Peranan dan fungsi guru docx

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan merupakan wadah yang berfungsi untuk mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia ynag beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggungjawab. Dalam mewujudkan tujuan pendidikan
dibutuhkan sosok yang mampu menjadi tumpuan proses pendidikan itu berlangsung.
Guru sebagai salah satu komponen di sekolah menempati profesi yang penting
dalam proses belajar mengajar. Kunci keberhasilan sekolah dalam mencapai tujuan
pendidikan di sekolah ada di tangan guru. Ia mempunyai peranan dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan siswanya self concept, pengetahuan, ketrampilan,
kecerdasan dan sikap serta pandangan hidup siswa. Oleh karenanya masalah sosok
guru yang bagaimana yang kita butuhkan agar ia dapat membantu pertumbuhan dan
perkembangan siswa sesuai dengan tujuan-tujuan pendidikan yang diharapkan.
Guru sebagai pendidik merupakan faktor penentu kesuksesan setiap usaha
pendidikan. Itulah sebabnya setiap perbincangan mengenai pembaruan kurikulum,
pengadaan alat-alat belajar sampai pada kriteria sumber daya manusia yang dihasilkan
oleh usaha pendidikan, selalu bermuara pada guru. Hal ini menunjukkan betapa

signifikan (berarti penting) posisi guru dalam dunia pendidikan. Pendidik merupakan
tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan,
serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat (Undang-Undang
Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, Bab XI Pasal 39 Ayat 2). Guru
sebagai seorang tenaga kependidikan yang professional berbeda pekerjaannya dengan
yang lain, karena ia merupakan suatu profesi, maka dibutuhkan kemampuan dan
keahlian khusus dalam melaksanakan tugas dan fungsinya (Tabrani Rusyan, 1990: 5).

1

Dengan demikian guru adalah seseorang yang professional dan memiliki ilmu
pengetahuan, serta mengajarkan ilmunya kepada orang lain, sehingga orang tersebut
mempunyai peningkatan dalam kualitas sumber daya manusianya.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Apakah pengertian dari guru?
2. Apa tugas dan tanggung jawab guru?
3. Apa peranan dan fungsi guru?
4. Apa kompetensi yang harus dimiliki guru?

C. TUJUAN
Adapun beberapa tujuan dalam pembahasan makalah ini adalah:
1. Agar bisa mengetahui tentang makna seorang guru.
2. Agar bisa mengetahui tentang tugas dan tanggung jawab guru.
3. Agas bisa mengetahui tentang peranan dan fungsi guru.
4. Agar bisa mengetahui tentang kompetensi yang harus dimiliki seorang guru.

2

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN GURU
Guru dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti orang yang pekerjaannya
(mata

pencahariannya,

profesinya)


mengajar

(Pusat

Bahasa

Departemen

Pendidikan Nasional, 2005: 509). Pengertian ini memberi kesan bahwa guru adalah
orang yang melakukan kegiatan dalam bidang mengajar. Istilah guru sinonim
dengan kata pengajar dan sering dibedakan dengan istilah pendidik. Perbedaan ini
dalam pandangan Muh. Said dalam Rusn (2009: 6263) dipengaruhi oleh kebiasaan
berpikir orang Barat, khususnya orang Belanda yang membedakan kata onderwijs
(pengajaran) dengan kata opveoding (pendidikan). Pandangan ini diikuti oleh
tokoh-tokoh pendidikan di dunia Timur, termasuk tokoh-tokoh pendidikan di
kalangan muslim.
Nata (1997: 61) mengemukakan istilah-istilah yang berkaitan dengan
penamaan atas aktivitas mendidik dan mengajar. Ia lalu menyimpulkan bahwa
keseluruhan istilah-istilah tersebut terhimpun dalam kata pendidik. Hal ini
disebabkan karena keseluruh istilah itu mengacu kepada seseorang yang

memberikan pengetahuan, keterampilan atau pengalaman kepada orang lain.
Selanjutnya, guru menurut Zahara Idris dan Lisma Jamal dalam Idris (2008:
49) adalah orang dewasa yang bertanggung jawab memberikan bimbingan kepada
peserta didik dalam hal perkembangan jasmani dan ruhaniah untuk mencapai
tingkat kedewasaan, memenuhi tugasnya sebagai makhluk Tuhan, makhluk
individu yang mandiri, dan makhluk sosial.

