Contoh Cerpen Ideal www.kurikulum pendidikan1.blogspot.com

My Last Love
Penulis Cerpen : Agnes Davonar
Kategori Cerpen Ideal (3000 words/kata)
Kisah Mengharukan cinta gadis lumpuh dan pria penderita HIV dan pria penderita HIV dan
pria penderita HIV dan pria penderita HIV
” Masa lalu adalah pilihan yang kita lalui sedangkan masa depan adalah pilihan yang kita
tentukan” agnes davonar
” Sebuah kisah cinta antara Angel seorang gadis lumpuh dan Martin seorang penderita AIDS,
Bagaimana mereka menunjukkan pada dunia, Tidak ada yang berbeda dengan apa yang orang
lihat, mereka hanyalah manusia yang berusaha untuk diakui sebagai bagian dari masyarakat”
Tentang Angel.
Seorang gadis berusia 23 tahun. Bekerja sebagai sekretaris sebuah perusahaan seluler. Ia
memiliki seorang kekasih bernama Hendra. Angel begitu bergembira saat pulang dan
memeluk ibunya.
“ Bu, Hendra akan melamarku malam ini dan kami akan bertemu di taman kota, tempat
dimana pertama kali bertemu..” kata Angel pada ibunya.
“ Bagaimana kamu yakin nak?”
“ Tentu saja aku yakin, sebab kami sudah merencanakan itu, dan Hendra bilang malam ini iya
akan melamarku..”
“ Kalau begitu lekaslah kamu pergi dan berganti pakaian terbaikmu..”
Angel bergembira malam yang ia tunggu selama mereka berpacaran lebih dari 3 tahun kini

menjadi akhir dari kisah cinta mereka.
Tentang Martin.
Martin berumur 25 tahun. Pria playboy dan terlahir dari keluarga jutawan.Jam menunjukan
pukul 7 malam. Tiba-tiba pintu kamarnya terdengar ketukan. Martin sedang tertidur, ia
bangun dan membuka pintu dengan wajah kesel. Seorang aju dan ayahnya terlihat didepan
pintu.
“ Kenapa sih? Ganggu orang tidur aja..!!!”
“ Maaf tuan, Ayah anda sudah menunggu di ruang tamu untuk makan malam keluarga.”
“ Bilang padanya, aku ada dibawah sebentar lagi..” Kata Martin tidak melawan.
Ajudan itu pergi, Martin merapikan mukanya yang kusut karena semalam ia baru saja pergi
dugem dan pulang pukul 7pagi, setelah rapi ia pun langsung ke bawah menemui ayahnya di
meja makan. Bersama ibu dan adiknya Sheila.Ia duduk begitu saja.
“ Begini cara kamu membesarkan anakmu? Pagi jadi malam, malam jadi pagi. “ kata ayah
ketus.
“ Sudahlah pak, Martin ayo makan.”
Dengan setengah hati martin makan. Tapi baru mencicipi sedikit sarapan. Ia sudah
menghilang dengan wajah kesel ayahnya. Martin pergi dengan mobil BMWnya menelusuri
jalan yang sudah penuh dengan lampu warna warni. Kota ini akan merayakan natal dalam
waktu beberapa hari lagi.Ia hanya berujar dalam hati.
“ Ayahku kaya, untuk apa berkerja. Tujuh turunan pun tidak akan pernah habis.”

Seorang gadis menelepon padanya. Tampaknya gadis itu adalah incarannya untuk malam ini,
Mereka tampak asyik sibuk berbicara bersamaan, DIitengah jalan.

