang.
8
Dulu saya pernah minta obat siap periksa, tapi pas uda dijelaskan sama
dokternya...ya gak pernah lagi saya minta. Cuman kalau ada pembagian
obat sesekali ya lumayan juga.
Universitas Sumatera Utara
Kadang gak ada alat buat cek gula darah sama kolestrolnya, itu yang
bikin malas datang. Maunya kalau itu gak ada, adalah alat cek lain
tambahannya.
9
Dari matriks di atas dapat kita lihat, dua informan menyatakan jika ada pembagian obat
lebih bagus supaya tidak hanya pemeriksaan, satu informan menyatakan program posbindu ini
bagus sekali tetapi sebaiknya ada pembagian brosur juga, satu informan menyatakan terkadang
tidak tersedia alat cek gula darah dan kolestrol sehingga maunya ada penambahan alat cek
lainnya.
4.4.15 Pernyataan Informan (Kepala Puskesmas) tentang pemantauan dan evaluasi
program Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM) di
Puskesmas Padang Bulan
Matriks 4.20 Pernyataan informan
pelaksanaan posbindu
Informan
tentang
pemantauan
dan
evaluasi
dalam
Pernyataan
Pemantauan dilaksanakan per tiga bulan oleh ketua UKM (Upaya
Kesehatan Masyarakat) dan hasilnya akan dievaluasi pada saat rapat
internal lintas program.
1
Dari matriks di atas, dapat kita lihat informan menyatakan bahwa pemantauan
dilakukan per tiga bulan oleh ketua UKM dan evaluasi dilaksanakan saat rapat lintas internal.
4.4.16 Pernyataan Informan (Dokter, Petugas Puskesmas dan Kader) tentang
pemantauan dan evaluasi program Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak
Menular (Posbindu PTM) di Puskesmas Padang Bulan
Matriks 4.21 Pernyataan informan
pelaksanaan posbindu
Informan
2
tentang
pemantauan
dan
evaluasi
dalam
Pernyataan
Pemantau yah ketua UKM (Upaya Kesehatan Masyarakat) dan evaluasi
pas rapat lintas program. Pematauan dilaksanakan per tiga bulan.
Universitas Sumatera Utara
3
Yang mantau ketua UKM (Upaya Kesehatan Masyarakat) dan evaluasi
pada saat rapat seluruh pegawai. Yang penting laporan sudah saya buat
lengkap, kemudian saya kasih ke ketua UKM untuk di periksa kembali
dan sebagai bahan evaluasi nantinya.
4
Kalau kami kader yang mantau yah ketua program posbindu, laporan
lengkap kami kasih ke kakak itu. Tiap tiga bulan sekali, tim monitoring
dari puskesmas memantau langsung ke lokasi posbindu. Seandainya
ada kinerja kami yang kurang..dibahas saat refresing kader.
5
Yaa laporan selalu lengkap kami kasih ke ketua posbindu, trus ntah
berapa bulan sekali.. lupa saya, ada tim pemantau puskesmas yang
datang langsung ke posbindu. Evaluasi sama kader saat refresing kader.
Dari matriks di atas, dapat kita lihat tiga informan menyatakan bahwa pemantauan
dilakukan per tiga bulan oleh ketua UKM dan evaluasi dilaksanakan saat rapat lintas program,
satu informan menyatakan laporan selalu lengkap dan diberikan ke ketua posbindu yang
kemudian diberikan ke tim pemantauan.
4.4.17 Pernyataan Informan (Penderita Hipertensi) tentang rutinitas pemeriksaan dan
pengobatan hipertensi
Matriks 4.22 Pernyataan informan tentang rutinitas pemeriksaan dan pengobatan
hipertensi
Informan
Pernyataan
6
Saya seringnya datang periksa ke posbindu ini, di rumah juga kontrol
karena kebetulan ada alat tensi sama ada juga adekku yang perawat.
Jadi kalau lagi pening kali tensilah aku, trus minum obat. Kalau
olahraga sih saya gak pernah karena malas, cuman saya jaga makan jaa
kayak pantangan dari dokter yaa dikurangi dan saya uda gak makan
daging lagi.
7
Periksa yaa rutin lahh, posbindu selalu datang, kadang-kadang cek ke
puskesmas langsung sekalian minta resep obat kalau sudah habis stok.
