Tingkat Pengetahuan Virus Zika Pada MahasiswI Prodi D-3 Kebidanan di STIKes Senior, Medan Tahun 2016
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Pengetahuan
2.1.1.
Definisi pengetahuan
Pengetahuan (knowledge) adalah hasil dari tahu manusia yang sekedar
menjawab pertanyaan “apa” (What?). Lebih lengkapnya pengetahuan adalah
segala informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang.
Dalam pengertian lain, pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan
diperoleh manusia melalui pengamatan inderawi.5
2.1.2.
Tingkat pengetahuan
Pengetahuan mempunyai enam tingkat menurut Notoatmodjo 1993 pada
Hasmi5 , yaitu:
a.
Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya yang termasuk dalam tingkatan pengetahuan ini antara lain:
mengingatkan kembali kepada sesuatu yang spesifik dari apa yang
pernah di pelajari oleh rangsangan yang telah diterima. Untuk mengukur
bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan,
menguraikan, mendefinisikan, dan menyatakan.
b.
Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara
benar,
tentang
sesuatu
yang
diketahui
serta
dapat
menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Apabila orang tersebut
telah
paham terhadap
suatu materi,
maka orang tersebut dapat
menjelaskan atau memberi contoh atau dapat menyimpulkan.
c.
Aplikasi (Aplication)
Aplikasi dapat diartikan sebagai suatu kemampuan seseorang untuk
menggunakan apa yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi yang
3
Universitas Sumatera Utara
4
sebenarnya,
misalnya
dapat
menggunakan
prinsip-prinsip
siklus
pemecahan masalah terutama dalam pemecahan masalah kesehatan.
d.
Analisis (Analysis)
Analisis suatu komponen untuk menjabarkan materi-materi ke dalam
komponen-komponen tetapi masih erat kaitannya satu sama
lain.
Kemampuan analisis ini dapat menggambarkan, membedakan, dan lain
sebagainya.
e.
Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk meletakan
bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan, misalnya dapat
menyusun atau merencanakan, dan lain sebagainya.
f.
Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi
ini
berkaitan
dengan
kemampuan
untuk
melakukan
penilaian terhadap suatu materi misalnya dapat membandingkan anak
yang cukup gizi dengan anak yang kurang gizi, dan lain sebagainya.
2.1.3.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Menurut
Notoatmodjo6 ,
pengetahuan
seseorang dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu:
a.
Pengalaman
Pengalaman
dapat
diperoleh
dari
pengalaman
sendiri maupun
pengalaman orang lain. Pengalaman yang diperoleh dapat memperluas
pengetahuan seseorang.
b.
Tingkat Pendidikan
Secara umum, orang yang berpendidikan lebih tinggi akan memiliki
pengetahuan yang lebih luas daripada orang yang berpendidikan lebih
rendah.
Universitas Sumatera Utara
5
c.
Keyakinan
Biasanya keyakinan diperoleh secara turun temurun, baik keyakinan
yang positif maupun keyakinan yang negatif, tanpa adanya pembuktian
terlebih dahulu.
d.
Fasilitas
Fasilitas
sebagai
sumber
informasi
yang
dapat
mempengaruhi
pengetahuan seseorang adalah majalah, radio, koran, televisi, buku, dan
lain-lain.
e.
Penghasilan
Penghasilan tidak berpengaruh secara langsung terhadap pengetahuan
seseorang. Namun, jika seseorang berpenghasilan cukup besar, maka dia
mampu menyediakan fasilitas yang lebih baik.
f.
Sosial Budaya
Kebudayaan
setempat
dan
kebiasaan
dalam
keluarga
dapat
mempengaruhi pengetahuan, persepsi, dan sikap seseorang terhadap
sesuatu.
2.2.
Virus Zika
2.2.1.
Sejarah dan epidemiologi
Beberapa virus dilaporkan telah diisolasi oleh tim dari peneliti dari Inggris dan
Amerika yang memimpin Yellow Fever Virus Research Institute yang berlokasi di
Entebbe, Uganda pada akhir tahun 1930-an hingga akhir tahun 1940-an yang
bertujuan mengisolasi Virus Yellow Fever (VYF). Dalam usaha mengisolasi VYF,
peneliti meletakkan monyet spesies Asia (Macaca mulatta) di kandang di atas
kanopi hutan di Hutan Zika yang lokasi dekat Entebbe, Uganda, diperkirakan ini
merupakan tempat yang berpotensi sebagai host dari nyamuk lokal yang diketahui
sebagai vektor VYF.7 Sampel darah diisolasi dari salah saru monyet tersebut
(monyet 766) kemudian disuntikan ke otak tikus Swiss albino yang memicu tikus
ini sakit. Hasil analisis dari jaringan otak tikus yang sakit tersebut membuat
terisolasinya beberapa virus yang tersaring, diantara ada yang diberi nama Zika
Universitas Sumatera Utara
6
virus766 karena dari hutan dan nomor monyet sehingga diberi nama demikian.
Virus ini juga diisolasi dari populasi nyamuk dari lokasi yang sama dan menjadi
penyebab terjadinya sirkulasi endemik oleh host virus yang berhubungan dengan
monyet setempat (meliputi 13 jenis monyet) dan nyamuk. Fakta bahwa virus ini
diisolasi dari monyet spesies Asia menyimpulkan bahwa adanya adapatasi virus
dari monyet spesies Afrika ke monyet spesies Asia. Apakah adaptasi adalah
sebagai faktor transmisi dari virus ini dan apakah adaptasi menyebabkan virus
semakin patogen masih belum diketahui. Perlu diperhatikan bahwa serum yang
dikumpulkan dari sampel darah dari beberapa populasi lokal yang bertempat
tinggal di lokasi yang sama dalam waktu yang sama ditemukan juga antibodi
terhadap Virus Zika menyimpulkan bahwa virus telah menginfeksi populasi
manusia. Tetapi, tidak ada laporan mengenai adanya penyakit. Virus ini pertama
kali diisolasi dari manusia pada tahun 1969 di Nigeria, lewat penyakit yang
disebut, Zika fever atau penyakit Zika yang telah diketahui menginfeksi manusia
sejak awal tahun 1950-an.1
Laporan terbaru dari Virus Zika teridentifikasi sebagai kasus yang jarang pada
penyakit
manusia.
