Kumpula Contoh Puisi Baru www.kurikulum pendidikan1.blogspot.com

Kumpulan Contoh Puisi Baru
(Puisi Bertema Perjuangan, Cinta Kasih, Kesedihan, Dan Kesehatan)
- Contoh Puisi Bertema Perjuangan
Untukmu Pahlawan Indonesiaku
Demi negri…
Engkau korbankan waktumu
Demi bangsa…
Rela kau taruhkan nyawamu
Maut menghadang di depan
Kau bilang itu hiburan
Tampak raut wajahmu
Tak segelintir rasa takut
Semangat membara di jiwamu
Taklukkan mereka penghalang negri
Hari-hari mu di warnai
Pembunuhan dan pembantaian
Dan dihiasi Bunga-bunga api
Mengalir sungai darah di sekitarmu
Bahkan tak jarang mata air darah itu
Yang muncul dari tubuhmu
Namun tak dapat…

Runtuhkan tebing semangat juangmu
Bambu runcing yang setia menemanimu
Kaki telanjang yang tak beralas
Pakaian dengan seribu wangian
Basah di badan keringpun di badan
Yang kini menghantarkan indonesia
Kedalam istana kemerdekaan

Pupus Raga Hilang Nyawa
Napak tilas para pahlawan bangsa
Berkibar dalam syair sang saka
Berkobar dalam puisi indonesia
Untuk meraih Cita-cita merdeka

Napak tilas anak bangsa
Bersatu dalam semangat jiwa
Bergema di jagat nusantara
Untuk meraih prestasi dan karya
Merdeka…
Kata yang penuh dengan makna

Bertahta dalam raga pejuang bangsa
Bermandikan darah dan air mata
Merdeka…
Perjuangan tanpa pamrih untuk republik tercinta
Menggelora di garis khatulistiwa
Memberi kejayaan bangsa sepanjang masa
Merdeka…
Harta yang tak ternilai harganya
Menjadi pemicu pemimpin bangsa
Untuk tampil di Era dunia

Pengorbanan
Karya : Siti Halimah

Mengucur deras keringat
Membasahi tubuh yang terikat
Membawa angan jauh entah kemana
Bagaikan pungguk merindukan bulan
Jiwa ini terpuruk dalam kesedihan
Pagi yang menjadi malam

Bulan yang menjadi tahun
Sekian lama telah menanti
Dirinya tak jua lepas
Andai aku sang Ksatria
Aku pasti menyelamatkanya
Namun semua hanya mimpi
Dirinyalah yang harus berusaha
Untuk membawa pergi dari kegelapan abadi

Di Balik Seruan Pahlawan
Karya : Zshara Aurora

Kabut…
Dalam kenangan pergolakan pertiwi
Mendung…
Bertandakah hujan deras
Membanjiri rasa yang haus kemerdekaan
Dia yang semua yang ada menunggu keputusan Sakral
Serbu…
Merdeka atau mati Allahu Akbar

Titahmu terdengar kian merasuk dalam jiwa
Dalam serbuan bambu runcing menyatu
Engkau teruskan Menyebut Ayat-ayat suci
Engkau teriakkan semangat juang demi negri
Engkau relakan terkasih menahan tepaan belati
Untuk ibu pertiwi
Kini kau lihat…
Merah hitam tanah kelahiranmu
Pertumpahan darah para penjajah keji
Gemelutmu tak kunjung sia
Lindunganya selalu di hatimu
Untuk kemerdekaan Indonesia Abadi

Untuk Pahlawan Negriku
Untuk negriku…
Hancur lebing tulang belulang
Berlumur darah sekujur tubuh
Bermandi keringat penyejuk hati
Ku rela demi tanah airku
Sangsaka merah berani

Putih nan suci
Melambai-lambai di tiup angin
Air mata bercucuran sambil menganjungkan do’a
Untuk pahlawan negri
Berpijak berdebu pasir
Berderai kasih hanya untuk pahlawan jagat raya

Hanya jasamu yang bisa ku lihat
Hanya jasamu yang bisa ku kenang
Tubuhmu hancur lebur hilang entah kemana
Demi darahmu…
Demi tulangmu…
Aku perjuangkan negriku
Ini Indonesiaku

Indonesiaku Kini
Negaraku cinta indonesia
Nasibmu kini menderita
Rakyatmu kini sengsara
Pemimpin yang tidak bijaksana

Apakah pantas memimpin negara
Yang aman sentosa
Indonesiaku tumpah darahku
Apakah belum bangun dan terjaga
Pemimpin yang kita bangga
Apakah rasa kepemimpinan itu,
Masih tersimpan di nurani
Dan tertinggal di lubuk hati
Rakyat membutuhkanmu
Seorang khalifatur Rasyidin
Yang setia dalam memimpin
Yang menyantuni fakir miskin
Mengasihi anak yatim
Kami mengharapkan pemimpin
Yang sholeh dan solehah
Menggantikan tugas Rasulullah
Seorang pemimpin Ummah
Yang bersifat Siddiq dan Fatanah
Andai aku menemukan
Seorang pemimpin dunia

