Koperasi dan Usaha Pertanian 1

PAPER
KOPERASI DAN USAHA PERTANIAN

OLEH

FAUZIAH MASU’D
G21113506
B

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2015

Pengertian Koperasi Pertanian
Koperasi adalah salah satu bentuk kerja sama dalam lapangan perekonomian yang
bersifat kekeluargaan. Koperasi sendiri berasal dari kata coo dan cooperation. Dimana, coo
memiliki arti bersama-sama, dan operation bearti bekerja.
Perusahaan-perusahaan non-koperasi dan perbedaanya dengan koperasi
Untuk melihat kinerja koperasi secara obyektif dan komprehensif, perlu dilihat juga

perkembangan dari pelaku-pelaku usaha lainnya atau perusahaan-perusahaan non-koperasi
sebagai suatu perbandingan. Menurut kepemilikan, perusahaan-perusahaan non-koperasi di
Indonesia terdiri dari perusahaan-perusahaan swasta dan BUMN. Selanjutnya, perusahaanperusahaan non-koperasi bisa dikelompokkan menurut skala usaha, yakni usaha kecil (UK),
usaha menengah (UM), dan usaha besar (UB); yang terakhir ini termasuk BUMN dan PMA
atau perusahaan-perusahaan asing.
Dilihat dari jumlah unit usaha, data BPS menunjukkan bahwa ekonomi Indonesia
didominasi oleh UK yang jumlahnya jika digabungkan dengan UM (sebut UKM) mencapai
lebih dari 90% dari jumlah perusahaan yang ada. Oleh karena mereka merupakan pencipta
kesempatan kerja terbesar di Indonesia. Seperti yang dapat dilihat di Tabel 7, pada tahun
1997, UK mencapai lebih dari 39,7 juta perusahaan, atau sekitar 99,8 persen dari jumlah unit
usaha pada tahun itu, dan bertambah menjadi lebih dari 48 juta unit tahun 2006. Dilihat dari
strukturnya menurut sektor, sebagian besar dari jumlah UKM terdapat di sektor pertanian
yang mencapai hampir 100 persen, dan sektor terbesar kedua dan ketiga untuk perusahaanperusahaan dari kategori ini adalah masing-masing perdagangan, hotel dan restoran, dan
industri manufaktur.
BUMN adalah bagian dari kelompok perusahaan-perusahaan non-koperasi, atau
bagian dari LEs. Sayangnya data mengenai peran BUMN di dalam ekonomi sangat terbatas.
Data yang ada hanya menunjukkan kinerja BUMN untuk periode 2004-2006 untuk beberapa
aspek saja seperti jumlah perusahaan, jumlah tenaga kerja, total laba dan lainnya.
1. Badan Usaha Milik Swasta
Badan Usaha Milik Swasta atau BUMS adalah badan usaha yang didirikan dan

dimodali oleh seseorang atau sekelompok orang. Berdasarkan UUD 1945 pasal 33, bidangbidang usaha yang diberikan kepada pihak swasta adalah mengelola sumber daya ekonomi
yang bersifat tidak vital dan strategis atau yang tidak menguasai hajat hidup orang banyak.
5 Contoh BUMS :

PT Excelcomindo Pratama

PT Truba Manunggal

PT Indofood Makmur

PT Samudra Indonesia

PT Djarum
2. Badan Usaha Milik Negara
Badan Usaha Milik Negara adalah badan usaha yang sebagian atau seluruh
kepemilikannya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia. BUMN dapat pula berupa
perusahaan nirlaba yang bertujuan untuk menyediakan barang atau jasa bagi masyarakat.

Pada beberapa BUMN di Indonesia, pemerintah telah melakukan perubahan mendasar pada
kepemilikannya dengan membuat BUMN tersebut menjadi perusahaan terbuka yang

sahamnya bisa dimiliki oleh publik. Contohnya adalah PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
Sejak tahun 2001 seluruh BUMN dikoordinasikan pengelolaannya oleh Kementerian BUMN,
yang dipimpin oleh seorang Menteri Negara BUMN.
5 Contoh BUMN :