Makanan semuanya saya makani, cuman pantangan dokter yah saya
kurangi jugalah.
Universitas Sumatera Utara
8
Seringlah periksa ke posbindu ataupun puskesmas buat minta obat.
Karena takut juga, saya uda tua jadi harus lebih hati-hati jaga makan
kayak kata dokter di posbindu. Obat pun tiap hari saya minum.
9
Dulu aku jarang kali ke posbindu, pas tau dari dokter kalau hipertensi
itu bisa komplikasi terus pas usia lanjut harus minum obat tiap hari, jadi
takutlah, jadi rutinlah sekarang ke posbindu. Apalagi uda mau 4 tahun
saya kenak hipertensi padahal saya masih muda, jadi saya rutin lah
kontrol. Kalau lagi kumat yaa saya minum obat yang biasa, kalau masih
ngak baik juga baru saya ke puskesmas atau klinik dekat rumah.
Saya pun sekarang udah rutin olahraga fitness gitu biar makin sehat,
makan pun uda saya jaga kali, gak terlalu banyak pake garam lagi.
Dari matriks di atas dapat kita lihat, satu informan menyatakan bahwa ia rutin datang
ke posbindu serta menjaga pola makannya. Dua informan menyatakan bahwa ia sering ke
posbindu dan cek ke puskesmas saat persediaan obatnya habis serta juga menjaga pola
makannya. Satu informan menyatakan bahwa ia menjadi rutin datang ke posbindu setelah
konseling, ia juga menjaga pola makannya dan menerapkan diet garam serta rutin berolahraga.
Universitas Sumatera Utara
BAB V
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya, maka pada bab ini akan dibahas
mengenai hasil penelitian bab tersebut. Penelitan ini akan menjelaskan tentang pelaksanaan
program Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM) pada Penderita
Hipertensi di Puskesmas Padang Bulan Kota Medan. Penelitian ini untuk melihat sejauh mana
pelaksanaan program posbindu terhadap penderita hipertensi yang telah dilakukan di
Puskesmas Padang Bulan Kota Medan.
Saat ini kepala Puskesmas Padang Bulan Kota Medan adalah dr. Rehulina Ginting,
M.Kes, dokter posbindu di Puskesmas Padang Bulan adalah dr. Titin Wahyuni, serta petugas
penanggung jawab posbindu di Puskesmas Padang Bulan adalah Ade Kartika Sari, AMKeb.
5.1
Masukan (Input)
Segala sesuatu yang dibutuhkan untuk dapat melaksanakan program Pos Pembinaan
Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM) dikategorikan sebagai masukan (input)
dalam pelaksanaan posbindu.
5.1.1 Tenaga Kesehatan
Pelaksanaan posbindu dilakukan oleh kader yang telah ada yang dibina oleh tenaga
kesehatan, yang bersedia menyelenggarakan posbindu, telah dilatih secara khusus, dan
difasilitasi untuk melakukan pemantauan faktor risiko peyakit tidak menular di masing-masing
kelompok atau organisasinya. Adapun kriteria kader posbindu antara lain berpendidikan
minimal SLTA, mau dan mampu melakukan kegiatan berkaitan dengan posbindu
(KEMENKES RI, 2013).
Puskesmas Padang Bulan memiliki tenaga kesehatan khusus yang bertanggung jawab
untuk pelaksanaan program posbindu di wilayah kerja puskesmas. Penanggung jawab terdiri
dari tiga orang yaitu, seorang dokter, seorang bidan dan kader yang menjalankan program
Universitas Sumatera Utara
posbindu. Saat ini kader posbindu di wilayah kerja Puskesmas Padang Bulan terdapat masingmasing 3 (tiga) kader per posbindu.
