Perbedaan Status Gizi Bayi Usia 6-12 Bulan yang Diberi ASI Eksklusif dan Tidak Diberi ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Tembung Kota Medan Tahun 2016

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Status Gizi Bayi
2.1.1 Pengertian Status Gizi Bayi
Supariasa (2011) menyatakan bahwa status gizi bayi adalah keadaan akibat
dari keseimbangan antara konsumsi dan penyerapan zat gizi dan penggunaan zat-zat
gizi tersebut atau keadaan fisiologis akibat dari tersedianya zat gizi dalam seluler
tubuh. Sehingga status gizi dapat diartikan sebagai ekspresi dari keadaan
keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu, atau perwujudan dari nutrisi dalam
bentuk variabel tertentu).
Status gizi merupakan suatu keadaan tubuh yang disebabkan konsumsi
makanan dan penggunaan zat gizi. Status gizi seseorang dipengaruhi oleh jumlah dan
jenis yang dikonsumsi dan penggunaan nya dalam tubuh. Apabila konsumsi makanan
dalam tubuh terganggu dapat mengakibatkan status gizi jelek dan biasanya disebut
kurang gizi (Almatsier, 2006).
2.1.2

Penilaian Status Gizi dengan Metode Antropometri
Penilaian status gizi merupakan suatu interpretasi dari sebuah pengetahuan


yang berasal dari studi informasi makanan,biokimia, antropometri dan klinik
(Proverawati dan Asfuah, 2009). Penilaian status gizi dapat dinilai secara langsung
dan tidak langsung. Penilaian secara langsung dibagi menjadi empat penilaian yaitu :
antopometri, klinis, biokimia,dan biofisik. Sedangkan

penilaian penilaian secara

15

Universitas Sumatera Utara

16

tidak langsung dibagi menjadi survei konsumsi makanan, statistik vital, dan faktor
ekologi (Supriasa, dkk, 2011).
Dimasyarakat, cara pengukuran status gizi yang paling sering digunakan
adalah antropometri gizi. Hal ini dikarenakan antropometri gizi mempunyai prosedur
yang sederhana, aman, bisa dilakukan oleh tenaga yang sudah dilatih dan dapat
dilakukan dalam sampel yang besar. Alat- alat yang diperlukan juga murah, mudah
dibawa, tahan lama, dapat dipesandan dibuat didaerah setempat. Metode ini juga

mempunyai baku rujukan yang sudah pasti sehingga dapat mengidentifikasi status
gizi sedang, kurang, dan gizi buruk (Supriasa, dkk, 2011).
Antropometri berasal dari bahasa yunani, Antropos adalah tubuh dan metros
adalah ukuran, jadi antropometri nadalah ukuran tubuh. Antropometri gizi
berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi
tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Berbagai jenis ukuran tubuh antara
lain berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas dan tebal lemak dibawah kulit.
Antropometri sangat umum digunakan untuk mengukur ketidakseimbanganantara
asupan protein dan energi. Gangguan ini biasanya terlihat dari polapertumbuhan fisik
dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot, dan jumlah airdalam tubuh
(Proverawati dan Asfuah, 2009).
a. Parameter Antropometri
Berat badan adalah indikator pertama yang dapat dilihat ketika seseorang
mengalami kurang gizi. Dalam jangka panjang, kurang gizi mengakibatkan
hambatan pertumbuhan tinggi badan dan akhirnya berdampak

buruk

bagi


Universitas Sumatera Utara

17

perkembangan mental-intelektual individu. Kurang gizi pada masa fase cepat
tumbuh otak (dibawah 18 bulan) akan bersifat irreversible (tidak dapat pulih).
Artinya kecerdasan anak tersebut tidak bisa lagi berkembang secara optimal
(Khomsan, 2004).
Berat badan

merupakan parameter yang paling baik. Adanya perubahan

dalam pola konsumsi makanan dan kesehatan dapat terlihat dengan mudah
melalui berat badan (Proverawati dan Asfuah, 2009). Berat badan merupakan
hasil peningkatan dan penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh, antara lain
tulang, otot, lemak, cairan tubuh dan lainnya. Berat badan dipakai sebagai
indikator yang terbaik pada saat ini untuk mengetahui keadaan gizi dan tumbuh
kembang anak, sensitif terhadap perubahan sedikit saja, pengkuran objektif dan
dapat diulangi, dapat digunakan timbangan apa saja yang relatif murah, mudah
dan tidak memerlukan banyak waktu (Soetjiningsih, 2014).