PT Semen Gresik

PT Jamsostek

PT Perusahaan Listrik Negara

PT Pertamina

PT Kereta Api Indonesia.
3. Koperasi dibandingkan dengan BUMN dan BUMS
Koperasi tidak semaju BUMN dan BUMS dikarenakan lingkupnya yang kecil hanya
berfokus pada anggotanya saja, Walaupun sebenarnya sekarang ini koperasi telah sedikit
melebarkan sayapnya dan membentuk bank koperasi yaitu bank Bukopin. Sesuai dengan jiwa
pasal 33 UUD 1945, ketiga pelaku ekonomi tersebut dalam menjalankan kegiatan
ekonominya supaya mendasarkan diri pada semangat kebersamaan dan kekeluargaan. Oleh

karena itu, ketiga sektor itu dapat diharapkan saling bekerja sama dan menghidupi sehingga
pada akhirnya dapat dicapai kedudukan yang telatif proporsional. Dan juga sebagai wujud
demokrasi berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Kerja sama antara koperasi, usaha negara
dan usaha swasta perlu lebih ditingkatkan dan dikembangkan. Badan usaha yang sudah
berkembang dan berhasil harus didorong untuk membantu usaha ekonomi yang belum maju
dalam meningkatkan kemampuan usaha ekonominya. Untuk mencapai masyarakat yang adil
dan makmur berdasarka Pancasila, perkembangan perekonomian nasional harus ditata,
disusun, dan bukannya dibiarkan dengan tersusun sendiri. Tata hubungan dan kerja sama
serta kemitraan usaha antara berbagai unsur ekonomi nasional terutama antara pengusaha
kuat dan lemah haruslah terus dibina dan dijalin dalam suasana salaing membantu dan saling
menguntungkan, sebagai suatu perwujudan kesatuan kekuatan ekonomi nasional yang
berdasarkan atas asas kekeluargaan dan kebersamaan sesuai dengan demokrasi ekonomi
berdasarkanPancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Koperasi sebagai badan usaha dapat melakukan kegiatan usahanya sendiri dan dapat
juga kerja sama dengan badan usaha lain, seperti perusahaan swasta maupun perusahaan
negara.Perbedaan antara koperasi dan badan usaha lain, dapat digolongkan sebagai berikut :
1. Dilihat dari segi organisasi
Koperasi adalah organisasi yang mempunyai kepentingan yang sama bagi para
anggotanya. Dalam melaksanakan usahanya, kekuatan tertinggi pada koperasi terletak di
tangan anggota, sedangkan dalam badan usaha bukan koperasi, anggotanya terbatas kepada

orang yang memiliki modal, dan dalam melaksanakan kegiatannya kekuasaan tertinggi
berada pada pemilik modal usaha.
2. Dilihat dari segi tujuan usaha

3.

4.

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

2.
a.

1)


2)

Koperasi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan bagi para anggotanya dengan
melayani anggota seadil-adilnya, sedangkan badan usaha bukan koperasi pada umumnya
bertujuan untuk mendapatkan keuntungan.
Dilihat dari segi sikap hubungan usaha
Koperasi senantiasa mengadakan koordinasi atau kerja sama antara koperasi satu
dan koperasi lainnya, sedangkan badan usaha bukan koperasi sering bersaing satu dengan
lainnya.
Dilihat dari segi pengelolahan usaha
Pengelolahan usaha koperasi dilakukan secara terbuka, sedangkan badan usaha
bukan koperasi pengelolahan usahanya dilakukan secara tertutup.
Jenis Koperasi Menurut PP No. 60/1959 :
Koperasi Desa
Koperasi Pertanian
Koperasi Peternakan
Koperasi Industri
Koperasi Simpan Pinjam
Koperasi Perikanan

Koperasi Konsumsi
Dan dalam makalah kami, kami akan membahas tentang koperasi pertanian secara
lebih rinci dan terarah.
Landasan prinsip dan tujuan koperasi
Landasan prinsip koperasi indonesia
Landasan koperasi Indonesia (Sri Budhi Utami: 2009) adalah negara hukum, di mana
Dasar Negara Pancasila, UUD 1945, dan Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) sebagai
sumber hukum tertinggi yang ditetapkan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
sebagai penjelmaan azas demokrasi. Dalam seluruh sistem hukum di Indonesia, koperasi
telah mendapatkan tempat yang pasti. Karena itu landasan hukum koperasi sangat kuat.
Landasan-landasan Koperasi Indonesia dapat terbagi atas:
Landasan Idiil
Landasan idiil koperasi Indonesia adalah Pancasila. Kelima sila dari Pancasila, yaitu:
Ketuhanan Yang Maha Esa, Perikemanusiaan ,Kebangsaan, Kedaulatan Rakyat, dan Keadilan
Sosial harus dijadikan dasar serta dilaksanakan dalam kehidupan koperasi, karena sila-sila
tersebut memang menjadi sifat dan tujuan koperasi dan selamanya merupakan aspirasi
anggota koperasi.
Landasan Strukturil dan Landasan Gerak
Landasan strukturil koperasi Indonesia adalah UUD 1945 dan landasan geraknya
adalah pasal 33 ayat (1) UUD 1945 beserta penjelasannya. Pasal 33 ayat (1) berbunyi: ”

Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas azas kekeluargaan”. Dan
penjelasannya berbunyi: “Dalam pasal 33 tercantum dasar demokrasi ekonomi, produksi
dikerjakan oleh semua untuk semua di bawah pimpinan atau pemilikan anggota-anggota
masyarakat. Kemakmuran masyarakatlah yang diutamakan bukan kemakmuran orang

seorang. Sebab itu, perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas azas
kekeluargaan. Bangun yang sesuai dengan itu ialah Koperasi.”
3)
Landasan Mental:
Landasan mental koperasi Indonesia adalah setia kawan dan kesadaran berpribadi
(rasa harga diri). Setia kawan telah ada dalam masyarakat Indonesia dan tampak keluar
sebagai gotong-royong. Akan tetapi landasan setia kawan saja hanya dapat memelihara
persekutuan dalam masyarakat yang statis, dan karenanya tidak dapat mendorong kemajuan.
Kesadaran berpribadi, keinsyafan akan harga diri dan percaya pada diri sendiri adalah mutlak
untuk menunaikan derajat kehidupan dan kemakmuran. Dalam koperasi harus tergabung
kedua landasan mental tadi sebagai dua unsur yang dorong mendorong, hidup menghidupi,
dan awas mengawasi. Koperasi bukan hanya bertindak sebagai aparat yang membawakan
perbaikan ekonomis, namun harus mampu merealisir watak sosialnya.
b.
1)


Prinsip koperasi indonesia
Prinsip Koperasi Indonesia Menurut UU No. 12 tahun 1967
Prinsip Koperasi Indonesia Menurut UU No. 12 tahun 1967 adalah sebagai berikut:
sifat keanggotaannya sukarela dan terbuka untuk setiap WNI;
Rapat anggota merupakan kekuasaan tertinggi sebagai pencerminan demokrasi dalam
koperasi;
Pembagian SHU diatur menurut jasa masing-masing anggota;
Adanya pembatasan bunga atas modal;
Mengembangkan kesejahteraan anggota khususnya dan masyarakat umumnya;
Usaha dan ketatalaksanaannya bersifat terbuka;
Swadaya, swakarya, dan swasembada sebagai pencerminan prinsip dasar percaya pada
diri sendiri.
2) Prinsip Koperasi Indonesia Menurut UU No.25 tahun 1992
Prinsip Koperasi Indonesia dalam Bab III, bagian Kedua, Pasal (5) UU No. 25 tahun
1992 adalah sebagai berikut
Koperasi melaksanakan prinsip koperasi sebagai berikut:
Koperasi melaksanakan Prinsip Koperasi yang meliputi:
keanggotaan Koperasi bersifat sukarela dan terbuka;
pengawasan oleh Anggota diselenggarakan secarademokratis;

Anggota berpartisipasi aktif dalam kegiatan ekonomiKoperasi;
Koperasi merupakan badan usaha swadaya yang otonom, dan independen;
Koperasi menyelenggarakan pendidikan dan pelatihanbagi Anggota, Pengawas, Pengurus,
dan karyawannya,serta memberikan informasi kepada masyarakattentang jati diri, kegiatan,
dan kemanfaatan Koperasi;
Koperasi melayani anggotanya secara prima dan memperkuat Gerakan Koperasi, dengan
bekerja samamelalui jaringan kegiatan pada tingkat lokal, nasional,regional, dan
internasional;

-

a.

b.

c.

d.

e.


f.

3.

Koperasi bekerja untuk pembangunan berkelanjutanbagi lingkungan dan masyarakatnya
melalui kebijakanyang disepakati oleh Anggota.
Dalam Penjelasan dari Pasal (6) UU No. 17 Tahun 2012 tersebut, diuraikan bahwa prinsip
koperasi adalah merupakan satu kesatuan dan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan
berkoperasi. Dengan melaksanakan keseluruhan prinsip tersebut, koperasi mewujudkan
dirinya sebagai badan usaha sekaligus sebagai gerakkan ekonomi rakyat yang berwatak
sosial.
Prinsip koperasi ini merupakan esensi dari dasar kerja koperasi sebagai badan usaha
dan merupakan ciri khas serta jati diri koperasi. Dengan adanya prinsip tersebut, koperasi
dapat dibedakan dari badan usaha lainnya, karena adanya:
Sifat kesuka relaan dalam keanggotaan koperasi.
Sifat ini mengandung arti bahwa menjadi anggota koperasi tidak boleh dipaksakan
oleh siapapun. Sifat kesukarelaan ini juga mengandung arti bahwa seorang anggota dapat
mengundurkan diri dari koperasi sesuai dengan syarat yang ditentukan dalam Anggaran
Dasar Koperasi.
Adanya prinsip demokrasi.
Prinsip ini menunjukkan bahwa pengelolaan koperasi dilakukan atas kehendak dan
keputusan para anggotanya. Kalau dikaji secara mendalam, prinsip atau asa koperasi tersebut
merupakan penerimaan dari rumusan prinsip-prinsip seperti dirumuskan oleh international
cooperative alliance (I.C.A) atau aliansi koperasi internasional.
Pembagian sisa hasil usaha berdasar atas prinsip keadilan dan asas kekeluargaan.
Sisa hasil usaha koperasi tidak dibagi semata-mata atas dasar modal yang dimiliki
anggota dalam koperasi, tetapi juga atas dasar perimbangan jasa usaha mereka terhadap
koperasi.
Koperasi bukan merupakan akumulasi modal.
Meskipun koperasi bukan merupakan suatu akumulasi modal, tetapi koperasi
memerlukan modal pula untuk menjalankan kegiata usahanya.
Prinsip Kemandirian dari koperasi.
Ini mengandung arti bahwa koperasi harus dapat berdiri sendiri, tanpa bergantung
kepada pihak lain yang dilandasi oleh kepercayaan kepada pertimbangan, keputusan,
kemampuan dan usaha sendiri.
Selain lima prinsip tersebut, dalam pengembangan dirinya koperasi juga melaksanakan
prinsip-prinsip pendidikan perkoperasian dan bekerja sama dengan antar koperasi.