Tenaga pelaksana meliputi kader dalam pelaksanaan posbindu idealnya adalah
berjumlah 5 orang yang memiliki tugas dan bagian masing-masing yaitu sebagai kader
koordinator, kader penggerak, kader pemantau, kader konselor/edukator, dan kader pencatat
(KEMENKES, 2013). Oleh karena itu tenaga pelaksana Posbindu yang meliputi tenaga
kesehatan dan kader di posbindu wilayah kerja Puskesmas Padang Bulan masih belum
mencukupi. Hal ini tentunya mempengaruhi pelaksanaan kegiatan program yaitu hasil yang
tidak maksimal.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti kepada kepala puskesmas Padang Bulan terkait
tenaga kesehatan posbindu, beliau menjawab sebagai berikut :
“Tenaga pelaksana posbindu di puskesmas ini sudah sangat bagus ya, tapi ibu lihat
dari laporan yang ada, tingkat kehadiran peserta posbindu yang hipertensi masih sangat
sedikit.” (Matriks 4.9; Informan 1)
Pernyataan ini juga dikuatkan dengan pernyataan petugas posbindu dan kader yang
menangani pemeriksaan posbindu, yaitu sebagai berikut :
“Kalau tenaga pelaksana posbindu, kakak dibantu dengan kader yang sudah
mengikuti pelatihan (refresing kader) tentang posbindu ini.” (Matriks 4.10; Informan 3)
“Tenaga pelaksana posbindu selalu lengkap yah...ada dokter, petugas puskesmas
dan kami para kader yang membantu pelaksanaan.” (Matriks 4.10; Informan 4)
Pernyataan ini juga diperkuat dengan pernyataan peserta posbindu, yaitu sebagai
berikut :
“Petugasnya banyak, jadi gak kelamaan nunggu giliran. Dokternya juga ramah,
enak ditanya-tanya.
Universitas Sumatera Utara
Petugasnya semua bagus. Dokternya juga pintar menjelaskan kalau ditanya-tanya
sederhana jawabannya, jadi mudah pahamlah.”
Berdasarkan hasil penelitian pelaksanaan program posbindu pelatihan terhadap tenaga
kesehatan sudah dilakukan. Pelatihan dilakukan setiap bulan bersamaan dengan pelaksanaan
program posbindu di Dinas Kesehatan Kota Medan. Posbindu yang diselenggarakan di Dinas
Kesehatan Kota Medan merupakan posbindu percontohan dimana memiliki tenaga kesehatan
yang cukup serta sarana dan prasarana yang lengkap. Pelatihan dilakukan dengan menjadikan
petugas puskesmas sebagai tenaga pelaksana untuk melakukan pemeriksaan-pemeriksaan
posbindu yang dibina oleh pihak Dinas Kesehatan Kota Medan di Posbindu PTM Dinas
Kesehatan Kota Medan.
Menurut KEMENKES RI (2013), salah satu upaya untuk meningkatkan kompetensi
pelaksana program dapat dilakukan melalui pelatihan. Pelatihan digunakan sebagai metode
untuk meningkatkan kualitas aparatur yang meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap
perilaku aparatur kesehatan ke arah yang positif.
Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas pelaksana posbindu di Puskesmas
Padang bulan didapatkan informasi pelatihan untuk kader hanya berupa arahan mengenai
teknis pelaksanaan program. Pelatihan yang formal belum dilakukan terhadap kader. Sehingga
kinerja kader dalam pelaksanaan posbindu di wilayah kerja Puskesmas Padang Bulan masih
kurang.
Hal ini dijelaskan melalui pernyataan petugas posbindu terkait pelatihan yang sudah
dilakukan, yaitu sebagai berikut :
“Pelatihan terkait program posbindu itu udah pernah dilaksanakan khusus buat
petugas sebanyak tiga kali, tetapi kalau untuk kader baru sekali. Pelatihan yang diberi ke
kader itu masih tentang teknis pelaksanaan program posbindu, untuk konseling sendiri
belum dilakukan karena masih depercaya kepada dokter.”
Universitas Sumatera Utara
Kemudian peneliti bertanya kembali kepada petugas posbindu, kenapa tidak memakai
tenaga promkes yang ada di puskesmas untuk bagian konselor dan mengapa juga tidak melatih
kader untuk menjadi konselor ? Petugas itu pun menjawab sebagai berikut :
“Iya…memang harusnya lebih cocoknya kalau tenaga promkes yang jadi konselor,
cuman untuk tenaga promkes yang ada di puskesmas masih kurang. Hanya ada satu yang
sudah menjadi konselor HIV dan itupun pasiennya selalu banyak tiap hari, jadi Ibu kapus
mintanya yah konselor langsung dokternya saja. Untuk pelatihan kader menjadi konselor
uda direncanakan dan masuk ke RUK tahun ini, jadi nanti di akhir bulan September setelah
rapat lintas program, bakal dibuat pelatihan khusus konselor posbindu.”
