Pendugaan Potensi Cadangan Karbon Tersimpan Pada Beberapa Jalur Hijau di Jalur Arteri Sekunder Kota Medan

TINJAUAN PUSTAKA

Ruang Terbuka Hijau
Ruang Terbuka Hijau adalah ruang terbuka baik dalam bentuk area
kawasan maupun dalam bentuk area memanjang/jalur yang penggunaannya
lebih bersifat terbuka tanpa bangunan. Ruang terbuka hijau pemanfaatannya lebih
bersifat pengisian tanaman dan

tumbuh-tumbuhan secara

alamiah ataupun

budidaya tanaman seperti lahan pertanian, pertamanan, perkebunan dan lain
sebagainya.
Ruang terbuka hijau memiliki kekuatan untuk membentuk karakter
kota dan menjaga kelangsungan hidupnya. Tanpa keberadaan ruang terbuka hijau
dikota akan mengakibatkan ketegangan mental bagi manusia yang tinggal
didalamnya. Oleh karena itu perencanaan ruang terbuka harus dapat memenuhi
keselarasan

harmoni antara struktural kota dan alamnya, bentuknya bukan


sekedar taman, lahan kosong untuk rekreasi atau lahan penuh tumbuhan yang
tidak dapat dimanfaatkan penduduk kota (Roslita, 1997)
Manfaat dan Peranan Ruang Terbuka Hijau
ManfaatRTH di wilayah perkotaan, yaitu:
a. Memberikan kesegaran, kenyamanan dan keindahan lingkungan sebagai
paru-paru kota
b. Memberikan lingkungan yang bersih dan sehat bagi penduduk kota
c. Memberikan hasil produksi berupa kayu, daun, bunga dan buah
d. Sebagai tempat habitat satwa dan plasma nutfah

Universitas Sumatera Utara

e. Sebagai resapan air guna menjaga keseimbangan tata air dalam tanah,
mengurangi aliran air permukaan, menangkap dan menyimpan air.
f. Sirkulasi udara dalam kota
Peranan RTH bagi pengembangan kota adalah sebagai berikut:
a. Alat pengukur iklim amplitude (klimatologis). Penghijauan memperkecil
amplitude variasi yang lebih besar dari kondisi panas ke kondisi udara
sejuk

b. Penyaring udara kotor (protektif).

Penghijauan dapat mencegah

terjadinya pencemaran udara yang berlebihan oleh

adanya asap

kendaraan, asap buangan industri dan gas beracun lainnya
c. Sebagai tempat hidup satwa. Pohon peneduh tepi jalan sebagai tempat
hidup satwa burung/unggas
d. Sebagai penunjang keindahan (estetika). Tanaman ini memiliki bentuk
tekstur dan warna yang menarik
e. Mempertinggi keualitas ruang kehidupan lingkungan. Ditinjau dari sudut
planologi, penghijauan berfungsi sebagai pengikat dan pemersatu elemenelemen (bangunan) yang ada disekelilingnya.
(Hakim dan Utomo, 2004)
Hutan Kota
Hutan kota merupakan penyerap CO2 yang cukup penting. Tanaman
hutan kota baik di dalam maupun di luar kota akan menyerap gas CO2 melalui
fotosintesis. Fotosintesis adalah


suatu

proses

penangkapan

energi sinar

matahari oleh klorofil dan kemudian diubah menjadi energi kimia. Proses utama
dari fotosintesis adalah terbentuknya karbohidrat yang merupakan energi bagi

Universitas Sumatera Utara

proses-proses fisiologis tanaman. Selain itu dihasilkannya O2 yang sangat
diperlukan oleh seluruh makhluk hidup di dunia pernapasan.
Pada berbagai kegiatan di perkotaan baik yang bergerak maupun tidak
bergerak seperti kendaraan bermotor, perumahan, hotel, industri, dan kegiatan
lainnya membutuhkan energi penggerak dan pemanas yang sebagian diperoleh
dari pembakaran bahan bakar fosil seperti: solar, minyak tanah dan batu bara.

Proses pembakaran tersebut akan menghasilkan gas CO2. Keberadaan gas CO2 di
perkotaan akhir-akhir

ini mengalami peningkatan konsentrasi di udara yang

sangat berarti. Bahaya paling utama dari peningkatan CO2 di udara adalah
terjadinya peningkatan suhu udara bumi secara global melalui efek rumah kaca
(Dahlan, 2004).
Jalur hijau merupakan salah satu alternatif yang terbaik dalam
mengurangi emisi yang berasal dari kendaraan bermotor karena adanya tanaman
yang ditanam di sisi jalan yang dilalui oleh kendaraan bermotor yang dapat
menyerap gas CO2.

