Tingkat Pengetahuan Virus Zika Pada MahasiswI Prodi D-3 Kebidanan di STIKes Senior, Medan Tahun 2016 Chapter III VI

BAB 3
KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP
3.1.

Kerangka Teori
Transmisi:

Arbovirus
Jenis Lainnya:

1. Nyamuk
Aedes sp.
2. Sperma
3. Perinatal

Flaviviridae

Menyebabkan:
Virus Zika
1. Mikrosefalus
2. Gullain-Barrè

Syndrome

Dengue
Yellow Fever
West Nile
Japanese
Encephalitis
Virus

Manifestasi Klinis:
1.
2.
3.
4.

Ruam
Demam
Nyeri sendi
Konjutivitis
yang tidak

purulent
5. Nyeri Otot
6. Muntah-muntah
7. Pembengkakan

Pencegahan:
1. Menggunakan obat pengusir
serangga
2. Menggunakan obat anti nyamuk
3. Melakukan 3M (Menguras,
Membuang, dan Menimbum)
4. Menggunakan pakaian yang
berwarna cerah
5. Pemeriksaan sedini mungkin

Pemeriksaan Laboratorium:
1. Leukopenia
2. Trombositopenia
3. Peningkatan tanda-tanda
inflamasi

4. Peningkatan laktat
dehidrgenase
5. Peningkatan γ-glutamyl
transferase

Diagnosa pasti dengan:
1. ELISA
2. RT-PCR
Pengobatan:
1.
2.
3.
4.
5.

1.
2.
3.
4.


Vaksin
Antivirus (Masih dikembangkan)
NSAIDs
Terapi Cairan
Acetaminophen atau parasetamol

16
Universitas Sumatera Utara

17

3.2.

Kerangka Konsep

Variabel independen

Variabel dependen

Mahasiswi Prodi D-3

Kebidanan STIKes Senior
1. Umur

Tingkat Pengetahuan
Tentang Virus Zika

2. Angkatan
3. Suku

Universitas Sumatera Utara

BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
4.1.

Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif dengan cross

sectional.
4.2.


Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu Penelitian : 19 November 2016
Tempat Penelitian : Prodi D-3 Kebidanan Senior, Medan

4.3.

Populasi dan Sampel

4.3.1. Populasi Penelitian
Populasi dari ini penelitian ini adalah semua mahasiswi Akademi Kebidanan
Senior, Medan.
4.3.2. Sampel Penelitian
Teknik pengambilan sampel yang dilakukan adalah sampling kuota. Pada
teknik ini peneliti menentukan kuota sebanyak 75 responden dengan 25 responden
untuk masing-masing angkatan.
4.4.

Teknik Pengumpulan Data


4.4.1. Metode pengumpulan data
Metode yang dilakukan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah data
primer. Data primer diperoleh secara langsung dengan interaksi kepada responden.
Pengumpulan data didapat melalui wawancara langsung dengan menggunakan
kuesioner.

18
Universitas Sumatera Utara

19

4.4.2. Teknik pengumpulan skoring dan skala
Dalam penelitian ini kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tingkat
pengetahuan tentang Virus Zika. Kuesioner ini berisikan 20 pertanyaan tertutup.
Sebelum penelitian ini dilakukan kuesioner dibagikan kepada 20 orang responden
yang bukan termasuk dari sampel penelitian. Kemudian, kuesioner ini di ujikan
validitas dan reabilitasnya dengan program SPSS.
4.4.3. Alat pengumpulan data
Alat yang digunakan dalam pengumpulan data ini adalah kuesioner yang
terdiri dari pertanyaan-pertanyaan tertutup untuk mengumpulkan data tingkat

pengetahuan responden tentang Virus Zika.
4.5.

Definisi Operasional

4.5.1. Mahasiswi akademi kebidanan


Calon bidan yang sedang menumpuh ilmu di Akedemi Kebidanan
dengan latar belakang yang berbeda-beda (umur, angkatan, dan suku).