Tujuan koperasi
Tujuan utama Koperasi Indonesia adalah mengembangkan kesejahteraan anggota,
pada khususnya, dan masyarakat pada umumnya. Koperasi Indonesia adalah perkumpulan
orang-orang, bukan perkumpulan modal sehingga laba bukan merupakan ukuran utama
kesejahteraan anggota. Manfaat yang diterima anggota lebih diutamakan daripada laba.
Meskipun demikian harus diusahakan agarkoperasi tidak menderita rugi. Tujuan ini dicapai

dengan karya dan jasa yang disumbangkan pada masing-masing anggota.
Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 Pasal 3 tujuan koperasi Indonesia adalah
“koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan
masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945”.
Sedangkan
Menurut Moch.
Hatta,
tujuan koperasi bukanlah mencari laba yang sebesar-besarnya, melainkan melayani
kebutuhan bersama dan wadah partisipasi pelaku ekonomi skala kecil. Selanjutnya fungsi
koperasi tertuang dalam pasal 4 UU No. 17 Tahun 2012 tentang perkoperasian, yaitu:

-

Koperasi bertujuan meningkatkan kesejahteraan Anggota pada khususnya dan masyarakat
pada umumnya, sekaligus sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari tatanan perekonomian
nasional yang demokratis dan berkeadilan

Tujuan yang jelas harus di rumuskan sebagai landasan dan pedoman dalam menentukan
tata kerja yang efektif. Tujuan ini dapat di bedakan menjadi tujuan umum dan tujuan khusus.
1)
Tujuan umum koperasi adalah mensejahterakan para anggotanya.
2)
Sedangkan tujuan khusus koperasi adalah meningkatkan kualitas produk dan mutu
usahanya, melalui tahap-tahap yang signifikan.
4. Ciri, nilai, bentuk dan jenis koperasi
I. Ciri-ciri Koperasi
Beberapa ciri dari koperasi ialah :
a. Perkumpulan orang.
b. Pembagian keuntungan menurut perbandingan jasa. Jasa modal dibatasi.
c. Tujuannya meringankan beban ekonomi anggotanya, memperbaiki kesejahteraan
anggotanya, pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.
d. Modal tidak tetap, berubah menurut banyaknya simpanan anggota.
e. Tidak mementingkan pemasukan modal/pekerjaan usaha tetapi keanggotaan pribadi
dengan prinsip kebersamaan.
f.
Dalam rapat anggota tiap anggota masing-masing satu suara tanpa memperhatikan
jumlah modal masing-masing.
g. Setiap anggota bebas untuk masuk/keluar (anggota berganti) sehingga dalam koperasi
tidak terdapat modal permanen.
h. Seperti halnya perusahaan yang terbentuk Perseroan Terbatas (PT) maka Koperasi
mempunyai bentuk Badan Hukum.
i.
Menjalankan suatu usaha.
j.
Penanggungjawab koperasi adalah pengurus.
k. Koperasi bukan kumpulan modal beberapa orang yang bertujuan mencari laba sebesarbesarnya.

l.
Koperasi adalah usaha bersama kekeluargaan dan kegotong-royongan. Setiap anggota
berkewajiban bekerja sama untuk mencapai tujuan yaitu kesejahteraan para anggota.
m. Kerugian dipikul bersama antara anggota. Jika koperasi menderita kerugian, maka para
anggota memikul bersama. Anggota yang tidak mampu dibebaskan atas beban/tanggungan
kerugian. Kerugian dipikul oleh anggota yang mampu.
II. Nilai koperasi
Nilai yang mendasari kegiatan Koperasi yaitu:
a. kekeluargaan;
b. menolong diri sendiri;
c. bertanggung jawab;d. demokrasi;
e. persamaan ,
f. berkeadilan; dan
g. kemandirian.
III. Bentuk dan Jenis Koperasi
Sesuai yang tercantum dalam pasal 7 Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 17 Tahun 2012 tentang perkoperasian, bentuk koperasi ada 2:
a.
Koperasi Primer didirikan oleh paling sedikit 20 (duapuluh) orang perseorangan dengan
memisahkan sebagiankekayaan pendiri atau Anggota sebagai modal awal Koperasi.
b.
(Koperasi Sekunder didirikan oleh paling sedikit 3 (tiga) Koperasi Primer.

