T0__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisa Perbandingan Kecepatan Transfer Data dari IPve IPv4, IPve IPv6 dan IPve IPv6 menggunakan Metode Tunnelingpada Router T0 BAB IV

BAB IV
HASIL DAN ANALISIS

4.1 Tahap Persiapan serta Konfigurasi Router dan Komputer
Untuk mengakomodasi pengujian, router-router dan
komputer-komputer perlu dihubungkan agar dapat saling
terkoneksi. Koneksi fisik yang digunakan adalah sesuai
desain yang telah dibuat. Berikut ini adalah contoh
pengaplikasian desain.

Gambar 4.1.Desain fisik konfigurasi.

Pada gambar 4.1, dapat dilihat bahwa port router yang
akan digunakan adalah port 1 dan 5. Port 1 untuk terhubung
dengan komputer dan port 5 untuk terhubung dengan router
lain. Router yang akan digunakan sebagai pengubung antar
komputer perlu diatur sesuai dengan kebutuhan. Pengaturan
router yang akan digunakan, dalam hal ini Mikrotik, adalah
dengan menggunakan aplikasi Winbox. Versi Winbox yang
16


17

akan digunakan untuk mengatur router adalah Winbox
2.2. Langkah awal penggunaan router adalah dengan
mengubungkan Winbox dengan router sehingga pengaturan
dapat dilakukan, dengan login kedalam router.

Gambar 4.2.Login Winbox

Pengaturan

router

awal

biasanya

menggunakan

username admin dan password admin. Selanjutnya akan

tertampil halaman awal Winbox.

18

Gambar 4.3.Halaman awal Winbox.

Langkah awal yang perlu dilakukan pada router adalah
mengaktifkan fitur IPv6, karena penggunaan IPv6 masih
sedikit maka produsen mikrotik menonaktifkan fitur tersebut.
Pengaktifan fitur IPv6 dapat dilakukan dengan mengisikan
kode-kode berikut di Terminal yang disediakan.
Kode program 1. Kode program untuk aktifasi fitur IPv6
IPv6 enable
reboot

Pengaturan selanjutnya akan dibedakan menurut
konfigurasi yang dibutuhkan, yakni koneksi antar IPv4, antar
IPv6 dan IPv4-IPv6.

19




Konfigurasi IPv4
Konfigurasi untuk koneksi IPv4 dilakukan dengan caracara berikut. Pertama, tambahkan interface IPIP sebagai
tunnel yang akan digunakan.

Gambar 4.4. Penambahan interface IPIP

Penambahan ini dilakukan pada kedua router, dengan
local address diisikan IP yang terkoneksi ke router lain,
sedangkan remote address diisikan IP router lain yang
terkoneksi dengan router tersetting. Selanjutnya IP
router yang terhubung perlu diatur.

Gambar 4.5.Pengaturan IP router terhubung.

20

IP yang sudah diatur pada interface IPIP tadi

dimasukkan ke dalam pengaturan IP router terhubung.
Hal

ini

dilakukan

untuk

menghemat

jaringan.

Sesungguhnya pengisian local dan remote address
diisikan dengan IP Public yang diberikan oleh Internet
Service Provider (ISP) sehingga 2 jaringan yang sangat
jauh

seakan-akan


hanya

berjarak

1

titik

saja.

Selanjutnya, pengaturan dilakukan pada komputer dan
router yang terhubung.

Gambar 4.6. pengaturan ip untuk router1-komputer 1

Gambar 4.7. pengaturan IP untuk router 2-komputer 2

21

Langkah selanjutnya adalah melewatkan paket dari

komputer 1 ke komputer 2 melalui tunnel yang telah
dibuat, yakni perlu diatur interface tunnel.

Gambar 4.8.Setting IP yang melewati tunnel

Kemudian rute paket perlu diatur sehingga alur paket
dapat disesuaikan. Rute ini disesuaikan dengan ip yang
telah dikonfigurasi sebelumnya. Kode berikut dituliskan
pada Terminal.
Kode Program 2. Kode program untuk mengatur rute paket data
pada router 1.
Ip route add dst-address=192.168.3.0/24 gateway=192.168.5.2

Kode Program 3. Kode program untuk mengatur rute paket data
pada router 2.
Ip route add dst-address=192.168.1.0/30 gateway=192.168.5.1



Konfigurasi IPv6

Tidak jauh berbeda dengan pengaturan router untuk
IPv4, langkah-langkah pengaturan router untuk IPv6

22

juga hampir sama dengan pengaturan IPv4 tetapi
menggunakan interface yang berbeda. Untuk tunnelnya
menggunakan IPIPv6.

