Gambaran Mikroorganisme Pada Penderita Infeksi Nosokomial di ICU RSUP H. Adam Malik pada Tahun 2014 – 2016

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.

Definisi Infeksi Nosokomial
Infeksi adalah adanya suatu organisme pada jaringan atau cairan tubuh

yang disertai suatu gejala klinis baik lokal maupun sistemik. Infeksi yang muncul
selama seseorang tersebut dirawat di rumah sakit dan mulai menunjukkan suatu
gejala selama seseorang itu dirawat atau setelah selesai dirawat disebut infeksi
nosokomial. Secara umum, pasien yang masuk rumah sakit dan menunjukkan
tanda infeksi yang kurang dari 72 jam menunjukkan bahwa masa inkubasi
penyakit telah terjadi sebelum pasien masuk rumah sakit, dan infeksi yang baru
menunjukkan gejala setelah 72 jam pasien berada di rumah sakit baru disebut
infeksi nosokomial.8
Ada dua macam infeksi nosokomial yang dapat berasal dari dalam tubuh
penderita maupun luar tubuh, yaitu:9
1. Infeksi endogen disebabkan oleh mikroorganisme yang semula
memang sudah ada di dalam tubuh dan berpindah ke tempat baru yang
dikenal dengan self infection atau auto infection.
2. Infeksi eksogen (cross infection) disebabkan oleh mikroorganisme

yang berasal dari rumah sakit dan dari satu pasien ke pasien lainnya.
Suatu infeksi dikatakan didapat dari rumah sakit apabila memiliki ciri-ciri,
8

yaitu:

1. Pada waktu penderita mulai dirawat di rumah sakit tidak didapatkan
tanda-tanda klinik dari infeksi tersebut.
2. Pada waktu penderita mulai dirawat di rumah sakit, tidak sedang
dalam masa inkubasi dari infeksi tersebut.
3. Tanda-tanda klinik infeksi tersebut timbul sekurang-kurangnya setelah
3 x 24 jam sejak mulai perawatan.
4. Infeksi tersebut bukan merupakan sisa (residual) dari infeksi
sebelumnya.

Universitas Sumatera Utara

5. Bila saat mulai dirawat di rumah sakit sudah ada tanda-tanda infeksi,
dan terbukti infeksi tersebut didapat penderita ketika dirawat di rumah
sakit yang sama pada waktu yang lalu, serta belum pernah dilaporkan

sebagai infeksi nosokomial.

2.2.

Cara Penyebaran dan Sifat Penyakit Infeksi

2.2.1. Cara Penyebaran Penyakit Infeksi
Dalam garis besarnya, mekanisme transmisi mikroba patogen ke host yang
rentan melalui dua cara, yaitu:8
1. Transmisi Langsung (Direct Transmission)
Penularan langsung oleh mikroba patogen ke pintu masuk yang sesuai dari
pejamu. Contohnya adalah adanya sentuhan, gigitan, ciuman, atau adanya
droplet nuclei saat bersin, batuk, berbicara atau saat transfusi darah dengan
darah yang terkontaminasi mikroba patogen.
2. Transmisi Tidak Langsung (Indirect Transmission)
Penularan mikroba patogen yang memerlukan adanya “media perantara”,
baik berupa barang/bahan, air, udara, makanan/minuman, maupun vektor.
a) Vehicle-borne
Sebagai media perantara penularan adalah barang/bahan yang
terkontaminasi seperti peralatan makan dan minum, instrumen bedah,

peralatan laboratorium, peralatan infus/transfusi.
b) Vector-borne
Sebagai media perantara penularan adalah vektor (serangga), yang
memindahkan mikroba patogen ke pejamu dengan cara berikut.
1. Cara Mekanis
Pada kaki serangga melekat kotoran/sputum (mikroba patogen), lalu
hinggap pada makanan/minuman, di mana selanjutnya akan masuk
ke saluran cerna pejamu.

Universitas Sumatera Utara

2.