Kota Medan merupakan salah satu kota yang memiliki

penduduk cukup padat serta memiliki tingkat transportasi yang tinggi dan sangat
memiliki jalur hijau. Jalur hijau merupakan salah satu bentuk hutan kota yang
penting perannya di wilayah perkotaan ( Purwasih, 2013)
Jalur hijau di daerah perkotaan adalah bagian dari pembentukan ruang
kawasan perkotaan yang memiliki manfaat bagi kehidupan manusia, tidak saja

dapat menjaga dan mempertahankan kualitas lingkungan tapi juga dapat menjadi
nilai kebanggaan identitas kota. Pasal 3 Undang-Undang Nomor 26 Tahun
2007 tentang penataan ruang, menyatakan bahwa penataan ruang perkotaan

Universitas Sumatera Utara

diselenggarakan

untuk

mewujudkan

ruang wilayah nasional yang aman,

nyaman, produktif, dan berkelanjutan dengan :
1. Terwujudnya keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan
2. Terwujudnya keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan
sumber daya buatan dengan memperhatikan sumberdaya manusia; dan
3. Terwujudnya perlindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif
terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang

Sesuai dengan peraturan mentri kehutanan (Permenhut) No 3 tahun 2004,
bahwa Tata ruang kota penting dalam efisiensi sumberdaya kota dan juga
efektifitas penggunaannya, baik sumberdaya alam maupun sumberdaya lainnya.
Ruang-ruang

kota yang ditata terkait dan saling berkesinambungan ini

mempunyai pendekatan dalam perencanaan dan pembangunannya. Tata guna
lahan, sistem tranportasi, dan sistem jaringan utilitas merupakan tiga faktor
utama dalam menata ruang kota. Dalam perkembangan selanjutnya, konsep
ruang kota selain dikaitkan dengan permasalahan utama perkotaan yang akan
dicari solusinya juga dikaitkan dengan pencapaian tujuan akhir dari suatu
penataan ruang yaitu untuk kesejahteraan, kenyamanan, serta kesehatan warga dan
kotanya.
Sesuai dengan peraturan daerah (Perda) kota Medan No.13 tahun 2011,
ruang terbuka hijau adalah area memanjang atau jalur atau mengelompok,
yang pengunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang
tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam. Selain itu, adanya ruang
terbuka hijau di kawasan perkotaan merupakan sesuatu yang harus ada dalam


Universitas Sumatera Utara

tata ruang kota yaitu dengan luasan sekitar 30,58% dari luas total wilayah kota
Medan.
Dalam memilih jenis tanaman untuk pembangunan hutan kota,
direkomendasikan dipilih jenis tanaman pohon hutan, serta disesuaikan dengan
bentuk dan tipe penghijauan kota. Secara umum, faktor-faktor yang perlu
diperhatikan dalam memilih pohon untuk penghijauan kota antara lain :
a. Mempunyai perakaran yang dalam, kuat, tidak mudah tumbang dan tidak
mudah menggugurkan ranting dan daun.
b. Mampu tumbuh di tempat terbuka di berbagai jenis tanaman
c. Pertumbuhannya cepat dan tahan terhadap gangguan fisik
d. Tidak memerlukan perawatan yang intensif
e. Berumur panjang
f. Tahan terhadap kekurangan air
g. Pohon-pohon langka dan unggulan setempat
h. Pohon-pohon penghasil bunga/buah/biji yang bernilai ekonomis
i. Pohon-pohon yang teduh, indah, penghasil buah yang disenangi burung,
kupu-kupu dan sebagainya
j. Pohon-pohon yang mempunyai evapotranspirasi rendah untuk daerah yang

bermasalah dengan menipisnya air tanah dan intrusi air laut.
k. Pohon-pohon yang dapat berfungsi mengurangi abrasi untuk daerah pantai.
Pohon

merupakan

salah

satu vegetasi berkayu yang memiliki banyak

potensi dan manfaat yang dapat di gunakan untuk kebutuhan manusia. Selain
sebagai penyaringan panas sinar matahari di jalan keberadaan pohon ini juga
sangat bermanfaat untuk menjaga keseimbangan kadar oksigen (O2) dan

Universitas Sumatera Utara

karbon dioksida (CO2), mengurangi polutan, dan meredam kebisingan. Selain
itu, berfungsi juga untuk menambah nilai estetika dan keasrian kota sehingga
berdampak positif terhadap kualitas lingkungan dan kehidupan masyarakat.
Ada beberapa fungsi pohon di atas tanah diantaranya adalah:

1. Menciptakan kesejukan serta mampu menyerap panas 8x lebih banyak
2. Menjaga kelembaban, menguapkan ¾ air hujan ke atmosfir
3. Menghasilkan oksigen 1,2 kg/pohon/hari
4. Menyerap polusi udara dan emisi carbon
5. Sebagai tempat habitat satwa seperti burung,monyet dan sebagainya
6. Menambah keindahan di daerah perkotaan

Universitas Sumatera Utara