-

-

-

-

-

Tentang jenis koperasi ini terdapat dalam pasal 17 Bagian 6 UU No.12 tahun 1967, dilakukan
dengan:
·
1) Lapangan usahanya
Koperasi konsumsi, yang berusaha untuk menyediakan barang barang yang dibutuhkan
para anggotanya, baik barang keperluan sehari-hari maupun barang-barang kebutuhan
sekunder yang dapat meningkatkan kesejahteraan hidup para anggotanya, dalam arti dapat
dijangkau oleh daya belinya.
Koperasi simpan pinjam atau koperasi kredit, yang berusaha untuk mencegah para
anggotanya terlibat dalam jeratan kaum lintah darat pada waktu mereka memerlukan
sejumlah uang atau barang keperluan hidupnya, dengan jalan menggiatkan tabungan dan
mengatur pemberian pinjaman uang atau barang dengan bunga yang serendah-rendahnya.
Koperasi produksi, yang berusaha untuk menggiatkan para aggotanya dalam
menghasilkan produk tertentu yang biasa diproduksinya serta sekaligus mengkoordinir
pemasarannya, dengan demikian para produsen akan memperoleh kesamaan harga yang
wajar atau layak dan mudah memasarkannya.
Koperasi serba usaha, yang berusaha dalam beberapa macam kegiatan ekonomi yang
sesuai dengan kepentingan-kepentingan para anggotanya.
·
2) Golongan masyarakat yang berkumpul mendirikannya:
Koperasi pegawai negeri, yang anggota-anggotanya terdiri dari para pegawai negeri dalam
suatu daerah kerja.
Koperasi di lingkungan Angkatan Bersenjata (PRIMKOPAD, PRIMKOPAL,
PRIKOPARADA, PRIMKOPOL), yang merupakan wadah penampungan kegiatan-kegiatan

kekaryaan anggota angkatan untuk meningkatkan kesejahteraan para anggota beserta
keluarganya.
Koperasi wanita, koperasi guru, koperasi veteran, koperasi kaum pensiunan dan
sebagainya, yang masing-masing berusaha untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi
(hidup) para anggotanya dalam golongannya masing-masing.
3) Jenis Koperasi menurut fungsinya
Koperasi pembelian/pengadaan/konsumsi adalah koperasi yang menyelenggarakan fungsi
pembelian atau pengadaan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan anggota sebagai
konsumen akhir. Di sini anggota berperan sebagai pemilik dan pembeli atau konsumen bagi
koperasinya.
Koperasi penjualan/pemasaran adalah koperasi yang menyelenggarakan fungsi distribusi
barang atau jasa yang dihasilkan oleh anggotanya agar sampai di tangan konsumen. Di sini
anggota berperan sebagai pemilik dan pemasok barang atau jasa kepada koperasinya.
Koperasi produksi adalah koperasi yang menghasilkan barang dan jasa, dimana
anggotanya bekerja sebagai pegawai atau karyawan koperasi. Di sini anggota berperan
sebagai pemilik dan pekerja koperasi.
Koperasi jasa adalah koperasi yang menyelenggarakan pelayanan jasa yang dibutuhkan
oleh anggota, misalnya: simpan pinjam, asuransi, angkutan, dan sebagainya. Di sini anggota
berperan sebagai pemilik dan pengguna layanan jasa koperasi.
Apabila koperasi menyelenggarakan satu fungsi disebut koperasi
tunggal usaha (single purpose cooperative), sedangkan koperasi yang menyelenggarakan
lebih dari satu fungsi disebut koperasi serba usaha (multi purpose cooperative).
4) Jenis koperasi berdasarkan tingkat dan luas daerah kerja
Koperasi primer ialah koperasi yang yang minimal memiliki anggota sebanyak 20 orang
perseorangan.
Koperasi Sekunder Adalah koperasi yang terdiri dari gabungan badan-badan koperasi
serta memiliki cakupan daerah kerja yang luas dibandingkan dengan koperasi primer.
Koperasi sekunder dapat dibagi menjadi :
koperasi pusat adalah koperasi yang beranggotakan paling sedikit 5 koperasi primer
gabungan koperasi adalah koperasi yang anggotanya minimal 3 koperasi pusat
induk koperasi adalah koperasi yang minimum anggotanya adalah 3 gabungan koperasi
5) Jenis Koperasi menurut status keanggotaannya
Koperasi produsen adalah koperasi yang anggotanya para produsen barang/jasa dan
memiliki rumah tangga usaha.
Koperasi konsumen adalah koperasi yang anggotanya para konsumen akhir atau pemakai
barang/jasa yang ditawarkan para pemasok di pasar.
Kedudukan anggota di dalam koperasi dapat berada dalam salah satu
status atau keduanya. Dengan demikian pengelompokkan koperasi menurut status anggotanya
berkaitan erat dengan pengelompokan koperasi menurut fungsinya.