Lanciotti
pada
tahun
β008
menyatakan
“Berdasarkan
sejarahnya, Zika sangat jarang dikaitkan dengan penyakit manusia”. Laporan
epidemik terbaru dilaporkan di Pasifik Selatan dan di Asia Tenggara.1 Pada tahun
2007 di Kepulauan Yap ditemukan 49 kasus konfirmasi dan 59 kasus probable
yang sudah didiagnosa dengan kombinasi dari RT-PCR dan analisa serologi,
dengan kehadiran virus dengue yang tidak pasti pada hasilnya.7 73% dari 7391
jumlah
penduduk
diperkirakan
telah
terinfeksi dan
A.
stegomyia
sudah
terindentifikasi sebagai vektor utama penyebarannya. Selain sudah menyebar di
Kepulauan Yap, Virus Zika juga telah menyebar hingga kepulauan-kepulauan di
Perairan Oceania. Secara tidak sengaja, lewat penyebaran ini, Gullain-Barré
Syndrome (GBS) pertama kali dihubungkan dengan Virus Zika. Tidak hanya itu
saja, bukti pertama juga ditemukan bahwa Virus Zika dapat ditransmisikan lewat
tranfusi darah, dan pendektesian Virus Zika pada semen, saliva, dan urin juga
ditemukan.8
Universitas Sumatera Utara
7
Kejadian ini kemudian terulang kembali awal tahun 2015 di Brasil. Tepatnya
kejadian ini terjadi di Kota Salvador yang merupakan kota terbesar ketiga di
Brasil. Penyebaran Virus Zika perkirakan memuncak pada minggu pertama bulan
Mei 2015. Diperkirakan jumlah kasus yang didapat dari bulan Februari 2015
hingga Juni 2015 ada sebanyak 14.835 kasus. Prevalensi serangan Virus Zika
diperikirakan 5,5 kasus setiap 1000 orang (4,6 kasus setiap 1000 pria dan 6,3
kasus setiap 1000 wanita, 8,2 kasus setiap 1000 anak-anak dibawah umur 15
tahun, 5,4 tahun setiap 1000 usia 15-39 tahun, dan 3,8 kasus setiap 1000 dewasa
diatas umur 40 tahun)9 .
2.2.2.
Klasifikasi
Virus Zika termasuk family Flaviviridae dan genus Flavivirus1 . Golongan
Flaviviridae lainnya termasuk yellow fever, dengue, West Nile, dan Japanese
Encephalitis
Viruses7 .
Flavivirus
termasuk
dari grup
yang
diberi nama
“arborviruses”, yaitu ratusan virus RNA yang bergantung kepada arthopoda
seperti nyamuk atau kutu untuk transmisinya. Arbovirus menyebabkan beberapa
penyakit yang merugikan pada manusia dan hewan diseluruh dunia. Family dari
RNA arbovirus meliputi Bunyaviridae, Flaviridae, Reoviridae, Rhabdoviridae,
dan Togoviridae. Arbovirus didapat secara oral lewat vektor hematogen dalam
bentuk darah dari vetebrata yang terinfeksi. Virus ini tidak patogen pada vektor
tapi bisa bertahan dan hidup dalam vektor yang kemudian ditransmisikan lewat
saliva ke host vetebrata baru. Siklus ini penting untuk diingat, mengingat
bagaimana virus dapat bertahan di vektor host dan apakah virus bereplikasi di
host, dan jika bereplikasi, tipe sel yang menginfeksi vektor dan apakah virus
berubah bentuk
di dalam host
semua itu merupakan isu penting yang
mempengaruhi kemampuan dari vektor untuk mentransmisikan infeksi termasuk
Virus Zika. Bukti bahwa rekombinasi dari virus telah terbukti dan mempunyai
berpotensial akibat transmisi virus lewat spesies nyamuk yang berbeda. Virus
Zika paling mirip dengan Virus Spondweni. Ada tujuh kelompok dari nyamuk
yang menyebarkan flavivirus, menurut International Committee on Taxonomy of
Universitas Sumatera Utara
8
Viruses (ICTV). Kelompok ini diketegorikan berdasarkan antigen dan genetik.
Genus Flavivirus terdiri atas 39 nyamuk pembawa virus10 .
2.2.3.
Struktur Virus Zika
Virus Zika terdiri atas
genom untaian tunggal RNA.
Itu merupakan
pembungkus, Virus Ikosahedral yang termasuk dari grup Spondweni clade. Virus
Zika memiliki polaritas virus RNA yang positif dengan ukuran genom sekitar 11
kb.1
Pembukaan
genom
RNA
tunggalnya
mengkode
poliprotein
untuk
membentuk struktur badan virus. Poliprotein mengandung 3 komponen, termasuk
capsid, membran, dan bagian premembran. Kemudian ada sebuah protein
pembungkus dan tambahan 7 komponen yang tidak berstruktur. Ketujuh protein
tersebut adalah NS1, NS2a, ND2b, NS3, NS4a, NS4b, dan NS5. Protein yang
tidak berstruktur NS2B/NS3 termasuk protease serine dengan host protease cotranslasi
dan
post-translasi
memotong
poliprotein
membentuk
komponen-
komponennya. Protein pembungkus adalah hal penting pada flavivirus sebagai
tempat menempelnya antigen dan mengarahkan penempelan dari virion dan
penetrasi masuk ke dalam sel host. Pengecilan dari protein E dikontrol oleh
protein premembran, yang dipotong oleh furin untuk membentuk membran
protein prion hingga virion yang sudah dewasa atau matang dilepaskan dari sel.
Fungsi dari protein yang tidak berstruktur lainnya masih belum diketahui, tapi
mungkin punya peran penting dalam beragam bagian replikasi. Sebagai contoh,
NS5, sebagai RNA-dependent RNA polimerase.11
Gmabar 2.1. Gambaran Virus Zika Melalui Mikroskop Elektron
Universitas Sumatera Utara
9
2.2.4.
Genom Virus Zika
Ada 2 garis keturunan dari Virus Zika yang diketahui, yaitu Afrika dan Asia.
Garis keturunan tersebut dapat diidentitifikasi secara detail lewat analisis genetik
dari sekelompok RNA. Komponen utama dalam variabel saat membandingkan
strain tampak berhubungan dengan avaibilitas dari potential glycosylation site.
Sekuen pengkodean dari virus yang lengkap didapatkan dari pasien dari French
Polynesia yang dirawat di Rumah Sakit setelah jatuh sakit menunjukkan garis
keturunan Asia, dengan 99,9% nukletid dan asam amino yang homolog dengan
isolasi yang bersirkulasi selama tahun 2000-an di Asia Selatan dan Kepulauan
Pasifik. Hal ini dipercayai
bahwa garis keturunan Asia pertama kali masuk ke
Asia dari Afrika tahun 1945. Kedua pasien lainnya yang terinfeksi Virus Zika juga
di periksa dan ternyata dijumpai hal yang serupa. 12
2.2.5.
