Audit Siklus Penjualan dan Penagihan
AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIHAN: PENGUJIAN
PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF TRANSAKSI
A. Akun-akun dan Pengelompokan Transaksi pada Siklus Penjualan dan Penagihan
Tujuan dari audit siklus penjualan dan penagihan adalah untuk mengevaluasi saldo
akun yang dipengaruhi oleh siklus disajikan secara wajar berdasarkan standar
akuntansi.
B. Fungsi Bisnis dalam Siklus dan Hubungannya dengan Dokumen dan Catatan
Siklus penjualan dan penagihan melibatkan keputusan dan proses yang dibutuhkan
untuk transfer kepemilikan barang dan jasa ke pelanggan setelah barang dan jasa
tersebut tersedia untuk dijual. Hal tersebut dimulai dengan permintaan seorang
pelanggan dan berakhir dengan konversi material atau jasa ke dalam piutang dan
akhirnya kas.
Delapan fungsi bisnis terjadi dalam setiap pencatatan lima kelompok transaksi pada
siklus penjualan dan penagihan.
1.
2.
3.
4.
5.
Delapan fungsi tersebut adalah:
Pemrosesan Pesanan Pelanggan
Permintaan pelanggan terhadap barang mengawali seluruh siklus. Umumnya,
merupakan sebuah penawaran untuk membeli barang dengan aturan tertentu.
Diterimanya pesanan pelanggan seringkali langsung menimbulkan pesanan penjualan.
Dokumen dan catatan yang dibuat adalah pesanan pelanggan dan pesanan penjualan.
Pemberian Kredit
Praktek yang lemah dalam persetujuan kredit seringkali menimbulkan piutang raguragu berlebih dan piutang yang mungkin tidak tertagih. Dalam beberapa perusahaan
secara otomatis, komputer mengijinkan proses penjualan berlanjut hanya ketika total
pesanan penjualan yang diterima ditambah saldo pelanggan adalah kurang dari batas
kredit dalam master file.
Pengiriman Barang
Fungsi kritis adalah poin pertama dalam siklus dimana perusahaan menyerahkan aset.
Dokumen pengiriman disiapkan pada waktu pengiriman yang seringkali merupakan
salinan daftar muatan kapal tersebut penting untuk tagihan pengiriman yang tepat bagi
pelanggan. Perusahaan yang memelihara catatan persediaan juga mengupdate
berdasarkan catatan pengiriman.
Penagihan Pelanggan dan Pencatatan Penjualan
Aspek paling penting dari penagihan adalah:
• Semua pengiriman yang dilakukan harus ditagih (kelengkapan)
• Tidak ada pengiriman yang ditagihkan lebih dari sekali (keterjadian)
• Masing-masing ditagih dengan jumlah yang tepat (ketepatan)
Sistem akuntansi menggunakan informasi penagihan pelanggan untuk menghasilkan
jurnal penjualan, penerimaan kas maupun kredit lain-lain untuk mempersiapkan
accounts receivable trial balance. Dokumen maupun catatan dalam fungsi ini
diantaranya adalah faktur penjualan, file transaksi penjualan, jurnal penjualan, master
file piutang, accounts receivable trial balance, dan statement bulanan.
Pemrosesan dan Pencatatan Penerimaan Kas
Pemrosesan dan pencatatan penerimaan kas termasuk menerima, menyetor, dan
mencatat kas. Hal yang patut menjadi perhatian adalah adanya kemungkinan
pencurian. Penting bahwa semua penerimaan kas disetor ke bank dengan jumlah yang
tepat dan dicatat dalam file transaksi penerimaan kas. File ini digunakan untuk
mempersiapkan jurnal penerimaan kas dan mengupdate piutang dan master file buku
besar umum. Dokumen maupun catatan dalam proses ini diantaranya remittance
advice, prelisting of cash receipts, file transaksi penerimaan kas, dan jurnal
penerimaan kas.
6. Pemrosesan dan Pencatatan Retur dan Penyisihan Penjualan
Ketika seorang pelanggan tidak puas dengan barang, penjual sering menerima
pengembalian barang atau pemberian pengurangan biaya. Pengembalian dan
penyisihan dicatat pada file transaksi pengembalian dan penyisihan penjualan juga
pada master file piutang. Memo kredit dikeluarkan untuk pengembalian dan
penyisihan untuk membantu pengendalian dan memfasilitasi pemutakhiran catatan.
