Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektifitas Sumber Informasi Petani Padi di Kecamatan Sidorejo, Sidomukti dan Tingkir, Kota Salatiga T1 522008014 BAB V
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
KESIMPULAN
Dari hasil dan pembahasan penelitian diatas maka dapat dirumuskan
kesimpulan penelitian sebagai berikut :
1.
Petani padi di Kota Salatiga memiliki akses informasi dari sumber informasi
seperti kelompok tani, penyuluh (SLPTT, SLPHT, demplot, dan dembul),
radio, pamflet, toko pertanian, tengkulak, media cetak dan elektronik
(televisi, radio, surat kabar, internet, telepon genggam).
2.
Kelompok tani merupakan sumber informasi yang efektif bagi petani padi
karena digunakan oleh seluruh petani dalam sembilan informasi usaha tani
yang diamati. Penyuluhan efektif dalam memperoleh informasi budidaya
(pembibitan, pengolahan, penanaman, pemeliharaan pengendalian hama dan
penyakit) dan kebijakan pemerintah. Toko pertanian efektif dalam
memperoleh
informasi
mengenai
penanganan
hama
penyakit
dan
ketersediaan sapordi. Tengkulak efektif untuk memperoleh informasi
mengenai harga jual Sedangkan media cetak dan elektronik belum efektif
bagi petani.
3.
Terdapat delapan kriteria petani padi dalam memilih sumber informasi antara
lain : mudah dipahami (comprehensibility), relevansi, ketersediaan (availability),
keandalan (reliability), bermanfaat, tepat waktu, akurat, dan konsisten. Kriteria
mudah dipahami paling diperhatikan untuk menentukan sumber informasi,
kemudian diikuti oleh kriteria relevansi, dan ketersediaan (availability).
5.2
SARAN
Dari hasil dan pembahasan penelitian, serta kesimpulan diatas maka dapat
dirumuskan saran penelitian sebagai berikut :
1.
Sumber informasi yang termasuk dalam program Dinas Pertanian dan
Perikanan Kota Salatiga (kelompok tani dan penyuluh) perlu dipertahankan
dan secara periodik ditingkatkan kualitasnya. Sedangkan sumber informasi
radio perlu dievaluasi dari segi sosialisasi, waktu penyiaran dan konten
32
informasi. Sedangkan media pamflet, perlu ada sosialisasi dari penyuluh agar
pamflet lebih dimanfaatkan oleh petani.
2.
Perlu penyuluhan mengenai penggunaan media cetak dan elektronik
mengingat kepemilikan media yang tinggi (terutama televisi dan telepon
genggam).
3.
Perlu adanya pendekatan dari Dinas Pertanian dan Perikanan ke toko
pertanian serta tengkulak agar kedua sumber informasi ini bisa lebih
dioptimalkan untuk menyebarkan informasi usaha tani.
4.
Dinas Pertanian dan Perikanan diharapkan mempertahankan dialog dalam
proses transfer of knowledge mengingat kriteria mudah dipahami yang
diutamakan oleh petani dalam memilih sumber informasi. Serta tetap peka
terhadap masalah petani agar tingkat relevansi dan ketersedian dari sumber
informasi penyuluh semakin tinggi.
5.
Perlu sosialisasi dari penyuluh swasta untuk membantu kinerja dinas terkait
dan juga petani, dalam mengenal sumber informasi cetak dan elektronik
sehingga terjadi peningkatan dalam hal mengenal penyuluh swasta dan juga
dalam hal pemanfaatan media cetak dan elektronik.
33
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
KESIMPULAN
Dari hasil dan pembahasan penelitian diatas maka dapat dirumuskan
kesimpulan penelitian sebagai berikut :
1.
Petani padi di Kota Salatiga memiliki akses informasi dari sumber informasi
seperti kelompok tani, penyuluh (SLPTT, SLPHT, demplot, dan dembul),
radio, pamflet, toko pertanian, tengkulak, media cetak dan elektronik
(televisi, radio, surat kabar, internet, telepon genggam).
2.
Kelompok tani merupakan sumber informasi yang efektif bagi petani padi
karena digunakan oleh seluruh petani dalam sembilan informasi usaha tani
yang diamati. Penyuluhan efektif dalam memperoleh informasi budidaya
(pembibitan, pengolahan, penanaman, pemeliharaan pengendalian hama dan
penyakit) dan kebijakan pemerintah. Toko pertanian efektif dalam
memperoleh
informasi
mengenai
penanganan
hama
penyakit
dan
ketersediaan sapordi. Tengkulak efektif untuk memperoleh informasi
mengenai harga jual Sedangkan media cetak dan elektronik belum efektif
bagi petani.
3.
Terdapat delapan kriteria petani padi dalam memilih sumber informasi antara
lain : mudah dipahami (comprehensibility), relevansi, ketersediaan (availability),
keandalan (reliability), bermanfaat, tepat waktu, akurat, dan konsisten. Kriteria
mudah dipahami paling diperhatikan untuk menentukan sumber informasi,
kemudian diikuti oleh kriteria relevansi, dan ketersediaan (availability).
5.2
SARAN
Dari hasil dan pembahasan penelitian, serta kesimpulan diatas maka dapat
dirumuskan saran penelitian sebagai berikut :
1.
Sumber informasi yang termasuk dalam program Dinas Pertanian dan
Perikanan Kota Salatiga (kelompok tani dan penyuluh) perlu dipertahankan
dan secara periodik ditingkatkan kualitasnya. Sedangkan sumber informasi
radio perlu dievaluasi dari segi sosialisasi, waktu penyiaran dan konten
32
informasi. Sedangkan media pamflet, perlu ada sosialisasi dari penyuluh agar
pamflet lebih dimanfaatkan oleh petani.
2.
Perlu penyuluhan mengenai penggunaan media cetak dan elektronik
mengingat kepemilikan media yang tinggi (terutama televisi dan telepon
genggam).
3.
Perlu adanya pendekatan dari Dinas Pertanian dan Perikanan ke toko
pertanian serta tengkulak agar kedua sumber informasi ini bisa lebih
dioptimalkan untuk menyebarkan informasi usaha tani.
4.
Dinas Pertanian dan Perikanan diharapkan mempertahankan dialog dalam
proses transfer of knowledge mengingat kriteria mudah dipahami yang
diutamakan oleh petani dalam memilih sumber informasi. Serta tetap peka
terhadap masalah petani agar tingkat relevansi dan ketersedian dari sumber
informasi penyuluh semakin tinggi.
5.
Perlu sosialisasi dari penyuluh swasta untuk membantu kinerja dinas terkait
dan juga petani, dalam mengenal sumber informasi cetak dan elektronik
sehingga terjadi peningkatan dalam hal mengenal penyuluh swasta dan juga
dalam hal pemanfaatan media cetak dan elektronik.
33