9. TEMA makna dan estetika

TEORI DAN KRITIK ARSITEKTUR
Hubungan antara Teori dan
Kritik Arsitektur
(TEMA: MAKNA & ESTETIKA)

By. Syam Fitriany A, ST, M.Sc

Makna
Arsitektur

Tujuan dari arsitektur adalah
menghasilkan wacana tektonis
yang menandai sebagai tempat
bernaung sekaligus pada saat
yang sama mewakili suatu makna
atau sebuah cerita

Wacana Kritik
Kekuatan Teori Kritis terletak pada
kemampuan elaborasi kritik dalam situasi
dan kondisi tertentu.

Teori Kritis sangat mengkritisi ilmu
pengetahuan (teori tradisional dan
masyarakat) yang memisahkan teori dan
praksis – tidak berkecimpung dalam
penerapan praktis sistem teoritis
konseptualnya.

Teori dari makna

Memandang makna sebagai suatu ide yang
fundamental dalam arsitektur dan ide dari
segala bentuk di lingkungan atau tanda dalam
bahasa , yang membantu menjelaskan
mengapa bentuk bisa mendadak menyeruak
hidup dan terkadang terkesan hancur
berkeping.
Selama ada dalam masyarakat maka setiap
kegunaan akan diubah dengan sendirinya
menjadi sebuah tanda. Contoh Jas Hujan
(Charles Jenks)


Teori ini merupakan penjelasan mengenai
pentingnya makna dari sebuah bangunan
akan dapat memberikan jiwa, menghidupkan 
existensi dari bangunan itu sendiri.
Teori ini berkaitan dengan  tema makna yang
memandang tujuan dari arsitektur bukan
hanya menciptakan tempat hunian untuk
bernaung namun jug sebuah karya yang sarat
makna bahkan didasari konsep yang mampu
menceritakan asal-usul terjadinya bentukan.

Aplikasi Bentukan :
Pacific Tower
Paris, France
Design: 1989 August - 1991
June
Construction: 1990 August 1992 February (Tower)
1992 May - 1993 May
(Bridge)

Site area:    3,100 sqm
Building area: 3,100 sqm
Total floor area: 58,367 sqm
Structure: Steel structure
and reinforced concrete
26 stories + 3 basements

Design Concept
Pacific Tower is a high-rise
office tower in the La Défence
district of Paris. It sites
adjacent to the “Grand Arche”
which was completed for the
Bicentennial of the French
Revolution. The building is
used as follows:
Basement: Space for progress
and innovation
1-5th storeys: Japan service
and temporary offices

6-24th storeys: Offices for rent
25th storey: Japanese tea
house and garden. Introducing
the Japanese tradition and
culture

Kisho Kurokawa dalam Pasific Tower,
tersirat  dari bentukan  mampu
bercerita banyak, mulai dari bentuk
tower yang menyerupai separuh
bulan ,terinspirasi dari Chu Mon yaitu
gerbang simbolik dari  pintu masuk
ruang minum teh di Jepang ini
menunjukan adanya distorsi geometri
oleh non-geometri(bentukbalok yang
kemudian dipotong cembung)

Gedung ini mengekspresikan simbiosis
antara Timur dan Barat
Penggunaan dua material yang

melambangkan dua budaya yaitu
budaya Eropa yang diwakili oleh beton
agregate putih berupa curving wall,
sedangkan pada bagian plaza terdapat
curtain wall dari kaca flat yang
menciptakan efek
transparan,mengingatkan kita pada

Dari konsepnya dapat terlihat Kisho memulai
desainnya berawal dari konsep bentukan,
lebih mengutamakan bentuk daripada
fungsi  menggabungkan unsur barat dan
timur dengan penggunaan dua material
termasuk ke dalam kategori  memodifikasi
struktur.
Beliau juga mencoba menghadirkan
bentukan gabungan yang memiliki makna
tersendiri yang tersirat, memberikan jiwa
pada bangunan seperti yang diungkapkan
oleh Jencks.