Setelah itu peneliti pun kembali bertanya kepada kepala puskesmas terkait kurangnya
tenaga promkes di Puskesmas Padang Bulan, dan beliau menjawab sebagai berikut :
“Tenaga promkes sebenarnya sudah cukupnya, ada empat orang promkes di
puskesmas ini. Cuman yang tiga masih baru dan masih perlu pelatihan-pelatihan lagi,
karena untuk kerjaan dia di puskes saja masih perlu bimbingan, jadi untuk jadi konselor
posbindu memang belum saya kasih.”
Selanjutnya peneliti bertanya lagi kepada kepala puskesmas, Kenapa tidak memakai
tenaga promkes yang sudah jadi konselor seperti yang dibilang salah satu petugas posbindu ?
beliau menjawab sebagai berikut :
“Kalau yang itu kan dia konselor HIV, pasiennya tiap hari banyak dan dua kali
seminggu itu harus mobile klinik, penjaringan pemeriksaan HIV di tempat-tempat oukup,
SPA, dll. Jadi ngak saya kasih lah ikut posbindu juga, lagian dia pun uda banyak program
dipegangnya.”
Kemudian peneliti bertanya kembali kepada kepala puskesmas terkait tenaga
kesehatan yang kurang dan pelatihan konselor untuk kader, beliau menjawab sebagai berikut
:
Universitas Sumatera Utara
“Memang kalau mengikuti panduan teknis buku posbindu yah jelas kuranglah
tenaga kesehatannya, cuman kan ngak menjadi masalah kalau program posbindunya ngak
terhambat. Tapi memang setelah selesai akreditasi ini hal itu uda termasuk evaluasi kami,
jadi memang akan ditambah tenaga kesehatan posbindunya, udah banyak juga masuk
pegawai baru, jadi tinggal dilatih saja. Kalau untuk pelatihan konselor kepada kader, nanti
akhir bulan Sembilan diadakan, jadwal itu uda masuk rencana kerja puskesmas di tahun
2017 ini.”
Berdasarkan hasil wawancara diatas, maka dapat disimpulkan bahwa menurut informan
1 (Kepala Puskesmas) menyatakan tenaga kesehatan posbindu akan ditambah dan akan
diberikan pelatihan sekaligus juga pelatihan konselor untuk kader, informan 2 (petugas
posbindu) menyatakan tenaga kesehatan sudah cukup lengkap dan dibantu oleh kader,
pelatihan konselor untuk kader juga akan dilaksanakan di nakhir bulan September.
Kader sebagai tenaga pelaksana seharusnya mendapatkan pelatihan khusus agar kader
dapat menjalankan peran dan tugasnya dengan maksimal. Menurut KEMENKES RI (2013),
pelatihan terhadap kader bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang PTM (Penyakit
Tidak Menular), faktor risiko, dampak, dan pengendalian PTM (Penyakit Tidak Menular),
memberikan pengetahuan tentang posbindu, memberikan kemampu dan ketrampilan dalam
memantau faktor risiko PTM (Penyakit Tidak Menular).
5.1.2 Pendanaan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sumber biaya operasional dalam pelaksanaan
program posbindu berasal dari dana BOK (Bantuan Operasional Kesehatan) Puskesmas. Biaya
operasional tersebut berupa dana transportasi untuk petugas dan kader. Namun biaya untuk
untuk mendukung pencegahan PTM (Penyakit Tidak Menular), seperti untuk mengadakan
obat-obatan dan peralatan/ fasilitas tambahan untuk pengadaan posbindu belum tersedia.