7. Penghapusan Piutang Tak Tertagih
Tanpa memperhatikan ketekunan departemen kredit, beberapa pelanggan tidak
membayar tagihan mereka. Setelah menentukan jumlah yang tidak dapat ditagih,
perusahaan harus menghapusnya. Biasanya, hal ini terjadi setelah pelanggan
menyatakan bangkrut atau akunnya diserahkan ke agen penagih. Dokumen maupun
catatan misalnya adalah form otorisasi piutang tidak tertagih dan buku besar umum.
8. Menetapkan Piutang Tidak Tertagih
Karena perusahaan tidak dapat memperkirakan untuk menagih 100% penjualan
mereka, prinsip akuntansi mensyaratkan untuk mencatat piutang tidak tertagih dengan
jumlah yang mereka perkirakan tidak akan dapat ditagih. Kebanyakan perusahaan
mencatat transaksi ini di akhir tiap bulan atau tiga bulan.
C. Metodologi Mendesain Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif pada
Transaksi Penjualan
1. Memahami Pengendalian Internal-Penjualan
Menggunakan satu tipe pendekatan untuk penjualan, auditor mempelajari diagram alir
klien, membuat pertanyaan untuk klien menggunakan kuisioner pengendalian
internal,dan menampilkan pengujian menyeluruh tentang penjualan.
2. Menilai Risiko Pengendalian Terencana-Penjualan
Auditor menggunakan informasi yang diperoleh dalam pemahaman pengendalian
internal untuk menilai risiko pengendalian. Empat langkah penting dalam penilaian
ini:
• Auditor membutuhkan kerangka kerja untuk menilai risiko pengendalian
• Auditor harus menentukan pengendalian internal kunci dan kelemahan penjualan
• Setelah menentukan pengendalian dan kelemahan, auditor harus
mengasosiasikannya dengan tujuan
• Auditor menilai risiko pengendalian setiap tujuan dengan mengevaluasi
pengendalian dan kelemahan masing-masing tujuan.
3. Menentukan Lingkup Pengujian Pengendalian
Untuk audit perusahaan publik, auditor harus menampilkan pengujian ekstensif
pengendalian kunci dan mengevaluasi dampak kelemahan pada laporan pengendalian
internal selain laporan keuangan. Lingkup pengujian pengendalian pada perusahaan
nonpublik bergantung pada efektifitas pengendalian dan lingkup dimana auditor
percaya dapat mengurangi risiko pengendalian. Auditor juga harus
mempertimbangkan biaya pengujian pengendalian dibandingkan dengan pengurangan
potensial dalam pengujian substantif. Rendahnya level risiko pengendalian akan
menghasilkan peningkatan pengujian pengendalian dengan meningkatkan risiko
deteksi dan mengurangi jumlah pengujian substantif.
4. Mendesain Pengujian Pengendalian Penjualan
Untuk masing-masing pengendalian kunci, satu atau lebih pengujian pengendalian
harus didesain untuk memverifikasi efektifitasnya. Dalam kebanyakan audit, relatif
5.
D.
E.
F.
G.
H.
mudah untuk menentukan sifat pengujian pengendalian dari sifat pengendaliannya.
Misalnya, jika pengendalian internal adalah untuk menandai pesanan pelanggan
setelah kredit mereka disetujui, pengujian pengendalian adalah untuk memeriksa
pesanan pelanggan sebagai inisial yang tepat.
Mendesain Pengujian Substantif Transaksi Penjualan
Dalam menentukan pengujian substantif transaksi, auditor biasanya menggunakan
beberapa prosedur pada setiap audit tanpa memperhatikan keadaan, dimana yang
lainnya bergantung pada kecukupan pengendalian dan hasil dari pengujian
pengendalian.
Retur dan Penyisihan Penjualan
Untuk retur dan penyisihan penjualan, auditor biasanya menekankan pengujian
transaksi tercatat untuk membuka pencurian kas dari penagihan piutang yang ditutupi
oleh retur dan penyisihan penjualan fiktif.