3

Seseorang yang aktif dalam dunia pendidikan harus memiliki kepribadian
sebagai seorang pendidik. Tuntutan akan kepribadian sebagai pendidik kadangkadang dirasakan lebih berat dibandingkan dengan profesi yang lain. Karena, guru
merupakan seorang yang harus bisa digugu dan ditiru. Digugu artinya segala
sesuatu yang disampaikan senantiasa dipercaya dan diyakini sebagai kebenaran
oleh semua muridnya. Segala ilmu pengetahuan yang datangnya dari sang guru
dijadikan sebagai sebuah kebenaran yang tidak perlu dibuktikan atau diteliti lagi.
Ditiru artinya ia menjadi uswatun hasanah, menjadi suri teladan dan panutan bagi
muridnya, baik cara berpikir dan cara berbicaranya maupun berprilaku sehari-hari
(Mulyasa, 2008:48). Dengan demikian, guru memiliki peran yang sangat besar
dalam pelaksanaan pembelajaran atau pendidikan.
B. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB GURU

Seseorang dapat disebut sebagai manusia yang bertanggung jawab apabila ia
mampu membuat pilihan dan membuat keputusan atas dasar nilainilai dan normanorma tertentu, baik yang bersumber dari dalam dirinya maupun yang bersumber
dari lingkungan sosialnya (Hamalik, 2008: 39). Dengan demikian, dapat dikatakan
bahwa manusia bertanggung jawab apabila ia mampu bertindak atas dasar
keputusan moral.
Setiap guru profesional harus memenuhi persyaratan sebagai manusia yang
bertanggung jawab dalam bidang pendidikan dan dalam waktu yang sama dia juga
mengembang sejumlah tanggung jawab dalam bidang pendidikan. Guru sebagai
pendidik bertanggung jawab mewariskan nilai-nilai dan norma-norma kepada
generasi muda sehingga terjadi proses pelestarian dan penerusan nilai. Bahkan
melalui proses pendidikan, diusahakan terciptanya nilai-nilai baru.
Kehadiran guru dalam proses pembelajaran sebagai sarana mewariskan nilainilai dan norma-norma masih memegang peranan yang sangat penting. Peranan
guru dalam pembelajaran tidak bisa digantikan oleh hasil teknologi modern seperti
kompoter dan lainnya. Masih terlalu banyak unsur manusiawi, sikap, sistem nilai,
perasaan, motivasi, kebiasaan dan lain-lain yang harus dimiliki dan dilakukan oleh
guru. Seorang guru akan sukses melaksanakan tugas apabila ia profesional dalam
bidang keguruannya. Selain itu, tugas seorang guru mulia dan mendapat derajat
yang tinggi yang diberikan oleh Allah swt. disebabkan mereka mengajarkan ilmu
kepada orang lain.
Salah satu faktor yang paling menentukan dalam proses pembelajaran di kelas

adalah guru. Tugas guru yang paling utama adalah mengajar dan mendidik.
4

Sebagai pengajar, guru berperanan aktif (medium) antara peserta didik dengan ilmu
pengetahuan. (Muhaimin dkk., 1996: 54). Secara umum dapat dikatakan bahwa
tugas dan tanggung jawab yang harus dilaksanakan oleh guru adalah mengajak
orang lain berbuat baik.
Apabila dilihat dari rincian tugas dan tanggung jawab yang harus dilaksanakan
oleh guru, al-Abrasyi (1979: 150-151) yang mengutip pendapat al-Ghazali bahwa:
1. Guru harus menaruh rasa kasih sayang terhadap murid dan memberlakukan
mereka seperti perlakuan anak sendiri.
2. Tidak mengharapkan balas jasa ataupun ucapan terima kasih, tetapi bermaksud
dengan mengajar itu mencari keridaan Allah dan mendekatkan diri kepada Tuhan.
3. Memberikan nasehat kepada murid pada tiap kesempatan, bahkan menggunakan
setiap kesempatan itu untuk menasehati dan menunjukinya.
4. Mencegah murid dari akhlak yang tidak baik dengan jalan sindiran jika mungkin
dan dengan jalan terus terang, dengan jalan halus, dan tidak mencela.
5. Seorang guru harus menjalankan ilmunya dan jangan berlainan kata dengan
perbuatannya.
Ahmad Tafsir, 1994: 79) membagi tugas-tugas yang dilaksanakan oleh guru

