Sejarah Fungsi dan Ragam Bahasa Indonesi

TUGAS MANDIRI

DOSEN PENGAMPU

Dalam Mata Kuliah Bahasa Indonesia

H. Rushan, M. Pd

Sejarah, Fungsi dan Ragam Bahasa
Indonesia

Oleh :
RAJA HAFIZAH
(11215200322)

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA SEMESTER II-A
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SUSKA RIAU
T. A. 2012/2013

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan inayah-Nya penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Sejarah, Fungsi dan Ragam Bahasa
Indonesia” ini dengan baik. Shalawat beserta salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah berjuang membawa kita
semua selaku umatnya dari alam kebodohan kealam yang penuh dengan ilmu
pengetahuan yang kita rasakan sekarang ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada H. Rushan, M.Pd selaku
dosen mata kuliah Bahasa Indonesia, kedua orangtua, dan semua pihak yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini baik secara materil maupun
moril.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan maupun pengkajiannya masih
banyak kekurangan dan kelemahan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya
membangun dari berbagai pihak sangat penulis harapkan, demi untuk perbaikan di
masa yang akan datang.
Akhirnya, mudah-mudahan makalah yang sederhana ini dapat menjadi
bahan bacaan yang bermanfaat dan dapat menambah ilmu pengetahuan bagi
penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Semoga Allah Swt.
senantiasa melimpahkan rahmat dan inayah-Nya kepada kita semua. Amiin ya
robbal ‘alamin.


Pekanbaru, Juni 2013

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................
i
DAFTAR ISI ................................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................................
........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................
........................................................................................................................1
C. Tujuan ..............................................................................................................
........................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah Bahasa .................................................................................................
........................................................................................................................2

1. Sejarah Bahasa.............................................................................................
....................................................................................................................2
2. Sejarah Bahasa Indonesia.............................................................................
....................................................................................................................5
B. Fungsi Bahasa ..................................................................................................
........................................................................................................................7
C. Ragam Bahasa .................................................................................................
......................................................................................................................11
D. Konsep Bahasa yang Baik dan Benar ..............................................................
......................................................................................................................16
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ......................................................................................................
......................................................................................................................17
B. Saran ................................................................................................................
......................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................
18

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa merupakan media untuk menyampaikan informasi baik secara
lisan maupun tulisan dari individu satu ke individu lainnya .di Indonesia sendiri
kita memiliki bahasa nasional yaitu bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu
bangsa kita. meskipun terkadang kita seringkali menggunakan bahasa
Indonesia secara sembarangan, terutama di kalangan remaja saat ini. itu semua
karena berbagai pengaruh lingkungan dan akibat dari perkembangan zaman
globalisasi yang semakin pesat.
Dengan adanya globalisasi perkembangan tekhnologi pun semakin pesat
dan pengaruh tekhnologi juga membuat penggunaan bahasa Indonesia yang
kurang baik akibat menggunakan bahasa Indonesia di gabungkan dengan
bahasa gaul itu sendiri sehingga anak-anak zaman sekarang ini lebih sering
menggunakan bahasa gaul tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah bahasa dan bahasa Indonesia?
2. Apa fungsi bahasa serta fungsi dari bahasa Indonesia?
3. Apa saja ragam bahasa?
4. Bagaimana konsep bahasa yang baik dan benar?
C. Tujuan

1. Mengetahui sejarah bahasa dan sejarah bahasa Indonesia
2. Menjelaskan fungsi dari bahasa serta fungsi dari bahasa Indonesia
3. Memberikan pengetahuan mengenai ragam- ragam bahasa
4. Menjelaskan konsep bahasa yang baik dan benar.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Bahasa
1. Sejarah Bahasa
Berbicara tentang asal usul bahasa, kita berhadapan dengan suatu
aspek kajian yang paling banyak dipertentangkan. Bagaimana sesungguhnya
asal-usul bahasa, belum ada yang memuaskan. Karena itu, di antara para
penyelidik tentang genealogi keberbahasaan manusia, masih sulit untuk
dicapai kesepakatan tunggal yang bersifat final. Begitu muncul pertanyaan
“Bagaimana Mulanya bahasa itu Lahir?”. Kita Akan bersinggungan dengan
banyak teori yang saling kontradiktif. Masing-masing teori mencoba
menjelaskan secara spesifik tentang asal bahasa. Beberapa teori dan
pendapat itu memilih jawaban yang beragam. Ada yang cukup ilmiah dan
rasional, ada pula yang terkesan lucu, bahkan kadang terasa aneh dan tak
masuk akal.