Tinggi badan merupakan antropometri yang menggambarkan keadaan
pertumbuhan skeletal. Pada keadaan normal, tinggi badan tumbuh seiring dengan
pertumbuhan umur. Akan tetapi, pertumbuhan tinggi badan relatif kurang sensitif
pada masalah kurang gizi dalam waktu singkat. Tinggi badan merupakan
parameter paling penting untuk mengetahui keadaan yang telah lalu dan sekarang,
jika umur tidak diketahui dengan tepat. Tinggi badan ini dapat diukur dengan
menggunakan alat pengukur panjang badan bayi (Proverawati dan Asfuah, 2009).
Faktor umur sangat penting dalam penetuan status gizi. Kesalahan penentuan
umur akan menyebabkan kesalahan dalam interpretasi

status gizi. Menurut

Universitas Sumatera Utara

18

Puslatbang Gizi Bogor (1980), batasan umur yang digunakan adalah umur penuh
(completed years) dan untuk anak umur 0-2 tahun digunakan bulan penuh
(completed month) (Supriasa, dkk, 2011)
b. Indeks Antropometri

Indeks antropometri merupakan

gabungan dari beberapa parameter

antropometri yang menjadi dasar dari penilaian status gizi. Beberapa indeks
antropometri yang sering digunakan yaitu berat badan menurut umur (BB/U),
tinggi badan menurut umur (TB/U), dan berat badan menurut tinggi badan
(BB/TB) atau berat badan menurut panjang badan (BB/PB). Perbedaan
penggunaan indeks ini akan memberikan gambaran prevalensi status gizi yang
berbeda (Supriasa, dkk, 2011).
Indeks nerat badan menurut umur merupakan indikator yang paling umum
digunakan sejak tahun 1972. Indeks ini merupakan pengukuran total berat badan
termasuk air, lemak, tulang dan otot (Supriasa, dkk, 2011). Indeks berat badan
menurut umur memiliki kelebihan yaitu lebih mudah dan cepat dimengerti oleh
masyarakat, baik untuk mengukur status gizi akut atau kronis, indikator status
gizi kurang saat sekarang, sensitif terhadap perubahan kecil dan dapat mendeteksi
kegemukan. Selain memiliki kelebihan indeks ini juga mempunyai kekurangan
yaitu kadang umur tidak dapat ditentukan dengan akurat, dapat menimbulkan
interpretasi keliru jika terdapat edema ataupun asites, sering terjadi kesalahan
dalam pengukuran akibat pengaruh pakaian ataupun anak bergerak saat ditimbang

dan adanya anggapan bahwa menimbang anak seperti menimbang barang

Universitas Sumatera Utara

19

dagangan membuat orangtua enggan menimbang berat badan anaknya
(Poverawati dan Asfuah, 2009).
Indeks tinggi badan menurut umur menggambarkan status gizi masa lalu. Alat
yang diperlukan untuk mengukur panjang dapat dibuat sendiri, murah dan mudah
dibawa. Akan tetapi pengukuran kadang sulit dilakukan karena membutuhkan dua
orang petugas agar anak dapat berdiri tegak dan hasil yang didapat juga lebih
akurat (Supriasa, dkk, 2011).
Berat badan memiliki hubungan yang linier dengan tinggi badan. Dalam
keadaan normal, perkembangan berat badan akan searah dengan tinggi badan
dengan kecepatan tertentu. Indeks berat badan menurut tinggi badan merupakan
indeks yang independen terhadap umur dan indikator yang baik untuk menilai
status gizi saat sekarang (Supriasa, dkk, 2011).
Menurut Kemenkes, 2011, klasifikasi status gizi dapat dibedakan sebagai
berikut :

a. Gizi kurang dan gizi buruk
Gizi kurang dan gizi buruk adalah status gizi yang didasarkan pada indeks Berat
Badan menurut Umur (BB/U) yang merupakan padanan istilah underweight (gizi
kurang dan severely underweight (gizi buruk)
b. Pendek dan sangat pendek
Pendek dan sangat pendek adalah status gizi yang didasarkan pada indeks Panjang
Badan menurut Umur (PB/U) atau Tinggi Badan menurut Umur (TB/U) yang
merupakan padanan istilah stunted (pendek) dan severely stunted (sangat pendek).

