penilaian proses dan hasil belajar

Penilaian Proses dan Hasil Belajar | 1

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Penilaian hasil belajar merupakan salah satu kegiatan dalam dunia pendidikan yang
penting. Pada satu sisi, dengan penilaian hasil belajar yang dilakukan dengan baik dapat
diketahui tingkat kemajuan belajar siswa, kekurangan, kelebihan, dan posiisi siswa dalam
kelompok. Pada sisi yang lain, penilaian hasil belajar yang baik akan merupakan feed
back bagi guru/dosen untuk mengevaluasi tingkat keberhasilan proses belajar mengajar.
Idiealnya, penilaian pada bidang apapun dilakukan dengan menggunakan prosedur
dan instrumen yang standar. Prosedur yang standar adalah suatu prosedur penilaian yang
dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah tertentu dan perlakukan yang adil pada
siswa dengan mempertimbangankan situasi waktu, tempat, dan berbagai keragaman pada
siswa. Sedangkan instrumen yang standar adalah instrumen yang disusun menggunakan
prosedur pengembangan instrumen yang baku dan dapat dipertanggungjawabkan tingkat
validitas dan reliabilitasnya.
Penilaian otentik merupakan ciri khas kuriulum 2013. Pelaksanaannya mengukur
masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran (Permendikbud 81a 2013).
Melaksanakan penilaian autentik, seperti yang dijelaskan dalam paduan penilaian proses dan

hasil belajar dari Direktorat PSMA menyatakan bahwa dalam melaksanakan penilaian
autentik guru hendaknya memperhatikan tujuh kriteria berikut:
1.

Dilakukan secara menyeluruh untuk menilai masukan, proses, dan keluaran
pembelajaran.

2.

Terpadu dengan pembelajaran.

3.

Menilai kesiapan, proses, dan hasil belajar peserta didik secara utuh.

4.

Meliputi ranah sikap , keterampilan, dan pengetahuan.

5.


Relevan dengan pendekatan ilmiah dalam pembelajaran.

6.

Tidak hanya mengukur yang siswa ketahui, tetapi mengukur yang peserta didik lakukan.

1

Penilaian Proses dan Hasil Belajar | 2

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian diatas, kami akan mencoba menggali pada fokus masalah
penilaian, yang akan dirumuskan sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan proses dan hasil belajar ?
2. Bagaimana cara-cara penilaian sikap dalam proses dan hasil belajar siswa sesuai
Kurikulum 2013 ?
3. Bagaimana cara-cara penilaian Pengetahuan dalam proses dan hasil belajar siswa
sesuai Kurikulum 2013 ?
4. Bagaimana cara-cara penilaian Keterampilan dalam proses dan hasil belajar siswa

sesuai Kurikulum 2013 ?
C. TUJUAN DAN MANFAAT
Adapun tujuan dan manfaat dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas mata kuliah Evaluasi Pembelajaran, dan juga sebagai bahan informasi bagi mahasiswa
dalam memahami penilaian proses dan hasil belajar sesuai dengan Kurikulum 2013.

2

Penilaian Proses dan Hasil Belajar | 3

BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PROSES DAN HASIL BELAJAR
1. Pengertian Proses
Proses belajar adalah tahapan perubahan perilaku kognitif afektif dan psikomotorik
yang terjadi dalam diri seseorang. Perubahan tersebut bersifat positif dalam berorientasi
kearah yang maju dari pada keadaan sebelumnya.
Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk semua jenjang pendidikan
dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan ilmiah (scientific approach).Proses
pembelajaran harus menyentuh tiga ranah, yaitu sikap (attitude), keterampilan (skill), dan

pengetahuan (knowledge). Dalam proses pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah, ranah
sikap menggamit transformasii substansi atau materi ajaragar peserta didik tahu tentang
‘’mengapa’’ Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar
peserta didik tahu tentang ‘’bagaimana’’ . Ranah pengetahuan menggamit transformasi
substansi atau materiajar agar peserta didik tahu tentang ‘apa’ . Hasil akhirnya adalah
peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft
skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak
(hard skills) dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensii sikap, keterampilan dan
pengetahuan.

Kurikulum

2013

menekankan

pada

dimensi


pedagogik

modern

dalampembelajaran yaitu menggunakan pendekatan ilmiah.
Pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud
meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba, membentuk jejaring untuk semua mata pelajaran.
2. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Nana Sudjana (2009:
3) mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai
hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Dimyati dan Mudjiono (2006: 3-4) juga menyebutkan hasil belajar merupakan
hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar
diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan
3

Penilaian Proses dan Hasil Belajar | 4

berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar. Benjamin S. Bloom (Dimyati dan
Mudjiono, 2006: 26-27) menyebutkan enam jenis perilaku ranah kognitif, sebagai berikut:

a) Pengetahuan, mencapai kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajari dan
tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu berkenaan dengan fakta, peristiwa, pengertian
kaidah, teori, prinsip, atau metode.
b) Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan makna tentang hal yang
dipelajari.
c) Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk menghadapi
masalah yang nyata dan baru. Misalnya, menggunakan prinsip.
d) Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian
sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik. Misalnya mengurangi
masalah menjadi bagian yang telah kecil.
e) Sintesis, mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru. Misalnya kemampuan
menyusun suatu program.
f) Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal berdasarkan
kriteria tertentu. misalnya, kemampuan menilai hasil ulangan.
Berdasarkan pengertian hasil belajar di atas, disimpulkan bahwa hasil belajar adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya.
Kemampuan-kemampuan tersebut mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil
belajar dapat dilihat melalui kegiatan evaluasi yang bertujuan untuk mendapatkan data
pembuktian yang akan menunjukkan tingkat kemampuan siswa dalam mencapai tujuan
pembelajaran

Di dalam Kurikulum 2013, kompetensi inti (KI) dirumuskan menjadi 4 bagian yaitu:
1.