Bahkan karena terlalu sulitnya sumber-sumber yang bisa menjelaskan
secara akurat tentang asal-usul bahasa, pada tahun 1866 masyarakat linguis
Perancis sempat melarang mendiskusikan subjek tersebut, karena hal itu
dianggap hanya spekulasi yang sama sekali tidak berarti. Membicarakan
asal bahasa, menurut mereka sebuah pertentangan yang sia-sia.
Penyelidikan Antropologi telah membuktikan bahwa kebanyakan
kebudayaan primitif menyakini tentang adanya keterlibatan Dewa atau
Tuhan dalam permulaan sejarah berbahasa mereka. Dikatakan pula bahwa
manusia diciptakan secara stimulan. Pada penciptaan ini, manusia dikaruniai
kemampuan berbahasa sebagai anugerah Illahi.
Konon di Surga Tuhan berdialog dengan Nabi Adam. Sebelum abad
ke-18 teori – teori asal bahasa yang semacam ini dikategorikan sebagai
divine origin (berdasarkan kepercayaan), menurut teori ini, manusia
mempunyai kemampuan insting yang istimewa untuk mengeluarkan eksperi
ujaran untuk setiap kesan yang ditemuinya sebagai stimulus dari luar. Kesan

yang diterima lewat indra, bagaikan pukulan pada bel hingga mengeluarkan
ucapan yang sesuai. Tapi teori ini menyuguhkan suatu kesangsian ketika
menemukan fakta bahwa ternyata bahasa manusia itu beragam, jika bahasa
memang terbentuk secara natural.

Selain itu ada anggapan lain mengenai asal usul bahasa menyimpulkan
bahwa bahasa primitif dulu merupakan rangkaian bekerja sama. Kita pun
mengalami kerja serupa, misalnya sewaktu mengangkat kayu kita secara
spontan dan bersamaan mengeluarkan ucapan-ucapan tertentu. Karena
dorongan tekanan otot muncullah kata tertentu yang kemudian lahir sebagai
sebuah bahasa ungkap. Demikian juga yang terjadi dengan orang-orang
zaman dahulu. Sewaktu bekerja tadi, pita suara mereka bergetar sehingga
terlahirlah ucapan-ucapan khusus untuk setiap tindakan mereka. Ucapan –
ucapan tadi lalu menjadi nama untuk pekerjaan itu seperti “HEAVE”
(angkat), “REST” (diam) dan sebagainya.
Adapun anggapan lain mengatakan bahwa bahasa muncul adalah
tiruan terhadap suara alam, seperti guntur, hujan, angin, sungai, ombak
samudra dan lainnya. Isyarat mendahului ujaran. Para pendukung teori ini
menunjukkan penggunaan isyarat oleh berbagai binatang, dan juga sistem
isyarat yang dipakai oleh orang-orang primitif. Dalam perkembangan
pengetahuan modern, bahasa kemudian menjadi objek kajian yang sangat
penting dan kompleks.
Bahasa tidak hanya dipahami sebagai suatu gejala fisik semata,
melainkan juga mengandung aktivitas psikologis.Manusia itu tercipta
dengan perlengkapan fisik yang sangat sempurna hingga memungkinkan

terjadinya ujaran (kemampuan berbahasa).
Namun ujaran, faktor-faktor psikologis pun terlibat. Sebagai contoh,
cobalah bayangkan satu telaga yang dikelilingi pepohonan rindang yang
didiami banyak burung dan margasatwa lainnya. Tempat yang digambarkan
ini akan berbeda antara satu dengan yang lain.
Mungkin anda akan mengatakan bahwa telaga tadi sangat berbahaya
dan menakutkan. Pusaran airnya bisa menenggelamkan siapa saja. Namun

