B1J010045 11.
III. METODE PENELITIAN
A.
Alat dan Bahan
Materi penelitian berupa larva dari nilem umur 1 hari setelah menetas, yang
diperoleh dari pemijahan induksi di Laboratorium Struktur Perkembangan Hewan.
Bahan penelitian yang digunakan adalah krom heksavalen (K2Cr2O7) (Lampiran 1).
Peralatan yang digunakan selama penelitian antara lain wadah baskom, aerator,
milimeter blok, mikroskop cahaya, eye piece micrometer, timbangan analitik, gelas
ukur, spuit injeksi, sarung tangan, saringan, sendok plastik, dan piring kecil
(Lampiran 2).
B.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Struktur dan Perkembangan
Hewan, Fakultas Biologi, Universitas Jenderal Soedirman. Penelitian ini dilakukan
selama 6 bulan dimulai dari bulan Mei 2014 sampai dengan bulan Oktober 2014.
C.
Rancangan Percobaan
Penelitian dilaksanakan secara eksperimental dengan rancangan acak lengkap.
Perlakuan berupa konsentrasi Cr (VI) (K2Cr2O7) dalam medium terdiri atas 0
(kontrol), 5 ppm, 10 ppm, dan 15 ppm. Setiap perlakuan diulang 6 kali dan setiap
unit ulangan berisi 30 ekor larva sehingga dibutuhkan 4x6x30 = 720 ekor larva.
1.
Variabel penelitian
Variabel yang diamati terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat.
Variabel bebas penelitian ini yaitu konsentrasi Cr (VI). Variabel terikat
penelitian ini yaitu perkembangan post-larva dengan parameter panjang tubuh,
luas dan panjang sirip, serta bentuk sirip (dorsal, pectoral, abdominal, anal,
bio.unsoed.ac.id
dan caudal fin). Panjang tubuh diukur mulai dari ujung moncong sampai ujung
terakhir bagian ekornya. Ujung moncong tersebut harus diletakkan pada angka
nol di depan alat ukur, sedangkan ujung ekor terletak di bagian belakang dari
alat ukur. Apabila ekor larva tidak simetris maka ujung yang diukur adalah
ujung yang terpanjang (Aziz, 1989).
6
D.
Cara Kerja
1.
Penentuan LC50 (Lethal Concentration 50%) (OECD, 1998)
Pada saat pra penelitian media Cr (VI) (K2Cr2O7) dibuat dengan
konsentrasi 0 ppm (kontrol), 0,001 ppm, 0,01 ppm, 0,1 ppm, 1 ppm, 5 ppm, 10
ppm, dan 15 ppm. Masing-masing konsentrasi dibuat tiga kali ulangan. Setiap
ulangan masing-masing berisi 10 ekor larva yang baru menetas umur 1 hari,
dipelihara selama 4 hari dalam wadah dengan airasi dan tidak diberi makan.
Namun tingkat kelulus hidupannya 100%, sehingga pengujian diulang kembali
dengan menggunakan konsentrasi 20 ppm, 40 ppm, 80 ppm, dan 160 ppm.
Presentase larva yang hidup pada masing-masing konsentrasi yang diujikan
disajikan pada Lampiran 4.
Presentase larva yang hidup dihitung dan dikoreksi terhadap mortalitas
pada kontrol berdasarkan rumus Abbot (Finney, 1977):
′
= 100
[
] × 100
Keterangan:
P = % hidup sebenarnya
P’= % hidup yang diamati pada konsentrasi uji
C = % hidup pada kontrol
Diperoleh persamaan regresi linier dengan persamaan:
= 125,0087
1,4077( )
Berdasarkan hasil uji LC50 diketahui bahwa konsentrasi sebesar 53,285
ppm, 100% larva hidup selama uji LC50 diperoleh sampai konentrasi 20 ppm
sedangkan dalam penelitian larva akan dipelihara selama 8 minggu sehingga
untuk memastikan bahwa data penelitian dapat diperoleh, maka konsentrasi uji
yang digunakan adalah kurang dari 20 ppm. Dengan demikian, kadar Cr yang
bio.unsoed.ac.id
diujikan ditetapkan 5 ppm, 10 ppm, dan 15 ppm.
2.
Pembuatan Media
Stok 1 ppm dibuat dengan melarutkan 16,98 mg dalam 3 L akuades.