Transmisi
Transmisi dari arbovirus lewat definisinya melibatkan vektor atropoda (Pada
umum spesies nyamuk dan kutu) dan mamalia. Hal ini menjadi alasan kebanyakan
arbovirus tetap menjadi endemik di area tropis dan sub-tropis yang mendukung
siklus hidup antropoda. Pada kebanyakan kasus tapi tidak semuanya virus tidak
menyebabkan penyakit pada host alaminya. Virus yang infeksius tersebut harus
ada pada jumlah tertentu pada darah atau jaringan pada mamalia sehingga dapat
diambil oleh antropoda saat menggigit host alami. Kemudian, virus infeksius
tersebut harus bertahan di antropoda dan bereplikasi pada jaringan spesifik di
antropoda dan sekali lagi harus menjadi jumlah tertentu agar dapat diantarkan
kembali ke host untuk melanjutkan siklusnya. Nyamuk pada umumnya menghisap
nektar tanaman dan biasanya nyamuk betina menghisap darah mamalia yang
dibutuhkan untuk kematangan telur yang dibawanya. Umur rata-rata nyamuk lakilaki hanya sepuluh hari dan satu sampai dua bulan untuk yang betina dan jarak
jangkauan nyamuk satu sampai 3 mil.1
Universitas Sumatera Utara
10
2.2.5.1 Nyamuk Aedes
Arbovirus jelas lebih berfokus pada iklim tropis karena banyaknya jenis
nyamuk yang ada. Nyamuk dapat berkembang biak secara cepat dan dalam
jumlah tertentu dapat menginfeksi suatu populasi dalam waktu mingguan hingga
bulanan. Penyebaran Virus Zika lewat spesies nyamuk aedes. Pada umumnya,
diketahui bahwa nyamuk A.aegypti sebagai pembawa Virus Zika yang belum
dominan. Ini merupakan nyamuk yang sama yang menyebarkan yellow fever.
Nyamuk ini dapat berkembang biak di jumlah air yang sedikit, dan diketahui aktif
dan agresif pada siang hari, terutama pada tempat yang berdebu atau sore hari saat
cuaca berawan, dan sering di dalam ruangan. Nyamuk ini asalnya dari Afrika, tapi
sekarang dapat kita jumpai pada iklim subtropis dan tropis diseluruh dunia.
Penyakit lainnya yang ditularkan oleh nyamuk A. aegypti termasuk dengue,
yellow fever, and chikungunya. A.aegypti sudah diindentifikasi sebagai vektor
utama dari arbovirus di daerah Pasifik.1
2.2.5.2. Transmisi Bukan dari Nyamuk
Tramisi
alami
dari
siklus
arbovirus,
secara
umum,
telah
diketahui
berhubungan dengan nyamuk. Tetapi, adanya laporan transmisi Virus Zika pada
saat kelahiran, dan resiko potensi transmisi Virus Zika lewat transfusi darah juga
didapati.13 Kemudian, transmisi Virus Zika lewat seksual ke istri pasien yang
mendapatkan
infeksi
di
Transmisinya
diperkirakan
Senegal
lewat
setelah
semen
kembali
tetapi
ke
semennya
Amerika
tidak
Serikat.
diperiksa.
Mengenai hal tersebut, bahwa flavivirus dapat ditemukan di urin individu yang
terinfeksi dengan West
Nile Virus dengan bukti yang menunjukan virus
bereplikasi di pasien dan menjadi infeksius.14
2.2.5.3. Transmisi Vertikal dari Virus Zika
Akibat adanya hubungan antara mikrosefalus dan Virus Zika pada wanita
hamil, kemampuan Virus Zika bertransmisi secara perinatal menjadikan ini hal
yang menarik dan penting untuk diperhatikan.
Sebuah penelitian dilakukan pada
tahun 2014 untuk mengevaluasi Virus Zika pada serum ibu dan bayi yang baru
Universitas Sumatera Utara
11
lahir saat melahirkan. Dua kasus dari Polinesia Perancis diteliti, dan RNA Virus
Zika dapat ditemukan pada serum ibu sampai 5 hari setelah melahirkan dan pada
bayi sampai 6 hari. Virus Zika juga ditemukan pada ASI (Air Susu Ibu).
Penemuan hal tersebut membutuhkan penelitian lebih lanjut, tapi membuka
peluang untuk terjadinya kemungkinan transmisi secara perinatal atau setelah
melahirkan.15
2.2.6.
Manifestasi klinis
Kebanyakan infeksi yang disebabkan oleh Virus Zika tidak bergejala (sekitar
80%). Kebanyakan gejalanya adalah demam, ruam, nyeri sendi, dan konjutivitis
yang tidak purulen. Pada tahun 2007, nyeri otot, pembengkakkan, dan muntahmuntah juga di temukan pada kasus yang terjadi di Kepulauan Yap, Micronesia.
Waktu inkubasi dari Virus Zika masih belum diketahui tapi jika sama dengan
infeksi flavivirus lainnya, diperkirakan 3 hingga 7 hari. Dengue dan Chikungunya
sering memiliki kemiripan tapi tidak secara identik, dan co-infeksi dengan virus
ini juga ditemukan.
Hasil laboratorium dari infeksi Virus Zika termasuk
leukopenia, trombocytopenia, peningkatan serum laktat dehidrogenase,
-glutamyl
transferase, dan peningkatan tanda-tanda faktor inflamasi seperti C-reaktif protein,
fibrinogen, dan ferritin.16
2.2.7.
Diagnosis
Pendiagnosaaan infeksi Virus Zika masih menjadi tantangan.
pertama
dari
pengetasan
infeksi
flavivirus
menggunakan
Perkembangan
teknik
fase-solid
immunosorbent dan inhibisi hemaglutinisasi assay untuk mendeteksi isotop IgM
terhadap virus yang spesifik, terutama pada fase fase akut infeksi. Juga telah
pernah dilakukan plaque reduction neutralization assay (PNRT). Tapi, masalah
pendiagnosaan yang dihadapi juga serupa dengan flavivirus lainnya seperti
dengue dan yellow fever, yaitu spesitifitas dan reaksi silang yang masih harus
diperjelas. Selain itu terdapat juga pemeriksaan serologi, Reverse TranscriptasePolymerase Chain Reaction (RT-PCR). Hasil false positif akibat reaksi silang
masih menjadi tantangan besar. Keberadaan asam nukleat di dalam cairan tubuh
Universitas Sumatera Utara
12
tidak cukup kuat untuk mendiagnosa pasien dengan infeksi yang aktif. Tidak ada
tes yang komersial yang tersedia, dan pemeriksaan Virus Zika hanya bisa
dilakukan di laboratorium CDC dan dibeberapa negara dan departemen kesehatan
suatu daerah saja.16
2.2.8.
Patogenesis
Mekanisme patogenesis yang menyebabkan kecacatan fetus akibat infeksi
Virus Zika masih belum diketahui. Telah diperkirakan bahwa Zika dengan
arbovirus lainnya seperti dengue virus dan Chikungunya virus bekerja lewat
induksi akibat respon autofagi pada sel yang terinfeksi. Mekanisme dari virus
yang menggunakan autofagi untuk menginfeksi sel bervariasi. Sebagai contoh,
Virus Dengue
dapat mengubah membran untuk membentuk autofagosom yang
dapat bergabung dengan endosom untuk membentuk amphisom. Kemudian Virus
Dengue dapat bereplikasi didalam membran yang diinduksi oleh virus. Hal yang
serupa juga dialami oleh Virus Zika, tapi masih belum jelas karakteristiknya.