Universitas Sumatera Utara
Hal ini dapat dilihat dari pernyataan kepala puskesmas terkait pendanaan program
posbindu, yaitu sebagai berikut :
“Kalau biaya untuk posbindu ini sudah tertera di BOK (Bantuan Operasional
Kesehatan) Puskesmas Padang Bulan. Jadi memang sudah ada jatahnya untuk program
ini.” (Matriks 4.12; Informan 1)
Pernyataan ini diperkuat dengan pernyataan dokter, petugas posbindu dan kader, yaitu
sebagai berikut :
“Pendanaan dari BOK (Bantuan Operasional Kesehatan).” (Matriks 4.13; Informan
2)
“Pendanaan dari BOK (Bantuan Operasional Kesehatan) sesuai dengan nominal
yang tertulis pada RUK (Rencana Usulan Kerja).” (Matriks 4.13; Informan 3)
“Pendanaan seperti yang dijelaskan dari pihak puskesmas itu dari dana BOK
(Bantuan Operasional Kesehatan), tetapi untuk mempercantik ruangan biasanya dari
kreatifitas para kader.” (Matriks 4.13; Informan 4)
“Yaa dana dari orang puskesmasnya lah, ada itu namanya BOK (Bantuan
Operasional Kesehatan).” (Matriks 4.13; Informan 5)
Kemudian peneliti bertanya kepada kepala puskesmas, Apakah cukup pendanaan
posbindu hanya dari BOK saja ? beliau menjawab sebangai berikut :
“Cukuplah…dicukup-cukupkan. Kan uda disesuaikan sama pengeluaran di RUK
puskesmas”
Pernyataan ini bertentangan dengan pernyataan dokter posbindu terkait pendanaan,
dokter tersebut menjawab sebagai berikut :
“Banyak sebernarnya pasien yang minta obat, kalau ada kian dana tambahan lebih
bagus disalurkan kesitu. Kan bagus juga, biar makin rame yang datang ke posbindu.”
Universitas Sumatera Utara
Pernyataan ini juga diperkuat dengan pernyataan petugas puskesmas, yaitu sebagai
berikut :
“Dana posbindu pas-pasan, harusnya kalau ada dana tambahan bagus buat
persediaan obat, karena banyak yang minta obat”
Selanjutnya peneliti kembali bertanya, Bukankah ada kerjasama pihak puskesmas
dengan sponsor-sponsor tertentu untuk menjadi daya tarik masyarakat, menurut pendapat
kakak gimana ? petugas itu pun menjawab sebagai berikut :
“Iya…kadang-kadang memang ada sponsor, cuman kan ngak setiap saat. Ketepatan
ada sponsor yaa ada lah produk menarik mereka yang dibagikan ke peserta, ada juga yang
di jual tapi dengan harga lebih murah, jadi banyak peserta datang.”
Kemudian peneliti bertanya kembali kepada kepala puskesmas terkait sponsor kegiatan,
beliau menjawab sebagai berikut :
“Sponsor sering ada saat kegiatan posbindu, misalnya sponsor produk susu rendah
lemak, susu penguat tulang, obat anemia, dll. Kadang malah pihak mereka sendiri yang
ngehubungi kita untuk ikut pas posbindu, dan itu sangat membantu dalam hal penyediaan
alat pemeriksaan tambahan.”
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa pendanaan posbindu
berasal dari dana BOK (Bantuan Operasional Kesehatan) Puskesmas. Wawancara dengan
kepala puskesmas dan petugas pelaksana posbindu di Puskesmas Padang bulan didapatkan
informasi bahwa untuk menambah fasilitas tambahan pengadaan posbindu, pihak puskesmas
berkerjasama dengan pihak swasta berupa sponsor untuk penyediaan fasilitas kesehatan,
misalnya: alat mengukur kepadatan tulang, pemeriksaan anemia dan golongan darah, dll.
Menurut KEMENKES RI (2013), dalam mendukung terselenggaranya posbindu,
diperlukan pembiayaan yang memadai baik dana mandiri dari perusahaan, kelompok
masyarakat/lembaga atau dukungan dari pihak lain. Dana dapat dipergunakan untuk
Universitas Sumatera Utara
mendukung kegiatan posbindu seperti; biaya operasional posbindu, pengganti biaya perjalanan
kader, biaya penyediaan bahan habis pakai, biaya pembelian bahan Pemberian Makanan
Tambahan (PMT), biaya penyelenggaraan pertemuan, dan bantuan biaya rujukan bagi yang
membutuhkan.