Metodologi Mendesain Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif Transaksi
Untuk Penerimaan Kas
Pengujian pengendalian penerimaan kas dan prosedur audit pengujian substantif
transaksi dikembangkan dengan kerangka kerja yang sama dengan penjualan tetapi
tentu saja tujuan spesifik ditetapkan untuk penerimaan kas. Bagian penting dari
tanggung jawab auditor dalam mengaudit penerimaan kas adalah untuk menentukan
kelemahan pengendalian internal yang meningkatkan potensi fraud. Tipe penggelapan
kas yang sangat sulit bagi auditor deteksi adalah apakah itu terjadi sebelum kas dicatat
dalam jurnal penerimaan kas atau pencatatan kas lainnya, khususnya jika penjualan
dan penerimaan kas dicatat secara serempak.
Pengujian Audit Untuk Penghapusan Piutang Tidak Tertagih
Hal yang menjadi perhatian auditor pada audit penghapusan piutang tidak tertagih
adalah kemungkinan klien menutupi penggelapan dengan menghapus piutang yang
sudah tertagih. Pengendalian utama untuk mencegah penipuan ini adalah otorisasi
tepat penghapusan piutang tidak tertagih dengan suatu level manajemen yang ditunjuk
hanya setelah melalui investigasi alasan pelanggan belum membayar.
Pengendalian Internal Tambahan terhadap Saldo Akun dan Penyajiannya
Jika pengendalian internal untuk masing-masing kelompok transaksi telah dilakukan
secara efektif dan pengujian substantif transaksi yang berhubungan mendukung
kesimpulan, kesalahan penyajian dalam laporan keuangan akan berkurang. Pada
siklus penjualan dan penagihan, yang paling terpengaruh adalah nilai yang dapat
direalisir, hak, dan kewajiban. Auditor umumnya mengatur risiko inheren setinggi
nilai yang dapat direalisir. Idealnya, klien merancang beberapa pengendalian untuk
mengurangi piutang tidak tertagih. Salah satunya adalah persetujuan kredit melalui
orang yang tepat. Dua pengendalian yang lain adalah:
• Persiapan accounts receivable trial balance secara periodik untuk direviu dan difollow-up oleh personel manajemen yang sesuai.
• Kebijakan penghapusan piutang tidak tertagih ketika sudah tidak lagi dapat ditagih.
Pengaruh dari Hasil Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantive
Bagian audit yang paling terpengaruh oleh pengujian pengendalian dan pengujian
substantif transaksi pada siklus penjualan dan penagihan adalah saldo piutang, kas,
beban piutang tidak tertagih dan penyisihan piutang tidak tertagih. Pada penyelesaian
pengujian pengendalian dan pengujian sustantif transaksi, auditor harus menganalisis
masing-masing pengecualian baik audit publik maupun nonpublik untuk menentukan
penyebab dan implikasi dari pengecualian risiko pengendalian yang ditetapkan, yang
mungkin mempengaruhi risiko deteksi pendukung dan pengujian substantif. Pengaruh
signifikan dari hasil pengujian pengendalian dan pengujian substantif transaksi pada
siklus penjualan dan penagihan adalah pada konfirmasi piutang.
METODOLOGI UNTUK MERANCANG PENGUJIAN PENGENDALIAN
DAN PENGUJIAN
SUBSTANTIF TRANSAKSI PENJUALAN
a. Memahami pengendalian internal—penjualan: auditor mempelajari bagan arus
klien, menyusun kuesioner, dan pengujian penelusuran.
b. Mengukur resiko pengendalian yang direncanakan—penjualan meliputi:
pemisahan tugas yang tepat, otorisasi yang tepat, dokumen dan catatan
yang memadai, dokumen yang telah diberi nomor terlebih dahulu, laporan
tagihan bulanan, dan prosedur verifikasi internal.
c. Menentukan keluasan pengujian pengendalian.
d. Merancang pengujian pengendalian untuk penjualan.
e. Merancang pengujian substantive transaksi penjualan dapat dilakukan ketika
kondisi penjualan yang dicatat benar-benar terjadi, penjualan yang dicatat
adalah untuk barang yang tidak pernah dikirimkan ke pelanggan,
penjualan dicatat lebih dari sekali, pengiriman dilakukan kepada
pelanggan fiktif, transaksi penjualan yang ada telah dicatat, arah pengujian,
penjualan telah dicatat dengan akurat, transaksi penjualan telah dimasukkan
pada arsip utama dan telah diikhtisarkan dengan benar, penjualan yang
dicatat telah diklasifikasikan dengan benar, penjualan dicatat pada tanggal
yang benar.
PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF TRANSAKSI
A. Akun-akun dan Pengelompokan Transaksi pada Siklus Penjualan dan Penagihan
Tujuan dari audit siklus penjualan dan penagihan adalah untuk mengevaluasi saldo
akun yang dipengaruhi oleh siklus disajikan secara wajar berdasarkan standar
akuntansi.
B. Fungsi Bisnis dalam Siklus dan Hubungannya dengan Dokumen dan Catatan
Siklus penjualan dan penagihan melibatkan keputusan dan proses yang dibutuhkan
untuk transfer kepemilikan barang dan jasa ke pelanggan setelah barang dan jasa
tersebut tersedia untuk dijual. Hal tersebut dimulai dengan permintaan seorang
pelanggan dan berakhir dengan konversi material atau jasa ke dalam piutang dan
akhirnya kas.
Delapan fungsi bisnis terjadi dalam setiap pencatatan lima kelompok transaksi pada
siklus penjualan dan penagihan.
1.
2.
3.
4.
5.
Delapan fungsi tersebut adalah:
Pemrosesan Pesanan Pelanggan
Permintaan pelanggan terhadap barang mengawali seluruh siklus. Umumnya,
merupakan sebuah penawaran untuk membeli barang dengan aturan tertentu.
Diterimanya pesanan pelanggan seringkali langsung menimbulkan pesanan penjualan.
Dokumen dan catatan yang dibuat adalah pesanan pelanggan dan pesanan penjualan.
Pemberian Kredit
Praktek yang lemah dalam persetujuan kredit seringkali menimbulkan piutang raguragu berlebih dan piutang yang mungkin tidak tertagih. Dalam beberapa perusahaan
secara otomatis, komputer mengijinkan proses penjualan berlanjut hanya ketika total
pesanan penjualan yang diterima ditambah saldo pelanggan adalah kurang dari batas
kredit dalam master file.
Pengiriman Barang
Fungsi kritis adalah poin pertama dalam siklus dimana perusahaan menyerahkan aset.
Dokumen pengiriman disiapkan pada waktu pengiriman yang seringkali merupakan
salinan daftar muatan kapal tersebut penting untuk tagihan pengiriman yang tepat bagi
pelanggan. Perusahaan yang memelihara catatan persediaan juga mengupdate
berdasarkan catatan pengiriman.
Penagihan Pelanggan dan Pencatatan Penjualan
Aspek paling penting dari penagihan adalah:
• Semua pengiriman yang dilakukan harus ditagih (kelengkapan)
• Tidak ada pengiriman yang ditagihkan lebih dari sekali (keterjadian)
• Masing-masing ditagih dengan jumlah yang tepat (ketepatan)
Sistem akuntansi menggunakan informasi penagihan pelanggan untuk menghasilkan
jurnal penjualan, penerimaan kas maupun kredit lain-lain untuk mempersiapkan
accounts receivable trial balance. Dokumen maupun catatan dalam fungsi ini
diantaranya adalah faktur penjualan, file transaksi penjualan, jurnal penjualan, master
file piutang, accounts receivable trial balance, dan statement bulanan.
Pemrosesan dan Pencatatan Penerimaan Kas
Pemrosesan dan pencatatan penerimaan kas termasuk menerima, menyetor, dan
mencatat kas. Hal yang patut menjadi perhatian adalah adanya kemungkinan
pencurian. Penting bahwa semua penerimaan kas disetor ke bank dengan jumlah yang
tepat dan dicatat dalam file transaksi penerimaan kas. File ini digunakan untuk
mempersiapkan jurnal penerimaan kas dan mengupdate piutang dan master file buku
besar umum. Dokumen maupun catatan dalam proses ini diantaranya remittance
advice, prelisting of cash receipts, file transaksi penerimaan kas, dan jurnal
penerimaan kas.
6. Pemrosesan dan Pencatatan Retur dan Penyisihan Penjualan
Ketika seorang pelanggan tidak puas dengan barang, penjual sering menerima
pengembalian barang atau pemberian pengurangan biaya. Pengembalian dan
penyisihan dicatat pada file transaksi pengembalian dan penyisihan penjualan juga
pada master file piutang. Memo kredit dikeluarkan untuk pengembalian dan
penyisihan untuk membantu pengendalian dan memfasilitasi pemutakhiran catatan.