Seorang pemimpin negara dan agama
Seorang pemimpin Indonesia ku tercinta
Allah maha mengetahui dan yang mengetahuinya

Bambu Runcing
Mengapa engkau bawa padaku
Moncong bayonet dan sangkur terhunus
Padahal aku hanya ingin merdeka
Dan membiarkan Nyiur-nyiur derita
Musnah di tepian langit
Karena kau memaksaku
Bertahan atau mati
Dengan mengirim ratusan Bom
Yang engkau ledakkan di kepalaku
Aku terpaksa membela diri
Pesawat militermu jatuh
Di tusuk bambu runcingku
Semangat perdukaanmu runtuh
Kandas di Batu-batu cadas
Kota Surabaya yang panas


- Contoh Puisi Bertema Kasih Sayang
Purnama Tanpa Akhir Cerita
Karya : Astrie Linda

Kuceritakan lagi tentang purnama..
Suatu hari..
Pernah kubayangkan perihnya melihat purnama tersenyum dan pergi menuju
arah yang berlawanan
Tepat!
Dipermulaan bulan Dzulhijah
Purnama akan segera pergi
Dan kotak hitam yang mengapung itu akan terseret ombak kehidupan
Hingga ia hilang tanpa arah yang pasti
Tidak ada akhir cerita..
Terima kasih kuucap untuk yang kesekian kali
Atas kesetiaanmu menemani menghiasi mimpi
Sampai aku terbangun kembali dan menyadari
Bahwa banyak nikmat Tuhan patut disyukuri
Kuingatkan padamu, simpan rapat rahasia yang pernah kubisikkan dimalam

itu..
Malam indah yang sinarmu begitu sempurna
Cerita kita tidak akan pernah berakhir, Purnama
Karena Purnama akan selalu ada pada setiap waktunya..

Surat Cinta Untuk Wanita Terindah
Karya : Imam Aris Sugianto

Seandainya kau tahu tentang isi hatiku
Aku akan mencurahkannya kepadamu
Bayang-bayang dirimu selalu menari-nari dibenakku
Kaulah wanita terindah yang selalu menghiasi hidupku
Dan kau jualah wanita yang selalu bersemayam dalam jiwaku.
Izinkanlah aku menjadi seseorang yang teristimewa dalam hidupmu
Dan jadikalah aku menjadi kekasih hatimu dalam setiap langkahmu
Cintaku kepadamu tak akan pernah pupus walau dimakan zaman
Sayangku kepadamu tak akan pernah pudar walau badai menghadang

Kaulah wanita pertama dan terakhir dalam hidupku
Kaulah cinta pertama yang selalu menghiasi jiwa dan hatiku

Tahukah kamu?
Detak jantung ini selalu berdegup jika bertemu denganmu
Wajahmu yang elok dan cantik tidak bisa terhapus dalam memoriku
Indahnya cinta bila hanya bersamamu
Namamu akan selalu terukir dalam setiap nafas hidupku
Bolehkah aku mengatakan sesuatu melalui surat cinta ini?
Ternyata, I’m falling in love to you…

Aku Rindu Senyummu
Karya : Abdul Ghofar

Senyum simpul terbalut oval smpurna wjahmu,
mendendangkan ceria cemara menyambut mentari.
Senyummu,
menggetarkan dawai kerinduan direlung hati ini,
melukiskan berlaksa pelangi dalam sketsa ruang dan waktu yang tak
berhingga.
Senyummu,
memancarkan aura tak terdefiniskan,
melahirkan spiderman,

menerbangkan superman,
dan melumatkan kekuatan raksasa The King Kong.
Senyummu,
mengacaukan kemampuan pemahaman kecerdasan otak einstein,
menghadirkan pmahaman tak logis,
rasa terasi berbah manis,
pisang sepet berasa madu murni asli dcampur gula pasir satu kilo.
Ooooh.....
Senyummu itu aku rindu,
pahatan sempurna Sang Master Desainer.
Senyummu aku rindu.
Terbalut oval cantik smpurna wajahmu

Hujan Tanpa Terpal
Karya : Dwi Wurianti

Hujan menyanyikan sebuah syair
Melihat semua yang ia kenali..
Menunggu hujan selesai menjatuhkan butiran berliannya
Aku menyaksikan seuntai senyuman yang membuatku ikut bahagia
Dari lamunan polos itu aku tersadar
di tempat ini ia melihatku
dari sini nampak jelas ia mengawasiku
Melihat setiap langkah kemanapun aku pergi
Dan dari sini pula aku tersadar
hujan belum berhenti
Mereka masih tertawa ditengah hujan tanpa terpal
Menyaksikan mereka yang tak henti tertawa
Aku kembali sadar bahwa aku sendirian
Menunggu seseorang yang telah melantunkan janji padaku
Menunggunya datang dan pergi bersama
Hujan memang indah
Aku menyadari banyak hal dari semuanya
Saat hujan menyapa di depan mata
Aku tersadar bahwa hujan belum berhenti