Adanya keterbatasan sumber dana dapat menghambat pelaksanaan suatu program,
semakin besar dana yang dikeluarkan untuk memperbaiki sebuah program maka hasilnya pun
akan semakin efektif. Apabila dana yang tersedia kurang, maka program akan berjalan lambat
dan tidak ada kemajuan.
5.1.3 Sarana, Prasarana dan Peralatan
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh informasi bahwa sarana dan prasarana yang ada
dalam pelaksanaan posbindu belum mencukupi sehingga kegiatannya belum dapat berjalan
dengan baik. Sarana dan prasarana posbindu di Puskesmas Padang Bulan adalah sarana standar
minimal yaitu pengukur tinggi badan, timbangan berat badan, pita pengukur lingkar perut dan
tensimeter serta alat ukur analisa lemak tubuh yang hanya disediakan per tiga bulan. Untuk alat
cek kolestrol dan gula darah, hanya disediakan saat tersedia reagen dari Dinas Kesehatan. Hal
tersebut juga menjadi salah satu penyebab peserta hipertensi sedikit yang datang ke posbindu.
Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara dengan kepala puskesmas terkait sarana dan
prasarana dalam pelaksanaan posbindu, beliau menjawab sebagai berikut :
“Sarana dan prasarana sudah cukup lengkaplah dalam pelaksanaan posbindu.
Kadang juga ditambah dengan sponsor dari luar.”
Pernyataan ini diperkuat dengan pernyataan dokter posbindu namun muncul
kekurangan sarana dan prasarana pelaksanaan posbindu, yaitu sebagai berikut :
“Segala kebutuhan dalam kegiatan dipenuhi pihak puskesmas, namun sering kali
terjadi kurang/ tidak tersedianya reagen.”
Universitas Sumatera Utara
Pernyataan tersebut juga semakin dikuatkan dengan pernyataan kader, yaitu sebagai
berikut :
“Lengkaplah, cuman kadang reagen gak ada tetapi tertutupi sama alat yang lain,
sama sponsor juga.”
Terkait dengan kekurangan reagen, peneliti bertanya kembali kepada kepala puskesmas
tentang bagaimana cara mengatasinya, beliau pun menjawab sebagai berikut :
“Masalah kurang reagen yah memang dari sananya yang ngak ngasih (dari pihak
Dinkes), yah paling kita laporkan kekurangan reagen ke Dinkes. Tapi hal ini bisa diatasi
dengan adanya beberapa sponsor.”
Hal ini diperkuat dengan pernyataan salah satu kader, yaitu sebagai berikut
“Lengkaplah, cuman kadang reagen gak ada tetapi tertutupi sama alat yang lain,
sama sponsor juga.”
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa sarana dan prasarana
posbindu di Puskesmas Padang Bulan sudah cukup lengkap namun sering kekurangan reagen,
tetapi hal tersebut dapat diatasi dengan adanya sponsor yang bekerjasama saat pelaksanaan
posbindu.
Menurut KEMENKES RI (2013), peralatan dalam pelaksanaan posbindu bernama
posbindu kit yang terdiri dari sarana standar minimal seperti pengukur tinggi badan, timbangan
berat badan, pita pengukur lingkar perut, dan tensimeter serta alat ukur analisa lemak tubuh
dan media bantu edukasi dan sarana standar lengkap seperti alat ukur kadar gula darah, alat
ukur kadar kolesterol total dan trigliserida, alat ukur kadar pernafasan alkohol, tes amfetamin
urin kit, dan IVA kit. Untuk kegiatan deteksi dini kanker leher rahim (IVA) dibutuhkan ruangan
khusus dan hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan.
Kegiatan program posbindu seharusnya didukung oleh sarana dan prasarana yang
memadai agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan dengan maksimal. Tujuan program
Universitas Sumatera Utara
posbindu tidak akan tercapai jika tidak didukung oleh sarana dan prasarana yang cukup. Oleh
karena itu sudah seharusnya Puskesmas Padang Bulan melakukan pelaporan kepada pihak
Dinas Kesehatan Kota Medan untuk melengkapi sarana dan prasarana kegiatan posbindu.
5.2
Proses
Proses merupakan semua aktivitas interaksi dari seluruh karyawan dan tenaga profesi
dengan pelanggan, baik pelanggan internal (sesama petugas atau karyawan) maupun
pelanggam eksternal (pasien, pemasok