KI-1: kompetensi inti sikap spiritual.

2.

KI-2: kompetensi inti sikap sosial.

3.

KI-3: kompetensi inti pengetahuan.

4.

KI-4: kompetensi inti keterampilan.
Pada tiap materi pokok tertentu akan terdapat rumusan KD untuk masing-masing
aspek KI. Jadi, pada suatu materi pokok tertentu, akan selalu muncul 4 KD sebagai berikut:

1.


KD pada KI-1: aspek sikap spiritual (untuk matapelajaran tertentu bersifat generik,

artinya berlaku untuk seluruh materi pokok).
4

Penilaian Proses dan Hasil Belajar | 5

2.

KD pada KI-2: aspek sikap sosial (untuk matapelajaran tertentu bersifat relatif generik,

namun beberapa materi pokok tertentu ada KD pada KI-3 yang berbeda dengan KD lain pada
KI-2).
3.

KD pada KI-3: aspek pengetahuan

4.


KD pada KI-4: aspek keterampilan
Penilaian yang harus dilakukan adalah mencakup keempat kompetensi inti tersebut.
3. Metode dan Instrumen Penilaian dalam Kurikulum 2013
Bermacam-macam metode dan instrumen baik dalam bentuk formal maupun
nonformal dipergunakan pada kegiatan penilaian dalam rangka mengumpulkan informasi.
Informasi yang dikumpulkan menyangkut semua perubahan yang terjadi baik secara
kualitatif maupun kuantitatif. Penilaian dapat dilakukan selama pembelajaran berlangsung
(penilaian proses) dan setelah pembelajaran usai dilaksanakan (penilaian hasil/produk).
a) Penilaian Nonformal/Informal
Penilaian nonformal bisa berupa komentar-komentar guru yang diberikan/diucapkan
selama proses pembelajaran. Saat seorang peserta didik menjawab pertanyaan guru, pada
waktu siswa atau beberapa siswa mengajukan pertanyaan kepada guru atau temannya, atau
saat seorang siswa memberikan komentar terhadap jawaban guru atau siswa lainnya, dengan
demikian berarti guru telah melakukan penilaian nonformal/informal terhadap performansi
siswa tersebut.
b) Penilaian Formal
Penilaian proses formal adalah sebaliknya dari penilaian informal. Penilaian formal
adalah teknik pengumpulan informasi yang didesain untuk mengidentifikasi dan merekam
pengetahuan dan keterampilan siswa. Tidak sama dengan penilaian proses informal, penilaian
proses formal merupakan kegiatan yang disusun dan dilakukan secara sistematis dengan

tujuan untuk membuat suatu simpulan tentang kemajuan siswa.

Jenis penilaian yang dapat digunakan oleh pendidik untuk menilai kompetensi
pengetahuan, kompetensi keterampilan, dan kompetensi sikap adalah penilaian otentik.
5

Penilaian Proses dan Hasil Belajar | 6

Penilaian

otentik adalah penilaian perilaku peserta didik secara multi-dimensional pada

situasi nyata. Penilaian seperti ini tidak hanya menggunakan tes kertas pensil atau tes tertulis
saja tetapi juga menggunakan berbagai metode, misalnya tes perbuatan, pemberian tugas,
dan portofolio. Hargreaves dan Lorna Earl (2002) menjelaskan bahwa penilaian otentik
mampu memotivasi peserta didik untuk lebih bertanggungjawab atas belajar mereka sendiri,
membuat penilaian merupakan bagian integral dari proses pembelajaran, mendorong peserta
didik untuk lebih berkreasi dan menerapkan pengetahuannya daripada hanya sekedar melatih
ingatan.
Panduan praktis di atas sesuai dengan hasil analisis Jon Mueller sebagaimana yang

dapat dilihat pada table di bawah ini.
PENILAIAN TRADISIONAL
PENILAIAN AUTENTIK
Memilih/Merespon: Siswa memililh Melaksanakan kegiatan: Siswa melakukan
jawaban, menentukan pilihan, dan aktivitas
menjawab dengan uraian.
Dikondisikan: Aktivitas

yang

sesungguhnya

sehingga

memperoleh pengalaman belajar.
siswa Kenyataan Hidup: Guru menilai kenyataan

dikondisikan sesuai dengan keinginan yang

sesungguhnya

siswa

lakukan

pada

penguji, seperti memilih jawaban kehidupan nyata dalam waktu pendek.
yang dikodisikan guru.
Mengingat/
Menyatakan:
mengingat

atau

Siswa Konstruksi/Aplikasi: Penilaian

menyatakan memperhatikan

informasi yang mereka kuasai.
Struktur

menganalisis

atau

mengaplikasikan ilmu dalam proses berkreasi,

berinovasi atau mencipta.
Guru: Siswa Struktur Perilaku Dikembangkan Siswa:

Dirancang

perlu

siswa

Autentik

berhati-hati

untuk Penilaian autenik memberi ruang kepada

mengembangkan struktur yang guru siswa

mengembangkan konstruksi

sesuai

harapkan, memenuhi target seperti dengan keinginannya
yang guru inginkan.
Bukti
Tidak
Langsung: Dalam Bukti Langsung: Dalam penilaian autentik
penilaian

tradisional

melalui

tes guru memperoleh bukti langsung tentang

pilihan ganda, misalnya, memperoleh perkembangan kompetensi yang ditunjukkan
bukti

kompetensi

siswa

tidak siswa secara langsung

langsung
6

Penilaian Proses dan Hasil Belajar | 7

Disarikan dari :Jon Mueller: http://jfmueller.faculty.noctrl.edu/toolbox/whatisit.htm
Pada panduan pelaksanaan Kurikulum 2013, Pemendikbud 81A, menjelaskan bahwa
yang menjadi sasaran penilaian ialah proses dan hasil belajar siswa. Penilaian proses meliputi
aktivitas

mengamati,

menanya;

mengumpulkan

informasi,

mengasosiasi,

dan

mengkomunikasikan. Yang termasuk aktivitas dalam mengamati adalah menyimak,
membaca, dan melihat.
Data hasil penilaian meliputi data perkembangan belajar siswa dalam proses
pelaksanaan belajar sehari-hari hasil pengamatan guru, penilaian diri, dan penilaian teman,
hasil ulangan harian lisan maupun tulisan, nilai hasil karya, dan nilai tugas yang terhimpun
menjadi nilai portofolio.
Di bagian lain, Hargreaves dan Lorna Earl (2002) memaparkan hasil penelitiannya
bahwa: (1) guru lebih senang menggunakan penilaian otentik karena soal yang digunakan
tidak harus diuji-coba terlebih dahulu, (2) dengan penilaian otentik dapat dibangun
pemahaman kolaboratif antara guru, peserta didik, dan orang tua karena penilaian otentik
menilai setiap kegiatan peserta didik dan kadang-kadang melibatkan orang tua, dan (3)
penilaian otentik juga
Instrumen yang digunakan dalam penilaian harus memenuhi persyaratan:
1) substansi yang merepresentasikan kompetensi yang dinilai;
2) konstruksi yang memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk instrumen
yang digunakan; dan
3) penggunaan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai dengan tingkat
perkembangan peserta didik.
Persyaratan ini dapat terpenuhi manakala instrumen ditulis didasarkan langkahlangkah baku, yakni: (a) menulis kisi-kisi, (b) menulis butir soal, dan (c) menelaah butirbutir instrumen. Langkah-langkah ini adalah langkah minimum yang harus dilakukan agar
butir-butir instrumen dikatakan baik. Untuk ujian skala besar, setelah ditelaah dan direvisi,
maka instrumen itu harus diuji- cobakan untuk melihat bukti empirik validitas dan reliabilitas
instrumen tersebut.
B. PENILAIAN SIKAP
1. Penilaian Sikap

7

Penilaian Proses dan Hasil Belajar | 8

Penilaian sikap adalah penilaian terhadap perilaku dan keyakinan siswa terhadap
suatu obyek, fenomena, atau masalah. Sikap dapat dibentuk dan merupakan ekspresi
perasaan, nilai, atau pandangan hidup yang terkait dengan kecenderungan bertindak
seseorang dalam merespon sesuatu/objek. Sikap terdiri dari tiga komponen, yakni: komponen
afektif, komponen kognitif, dan komponen konatif. Komponen afektif adalah perasaan yang
dimiliki oleh seseorang atau penilaiannya terhadap sesuatu objek. Komponen kognitif adalah
kepercayaan atau keyakinan seseorang mengenai objek. Adapun komponen konatif adalah
kecenderungan untuk berperilaku atau berbuat dengan cara-cara tertentu berkenaan dengan
kehadiran objek sikap.
2. Penilaian Sikap Spritual dan Sosial Evaluasi
Penilaian terhadap sikap dibagi dalam dua kompetensi sikap yaitu sikap spiritual dan
sikap sosial. Kurikulum 2013 membagi kompetensi sikap menjadi dua, yaitu sikap spiritual
yang terkait dengan pembentukan peserta didik yang beriman dan bertakwa, dan sikap sosial
yang terkait dengan pembentukan peserta didik yang berakhlak mulia, mandiri, demokratis,
dan bertanggung jawab. Kompetensi sikap spiritual mengacu pada KI-1: Menghargai dan
menghayati ajaran agama yang dianutnya , sedangkan kompetensi sikap sosial mengacu
pada KI-2: Menghargai dan meng-hayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Teknik Penilaian Sikap
a) Teknik Observasi
Kemendikbud (2013) menjelaskan bahwa observasi merupakan teknik penilaian yang
dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung
maupun tidak langsung dengan menggunakan pedoman observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati. Observasi dilaksanakan oleh guru secara langsung tanpa
perantara orang lain. Sedangkan observasi tidak langsung dengan bantuan orang lain, seperti
guru lain, orang tua, siswa, dan karyawan sekolah.
Teknik penilaian observasi dapat digunakan untuk menilai ketercapaian sikap spiritual
dan sikap sosial. Pengembangan teknik penilaian observasi untuk menilai sikap spiritual dan
8

