SUMBER HUKUM TATA NEGARA INDONESIA Konst

SUMBER HUKUM TATA NEGARA INDONESIA
(Konstitusi Tidak Tertulis, UUD 1945, dan Peraturan Tertulis Lainnya)

DISUSUN OLEH :
IKHDA ZIKRA (8111416096)

UNIVERSITAS NEGEI SEMARANG
SEMARANG
TAHUN 2017

Kata Pengantar
Atas berkat limpahan rahmat Tuhan yang maha esa penulis dapat
menyusun makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya dengan judul “
Sumber Hukum Tata negara Indonesia (konstitusi tidak tertulis, uud 1945, dan
peraturan perundang-undangan lain)” dalam rangka mengkaji landasan
berpijaknya suatu hukum di Indonesia. Sebagai negara hukum Indonesia
tentunya memiliki struktur tata hukum tersendiri ini jelas diatur dalam
undang-undang No.11 Tahun 2012 tentang hirarki peraturan perundangundangan di Indonesia.
Kajian ini bertujuan untuk menambah pengetahuan pembaca pada
umumnya dan bagi penulis sendiri pada khususnya selain itu penulis juga
mempunyai tujuan lain yakni sebagai unsur deklaratif pemenuhan tugas mata

kuliah Hukum Tata Negara dan perlu juga penulis sampaikan bahwa dalam
penulisan dan penyusunan makalah ini penulis mempunyai literartur sumber
penulisan terutama buku Pengantar Hukum Tata Negara karya Prof. Jimly
Asiddiqi.
Perlu juga penulis sampaikan bahwa dalam penulisan makalah ini
tentunya masih jauh dari kata sempurna untuk itu penulis sangat
mengharapkan masukan dan kritikan positif dan konstruktif dari pembaca
guna penyempurnaan penulisan makalah ini kedepannya, harapannya dengan
tema dan teori yang kami angkat dapat menjadi referensi ilmiah dan
menambah waawasan pembaca.

Semarang, 05 April 2017

Penulis

DAFTAR ISI
COVER

i


KATA PENGANTA

ii

DAFTAR ISI

iii

BAB I PENDAHULUAN

1

1.1 Latar Belakang

1

1.2 Rumusan Masalah

2


1.3 Tujuan

3

BAB II PEMBAHASAN

4

2.1 Sumber Hukum Tata Negara di Indonesia

4

a. Konstitusi tidak tertulis

5

b. UUD 1945

7


c. Peraturan Perundang-undangan lain

9

BAB III PENUTUP

10

3.1 Kesimpulan

10

3.2 Saran

10

DAFTAR PUSTAKA

11


BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai negara hukum, Indonesia tentunya mempunyai struktur,
badan/perangkat maupun sistem hukum yang telah tersusun secara sistematis,
terkhusus pada kajian hukum yang mengatur tentang bagaimana tata cara
pemilihan, pengangkatan para pejabat atau perangkat negara atau umumnya
disebut sebagai Hukum Tata Negara sedangkan lanjutannya adalah Hukum
Administrasi Negara yang mengatur tentang pengawasan terhadap kinerja
Hukum Tata Negara. Umumnya keberadaan hukum adalah untuk membatasi
wewenang yang dimiliki oleh para pejabat agar tidak terjadi penyelewengan
dan kesewenang-wenangan yang dimiliki.
Begitu juga dengan keberadaan HTN/HAN di Indonesia adalah untuk
membatasi kesewenang-wenangan para pejabat dalam menjalankan
kekuasaannya sehingga tak jarang kita dengar kasus korupsi dimana-mana
yang dilakukan oleh para pejabat negara seperti kasus Irman Gusman yang
saat itu menjabat sebagai ketua DPD RI dan kasus papa minta saham Setya
Novanto yang saat itu menjabat sebagai ketua DPR RI tentunya hal ini sontak
mencuri perhatian publik, bagaimana tidak pejabat yang seharusnya menjadi
wakil rakyat malah menjadi pemangsa uang rakyat.

