Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Etika Tenaga Kerja Petani Padi Dusun Plumpungan, Kelurahan Kauman Kidul, Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga T1 522009009 BAB V
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Etika tenaga kerja adalah keseluruhan norma dan penilaian yang
dipergunakan oleh masyarakat yang bersangkutan untuk mengetahui bagaimana
seorang tenaga kerja seharusnya menjalankan pekerjaannya khususnya dalam
bercocok tanam padi maka berdasarkan tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti
dan mengacu pada hasil pembahasan diatas maka dapat disimpulkan:
1. Dalam melakukan kegiatan budidaya tanaman padi maka hal yang dilakukan
petani sebagai berikut: pertama adalah pengolahan lahan, kedua adalah
pengairan, ketiga adalah pembibitan, keempat adalah penanaman bibit padi,
kelima adalah pemberian pupuk, keenam adalah pengendalian gulma, hama
dan penyakit, dan ketujuh adalah pemanen padi yang telah siap panen. Pada
kegiatan budidaya tersebut petani mempekerjakan tenaga kerja khususnya
pada tahap pengolahan lahan, penanaman bibit, pengendalian hama dan gulma
serta pemanenan padi. Pada proses tersebut petani memperkerjakan tenaga
kerja yang berasal dari daerah di sekitar petani tinggal. Selain itu petani akan
mengutamakan tenaga kerja pada proses penanaman untuk bekerja kembali
pada proses pemanenan.
2. Dalam etika dibedakan antara prinsip-prinsip moral dan prinsip-prinsip penata
masayarakat. Yang pertama menuntut sikap-sikap batin yang memang harus
terwujud dalam tindakan lahiriah. Yang kedua memuat norma-norma kelakuan
yang dituntut dan seperlunya dipaksakan oleh masyarakat entah dengan sikap
batin seseorang. Prinsip moral dan penata masyarakat tidak mutlak terpisah
karena prinsip moral menuntut perwujudan lahiriah dari sikap batin yang
dituntut dan di lain pihak terdapat suatu kewajiban moral untuk hidup sesuai
dengan aturan masyarakat.
2a Kaidah-kaidah yang terdapat dalam petani padi di Plumpungan adalah kaidah
kerukunan dan hormat. Kaidah tersebut tergolong sebagai kaidah penata
masyarakat karena karena memuat norma-norma kelakuan yang dituntut dan
33
34
seperlunya dipaksakan oleh masyarakah entah dengan sikap batin seseorang
atau secara sosiologis dapat golongkan sebagai tata-kelakuan (mores).
2b Sikap sepi ing pamrih terwujud terutama dalam musyawarah di gabungan
kelompok tani (gapoktan). Sikap semakin tidak lagi perlu gelisah dan prihatin
terhadap dirinya, semakin bebas dari napsu ingin memiliki muncul pada saat
musyawarah penetapan upah.
3
Bentuk penerapan etika ketenagakerjaan petani padi dalam penetapan upah
adalah musyawarah yang mana kaidah-kaidah kerukunan dan hormat serta
sikap sepi ing pamrih diwujudnyatakan. Musyawarah menjadi bernilai karena
kaidah-kaidah dan sikap yang terkandung di dalamnya telah dilaksanakan oleh
gabungan kelompok tani (gapoktan). Kaidah-kaidah dan sikap tersebut juga
mengandaikan unsur-unsur yang lain yaitu : kebebasan dan tanggungjawab.
5.2 Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan penelitian diatas maka dapat
dirumuskan saran-saran sebagai berikut :
1. Diharapkan pemerintah dapat mendorong program-program pembangunan
sosial di bidang pertanian padi dengan tetap mempertahankan aspek etika
yang ada di masyarakat khususnya berkaitan dengan kaidah dan sikap dasar
ketenagakerjaan.
2. Perlu
dilakukan
penelitian
lanjutan
berkaitan
dengan
aspek
etika
ketenagakerjaan petani padi, misalnya aspek lingkungan hidup dan generasi
yang akan datang.