Cara Ukur : wawancara



Alat Ukur : kuesioner




Hasil Ukur :





Angkatan



Suku



Umur

Skala Pengukuran : nominal

4.5.2. Tingkat pengetahuan Virus Zika



Tingkat Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui tentang
Virus Zika (epidemiologi, perbedaan, pencegahan, gejala, dan
penanganan awal).



Cara Ukur : wawancara



Alat Ukur : kuesioner, dengan pertanyaan yang diajukan 20. Masingmasing pertanyaan yang diajukan memiliki 2 pilihan jawaban.


Jawaban yang benar diberi nilai 1

Universitas Sumatera Utara

20






4.6.

Jawaban yang salah diberi niai 0

Hasil Ukur :


Pengetahuan Baik (total nilai 14-20)



Pengetahuan Sedang (total nilai 8-13)



Pengetahuan Kurang (total nilai 0-7)

Skala Pengukuran : ordinal

Pengolahan dan Analisa Data


Sebelum peneliti meninggalkan tempat penelitian, kelengkapan
jawaban kuesioner diperiksa terlebih dahulu oleh peneliti.



Setelah itu, jawaban responden diperiksa secara manual. Sistem
skoring yang diberikan pada nomer 1 sampai dengan 20 adalah jika
jawaban benar diberi nilai 1 dan yang salah diberi nilai 0.



Tingkat pengetahuan responden ditentukan berdasarkan nilai yang
didapat :

a. Jika responden mendapat nilai 14 – 20, maka responden
dikategorikan sebagai pengetahuan baik.
b. Jika responden mendapat nilai 8 – 13,

maka responden

dikategorikan sebagai pengetahuan sedang.
c. Jika responden mendapat nilai 0 - 7, maka responden dikategorikan
sebagai pengetahuan kurang.


Suku, indeks prestasi dan tingkat pengetahuan diberikan kode.



Data dimasukan dan dianalisa dengan menggunakan program
SPSS. Pada penelitian ini, di analisis berdasarkan tabel distribusi
frekuensi.

4.7.

Perencanaan Waktu dan Biaya Penelitian

4.7.1. Perencanaan waktu
Kegiatan penelitian ini dimulai dari pembuatan proposal sampai dengan
penyusunan hasil penelitian skripsi ini direncanakan selama 10 bulan mulai dari

Universitas Sumatera Utara

21

bulan Maret 2016 hingga Desember 2016. Tahapan dan waktu kegiatan penelitian
akan diuraikan pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 Rencana Waktu Penelitian
TAHUN

KEGIATAN

BULAN

2016
Mar Apr Mei Jun

Jul Agst

Sep Okt Nov Des

Bimbingan dan
Pembuatan Proposal
Seminar Proposal
Penelitian Lapangan
Bimbingan,
Pengolahan Data, dan
Penyusunan Hasil
Penelitian
Presentasi

Hasil

Penelitian

4.7.2. Perencanaan biaya
Perencanaan biaya yang diperlukan untuk kegiatan penelitian akan diuraikan
pada tabel 4.2.
Tabel 4.2 Perencanaan Biaya
No.
1.

Keterangan
Pengukuran Validitas
-

2.

Biaya

Pembuatan Kuisioner

Rp 75.000,-

Penelitian Lapangan
-

Fotocopy Kuisioner

Rp 100.000,-

-

Souvenir Subjek Penelitian

Rp 250.000,-

Total

Rp 425.000,-

Universitas Sumatera Utara

BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian
5.1.1. Deskripsi Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di STIKes (Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan) Senior,
Medan, yang berada di Jalan Letjend Djamin KM 8,5 No. 13, Padang Bulan
Medan.
5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden
Penelitian ini dilakukan pada 75 orang responden yang merupakan mahasiswi
STIKes Senior yang sedang menjalani program pendidikan D-3 Kebidanan. Dari
Keseluruhan responden yang ada, diperolehlah karakteristiknya dalam bentuk:
jenis kelamin, umur, angkatan, dan suku. Data-data tersebut secara lengkap dapat
dilihat pada tabel-tabel di bawah ini.
5.1.2.1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur
Pada penelitian ini ditanyakan mengenai umur responden yang berkaitan
dengan pengetahuan mahasiswi STIKes Senior Prodi D-3 Kebidanan mengenai
Virus Zika. Distribusi frekuensinya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur
Umur