Gambar 4.9.Interface IPIPv6

Local dan remote address menggunakan IP router yang
nantinya

terhubung.Selanjutnya

atur

IP


terhubung.

Gambar 4.10.Setting interface router terhubung

router

23

Setelah

setting

di

atas,

tunnel

siap


digunakan.

Selanjutnya setting IP yang akan melewati tunnel
tersebut, dan IP untuk masing-masing komputer.

Gambar 4.11. Setting IP untuk router 1-komputer 1

Gambar 4.12.Setting ip untuk router2-komputer 2

Kemudian atur IP yang melewati tunnel, dalam hal ini
alalah IPv6 untuk kedua router.

24

Gambar 4.13. Setting IP yang melewati tunnel

Setelah itu, tambahkan rute pada router 1 dan router 2
agar kedua PC dapat saling terkoneksi. Dalam hal ini,
rute yang digunakan melewati tunnel.
Kode Program 4. Kode program untuk mengatur rute paket data

pada router 1.
Ipv6 route add dst-address=bbbb::0/64 gateway=af::2

Kode Program 5. Kode program untuk mengatur rute paket data
pada router 2
Ipv6 route add dst-address=aaaa::0/64 gateway=af::1

25



Konfigurasi koneksi IPv4-IPv6
Konfigurasi koneksi IPv4-IPv6 berbeda dengan
kedua

konfigurasi yang telah dibuat di atas.

Perbedaan mendasarnya ada pada jumlah router,
yakni 1 router saja. Sedangkan 1 router yang lain
digantikan dengan fitur virtual router di OS

Windows, dalam hal ini Windows 7. Pertama
pengaturan yang perlu dikerjakan adalah fitur 6to4
tunnel.

Gambar 4.14.pengaturan interface 6to4

Selanjutnya setting IP untuk interface router dan pc
sesuai ip tunnel

26

Gambar 4.15.Setting interface router dan PC terhubung

Kemudian setting IPv6 yang akan melewati
tunnel, baik di Windows maupun di router serta
route yang akan dilewati.

Gambar 4.16.interface 6to4 router 1
Kode Program 6. Kode program untuk mengatur rute paket
data pada PC1
Netsh interface teredo set state disabled
Netsh interface ipv6 add v6v4tunnel interface=IP6tunnel
102.168.5.2 192.168.5.1
Netsh interface tpv5 add address IP6tunnel 2015:301::2
Netsh interface ipv6 add route ::/0 IP6tunnel
2014:301::1

27

Selanjutnya seting interface router dan PC2

Gambar 4.17.interface router dan PC2

4.2 Tahap Pengujian
Pada tahap pengujian, digunakan beberapa file yang
akan dites, diantaranya file video, file foto dan file dokumen.
Pengujiannya

menggunakan sistem

file

penghitungan

waktu

stopwatch.

menggunakan

sharing,

dan

Proses

penyalinan data antar komputer menggunakan aplikasi
standar dari Windows 7, yang mempunyai penghitung ratarata untuk kecepatan transfer datanya. Namun, aplikasi ini
membutuhkan waktu saat inisiasi dan penyelesaian transfer

28

data, sehingga waktu yang dibutuhkan lebih banyak, jadi
perlu dihitung rata-rata kecepatan baru yang lebih valid.


Koneksi IPv4-IPv4
Setelah router dan komputer dikofigurasi
seperti konfigurasi di atas,

maka kedua

komputer sudah dapat terkoneksi. Setelah
terkoneksi, dilakukan serangkaian pengujian
yang nantinya akan dibandingkan dengan
koneksi-koneksi

lain

yang

berjalan

pada

protokol yang berbeda.
o Speed Test
Pada tahap pengujian ini, digunakan file
dengan ukuran 127 mb untuk disalin.