Kembali ke Angel.
Ibunya sudah berdiri di depan pintu. Angel menyalakan motor vespanya. Lengkap dengan
pakaian terbaiknya.
“ Aku pergi dulu ya..”
“ Kenapa tidak kamu minta di jemput saja.” Tanya ibunya.
“ Tidak apa bu, Hendra langsung pulang kerja. Kan nanti kena macet. Lagi pula aku ingin
pergi masing-masing saja. Jadi bertemu disana.”
“ Ya, sudah nak. Hati hati ya.”
Angel pun melaju motornya sambil membayangkan apa yang akan terjadi dalam hari
terindahnya.
Kembali ke Martin.
Martin tampak tertawa, gadis itu membiuskan kata-kata indah di telinganya. Ia selalu ingat
jika ia bisa memberikan apapun yang diinginkan oleh gadis yang menyukainya, ia rela
memberikan uang , permata ataupun emas yang diingkan. Saat ia berjalan, ia tidak menyadari
lampu merah diatasnya. sebuah vespa yang melaju di lampu hijau. Martin terkejut, mobilnya
melaju. Menabrak vespa itu hingga terpental. 10 meter jauhnya. Yang ia ingat, seorang gadis
terkujur kaku dijalan. Hatinya risau, apakah ia harus melihat korban itu. Atau melarikan diri,

tapi ia tau. Bila ia mendekat, maka ia akan membuat masalah dengan dirinya sendiri diantara
kerumunan orang yang mulai mendekati korban.
Ia pun memutuskan satu kenyataan-lari dari kejadian itu.
Tentang Hendra.
Ia menunggu tanpa adanya kejelasan ditaman. Hatinya cemas, ia mencoba menelepon Angel
berulang-ulang tapi sama sekali tidak diangkat. Satu jam berlalu, hatinya mulai cemas. Ia
berpikir, Angel menolak dirinya. Hingga ia menelepon terakhir kali dan mendapatkan suara
asing, suara seorang pria yang mengatakan kalau gadis yang memiliki hendphone itu. Sedang
dirawat dalam ruangan unit darurat. Ia langsung menuju rumah sakit, menyimpan cincin
tunangan untuk Angel. Saat ia tiba, ibu Angel tampak berdiri dengan tangisan khawatir.
Kembali ke Martin.
Ia mulai sadar, banyak saksi yang melihatnya dengan nomor mobilnya. Ia ceritakan masalah
ini kepada ayahnya. Ayah meminta ia bertanggung jawab, tapi ibunya menolak. Ia
sadar putranya bisa berada di penjara bila ia menyerahkan diri. Uang tidak berarti bagi
putranya untuk lepas dari Penjara. Satu keputusan saat itu juga. Martin harus pergi keluar
negeri. Melarikan diri dan membuat alibi dengan orang lain yang berada di mobil, dengan
uang ayahnya bisa membayar orang lain untuk berpura-pura mengaku melakukan perbuatan
yang tidak ia lakukan.
Natal terlewatkan dengan masalah diantara ketiganya. Hendra bersedih dengan keadaan
kekasihnya. Angel tidak pernah tau keadaanya, Martin melarikan diri dengan rasa gundah dan

bersalah.
2 bulan berlalu.
Angel masih berada di rumah sakit. Ia mulai sadar, tapi kakinya telah dinyatakan hilang. Ia
harus mengalami kelumpuhan di kedua kakinya. Hendra menemani kekasihnya. Memberikan
dukungan batin dan kekuatan yang tidak bisa Angel bayangkan untuk hidup. Angel pun
berusaha menerima kenyataan kini ia cacat.
Martin berada di Australia menghabiskan waktunya dengan minum dan minum untuk
melepas kegelisahan hatinya.
6 bulan berlalu.

Angel berdiri untuk pertama kalinya dari kursi roda. Hendra menopang kakinya untuk
berjalan. Walaupun merasa berat di hatinya. Ia sadar ia tidak akan pernah menjadi normal.
Martin semakin gelisah, ia ingin pulang. Ibunya bilang padanya tunggulah hingga 6 bulan ke
depan. Hanya satu yang ingin ia tanyakan
“ Ibu bagaimana keadaan korban yang aku tabrak?”
“ Dia tidak mati, ia masih hidup.”
“ Syukurlah, tapi aku tetap ingin tau.”
“ Kamu akan tau kelak bila kamu pulang, lebih baik kamu tetap disana hingga kasus ini
ditutup.”
1 tahun berlalu.