5.
a.

b.

Bidang utama koperasi dan penjelasannya
Modal
Menurut Pasal 66 undang-undang nomor 17 tahun 2012 Modal Koperasi terdiri dari Setoran
Pokok dan SertifikatModal Koperasi sebagai modal awal.
Setoran pokok meliputi sumber modal sebagai berikut :
1.
Simpanan Pokok
Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang wajib dibayarkan oleh anggota
kepada koperasi pada saat masuk menjadi anggota. Simpanan pokok tidak dapat diambil
kembali selama yang bersangkutan masih menjadi anggota koperasi. Simpanan pokok
jumlahnya sama untuk setiap anggota.
2.
Simpanan Wajib
Simpanan wajib adalah jumlah simpanan tertentu yang harus dibayarkan oleh
anggota kepada koperasi dalam waktu dan kesempatan tertentu, misalnya tiap bulan dengan
jumlah simpanan yang sama untuk setiap bulannya. Simpanan wajib tidak dapat diambil
kembali selama yang bersangkutan masih menjadi anggota koperasi.
3.
Dana Cadangan
keanggotaan koperasi, dan untuk menutup kerugian koperasi bila diperlukan.
4.
Hibah
Hibah adalah sejumlah uang atau barang modal yang dapat dinilai dengan uang
yang diterima dari pihak lain yang bersifat hibah/pemberian dan tidak mengikat.Adapun
Modal Pinjaman koperasi berasal dari pihak-pihak sebagai berikut :
- Anggota dan calon anggota
- Koperasi lainnya dan/atau anggotanya yang didasari dengan perjanjian kerjasama
antarkoperasi
- Bank dan lembaga keuangan lainnya yang dilakukan berdasarkan ketentuan peraturan
perudang-undangan yang berlaku
- Penerbitan obligasi dan surat utang lainnya yang dilakukan berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku
5.
Sumber lain yang sah

Pengelolaan usaha
Dalam koperasi pertanian, pengelolaan usaha yang di maksud adalah
penanaman, perawatan hingga panen. Di setiap tahap pengelolaan usaha, akan ada
pengawasan untuk meningkatkan hasil yang mumpuni dan tidak kalah saing dengan hasil
pertanian organisasi maupun perusahaan lain. Pengelolaan usaha dapat di lakukan oleh para
anggota koperasi yang di awasi oleh ketua kelompok masing-masing yang memang memiliki
keahlian dalam pengelolaan usaha pertanian. Jika di butuhkan, koperasi pertanian juga akan
mendapatkan materi khusus dalam pertanian dari lembaga pertanian daerah koperasi
pertanian yang memang di percaya.
c.
Pemasaran

Pemasaran di artikan sebagai suatu proses usaha untuk memudahkan barang
dan jasa dari lokasi produsen sampai ke lokasi konumen akhir.
Menurut W.J. Stanto (1975, 15), pemasaran merupakan keseluruhan aktivitas
perdagangan yang meliputi penjualan, pembelian, pergudangan atau penyimpanan, dan
promosi. Pergudangan mencakup kegiatan memelihara atau menjaga agar barang yang di jual
tidak mengalami kerusakan dan turun kualitasnya sehingga benar-benar dapat memuaskan
pembeli. Jika memungkinkan, dalam pergudangan di adakan pengolahan lebih lanjut dan
pemeliharaan, sehingga dapat meningkatkan potensi penjualan. Disini perlu di terapkan
aturan bagaimana barang yang dibutuhkan oleh bagian penjualan untuk segera di kirim ke
pelanggan berjalan lancar, hemat biaya, dan memuaskan pelanggan.
Menurut Saleh Safranji, untuk mencapai efesiensi dalam pemasaran harus di
perhatikan dua hal pokok, yaitu :
i.
Memantapkan loyalitas anggota dalam hal jual beli barang yang di
butuhkan oleh anggota memalui koperasi
ii.
Memantapkan partisipasi anggota dalam akumulasi modal, penghasilan,
dan inisiatif perbaikan produk, pelayanan, harga dan barang.
Fungsi pemasaran yang di lakukan oleh koperasi mencakup fungsi
penjualan, fungsi pembelian dan fungsi promosi.
1. Fungsi penjualan
Fungsi ini banyak di lakukan oleh koperasi produsen dimana anggotanya adalahpara
produsen yang memproduksi barang sejenis dan mereka menjual/memasarkan secara sendirisendiri di pasar.
2. Funsi pemebelian
Fungsi ini banyak di lakukan oleh jenis koperasi produsen dalam rangka membeli
bahan baku dimana para pengrajin atau pengusaha kecil melakukannya secara sendiri-sendiri
dan dalam jumlah yang tidak terlalu besar.
3. Funsi promosi
Jika pasar semakin di penuhi dengan persaingan, maka di tuntut usaha-usaha dari para
penjual untuksecara lebih intensif menghubungi para pembeli atau calon pembeli. Salah satu
caranya adalah promosi. Kondisi pasar sekarang menuntut koperasi untuk mengadakan
promosi. Promosi bila di lihat dari segi biaya memang mahal, tetapi manfaat yang di peroleh
bagi keberhasilan penjualan juga sangat besar. Salah satu cara promosi yang murah adalah
dengan mengadakan promosi bersama.