Gambar 4.18. Proses speed test IPv4-IPv4

Proses penyalinan membutuhkan waktu
13,72 detik, sehingga menghasilkan
rata-rata 9,26 mbps transfer data.

29

o Stability Test
Pada tahap ini, disediakan file sebesar
434 mb dengan berbagai jenis, dan
dilakukan penyalinan.

Gambar 4.19. Proses stability test IPv4-IPv4

Proses penyalinan membutuhkan waktu
48,76 detik, sehingga menghasilkan
rata-rata 8,90 mbps transfer data.
o Load Test
Pada tahap ini, dilakukan pengujian
transfer data dengan berbagai macam
ukuran, sehingga bisa diketahui transfer
tercepat dan terlambat.
Tabel 4.1. Tabel perbandingan load test
NO
1
2
3
4

JENIS
FILE
Video
Video
Video
Video

UKURAN
FILE
59,3 mb
60 mb
128 mb
127 mb

WAKTU
MENYALIN
6,52 detik
6,57 detik
13,82 detik
13,94 detik

RATARATA
9,1
9,13
9,26
9,11

30

Jadi,

didapat

koneksi tercepat

sebesar 9,26 mbps, dan terlambat adalah
9,10 mbps
o Stress Test
Pada tahap ini, dilakukan pengujian
ping

terus

menerus

saat

proses

penyalinan data dengan ukuran besar
sehingga bisa diketahui ping terbesar.
Ping terbesar yang tercatat sebesar 22
m/s.
o QoS Test
Pengujian

ini

bertujuan

untuk

mengetahui efektifitas protokol dalam
menangani

pengiriman

file

dengan

beragam jenis dan ukuran.
File-file yang ditransfer diantaranya file
video berukuran 127 mb, file gambar
berukuran 58 mb, dan file dokumen
berukuran 11 kb. Tidak terjadi antrean
dan waktu transfernya selama 26,06
detik. Jadi didapat rata-rata transfer
sebesar 7,01 mbps.


Koneksi IPv6-IPv6
Koneksi yang akan diuji selanjutnya adalah
koneksi antara protokol IPv6 dan IPv6.

31

o Speed Test
Pada tahap pengujian ini, digunakan file
dengan ukuran 127 mb untuk disalin.

Gambar 4.20. Proses Speed test IPv6-IPv6

Proses penyalinan membutuhkan waktu
13,15 detik, sehingga menghasilkan
rata-rata 9,66 mbps transfer data.
o Stability Test
Pada tahap ini, disediakan file sebesar
434 mb dengan berbagai jenis, dan
dilakukan penyalinan.

Gambar 4.21. Proses Stability Test IPv6-IPv6

32

Proses penyalinan membutuhkan waktu
47,99 detik, sehingga menghasilkan
rata-rata 9,04 mbps transfer data.
o Load Test
Pada tahap ini, dilakukan pengujian
transfer data dengan berbagai macam
ukuran, sehingga bisa diketahui transfer
tercepat dan terlambat.
Tabel 4.1. Tabel perbandingan load test
NO
1
2
3
4

JENIS
FILE
Video
Video
Video
Video

UKURAN
FILE
59,3 mb
60 mb
128 mb
127 mb

WAKTU
MENYALIN
6,74 detik
6,53 detik
13,48 detik
13,15 detik

RATARATA
8,80
9,19
9,50
9,66

Jadi, didapat koneksi tercepat sebesar
9,66 mbps, dan terlambat adalah 8,80
mbps
o Stress Test
Pada tahap ini, dilakukan pengujian
ping

terus

menerus

saat

proses

penyalinan data dengan ukuran besar
sehingga bisa diketahui ping terbesar.
Ping terbesar yang tercatat sebesar 18
m/s.

33

o QoS Test
Pengujian

ini

bertujuan

untuk

mengetahui efektifitas protokol dalam
menangani

pengiriman

file

dengan

beragam jenis dan ukuran.
File-file yang ditransfer diantaranya file
video berukuran 128 mb, file gambar
berukuran 58 mb, dan file dokumen
berukuran 11 kb. Tidak terjadi antrean
dan waktu transfernya selama 22,90
detik. Jadi didapat rata-rata transfer
sebesar 8,12 mbps.