Flavivirus termasuk Virus Zika telah ditemukan mengaktifkan
unfolded protein
response (UPR), yang berperan penting dalam autofagi yang berhubungan dengan
pengangguan
fungsi atau degradasi dari bentuk
atau komposisi retikulum
endoplasmik.8
2.2.8.1. Profil Sitokin pada infeksi Virus Zika
Analisa dari kadar sitokin yang didapat dari beberapa sampel plasma dari
pasien yang aktif dan baru sembuh dari infeksi Virus Zika dari Asia Tenggara,
Brasil, atau Polynesia. Kadar dari pro-iflamasi sitokin, IL-1 dan IL-6 meningkat
pada sampel yang mengalami fase akut, juga kadar IL-2, IL-4, IL-9, IL-10, IL-13,
dan IL-17. Peningkatan kadar dari kebanyakan sitokin menetap pada fase
recovery, tapi granulocyte-macrophage colony stimulating factor (GM-CSF),
fibroblast growth factor (FGF), dan IL-8 juga meningkat pada fase recovery.
Kadar interferon-
meningkat dari fase akut ke fase recovery, meski perbedaan
tersebut tidak begitu berarti.1
Universitas Sumatera Utara
13
2.2.8.2. Peran kulit dalam infeksi
Kebanyakan infeksi Virus Zika ditransmisikan ketika nyamuk mengigit kulit
manusia. Peran kulit dalam patogenesis infeksi membawa kemungkinan jalan
masuk ke dalam tubuh. Faktor adhesi termasuk AXL, Tyro3, dan DC-SIGN
ditemukan
memfasilitasi
Virus
Zika
masuk
ke
sel
kulit
manusia.
Phosphatidygliserine merupakan reseptor AXL yang ditemukan pada reseptor
masuknya Virus Zika. Fibroblast dermal menunjukkan kebebasan zika dalam
menggunakan RNA silencing dan penetralisasi antibodi.1
2.2.9.
Pencegahan
2.2.9.1. Langkah-langkah pengendalian
2.2.9.1.1.
Pencegahan Gigitan Serangga
Bagi yang tinggal area nyamuk Aedes spp harus menggunakan kontrol seperti
pengusir serangga seperti DEET, menggunakan jaring nyamuk saat malam hari
dan memakai baju yang berwarna cerah dan tetap tertutup. Pemakain airconditioning juga berpotensi mengurangi resiko gigitan nyamuk. 8 Pada wanita
hamil atau berencana hamil harus melakukan perlindungan ekstra terhadap gigitan
nyamuk untuk mencegah infeksi Virus Zika selama kehamilan, misalnya dengan
memakai baju yang menutup sebagian besar permukaan kulit, berwarna cerah,
menghindari pemakaian wewangian yang dapat menarik perhatian nyamuk seperti
parfum dan deodoran.17
2.2.9.1.2.
Pengendalian Sumber Vektor
Pengendalian sumber vektor termasuk membuang air tergenang dan tanaman
yang terdapat air tergenangnya juga yang dapat menjadi tepat berkembangbiak
untuk nyamuk, menyiram tempat-tempat kemungkinan larva nyamuk tumbuh, dan
membuang sampah-sampah yang ada dihalaman rumah. Sebagai contoh, ban
Universitas Sumatera Utara
14
mobil yang berisi air tergenang dan gelap lebih sering dijadikan tempat
berkembangbiak nyamuk, harus dibuang. 1
Melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus (menguras dan
menutup tempat penampungan air, serta memanfaatkan atau melakukan daur
ulang barang bekas, ditambah dengan melakukan kegiatan pencegahan lain seperti
menabur bubuk larvasida, menggunakan kelambu saat tidur, menggunakan obat
nyamuk atau anti nyamuk, dll). Melakukan pengawasan jentik dengan melibatkan
peran aktif masyarakat melalui Gerakan Satu Rumah Satu Juru Pemantau Jentik
(Jumantik). Meningkatkan daya tahan tubuh melalui perilaku hidup bersih dan
sehat (PHBS) seperti diet seimbang, melakukan aktifitas fisik secara rutin, dll. 17
2.2.9.2. Pengendalian Kesehatan Masyarakat
2.2.9.2.1.
Pencegahan saat Bepergian
Akibat pandemik Virus Zika yang terjadi beberapa negara menyarankan
kepada warga-warganya yang hamil untuk tidak bepergian ke negara-negara
endemik Virus Zika baik yang sudah terjadi ataupun yang masih diperkirakan.18
2.2.9.2.2.
Rekomendasi Regulasi Terhadap Virus Zika
CDC mengeluarkan regulasi mengenai pemeriksaan bayi dengan infeksi Virus
Zika pada kehamilan. Pengukuran ini termasuk melihat fetus secara ultrasound
dan pemeriksaan ibu untuk infeksi Virus Zika. Pemerikasaan Virus Zika ini
ditujukan untuk :
1. Bayi yang baru lahir dengan mikrosefalus atau kalsifikasi intrakranial
hingga wanita-wanita yang bepergian atau tinggal ke area yang ada
transmisi Virus Zika saat hamil.
2. Bayi yang baru lahir sampai ibu yang hasil tes positif atau tidak jelas
infeksi Virus Zika.19
2.2.10. Interverensi secara farmakologi
2.2.10.1. Mencari Vaksin
Universitas Sumatera Utara
15
Sampai sekarang,
dikembangkan.
Ada
masih
pun
belum ada
rencana
membutuhkan waktu sekitar 10
untuk
vaksin
untuk
Virus
Zika yang
pembuatannya diperkirakan akan
tahun hingga vaksin tersebut siap untuk
digunakan.1
2.2.10.2. Obat-Obatan
Secara klinis belum ada terapi yang tersedia untuk infeksi flavivirus. Beberapa
tahun belakangan ini justru lebih berfokus untuk menemukan obat untuk dengue.
Karena kemiripan Virus Zika dan Virus Dengue, obat yang digunakan untuk
mengobati dengue bisa saja digunakan pada Virus Zika. Tapi, perlu diperhatikan
juga bahwa pentingnya ditemukan obat untuk Virus Zika. Hal ini perlu dilakukan
karena bisa saja secara biologis kedua virus tersebut berbeda. Mengetahui biologis
dari penyakit tersebut penting untuk perkembangan obat untuk patogen.8 Menurut
CDC penanganan pada penderita infeksi Virus Zika pertama, istirahat yang cukup.
Kemudian, minum air yang banyak untuk mencegah dehidrasi, dan memakan obat
seperti acetaminophen atau parasetamol untuk menurunkan demam dan rasa nyeri.
Perlu diperhatikan jangan mengonsumsi aspirin atau NSAIDs lainnya bila belum
jelas diagnosa Virus Zika karena dapat menyebabkan pendarahan.20
Universitas Sumatera Utara
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Pengetahuan
2.1.1.
