Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Mengenai Nutrisi Se Masa Kehamilan di Puskesmas Teladan Kecamatan Medan Kota Tahun 2015

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Masa kehamilan merupakan masa yang sangat menentukan kualitas sumber

daya manusia masa depan, karena tumbuh kembang anak sangat ditentukan
kondisinya dimasa janin dalam kandungan. Salah satu faktor yang mempengaruhi
keberhasilan suatu kehamilan adalah status gizi selama masa kehamilan. Sejak dahulu
gizi ibu hamil telah dianggap sangat penting, sebab orang percaya bahwa makanan
yang benar akan memberi dampak yang baik bagi janin. Sehingga masyarakat
membuat berbagai aturan makan yang boleh dimakan ibu hamil dan makanan yang
tidak boleh, yang mana hal tersebut sama sekali tidak benar jika dilihat dari segi
kesehatan (As’ad, 2002).
Asupan gizi sangat menentukan kesehatan ibu hamil dan janin yang
dikandungnya. Kebutuhan gizi pada masa kehamilan akan meningkat sebesar 15%
dibandingkan dengan kebutuhan wanita normal. Peningkatan gizi ini dibutuhkan
untuk pertumbuhan rahim (uterus), payudara (mammae), volume darah, plasenta, air
ketuban dan pertumbuhan janin. Jika tidak terpenuhi, plasenta akan kekurangan zat
makanan sehingga akan mengurangi kemampuannya dalam mensintesis zat-zat yang

dibutuhkan oleh janin (Siahaan, 2013).
Nutrisi yang baik adalah nutrisi yang seimbang dan juga adekuat. Oleh karena
itu, kekurangan atau kelebihan nutrisi selama masa kehamilan akan menyebabkan
komplikasi pada saat kehamilan ataupun kelahiran.

Kekurangan nutrisi dapat

mengakibatkan anemia, abortus, partus prematurus, inersia uteri, perdarahan pasca
persalinan, bayi berat lahir rendah (BBLR), dan lain-lain. Sedangkan kelebihan
nutrisi karena dianggap makan untuk dua orang dapat berakibat kegemukan,
preeklamsia, janin besar, dan lain-lain (Yulaikhah, 2008).
Bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu penyebab bayi yang
lahir dengan ibu yang mengalami kekurangan nutrisi. Bayi dengan berat badan lahir
rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat lahir kurang dari 2500 gram

(Manuaba, et al, 2007). Bayi dengan BBLR akan tumbuh dan berkembang lebih
lambat karena pada bayi dengan BBLR sejak dalam kandungan telah mengalami
retardasi pertumbuhan intera uterin dan akan berlanjut sampai usia selanjutnya
setelah dilahirkan yaitu mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang lebih
lambat dari bayi yang dilahirkan normal, dan sering gagal menyusul tingkat

pertumbuhan yang seharusnya dia capai pada usianya setelah lahir (Proverawati &
Ismawati, 2010) .
Selain masalah ibu dengan kekurangan nutrisi, ibu hamil dengan kelebihan
nutrisi dan asupan gizi juga kemungkinan akan mengalami masalah kesehatan saat
kehamilan, salah satunya adalah preeklampsia. Preeklampsia adalah suatu sindroma
klinik dalam kehamilan viable (usia kehamilan >20 minggu dan/atau berat janin
500g) yang ditandai dengan hipertensi, proteinuria, dan edema (Achadiat, 2004).
Salah satu faktor risiko dari preeklampsia adalah berat ibu berlebih atau obesitas.
Obesitas atau kelebihan berat badan biasanya disebabkan karena asumsi makan saat
hamil untuk memberikan nutrisi untuk dua manusia (ibu dan janin), sehingga
menyebabkan ibu hamil cenderung makan berlebihan.
Menurut WHO (World Health Organization) 2007, data BBLR dirincikan
sebanyak 17% dari 25 juta persalinan pertahun didunia dan hampir semua terjadi di
negara berkembang. Angka kejadian BBLR di Indonesia adalah 10,5% masih di atas
angka rata-rata Thailand (9,6%) dan Vietnam (5,2%). Berdasarkan hasil Riskesdas
2013, angka kejadian BBLR di Indonesia sebanyak 10,2% dan di provinsi Sumatera
Utara kejadian BBLR sebanyak 7,2%.
Angka kejadian preeklampsia di dunia menurut World Health Organization
(WHO) 2008 berkisar antara 0,51%-38,4%. Di negara maju kejadian preeklampsia
berkisar 6–7%, sedangkan di negara berkembang masih tinggi (Tanjung, 2004).