Koneksi IPv4-IPv6 dan IPv6-IPv4
Selanjutnya adalah pengujian antar protokol
yang berbeda, yakni antara IPv6 dan IPv4.
Pengujian dengan protokol ini dilakukan dua
arah dikarenakan karakteristiknya yang berbeda
sehingga dimungkinkan perbedaan hasilnya
juga.
Pengujian berikut ini adalah pengujian koneksi
antara IPv4 ke IPv6
o SpeedTest
Pada tahap pengujian ini, digunakan file
dengan ukuran 127 mb untuk disalin.

34

Gambar 4.22. Proses speed test IPv4-IPv6

Proses penyalinan membutuhkan waktu
13,51 detik, sehingga menghasilkan
rata-rata 9,40 mbps transfer data.
o Stability Test
Pada tahap ini, disediakan file sebesar
434 mb dengan berbagai jenis, dan
dilakukan penyalinan.

Gambar 4.23. Proses stability test IPv4-IPv6

Proses penyalinan membutuhkan waktu
48,01 detik, sehingga menghasilkan
rata-rata 9,04 mbps transfer data.

35

o Load Test
Pada tahap ini, dilakukan pengujian
transfer data dengan berbagai macam
ukuran, sehingga bisa diketahui transfer
tercepat dan terlambat.
Tabel 4.3.Tabel perbandingan load test
NO
1
2
3
4

JENIS
FILE
Video
Video
Video
Video

UKURAN
FILE
59,3 mb
60 mb
128 mb
127 mb

WAKTU
MENYALIN
6,55 detik
6,39 detik
13,37 detik
13,29 detik

RATARATA
9,05
9,39
9,57
9,56

Jadi, didapat koneksi tercepat sebesar
9,56 mbps, dan terlambat adalah 9,05
mbps
o Stress Test
Pada tahap ini, dilakukan pengujian
ping

terus

menerus

saat

proses

penyalinan data dengan ukuran besar
sehingga bisa diketahui ping terbesar.

Gambar 4.24.Proses Stress test IPv4-IPv6

Ping terbesar yang tercatat sebesar 17
m/s dan 1 kali terjadi putus sambungan
(request time out).

36

o Pengujian

ini

bertujuan

untuk

mengetahui efektifitas protokol dalam
menangani

pengiriman

file

dengan

beragam jenis dan ukuran.
File-file yang ditransfer diantaranya file
video berukuran 128 mb, file gambar
berukuran 58 mb, dan file dokumen
berukuran 11 kb..

Gambar 4.25.Proses saat penyalinan antre

Terjadi antrean saat transfer file dan
waktu transfernya selama 31,44 detik.
Jadi didapat rata-rata transfer sebesar
5,92 mbps
Berikutnya

adalah

pengujian

untuk

koneksi antara IPv6 ke IPv4.
o Speed Test
Pada tahap pengujian ini, digunakan file
dengan ukuran 127 mb untuk disalin.

37

Gambar 4.26. Proses Speed Test IPv6-IPv4

Proses penyalinan membutuhkan waktu
15,8 detik, sehingga menghasilkan ratarata 8,04 mbps transfer data.
o Stability Test
Pada tahap ini, disediakan file sebesar
434 mb dengan berbagai jenis, dan
dilakukan penyalinan.

Gambar 4.27.Proses Stability Test IPv6-IPv4

Proses penyalinan membutuhkan waktu
60,51 detik, sehingga menghasilkan
rata-rata 7,17 mbps transfer data.

38

o Load Test
Pada tahap ini, dilakukan pengujian
transfer data dengan berbagai macam
ukuran, sehingga bisa diketahui transfer
tercepat dan terlambat.
Tabel 4.4.Tabel perbandingan load test
NO
1
2
3
4

JENIS
FILE
Video
Video
Video
Video

UKURAN
FILE
59,3 mb
60 mb
128 mb
127 mb

WAKTU
MENYALIN
7,58 detik
8,01 detik
15,36 detik
15,65 detik

RATARATA
7,82
7,49
8,33
8,12

Jadi, didapat koneksi tercepat sebesar
8,33 mbps, dan terlambat adalah 8,12
mbps
o Stress Test
Pada tahap ini, dilakukan pengujian
ping

terus

menerus

saat

proses

penyalinan data dengan ukuran besar
sehingga bisa diketahui ping terbesar.