Penilaian Proses dan Hasil Belajar | 9

sikap sosial berasarkan pada kompetensi inti kedua ranah ini. Sikap spiritual ditunjukkan
dengan perilaku beriman, bertaqwa, dan bersyukur. Sedangkan sikap sosial adalah sikap
jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, dan percaya diri
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya. Sikap spiritual dan sikap sosial dalam kompetensi ini
dijabarkan secara spesifik dalam kompetensi dasar. oleh karena itu sikap yang diobservasi
juga memperhatikan sikap yang dikembangkan dalam kompetensi dasar.
Bentuk instrumen yang digunakan untuk observasi adalah pedoman observasi yang
berupa daftar cek atau skala penilaian ( rating scale ) yang disertai rubrik. Daftar cek
digunakan untuk mengamati ada tidaknya suatu sikap atau perilaku. Sedangkan skala
penilaian menentukan posisi sikap atau perilaku siswa dalam suatu rentangan sikap.
Pedoman observasi secara umum memuat pernyataan sikap atau perilaku yang
diamati dan hasil pengamatan sikap atau perilaku sesuai kenyataan. Pernyataan memuat sikap
atau perilaku yang positif atau negatif sesuai indikator penjabaran sikap dalam kompetensi
inti dan kompetensi dasar.
b) Teknik Penilaian Diri Sendiri
Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik
mengemuka- kan kelebihan dan kekurangan dirinya, penguasaan kompetensi yang
ditargetkan, dan menghargai, menghayati serta pengamalan perilaku berkepribadian Jujur,
Jujur adalah perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang
selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
Skala Likert adalah skala yang dapat dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat,
dan persepsi seseorang atau sekelompok orang mengenai suatu gejala atau fenomena
pendidikan. Dalam skala Likert terdapat dua bentuk pernyataan yaitu pernyataan positif yang
berfungsi untuk mengukur sikap positif, dan pernyataan negative yang berfungsi untuk
mengukur sikap negative objek sikap.
c) Teknik Penilaian diri Terbuka

9

P e n i l a i a n P r o s e s d a n H a s i l B e l a j a r | 10

Peserta didik mampu untuk menentukan sikap terhadap suatu situasi atau pernyataan
yang membutuhkan tanggapan, lengkap dengan alasan terhadap pilihannya tersebut. Teknik
ini menuntut siswa berani untuk mengungkapkan pendapat pribadi dari masing-masing
siswa. Guru bisa memilah jawaban-jawaban siswa yang mampu mengarahkan siswa untuk
menentukan pilihan yang posistif dalam hidup mereka.
d) Skala Semantic Differential
Skala diferensial yaitu skala untuk mengukur sikap, tetapi bentuknya bukan pilihan
ganda maupun checklist, tetapi tersusun dalam satu garis kontinum di mana jawaban yang
sangat positif terletak dibagian kanan garis, dan jawaban yang sangat negative terletak di
bagian kiri garis, atau sebaliknya. Data yang diperoleh melalui pengukuran dengan skala
semantic differential adalah data interval. Skala bentuk ini biasanya digunakan untuk
mengukur sikap atau karakteristik tertentu yang dimiliki seseorang.
e) Penilaian Antarteman
Penilaian antar peserta didik merupakan teknik penilaian dengan cara meminta
peserta didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi. Aspek kompetensi
yang dinilai adalah kompetensi inti spritual yaitu menghargai dan menghayati ajaran agama
yang dianutnya, dan kompetesi inti sosial yaitu perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, dan percaya diri.
Instrumen yang digunakan untuk penilaian antarpeserta didik adalah daftar cek dan
skala penilaian ( rating scale ) dengan teknik sosiometri berbasis kelas. Guru dapat
menggunakan salah satu dari keduanya atau menggunakan dua-duanya.
Instrumen ini digunakan sebagai cross check terhadap hasil penilaian diri yang
dilakukan oleh peserta didik. Daftar cek disusun oleh pihak sekolah dan dapat diperbaiki atau
disempurnakan setiap semester. Instrumen daftar cek yang disediakan oleh sekolah sekurangkurangnya 10 eksemplar untuk setiap peserta didik atau 20% dari jumlah peserta didik dalam
satu rombongan belajar. Peserta didik dinilai oleh teman satu kelasnya.
f) Jurnal Harian

10

P e n i l a i a n P r o s e s d a n H a s i l B e l a j a r | 11

Teknik penilaian selanjutnya adalah Jurnal Harian. Jurnal merupakan catatan pendidik
di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan
kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku. Guru memberikan
penilaian kepada peserta didik dengan memberikan deskripsi terhadap sikap dan perilaku
peserta didik khususnya berkaitan dengan Kompetensi Inti 1 (yang mencakup menghargai
dan menghayati ajaran agama yang dianutnya) dan Kompetensi Inti 2 (yaitu menghargai dan
menghayati perilaku Jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong),
santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya).
Teknik jurnal harian memiliki kelebihan dimana peristiwa/kejadian dicatat dengan
segera. Dengan demikian, jurnal bersifat asli dan objektif dan dapat digunakan untuk
memahami siswa dengan lebih tepat. sementara itu, kelemahan yang ada pada jurnal adalah
reliabilitas yang dimiliki rendah, menuntut waktu yang banyak, perlu kesabaran dalam
menanti munculnya peristiwa sehingga dapat menggang-gu perhatian dan tugas guru, apabila
pencatatan tidak dilakukan dengan segera, maka objekti-vitasnya berkurang.
Pencatatan peristiwa pribadi dalam jurnal, membutuhkan perhatian khusus dan guru
perlu mengenal dan memperhatikan perilaku peserta didik baik di dalam kelas maupun di
luar kelas. Aspek-aspek pengamatan ditentukan terlebih dahulu oleh guru sesuai dengan
karakteristik mata pelajaran yang diajar. Aspek-aspek pengamatan yang sudah ditentukan
tersebut kemudian dikomunikasikan terlebih dahulu dengan peserta didik di awal semester.
C. PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI PENGETAHUAN
1. Pengertian
Penilaian pencapaian kompetensi pengetahuan merupakan bagian dari penilaian
pendidikan. Dalam lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud)
Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan dijelaskan bahwa penilaian
pendidikan merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik yang mencakup: penilaian otentik, penilaian diri,
penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan
akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, dan
ujian sekolah/madrasah. Penilaian pencapaian kompetensi peserta didik mencakup
11