Definisi pengetahuan
Pengetahuan (knowledge) adalah hasil dari tahu manusia yang sekedar
menjawab pertanyaan “apa” (What?). Lebih lengkapnya pengetahuan adalah
segala informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang.
Dalam pengertian lain, pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan
diperoleh manusia melalui pengamatan inderawi.5
2.1.2.
Tingkat pengetahuan
Pengetahuan mempunyai enam tingkat menurut Notoatmodjo 1993 pada
Hasmi5 , yaitu:
a.
Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya yang termasuk dalam tingkatan pengetahuan ini antara lain:
mengingatkan kembali kepada sesuatu yang spesifik dari apa yang
pernah di pelajari oleh rangsangan yang telah diterima. Untuk mengukur
bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan,
menguraikan, mendefinisikan, dan menyatakan.
b.
Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara
benar,
tentang
sesuatu
yang
diketahui
serta
dapat
menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Apabila orang tersebut
telah
paham terhadap
suatu materi,
maka orang tersebut dapat
menjelaskan atau memberi contoh atau dapat menyimpulkan.
c.
Aplikasi (Aplication)
Aplikasi dapat diartikan sebagai suatu kemampuan seseorang untuk
menggunakan apa yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi yang
3
Universitas Sumatera Utara
4
sebenarnya,
misalnya
dapat
menggunakan
prinsip-prinsip
siklus
pemecahan masalah terutama dalam pemecahan masalah kesehatan.
d.
Analisis (Analysis)
Analisis suatu komponen untuk menjabarkan materi-materi ke dalam
komponen-komponen tetapi masih erat kaitannya satu sama
lain.
Kemampuan analisis ini dapat menggambarkan, membedakan, dan lain
sebagainya.
e.
Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk meletakan
bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan, misalnya dapat
menyusun atau merencanakan, dan lain sebagainya.
f.
Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi
ini
berkaitan
dengan
kemampuan
untuk
melakukan
penilaian terhadap suatu materi misalnya dapat membandingkan anak
yang cukup gizi dengan anak yang kurang gizi, dan lain sebagainya.
2.1.3.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Menurut
Notoatmodjo6 ,
pengetahuan
seseorang dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu:
a.
Pengalaman
Pengalaman
dapat
diperoleh
dari
pengalaman
sendiri maupun
pengalaman orang lain. Pengalaman yang diperoleh dapat memperluas
pengetahuan seseorang.
b.
Tingkat Pendidikan
Secara umum, orang yang berpendidikan lebih tinggi akan memiliki
pengetahuan yang lebih luas daripada orang yang berpendidikan lebih
rendah.
Universitas Sumatera Utara
5
c.
Keyakinan
Biasanya keyakinan diperoleh secara turun temurun, baik keyakinan
yang positif maupun keyakinan yang negatif, tanpa adanya pembuktian
terlebih dahulu.
d.
Fasilitas
Fasilitas
sebagai
sumber
informasi
yang
dapat
mempengaruhi
pengetahuan seseorang adalah majalah, radio, koran, televisi, buku, dan
lain-lain.
e.
Penghasilan
Penghasilan tidak berpengaruh secara langsung terhadap pengetahuan
seseorang. Namun, jika seseorang berpenghasilan cukup besar, maka dia
mampu menyediakan fasilitas yang lebih baik.
f.
Sosial Budaya
Kebudayaan
setempat
dan
kebiasaan
dalam
keluarga
dapat
mempengaruhi pengetahuan, persepsi, dan sikap seseorang terhadap
sesuatu.
2.2.
Virus Zika
2.2.1.
Sejarah dan epidemiologi
Beberapa virus dilaporkan telah diisolasi oleh tim dari peneliti dari Inggris dan
Amerika yang memimpin Yellow Fever Virus Research Institute yang berlokasi di
Entebbe, Uganda pada akhir tahun 1930-an hingga akhir tahun 1940-an yang
bertujuan mengisolasi Virus Yellow Fever (VYF). Dalam usaha mengisolasi VYF,
peneliti meletakkan monyet spesies Asia (Macaca mulatta) di kandang di atas
kanopi hutan di Hutan Zika yang lokasi dekat Entebbe, Uganda, diperkirakan ini
merupakan tempat yang berpotensi sebagai host dari nyamuk lokal yang diketahui
sebagai vektor VYF.7 Sampel darah diisolasi dari salah saru monyet tersebut
(monyet 766) kemudian disuntikan ke otak tikus Swiss albino yang memicu tikus
ini sakit. Hasil analisis dari jaringan otak tikus yang sakit tersebut membuat
terisolasinya beberapa virus yang tersaring, diantara ada yang diberi nama Zika
Universitas Sumatera Utara
6
virus766 karena dari hutan dan nomor monyet sehingga diberi nama demikian.
Virus ini juga diisolasi dari populasi nyamuk dari lokasi yang sama dan menjadi
penyebab terjadinya sirkulasi endemik oleh host virus yang berhubungan dengan
monyet setempat (meliputi 13 jenis monyet) dan nyamuk. Fakta bahwa virus ini
diisolasi dari monyet spesies Asia menyimpulkan bahwa adanya adapatasi virus
dari monyet spesies Afrika ke monyet spesies Asia. Apakah adaptasi adalah
sebagai faktor transmisi dari virus ini dan apakah adaptasi menyebabkan virus
semakin patogen masih belum diketahui. Perlu diperhatikan bahwa serum yang
dikumpulkan dari sampel darah dari beberapa populasi lokal yang bertempat
tinggal di lokasi yang sama dalam waktu yang sama ditemukan juga antibodi
terhadap Virus Zika menyimpulkan bahwa virus telah menginfeksi populasi
manusia. Tetapi, tidak ada laporan mengenai adanya penyakit. Virus ini pertama
kali diisolasi dari manusia pada tahun 1969 di Nigeria, lewat penyakit yang
disebut, Zika fever atau penyakit Zika yang telah diketahui menginfeksi manusia
sejak awal tahun 1950-an.1
Laporan terbaru dari Virus Zika teridentifikasi sebagai kasus yang jarang pada
penyakit
manusia.