C.

BAB III
Ulasan

1.

Profil Koperasi Pertanian
Nama Koperasi Pertanian adalah Usaha Tani, dimana dalam koperasi pertanian ini tidak
hanya mengurus hasil pertanian hanya sampai panen, namun juga mengolah hasil panen
menjadi bahan makan setengah jadi dan di pasarkan bersama oleh setiap anggota koperasi,
sehingga laba yang terkumpul dapat menanambah kelangsungan hidup koperasi.
Lokasi koperasi pertanian yang sangat cocok adalah di sebuah pedesaan yang memiliki
lahan pertanian yang bagus dan mudah di akses dari perkotaan. Untuk menghemat biaya
transportasi, koperasi memliki agen yang akan memasarkan hasil produksi koperasi di dalam
maupun di luar lokasi koperasi.
Jumlah anggota 10 orang, di mana dari setiap anggota di beri sebuah jabatan dan
merekrut orang yang baru untuk melakukan koperasi bersama.
Struktur anggota yang terbentuk adalah
Ketua Umum, ketua 1 di bidang pengelolaan usaha, ketua 2 di bidang produksi hasil
pertanian setengah jadi, manajer pemasaran, sekretaris dan bendahara.
Ketua 1 dan ketua 2, serta manajer pemasaran akan merekrut orang-orang baru yang akan
menambah pengusaha baru dalam bidang pertanian. Dan memajukan koperasi pertanian.
2. Tujuan Koperasi Pertanian
Memakmurkan anggota koperasi
Melakukan proses produksi kontinu atau continous process of production, adalah jenis
proses produksi yang di jalankan oleh perusahaan yang menghasilkan produk yang sama baik
mutu, kualitas, bentuk maupun tipe dengan proses berkesinambungan. Proses produksi yang
terus menerus tentu saja akan menghasilkan produk yang semakin banyak. Oleh karena itu
jenis proses produksi ini dapat pula di golongkan sebagsai “mass process of production.
Menciptakan berbagai jenis-jenis bibit baru yang unggul
Meningkatkan produksi hasil pertanian ;dan
Memudahkan dalam penyaluran pupuk

3.
4.

Aspek Usaha Koperasi Pertanian
Menciptakan produksi setengah jadi
Memasarkan bibit-bibit unggulan
Memasarkan hasil pertanian
Memasok pupuk-pupuk organik
Memberikan pendidikan khusus untuk para petani
Peran Koperasi Pertanian