Cara Biologis
Sebelum masuk ke tubuh pejamu, mikroba mengalami siklus
perkembangbiakan dalam tubuh vektor/serangga, selanjutnya
mikroba dipindahkan ke tubuh pejamu melalui gigitan.

c) Food-borne
Makanan dan minuman adalah media perantara yang cukup efektif

untuk menyebarnya mikroba patogen ke pejamu, yaitu melalui pintu
masuk (port d’entree) saluran cerna.
d) Water-borne
Tersedianya air bersih baik kuantitatif maupun kualitatif-terutama untuk
kebutuhan rumah sakit adalah mutlak. Kualitas air yang meliputi aspek
fisik, kimiawi, dan bakteriologis, diharapkan terbebas dari mikroba
patogen sehingga aman untuk dikonsumsi. Jika tidak, sebagai media
perantara, air sangat mudah menyebarkan mikroba patogen ke pejamu,
melalui pintu masuk (port d’entree) saluran cerna maupun pintu masuk
yang lain.
e) Air-borne
Mikroba patogen dalam udara masuk ke saluran napas pejamu dalam
bentuk droplet nuclei yang dikeluarkan oleh penderita (reservoir) saat
batuk atau bersin, bicara atau bernapas melalui mulut atau hidung.
Sedangkan dust merupakan partikel yang dapat terbang bersama debu
lantai/tanah. Penularan melalui udara ini umumnya mudah terjadi di
dalam ruangan yang tertutup.

2.2.2. Sifat-Sifat Penyakit Infeksi
Cara menyerang/invasi ke pejamu/manusia melalui tahapan berikut:8

1. Sebelum pindah ke pejamu (calon penderita), mikroba patogen tumbuh
dan berkembang biak pada reservoir (orang/penderita, hewan, benda
lain).
2. Untuk mencapai pejamu, diperlukan adanya mekanisme penyebaran.

Universitas Sumatera Utara

3. Untuk masuk ke tubuh pejamu, mikroba patogen memerlukan pintu
masuk (port d’entree) seperti kulit/mukosa yang terluka, hidung,
rongga mulut, dan sebagainya.
4. Adanya tenggang waktu saat masuknya mikroba patogen sampai
timbulnya manifestasi klinis, untuk masing-masing mikroba patogen
berbeda.
5. Pada prinsipnya semua organ tubuh pejamu dapat terserang untuk
mikroba patogen, namun beberapa mikroba patogen secara selektif
hanya menyerang organ tubuh tertentu dari pejamu (target organ).
6. Besarnya kemampuan merusak dan menimbulkan manifestasi klinis
dari mikroba patogen terhadap pejamu dapat dinilai dari beberapa
faktor berikut.
a) Infeksivitas

Besarnya

kemampuan mikroba patogen melakukan invasi,

berkembang biak dan menyesuaikan diri, serta bertempat tinggal
pada jaringan tubuh pejamu.
b) Patogenitas
Derajat respons/reaksi pejamu untuk menjadi sakit.
c) Virulensi
Besarnya kemampuan merusak mikroba patogen terhadap jaringan
pejamu.
d) Toksigenitas
Besarnya kemampuan mikroba patogen untuk menghasilkan
toksin, dimana toksin berpengaruh terhadap perjalanan penyakit.
e) Antigenitas
Kemampuan mikroba patogen merangsang timbulnya mekanisme
pertahanan tubuh (antibodi) pada diri pejamu. Kondisi ini akan
mempersulit mikroba patogen itu sendiri untuk berkembang biak,
karena melemahnya respons pejamu menjadi sakit.


Universitas Sumatera Utara

2.3.

Faktor Penyebab Infeksi Nosokomial
Faktor penyebab infeksi nosokomial diantaranya:8
1. Faktor-faktor yang ada dari diri penderita (intrinsic factor) seperti
umur, jenis kelamin, kondisi umum penderita, resiko terapi, atau adanya
penyakit lain yang menyertai penyakit dasar (multipatologi) beserta
komplikasinya.
2. Faktor keperawatan seperti lamanya hari perawatan (length of stay),
menurunnya standar pelayanan perawatan, serta padatnya penderita
dalam satu ruangan.
3. Faktor mikroba patogen seperti tingkat kemampuan merusak jaringan,
lamanya pemaparan (length of exposure) antara sumber penularan
(reservoir) dengan penderita.

2.3.1. Faktor Risiko
Semua jenis prosedur dan tindakan medis yang bertujuan untuk
menegakkan diagnosis dan terapi serta prosedur dan tindakan keperawatan tidak

akan lepas dari faktor risiko. Bentuk-bentuk risiko dari yang ringan sampai yang
berat antara lain:8
a. Salah jalan (false route), sebuah prosedur dan tindakan medis yang
dapat menyebabkan terjadinya perforasi jaringan
b. Perdarahan, sebagai akibat trauma pada pembuluh darah
c. Laserasi atau edema jaringan
d. Infeksi
Prosedur dan tindakan medis serta keperawatan merupakan pekerjaan
teknis. Pada kasus tertentu diperlukan adanya prosedur dan tindakan medis invasif
terhadap jaringan dan organ dari tubuh penderita, diantaranya:8




Pemberian suntikan IM/IV



Kateterisasi urin




Pemberian terapi cairan/infus atau transfusi darah



Pemasangan nasogastric tube
Endoskopi

Universitas Sumatera Utara




2.4.