Berikut adalah pembuatan larutan stok:
Larutan stok=
BM K2Cr2O7
×1 mg
BM Cr
7
Larutan stok=
294,16
×1 mg
51,996
Larutan stok=5,657347mg/L
Larutan stok=5,66×3=16,98 mg
Dengan demikian untuk membuat media dengan konsentrasi 5 ppm, 10 ppm,
dan 15 ppm masing-masing dikalikan dengan 16,98 mg K2Cr2O7 dalam 3 L
akuades.
3.
Pengadaan Larva
Larva ikan nilem diperoleh dari pemijahan induk ikan nilem yang telah
diinduksi dengan 0,5 ml/kg BB ovaprim. Induk ikan nilem berjumlah 3 ekor
betina dan 3 ekor jantan. Enam sampai delapan jam setelah induksi, terlihat
gejala memijah, induk betina dan jantan distriping untuk mengeluarkan oosit
dan milt. Oosit difertilisasi kemudian embrio dipelihara dalam wadah baskom
dan diberi airasi untuk mempertahankan kandungan oksigen terlarut dalam air.
Larva yang telah menetas umur 1 hari diambil dan dimasukkan ke dalam
medium uji dengan kepadatan 30 ekor/1,5 L.
4.
Pemeliharaan Post-larva
Larva uji dipelihara selama 8 minggu. Selama pemeliharaan larva diberi
pakan komersial sehari 2 kali, pagi jam 09.00 dan sore jam 15.00. Suplai
oksigen ke dalam media pemeliharaan yang diberi krom heksavalen
dipertahankan dengan pemberian airasi. Penggantian air media dilakukan
setiap 3 hari sekali dengan menggunakan air media baru yang telah
dipersiapkan.
5.
Pengamatan Post-larva
bio.unsoed.ac.id
Larva ikan nilem yang berumur 1 hari diukur panjang totalnya
menggunakan millimeter blok. Setelah sirip tumbuh kemudian luas dan
panjang sirip diukur. Perkembangan sirip diamati jenis sirip yang terbentuk
beserta morfologinya. Pengukuran dilakukan setiap seminggu sekali.
8
E.
Analisis Data
Data penelitian berupa pertumbuhan sirip (dorsal, abdominal, anal, dan caudal
fin) dan panjang tubuh pada tahap larva dianalisis dengan menggunakan uji Anova
satu arah pada tingkat signifikansi p
A.
Alat dan Bahan
Materi penelitian berupa larva dari nilem umur 1 hari setelah menetas, yang
diperoleh dari pemijahan induksi di Laboratorium Struktur Perkembangan Hewan.
Bahan penelitian yang digunakan adalah krom heksavalen (K2Cr2O7) (Lampiran 1).
Peralatan yang digunakan selama penelitian antara lain wadah baskom, aerator,
milimeter blok, mikroskop cahaya, eye piece micrometer, timbangan analitik, gelas
ukur, spuit injeksi, sarung tangan, saringan, sendok plastik, dan piring kecil
(Lampiran 2).
B.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Struktur dan Perkembangan
Hewan, Fakultas Biologi, Universitas Jenderal Soedirman. Penelitian ini dilakukan
selama 6 bulan dimulai dari bulan Mei 2014 sampai dengan bulan Oktober 2014.
C.
Rancangan Percobaan
Penelitian dilaksanakan secara eksperimental dengan rancangan acak lengkap.
Perlakuan berupa konsentrasi Cr (VI) (K2Cr2O7) dalam medium terdiri atas 0
(kontrol), 5 ppm, 10 ppm, dan 15 ppm. Setiap perlakuan diulang 6 kali dan setiap
unit ulangan berisi 30 ekor larva sehingga dibutuhkan 4x6x30 = 720 ekor larva.
1.
Variabel penelitian
Variabel yang diamati terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat.
Variabel bebas penelitian ini yaitu konsentrasi Cr (VI). Variabel terikat
penelitian ini yaitu perkembangan post-larva dengan parameter panjang tubuh,
luas dan panjang sirip, serta bentuk sirip (dorsal, pectoral, abdominal, anal,
bio.unsoed.ac.id
dan caudal fin). Panjang tubuh diukur mulai dari ujung moncong sampai ujung
terakhir bagian ekornya. Ujung moncong tersebut harus diletakkan pada angka
nol di depan alat ukur, sedangkan ujung ekor terletak di bagian belakang dari
alat ukur. Apabila ekor larva tidak simetris maka ujung yang diukur adalah
ujung yang terpanjang (Aziz, 1989).
6
D.
Cara Kerja
1.