Arah pemberdayaan petani akan disesuaikan dengan kesepakatan yang telah
dirumuskan bersama. Dengan partisipasi yang tinggi terhadap koperasi, diharapkan rasa ikut
memiliki dari masyarakat atas semua kegiatan yang dilakasanakan koperasi akan juga tinggi.
Karena di dalam koperasi terdapat nilai dan prinsip berdasarkan asas kekeluargaan dan
gotong royong dan merupakan landasan koperasi itu sendiri.
Konsep pemberdayan masayarakat pedesaan melalui koperasi bukanlah konsep baru,
banyak kendala dan hambatan yang harus diperhatikan dalam pengembangan koperasi di
pedesaan, diantaranya adalah :
(a) rendahnya minat masyarakat untuk bergabung dalam kelompok tani/koperasi, hal
ini disebabkan karena kegagalan-kegagalan dan stigma negatif tentang kelembagaan
tani/koperasi yang terbentuk di dalam masyarakat. Kegagalan yang dimaksud diantaranya
adalah ketidakmampuan kelembagaan tani/koperasi dalam memberikan kebutuhan
anggotanya dan ketidakmampuan dalam memasarkan hasil produk pertanian anggotanya.
(b) adanya ketergantungan petani kepada tengkulak akibat ikatan yang ditimbulkan
karena petani melakukan transaksi dengan para tengkulak (pinjaman modal, dan memasarkan
hasil). Dan (c) rendahnya SDM petani di pedesaan menimbulkan pemahaman dan arti penting
koperasi terabaikan.
Koperasi dan Kelompok tani dan petani (anggota) harus memiliki hubungan yang
harmonis, tanpa hubungan yang harmonis dan saling membutuhkan sulit dibayangkan
koperasi/kelompok tani mampu dan dapat bertahan. Tapi dengan adanya prinsip saling
membutuhkan tersebut koperasi/kelompok tani akan mampu menjadi lembaga perekonomian
masyarakat pedesaan khususnya petani yang dapat memberikan keuntungan baik dari segi
ekonomi dan sosial. Prospek pertanian dan pedesaan yang berkembang setelah krisis ekonomi
semakin mendorong kebutuhan akan adanya kelembagaan perekonomian komprehensif
dengan kegiatan usaha yang dilakukan oleh petani atau pengusaha kecil. Hal ini sejalan
dengan adanya pemahaman bahwa nilai tambah terbesar dalam kegiatan ekonomi pertanian
dan pedesaan terdapat pada kegiatan yang justru tidak dilakukan secara individual. Namun,
nilai tambah tersebut didapatkan pada kegiatan perdagangan, pengangkutan, pengolahan yang
lebih ekonomis bila dilakukan secara bersama-sama dengan pelaku lain sehingga diharapkan
keuntungan dapat dinikmati secara bersama-sama.
Menurut Baga (2006), pengembangan kelembagaan pertanian baik itu kelompok tani
atau koperasi bagi petani sangat penting terutama dalam peningkatan produksi dan
kesejahteraan petani, dimana:
(1) Melalui koperasi petani dapat memperbaiki posisi rebut tawar mereka baik dalam
memasarkan hasil produksi maupun dalam pengadaan input produksi yang dibutuhkan. Posisi
rebut tawar (bargaining power) ini bahkan dapat berkembang menjadi kekuatan penyeimbang
(countervailing power) dari berbagai ketidakadilan pasar yang dihadapi para petani.
(2) Dalam hal mekanisme pasar tidak menjamin terciptanya keadilan, koperasi dapat
mengupayakan pembukaan pasar baru bagi produk anggotanya. Pada sisi lain koperasi dapat
memberikan akses kepada anggotanya terahadap berbagai penggunaan faktor produksi dan
jasa yang tidak ditawarkan pasar.

(3) Dengan bergabung dalam koperasi, para petani dapat lebih mudah melakukan
penyesuaian produksinya melalui pengolahan paska panen sehubungan dengan perubahan
permintaan pasar. Pada gilirannya hal ini akan memperbaiki efisiensi pemasaran yang
memberikan manfaat bagi kedua belah pihak, dan bahkan kepada masyarakat umum maupun
perekonomian nasional.
(4) Dengan penyatuan sumberdaya para petani dalam sebuah koperasi, para petani
lebih mudah dalam menangani risiko yang melekat pada produksi pertanian, seperti:
pengaruh iklim, heterogenitas kualitas produksi dan sebaran daerah produksi. Dan
(5) Dalam wadah organisasi koperasi, para petani lebih mudah berinteraksi secara
positif terkait dalam proses pembelajaran guna meningkatkan kualitas SDM mereka.
Koperasi sendiri memiliki misi khusus dalam pendidikan bagi anggotanya. Koperasi
atau Kelompok tani merupakan salah satu struktur kelembagaan yang cukup penting di masa
sekarang dan yang akan datang, dalam upaya pemberdayaan petani dan pemasaran komoditas
yang dihasilkan di wilayahnya, sekaligus menjadi kelembagaan pertanian yang dapat
memberikan jaminan kepastian harga produk pertanian, sehingga harga yang diterima dapat
menguntungkan petani. Bergabungnya petani dalam kelembagaan koperasi akan menguatkan
institusi tersebut sebagai lembaga perekonomian pedesaan, dimana anggotanya akan
memiliki posisi tawar yang kuat untuk dapat memasarkan hasil pertaniannya, sehingga
kesejahteraan petani mengalami peningkatan hal ini diakibatkan naiknya pendapatan petani
yang tergabung dalam kelompok tani atau koperasi.
5.

Undang-undang dalam koperasi
Undang-undang Koperasi Nomor 17 tahun 2012 yang menggantikan UndangUndang lama Nomor 25 tahun 1992. Karena di anggap kurang efesiennya perundangundangan lama dan lebih bersifat koporasi bukan bersifat koperasi seperti layaknya
perundang-undangan perkoperasian.