Angel mulai bisa berjalan dengan menggerakan kursi roda lewat tangannya. Hendra
mengajaknya untuk bertemu orang tuanya. Apa yang ia dapatkan saat ia sedang duduk di sofa
ruang tamu. Tanpa sengaja ia mendengar apa yang ibu Hendra katakan.
“ Ibu tidak ingin punya menantu lumpuh dan cacat seperti itu.”
“ Ibu kenapa bilang begitu, bagaimanapun dia adalah Angel yang sama, sama seperti saat aku
membawanya pertama kali.”
“ Berbeda. Ia gadis cacat.. bukan gadis cantik yang dulu kamu bawah.”
Keduanya bicara, dan Angel mendengar. Ketika mereka sadar. Angel telah mengatakan satu
hal yang begitu berat untuknya.
“ Maafkan aku, mulai saat ini aku akan melepaskan Hendra untuk selamanya.”
Hendra berusaha untuk tetap bertahan, tapi akhirnya ia pun menerima keputusan Angel.
Martin telah kembali setelah ia mendapatkan kepastian kalau kasusnya telah kelar dengan
orag lain yang bersedia mengantikan dirinya di penjara.
Angel mencoba untuk bekerja normal. Ia tidak akan ditolak di kantor lamanya, tapi dengan
kaki yang pincang dan terkadang harus mengunakan kursi roda. Ia merasa seperti seorang
yang tak berguna, hanya bisa merepotkan siapapun. Ketika ingin naik escalator ataupun
menaikin tangga semuanya terasa berat. Setiap malam ia hanya bisa menangis, melihat
keadaanya, ibunya menyadari keadaan putrinya, hatinya pun perih tapi hanya bisa berharap
tuhan memberikan kekuatan untuk anak semata wayangnya setelah ayah Angel meningal.
Martin berhasil mendapatkan apa yang ia ingin tau, tentang korban yang selalu membayangin

dirinya. Dan sumber informasinya mengatakan tentang gadis itu. Ia mendapatkan kantor
Angel. Ia segera menuju kantor itu yang ternyata merupakan bagian dari perusahaan ayahnya.
Saat itu ia melihat Angel tampak berusaha menaiki tangga. Hatinya tergerak untuk mendekat.
Membantu mendorong kursi rodanya.
“ Terima kasih..” Kata Angel padanya.
Martin terdiam, hatinya begitu pilu melihat Angel begitu cantik tapi jadi cacat karenanya.
“ Tidak masalah.”
“ Kamu kerja dikantor ini lantai berapa?”
“ Lantai 3.”
“ Kamu?” Tanya Angel balik.
Martin bingung menjawab pertanyaan Angel, ia tidak pernah berkerja hingga akhirnya ia
mengarang sebuah kisah.
“ Aku baru kerja disini, di lantai dua,”
“ Oh ya..:”
“ Andai saja aku di lantai satu, pasti aku ga perlu repotin orang hehehe. Jadi ga enak hati..”
kata Angel.
Meraka tiba di eskalator. Sekali lagi Angel mencucapkan terima kasih pada pria itu.Martin
pulang saayt itu pula dengan wajah bersedih. Ia ingin menangis melihat dosa yang ia lakukan

pada Angel. Ia pulang kerumah ayahnya dan meminta perkerjaan di kantor itu. Ayahnya