Berdasarkan Laporan Survei Demografi Kesehatan Indonesia 2002–2003, insiden
preeklampsia di Indonesia diperkirakan 3,4-8,5%. Di Sumatera Utara, dilaporkan
kasus preeklampsia terjadi sebanyak 3.560 kasus dari 251.449 kehamilan selama

tahun 2010, sedangkan di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan dilaporkan angka
kematian ibu penderita preeklampsia tahun 2007-2008 adalah 3,45%, pada tahun
2008-2009 sebanyak 2,1%, dan pada tahun 2009-2010 adalah 4,65% (Dinkes Sumut,
2011)
Salah satu pencegahan BBLR dan preeklampsia yaitu menjaga berat badan
ibu hamil agar tetap ideal dengan mengatur pola makan, pemberian nutrisi dan asupan
gizi selama masa kehamilan. Tingkat pengetahuan ibu hamil yang rendah mengenai
nutrisi pada masa kehamilan merupakan salah faktor dari kekurangan atau kelebihan
nutrisi masa kehamilan. Pemenuhan nutrisi ibu hamil tidak dapat dilakukan dalam
waktu yang singkat, sehingga diperlukan pengetahuan dan kesadaran pentingnya
nutrisi agar perilaku asupan nutrisi yang adekuat dapat bertahan selama kehamilan.
Penelitian tentang pengetahuan nutrisi sebelumnya pernah dilakukan. Hasil
penelitian tentang pengetahuan ibu hamil di berbagai tempat, antara lain : di di
Puskesmas Colomadu II Karanganyar Surakarta (Retnaningsih, 2010) didapatkan
20% responden berpengetahuan rendah, dan di Poliklinik Ibu Hamil Departemen
Obstetri dan Ginekologi RSUP H. Adam Malik Medan (Siahaan, 2013) didapatkan

50,9% responden berpengetahuan rendah.
Berdasarkan penelitian sebelumnya, masih banyak ibu hamil yang memiliki
tingkat pengetahuan yang rendah mengenai nutrisi selama masa kehamilan. Hal
tersebut yang membuat peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana tingkat
pengetahuan ibu hamil mengenai nutrisi selama masa kehamilan di Medan,
khususnya di Puskesmas Teladan Kecamatan Medan Kota.

1.2.

Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang, rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah “Bagaimana tingkat pengetahuan ibu hamil mengenai nutrisi selama masa
kehamilan di Puskesmas Teladan Kecamatan Medan Kota?”.
1.3.

Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu

hamil mengenai nutrisi selama masa kehamilan di Puskesmas Teladan Kecamatan
Medan Kota.

1.3.2. Tujuan Khusus
1. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil mengenai kebutuhan nutrisi
selama kehamilan di Puskesmas Teladan berdasarkan faktor usia.
2. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil mengenai kebutuhan nutrisi
selama kehamilan di Puskesmas Teladan berdasarkan jumlah kehamilan.
3. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil mengenai kebutuhan nutrisi
selama kehamilan di Puskesmas Teladan berdasarkan tingkat pendidikan.
4. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil mengenai kebutuhan nutrisi
selama kehamilan di Puskesmas Teladan berdasarkan status pekerjaan.

1.4.

Manfaat Penelitian
-

Hasil penelitian diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai
kesehatan khususnya nutrisi dan asupan gizi pada ibu hamil.


-

Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan peneliti
dalam melakukan penelitian dan wawancara serta menambah wawasan dan
pengetahuan kedokteran khususnya mengenai nutrisi dan asupan gizi ibu
hamil.

-

Bagi institusi pendidikan dan Puskesmas, diharapkan penelitian ini dapat
dijadikan sebagai referensi, pembelajaran, dan usaha peningkatan promosi
kesehatan khususnya mengenai kebutuhan nutrisi dan asupan gizi ibu hamil.

-

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi peneliti lain untuk
penelitian selanjutnya, khususnya penelitian yang berhubungan dengan
kebutuhan nutrisi selama masa kehamilan.