Kuretase
Kateterisasi jantung

Mikroba Patogen dan Spesimen

Infeksi nosokomial dapat disebabkan oleh banyak mikroba. Bakteri

dapat menyebabkan infeksi sekitar 90%, 10% disebabkan oleh protozoa,
jamur, virus, dan mikobakteri. Agen yang biasanya menyebabkan infeksi
nosokomial yaitu Streptococcus spp., Acinetobacter spp., enterococci,
Pseudomonas aeruginosa, koagulase-negatif staphylococci, Staphylococcus
aureus, Bacillus cereus, Legionella dan kelompok Enterobacteriaceae
termasuk Proteus mirablis, Klebsiella pneumonia, Escherichia coli, Serratia
marcescens. Diantara kelompok Enterococci, P. aeruginosa, S. aureus, dan
E. coli merupakan penyebab terbesar. ISK biasanya disebabkan oleh E. coli,
sedangkan S. aureus sering menginfeksi bagian tubuh lain tetapi jarang
menyebabkan ISK. Pada IADP, S. aureus koagulase-negatif adalah penyebab
utama. Enterococcus spp. biasanya menyebabkan IDO. Satu per sepuluh dari
semua infeksi disebabkan oleh P. aeruginosa.10
1. Staphylococcus aureus
S. aureus adalah salah satu patogen terpenting pada infeksi
nosokomial. S. aureus merupakan kokus gram-positif, non-spora, katalase
dan koagulase positif, immotile, anaerob fakultatif. S. aureus juga
termasuk bakteri komensal. Sebagian besar berkolonisasi pada saluran
pernapasan. Penderita dengan imunitas rendah dan imunokompeten lebih

mudah terinfeksi S. aureus. Bakteri ini tidak hanya menyerang jaringan
superfisial tetapi juga profunda dan juga menyebabkan lesi abses lokal.
Penyakit yang disebabkan toksin oleh S. aureus diantaranya keracunan
makanan, ingesti enterotoksin, toxic shock syndrome dan exfoliative
toxins yang menyebabkan staphylococcal scalded skin syndrome.
Mekanisme virulensi dari S. aureus termasuk toksin, enzim dan imun
modulator.10

Universitas Sumatera Utara

Bakteri ini bisa bersifat patogen karena sering menghemolisis
darah, mengkoagulasi plasma dan menghasilkan beberapa enzim dan
toksin yang stabil pada suhu panas. Hal ini mengakibatkan bakteri ini
berada pada siklus udara ruang ICU yang terjadi pertukaran udara melalui
AC menjadi tempat hidup dari bakteri. 11
Transmisi dari S.aureus melalui kulit atau kontak dengan barang
yang digunakan bergantian atau permukaan seperti gagang pintu, kursi,
handuk.10
2. Escherichia coli
E. coli merupakan bakteri gram-negatif dan bakteri oxidase-negatif
fakultatif anaerob. Berkolonisasi di saluran gastrointestinal. E. coli dapat
menyebabkan

ISK,

septikemia,

pneumonia,

neonatal

meningitis,

peritonitis dan gastroenteritis. Faktor virulensinya adalah endotoksin,
kapsul, adhesi dan sistem sekresi tipe 3.10
Transmisi dari E. coli melalui orang ke orang, lingkungan atau air
dan makanan yang terkontaminasi.10
3. Vancomycin-resistant enterococci
Enterococci merupakan urutan kedua dari penyebab infeksi
nosokomial sedunia. Enterococci adalah bakteri fakultatif anaerobik
gram-positif enterik. Bakteri ini terdapat dalam saluran genital wanita dan
saluran gastrointestinal. Enterococci terlibat dalam IADP, ISK dan IDO.
Faktor virulensinya termasuk extracellular surface proteins, cytolysin,
adhesion,

hemolysins,

aggregation substances.

gelatinase,

extracellular

superoxide

dan

10

Barang pada pasien diare biasanya mempermudah transmisinya.
Bakteri pada permukaan barang dapat bertahan beberapa hari sampai
minggu dan menjadi sumber kontaminasi.10
4. Klebsiella pneumoniae
Sejumlah3-7% dari infeksi nosokomial disebabkan oleh K.
pneumoniae.10 Bakteri ini merupakan bakteri gram negatif non motil,
tidak berkapsul. Bakteri ini melakukan fermentasi laktosa, bersifat

