Analisis Profil Resort Cagar Alam Dolok Sibual Buali Sebagai Penentu Strategi Pengelolaan Kawasan

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Kejadian penyakit berbasis lingkungan seperti Diare, ISPA (Infeksi

Saluran Pernapasan Akut), TB paru, malaria, dan Demam Berdarah Dengue masih
menjadi masalah kesehatan masyarakat. Tingginya kejadian penyakit tersebut
antara lain disebabkan masih buruknya keadaan sanitasi lingkungan, bahkan
penyakit ISPA merupakan pembunuh utama kematian bayi serta balita di
Indonesia. Merujuk konferensi Internasional mengenai ISPA di Canberra,
Australia, pada Juli 1997, yang menemukan empat juta bayi dan balita di negaranegara berkembang meninggal tiap tahun akibat ISPA. Pada akhir 2000,
diperkirakan kematian akibat pneumonia sebagai penyebab utama ISPA di
Indonesia mencapai lima kasus di antara 1.000 bayi/balita. Artinya, pneumonia
mengakibatkan 150 ribu bayi atau balita meninggal tiap tahunnya, atau 12.500
korban per bulan, atau 416 kasus sehari, atau 17 anak per jam, atau seorang bayi
tiap lima menit (Wardhani, dkk, 2010).
Berdasarkan laporan WHO tahun 2003 yang di kutip dalam skripsi Anita
(2011) didapatkan bahwa dari 15 juta perkiraan kematian pada anak berusia di

bawah 5 tahun terdapat 4 juta (26,67%) kematian yang diakibatkan oleh penyakit
ISPA setiap tahunnya. Sebanyak dua pertiga kematian tersebut adalah bayi
(khusus bayi muda).

Universitas Sumatera Utara

Angka penderita ISPA termasuk pneumonia yang meninggal di Sumatera
Utara menempati urutan ke 7 dari 33 propinsi yaitu CFR (Case Fatality Rate)
balita 0-4 tahun 0.35%. (Depkes, 2012).
Berdasarkan data yang di peroleh langsung ke Puskesmas Kecamatan
Medan Denai maka penderita ISPA di bawah 5 tahun pada tahun 2011 berjumlah
632 orang dan pada tahun 2012 berjumlah 648 orang. Hal ini menunjukkan bahwa
terjadinya peningkatan angka kejadian ISPA pada balita.
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan agen penyebab
penyakit ISPA, salah satunya yaitu kondisi lingkungan yang buruk dapat menjadi
media penyebaran berbagai penyakit, hal ini sesuai seperti yang di ungkapkan
dalam penelitian Wardhani, dkk (2010). Berkaitan dengan hal ini, peneliti
mengobservasi keadaan lingkungan Kecamatan Medan Denai masih terdapat
masalah lingkungan seperti: masyarakat masih membuang sampah sembanrangan
dengan kondisi beberapa parit yang masih terdapat sampah, kepala keluarga yang

dominan menghisap rokok dan daerah yang dekat dengan pasar.
Berkaitan dengan data ini, dalam rangka mencapai tujuan pembangunan
kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, telah dilakukan
berbagai upaya pelayanan kesehatan yaitu: pelayanan kesehatan dasar, pelayanan
kesehatan rujukan dan penunjang, pengendalian penyakit menular, pembinaan
kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat dan pelayanan
kefarmasian dan alat kesehatan. (Depkes RI, 2007)
Berdasarkan laporan pada penelitian yang dilakukan Wardhani, dkk (2010)
menyebutkan