Gambar 4.28.Proses stress test IPv6-IPv4

39

Ping terbesar yang tercatat sebesar 25
m/s.
o QoS Test
Pengujian

ini

bertujuan

untuk

mengetahui efektifitas protokol dalam
menangani

pengiriman

file

dengan

beragam jenis dan ukuran.
File-file yang ditransfer diantaranya file
video berukuran 128 mb, file gambar
berukuran 58 mb, dan file dokumen
berukuran 11 kb.

Gambar 4.29.Proses antrean saat pengujian
QoS

Terjadi antrean saat transfer file dan
waktu transfernya selama 38,33 detik.
Jadi didapat rata-rata transfer sebesar
4,85 mbps.

40

4.3 Analisis
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan,
dapat

dirangkum

menjadi

beberapa

tabel

sehingga hasil pengujian dapat dianalisa secara
maksimal.
Tabel 4.5.Tabel rangkuman Speed test

Hasil pengujian Speed
Test
15
10
5

Kecepatan
Transfer

0

Dari hasil pengujian, dapat dilihat bahwa
kecepatan transfer data tertinggi didapat pada
proses transfer data antara IPv6 dengan IPv6.
Hal ini membuktikan bahwa protokol IPv6
mempunyai manajemen pemanfaatan lebar jalur
data yang sangat baik. Untuk transfer data
dengan protokol IPv4 maupun IPv4 ke IPv6
cukup berimbang, sedangkan transfer data
antara

protokol

IPv6

kecepatan terendah.

ke

IPv4

memiliki

41

Selanjutnya adalah rangkuman pengujian
kestabilan.
Tabel 4.6.Tabel rangkuman Stability test

Hasil Pengujian
Stability Test
10
8
6
4
2
0

Kecepatan
Transfer

Dari data pada tabel 4.6, dapat dilihat
bahwa kemampuan protokol dalam menangani
transfer file dengan beragam jenis cukup
merata, kecuali pada protokol IPv6 ke IPv4.
Bahkan, rata-rata kecepatan yang didapat pada
protokol IPv6-IPv6 dan IPv4-IPv6 hampir
sama, hanya berselisih 0,02 detik saja. Namun
protokol

IPv6

lebih

unggul

dalam

hal

kecepatannya.
Selanjutnya adalah rangkuman load test.

42

Tabel 4.7.Tabel rangkuman load test

Hasil Pengujian Load
Test
15
IPv4-IPv4

10

IPv6-IPv6
5

IPv4-IPv6

0

IPv6-IPv4
59.3

60

128

127

Dari tabel 4.7 dapat dilihat bahwa
pengujian

load

kemampuan

dari

test

menggambarkan

masing-masing

protokol

dalam menangani berbagai ukuran file cukup
merata, kecuali transfer file antara IPv6-IPv4.
Namun, untuk protokol IPv4-IPv4 mengalami
penurunan saat transfer file dengan ukuran
besar, sedangkan 2 pengujian yang lain cukup
merata.
Selanjutnya

adalah data

stress

test.

Berikut adalah gambaran dari data hasil
pengujian stress test

43

Tabel 4.8.Tabel rangkuman stress test

Hasil Pengujian Stress
Test
30
20
10
0

Ping time (m/s)

Catatan:

pengujian

antara

IPv4-IPv6

mendapatkan 1 kali request time out

Dari tabel 4.8 dapat dilihat jika hasil ping
time cukup rendah, di bawah 25 m/s. Namun,
untuk pengujian IPv4 ke IPv6 mendapatkan 1
kali request time out sehingga untuk koneksi ini
dianggap paling buruk dalam pengujian stress
test.
Selanjutnya adalah data pengujian QoS
Test. Berikut ini adalah data hasil pengujian
dari QoS test.

44

Tabel 4.9.Tabel rangkuman QoS Test

Hasil Pengujian QoS
Test
10
Kecepatan
transfer

0

Dari tabel 4.8 dapat dilihat bahwa
protokol IPv6 mempunyai manajemen QoS
yang sangat baik. Namun, kendala didapatkan
saat transfer file antar protokol, baik dari IPv4
ke IPv6 maupun sebaliknya, yakni masingmasing penyalinan mengantre sehingga waktu
penyalinan meningkat.