Dalam kasus tindak pidana korupsi ini sendiri Indonesia sebenarnya
telah mempunyai badan khusus yakni Komisi Pembrantasan Korupsi (KPK)
dan dikenai undang-undang tindak pidana korupsi ( TIPIKOR), tapi sekarang
dengan keluarnya undang-undang No.30 tahun 2014 tentang administrasi
pemerintahan, maka prosedural pengadilan para pelaku korupsi terutama oleh
pejabat negara tidak langsung diambil alih oleh Tipikor melainkan harus
diadili oleh PTUN terlebih dahulu setelah itu jika dalam pemeriksaan memang
memberatkan si tersangka maka baru boleh dilanjutkan kepengadilan pidana.
Sekilas mengenai HTN/HAN, tapi yang menjadi pokok persoalan kita
adalah mengenai landasan berpijak atau berlakunya HTN/HAN di Indonesia
segala sesuatunya tentu memiliki dasar tidak mungkin berdiri tanpa ada
pondasi yang kuat dan inilah yang akan kita bedah dalam kajian ilmiah ini ,
hal ini sekaligus mendasari pebulis untuk mengangkat tema “sumber hukum
tata negara Indonesia” untuk dapat dipecahkan dan diungkap secara
mendalam dan terstruktur. Semoga dapat menjadi sumber bacaan ilmiah dan
dalam rangka menambah wawasan pembaca tentunya dalam kajian hukum
tata negara di Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana sistematika dasar hukum tata negara di Indonesia ?

1.3 Tujuan
1.Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui apa saja yang
menjadi dasar hukum tatanegara di Indonesia.
2. untuk memenuhi tugas hukum tata negara.
3. menambah wawasan pembaca.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sumber Hukum Tata Negara di Indonesia
1. Pengertian Sumber Hukum
Sumber hukum (source of law) mempunyai banyak arti tergantung dari
sudut pandang orang yang melihat (point of view) dan bidang masingmasing yang dikuasai misalnya orang ahli sejarah akan mmiliki pandangan
yang berbeda dengan ahli ekomomi , antropologi dan sebagainya. Jadi
untuk menentukan sumbr hukumnya maka ditentukan terlebih dahulu sudut
pandangnya.
C.S.T Kansil (1986;34) mengataka sumber hukum sebagai “segala
sesuatu yang menimbulkan aturan-aturan yang bersifat memaksa , yakni
aturan yang apabila dilanggar maka akan mengakibatkan sanksi yang tegas
dan nyata.” Dengan demikian maka ada 2 jenis/macam sumber hukum
yaitu sumber hukum formil dan materiil.

2. Macam-Macam Sumber Hukum
a. Sumber Hukum Materiil
Sumber dalam arti materiil adalah sumber hukum yang menentukan
isi/materi hukum, dalam arti segala hal yang harusnya menjadi bahn
pertimbangan pembentuk hukumatau undang-undang terhadap materi atau
hukum itu sendiri. Dari mana materi hukum itu berasal, maka disitulah
sumber hukum materil itu. Sumber hukum materil meliputi faktor-faktor
yang mempengaruhi isi dari aturan aturan hukum yang meliputi sumber
historis, sumber filosofis, dan sumber sosiologis-antropologis.
Sumber hukum historis dapat dilihat dalam dinamaika perkembangan
sejarahnya, sumber hukum sosiologis antropologis adalah rakyat itu
sendiri, faktor-faktor yang terdapat dalam masayarakat dan fakta hukum
yang ada, sumber hukum filososfis adalah sumber hukum yang dilihat dari
fisafat/pandangan falsafah yang dianut oleh suatu bangsa, sebagai falsafah
hidup bangsa artinya hukum ini dijadikan kiblat serta pandangan dalam
berbuat sehingga takheran jika falsafah ini dijadikan sebagai dasar negara
sekaligus ideologi negara yakni nilai-nilai dalam tiap-tiap butir Pancasila
menjadi jiwa dan kepribadian bangsa yang menjadi identitas pembeda
antara bangsa Indonesia dengan bangsa asing.