Frekuensi

%

17-19

37

49,3

20-22

36

48

23-25

2

2,7

Total

75

100

22
Universitas Sumatera Utara

23

Pada tabel 5.1 diatas dijumpai usia 17 hingga 19 tahun sebanyak 37 responden
(49,3). Responden yang berusia 20 hingga 22 tahun ada 36 responden (48%).
Responden yang berusia 23 hingga 25 tahun ada 2 responden (2,7%).
5.1.2.2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Angkatan
Pada penelitian ini ditanyakan mengenai angkatan responden yang berkaitan
dengan pengetahuan mahasiswi STIKes Senior Prodi D-3 Kebidanan mengenai
Virus Zika. Distribusi frekuensinya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Angkatan
Angkatan

Frekuensi

%

2014

25

33,3

2015

25

33,3

2016

25

33,3

Total

75

100

Pada tabel 5.2 diatas dijumpai angkatan 2014 sebanyak 25 responden (33,3%).
Responden yang angkatannya 2015 ada 25 responden (33,3%). Responden yang
angkatannya 2016 ada 25 responden (33,3%).
5.1.2.3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Suku
Pada penelitian ini ditanyakan mengenai suku responden yang berkaita n
dengan pengetahuan mahasiswi STIKes Senior Prodi D-3 Kebidanan mengenai
Virus Zika. Distribusi frekuensinya dapat dilihat pada tabel berikut.

Universitas Sumatera Utara

24

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Suku
Suku

Frekuensi

%

Aceh

1

1,3

Batak

51

68

Jawa

5

6,7

Melayu

2

2,7

Minang

2

2,7

Nias

14

18,7

Total

75

100

Pada tabel 5.3 diatas dijumpai Suku Aceh sebanyak 1 responden (1,3%).
Responden yang sukunya batak ada 51 responden (68%). Responden yang
sukunya jawa ada 5 responden (6,7%). Responden yang sukunya melayu ada 2
responden (2,7%). Responden yang sukunya minang ada 2 responden (2,7%).
Responden yang sukunya nias ada 14 responden (18,7%).
5.1.3 Gambaran Tingkat Pengetahuan
Tingkat pengetahuan dalam ini dibedakan menjadi 3, yaitu baik, cukup, dan
kurang. Tingkat pengetahuan yang baik apabila responden mendapat skor 15-20
pertanyaan yang benar. Sedang, apabila responden mendapat skor 7-14 pertanyaan
yang benar. Kurang, apabila responden mendapat skor 0-6 pertanyaan yang benar.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap mahasiswi prodi
D-3 Kebidanan STIKes Senior Medan, maka tingkat pengetahuan mahasiswi
tentang Virus Zika dapat dikategorikan sebagai berikut.

Universitas Sumatera Utara

25

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat
Pengetahuan
Tingkat Pengetahuan

Frekuensi

%

Baik

33

44

Sedang

42

56

Kurang

0

0

Total

75

100

Pada tabel 5.5 tersebut bahwa dapat dilihat pengetahuan dengan tingkat
kurang tidak dijumpai (0%), pengetahuan sedang dijumpai 42 responden (56%),
dan pengetahuan baik dijumpai sebanyak 33 responden (44%). Sehingga, dapat
disimpulkan bahwa pengetahuan mahasiswi STIKes Senior Prodi D-3 Kebidanan
tentang Virus Zika adalah sedang.
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden
Skoring
No.