yaitu:
1. Wajib mengemukakan pembawaan yang ada pada anak dengan berbagai cara
seperti observasi, wawancara, melalui pergaulan, angket dan sebagainya.
2. Berusaha menolong peserta didik mengembangkan pembawaan yang baik dan
menekankan pembawaan yang buruk agar tidak berkembang;
3. Memperlihatkan kepada peserta didik tugas orang dewasa dengan cara
memperkenalkan berbagai keahlian, keterampilan agar mereka memilikinya
dengan cepat.
4. Mengadakan evaluasi setiap waktu untuk mengetahui apakah perkembangan
peserta didik berjalan dengan baik;
5. Memberikan bimbingan dan penyuluhan tatkala peserta didik melalui kesulitan
dalam mengembangkan potensinya.
Tanggung jawab seorang Guru (professional) antara lain:
1. Tanggung jawab intelektual diwujudkan dalam bentuk penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi
kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi
materinya, serta penguasaan terhadap stuktur dan metodologi keilmuannya.
Tanggung jawab profesi/pendidikan: Diwujudkan melalui pemahaman guru
terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil
belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai

potensi yang dimilikinya.
5

2. Tanggung jawab sosial, diwujudkan melalui kemampuan guru berkomunikasi
dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama kolega pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
3. Tanggung jawab spiritual dan moral, diwujudkan melalui penampilan guru
sebagai insan beragama yang perilakunya senantiasa berpedoman pada ajaran
agama dan kepercayaan yang dianutnya serta tidak menyimpang dari norma
agama dan moral.
4. Tanggung jawab pribadi, diwujudkan melalui kemampuan guru memahami
dirinya, mengelola dirinya, mengendalikan dirinya, dan menghargai serta
mengembangkan dirinya dalam bentuk moral spiritual.
Berdasarkan pendapat yang dikemukakan di atas dapat diketahui bahwa tugas
dan tanggung jawab guru bukan hanya mengajar atau menyampaikan kewajiban
kepada peserta didik, akan tetapi juga membimbing mereka secara keseluruhan
sehingga terbentuk kepribadian yang baik.
C. PERANAN DAN FUNGSI GURU
Didalam proses belajar guru berperan sebagai perantara atau medium. Peserta
didik harus berusaha sendiri mendapatkan suatu pengertian atau insight, sehingga

timbul perubahan dalam pengetahuan, tingkah laku, dan sikap. (1) Guru sebagai
pembimbing, untuk membawa peserta didik peserta didik kearah kedewasaan,
pendidik tidak maha kuasa, tidak dapat membentuk anak menurut sekehendaknya;
(2) Guru sebagai penghubung antara peserta didik yang nantinya akan hidup dan
bekerja, serta mengabdikan diri dalam masyarakat Negara dan bangsa, dengan
demikian peserta didik harus dilatih dan dibiasakan di bawah pengawasan guru di
sekolah. (1) Guru sebagai penegak disiplin guru menjadi contoh-teladan dalam
segala hal tata tertib baik yang berlaku di sekolah maupun yang terdapat di
lingkungan masyarakat sekolah; (2) Guru sebagai administrator dan manajer.
Disamping mendidik, seorang guru harus dapat mengerjakan urusan tata usaha
sekolah seperti membuat membuat administrasi perlengkapan sekolah. (1)
Pekerjaan guru sebagai suatu profesi. Sejatinya orang yang menjadi guru karena
terpaksa tidak dapat bekerja dengan baik, maka harus menyadari benar-benar
pekerjaanya sebagai suatu panggilan profesi atau bukan profesi keterpaksaan.
Guru yang bekerja sebagai panggilan profesi dapat menhindari image yang
terkesan menyudutkan profesi guru yang mernyatakan “Guru nyasar, guru bayar
dan guru benar” (LIPI, 2013). (1) Guru sebagai perencana kurikulum. Guru
menghadapi peserta didik setiap hari, gurulah yang paling tau kebutuhan peserta
didik dan masyarakat sekitar, karena itu dalam penyusunan kurikulum kebutuhan
6