b. Sumber Hukum Formil
Sumber hukum dalam arti formil adalah sumber hukum yang dikenal
dari bentuk atau formatnya. Karena bentuknya itu menyebakan berlaku
umum , diketahui dan ditaati ( E. Utrecht dalam Moh. Kusnardi dan
Harmaily, 1988; 45). Sumber hukum tersebut berasal dari aturan –aturan
yang sudah mempunyai bentuk sebagai pernyataan berlakunya hukum.
Bagi ahli hukum, sumber hukum formal adalah yang terpenting karena
disitulah akan ditemukan hukum yang berlaku sekarang (hukum positif)
baru akan ia menganggap perlu akan asal muasal hukum itu, ia akan
memperhatikan dari pada sumber sumber hukum materiil. Berbeda dengan
sumber hukum materiil yang penggaliannya yang memerlukan penggalian
mendalam , maka dalam sumber hukum formil penggalian nya tidak lah
terlalu sulit karena bentuknya telah dituangkan dalam suatukodifikasi yang
sifatnya jelas atau dokumen-dokumen resmi negara. ( Moh. Kusnardi dan
Harmaily, 1988;4).
Maka bentuk bebtuk dari hukum formal ini ada 5 bentuk yakni:
a. Undang-undang
Merupakan peraturan-peraturan yang memiliki sifat memaksa yang
dimuat dalam bentuk tertulis, yang memiliki sanksi yang tegas dan nyata
bagi pelangarnya.

b.Custom
Merupakan kebiasaan-kebiasaan yang hidup dan berkembang dalam
masyarakat yang sifatnya tidak tertulis dalam bentuk moralitas yang
disepakati bersama seperti hukum adat dan konvensi.
c.Traaktat
Perjanjian yang dilakukan oleh dua negara(bilateral) atau lebih
( multilateral) sebagai subjek hukum internasional guna melindungi hakhak masing-masing dari pada negara itu.
d.Yurisprudensi
Kebiasaan-kebiasaan hakim terdahulu yang dijadikan acuan oleh
hakim saat ini sebagai dasar memutus perkara atau kasus yang sama.
e. Doktrin
Pendapat para pakar ahli hukum terkemuka yang dapat dijadikan dalil
atau dasar pengambilan keputusan oleh hakim.
Maka sumber-sumber hukum tata negara Indonesia dapat
diklasifikasikan menajadi beberapa pokok yaitu sebagai berikut :
a. Konstitusi Tidak Tertulis

Konstitusi secara harfiah dapat diartikan sebagai hukum dasar dari
terjemahan etimologis yaitu: gronwet (Belanda), grungesetz (jerman), droit
constitusionel (prancis) untuk yang tertulis, sedangkan untuk konstitusi yang