bagi yang lain, telaga ini bisa menjadi sumber kehidupan. Mungkin anda
membayangkan di sana akan terdapat banyak ikan segar. Tentu amat
menguntungkan. Bagi yang lain, sungai ini bisa menjadi sumber ilham,
tempat beristirahat, melemaskan otot-otot sambil menunggu kejatuhan
inspirasi.
Dari gambaran ini ternyata ada kesan psikologis yang berbeda. Kesankesan ini mesti diucapkan oleh masing-masing dengan ujaran yang pas.
Dengan kata lain, kesan-kesan ini mesti diungkapkan dengan vokal, hingga
terucapkan kata-kata. Sebagai umpama misalnya dari gambaran sungai tadi
akan

muncul


kata-kata

sepeti:

bahaya,

ngeri,

dalam,

dingin,

menenggelamkan, hanyut, arus dan sebagainya, seperti halnya bahasa,
adalah hasil kemampuan manusia untuk melihat gejala-gejala sebagai
simbol-simbol dan keinginannya untuk mengekspresikan simbol-simbol itu.
Pada masa sekarang ini para ahli antropologi umumnya menyimpulkan
bahwa manusia dan bahasa berkembang bersama. Manusia telah jadi
penghuni kurang lebih satu juta tahun lamanya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangannya menjadi Homo
Sapien juga mempengaruhi perkembangan bahasanya, perkembangan

otaknya

merubah

dia

dari

setengah

manusia

menjadi

manusia

sesungguhnya. Mereka kini mempunyai kemampuan untuk menemukan dan
mempergunakan alat-alat dan menemukan metode interaksi yang luar biasa,
yakni BAHASA.
2. Sejarah Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia dan bahasa
persatuan bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia diresmikan penggunaannya
setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, tepatnya sehari sesudahnya,
bersamaan dengan mulai berlakunya konstitusi.
Meskipun saat ini dipahami oleh lebih dari 90% warga Indonesia,
bahasa Indonesia tidak menduduki posisi sebagai bahasa ibu bagi mayoritas
penduduknya. Sebagian besar warga Indonesia berbahasa daerah sebagai

bahasa ibu. Penutur bahasa Indonesia kerap kali menggunakan versi seharihari (kolokial) dan/atau mencampuradukkan dengan dialek Melayu lainnya
atau bahasa ibunya. Namun demikian, bahasa Indonesia digunakan sangat
luas di perguruan-perguruan, di surat kabar, media elektronika, perangkat
lunak, surat-menyurat resmi, dan berbagai forum publik lainnya sehingga
dapatlah dikatakan bahwa bahasa Indonesia digunakan oleh semua warga
Indonesia.
Pada dasarnya Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Pada
zaman Sriwijaya, bahasa Melayu di pakai sebagai bahasa penghubung
antarsuku di Nusantara dan sebagai bahasa yang di gunakan dalam
perdagangan antara pedagang dari dalam Nusantara dan dari luar Nusantara.
Perkembangan dan pertumbuhan Bahasa Melayu tampak lebih jelas
dari berbagai peninggalan-peninggalan misalnya:
a. Tulisan yang terdapat pada batu Nisan di Minye Tujoh, Aceh pada tahun
1380.
b. Prasasti Kedukan Bukit, di Palembang pada tahun 683.
c. Prasasti Talang Tuo, di Palembang pada Tahun 684.
d. Prasasti Kota Kapur, di Bangka Barat, pada Tahun 686.
e. Prasasti Karang Brahi Bangko, Merangi, Jambi, pada Tahun 688.
Dan pada saat itu Bahasa Melayu telah berfungsi sebagai:
a. Bahasa kebudayaan yaitu bahasa buku-buku yang berisi aturan-aturan
hidup dan sastra.
b. Bahasa perhubungan (Lingua Franca) antar suku di Indonesia.
c. Bahasa perdagangan baik bagi suku yang ada di Indonesia maupun
pedagang yang berasal dari luar indonesia.
d. Bahasa resmi kerajaan.
Ada empat faktor yang menyebabkan Bahasa melayu diangkat
menjadi bahasa Indonesia, yaitu:

a. Bahasa melayu adalah merupakan Lingua Franca di Indonesia, bahasa
perhubungan dan bahasa perdagangan.
b. Sistem bahasa melayu sederhana, mudah di pelajari karena dalam bahasa
melayu tidak di kenal tingkatan bahasa (bahasa kasar dan bahasa halus).
c. Suku Jawa, Suku Sunda, dan suku-suku yang lainnya dengan sukarela
menerima bahasa melayu menjadi bahasa indonesia sebagai bahasa
nasional.
d. Bahasa melayu mempunyai kesanggupan untuk di pakai sebagai bahasa
kebudayaan dalam arti yang luas.
Bahasa Indonesia secara resmi diakui sebagai bahasa nasional pada
saat Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928. Penggunaan bahasa Melayu
sebagai bahasa nasional merupakan usulan dari Muhammad Yamin, seorang
politikus, sastrawan, dan ahli sejarah. Dalam pidatonya pada Kongres
Nasional kedua di Jakarta, M. Yamin mengatakan bahwa : “Jika mengacu
pada masa depan bahasa-bahasa yang ada di Indonesia dan kesusastraannya,
hanya ada dua bahasa yang bisa diharapkan menjadi bahasa persatuan yaitu
bahasa Jawa dan Melayu. Tapi dari dua bahasa itu, bahasa Melayulah yang
lambat laun akan menjadi bahasa pergaulan atau bahasa persatuan.
Secara Sosiologis kita bisa mengatakan bahwa Bahasa Indonesia
resmi di akui pada Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928. Hal ini juga
sesuai dengan butir ketiga ikrar sumpah pemuda yaitu “Kami putra dan putri
Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.” Namun secara
Yuridis Bahasa Indonesia diakui pada tanggal 18 Agustus 1945 atau setelah
Kemerdekaan Indonesia.
B. Fungsi Bahasa
Secara umum, fungsi bahasa ada empat macam yaitu:
1. Alat untuk Menyatakan Ekspresi Diri
Sebagai alat untuk menyatakan ekspresi diri, bahasa menyatakan
secara terbuka segala sesuatu yang tersirat di dalam pikiran kita, sekurang-

kurangnya untuk memaklumkan keberadaan kita. Unsur- unsur yang
mendorong ekspresi diri antara lain adalah agar menarik perhatian orang
lain terhadap kita dan keinginan untuk membebaskan diri kita dari semua
tekanan emosi.1
2. Alat Komunikasi
Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan saluran perumusan
makdsud kita, melahirkan perasaan kita dan memungkinkan kita
menciptakan kerja sama dengan sesama masyarakat. Bahasa juga mengatur
berbagai macam aktivitas kemasyarakatan, merencanakan dan mengarahkan
masa depan kita. Bahkan juga memungkinkan manusia menganalisis masa
lampaunya untuk memetik hasil- hasil yang berguna bagi masa sekarang dan
masa yang akan datang.
Dalam pengalaman sehari- hari atahu sejak kecil hingga seseorang
menjadi dewasa, bahasa perseorangan mengalami perkembangan, sejalan
dengan bertambahnya kenyataan- kenyataan atau pengalaman sesorang. Bila
kita memandingkan bahasa sebagai suatu sistem keseluruhan dengan wujud
dan fungsi bahasa yang bertahap- tahap dalam kehidupan individual, yaitu
wujud dan fungsi yang terbatas pada masa kanak- kanak, serta wujud dan
fungsi yang jauh lebih luas pada waktu seseorang telah dewasa, maka
dapatlah dibayangkan betapa wujud dan fungsi bahasa itu sejak awal mula
sejarah manusia hingga sekarang. Bahasa mengalami perkembangan dari
waktu ke waktu sesuai dengan perkembangan intelektual manusia dan
kekayaan cipta karya manusia sebagai hasil kemajuan intelektual itu
sendiri.2
3. Alat Mengadakan Integrasi dan Adaptasi Sosial