Tentang Kamu
Karya : Imam Aris Sugianto

Wajahmu selalu terbayang dibenakku
Ketika menatap matamu yang indah
Getaran cinta itu mulai merambah
Mendengar suaramu yang merdu
Membuat hatiku terasa syahdu
Hati ini rasanya ingin memilikimu seutuhnya
Tak sanggup aku memendam rasa ini padamu
Rasanya aku ingin menjadi bagian terpenting dalam hidupmu
Kaulah orang terkasih yang kini ada didalam hidupku
Kaulah pujaan hatiku

Saatku sebut namamu
Seakan-akan hatiku tidak ingin lepas darimu
Kehadiranmu membuat hidupku lebih indah
Senyumanmu seolah-olah melelehkan hatiku
Semua akan terasa manis bila melihatmu
Ini tentang kamu…
Kamu yang selalu membuatku berharap
Namun, entah sampai kapan aku harus terus berharap akan dirimu ?

Jadikanlah Aku Dewa Dihatimu
Karya : Imam Aris Sugianto

Seiring waktu berjalan bersamamu
Ketika itu pula benih-benih cinta tumbuh dihatiku
Semakin hari aku semakin terjerat oleh cinta yang terpancar dimatamu
Sungguh,jantung ini selalu berdebar ketika aku menatapmu
Cinta…oh….cinta..
Apakah ini namanya cinta
Jikalau memang ini cinta
Izinkalah aku menjadi dewa dihatimu
Biarlah aku menjadi bintang didalam jiwamu
Izinkan aku menjadi malaikat penjaga hatimu
Dan biarlah aku mengatakan bahwa aku mencintamu….

Desir Rindu Ilalang
Karya : Minarni

Tak lagi jatuh mawar itu
Ia mengemasi rantingnya sendiri
Kering namun tak kerontang
Sajakku saja di kelopaknya
Membenahi puing-puing dedaunan yang kisruh menjatuhkan diri
Sudah pergi ...
Sudah hilang bersama semilir senja

Bulir embun meriyak
Menjamah muara di tepian telaga
Ilalang ...
Ilalang merindu sendu
Mengapung dibeningnya serambi hati
Merah
Menyapanya
Desir rindu yang ditunggu
Membiarkan dia tak kembali
Dalam selaksa rindu kumerajuk
Tak mengapa ...
Rindu

- Contoh Puisi Bertema Kesedihan
Meratapi Kepergian
Karya : Husain Haddawy, 1988

Jika aku meratapi kepergianmu, apa yang akan kamu katakan?
Jika aku merana karena cinta, kemana jalannya?
Jika mengutus seseorang untuk menceritakan kesedihanku
Sang kekasih mengeluh tak seorang pun mau menyampaikan.
Jika aku dengan penuh kesabaran berusaha menahan semua deritaku
Setelah hilangnya cinta, aku tak mampu menahan hempasannya
Tiada yang tinggal kecuali kesedihan dan penyesalan
Dan air mata yang terus mengalir di pipi.
Engkau yang telah lama hilang dari pandanganku
Maukah engkau tinggal selamanya demi hatiku yang mencinta
Engkaulah yang telah mengjariku bagaimana mencintai
Dan tidak akan menyimpang dari ikrar cinta.

Saat yang Kurindukan
Karya : Husain Haddawy

Saat ketika aku memilikimu adalah saat yang kurindukan
Saat ketika kau tinggalkanku adalah saat aku mati
Jika aku hidup dalam ketakutan karena kematian yang dijanjikan
Aku lebih suka bersamamu ketimbang hidupku selamat
Ketika aku melihat kesedihanmu
Hal itu melukaiku, seperti yang kau lihat
Dan ketika aku tidak melihatmu
Hal itu melukaiku, seperti yang kau lihat
Wahai, bicaralah padaku, hidupku
Cintaku, bercakaplah denganku.
Untuk keberapa lama kesedihan ini kuderita
Bukankah aku telah cukup membayarnya dengan banyak air mata?
Wahai kekasih, bicaralah padaku
Wahai kekasih, jawablah aku.

