Gambaran Mikroorganisme Pada Penderita Infeksi Nosokomial di ICU RSUP H. Adam Malik pada Tahun 2014 – 2016

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Infeksi nosokomial atau yang sekarang disebut sebagai Health care

Associated Infection adalah infeksi yang didapat di rumah sakit terjadi pada
pasien yang dirawat di rumah sakit paling tidak selama 72 jam dan pasien tersebut
tidak menunjukkan gejala infeksi saat masuk rumah sakit.1,2 Infeksi lingkungan
disebabkan oleh bakteri dari benda atau bahan yang tidak bersenyawa yang berada
di lingkungan rumah sakit. Infeksi nosokomial dapat terjadi karena beberapa
faktor, salah satunya adalah karena adanya agen penyakit berupa bakteri.3 Bakteri
penyebab infeksi nosokomial didapat dari dalam tubuh penderita sendiri
(endogen) maupun dari luar penderita (eksogen). Pada umumnya, bakteri eksogen
didapatkan dari lingkungan rumah sakit, yaitu pada peralatan kesehatan, bahan
cairan, tangan tenaga medis, udara di ruang perawatan, perabotan ruang
perawatan, dan ruang perawatan inap pasien itu sendiri.4
Penelitian yang dilakukan oleh WHO menunjukkan bahwa sekitar 8,7%
dari 55 rumah sakit dari 14 negara yang berasal dari Eropa, Timur Tengah, Asia
Tenggara dan Pasifik menunjukkan adanya infeksi nosokomial dan untuk Asia

Tenggara sebanyak 10,0%. Data dari Centers for Disease Control and Prevention
(CDC), National Nosocomial Infection Surveillance (NNIS) antara tahun 19921997 infeksi ini menempati posisi keempat penyebab kematian di Amerika Serikat
dan terdapat 20.000 kematian tiap tahunnya akibat infeksi nosokomial ini. Dari 40
juta penderita yang dirawat di rumah sakit pertahun, didapatkan angka infeksi
nosokomial antara 5-10% (18% diantaranya dengan lebih dari 1 macam infeksi
nosokomial) dengan angka kematian 1%, 5-10 hari kelebihan hari rawat setiap
penderita, kerugian antara 2-6 milyar dolar Amerika pertahun. Infeksi didapat dari
rumah sakit di ICU pada 7,8% dari seluruh pasien yang dirawat (14.177 pasien
diantara 181.993 pasien). ISK (31%) merupakan infeksi tersering, 95% kasus
diantaranya mendapat kateterisasi, 86% kasus pneumonia berhubungan dengan
VAP. Penyakit ini merupakan 27% dari seluruh infeksi nosokomial, sedangkan

Universitas Sumatera Utara

IADP mewakili 19% (18,2% terbukti secara laboratoris dan 0,8% sepsis secara
klinis). Di Indonesia, infeksi nosokomial mencapai 15,74 % jauh di atas negara
maju yang berkisar 4,8-15,5%. Di rumah sakit Yogyakarta insidensi infeksi
nosokomial secara umum sebesar 5,9%. Di rumah sakit DKI Jakarta tahun 2004
menunjukkan bahwa 9,8 % pasien rawat inap mendapat infeksi yang baru selama
dirawat.5 Persentase angka kejadian infeksi nosokomial di RSUP H. Adam Malik

Medan pada tahun 2007 di ruang rawat inap 2,6%, angka kejadian dekubitus
0,68%, di ICU angka kejadian pneumonia 9,6%, di CVCU terdapat kejadian
infeksi nosokomial phlebitis 4,48%.6
Jenis

mikroorganisme

yang

sering

berpotensi

terjadinya

infeksi

nosokomial yaitu: Proteus sp., Escherichia coli, Staphylococcus aureus, Candida
albicans, dan Pseudomonas aeruginosa.Berdasarkan penelitian didapatkan
persentase Staphylococcus aureus, Staphylococci koagulase negatif, Enterococci

(34%), Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa, Enterobacter sp., Klebsiella
pneumonia (32%), Clostridium difficile (17%), fungi (kebanyakan Candida
albicans) (10%), dan bakteri gram negatif lain (Acinetobacter sp., Citrobacter sp.,
Haemophilus sp.) (7%).7
Berdasarkan penelitian terdahulu, dapat disimpulkan infeksi nosokomial
menjadi masalah yang sering ditemukan di rumah sakit karena pengaruh
lingkungan sekitar yang terkontaminasi. Maka penulis tertarik melakukan
penelitian tentang gambaran mikroorganisme yang ditemukan pada penderita
infeksi nosokomial di ICU RSUP H. Adam Malik Medan.

2.1.

Rumusan Masalah
Bagaimana gambaran mikroorganisme yang ditemukan pada penderita

infeksi nosokomial di ICU RSUP H. Adam Malik Medan pada tahun 2014 –
2016.

Universitas Sumatera Utara


3.1.

Tujuan Penelitian

3.1.1. Tujuan Umum
1. Mendapatkan gambaran mikroorganisme yang ditemukan pada
penderita infeksi nosokomial di ICU RSUP H. Adam Malik Medan
pada tahun 2014 - 2016.
3.1.2. Tujuan Khusus
1. Mengetahui mikroorganisme penyebab infeksi nosokomial
2. Mengetahui jenis infeksi nosokomial
3. Mengetahui spesimen infeksi nosokomial
4. Mengetahui klasifikasi mikroorganisme berdasarkan pewarnaan Gram

4.1.

Manfaat Penelitian
1. Manfaat Akademis
a. Memberi informasi tentang mikroorganisme penyebab infeksi
nosokomial di ICU RSUP H. Adam Malik Medan.

2. Manfaat Pelayanan
a. Memberi informasi pada RSUP H. Adam Malik Medan tentang
persentase angka kejadian infeksi nosokomial dan mendorong agar
dilakukan pencegahan infeksi nosokomial guna menurunkan angka
kejadian.
3. Manfaat Penelitian Selanjutnya
a. Menjadi sumber data bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan
dengan gambaran mikroorganisme yang ditemukan pada infeksi
nosokomial di ICU RSUP H. Adam Malik Medan.

Universitas Sumatera Utara