1 Nursalim, Pengantar Kemampuan Berbahasa Indonesia Berbasis Kompetensi, Infite,
Pekanbaru, 2007, h. 2-3
2

Ibid, h. 3

Bahasa di samping sebagai salah satu unsur kebudayaan, juga sebagai
alat untuk mengungkapkan pengalaman, mempelajari dan mengambil
manfaat dari pengalaman tersebut serta belajar berkenalan dengan orang
lain. Anggota masyarakat hanya dapat dipersatukan secara efisien melalui
bahasa. Bahasa sebagai alat komunikasi, jauh memungkinkan setiap orang
untuk merasa dirinya terkait dengan kelompok sosial yang dimasukinya,
serta dapat melakukan semua kegiatan kemasyarakatan dengan menghindari
sejauh mungkin bentrokan- bentrokan untuk memperoleh efisiensi yang
setinggi- tingginya. Bahasa memungkinkan integrasi yang sempurna bagi
tiap individu dengan masyarakatnya.
Melaui bahasa seorang anggota masyarakat perlahan- lahan belajar
mengenal segala adat istiadat, tingkah laku dan tata krama masyarakatnya.
Ia mencoba menyesuaikan dirinya dengan semuanya melalui bahasa.3
4. Alat Mengadakan Kontrol Sosial
Kontrol sosial adalah usaha untuk mempengaruhi tingah laku dan
tindak- tanduk orang lain. Tingkah laku itu dapat bersifat terbuka maupun
tertutup. Semua kegiatan sosial akan berjalan dengan baik karena dapat
diatur dengan menggunakan bahasa. Semua tutur pertama- tama
dimaksudkan untuk mendapat tanggapan, baik tanggapan yang berupa tutur,
maupun tanggapan yang berbentuk perbuatan atau tingkah laku.
Dalam mengadakan kontrol sosial, bahasa mempunyai relasi dengan
proses- proses sosialisasi suatu masyarakat. Proses- proses sosialisasi itu
dapat diwujudkan dengan cara- cara sebagai berikut:
a. Memperoleh keahlian bicara; dan dalam masyarakat yang lebih maju,
memperoleh keahlian membaca dan menulis. Keahlian berbicara dan
keahlian menulis pada masyarakat yang sudah maju, merupakan
prasyarat bagi tiap individu untutk mengadakan partisipasi yang penuh
dalam masyarakat tersebut.

3

Ibid, h. 4

b. Bahasa merupakan saluran yang utama dalam kepercayaan dan sikap
masyarakat yang diberikan kepada anak- anak yang sedang tumbuh.
Mereka inilah yang akan menjadi penerus kebudayaan pada generasi
selanjutnya.
c. Bahasa melukiskan dan menjelaskan peranan yang dilakukan oleh si anak
untuk mengidentifikasi dirinya supaya dapat mengambil tindakantindakan yang diperlukan.
d. Bahasa mananamkan rasa keterlibatan pada anak tentang masyarakat
bahasanya.4
Selain fungsi bahasa secara umum di atas, bagi bangsa Indonesia ada lagi
dua fungsi bahasa Indonesia secara khusus dan sangat penting kita pahami,
yaitu:
1. Sebagai Bahasa Nasional
Fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional adalah sebagai alat
perhubungan antar warga, antar daaerah, dan antar suku bangsa. Berkat
adanya bahasa nasional kita dapat berhubungan satu dengan yang lain
sedemikian rupa sehingga kesalahpahaman sebagai akibat perbedaan latar
belakang sosial budaya dan bahasa tidak perlu di khawatirkan .kita dapat
bepergian dari pelosok yang satu ke pelosok yang lain di tanah air kita
dengan hanya memanfaatkan bahasa Indonesia sebagai satu satunya alat
komunikasi.
Dalam Keputusan Seminar Politik Bahasa Nasional dinyatakan bahwa
sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai:
a. lambang kebanggaan kebangsaan
b. lambang identitas nasional
c. alat pemersatu berbagai masyarakat yang berbeda latar belakang social
budayanya
d. alat perhubungan antar budaya dan antar daerah.5
4

Ibid, h. 4-5

5 Lamudin Finoza, Komposisi Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa
Nonjurusan Bahasa Edisi Revisi 4, (Jakarta: Diksi, 2010), hlm. 4.

2. Sebagai Bahasa Negara
Sebagai bahasa Negara,

bahasa Indonesia berfungsi sebagai alat

pengembangan kebudayaan nasional, ilmu pengetahuan dan teknologi. Di
dalam hubungan ini,bahasa Indonesia

adalah satu – satunya alat yang

memungkinkan kita, membina dan mengembangkan kebudayaan nasional
sedemikian rupa sehingga ia memiliki cirri – ciri dan identitasnya
sendiri,yang membedakannya dari kebudayaan daerah . pada waktu yang
sama, bahasa Indonesia kita pergunakan sebagai alat untuk menyatakan nilai
– nilai sosial budaya nasional kita.
Dalam kedudukannya sebagai bahasa Negara, bahasa Indonesia
berfungsi sebagai:
a. bahasa resmi kenegaraan
b. bahasa pengantar resmi di lembaga- lembaga pendidikan
c. bahasa resmi dalam perhubungan pada tingkat nasional untuk
kepentingan

perencanaan

dan

pelaksanaan

pembangunan

serta

pemerintahan, dan
d. bahasa resmi dalam pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu
pengetahuan serta teknologi.6