begitu heran dengan sikap putranya tapi menerima keputusan Martin. Ia langsung menjadi
direktu dalam perusahaan itu. Dalam satu hari ia memutusan untuk memindahkan kantor
dimana Angel bekerja dari lantai 3 ke 1. Setiap harinya ia selalu memandangin Angel saat ia
bisa, ia tak pernah mengalami satu keadaan yang begtu sulit dalam hidupnya. Ia
memutuskan untuk mendekati Angel, mencoba untuk mengatakan satu kejujuran yang tak
bisa ia ucapkan saat ini. Tentang hal yang membuat Angel menjadi seperti saat ini.
Dari hari ke hari, mereka semakin dekat. Martin membuat banyak kemudahan di kantor untuk
Angel agar bisa mengunakan kursi rodanya secara bebas. Ia makan bersama Angel di kantin
yang tidak pernah ia jamah sebelumnya. Mengenang sosok Angel yang berhati mulia, sosok
yang rendah hati dan menerima kenyataan hidupnya sebagai gadis cacat.Suatu hari karena
bosan, Martin mengajak Angel untuk makan di luar.
“ Makan denganku di luar? Tidak salah kamu kan direktur disini?”
“ Emangnya direktur tidak boleh makan bersama kamu.”
“ Bukan begitu, aku hanya takut merepotkan direktur bila jalan bersamaku. Kota ini tidak
ramah dengan kursi roda, aku tidak ingin merepotkan direktur bila jalan bersamaku hingga
harus mendorong kursi ini.”
“ Tenang saja, ayo katakan apa yang ingin kamu makan, ini perintah dari Direktur jangan
pernah menolak!!”
“ Baiklah. Aku ingin makan Sushi Tei, sungguh aku sudah lama tidak pernah makan disana.”
“ Kalau begitu ayo kita makan.”

Mendengar Angel ingin makan sushi tei, Martin langsung meminta ajudan ayahnya untuk
membooking semua kursi yang ada di restorant itu hanya untuk mereka. Ketika Angel tiba di
sushi tei, ia terkejut melihat restorant itu hanya ada mereka berdua. Ia hanya mendengar kata
terakhir Martin.
“ Makanlah semua yang kamu inginkan..”
Mereka pun makan dengan lahap. Martin begitu menikmati keadaanya bersama Angel,
hingga mereka menyadari kalau natal akan datang dalam beberapa minggu lagi.
“ Kalau natal nanti, apa yang kamu inginkan Angel.”
“ Aku kalau natal selalu meminta banyak hal, tapi sayangnya tidak pernah terjadi tuh. “
“ Kalau begitu katakan lah, aku ingin tau..”
“ Sungguh kamu ingin tau?”
“ Tentu saja aku ingin tau.. ayolah sebutkan.”
“ Aku ingin bisa berjalan lagi..”
Hendra tertegun, hatinya miris dan wajahnya menunduk.Tadinya ia berpikir ingin
memberikah hadiah kepada Angel, apapun yang Angel inginkan. Kini mendengar permintaan
sulit itu, ia bersedih.
“ Adakah hal lain yang bisa kamu katakan selain itu,?”
“ Tidak ada, aku tidak ingin meminta soalnya. Kamu tahu tahun lalu ketika aku sudah
meminta eh tiba-tiba malah ga pernah terjadi..”
“ Kalau boleh tau, kamu tahun lalu minta apa?”

Angel tertunduk, ia sadar natal tahun lalu begitu kelabu, ia meminta Hendra meminangnya
dan semua benar-benar gagal.
“ Aku tidak bisa katakan, itu sudah menjadi masa lalu, kalau kamu? Katakan dong apa yang
kamu mau?”
Martin mendekat kepada Angel, matanya tampak serius.
“ Aku tidak ingin apa-apa selain hanya bisa melihatmu tersenyum. Itu cukup buatku.”

Angel pun tertawa. Mereka melewatkan makan siang itu begitu gembiranya. Setelah makan
siang, Angel turun ke loby. Saat itu Martin hendak menggendong tubuh Angel mobil. Tanpa
sengaja Angel melihat Hendra sedang bersama wanita lain melewati mereka. Angel terdiam
melihat mantan kekasihnya, Begitu pun Hendra. Hanya Martin dan kekasih Hendra yang tak
mengerti apa yang membuat keduanya saling bertatapan.
Hendra pun berjalan dan masuk ke mobil. Angel melihat Hendra pergi darinya. Ketika ia di
mobil, ia menangis. Martin begitu bingung. Dan bertanya apa yang terjadi. Angel pun
mengatakan satu hal tentang natal tahun lalu dan harapannya.
“ Aku ingin menikah, tapi kekasihku tidak bisa karena aku sudah menjadi cacat..”
Martin hanya terdiam, hatinya semakin tak berdaya.
Natal telah tiba, Martin mulai mengerti satu alasannya untuk menjadi seorang pria pada
utuhnya. Ia memberikan hadiah kepada Angel, sebuah hadiah yang mungkin terlalu berharga
untuk Angel. Sebuah kalung berlian di leher Angel. Martin menyadari satu hal, ia mulai