Universitas Sumatera Utara

20

c. Kurus dan sangat kurus
Kurus dan sangat kurus adalah status gizi yang didasarkan pada indeks Berat
Badan menurut Panjang Badan (BB/PB) atau Berat Badan menurut Tinggi Badan
(BB/TB) yang merupkan padanan istilah wasted (kurus) dan severely wasted
(sangat kurus).
Berdasarkan hal tersebut Kemenkes, 2011 mengkategorikan dan memberikan
ambang batas pada status gizi anak sebagai berikut :

Tabel 2.1
Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak Berdasarkan Indeks
Indeks
Berat Badan menurut Umur
(BB/U Anak Umur 0-60 bulan
Panjang Badan menurut Umur
(PB/U) atau Tinggi Badan
menurut Umur (TB/U) Anak
Umur 0-60 bulan
Berat Badan menurut Panjang
Badan (BB/PB) atau Berat Badan
menurut Tinggi Badan (BB/TB)
Anak Umur 0-60 bulan

Kategori
Status Gizi
Gizi Buruk
Gizi Kurang
Gizi Baik
Sangat Pendek

Pendek
Normal
Tinggi
Sangat kurus
Kurus
Normal
Gemuk

Ambang Batas
(Z-Score)

Dokumen yang terkait

PERBANDINGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI BERUSIA 0-6 BULAN YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF DENGAN YANG DIBERI Perbandingan Kejadian Diare Pada Bayi Berusia 0-6 Bulan Yang Diberi Asi Eksklusif Dengan Yang Diberi Tidak Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Grog

0 2 16

PERBANDINGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI BERUSIA 0-6 BULAN YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF DENGAN YANG DIBERI Perbandingan Kejadian Diare Pada Bayi Berusia 0-6 Bulan Yang Diberi Asi Eksklusif Dengan Yang Diberi Tidak Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Grog

0 3 15

Perbedaan Status Gizi Bayi Usia 6-12 Bulan yang Diberi ASI Eksklusif dan Tidak Diberi ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Tembung Kota Medan Tahun 2016

0 0 17

Perbedaan Status Gizi Bayi Usia 6-12 Bulan yang Diberi ASI Eksklusif dan Tidak Diberi ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Tembung Kota Medan Tahun 2016

0 0 2

Perbedaan Status Gizi Bayi Usia 6-12 Bulan yang Diberi ASI Eksklusif dan Tidak Diberi ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Tembung Kota Medan Tahun 2016

0 0 14

Perbedaan Status Gizi Bayi Usia 6-12 Bulan yang Diberi ASI Eksklusif dan Tidak Diberi ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Tembung Kota Medan Tahun 2016 Chapter III VI

0 0 39

Perbedaan Status Gizi Bayi Usia 6-12 Bulan yang Diberi ASI Eksklusif dan Tidak Diberi ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Tembung Kota Medan Tahun 2016

0 0 3

Perbedaan Status Gizi Bayi Usia 6-12 Bulan yang Diberi ASI Eksklusif dan Tidak Diberi ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Tembung Kota Medan Tahun 2016

0 2 16

PERBEDAAN STATUS GIZI USIA 0-6 BULAN BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF DAN TIDAK EKSKLUSIF DI BPS SURATNI BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Perbedaan Status Gizi Usia 0-6 Bulan Bayi yang Diberi ASI Eksklusif dan Tidak Eksklusif di BPS Suratini Bantul Yogy

0 0 12

PERBEDAAN BERAT BADAN BAYI USIA 6 BULAN ANTARA YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF DAN ASI TIDAK EKSKLUSIF DI KELURAHAN BUMIJO WILAYAH KERJA PUSKESMAS JETIS YOGYAKARTA

0 0 15