tidak tertulis maka menggunakan istilah (ongeschreven constitutie, unwritten
constitutions). Pengertian terhadap konstitusi tidak tertulis menurut Prof.
Jimly adalah sebagai berikut :
 Norma konstitusi dalam pikiran warga negara.
 Norma konstitusi dalam perilaku nyata segenap warga negara.
Yang secara logis melihat bahwa konstitusi tidak tertulis ini adalah
nilai-nilai dan norma hukum tata negara yang dianggap ideal akan tetapi
sifatnya tidak tertulis. Walaupun tidak tertulis namun ini bisa menjadi sumber
hukum tata negara karena kita adalah bangsa yang plural yang tentunya
mempunyai nilai yang hidup dalam kebiasaan (adat) yang berbeda-beda tiap
daerahnya namun tetap sama karena akan bermuala pada Pancasila yang
menjiwai undang-undang dasar 1945.
Akan tetapi dalam kenyataan yang sesungguhnya norma ideal (ideal
norms ) tidak sesuai dengan kenyataan (actual behavoirs) inilah yang menjadi
problematika konstitusi dan kehidupan sistem hukum kita untuk itu perlu
dilakukan revisi dan modifikasi hukum agar hukum ideal yang hidup dalam
masyarakat dapat sejalan dengan hukum positif tertulis kita. Konstitusi itu
memuat hal-hal yang berisi norma-norma ideal yang yang harus menjadi
living constitusion atau konstitusi yang hidup dan dekat dengan segenap
warga negara dimana setiap warga negara dapat merasakan harmonisasi
hukum yang akan melindungi hak-hak mereka, serta menjadikannya sebagai
pegangan dalam setiap urusan kenegaraan , sebagai kesatuan system rujukan
keatatanegaraan , serta sebagai sarana pemersatu bangsa.
Modifikasi hukum ini akan menjadi solusi atas rasa ketidak adilan
yang selama ini menghantui masyarakat kita, rasa tidak nyaman menjalankan
dan mematuhi aturan yang bertentangan dengan idealitas, moralitas , dan
identitas bangsa kita sendiri. Nilai kebiasaan ini telah ada dan menjadi (hal)
pegangan hidup jauh sebelum hukum positif diberlakukan jadi selayaknya
norma ini dipandang dan di pertimbangkan dalam mengambil keputusan.

b. Undang-Undang Dasar sebagai Konstitusi Tertulis

Undang-undang dasar merupakan naskah konstitusi tertulis yang
tertuang didalam suatu kodifikasi (written constitution). Republik Indonesia
pernah mempunyai alur perkembangan konstitusi yang silih berganti dan
akhirnya kembali ke undang-undang dasar 1945 dengan alur sebagai berikut:
UUD 1945 (145-1949), konstitusi RIS Tahun 1949 (1949) , UUDS 1950
(1950-1959), UUD 1945 (1959-1999) kemudian mengalami beberapa kali
amandemen tepatnya pada tahun 1999, 2000,2001,dan 2002 (Mahfud MD
dalam Martitah, 2013; 2).
Ada yang tidak boleh dirubah dalam amandemen yaitu pembukaan
UUD 1945 karena didalamnya memuat mengenai dasar negara yaitu Pancasila
jika itu dirubah maka sama saja dengan menghancurkan falsafah bangsa
Indonesia yang telah menjadi kepribadian dan cara pandang bangsa Indonesia
dalam kehidupan yang bermartabat alasan dilakukannya amandemen adalah
tuntutan kebutuhan hukum yang dinamis artinya hukum harus relevan dengan
zaman sehingga keamanan dan kenyamanan warganegara terjamin.
Namun ketentuan lama masih tetap berlaku apabila tidak diadakan
perubahan sesuai dengan Pasal 1 aturan peralihan UUD 1945 “ segala
peraturan perundang-undangan yang ada masih berlaku selama belum
diadakan yang baru menurut undang-undang dasar ini**** ” ini juga mengacu
pada asas “ lex posteriori derogat lex priori ” artinya undang-undang yang
muncul kemudian hari mengganti undang-undang sebelumnya dengan syarat
atas undang-undang yang baru tidak boleh bertentangan dengan yang pertama.
c. Peraturan perundang-undangan tertulis lainnya
Setelah amandemen amandemen undang-undang dasar 1945 , pada
tahun 2004 telah diundangkan uu no 10 tahun 2004 tentang pembentukan
perundang-undangan yang dijadikan rujukan dalam regulasi legislative acts
berupa undang-undang , dan executive acts berupa peraturan pemerintah,
peraturan presiden, peraturan KPU dan sebagainya. Namun peraturan yang
termasuk executive acts tersebut tidak secara khusus disebutkan didalam
undang-undang no.10 Tahun 2004 , menurut ketentuan pasal 7 ayat 1 jenis
-dan hierarki peraturan perundang-undangan Republik Indonesia adalah
sebagai berikut:
1. UUD 1945;
2. Undang-undang / peraturan pengganti undang-undang;
3. Peraturan pemerintah
4. Peraturan Presiden
5. Peraturan daerah