Berdasarkan uraian diatas bangunan
ini cocok dengan teori Jencks karena
memiliki “nyawa” sendiri yang mampu
bercerita dan dapat dikategorikan
kedalam bangunan yang memiliki
tema makna karena berangkat dari
bentukan

Rumah sakit anak-anak
penderita “Neuromuscular
disorder”

Rumah sakit anak-anak penderita
“Neuromuscular disorder”(epilepsi) yang
dibuat dengan ide dasar “Bahtera Nuh”
(Noah’s Ark) yang menceritakan bagaimana
Nuh membawa dan merawat bermacammacam binatang dalam bahteranya melalui
badai dan banjir besar.
Dan interpretasi pada kenyataannya yaitu

sebagai tempat penampungan dan perawatan
anak-anak dari berbagai usia, latar belakang,
dan jenis penyakit yang cukup beragam

Kesimpulan
Bangunan adalah produksi manusia yang
paling kasat mata.
Kebanyakan bangunan masih dirancang oleh
masyarakat sendiri atau tukang-tukang batu
di negara-negara berkembang, atau melalui
standar produksi di negara-negara maju.
Arsitek tetaplah tersisih dalam produksi
bangunan.

Keahlian arsitek hanya dicari dalam

pembangunan tipe bangunan yang rumit,
atau bangunan yang memiliki makna
budaya / politis yang penting. Dan inilah
yang diterima oleh masyarakat umum

sebagai arsitektur.
Peran arsitek, meski senantiasa berubah,

tidak pernah menjadi yang utama dan
tidak pernah berdiri sendiri. Selalu akan
ada dialog antara masyarakat dengan sang
arsitek. Dan hasilnya adalah sebuah dialog
yang dapat dijuluki sebagai arsitektur,
sebagai sebuah produk dan sebuah disiplin

Estetika Arsitektur

Sebagai pemanfaat (karya) arsitektur, pengguna
bangunan akan mengalami estetika arsitektur.
Dengan demikian dia tidak saja bertindak
sebagai pengamat (observer) atau sebagai
kontemplator semata, tetapi dia juga menjadi
partisipan di dalamnya.
Untuk itulah arsitek perlu memasukkan estetika
sensori dan estetika simbolik dalam

rancangannya, mendampingi estetika
formalnya.

Adalah PERLU untuk memasukkan unsur estetika
sensorik dan simbolik disamping estetika formal
dalam merancang.

Estetika Sensorik
rasa menyenangkan/tidak menyenangkan dari
seseorang atau grup tertentu yang timbul akibat
pengalaman panca inderanya terhadap sesuatu.
Ia berkaitan dengan kenangan.
Tiap individu maupun grup memiliki persepsi
berbeda-beda terhadap estetika sensorik ini.
Berkaitan dengan kenyamanan dan rangsangan.

Estetika Simbolik
rasa menyenangkan/tidak
menyenangkan cenderung membawa
pengamatnya untuk

mengasosiasikannya terhadap
sesuatu yang lain, yang muncul
akibat kebutuhan manusia akan
afiliasi, identitas, dan penghargaan.

Estetika Formal
rasa menyenangkan/tidak
menyenangkan yang lebih cenderung
didasarkan pada pola,tatanan, dan
komposisi. Adanya pola, aturan yang
disepakati dan berlaku secara
universal.

Pendekatan dalam studi estetika
(Lang,1987)
1.Melibatkan studi proses persepsi, Kognisi, dan
pembentukan sikap
Ketiga proses tersebut merupakan bagian dari
proses perancangan yang memasukkan tema
Arsitektur perilaku didalamnya. Dan

sebagaimana kita ketahui pula bahwa
pemakaian tema atau konsep arsitektur
perilaku dalam sebuah proses perancangan
adalah salah satu aplikasi dari positive theory
of design, yang cenderung akan menghasilkan
estetika yang tergolong dalam estetika
sensorik maupun estetika simbolik.

2.Melibatkan studi proses filosofi estetika dan
proses kreatif
Untuk proses yang berikutnya ini cenderung
menggunakan dan bergantung intelegensia
mengenai norma, aturan, pola mengenai
sebuah komposisi, maupun pengalaman sang
perancang, yang mengacu pada aplikasi
normative theory of design, yang
kecenderuangnnya adalah menghasilkan
estetika yang tergolong dalam estetika formal.

Kesimpulan
dalam menciptakan sebuah rancangan yang
optimal, perancang perlu menangkap
schemata milik calon pengguna, yang
termasuk didalamnya adalah estetika sensorik
dan simbolik pengguna (POSITIVE THEORY)
Lalu merajutnya dengan norma, aturan,
referensi merancang, termasuk didalamnya
adalah estetika formal (NORMATIVE THEORY).
agar rancangan yang dihasilkan nantinya
akan lebih tepat sasaran.

Tugas Minggu ke 9
Carilah masing-masing dua contoh
desain arsitektur yang memasukkan
unsur TEMA MAKNA dan TEMA
ESTETIKA arsitektur didalamnya.
Jelaskan argumen Anda!
Kumpul Minggu depan!

Email:

syafitria@yahoo.com