1
2
3
4
5
6
7
8
9

Pengetahuan
Apakah infeksi Virus Zika pernah
terdapat di Indonesia?
Apakah Virus Zika dapat menyerang
segala jenis usia?
Apakah Virus Zika dapat ditularkan
oleh nyamuk?
Apakah Virus Zika dapat ditularkan
lewat hubungan seksual?
Apakah Virus Zika dapat ditularkan ke
bayi saat kehamilan?
Apakah Virus Zika dapat ditularkan
dengan memakai barang yang sama
dengan penderita?
Apakah Virus Zika dapat membuat
kecacatan pada bayi saat lahir?
Apakah penderita yang terinfeksi Virus
Zika mengalami demam?
Apakah penderita yang terinfeksi Virus
Zika mengalami nyeri sendi?

1

0

F

%

F

%

66

88

9

12

70

93,3

5

6,7

67

89,3

8

10,7

34

45,3

41

54,7

54

72

21

28

47

62,7

28

37,3

52

69,3

23

30,7

75

100

0

0

58

77,3

17

22,7

Universitas Sumatera Utara

26

10
11
12
13
14
15
16

17

18
19
20

Apakah penderita yang terinfeksi Virus
Zika memiliki ruam di tubuhnya?
Apakah penderita yang terinfeksi Virus
Zika mengalami mata merah?
Apakah ibu hamil yang pernah
bepergian ke daerah yang terdapat
Virus Zika perlu diperiksa?
Apakah pemeriksaan Virus Zika dapat
dilakukan di Medan?
Apakah pencegahan 3M (membuang,
menimbun, dan menguras) dapat
dilakukan pada Virus Zika?
Apakah memakai pakaian yang gelap
dapat mencegah penyebaran virus zika?
Apakah pemakaian obat-obatan
pengusir serangga dapat mengurangi
penyebaran Virus Zika?
Apakah tidak pergi ke daerah yang
terdapat Virus Zika termasuk sebagai
pencegahan?
Apakah penderita infeksi Virus Zika
dapat
sembuh
sendiri
tanpa
pengobatan?
Apakah ada vaksin yang tersedia untuk
Virus Zika?
Apakah penderita Virus Zika perlu
diberikan banyak minum?

62

82,7

13

17,3

60

80

15

20

70

93,3

5

6,7

9

12

66

88

70

93,3

5

6,7

53

70,7

22

29,3

58

77,3

17

22,7

60

80

15

20

5

6,7

70

93,3

26

34,7

49

65,3

69

92

6

8

Pada tabel 5.5 dapat diketahui bahwa responden yang menjawab pertanyaan
yang paling banyak dijawab benar sebanyak 75 (100%) dengan menjawab
pertanyaan nomor 8 yaitu, apakah penderita yang terinfeksi Virus Zika mengalami
demam. Sedangkan, responden yang menjawab paling banyak salah sebanyak 70
dari 75 responden (93,3%) dengan pertanyaan, apakah penderita infeksi Virus
Zika dapat sembuh sendiri tanpa pengobatan.
5.1.4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur, Angkatan, dan
Suku Terhadap Tingkat Pengetahuan
Responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswi
Kebidanan STIKES Senior yaitu sebanyak 75 orang. Dari keseluruhan yang ada
diperoleh karakteristik yang meliputi: umur, angkatan, dan suku.

Universitas Sumatera Utara

27

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur dan Tingkat Pengetahuan
No

Umur

1

Tingkat Pengetahuan

Total

Baik

Sedang

Kurang

17-19 Tahun

15 (45,5%)

22 (52,4%)

0 (0%)

37

2

20-22 Tahun

17 (51,5%)

19 (45,2%)

0 (0%)

36

3

23-25 Tahun

1 (3%)

1 (2,4%)

0 (0%)

2

Total

33 (100%)

42 (100%)

0 (0%)