bahwa

kejadian

penyakit

ISPA sangat

dipengaruhi


oleh

Universitas Sumatera Utara

pengetahuan ibu terhadap kejadian penyakit ISPA. Berkaitan dengan hal ini maka
langkah yang tepat agar dapat menangani masalah ISPA adalah dengan
melakukan pendidikan kesehatan yang merupakan proses memberikan informasi
kepada individu, atau kelompok untuk tujuan adanya perubahan positif pada
hubungan kebiasaan dan perilaku hidup sehat. Banyak penyakit dan situasi dapat
dicegah dengan sederhana, pendidikan kesehatan menggunakan metode dan paket
yang mudah dipahami dan diterima masyarakat. Fokus dari intervensi kesehatan
masyarakat adalah untuk mencegah daripada mengobati penyakit, melalui
pengawasan kasus dan promosi perilaku hidup sehat. Perilaku sehat dicapai
melalui kesehatan pendidikan. Oleh karena itu setiap penyedia layanan kesehatan
harus terlibat dalam pendidikan kesehatan dalam memberdayakan masyarakat
(E.O, 2011).
Selain itu untuk meminimalkan angka kejadian di atas perlu dilaksanakan
strategi untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yaitu salah satunya
melalui Promosi/ Pendidikan Kesehatan (Notoadmojo, 2007). Hal tersebut juga
sesuai dengan penelitian-penelitian yang telah dilakukan, seperti penelitian yang

dilakukan oleh Huriah, Titin dan Lestari, Ratna. (2009) tentang “Pengaruh
Pendidikan Kesehatan tentang ISPA terhadap Kemampuan Ibu dalam Perawatan
ISPA pada Balita di Dusun Lemahdadi Kasiban Bantul Yogyakarta” dan juga
penelitian yang dilakukan oleh Syahrani, dkk (2012) tentang “Pengaruh
pendidikan Kesehatan tentang Penalataksanaan ISPA terhadap Pengetahuan dan
Keterampilan Ibu Merawat Balita ISPA di Rumah” yang memberikan hasil
bahwal salah satu cara untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat adalah

Universitas Sumatera Utara

melalui pendidikan kesehatan yang diberikan. Namun masyarakat di daerah
Kecamatan Medan Denai juga hampir tidak mendapatkan informasi ataupun
penyuluhan mengenai penyakit ISPA, mereka hanya sekedar mengetahui bahwa
obat-obatan yang dapat digunakan sebagai penanggulangan penyakit ISPA
berdasarkan pengalaman mereka sendiri.
Oleh sebab itu untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang baik
harus dimulai dari keluarga. Orang tua (ayah dan ibu) merupakan sasaran utama
dalam pencegahan suatu penyakit. Orang tua yang memiliki peran yang buruk
dalam menjaga kesehatan keluarga akan mempengaruhi angka kesehatan anggota
keluarga terutama anggota keluarga yang masih balita (Notoadmojo, 2007).

Keluarga memiliki banyak peran dalam rangka meningkatkan derajat
kesehatannya salah satunya keluarga melindungi kesehatan fisik dari setiap
anggota keluarganya. Setiap keluarga memiliki nilai dan keyakinan yang unik
sesuai dengna budaya asal mereka dan hal tersebut menentukan struktur, metode
interaksi, praktik perawatan kesehatan dan mekanisme koping keluiarga. (Kozier
dkk, 2010).
Berdasarkan dari masalah inilah, peneliti tertarik melakukan penelitian
“Efektifitas pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan keluarga tentang penyakit
ISPA”

1.2

Tujuan Penelitian
Mengetahui efektifitas pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan

keluarga tentang penyakit ISPA di Puskesmas Medan Denai

Universitas Sumatera Utara

1.3


Pertanyaan Penelitian
Bagaimanakah efektifitas pendididkan kesehatan terhadap pengetahuan

keluarga tentang penyakit ISPA di Puskesmas Medan Denai?

1.4

Manfaat Penelitian

1.4.1

Untuk pendidikan keperawatan
Dari hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi kepada

civitas akademika tentang efektifitas pendidikan kesehatan terhadap tingkat
pengetahuan kepala keluarga pada penyebaran penyakit ISPA.
1.4.2

Untuk Praktek keperawatan

Dari hasil penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan pengetahuan

kepada perawat khususnya perawat komunitas tentang efektifitas pendidikan
kesehatan terhadap pengetahuan keluarga tentang penyakit ISPA agar dapat
dipraktikkan di masyarakat.
1.4.3

Untuk penelitian selanjutnya
Diharapkan penelitian ini dapat menjadi sumber informasi bagi penelitian

lanjutan yang berhubungan dengan pendidikan kesehatan di masyarakat dan
pengembangan program tersebut.

Universitas Sumatera Utara