P e n i l a i a n P r o s e s d a n H a s i l B e l a j a r | 12

kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan secara berimbang sehingga
dapat digunakan untuk menentukan posisi relatif setiap peserta didik terhadap standar yang
telah ditetapkan.
Adapaun penilaian pengetahuan dapat diartikan sebagai penilain potensi intelektual
yang terdiri dari tahapan mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, mensintesis,
dan mengevaluasi (Anderson & Krathwohl, 2001).Seorang pendidik perlu melakukan
penilaian untuk mengetahui pencapaian kompetensi pengetahuan peserta didik. Penilaian
terhadap pengetahuan peserta didik dapat dilakukan melalui tes tulis, tes lisan, dan
penugasan. Kegiatan penilaian terhadap pengetahuan tersebut dapat juga digunakan sebagai
pemetaan kesulitan belajar peserta didik dan perbaikan proses pembelajaran. Pedoman
penilaian kompetensi pengetahuan ini dikembangkan sebagai rujukan teknis bagi pendidik
untuk melakukan penilaian sebagaimana dikehendaki dalam Permendikbud Nomor 66 Tahun
2013.
2. Cakupan Penilaian Pengetahuan
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang
Standar Penilaian Pendidikan dalam lampirannya menuliskan bahwa untuk semua mata
pelajaran, Kompetensi Inti yang harus dimiliki oleh peserta didik pada ranah pengetahuan
adalah memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya terkait fenomena dan
kejadian tampak mata.
a. Pengetahuan Faktual
Pengetahuan faktual berisi konvensi (kesepakatan) dari elemen-elemen dasar
berupa istilah atau simbol (notasi) dalam rangka memperlancar pembicaraan dalam suatu
bidang disiplin ilmu atau mata pelajaran (Anderson, L. & Krathwohl, D. 2001).
Pengetahuan faktual meliputi aspek-aspek pengetahuan istilah, pengetahuan khusus dan
elemen-elemennya berkenaan dengan pengetahuan tentang peristiwa, lokasi, orang,
tanggal, sumber informasi, dan sebagainya. Sebagai contoh dari pengetahuan faktual
adalah sebagai berikut:
1) pengetahuan tentang langit, bumi, dan matahari
12

P e n i l a i a n P r o s e s d a n H a s i l B e l a j a r | 13

2) pengetahuan tentang fakta-fakta mengenai kebudayaan dan pranata sosial
3) pengetahuan tentang karya tulis ilmiah dalam bentuk buku dan jurnal
4) pengetahuan tentang simbol-simbol dalam peta
5) pengetahuan tentang matahari yang mengeluarkan sinar panas
6) pengetahuan tentang fakta-fakta yang penting dalam bidang kesehatan
7) pengetahuan tentang desa dan kota
8) pengetahuan tentang bola dan bentuk peralatan olahraga lainnya
9) pengetahuan tentang berbagai tindakan kriminal di masyarakat
10) lambang-lambang dalam matematika seperti, lambang “5”, “+”, “”, dan “”
11) pengetahuan tentang berbagai bentuk lukisan yang dipamerkan.’’
b. Pengetahuan Konseptual
Pengetahuan konseptual memuat ide (gagasan) dalam suatu disiplin ilmu yang
memungkinkan orang untuk mengklasifikasikan sesuatu objek itu contoh atau bukan
contoh, juga mengelompokkan (mengkategorikan) berbagai objek. Pengetahuan
konseptual meliputi prinsip (kaidah), hukum, teorema, atau rumus yang saling berkaitan
dan terstruktur dengan baik (Anderson, L. & Krathwohl, D. 2001). Pengetahuan
konseptual meliputi pengetahuan klasifikasi dan kategori, pengetahuan dasar dan umum,
pengetahuan teori, model, dan struktur. Contoh pengembangan konsep yang relevan
misalnya sebagai berikut:
1) pengetahuan tentang teori evolusi dan rotasi bumi;
2) pengetahuan tentang macam-macam hubungan interaksi dan sistem sosial;
3) pengetahuan tentang struktur kalimat yang benar dan bagian-bagiannya
4) pengetahuan tentang fungsi peta dalam geografi
5) pengetahuan tentang hukum-hukum fisika dasar
6) pengetahuan tentang makanan sehat
7) pengetahuan tentang prinsip-prinsip pemerintahan desa
8) pengetahuan tentang prinsip-prinsip pertandingan dan perlombaan dalam olahraga
9) pengetahuan tentang dasar-dasar pengembangan karakter mulia
10) pengetahuan tentang penjumlahan dan pengurangan
11) pengetahuan tentang prinsip-prinsip dasar melukis.
13

P e n i l a i a n P r o s e s d a n H a s i l B e l a j a r | 14

c. Pengetahuan Prosedural
Pengetahuan prosedural adalah pengetahuan tentang bagaimana urutan langkahlangkah dalam melakukan sesuatu. Pengetahuan prosedural meliputi pengetahuan dari
umum ke khusus dan algoritma, pengetahuan metode dan teknik khusus dan pengetahuan
kriteria untuk menentukan penggunaan prosedur yang tepat (Anderson, L. & Krathwohl,
D. 2001). Contoh pengetahuan prosedural antara lain sebagai berikut:
1) pengetahuan tentang prosedur pemanfaatan panas matahari sebagai sumber tenaga
2) pengetahuan tentang prosedur pendirian organisasi sosial
3) pengetahuan tentang mengartikan kata yang didasarkan pada analisis struktur
kalimat
4) pengetahuan tentang langkah-langkah pembuatan gambar peta
5) pengetahuan tentang langkah-langkah pengukuran tegangan listrik
6) pengetahuan tentang pola makan yang baik dan sehat
7) pengetahuan tentang tata cara pemilihan kepala desa
8) pengetahuan tentang langkah-langkah yang benar dalam start pada nomor lari dan
nomor jalan
9) pengetahuan tentang langkah-langkah pengembangan karakter mulia bagi peserta
didik di sekolah
10) pengetahuan tentang langkah-langkah penjumlahan bilangan yang terdiri atas tiga
angka
11) pengetahuan tentang teknik-teknik penerapan dan pembuatan karya lukis
menggunakan cat air di atas kanvas.