C. Ragam Bahasa7
1. Ragam Bahasa Berdasarkan Media
Berdasarkan media yang digunakan, ragam bahasa terbagi menjadi
dua yaitu ragam lisan dan ragam tulisan. Ragam bahasa lisan ditandai
dengan penggunaan lafal atau pengucapan, intonasi, kosakata, penggunaan
tata bahasa dalam pembentukan kata, serta penyusunan kalimat. Sedangkan
ragam tulis ditandai dengan kecermatan menggunakan ejaan dan tanda baca.

6 Ibid, h. 5
7 Nursalim; op.cit,. h. 6-9

Kosakata, penggunaan tatabahasa dalam pembentukan kata, penyusunan
kalimat, paragraph dan wacana.
Berikut adalah perbedaan dari ragam bahasa lisan dan bahasa tulisan.
a. Ragam lisan menghendaki adanya lawan bicara yang siap mendengar apa
yang diucapkan oleh seseorang, sedangkan ragam tulis tidak selalu
memerlukan “lawan bicara” yang siap membaca apa yang dituliskan oleh
seseorang.
b. Pada ragam lisan, unsur- unsur fungsi gramatikal seperti subjek, predikat,
objek dan keterangan tidak selalu dinyatakan dengan kata- kata. Unsurunsur itu sering dapat dinyatakan dengan bantuan gerak tubuh dan mimik
muka. Pada ragam tulis, fungsi- fungsi gramatikal harus dinyatakan
secara eksplisit agar orang yang membaca suatu tulisan- misalnya dalam
surat kabar, majalah, atau buku- dapat memahami maksud penulisnya.
c. Ragam lisan terikat pada situasi, kondisi, ruang dan waktu. Sedangkan
ragam tulis tidak terikat pada situasi, kondisi, ruang dan waktu. Isi
pembicaraan dalam suatu rapat misalnya, baru dapat dipahami oleh
seseorang secara penuh bila ia hadir dan turut terlibat dalam situasi,
kondisi, ruang dan waktu penyelenggaraan rapat yang dimaksud. Tidak
demikian halnya dengan ragam tulis. Karya tulis seseorang dapat dibaca
dan dimengerti oleh orang lain pada situasi, kondisi, ruang dan waktu
yang berbeda- beda.
d. Pada ragam lisan makna dipengaruhi oleh tinggi- rendah dan panjangpendeknya nada suara, sedangkan pada ragam tulis makna ditentukan
terutama oleh pemakaian tanda baca.
2. Ragam Bahasa Berdasarkan Waktu
Berdasarkan waktu terdapat ragam bahasa lama dan ragam bahasa
baru. Ragam bahasa lama lazim digunakan dalam penulisan naskah- naskah
lama (kuno). Raga mini perlu dipahami oleh orang- orang yang ingin
mengkaji peristiwa- peristiwa masa lalu. Misalnya bahasa- bahasa yang
terdapat dalam kodekologi (naskah kuno). Sedangkan ragam bahasa baru

ditandai dengan penggunaan kata- kata baru, ejaan yang disempurnakan
mengepresikan ilmu pengetahuan dan teknologi modern seperti internet,
jaringan dan seluler.
3. Ragam Bahasa Berdasarkan Pesan Komunikasi
Ragam berdasarkan pesan komunikasi ini tebagi berdasarkan pada
sarana komunikasinya. Ragam- ragam tersebut adalah: ragam bahasa ilmiah,
ragam bahasa non ilmiah, ragam bahasa pidato, ragam bahasa tulis, ragam
bahasa sastra, dan ragam bahasa berita.
a. Ragam Bahasa Ilmiah
Ragam bahasa ilmiah adalah sarana verbal yang efektif, efisien, baik
dan benar. Raga mini lazim digunakan untuk mengkomunikasikan proses
kegiatan dan hasil penalaran ilmiah. Ada beberapa ciri- ciri ragam bahasa
ilmiah, yakni:
1) Struktur kalimat jelas dan bermakna lugas.
2) Struktur wacana bersifat formal, mengacu pada standar konvensi
naskah.
3) Singkat, berisi analisis dan pembuktian, menyajikan konsep secara
lengkap.
4) Cermat dalam menggunakan unsur baku istilah/ kata, ejaan, bentuk
kata, kalimat paragraph dan wacana.
5) Cermat dan konsisten menggunakan penalaran dari penentuan topic,
pendahuluan, deskripsi teori, deskripsi data, analisis data, hasil
analisis, sampai pada simpulan dan saran.
6) Menggunakan istilah khusus yang bersifat teknis dalam bidang ilmu
tertentu.
7) Objektif, dapat diukur keberadaannya secara terbuka oleh umum,
menghindarkan bentuk pesona, dan ungkapan subjektif.
8) Konsisten