75

Pada tabel 5.6 diatas menunjukan bahwa presentase umur 17 hingga 19 tahun
yang berpengetahuan baik sebanyak 15 responden, pengetahuan sedang 22
responden, dan pengetahuan kurang tidak ada. Umur 20 hingga 22 tahun yang
berpengetahuan baik sebanyak 17 responden, pengetahuan sedang 19 responden,
dan pengetahuan kurang tidak ada. Umur 23 hingga 25 tahun yang
berpengetahuan baik 1 responden, pengetahuan sedang 1 responden, dan
pengetahuan kurang tidak ada.
Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Angkatan dan Tingkat
Pengetahuan
No

Angkatan

1

Tingkat Pengetahuan

Total

Baik

Sedang

Kurang

2014

10 (30,3%)

15 (35,7%)

0 (0%)

25

2

2015

16 (48,5%)

9 (21,4%)

0 (0%)

25

3

2016

7 (21,2%)

18 (42,9%)

0 (0%)

25

Total

33 (100%)

42 (100%)

0 (0%)

75

Pada tabel 5.7 diatas menunjukan bahwa presentase angkatan 2014 yang
berpengetahuan baik sebanyak 10 responden, pengetahuan sedang 15 responden,
dan pengetahuan kurang tidak ada. Angkatan 2015 yang berpengetahuan baik
sebanyak 16 responden, pengetahuan sedang 9 responde n, dan pengetahuan
kurang tidak ada. Angkatan 2016 yang berpengetahuan baik sebanyak 7
responden, pengetahuan sedang 18 responden, dan pengetahuan kurang tidak ada.

Universitas Sumatera Utara

28

Tabel 5.8 Frekuensi Berdasarkan Suku dan Tingkat Pengetahuan
No

Suku

1

Tingkat Pengetahuan

Total

Baik

Sedang

Kurang

Aceh

0 (0%)

1 (2,4%)

0 (0%)

1

2

Batak

26 (78,8%)

25 (59,5%)

0 (0%)

51

3

Jawa

1 (3%)

4 (9,5%)

0 (0%)

5

4

Melayu

1 (3%)

1 (2,4%)

0 (0%)

2

5

Minang

1 (3%)

1 (2,4%)

0 (0%)

2

6

Nias

4 (12,1%)

10 (23,8%)

0 (0%)

14

Total

33 (100%)

42 (100%)

0 (0%)

75

Pada tabel 5.8 diatas menunjukan bahwa presentase Suku Aceh yang
berpengetahuan baik tidak ada, pengetahuan sedang sebanyak 1 responden, dan
pengetahuan kurang tidak ada. Suku Batak yang berpengetahuan baik sebanyak 26
responden, pengetahuan sedang sebanyak 25 responden, dan pengetahuan kurang
tidak ada. Suku Jawa yang berpengetahuan baik sebanyak 1 responden,
pengetahuan sedang sebanyak 4 responden, dan pengetahuan kurang tidak ada.
Suku Melayu yang berpengetahuan baik sebanyak 1 responden, pengetahuan
sedang sebanyak 1 responden, dan pengetahuan kurang tidak ada. Suku Minang
yang berpengetahuan baik sebanyak 1 responden, pengetahuan sedang sebanyak 1
responden, dan pengetahuan kurang tidak ada. Suku Nias yang berpengetahuan
baik sebanyak 4 responden, pengetahuan sedang sebanyak 10 responden, dan
pengetahuan kurang tidak ada.
5.2. Pembahasan
5.2.1. Tingkat Pengetahuan Mahasiswi Tentang Virus Zika
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pengetahuan mahasiswa/i tentang
Virus Zika yaitu sedang (56%). Sedangkan yang berpengetahuan baik kurang dari
50% dari jumlah responden. Hal ini membuktikan perlunya ditingkatkan
pengetahuan mahasiswi tentang Virus Zika. Penelitian ini sesuai dengan