sekolah dan lingkungan tidak boleh ditinggalkan; (2) Guru sebagai pemimpin
(guidance worker). Guru mempunyai kesempatan dan tanggung jawab dalam
banyak situasi untuk membimbing peserta didik kearah pemecahan masalah,
membuat keputusan secara signifikan dan representative dan adil bijaksana. Guru
sebagai sponsor dalam kegiatan peserta didik. Artinya guru harus turut aktif dalam
segala aktivitas anak didik, misalnya dalam ekstrakurikuler membentuk kelompok
belajar dan lain sebagainya yang berguna bagi kepentingan sekolah dan
masyarakat lingkungan
Guru dalam menjalankan tugas keprofesiannya memiliki multi peran. Peran
guru dalam kegiatan belajar mengajar, secara singkat dapat dipaparkan sebagai
berikut. Dalam konteks sebagai organisator ini guru memiliki peran pengelolaan
kegiatan akdemik, menyusun tata tertib sekolah,menyusun kalender akademik,dan
sebagainya. Semuanya diorganisasikan, agar dapat mencapai efektivitas dan
efisiensi

belajar

mengajar


yang

signifikan.

Sebagai

demonstrator,

lecturer/pengajar, guru hendaknya senantiasa menguasai bahan, materi ajar, dan
senantiasa mengembangkan dan meningkatkan kemampuan yang dimilikinya.
1. Peran guru sebagai pembimbing harus lebih dipentingkan, karena kehadiran
guru di sekolah adalah untuk membimbing peserta didik menjadi manusia dewasa
susila yang cakap, terampil, berbudi pekerti luhur dan berakhlak mulia. Tanpa
bimbingan, peserta didik akan mengalami kesulitan dalam menghadapi
perkembangan dirinya. Kekurang mampuan peserta didik menyebabkan lebih
banyak tergantung pada bantuan guru. Tetapi semakin dewasa, pererta didik
semakin berkurang ketergantungannya kepada guru. Bagaimanapun juga
bimbingan dari guru sangat diperlukan pada saat peserta didik belum mampu
mandiri.
2. Peran guru sebagai pengelola kelas (learning manager), hendaknya
diwujudkan dalam bentuk pengelolaan kelas sebagai lingkungan belajar.
Lingkungan belajar diatur dan diawasi agar kegiatan-kegiatan belajar terarah pada
tujuan-tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Pengelolaan kelas sebagai
lingkungan belajar turut menentukan kontribusi sejauh mana lingkungan tersebut
dapat menciptakan iklim belajar sebagai lingkungan belajar yang baik.
Lingkungan yang baik bersifat menantang dan merangsang peserta didik untuk
belajar, memberikan rasa aman dan kepuasan dalam mencapai tujuan. Kualitas
dan kuantitas belajar peserta didik di dalam kelas amat tergantung pada banyak

7

faktor, antara lain faktor guru, hubungan pribadi antara peserta didik di dalam
kelas, serta suasana di dalam kelas.
3. Sebagai fasilitator guru hendaknya dapat menyediakan fasilitas yang
memungkinkan kemudahan belajar bagi peserta didik. Lingkungan belajar yang
tidak menyenangkan, suasana rung kelas yang pengap, meja dan kursi yang
berantakan, fasilitas belajar yang kurang tersedia, menyebabkan peserta didik
ngantuk dan malas belajar. Oleh karena itu menjadi tugas guru sebagai fasilitator
menyediakan fasilitas, sehingga dapat menciptakan lingkungan pembelajaran,
yang Aktif, Kreratif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) peserta didik.
4. Peran guru sebagai mediator, dimana guru hendaknya memiliki pengetahuan
dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan, karena media pendidikan
merupakan alat komunikasi untuk lebih mengefektifkan proses belajar-mengajar.
Media pembelajaran merupakan sarana yang sangat urgen dan merupakan bagian
integral demi berhasilnya proses pendidikan dan pengajaran di sekolah. Guru
tidak cukup memiliki pengetahuan tentang media pendidikan dan pembelajaran,
tetapi