Universitas Sumatera Utara

anaerob fakultatif yang merupakan flora normal mulut, kulit, dan usus.
Morfologi khas dari bakteri ini dapat dievaluasi dalam pertumbuhan
padat in vitro dengan morfologi yang bervariasi. Klebsiella dapat hidup
sebagai saprofit pada lingkungan hidup, air, tanah, makanan, sayuran.
Bakteri ini dapat menimbulkan infeksi pada saluran urin, paru, saluran
pernapasan,luka, dan septikemia.12 Faktor virulensinya termasuk
endotoxin, cell wall receptor dan capsular polysaccharide.10
Transmisinya melalui kontak orang ke orang, terutama bila petugas
kesehatan tidak mencuci tangan setelah memeriksa pasien yang
terkontaminasi. Alat bantu napas, kateter atau luka yang terpapar dapat
menjadi sumber transmisi. K. pneumoniae dilaporkan ditransmisikan
melalui tempat duduk (77%), tangan pasien (42%), dan faring (19%).10
5. Pseudomonas aeruginosa
P. aeruginosa menyebabkan 11% dari infeksi nosokomial, yang
menimbulkan tingkat mortalitas dan morbiditas tinggi. P. aeruginosa
termasuk bakteri non-fermenter, gram-negatif yang menyebabkan
penyakit terutama pada pasien immunocompromised. Bakteri ini
berkolonisasi pada ginjal, saluran kemih, dan saluran pernapasan atas.
Bakteri ini disebabkan oleh IDO, ISK, pneumonia, fibrosis kistik dan
bakteremia.

Faktor

virulensinya

termasuk

adhesion,

hemolysins,

eksotoksin, protease, dan siderophores.10
Bakteri ini biasanya hidup di tanah dan air. Pada tabung dan selang
O2ditemukan. Ini terjadi karena air dalam tabung O2jarang diganti
mengakibatkan perpindahan bakteri melalui selang O2.13
Kontaminasi P. aeruginosa melalui breast pump, inkubator, tempat
cuci tangan, dan tangan dari petugas kesehatan.10
6. Clostridium difficile
C. difficile adalah patogen infeksi nosokomial yang merupakan
penyebab utama diare. C. difficile merupakan bakteri gram-positif, basil,
anaerob, dan berspora. Bakteri ini berkolonisasi di saluran pencernaan dan
merupakan mikrobiota normal. Faktor virulensinya adalah toksin, fimbria,

Universitas Sumatera Utara

kapsul dan enzim hidrolitik. Spora pada C. difficile dapat bertahan selama
beberapa bulan dan menjadi masalah untuk disinfektan.10
7. Streptococcus sp.
Streptococcus sp. merupakan gram positif dengan bentuk bulat
berderet membentuk rantai selama pertumbuhannya. Tidak motil dan
tidak membentuk spora, kadang berkapsul. Tumbuh optimal pada suhu
37 °C bersifat anaerob fakultatif. Spesies yang menyebabkan penyakit
pada manusia yaitu S. pyogenes, S. agalactiae, dan Enterococcus.14,15
8. Bacillus subtilis
Bacilus subtilis merupakan flora normal di tanah, udara, air dan
kompos tanah. Bakteri bisa ditemukan di permukaan lantai, dinding,
meja, tempat tidur dan nirbeken. Hal ini disebabkan karena bakteri ini
dapat beradaptasi pada perubahan suhu lingkungan ekstrim dengan
membentuk endospora. Bakteri ini bersifat mesofilik tidak patogenik,
tapi bisa mencemari makanan namun jarang menyebabkan keracunan
makanan.16,17

Tabel 2.1 Jenis Spesimen dengan Biakan Positif dari Penderita
dengan Dugaan Infeksi Nosokomial8
Spesimen

Jumlah

Persentase

Darah

126

34,15

Pus

44

11,93

Urine

50

13,55

Lain-lain

149

40,38

Jumlah

369

100,0

Universitas Sumatera Utara

Tabel 2.2 Mikroorganisme Penyebab Infeksi Nosokomial18
Lokasi

Jenis Mikroorganisme

Persentase

Saluran Kemih

Gram-negative enteric

50%

Jamur

25%

Enterococci

10%

Staphylococcus aureus

20%

Pseudomonas

16%

Coagulase-negative Staphylococci

15%

Luka Operasi

Enterococci, jamur, Enterobacter,