Universitas Sumatera Utara

29

penelitian yang dilakukan Moore21 pada responden yang berbeda tetapi masih
dalam bidang yang sama. Dalam penelitiannya disebutkan masih kurangnya
pengetahuan petugas-petugas kesehatan khususnya pada layanan primer mengenai
Virus Zika. Hal tersebut juga serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh
Sabogal- Roman, et al22 pada mahasiswi dibidang kesehatan. Dalam penelitiannya
disebutkan masih kurangnya pengetahuan mahasiswi kesehatan tentang Virus
Zika khususnya mengenai gejala- gejalanya. Hal sama juga dialami oleh penelitian
yang dilakukan oleh Gupta, et al23 pada dokter gigi. Dalam penelitiannya
disebutkan masih kurangnya pengetahuan dokter gigi tentang Virus Zika.
Virus Zika merupakan virus golongan arbovirus genus flaviviridae yang dapat
ditularkan secara seksual lewat sperma penderita yang terinfeksi virus ini. Selain
itu penularannya juga dapat diperantai oleh nyamuk dan ibu yang sedang hamil
dapat menularkan kejaninnya. Virus ini dapat mengganggu perkembangan kepala
janin dalam kandungan ibu sehingga ketika lahir nanti dijumpai bahwa anaknya
menderita mikrosefalus atau kepala kecil.
Virus ini sering tidak menimbulkan gejala-gejala pada pasien tapi, gejala yang
sering dijumpai adalah demam, ruam di kulit, nyeri sendi, dan mata merah. Virus
ini hanya dapat diperiksa di Jakarta terlebih dahulu dikarenakan alatnya yang
tidak dapat dijumpai di Medan. Berdasarkan anjuran CDC 20 semua wanita hamil
yang berasal dari daerah endemik Virus Zika perlu diperiksa apakah membawa
virus atau tidak sebagai tindak pencegahan.
Tindakan-tindakan pencegahan lain yang dapat kita lakukan menurut Depkes 17
dapat berupa 3M yaitu menguras dan menutup tempat penampungan air, serta
memanfaatkan atau mendaur ulang barang bekas, ditambah dengan melakukan
kegiatan pencegahan lainnya seperti menabur bubuk larvasida, menggunakan
kelambu saat tidur, menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk, dll. Melakukan
pengawasan jentik dengan melibatkan peran aktif masyarakat melalui Gerakan
Satu Rumah Satu Juru Pemantau Jentik (Jumantik). Meningkatkan daya tahan

Universitas Sumatera Utara

30

tubuh, dan khususnya pada wanita yang hamil atau berencana hamil harus
melakukan perlindungan ekstra terhadap gigitan nyamuk.
Belum ada pengobatan untuk virus ini sehingga yang diobati hanyalah gejalagejalanya saja. Virus ini dapat sembuh dengan sendirinya. Selain obat untuk
gejalanya perlu juga diberikan cairan yang banyak kepada penderita karena bila
tidak penderita dapat mengalami dehidrasi berat yang dapat memperburuk
keadaan pasien. Vaksin untuk virus ini masih belum ada dan masih dalam tahap
perkembangan. Salah satu negara yang sedang melakukan perkembangan
pembuatan vaksin virus ini adalah Brasil akibat angka kejadian mikrosefalus yang
meningkat sesuai dengan angka infeksi Virus Zika.
5.2.2. Tingkat Pengetahuan Mahasiswi Tentang Virus Zika Berdasarkan
Umur
Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa umur yang paling banyak adalah
responden yang berumur 17 hingga 19 tahun sedangkan, yang memiliki tingkat
pengetahuan terbaik pada usia 20 hingga 22 tahun.
Selain itu, faktor lainnya menurut Notoatmojo6 adalah pengalaman. Semakin
lama hidup sesorang semakin banyaklah pulang ilmu pengetahuannya.
Pengalaman ini tidak hanya bisa didapatkan oleh pribadi saja tapi bisa juga
didapatkan dari pengalaman orang lain juga.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Moore 21 ditemukan bahwa usia
perawat yang lebih muda yaitu berumur 25 hingga 45 tahun memiliki tingkat
pengetahuan yang lebih baik dibandingkan dengan usia perawat yang lebih tua
yaitu berumur diatas 46 tahun.
5.2.3. Tingkat Pengetahuan Mahasiswi Tentang Virus Zika Berdasarkan
Angkatan
Hasil Penelitian ini menunjukan bahwa angkatan 2015 memiliki persentase
pengetahuan baik terbanyak dengan persentase sebesar 48,5%. Sedangkan
angkatan 2016 memiliki persentase pengetahuan sedang terbanyak dengan