7. Penghapusan Piutang Tak Tertagih
Tanpa memperhatikan ketekunan departemen kredit, beberapa pelanggan tidak
membayar tagihan mereka. Setelah menentukan jumlah yang tidak dapat ditagih,
perusahaan harus menghapusnya. Biasanya, hal ini terjadi setelah pelanggan
menyatakan bangkrut atau akunnya diserahkan ke agen penagih. Dokumen maupun
catatan misalnya adalah form otorisasi piutang tidak tertagih dan buku besar umum.
8. Menetapkan Piutang Tidak Tertagih
Karena perusahaan tidak dapat memperkirakan untuk menagih 100% penjualan
mereka, prinsip akuntansi mensyaratkan untuk mencatat piutang tidak tertagih dengan
jumlah yang mereka perkirakan tidak akan dapat ditagih. Kebanyakan perusahaan
mencatat transaksi ini di akhir tiap bulan atau tiga bulan.
C. Metodologi Mendesain Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif pada
Transaksi Penjualan
1. Memahami Pengendalian Internal-Penjualan
Menggunakan satu tipe pendekatan untuk penjualan, auditor mempelajari diagram alir
klien, membuat pertanyaan untuk klien menggunakan kuisioner pengendalian
internal,dan menampilkan pengujian menyeluruh tentang penjualan.
2. Menilai Risiko Pengendalian Terencana-Penjualan
Auditor menggunakan informasi yang diperoleh dalam pemahaman pengendalian
internal untuk menilai risiko pengendalian. Empat langkah penting dalam penilaian
ini:
• Auditor membutuhkan kerangka kerja untuk menilai risiko pengendalian
• Auditor harus menentukan pengendalian internal kunci dan kelemahan penjualan
• Setelah menentukan pengendalian dan kelemahan, auditor harus
mengasosiasikannya dengan tujuan
• Auditor menilai risiko pengendalian setiap tujuan dengan mengevaluasi
pengendalian dan kelemahan masing-masing tujuan.
3. Menentukan Lingkup Pengujian Pengendalian
Untuk audit perusahaan publik, auditor harus menampilkan pengujian ekstensif
pengendalian kunci dan mengevaluasi dampak kelemahan pada laporan pengendalian
internal selain laporan keuangan. Lingkup pengujian pengendalian pada perusahaan
nonpublik bergantung pada efektifitas pengendalian dan lingkup dimana auditor
percaya dapat mengurangi risiko pengendalian. Auditor juga harus
mempertimbangkan biaya pengujian pengendalian dibandingkan dengan pengurangan
potensial dalam pengujian substantif. Rendahnya level risiko pengendalian akan
menghasilkan peningkatan pengujian pengendalian dengan meningkatkan risiko
deteksi dan mengurangi jumlah pengujian substantif.
4. Mendesain Pengujian Pengendalian Penjualan
Untuk masing-masing pengendalian kunci, satu atau lebih pengujian pengendalian
harus didesain untuk memverifikasi efektifitasnya. Dalam kebanyakan audit, relatif
5.
D.
E.
F.
G.
H.
mudah untuk menentukan sifat pengujian pengendalian dari sifat pengendaliannya.
Misalnya, jika pengendalian internal adalah untuk menandai pesanan pelanggan
setelah kredit mereka disetujui, pengujian pengendalian adalah untuk memeriksa
pesanan pelanggan sebagai inisial yang tepat.
Mendesain Pengujian Substantif Transaksi Penjualan
Dalam menentukan pengujian substantif transaksi, auditor biasanya menggunakan
beberapa prosedur pada setiap audit tanpa memperhatikan keadaan, dimana yang
lainnya bergantung pada kecukupan pengendalian dan hasil dari pengujian
pengendalian.
Retur dan Penyisihan Penjualan
Untuk retur dan penyisihan penjualan, auditor biasanya menekankan pengujian
transaksi tercatat untuk membuka pencurian kas dari penagihan piutang yang ditutupi
oleh retur dan penyisihan penjualan fiktif.