juga

harus

memiliki

keterampilan

memilih

menggunakan

serta

mengusahakan media pembelajaran yang baik.
5. Peran guru sebagai inspirator, menuntut kemampuan guru memberikan
inspirasi bagi kemajuan belajar peserta didik. Persoalan belajar adalah masalah
utama peserta didik. sebagai inspirator guru hendaknya dapat memberikan
petunjuk bagaimana cara belajar yang baik. Sebagai inspirator, guru harus dapat
memberikan ilham yang baik bagi kemajuan belajar peserta didik. Petunjuk
belajar tersebut tidak selamanya harus bertolak dari sejumlah teori-teori belajar,
dari pengalamanpun bisa dijadikan petunjuk bagaimana cara belajar yang baik.
Yang penting bukan teorinya, tetapi bagaimana mengeliminir kalaupun tidak
menghilangkan sama sekali masalah yang dihadapi oleh peserta didik.
6. Peran guru sebagai informator guru harus dapat memberikan informasi
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, selain sejumlah bahan pelajaran
untuk setiap mata pelajaran yang telah diprogramkan dalam kurikulum. Informasi
yang baik dan efektif diperlukan dari guru. Kesalahan informasi adalah racun bagi
peserta didik. Untuk menjadi informator yang baik dan efektif, penguasaan
masalah sebagai kuncinya, ditopang dengan penguasaan bahan yang akan
diberikan kepada peserta didik. Informator yang baik adalah guru yang mengerti
apa kebutuhan peserta didik dan mengabdi untuk anak didik.

8

7. Sebagai motivator, guru hendaknya dapat mendorong anak didik agar bergairah
dan aktif belajar. Dalam upaya memberikan motivasi, guru dapat menganalisis
motif-motif yang melatar belakangi anak didik malas belajar dan menurun
prestasinya di sekolah. Peranan guru sebagai motivator dapat memberikan
motivasi pada peserta didik untuk lebih bergairah dan bersemangat belajar.
Peranan guru sebagai motivator sangat penting dalam interaksi edukatif, karena
menyangkut esensi pekerjaan mendidik yang membutuhkan kemahiran social,
menyangkut performance dalam personalisasi dan sosialisasi diri.
8. Peran guru sebagai korektor menuntut guru bisa membedakan mana nilai yang
baik, dan mana nilai yang buruk, mana nilai positif dan mana nilai negatif. Kedua
nilai yang berbeda ini harus dipahami dalam kehidupan masyarakat. Kedua nilai
ini

mungkin

telah

dimiliki

peserta

didik

dan

mungkin

pula

telah

mempengaruhinya sebelum peserta didik masuk sekolah. Latar belakang
kehidupan peserta didik yang berbeda-beda sesuai dengan sosio-kultural
masyarakat di mana peserta didik tinggal cepat atau lambat akan mewarnai
kehidupan peserta didik.
9. Peran guru sebagai inisiator, artinya guru harus dapat menjadi pencetus ide-ide
kemajuan pendidikan dan pengajaran. Proses interaksi edukatif yang ada sekarang
harus diperbaiki susuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang
pendidikan. Kompetensi guru harus diperbaiki, keterampilan penggunaan media
pendidikan dan pengajaran harus diperbarui sesuai kemajuan media komunikasi
dan informasi.
10. Peran guru sebagai evaluator, artinya seseorang guru dituntut untuk menjadi
seorang penilaian yang baik dan jujur, dengan memberikan penilaian yang
menyentuh asfek ekstrinsik dan intrinsik, penilaian pada asfek intrinsik lebih
diarahkanpada asfek kepribadian peserta didik, yakni aspek nilai (values).
Berdasarkan hal ini guru harus bisa memberikan penilaian dalam dimensi yang
luas. Penilaian terhadap kepribadian peserta didik harus diutamakan daripada
penilaian terhadap jawaban siswa ketika mengerjakan ulangan atau diberikan tes.
11. Sebagai supervisor, guru hendaknya dapat membentu, memperbaiki, dan menilai
secara kritis terhadap proses pembelajaran. Teknik-teknik supervisi harus dikuasai
dengan baik agar dapat melakukan perbaikan terhadap situasi pembelajaran
menjadi lebih baik.
12. Sebagai kulminator, guru adalah orang yang mengarahkan proses belajar secara
bertahap dari awal hingga akhir (kulminasi). Dengan rancangannya peserta didik
9