dalam

pambahasan

topic,

pengendalian

variabel,

permasalahan, tujuan, penalaran, istilah, sudut pandnag, pendahuluan,

landasan teori, deskripsi data, analisis data, hasil penelitian, sampai
pada simpulan dan saran.
Materi ragam bahasa ilmiah digunakan dalam kajian ilmu
pengetahuan dan teknologi yang terkait dengan penulisan upaya
pencarian, penemuan, pengolahan, dokumentasi, analisis, atau publikasi
dalam bentuk: proposal penelitian, reproduksi suatu konsep, pembuktian
suatu kebenaran teori, temuan teori baru, pengembangan teori sehingga
menghasilkan temuan teori baru atau konsep yang belum pernah ada.
b. Ragam Bahasa Pidato
Ragam pidato dipengaruhi oleh tujuan, situasi dan pendekatan isi
pidato. Pidato resmi menyajikan materi- materi yang bersifat mulia dan
kebenaran yang bersifat universal. Bahasa yang digunakan yakni ragam
lisan baku tanpa unsur kedaerahan, menggunakan lafal yang benar,
struktur kalimat yang sesuai dengan tata bahasa. Misalnya pidato
Presiden menyambut tamu Negara. Sedangkan pidato tidak resmi, pidato
ilmiah menyajikan kebenaran fakta yang bersifat objektif, universal
dengan ragam bahasa lisan baku yang serba terukur kebenarannya.
Misalnya presentasi skripsi, tesis, laporan penelitian dan sebagainya.
Macam- macam ragam pidato:
1) Ragam Pidato Ilmiah
Pidato ilmiah terdiri atas beberapa jenis, antara lain presentasi
makalah, sripsi, tesis, disertasi dan pengukuhan guru besar. Penulisan
ilmiah dilanjutkan dengan presentasi ilmiah. Untuk mendapatkan hasil
yang optimal, presentasi ilmiah harus memperhatikan etika ilmiah,
ketentuan lembaga, kemampuan personal dan kemampuan teknis, dan
kemampuan keunggulan prilaku.
2) Ragam Pidato Resmi

Pidato resmi memiliki beberapa pengertian yakni resmi karena
situasinya; karena kemuliaan isi; karena informasi dan kekhidmatan
situasi penyampaian dalam suatu acara.
3) Ragam Bahasa Tulis
Ragam bahasa tulis resmi ditandai oleh penggunaan fungsifungsi gramatika; menggunakan bentuk yang lengkap; menggunakan
imbuhan eksplisit; penggunaan kata ganti yang baku; penggunaan pola
frase baku; menggunakan ejaan yang baku.
4) Ragam Bahasa Sastra
Ragam sastra adalah ragam yang mengutamakan unsur- unsur
keindahan seni. Penulis cenderung menekankan gaya simbolik dengan
memadukan unsur instrinsik dan ekstrinsik. Raga mini sering juga
digunakan dalam iklan produk komersial, terutama dalam upaya
menyentuh perasaan konsumen yang menekankan kesenangan,
keindahan, kenyamanan, dan lain- lain. Beda bahasa sastra dan iklan
terletak pada tujuannya. Sastra untuk menyenangkan pembaca.
Sedangkan iklan bersifat persuasive agar pembaca atau pendengar
membeli produknya.
5) Ragam Bahasa Berita
Ragam bahasa berita lazim digunakan dalam pemberitaan seperti
di media elektronik, media cetak dan jurnal. Bahasa berita menyajikan
fakta secara utuh dan objektif. Untuk menjamin objektifitas berita,
penyaji tidak menambah atau mengurangi fakta yang disajikan.
D. Konsep Bahasa yang Baik dan Benar
Bahasa sudah dapat dikatakan baik apabila maknanya dapat dipahami
oleh orang yang berkomunikasi dan ragamnya sudah sesuai dengan situasi saat
bahasa itu digunakan. Orang yang berhadapan dengan sejumlah lingkungan