Lanciotti
pada
tahun
β008
menyatakan
“Berdasarkan
sejarahnya, Zika sangat jarang dikaitkan dengan penyakit manusia”. Laporan
epidemik terbaru dilaporkan di Pasifik Selatan dan di Asia Tenggara.1 Pada tahun
2007 di Kepulauan Yap ditemukan 49 kasus konfirmasi dan 59 kasus probable
yang sudah didiagnosa dengan kombinasi dari RT-PCR dan analisa serologi,
dengan kehadiran virus dengue yang tidak pasti pada hasilnya.7 73% dari 7391
jumlah
penduduk
diperkirakan
telah
terinfeksi dan
A.
stegomyia
sudah
terindentifikasi sebagai vektor utama penyebarannya. Selain sudah menyebar di
Kepulauan Yap, Virus Zika juga telah menyebar hingga kepulauan-kepulauan di
Perairan Oceania. Secara tidak sengaja, lewat penyebaran ini, Gullain-Barré
Syndrome (GBS) pertama kali dihubungkan dengan Virus Zika. Tidak hanya itu
saja, bukti pertama juga ditemukan bahwa Virus Zika dapat ditransmisikan lewat
tranfusi darah, dan pendektesian Virus Zika pada semen, saliva, dan urin juga
ditemukan.8
Universitas Sumatera Utara
7
Kejadian ini kemudian terulang kembali awal tahun 2015 di Brasil. Tepatnya
kejadian ini terjadi di Kota Salvador yang merupakan kota terbesar ketiga di
Brasil. Penyebaran Virus Zika perkirakan memuncak pada minggu pertama bulan
Mei 2015. Diperkirakan jumlah kasus yang didapat dari bulan Februari 2015
hingga Juni 2015 ada sebanyak 14.835 kasus. Prevalensi serangan Virus Zika
diperikirakan 5,5 kasus setiap 1000 orang (4,6 kasus setiap 1000 pria dan 6,3
kasus setiap 1000 wanita, 8,2 kasus setiap 1000 anak-anak dibawah umur 15
tahun, 5,4 tahun setiap 1000 usia 15-39 tahun, dan 3,8 kasus setiap 1000 dewasa
diatas umur 40 tahun)9 .
2.2.2.
Klasifikasi
Virus Zika termasuk family Flaviviridae dan genus Flavivirus1 . Golongan
Flaviviridae lainnya termasuk yellow fever, dengue, West Nile, dan Japanese
Encephalitis
Viruses7 .
Flavivirus
termasuk
dari grup
yang
diberi nama
“arborviruses”, yaitu ratusan virus RNA yang bergantung kepada arthopoda
seperti nyamuk atau kutu untuk transmisinya. Arbovirus menyebabkan beberapa
penyakit yang merugikan pada manusia dan hewan diseluruh dunia. Family dari
RNA arbovirus meliputi Bunyaviridae, Flaviridae, Reoviridae, Rhabdoviridae,
dan Togoviridae. Arbovirus didapat secara oral lewat vektor hematogen dalam
bentuk darah dari vetebrata yang terinfeksi. Virus ini tidak patogen pada vektor
tapi bisa bertahan dan hidup dalam vektor yang kemudian ditransmisikan lewat
saliva ke host vetebrata baru. Siklus ini penting untuk diingat, mengingat
bagaimana virus dapat bertahan di vektor host dan apakah virus bereplikasi di
host, dan jika bereplikasi, tipe sel yang menginfeksi vektor dan apakah virus
berubah bentuk
di dalam host
semua itu merupakan isu penting yang
mempengaruhi kemampuan dari vektor untuk mentransmisikan infeksi termasuk
Virus Zika. Bukti bahwa rekombinasi dari virus telah terbukti dan mempunyai
berpotensial akibat transmisi virus lewat spesies nyamuk yang berbeda. Virus
Zika paling mirip dengan Virus Spondweni. Ada tujuh kelompok dari nyamuk
yang menyebarkan flavivirus, menurut International Committee on Taxonomy of
Universitas Sumatera Utara
8
Viruses (ICTV). Kelompok ini diketegorikan berdasarkan antigen dan genetik.
Genus Flavivirus terdiri atas 39 nyamuk pembawa virus10 .
2.2.3.
Struktur Virus Zika
Virus Zika terdiri atas
genom untaian tunggal RNA.
Itu merupakan
pembungkus, Virus Ikosahedral yang termasuk dari grup Spondweni clade. Virus
Zika memiliki polaritas virus RNA yang positif dengan ukuran genom sekitar 11
kb.1
Pembukaan
genom
RNA
tunggalnya
mengkode
poliprotein
untuk
membentuk struktur badan virus. Poliprotein mengandung 3 komponen, termasuk
capsid, membran, dan bagian premembran. Kemudian ada sebuah protein
pembungkus dan tambahan 7 komponen yang tidak berstruktur. Ketujuh protein
tersebut adalah NS1, NS2a, ND2b, NS3, NS4a, NS4b, dan NS5. Protein yang
tidak berstruktur NS2B/NS3 termasuk protease serine dengan host protease cotranslasi
dan
post-translasi
memotong
poliprotein
membentuk
komponen-
komponennya. Protein pembungkus adalah hal penting pada flavivirus sebagai
tempat menempelnya antigen dan mengarahkan penempelan dari virion dan
penetrasi masuk ke dalam sel host. Pengecilan dari protein E dikontrol oleh
protein premembran, yang dipotong oleh furin untuk membentuk membran
protein prion hingga virion yang sudah dewasa atau matang dilepaskan dari sel.
Fungsi dari protein yang tidak berstruktur lainnya masih belum diketahui, tapi
mungkin punya peran penting dalam beragam bagian replikasi. Sebagai contoh,
NS5, sebagai RNA-dependent RNA polimerase.11
Gmabar 2.1. Gambaran Virus Zika Melalui Mikroskop Elektron
Universitas Sumatera Utara
9
2.2.4.
Genom Virus Zika
Ada 2 garis keturunan dari Virus Zika yang diketahui, yaitu Afrika dan Asia.
Garis keturunan tersebut dapat diidentitifikasi secara detail lewat analisis genetik
dari sekelompok RNA. Komponen utama dalam variabel saat membandingkan
strain tampak berhubungan dengan avaibilitas dari potential glycosylation site.
Sekuen pengkodean dari virus yang lengkap didapatkan dari pasien dari French
Polynesia yang dirawat di Rumah Sakit setelah jatuh sakit menunjukkan garis
keturunan Asia, dengan 99,9% nukletid dan asam amino yang homolog dengan
isolasi yang bersirkulasi selama tahun 2000-an di Asia Selatan dan Kepulauan
Pasifik. Hal ini dipercayai
bahwa garis keturunan Asia pertama kali masuk ke
Asia dari Afrika tahun 1945. Kedua pasien lainnya yang terinfeksi Virus Zika juga
di periksa dan ternyata dijumpai hal yang serupa. 12
2.2.5.