akan melewati tahap kulminasi, suatu tahap yang memungkinkan setiap peserta
didik bisa mengetahui kemajuan belajarnya. Disini peran kulminator terpadu
dengan peran sebagai evaluator.
Sejatinya tugas guru tidak hanya sebatas yang telah disebutkan di atas, tetapi
masih banyak yang menjadi tugas guru lainnya. Berkenan dengan tugas guru,
Roestiyah (2005) menyebutkan bahwa guru dalam mendidik bertugas untuk: (1)
Menyerahkan kebudayaan kepada peserta didik berupa kepandaian kecakapan dan
pengalaman-pengalaman; (2) Membentuk kepribadian peserta didik yang
harmonis, sesuai cita-cita dan dasar negara Pancasila; (3) Menyiapkan peserta
didik menjadi warga negara yang baik sesuai Undang-undang Pendidikan yang
merupakan Keputusan MPR No. II tahun 1983; (4) Sebagai perantara dalam
belajar. Didalam proses belajar guru sebagai perantara atau medium, peserta didik
harus berusaha sendiri mendapatkan suatu pengertian atau insight, sehingga
timbul perubahan dalam pengetahuan, tingkah laku, dan sikap. (5) Guru adalah
sebagai pembimbing, untuk membawa peserta didik kearah kedewasaan, guru
bukan maha kuasa, guru tidak dapat membentuk anak menurut sekehendaknya,
tetapi peserta didik dituntut mampu mengembangkan sendiri ilmu pengetahuan
yang didapatnya sesuai dengan prinsip-prinsip CBSA: (1) Guru sebagai berperan
sebagai penghubung. Peserta didik nantinya akan hidup dan bekerja, serta
mengabdikan dirinya dalam masyarakat, dengan demikian anak harus dilatih dan
dibiasakan di sekolah di bawah pengawasan guru: (1) Sebagai penegak disiplin
guru menjadi contoh dalam segala hal tata tertib dapat berjalan bila guru dapat
menjalani lebih dahulu; (2) Guru sebagai administrator dan manajer. Disamping
mendidik, seorang guru hendaknya dapat mengerjakan urusan tata usaha sekolah
sdsuai dengan bidang keprofesiannya serta dapat mengkordinasi segala
pekerjaannya secara demokratis, sehingga suasana pekerjaan penuh dengan rasa
kekeluargaan: (1) Pekerjaan guru sebagai suatu profesi. Orang yang menjadi guru
karena terpaksa tidak dapat bekerja dengan baik, karena itu guru hendaknya
menyadari benar-benar pekerjaanya sebagai suatu profesi yang dipikulkan
kepadanya: (1) Guru sebagai perencana kurikulum. Guru menghadapi peserta
didik setiap hari, gurulah yang paling tau kebutuhan peserta didik dan masyarakat
sekitar, karena itu dalam penyusunan kurikulum, kebutuhan ini tidak boleh
ditinggalkan. (2) Guru sebagai pemimpin (guidance worker). Guru mempunyai
kesempatan dan tanggung jawab dalam banyak situasi untuk membimbing peserta
10

didik kearah pemecahan masalah, mengambil keputusan, dan menghadapkan
peserta didik pada problem. Guru sebagai sponsor dalam kegiatan peserta didik.
Guru harus turut aktif dalam segala aktifitas anak, misalnya dalam ekstrakurikuler
membentuk kelompok belajar dan sebagainya;.
D. KOMPETENSI GURU
Berdasarkan Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,
pasal 10 ayat (1) dikatakan bahwa “Kompetensi guru sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 8 meliputi: Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Kepribadian,
Kompetensi Sosial, dan Kompetensi Profesional yang diperoleh melalui
Pendidikan Profesi”.
1. Kompetensi Pedagogik adalah kemampuan pemahaman terhadap peserta didik,
perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya. Sub kompetensi dalam kompetensi Pedagogik meliputi: (1)
Memahami peserta didik secara mendalam yang meliputi memahami peserta didik
dengan memamfaatkan prinsip-prinsip perkembangan kognitif, prinsip-prinsip
kepribadian, dan mengidentifikasi bekal ajar awal peserta didik; (2) Merancang
pembelajaran, termasuk memahami landasan pendidikan untuk kepentingan
pembelajaran yang meliputi memahami landasan pendidikan, menerapkan teori
belajar dan pembelajaran, menentukan strategi pembelajaran berdasarkan
karakteristik peserta didik, kompetensi yang ingin dicapai, dan materi ajar, serta
menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan strategi yang dipilih.
2. Kompetensi Kepribadian adalah kemampuan personal yang mencerminkan
kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan
bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Sub kompetensi dalam kompetensi
kepribadian meliputi: (1) Kepribadian yang mantap dan stabil meliputi bertindak
sesuai dengan norma sosial, bangga menjadi guru, dan memiliki konsistensi dalam
bertindak sesuai dengan norma; (2) Kepribadian yang dewasa yaitu menampilkan
kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos kerja sebagai
guru; (3) Kepribadian yang arif adalah menampilkan tindakan yang didasarkan
pada kemamfaatan peserta didik, sekolah dan masyarakat dan menunjukkan
keterbukaan dalam berpikir dan bertindak; (4) Kepribadian yang berwibawa
meliputi memiliki perilaku yang berpengaruh positif terhadappeserta didik dan
memiliki perilaku yangh disegani; (5) Berakhlak mulia dan dapat menjadi teladan