Universitas Sumatera Utara

31

persentase 42,9%. Hal ini dikarenakan angkatan tingkat menengah sudah
mendapatkan pengetahuan-pengetahuan dasar dan ditambah pengalaman sehingga
pengetahuannya dapat lebih baik dari angkatan pertama yang belum mendapatka n
seluruh pengetahuan-pengetahuan dasar.
Selain itu, menurut Notoatmojo6 faktor lainnya bisa berupa fasilitas yang
dimilikinya. Fasilitas- fasilitias disini terdiri atas media- media dimana sumber
pengetahuan bisa di dapat selain dalam bentuk pengalaman.
5.2.4. Tingkat Pengetahuan Mahasiswi Tentang Virus Zika Berdasarkan
Suku
Dari hasil penelitian menunjukan responden didominasi oleh suku batak yang
memiliki jumlah tingkat pengetahuan baik sebanyak 78,8%. Hal ini dapat terjadi
oleh karena tempat penelitian yang terletak di Medan dimana lebih ditemukan
banyak populasi suku bataknya.
Selain itu,

menurut Notoatmojo6 sosial budaya suatu daerah dapat

mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Hal ini dapat dilihat dalam
kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat mempengaruhi
pengetahuan, persepsi, dan sikap seseorang terhadap sesuatu.

Universitas Sumatera Utara

BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tingkat pengetahuan Virus Zika mahasiswi prodi D-3

Kebidanan di STIKes Senior, Medan pada tahun 2016, maka didapatkan kesimpulan
sebagai berikut:
1. Tingkat pengetahuan secara keseluruhan pada mahasiswi prodi D-3
Kebidanan di STIKes Senior, Medan pada tahun 2016 adalah sedang.
Sedang disini diartikan dengan berpengetahuan baik untuk pengetahuan
umum mengenai penyakit dengan reservoir nyamuk baik dalam cara
penularannya, gejala klinis, dan pencegahannya. Tapi, masih kurang
dalam pengetahuan mengenai hal- hal yang menyangkut mengenai Virus
Zika.
2. Sebagian besar karakteristik responden berjenis kelamin perempuan
dengan tingkat pengetahuan sedang.
3. Sebagian besar karakteristik responden berumur 20 tahun dengan tingkat
pengetahuan sedang.
4. Berdasarkan karakteristik angkatan responden, angkatan 2015 memiliki
tingkat pengetahuan baik dibandingkan dengan angkatan 2014 dan 2016.
5. Sebagian besar karakteristik responden bersuku batak dengan tingk at
pengetahuan baik.

32
Universitas Sumatera Utara

33

6.2.

Saran
1. Bagi masyarakat agar terus menambah wawasana tentang berita-berita
atau isu- isu kesehatan yang terbaru sehingga dapat menambah
pengetahuan masyarakat luas.
2. Bagi mahasiswa- mahasiswi terutama yang sedang menjalani program
pendidikan di bidang kesehatan perlu meningkatkan rasa ingin tahu akan
isu-isu kesehatan yang terbaru.
3. Bagi pihak layanan kesehatan perlu memberikan penyuluhan-penyeluhan
mengenai Virus Zika dan pentingnya pencegahannya.
4. Bagi pihak-pihak pendidikan khususnya dalam bidang kesehatan perlu
ditambahkan pengetahuan mengenai Virus Zika.
5. Bagi pihak-pihak petugas kesehatan baik itu dokter, perawat, dll harus
terus meng-update isu-isu kesehatan terbaru.
6. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat menyempurnaka n penelitian
ini terutama pada kuesionernya dan memperoleh sampel yang lebih luas
sehingga memperoleh hasil yang lebih baik.

Universitas Sumatera Utara