Metodologi Mendesain Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif Transaksi
Untuk Penerimaan Kas
Pengujian pengendalian penerimaan kas dan prosedur audit pengujian substantif
transaksi dikembangkan dengan kerangka kerja yang sama dengan penjualan tetapi
tentu saja tujuan spesifik ditetapkan untuk penerimaan kas. Bagian penting dari
tanggung jawab auditor dalam mengaudit penerimaan kas adalah untuk menentukan
kelemahan pengendalian internal yang meningkatkan potensi fraud. Tipe penggelapan
kas yang sangat sulit bagi auditor deteksi adalah apakah itu terjadi sebelum kas dicatat
dalam jurnal penerimaan kas atau pencatatan kas lainnya, khususnya jika penjualan
dan penerimaan kas dicatat secara serempak.
Pengujian Audit Untuk Penghapusan Piutang Tidak Tertagih
Hal yang menjadi perhatian auditor pada audit penghapusan piutang tidak tertagih
adalah kemungkinan klien menutupi penggelapan dengan menghapus piutang yang
sudah tertagih. Pengendalian utama untuk mencegah penipuan ini adalah otorisasi
tepat penghapusan piutang tidak tertagih dengan suatu level manajemen yang ditunjuk
hanya setelah melalui investigasi alasan pelanggan belum membayar.
Pengendalian Internal Tambahan terhadap Saldo Akun dan Penyajiannya
Jika pengendalian internal untuk masing-masing kelompok transaksi telah dilakukan
secara efektif dan pengujian substantif transaksi yang berhubungan mendukung
kesimpulan, kesalahan penyajian dalam laporan keuangan akan berkurang. Pada
siklus penjualan dan penagihan, yang paling terpengaruh adalah nilai yang dapat
direalisir, hak, dan kewajiban. Auditor umumnya mengatur risiko inheren setinggi
nilai yang dapat direalisir. Idealnya, klien merancang beberapa pengendalian untuk
mengurangi piutang tidak tertagih. Salah satunya adalah persetujuan kredit melalui
orang yang tepat. Dua pengendalian yang lain adalah:
• Persiapan accounts receivable trial balance secara periodik untuk direviu dan difollow-up oleh personel manajemen yang sesuai.
• Kebijakan penghapusan piutang tidak tertagih ketika sudah tidak lagi dapat ditagih.
Pengaruh dari Hasil Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantive
Bagian audit yang paling terpengaruh oleh pengujian pengendalian dan pengujian
substantif transaksi pada siklus penjualan dan penagihan adalah saldo piutang, kas,
beban piutang tidak tertagih dan penyisihan piutang tidak tertagih. Pada penyelesaian
pengujian pengendalian dan pengujian sustantif transaksi, auditor harus menganalisis
masing-masing pengecualian baik audit publik maupun nonpublik untuk menentukan
penyebab dan implikasi dari pengecualian risiko pengendalian yang ditetapkan, yang
mungkin mempengaruhi risiko deteksi pendukung dan pengujian substantif. Pengaruh
signifikan dari hasil pengujian pengendalian dan pengujian substantif transaksi pada
siklus penjualan dan penagihan adalah pada konfirmasi piutang.
METODOLOGI UNTUK MERANCANG PENGUJIAN PENGENDALIAN
DAN PENGUJIAN
SUBSTANTIF TRANSAKSI PENJUALAN
a. Memahami pengendalian internal—penjualan: auditor mempelajari bagan arus
klien, menyusun kuesioner, dan pengujian penelusuran.
b. Mengukur resiko pengendalian yang direncanakan—penjualan meliputi:
pemisahan tugas yang tepat, otorisasi yang tepat, dokumen dan catatan
yang memadai, dokumen yang telah diberi nomor terlebih dahulu, laporan
tagihan bulanan, dan prosedur verifikasi internal.
c. Menentukan keluasan pengujian pengendalian.
d. Merancang pengujian pengendalian untuk penjualan.
e. Merancang pengujian substantive transaksi penjualan dapat dilakukan ketika
kondisi penjualan yang dicatat benar-benar terjadi, penjualan yang dicatat
adalah untuk barang yang tidak pernah dikirimkan ke pelanggan,
penjualan dicatat lebih dari sekali, pengiriman dilakukan kepada
pelanggan fiktif, transaksi penjualan yang ada telah dicatat, arah pengujian,
penjualan telah dicatat dengan akurat, transaksi penjualan telah dimasukkan
pada arsip utama dan telah diikhtisarkan dengan benar, penjualan yang
dicatat telah diklasifikasikan dengan benar, penjualan dicatat pada tanggal
yang benar.