Transmisi
Transmisi dari arbovirus lewat definisinya melibatkan vektor atropoda (Pada
umum spesies nyamuk dan kutu) dan mamalia. Hal ini menjadi alasan kebanyakan
arbovirus tetap menjadi endemik di area tropis dan sub-tropis yang mendukung
siklus hidup antropoda. Pada kebanyakan kasus tapi tidak semuanya virus tidak
menyebabkan penyakit pada host alaminya. Virus yang infeksius tersebut harus
ada pada jumlah tertentu pada darah atau jaringan pada mamalia sehingga dapat
diambil oleh antropoda saat menggigit host alami. Kemudian, virus infeksius
tersebut harus bertahan di antropoda dan bereplikasi pada jaringan spesifik di
antropoda dan sekali lagi harus menjadi jumlah tertentu agar dapat diantarkan
kembali ke host untuk melanjutkan siklusnya. Nyamuk pada umumnya menghisap
nektar tanaman dan biasanya nyamuk betina menghisap darah mamalia yang
dibutuhkan untuk kematangan telur yang dibawanya. Umur rata-rata nyamuk lakilaki hanya sepuluh hari dan satu sampai dua bulan untuk yang betina dan jarak
jangkauan nyamuk satu sampai 3 mil.1
Universitas Sumatera Utara
10
2.2.5.1 Nyamuk Aedes
Arbovirus jelas lebih berfokus pada iklim tropis karena banyaknya jenis
nyamuk yang ada. Nyamuk dapat berkembang biak secara cepat dan dalam
jumlah tertentu dapat menginfeksi suatu populasi dalam waktu mingguan hingga
bulanan. Penyebaran Virus Zika lewat spesies nyamuk aedes. Pada umumnya,
diketahui bahwa nyamuk A.aegypti sebagai pembawa Virus Zika yang belum
dominan. Ini merupakan nyamuk yang sama yang menyebarkan yellow fever.
Nyamuk ini dapat berkembang biak di jumlah air yang sedikit, dan diketahui aktif
dan agresif pada siang hari, terutama pada tempat yang berdebu atau sore hari saat
cuaca berawan, dan sering di dalam ruangan. Nyamuk ini asalnya dari Afrika, tapi
sekarang dapat kita jumpai pada iklim subtropis dan tropis diseluruh dunia.
Penyakit lainnya yang ditularkan oleh nyamuk A. aegypti termasuk dengue,
yellow fever, and chikungunya. A.aegypti sudah diindentifikasi sebagai vektor
utama dari arbovirus di daerah Pasifik.1
2.2.5.2. Transmisi Bukan dari Nyamuk
Tramisi
alami
dari
siklus
arbovirus,
secara
umum,
telah
diketahui
berhubungan dengan nyamuk. Tetapi, adanya laporan transmisi Virus Zika pada
saat kelahiran, dan resiko potensi transmisi Virus Zika lewat transfusi darah juga
didapati.13 Kemudian, transmisi Virus Zika lewat seksual ke istri pasien yang
mendapatkan
infeksi
di
Transmisinya
diperkirakan
Senegal
lewat
setelah
semen
kembali
tetapi
ke
semennya
Amerika
tidak
Serikat.
diperiksa.
Mengenai hal tersebut, bahwa flavivirus dapat ditemukan di urin individu yang
terinfeksi dengan West
Nile Virus dengan bukti yang menunjukan virus
bereplikasi di pasien dan menjadi infeksius.14
2.2.5.3. Transmisi Vertikal dari Virus Zika
Akibat adanya hubungan antara mikrosefalus dan Virus Zika pada wanita
hamil, kemampuan Virus Zika bertransmisi secara perinatal menjadikan ini hal
yang menarik dan penting untuk diperhatikan.
Sebuah penelitian dilakukan pada
tahun 2014 untuk mengevaluasi Virus Zika pada serum ibu dan bayi yang baru
Universitas Sumatera Utara
11
lahir saat melahirkan. Dua kasus dari Polinesia Perancis diteliti, dan RNA Virus
Zika dapat ditemukan pada serum ibu sampai 5 hari setelah melahirkan dan pada
bayi sampai 6 hari. Virus Zika juga ditemukan pada ASI (Air Susu Ibu).
Penemuan hal tersebut membutuhkan penelitian lebih lanjut, tapi membuka
peluang untuk terjadinya kemungkinan transmisi secara perinatal atau setelah
melahirkan.15
2.2.6.
Manifestasi klinis
Kebanyakan infeksi yang disebabkan oleh Virus Zika tidak bergejala (sekitar
80%). Kebanyakan gejalanya adalah demam, ruam, nyeri sendi, dan konjutivitis
yang tidak purulen. Pada tahun 2007, nyeri otot, pembengkakkan, dan muntahmuntah juga di temukan pada kasus yang terjadi di Kepulauan Yap, Micronesia.
Waktu inkubasi dari Virus Zika masih belum diketahui tapi jika sama dengan
infeksi flavivirus lainnya, diperkirakan 3 hingga 7 hari. Dengue dan Chikungunya
sering memiliki kemiripan tapi tidak secara identik, dan co-infeksi dengan virus
ini juga ditemukan.
Hasil laboratorium dari infeksi Virus Zika termasuk
leukopenia, trombocytopenia, peningkatan serum laktat dehidrogenase,
-glutamyl
transferase, dan peningkatan tanda-tanda faktor inflamasi seperti C-reaktif protein,
fibrinogen, dan ferritin.16
2.2.7.
Diagnosis
Pendiagnosaaan infeksi Virus Zika masih menjadi tantangan.
pertama
dari
pengetasan
infeksi
flavivirus
menggunakan
Perkembangan
teknik
fase-solid
immunosorbent dan inhibisi hemaglutinisasi assay untuk mendeteksi isotop IgM
terhadap virus yang spesifik, terutama pada fase fase akut infeksi. Juga telah
pernah dilakukan plaque reduction neutralization assay (PNRT). Tapi, masalah
pendiagnosaan yang dihadapi juga serupa dengan flavivirus lainnya seperti
dengue dan yellow fever, yaitu spesitifitas dan reaksi silang yang masih harus
diperjelas. Selain itu terdapat juga pemeriksaan serologi, Reverse TranscriptasePolymerase Chain Reaction (RT-PCR). Hasil false positif akibat reaksi silang
masih menjadi tantangan besar. Keberadaan asam nukleat di dalam cairan tubuh
Universitas Sumatera Utara
12
tidak cukup kuat untuk mendiagnosa pasien dengan infeksi yang aktif. Tidak ada
tes yang komersial yang tersedia, dan pemeriksaan Virus Zika hanya bisa
dilakukan di laboratorium CDC dan dibeberapa negara dan departemen kesehatan
suatu daerah saja.16
2.2.8.
Patogenesis
Mekanisme patogenesis yang menyebabkan kecacatan fetus akibat infeksi
Virus Zika masih belum diketahui. Telah diperkirakan bahwa Zika dengan
arbovirus lainnya seperti dengue virus dan Chikungunya virus bekerja lewat
induksi akibat respon autofagi pada sel yang terinfeksi. Mekanisme dari virus
yang menggunakan autofagi untuk menginfeksi sel bervariasi. Sebagai contoh,
Virus Dengue
dapat mengubah membran untuk membentuk autofagosom yang
dapat bergabung dengan endosom untuk membentuk amphisom. Kemudian Virus
Dengue dapat bereplikasi didalam membran yang diinduksi oleh virus. Hal yang
serupa juga dialami oleh Virus Zika, tapi masih belum jelas karakteristiknya.