Ketentuan Perda dalam pasal 7 adalah :
a) Peraturan Daerah Provinsi dibuat oleh DPR tingkat 1 bersama Gubernur ;
b) Peraturan Daerah Kabupaten/Kota dibuat oleh DPR tingkat 2 bersama
dengan Bupati/ Walikota ;
c) Peraturan Daerah tingkat desa dibuat oleh badan perwakilan desa atau
anam lainnya bersama dengan kepala desa atau nama lainnya.
Tapi undang-undang no 10 tahun 2014 telah diganti menjadi UU No.
12 Tahun 2011 tentang pembentukan perundang-undangan dimana pada BAB
III dalam undang-undang ini mengatur mengenai jenis, hierarki, dan materi
muatan peraturan perundang-undangan. Sehingga hierarki peraturan
perundang-undangan menurut pasal 7 undang-undang no 12 tahun 2011
adalah :
1. UUD 1945
2. Ketetapan MPR
3. Undang-undang/ peraturan pengganti undang-undang
4. Peraturan pemerintah
5. Peraturan presiden
6. Perda Provinsi
7. Perda Kabupaten/kota.
Inilah sumber hukum tata negara yang berlaku di Indonesia diantara 7
sumber hukum menurut Prof. Jimly didalam bukunya pengantar hukum tata
negara yang meliputi : konstitusi tidak tertulis, UUD 1945, Peraturan
perundang-undangan lain, Yurisprudensi peradilan, Konvensi, Doktrin Ilmu
Hukum , dan Hukum Internasional.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Jadi dalam sumber hukum tata negara adalah segala sesuatu yang
dapat menimbulkan hukum tata negara . sedangkan hukum tata negara itu
sendiri adalah hukum yang mengatur tentang tata cara pembentukan atau
pengangkatan pejabat/perangkat kenegaraan dalam menajalan kan tugasnya.
Yang nantinya akan di awasi melalui hukum administrasi negara yakni hukum
yang mengatur tentang bagaimana pengawasaan dan evaluasi terhadap kinerja
dan kewenangan yang di jalan kan oleh pejabat negara menurut HTN.
Sumber hukum tata negara Indonesia sendiri terdiri atas 7 unsur yaitu :
Konstitusi Tidak Tertulis, UUD 1945, Peraturan Perundang-undangan lain,
Yurisprudensi Peradilan, Konvensi Ketatanegaraan, Doktrin Ilmu Hukum,
Hukum Internasional.
3.2 Saran
Semoga dengan adanya kesadaran normatif untuk mencoba
memodifikasi dan memperbaiki kembali tatanam hukum kita, mayarakat dapat
terlepas dari rasa ketidak adilan dan rasa takutnya, rasa tidak nyaman dalam
menerapakan dan mematuhi hukum posistif yang tidak sesuai dengan
idealitas, moralitas , serta identitas bangsa kita.
Perlu diingat bahwa konstitusi harus dapat memberikan harmonisasi
dengan jiwa kepribadian masyarakat sehingga kewajiban yang dia lakukan
dapat menjadi kepercayaan baginya atas perlindungan hak-haknya.

DAFTAR PUSTAKA

Jimly asshidiqie, Pengantar
Grafindo,Jakarta,2015.

Hukum

Tata

Negara,

PT

Raja

Jimly asshidiqie, Gagasan Kedaulatann Rakyat dalam Konstitusi dan
Pelaksanaannya di Indonesia, Ichtiar Baru Van Hoeve, Jakarta, 1994.
Jimly asshidiqie, Pembaharuan Hukum Pidana di Indonesia, Angkasa,
Bandung,1995.
Jimly asshidiqie, Agenda Pembangunan Hukum di Abad Globalisasi, Balai
Pustaka, Jakarta ,1996.
Jimly asshidiqie, Peran Parlemen di Masa Depan , FH UI, Jakarta ,1996.
Martitah, Mahakamah Konstitusi Dari; Negative Legislature ke Positive
Legislature?, Konstitusi Press (KONpress), Jakarta, 2013.