11

meliputibertindak sesuai dengan norma religius (imtak, jujur, ikhlas, suka
menolong) dan memiliki perilaku yang diteladani peserta didik.
3. Kompetensi Profesional adalah penguasaan materi pembelajaran secara luas dan
mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di
sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan
terhadap struktur dan metodologi keilmuannya: (1) Menguasai materi, struktur,
konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung pelajaran yang dimampu; (2)
Mengusai standar kompentensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang
pengembangan yang dimampu; (3) Mengembangkan materi pembelajaran yang
dimampu

secara

kreatif;

(4)

Mengembangkan

keprofesionalan

secara

berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif; (5) Memanfaatkan TIK untuk
berkomunikasi dan mengembangakan diri.
4. Kompetensi Sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul
secara efektif dengan peserta didik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta
didik, dan masyarakat sekitar: (1) Bersikap inskulsif, bertindak obyektif, serta
tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, raskondisi fisik,
latar belakang keluarga, dan status sosial keluarga; (2) Berkomunikasi secara
efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang
tua dan masyarakat; (3) Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah
Republik Indonesia yang memiliki keragaman social budaya; (4) Mampu
berkomunikasi lisan maupun tulisan.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan kajian yang telah dipaparkan, maka yang dapat
disimpulkan adalah guru adalah orang yang melakukan kegiatan dalam bidang

mengajar. Tidak semua perilaku pendidik dikatakan sebagai tindak
12

pengajaran. Hanya tindakan yang merubah perilaku murid saja yang
disebut dengan pengajaran. Oleh karenanya, seorang pendidik dituntut
untuk secara terus menerus menguasai strategi yang dapat merubah
perilaku murid menjadi kearah yang lebih baik. Tugas utama seorang
guru dibedakan menjadi tiga bagian yaitu: tugas profesi/ professional,
tugas

kemanusiaan,

dan

tugas

kemasyarakatan.

Peran

guru

dikelompokan menjadi empat macam, yaitu: peran guru dalam proses
belajar mengajar, peran guru dalam pengadministrasian, peran guru
sebagai pribadi, dan peran guru sebagai psikologis.
guru

dikategorikan

dalam

lima

macam,

yaitu:

Tanggung jawab
tanggung

jawab

intelektual, profesi, sosial, moral-spiritual, dan tanggung jawab pribadi.
Di sinilah, perlunya seorang guru memiliki kompetensi.
Sebagaimana disebutkan dalam PP R.I, nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan, BAB VI, pasal 28 ayat 3, bahwa ada empat
kompetensi : kompetensi kepribadian, paedagogik, profesional, dan
sosial.

B. SARAN
1. Seorang guru harus selalu memahami dan menjalankan tugas dengan baik agar
dapat meningkatkan mutu pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan
pendidikan nasional
2. Seorang guru harus selalu memahami dan melaksanakan peran dengan baik
sehingga dapat menciptakan pendidikan yang berkualitas.
3. Seorang guru harus selalu melaksanakan tanggung jawabnya dengan sebaikbaiknya sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan nasional dan mewujudkan
tujuan pendidikan nasional.

DAFTAR PUSTAKA
Dharmadi, hamid. 2015. Tugas, Peran, Kompetensi, Dan Tanggung Jawab Menjadi Guru
Profesional.Pontianak. Jurnal Edukasi, Vol. 13, No. 2, Desember 2015

13

M. Shabir U. 2015. Kedudukan Guru Sebagai Pendidik : (Tugas dan Tanggung Jawab, Hak
dan Kewajiban, dan Kompetensi Guru). Makassar : Jurnal AULADUNA, VOL. 2 NO. 2
DESEMBER 2015: 221-232
Wildan, Nurmayani. (November,2014). Manajemen Sekolah Tugas dan Peran Guru Dalam
Manajemen Sekolah . diakses pada Sabtu, (24/02/2018) dari
http://www.academia.edu/9641228/MAKALAH_MANAJEMEN_SEKOLAH_TUGAS_DA
N_PERAN_GURU_DALAM_MANAJEMEN_SEKOLAH

14