Air Mata Di Negeri Surga
Karya : Maha Ardonanta, Karo Sumatera Utara

Kujejakkan langkah kaki ku menapak tanah,
Menyisir bebatu tajam yang hiasi jalan bumi ku
Sesekali debu kotor jalanan menerpa kulit pucat wajahku
Bersama matahari hangat yang membakar kesusahanku...
Disepanjang jalan, aku disapa dengan kemunafikan
Langkah langkahku seirama dengan penghianatan yang mereka tawarkan
Aku merintih, tapi tak lagi diperdulikan
Aku menangis, tapi tak lagi diperhatikan..
Bahkan teriakan yang hampir memutuskan pita suaraku pun , tak lagi di dengar
oleh mereka
Aku...yang katanya adalah bersaudara dengan mereka
Tapi kesakitanku menjadi hiburan bagi keangkuhan mereka..
Aku...yang katanya bagian dari mereka
Tapi harapanku dipupuskan oleh ke egoisan mereka..
Inikah kemerdekaanku?
Inikah negeriku?
Negeri yang katanya serpihan surga, tapi mereka mematahkan sayap sayap
malaikatnya.
Negeri yang katanya sejahtera, tapi mereka tak perduli pada sesamanya.
Aku terdiam...
Mencoba menikmati setiap kesakitan yang mereka tawarkan.
Tak mampu aku melawan
Bahkan sekedar berkata pun tidak.
Sudah terlalu remuk sayap sayap malaikat surga itu mereka hancurkan...
Sudah terlalu dalam kesakitan itu mereka tanamkan...
Kemudian , kembali mereka berkata lembut menggiurkan...
""Kita ini bersaudara""
""Kalian adalah bagian dari kita""
Menyedihkan....
Mereka memperlakukan ""saudara"" mereka lebih hina dari sampah yang
mereka buang.
Inilah negeri ku...
Serpihan surga yang hanya menawarkan derita dan air mata."

Puisi Sedih Ceritaku
Karya : Sintia Dewi Fatmawati, Magelang

sendiri terpaku memandang langit.
diatas,ribuan bintang menatapku lekat.
yang temaram tanpa sinar.
karena gundah gelisah mengakar..
aku ingin bak sang garuda.
mengepakan sayap gagah berani
tak kenal gentar akan segala goda...
tak kenal lelah akan riuhnya badai....
tapi,aku hanyalah sang kupu.
mengepakan sayap lemah...
dan terbang tak kenal arah....

- Contoh Puisi Bertemakan Kesehatan
Anugerah Terlupakan
Karya : Nafisa Anida

Kukalungkan kesombongan di hatiku
Megah dengan kuasa diri yang angkuh
Jasad ini begitu tegap menjajah bumi
Tiada luka nan sakit yang menempel jasmaniku
Sungguh, rohaniku telah tertipu
Dalam kedangkalan ilmunya
atau sebab takabarnya jiwa
Anugerah itu terlupakan
Dalam rasa sehat
Aku lalai bahwa sehat adalah rizki
Yang terlupakan untuk di syukuri
Dalam rasa sehat
Ada rasa indah dalam kebebasan
Namn dalam rasa sehat
Seringkali membawa tinggi hati
Bahwa kita tak pernah mati
Atau takdir bisa mengintip dari balik kemungkinan
Ah,
kini ketika semuanya terjadi
tingal meringkuk menunggu mati
Berharap rasa sakit ini terhenti
Hingga ajalku datang segera kapanpun nanti

Sebelum nafasmu terhenti
Jadikan wujud ragamu sebagai wujud jatidiri
Dalam senyap kediamannya
Jasad ingin dimengerti oleh dia yang memiliki
Duhai jiwa - jiwa yang lalai pada hak tubuh
Yang dengan asap - asap rokok kau recuni paru - parumu
Dengan mata terbuka sepanjang malam kau lelahkan mata dan akalmu

Dengan kebaikan yang bernafsu hingga lupa pada hak jasadmu
Ingatlah,
Tuhan tak menciptakan segala sesuatu tanpa sebab
Maka sebelum nafasmu terhenti
pastikan nafasmu bukan nafas pesakitan
Pastikan tubuhmu hidup dalam kesejahteraan
Perjuangan tak perlu mengorbankan badan
Kesenangan tak perlu merelakan kesehatan
Kehendakmu tak perlu menyiksakan raga

Sang Alam Hidup
Bergetar segera sebuah kampung
Bercarut marut dalam takut
demam itu berdarah
Bahkan menyisakan kematian
Tangis membahana seperti hujan di kala kemarau
Ketenangan yang diselimuti rintihan
Menghantui manusia - manusia yang lalai
Hingga kemudian virus itu merayap bebas menggenangi kumpulan jiwa
Ah,
Sang alam hidup
Bagaimana engkau dicampakkan
Bahkan dirimu ternodai oleh sisa sisa kotoran manusia
Sampah sampah tak terhitung dilemparkan kepadamu
Lalu lihatlah bagaimana Tuhan menghukum
Lewat udara yang tak lagi segar
Dengan penyakit yang kian beragam
Lalu kematian yang kian mengerikan