mencintai Angel. Ada yang harus ia katakan di acara makan malam natal bersama mereka. Di
atas meja makan dengan lilin merah menyala, Martin menyatakan cinta kepada Angel.
“ Apakah kamu yakin ingin menjadi kekasih dari seorang gadis cacat sepertiku?
“ Aku berjanji dalam hatiku dan atas nama Tuhan kalau, aku bersungguh-sungguh ingin
menjadi bagian dalam hidupmu Angel, apapun yang terjadi dengan keadaanmu, kamu adalah
gadis yang kuinginkan dalam hidupku, sekarang dan selamanya.”
Kalimat itu membuat Angel begitu bahagia, walaupun ia ragu pada awalnya. Pada akhirnya
Martin benar-benar membuktikan satu hal kepada Angel. Ia benar-benar mencintai gadis
itu.Mereka pun berpacaran secara resmi. Keluarga Martin yang tidak pernah melihat Martin
demikian berubahnya dalam hidup menyambut kegembiraan putranya begitu bahagia.Suatu
ketika dimalam hari, Angel merasakan kuasa Tuhan, tiba-tiba jari kakinya mampu bergerak.
Ia mulai menyadari satu hal, kalau ia mulai bisa merasakan kakinya kembali setela lama
lumpuh tanpa bergerak.
Martin tidak pernah mengerti. Mengapa tubuhnya semakin lama semakin lemas. Hingga
akhirnya ia jatuh sakit. Ia terdampar di rumah sakit. Angel datang dan membuat keluarga
martin begitu terkejut.
“ Siapa dia ?” Tanya ibu Martin pada Martin yang terbaring ketika Angel bersamanya.
“ Ini kekasihku bu..”
Keluarga Martin terdiam. Ia tidak pernah meyangka kalau anaknya punya pacar yang cacat.
Semua bisa menebak kalau tentu saja keluarga martin tidak pernah bisa menerima hubungan

mereka. Tapi Martin tidak peduli. Saat itu, setelah kelua dari rumah sakit. Ia benar-benar
mendapatka hadiah terburuk dalam hidupnya. Martin positif HIV. Sebuah kenyataan yang
begitu pahit dalam hidupnya, ntah gadis mana yang ia tidurin dan menularkan penyakit itu
padanya.
Ia paham hidupnya seperti kiamat. Tapi dalam kesempatan itu, ia terus berjuang untuk hidup.
Angel mengatakan pada Martin kalau kakinya mulai bisa bergerak. Martin melihat itu sebagai
keajaiban, ia pun pergi memeriksa keadaan kaki Angel dan dokter mengatakan kemungkian
sembuh normal adalah 20 persen. Berita yang indah untuk Angel, tapi sayangnya dokter
mengatan harus segera dilakukan operasi untuk membuat kakinya menjadi normal karena ada
beberapa bagian urat pada kaki angel yang harus di ganti.
Martin memutuskan untuk membawa Angel ke rumah sakit terbaik di dunia. Angel menolak
pada awalnya tapi inilah yang terjadi di malam sebelum itu semua terjadi.
“ Angel, aku selalu ingat keinginan kamu di hari natal. Kamu ingin berjalan. Tuhan telah
mendengarkan impianmu itu, sekaranglah jalanmu. Kamu harus ikut aku pergi. Lakukan ini
untuk kebahagiaanmu, jangan pikirkan biayanya karena aku bisa membantu.”