Penentuan LC50 (Lethal Concentration 50%) (OECD, 1998)
Pada saat pra penelitian media Cr (VI) (K2Cr2O7) dibuat dengan
konsentrasi 0 ppm (kontrol), 0,001 ppm, 0,01 ppm, 0,1 ppm, 1 ppm, 5 ppm, 10
ppm, dan 15 ppm. Masing-masing konsentrasi dibuat tiga kali ulangan. Setiap
ulangan masing-masing berisi 10 ekor larva yang baru menetas umur 1 hari,
dipelihara selama 4 hari dalam wadah dengan airasi dan tidak diberi makan.
Namun tingkat kelulus hidupannya 100%, sehingga pengujian diulang kembali
dengan menggunakan konsentrasi 20 ppm, 40 ppm, 80 ppm, dan 160 ppm.
Presentase larva yang hidup pada masing-masing konsentrasi yang diujikan
disajikan pada Lampiran 4.
Presentase larva yang hidup dihitung dan dikoreksi terhadap mortalitas
pada kontrol berdasarkan rumus Abbot (Finney, 1977):
′
= 100
[
] × 100
Keterangan:
P = % hidup sebenarnya
P’= % hidup yang diamati pada konsentrasi uji
C = % hidup pada kontrol
Diperoleh persamaan regresi linier dengan persamaan:
= 125,0087
1,4077( )
Berdasarkan hasil uji LC50 diketahui bahwa konsentrasi sebesar 53,285
ppm, 100% larva hidup selama uji LC50 diperoleh sampai konentrasi 20 ppm
sedangkan dalam penelitian larva akan dipelihara selama 8 minggu sehingga
untuk memastikan bahwa data penelitian dapat diperoleh, maka konsentrasi uji
yang digunakan adalah kurang dari 20 ppm. Dengan demikian, kadar Cr yang
bio.unsoed.ac.id
diujikan ditetapkan 5 ppm, 10 ppm, dan 15 ppm.
2.
Pembuatan Media
Stok 1 ppm dibuat dengan melarutkan 16,98 mg dalam 3 L akuades.
Berikut adalah pembuatan larutan stok:
Larutan stok=
BM K2Cr2O7
×1 mg
BM Cr
7
Larutan stok=
294,16
×1 mg
51,996
Larutan stok=5,657347mg/L
Larutan stok=5,66×3=16,98 mg
Dengan demikian untuk membuat media dengan konsentrasi 5 ppm, 10 ppm,
dan 15 ppm masing-masing dikalikan dengan 16,98 mg K2Cr2O7 dalam 3 L
akuades.
3.
Pengadaan Larva
Larva ikan nilem diperoleh dari pemijahan induk ikan nilem yang telah
diinduksi dengan 0,5 ml/kg BB ovaprim. Induk ikan nilem berjumlah 3 ekor
betina dan 3 ekor jantan. Enam sampai delapan jam setelah induksi, terlihat
gejala memijah, induk betina dan jantan distriping untuk mengeluarkan oosit
dan milt. Oosit difertilisasi kemudian embrio dipelihara dalam wadah baskom
dan diberi airasi untuk mempertahankan kandungan oksigen terlarut dalam air.
Larva yang telah menetas umur 1 hari diambil dan dimasukkan ke dalam
medium uji dengan kepadatan 30 ekor/1,5 L.
4.
Pemeliharaan Post-larva
Larva uji dipelihara selama 8 minggu. Selama pemeliharaan larva diberi
pakan komersial sehari 2 kali, pagi jam 09.00 dan sore jam 15.00. Suplai
oksigen ke dalam media pemeliharaan yang diberi krom heksavalen
dipertahankan dengan pemberian airasi. Penggantian air media dilakukan
setiap 3 hari sekali dengan menggunakan air media baru yang telah
dipersiapkan.
5.
Pengamatan Post-larva
bio.unsoed.ac.id
Larva ikan nilem yang berumur 1 hari diukur panjang totalnya
menggunakan millimeter blok. Setelah sirip tumbuh kemudian luas dan
panjang sirip diukur. Perkembangan sirip diamati jenis sirip yang terbentuk
beserta morfologinya. Pengukuran dilakukan setiap seminggu sekali.
8
E.
Analisis Data
Data penelitian berupa pertumbuhan sirip (dorsal, abdominal, anal, dan caudal
fin) dan panjang tubuh pada tahap larva dianalisis dengan menggunakan uji Anova
satu arah pada tingkat signifikansi p