Flavivirus termasuk Virus Zika telah ditemukan mengaktifkan
unfolded protein
response (UPR), yang berperan penting dalam autofagi yang berhubungan dengan
pengangguan
fungsi atau degradasi dari bentuk
atau komposisi retikulum
endoplasmik.8
2.2.8.1. Profil Sitokin pada infeksi Virus Zika
Analisa dari kadar sitokin yang didapat dari beberapa sampel plasma dari
pasien yang aktif dan baru sembuh dari infeksi Virus Zika dari Asia Tenggara,
Brasil, atau Polynesia. Kadar dari pro-iflamasi sitokin, IL-1 dan IL-6 meningkat
pada sampel yang mengalami fase akut, juga kadar IL-2, IL-4, IL-9, IL-10, IL-13,
dan IL-17. Peningkatan kadar dari kebanyakan sitokin menetap pada fase
recovery, tapi granulocyte-macrophage colony stimulating factor (GM-CSF),
fibroblast growth factor (FGF), dan IL-8 juga meningkat pada fase recovery.
Kadar interferon-
meningkat dari fase akut ke fase recovery, meski perbedaan
tersebut tidak begitu berarti.1
Universitas Sumatera Utara
13
2.2.8.2. Peran kulit dalam infeksi
Kebanyakan infeksi Virus Zika ditransmisikan ketika nyamuk mengigit kulit
manusia. Peran kulit dalam patogenesis infeksi membawa kemungkinan jalan
masuk ke dalam tubuh. Faktor adhesi termasuk AXL, Tyro3, dan DC-SIGN
ditemukan
memfasilitasi
Virus
Zika
masuk
ke
sel
kulit
manusia.
Phosphatidygliserine merupakan reseptor AXL yang ditemukan pada reseptor
masuknya Virus Zika. Fibroblast dermal menunjukkan kebebasan zika dalam
menggunakan RNA silencing dan penetralisasi antibodi.1
2.2.9.
Pencegahan
2.2.9.1. Langkah-langkah pengendalian
2.2.9.1.1.
Pencegahan Gigitan Serangga
Bagi yang tinggal area nyamuk Aedes spp harus menggunakan kontrol seperti
pengusir serangga seperti DEET, menggunakan jaring nyamuk saat malam hari
dan memakai baju yang berwarna cerah dan tetap tertutup. Pemakain airconditioning juga berpotensi mengurangi resiko gigitan nyamuk. 8 Pada wanita
hamil atau berencana hamil harus melakukan perlindungan ekstra terhadap gigitan
nyamuk untuk mencegah infeksi Virus Zika selama kehamilan, misalnya dengan
memakai baju yang menutup sebagian besar permukaan kulit, berwarna cerah,
menghindari pemakaian wewangian yang dapat menarik perhatian nyamuk seperti
parfum dan deodoran.17
2.2.9.1.2.
Pengendalian Sumber Vektor
Pengendalian sumber vektor termasuk membuang air tergenang dan tanaman
yang terdapat air tergenangnya juga yang dapat menjadi tepat berkembangbiak
untuk nyamuk, menyiram tempat-tempat kemungkinan larva nyamuk tumbuh, dan
membuang sampah-sampah yang ada dihalaman rumah. Sebagai contoh, ban
Universitas Sumatera Utara
14
mobil yang berisi air tergenang dan gelap lebih sering dijadikan tempat
berkembangbiak nyamuk, harus dibuang. 1
Melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus (menguras dan
menutup tempat penampungan air, serta memanfaatkan atau melakukan daur
ulang barang bekas, ditambah dengan melakukan kegiatan pencegahan lain seperti
menabur bubuk larvasida, menggunakan kelambu saat tidur, menggunakan obat
nyamuk atau anti nyamuk, dll). Melakukan pengawasan jentik dengan melibatkan
peran aktif masyarakat melalui Gerakan Satu Rumah Satu Juru Pemantau Jentik
(Jumantik). Meningkatkan daya tahan tubuh melalui perilaku hidup bersih dan
sehat (PHBS) seperti diet seimbang, melakukan aktifitas fisik secara rutin, dll. 17
2.2.9.2. Pengendalian Kesehatan Masyarakat
2.2.9.2.1.
Pencegahan saat Bepergian
Akibat pandemik Virus Zika yang terjadi beberapa negara menyarankan
kepada warga-warganya yang hamil untuk tidak bepergian ke negara-negara
endemik Virus Zika baik yang sudah terjadi ataupun yang masih diperkirakan.18
2.2.9.2.2.
Rekomendasi Regulasi Terhadap Virus Zika
CDC mengeluarkan regulasi mengenai pemeriksaan bayi dengan infeksi Virus
Zika pada kehamilan. Pengukuran ini termasuk melihat fetus secara ultrasound
dan pemeriksaan ibu untuk infeksi Virus Zika. Pemerikasaan Virus Zika ini
ditujukan untuk :
1. Bayi yang baru lahir dengan mikrosefalus atau kalsifikasi intrakranial
hingga wanita-wanita yang bepergian atau tinggal ke area yang ada
transmisi Virus Zika saat hamil.
2. Bayi yang baru lahir sampai ibu yang hasil tes positif atau tidak jelas
infeksi Virus Zika.19
2.2.10. Interverensi secara farmakologi
2.2.10.1. Mencari Vaksin
Universitas Sumatera Utara
15
Sampai sekarang,
dikembangkan.
Ada
masih
pun
belum ada
rencana
membutuhkan waktu sekitar 10
untuk
vaksin
untuk
Virus
Zika yang
pembuatannya diperkirakan akan
tahun hingga vaksin tersebut siap untuk
digunakan.1
2.2.10.2. Obat-Obatan
Secara klinis belum ada terapi yang tersedia untuk infeksi flavivirus. Beberapa
tahun belakangan ini justru lebih berfokus untuk menemukan obat untuk dengue.
Karena kemiripan Virus Zika dan Virus Dengue, obat yang digunakan untuk
mengobati dengue bisa saja digunakan pada Virus Zika. Tapi, perlu diperhatikan
juga bahwa pentingnya ditemukan obat untuk Virus Zika. Hal ini perlu dilakukan
karena bisa saja secara biologis kedua virus tersebut berbeda. Mengetahui biologis
dari penyakit tersebut penting untuk perkembangan obat untuk patogen.8 Menurut
CDC penanganan pada penderita infeksi Virus Zika pertama, istirahat yang cukup.
Kemudian, minum air yang banyak untuk mencegah dehidrasi, dan memakan obat
seperti acetaminophen atau parasetamol untuk menurunkan demam dan rasa nyeri.
Perlu diperhatikan jangan mengonsumsi aspirin atau NSAIDs lainnya bila belum
jelas diagnosa Virus Zika karena dapat menyebabkan pendarahan.20
Universitas Sumatera Utara