hidup harus memilih salah satu ragam yang cocok dengan situasi itu.
Pemanfaatan ragam yang tepat dan serasi menurut golongan penutur dan jenis
pemakaian bahasa itulah yang disebut bahasa yang baik atau tepat. Bahasa
yang harus mengenai sasarannya tidak selalu perlu beragam baku. Bahasa
dengan ragam nonformal yang dipakai oleh mahasiswa sewaktu mengobrol
dengan temannya di kantin, di pondokan, di lapangan olahraga adalah salah
satu contoh bahasa yang baik. Karena bahasa dikatakan tidak baik apabila
maknanya sulit atau tidak dapat dipahami oleh orang yang sedang
berkomunikasi.
Sedangkan bahasa yang benar adalah bahasa yang memiliki ragam
formal dan taat pada kaidah bahasa baku. Yang dapat dijadikan contoh bahasa
yang benar adalah bahasa yang dipakai oleh dosen pada waktu memberikan
pelajaran kuliah; bahasa yang dipakai dalam rapat formal; bahasa dalam sidang
pengadilan; bahasa dalam seminar ilmiah; bahasa dalam siaran berita RRI/
TVRI dan media sejenisnya. Bahasa yang benar dengan sendirinya tergolong
baik jika sesuai dengan situasi pemakaiannya. Bahasa yang benar pun menjadi
tidak baik kalau tidak sesuai dengan situasi pemakaiannya (misalnya sesama
teman dalam suasana santai memakai ragam formal).
Jadi bahasa yang baik dan benar adalah bahasa yang maknanya dapat
dipahami dan sesuai dengan situasi pemakaiannya, serta tidak menyimpang
dari kaidah bahasa baku. Yang perlu dicatat dan dipahami oleh pemakai bahasa
adalah kewajiban mempertimbangkan situasi sebelum menetapkan pilihan
ragam bahasa yang dipakai. Selanjutnya, ragam bahasa akan mengindikasikan
bahasa Anda tergolong baik saja, benar saja, atau baik dan juga benar.8

8 Lamudin Finoza; op.cit,. h. 16-17

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Sumber dari bahasa indonesia adalah bahasa Melayu.
2. Bahasa Indonesia secara sosiologis resmi digunakan sebagai bahasa
persatuan pada tanggal 28 Oktober 1928. Namun secara Yuridis Bahasa
Indonesia di akui setelah kemerdekaan Indonesia yaitu pada tanggal 18
Agustus 1945.
3. Bahasa Melayu di angkat menjadi bahasa indonesia karena bahasa melayu
telah digunakan sebagai bahasa pergaulan (lingua franca) di nusantara dan
bahasa melayu sangat sederhana dan mudah dipelajari serta tidak memiliki
tingkatan bahasa.
4. Bahasa indonesia memiliki kedudukan sebagai bahasa persatuan dan bahasa
negara.
5. Seiring dengan perkembangannya bahasa indonesia memiliki banyak ragam
dan variasi namun semua menambah kekayaan bahasa Indonesia sendiri.
6. Terdapat konsep untuk bisa berbicara bahasa Indonesia yang baik dan benar.
B. Saran
Sebagaimana yang kita ketahui bahasa Indonesia sumbernya adalah
bahasa melayu. Sebagai bangsa yang besar selayaknyalah kita menghargai
nilai-nilai sejarah tersebut dengan tetap menghormati bahasa melayu. Melihat
perkembangan bahasa Indonesia saat ini yang mana masih
memiliki kekurangan, kami berharap kepada semua warga
Indonesia untuk menumbuhkan rasa cinta terhadap bahasa
Indonesia serta menggunakan bahasaIndonesia dengan baik
dalam kehidupan sehari-hari.

DAFTAR PUSTAKA
Lamudin Finoza, Komposisi Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa Nonjurusan
Bahasa Edisi Revisi 4, Diksi, Jakarta, 2010
Nursalim, 2007. Pengantar Kemampuan Berbahasa Indonesia Berbasis
Kompetensi. Pekanbaru; Infinite.