“ Tapi kamu terlalu baik untukku, aku tidak ingin berhutang budi.”
“ Kamu tau, aku punya keinginan permintaan natal juga. Kamu ingin tau?” jelas Martin.
“ OK katakan.”
“ Aku ingin kelak meihat kamu berjalan dan aku bisa bahagia bersamamu setelah itu dan..?”
“ Dan apa?”
“ Akan kukatakan kalau kamu sudah mau ikut aku ke untuk menyembuhkan kakimu,”
“ Baiklah..”
Mereka pun berangkat. 3 bulan sebelum natal. Operasi berjala dengan baik, tapi keadaan
martin yang terlalu lelah membuatnya semakin buruk.Tapi lelahnya itu dibayar dengan
semangat angel yang ingin sembuh dan berjala di saat natal. Semua terjadi, semua yang
dilakukan dokter berhasil. Angel pun sembuh, ia mulai bisa berjalan dengan perlahan. Martin
yang setia menjaganya selalu ada disampingnya.;
Hingga natal pun tiba. Angel berdua dengan martin. Di sebuah tempat yang indah., wajah
martn begitu pucat. Martin pun meneruskan apa yang hendak ia katakan kepada Angel sesaat
sebelum Angel di operasi.
“ aku sudah maafkan kamu sejak kita bertemu..?” kata Angel yang membuat Martin bingung.
“ Kamu maafkan untuk apa?”
“ Kamu tidak perlu katakana apapun, aku sudah memaafkan dan mencintai kamu dengan
setulus hatiku.”
“ Angel, bagaimana kamu bisa tau?”
“ Aku tidak akan pernah lupa kejadian itu, sesaat sebelum kejadian itu aku melihatmu. Walau
samar-samar aku bisa tau itu kamu.”
“ Aku benar-benar menyesal Angel, maafkan aku..”
“ Lupakan semuanya Martin. Aku selalu menerima keadaan ini sebagai takdir.”
“ Angel ada satu hal lagi yang ingin kamu tau..”
“ Katakan Martin?”
“ Aku positif HIV..”
Angel terdiam. Dan ia mengatakan satu hal untuk martin.
“ Ketika kamu melihatku sebagai gadis cacat, kamu tidak pernah merasa malu ataupun
merasa takut bila aku merepotkan kamu. Aku begitu tersentuh, setiap manusia memiliki sisi
yang tak bisa ia hindarkan tentang ketakutan akan petaka. Tapi kamu berbeda Martin, kamu
menyadarkan aku untuk kuat, oleh karena itu, walaupun kamu menderita HIV, kini saatnya
aku melakukab hal yang sama!”
“ Kenapa kamu mau? Kamu tidak takut padaku.”
“ Karena inilah takdir kita, apapun yang terjadi dengan keadaanmu. Kamu adalah bagian
dalam hidupku yang akan selalu ada. Aku akan selalu ada disampingmu..”
Martin dan Angel menikah beberapa bulan kemudian. Setahun kemudian Angel sudah bisa
berjalan tanpa tongkat, dua tahun kemudian. Mereka melahirkan anak dengan ajaibnya
normal tanpa penyakit apapun. Tiga tahun kemudian di natal 2009., Martin meninggal karena
penyakitnya.
Seperti kata Angel
“ Bagaimanapun keadaan kita dan siapapun yang memiliki keadaan sulit, janganlah merasa
kamu akan sulit karenanya. Karena kita tidak bisa memilih apapun dalam hidup kita, selain
bertanggung jawab terhadap apa yang kita lakukan di masa lalu. Tapi percayalah masa depan
akan indah bila kita beusaha untuk menerima keadaan kita.”
Kupersembahkan kisah ini untuk semua penderita AIDS di dunia, percayalah kalian adalah
makluk tuhan yang paling bahagia dengan keadaan apapun.
Untuk sahabatku yang telah pergi dengan keadaan sama, aku merindukanmu.