3. Perumusan Indikator dan Contoh Indikator
Indikator pencapaian kompetensi pengetahuan dijabarkan dari Kompetensi Dasar
(KD) yang merupakan jabaran dari Kompetensi Inti (KI) di setiap mata pelajaran.
Penyusunan instrumen penilaian ditentukan oleh kata kerja operasional yang ada di dalam
KD dan indikator pencapaian kompetensi yang dirumuskan. Kata kerja operasional pada
indikator juga dapat digunakan untuk penentuan item tes (pertanyaan/soal).
14

P e n i l a i a n P r o s e s d a n H a s i l B e l a j a r | 15

4. Teknik Penilaian dan Bentuk Instrumen
Teknik penilaian kompetensi pengetahuan dilakukan dengan tes tulis, tes lisan, dan
penugasan. Tiap-tiap teknik tersebut dilakukan melalui instrumen tertentu yang relevan.
Teknik dan bentuk instrumen penilaian kompetensi pengetahuan dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 3. Teknik dan Bentuk Instrumen Penilaian
Teknik Penilaian
Tes tulis

Bentuk Instrumen
Pilihan ganda, isian,

Tes lisan
Penugasan

menjodohkan, dan uraian.
Daftar pertanyaan.
Pekerjaan rumah dan/atau tugas yang dikerjakan secara

jawaban

singkat,

benar-salah,

individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas.
Instrumen tes tulis uraian yang dikembangkan haruslah disertai kunci jawaban dan
pedoman penskoran. Pelaksanaan penilaian melalui penugasan setidaknya memenuhi
beberapa syarat, yaitu mengkomunikasikan tugas yang dikerjakan oleh peserta didik,
menyampaikan indikator dan rubrik penilaian untuk tampilan tugas yang baik. Tampilan
kualitas hasil tugas yang diharapkan disampaikan secara jelas dan penugasan mencantumkan
rentang waktu pengerjaan tugas. Berikut ini akan disajikan contoh bentuk instrumen terkait
dengan teknik penilaian tes tulis, tes lisan, maupun penugasan.
5. Pelaksanaan Penilaian
Penilaian kompetenti pengetahuan dapat dilaksanakan sebagai penilaian proses,
penilaian tengah semester dan penilaian akhir semester. Penilaian proses dilakukan melalui
ulangan harian dengan teknik tes tulis, tes lisan dan penugasan yang diberikan selama proses
pembelajaran berlangsung. Cakupan ulangan harian diberikan oleh pendidik untuk seluruh
indikator dari satu kompetensi dasar.
Ulangan tengah semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk
mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8 – 9 minggu kegiatan

15

P e n i l a i a n P r o s e s d a n H a s i l B e l a j a r | 16

pembelajaran. Cakupan ulangan tengah semester meliputi seluruh indikator yang
merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut.
Ulangan akhir semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk
mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester. Cakupan ulangan akhir
semester meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada semester
tersebut. Rincian pelaksanaan penilaian ditampilkan pada tabel berikut:
Tabel 9. Rincian Pelaksanaan Penilaian
Waktu

Cakupan Penilaian

Pelaksanaan

Teknik
Penilaian

Penilaian
Penilaian Proses Seluruh

Bentuk Instrumen
yang

Memungkinkan
indikator Tes tulis,
Tes 

Pilihan ganda, isian,

dari satu kompetensi lisan, Penugasan

jawaban

dasar (KD)

benar-

singkat,
salah,

menjodohkan,

dan

uraian.


Daftar pertanyaan.



Pekerjaan

rumah

dan/atau tugas yang
dikerjakan

secara

individu

atau

kelompok
dengan
Ulangan Tengah Seluruh
Semester

indikator Tes tulis

sesuai
karakteristik

tugas.
Pilihan
ganda,

isian,

yang

jawaban singkat, benar-

merepresentasikan

salah, menjodohkan, dan

seluruh KD selama

uraian.

8-9 minggu kegiatan
belajar mengajar
Ulangan Akhir Seluruh
indikator Tes tulis

Pilihan

Semester

jawaban singkat, benar-

yang

ganda,

isian,

16

P e n i l a i a n P r o s e s d a n H a s i l B e l a j a r | 17

merepresentasikan

salah, menjodohkan, dan

semua

uraian.

KD

pada

semester tersebut
6. Pengolahan Hasil Penilaian
a. Penilaian Proses
Penilaian proses dilakukan melalui ulangan harian dengan teknik tes tulis, tes lisan
dan penugasan yang diberikan selama proses pembelajaran berlangsung. Tes tertulis dapat
berbentuk pilihan ganda, benar salah, menjodohkan, uraian, jawaban singkat.
Jawaban dari instrumen bentuk pilihan ganda, benar salah, menjodohkan, dan
jawaban singkat diskor dengan memberi angka 1 (satu) bagi setiap butir jawaban yang benar
dan angka 0 (nol) bagi setiap butir soal yang salah. Skor yang diperoleh peserta didik untuk
suatu perangkat tes pilihan ganda dihitung dengan rumus:

Nilai Peserta Didik=

skor yang diperoleh peserta didik
x 100
skor total

Jawaban dari instrumen bentuk uraian dapat diskor secara objektif berdasarkan kunci
jawaban dan bobot jawaban yang berbeda dari tiap soal.
Penilaian lisan dinyatakan dalam skor yang diperoleh mengacu pada kriteria penilaian
yang ditetapkan. Pengolahan nilai tes lisan serupa dengan pengolahan nilai tes tulis.
Penilaian proses juga dapat dilakukan melalui penugasan atau pemberian tugas oleh
pendidik. Hasil penugasan dapat digunakan untuk mengukur proses tercapainya kompetensi
pengetahuan, sebagai contoh kompetensi menganalisis suatu konsep dalam sains.
Kompetensi menganalisis pada pengetahuan dapat dilatihkan melalui serangkaian topik yang
diajarkan berdasarkan urutan kompetensi dasar dalam kurikulum.
Semua bentuk penugasan yang diberikan terkait dengan proses melakukan analisis.
Hasil penugasan yang telah dibuat peserta didik baik secara individu ataupun kelompok
ditulis dalam bentuk jawaban tugas yang dilaporkan dan dikumpulkan dalam bentuk
portofolio. Selanjutnya pendidik dapat melakukan penilaian proses terkait dengan
kompetensi analisis, setelah semua tugas tersebut terkumpul. Untuk menilai proses terkait
kompetensi analisis tersebut, pendidik harus mengembangkan rubrik atau kriteria penilaian.
17

P e n i l a i a n P r o s e s d a n H a s i l B e l a j a r | 18

b. Penilaian Tengah Semester dan Penilaian Akhir Semester
Penilaian tengah semester dilakukan dengan teknik penilaian tertulis,

dapat

berbentuk pilihan ganda, benar salah, menjodohkan, uraian, maupun jawaban singkat.
Pendidik dapat melakukan penilaian dengan cara yang relevan untuk tiap teknik yang dipilih,
seperti telah diuraikan pada

bagian penilaian proses pada alinea terdahulu. Dari hasil

penilaian proses, penilaian tengah semester dan penilaian akhir semester, pendidik dapat
mengolah pencapaian kompetensi pengetahuan untuk dilaporkan melalui rapor.
c. Pengelolaan Nilai
1) Penentuan Nilai Penilaian Pengetahuan terdiri atas:
a) Nilai Proses
b) Nilai Ulangan Tengah Semester
c) Nilai Ulangan Akhir Semester Penghintungan nilai laporan pencapaian
kompetensi peserta didik merupakan rata-rata nilai proses, ulangan tengah
semester, ulangan akhir semester yang bobotnya ditentukan oleh satuan
pendidikan.
Contoh penilaian berikut sesuai dengan kriteria dalam penghitungan nilai rapor,
dengan rincian sebagai berikut:
Pembobotan 2 : 1 : 1 (NP : NUTS : NUAS)= Jumlah=4
Nilai Ulangan Harian 1,2 dan 3 = 60, 75, 65
Nilai tugas 1, 2, dan 3 = 75, 70, 80
Rata-rata nilai proses = (60 + 75 + 65 + 75 + 70 + 80) : 6 = 70,8
Nilai Ulangan Tengah Semester = 75
Nilai Ulangan Akhir Semester= 65
Berdasarkan data di atas, diperoleh:
Nilai

=(2 x 70,8)+(1 x 75) + (1 x 65) : 4
= 141,6 + 75 + 65 : 4
= 281,6 : 4

= 70,4

Nilai Rapor =(70,4 :100) x 4 = 2,82 = Baik.

18

P e n i l a i a n P r o s e s d a n H a s i l B e l a j a r | 19

2) Pendokumentasian Nilai Pencapaian kompetensi Nilai pencapaian kompetensi
didokumentasikan pada contoh dua format berikut:
DAFTAR NILAI PROSES
MATA PELAJARAN ….
Nama

: ….

NISN

: ….

Kelas/Semester

: …/….

Kompetensi Inti

: ….

Nilai Ulangan

Deskripsi {dengan cara
Nilai Proses

Harian NUH =
Kompeten
No

si Dasar

{(TT)+(TL)}/2
Tes
Tes
Tulis

Lisan

(TT)

(TL)

Penu- gasan
(NTgs)

1
KD 3.1
2
.....
3
.....
4
dst
Catatan (diperoleh dari rata-rata pada deskripsi)

mencentang()}

(Rentang
0-100) NP = Menyebutkan
{(NUH)+
(NTgs)}/2

Fakta

Menje-

Menulis

laskan

Prosedu

Konsep

r

(diisikan pada kolom NP
daftar
nilai
......
pengetahuan)

kompetensi

D. PENILAIAN KETERAMPILAN
1. Penilaian Kompetensi Keterampilan
Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian
yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan
(diisikan pada kolom catatan
19
daftar

nilai

pengetahuan)

kompetensi

P e n i l a i a n P r o s e s d a n H a s i l B e l a j a r | 20

menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian portofolio. Instrumen yang digunakan berupa
daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang dilengkapi rubrik.
a. Tes praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan melakukan suatu
aktivitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi.
Kriteria tugas untuk tes praktik :


Tugas mengarahkan peserta didik untuk menunjukkan capaian hasil belajar.



Tugas dapat dikerjakan oleh peserta didik.



Mencantumkan waktu/kurun waktu pengerjaan tugas.



Sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik,



Sesuai dengan konten/cakupan kurikulum



Tugas bersifat adil (tidak bias gender dan latar belakang sosial ekonomi

b. Projek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang meliputi kegiatan perancangan,
pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu.
Dalam penilaian project setidaknya ada 3 hal yang perlu diperhatikan :


Pengelolaan yaitu kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari
informasi dan mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan,



Relevansi yaitu kesesuaian dengan kompetensi yang akan dicapai dengan
mempertimbangkan tahap perkembangan peserta didik,



Keaslian. Projek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya
sendiri dengan bimbingan pendidik dan dukungan berbagai pihak yang terkait.

c. Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai kumpulan
seluruh karya peserta didik dalam bidang tertentu yang bersifat reflektif-integratif untuk
mengetahui minat, perkembangan, prestasi, dan/atau kreativitas peserta didik dalam
kurun waktu tertentu. Karya tersebut dapat berbentuk tindakan nyata yang mencerminkan
kepedulian peserta didik terhadap lingkungannya.
Kriteria tugas pada penilaian portofolio :


Tugas sesuai dengan kompetensi dan tujuan pembelajaran yang akan diukur.



Hasil karya peserta didik yang dijadikan portofolio berupa pekerjaan hasil tes,
perilaku peserta didik sehari-hari, hasil tugas terstruktur, dokumentasi aktivitas
peserta didik di luar sekolah yang menunjang kegiatan belajar.



Tugas portofolio memuat aspek: judul, tujuan pembelajaran, ruang lingkup
belajar, uraian tugas, kriteria penilaian.
20

P e n i l a i a n P r o s e s d a n H a s i l B e l a j a r | 21



Uraian tugas memuat kegiatan yang melatih peserta didik mengembangkan
kompetensi dalam semua aspek (sikap, pengetahuan, keterampilan).



Uraian tugas bersifat terbuka, dalam arti mengakomodasi dihasilkannya portofolio
yang beragam isinya.



Kalimat yang digunakan dalam uraian tugas menggunakan bahasa yang
komunikatif dan mudah dilaksanakan.



Alat dan bahan yang digunakan dalam penyelesaian tugas portofolio tersedia di
lingkungan peserta didik dan mudah diperoleh.

Kompetensi

Teknik

Bentuk Instrumen

Contoh

Tes Praktik

Daftar

Bermain peran, IPA,

cek,

skala

penilaian

Shalat,

Olah

raga,

Membaca, Menyanyi
Keterampilan

Projek

Daftar

cek,

skala

penilaian
Portofolio

Daftar

Bakti

sosial,

pentas

seni, Penghijauan
cek,

skala

penilaian

Makalah,

Piagam,

Kumpulan

Puisi,

Laporan Penelitian

Penilaian mencakup :
1. Penilaian Proses
a. Perencanaan
b. Pelaksanaan
c. Penyajian
2. Penilaian Hasil
a. Isi laporan
b. Bahasa
c. Estetika
Pedoman Penskoran dan Rubrik
Kelas
Kegiatan

Contoh Lembar Pengamatan Bermain Peran
: ............................
: Bermain peran
21

P e n i l a i a n P r o s e s d a n H a s i l B e l a j a r | 22

Tema

: Proklamasi Kemerdekaan

Aspek Penilaian

Nama

Partisipasi

Penghayatan Peran

Kerjasama

Rata-Rata Nilai

Pedoman Penskoran
Aspek Penilaian

Deskripsi

Nilai

Partisipasi




Keterlibatan dalam bermain peran
Peran dari tokoh yang diperankan

60 – 100

Penghayatan





Penjiwaan terhadap tokoh
Kesesuaian kostum tokoh
Semangat bermain peran

60 – 100




Membantu teman
Tenggang rasa dengan teman

60– 100

Peran
Kerjasama

Contoh Penilaian Projek
Kelompok
Kelas
Tema

: ……………………..
: ……………………...
: Semangat dan komitmen pendiri negara

No

Aspek Penilaian

A

Perencanaan :

Skor
3. apabila projek kurang sesuai tema

1. Kesesuaian Tema

4. apabila projek cukup sesuai tema

2. Pembagian Tugas

5. apabila projek sudah sesuai tema

22

P e n i l a i a n P r o s e s d a n H a s i l B e l a j a r | 23

B

Pelaksanaan :

Masing-masing sub aspek

1. Kerjasama

menggunakan skala 1 - 3

2. Kesesuaian dengan rencana
3. Partisipasi anggota
C

Pelaporan :

Masing-masing sub aspek

1. Estetika

menggunakan skala 1 - 3

2. Bahasa
3. Isi laporan
Rata-Rata Skor

Pengolahan Nilai Keterampilan


Pengolahan nilai dapat menggunakan bobot yang sama atau berbeda untuk teknik



penilaian
Rumus pengolahan nilai :

Skor

Skor Akhir

KD

Skala
Tes Praktik

Projek

Portofolio

Skala 1 - 100

1-4

4.1

84

-

90

87

3.48

4.2

76

-

84

80

3.20

4.3

-

60

70

65

2.60

Rata-Rata Skor Akhir

3.09

Cara Konversi ke skala 1 - 4

23

P e n i l a i a n P r o s e s d a n H a s i l B e l a j a r | 24

24

P e n i l a i a n P r o s e s d a n H a s i l B e l a j a r | 25

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Secara khusus, dalam konteks pembelajaran di kelas, penilaian dilakukan untuk
mengetahui kemajuan dan hasil belajar peserta didik, mendiagnosa kesulitan belajar,
memberikan umpan balik/perbaikan proses belajar mengajar, dan penentuan kenaikan kelas.
Melalui penilaian dapat diperoleh informasi yang akurat tentang penyelenggaraan
pembelajaran dan keberhasilan belajar peserta didik, guru, serta proses pembelajaran itu
sendiri. Berdasarkan informasi itu, dapat dibuat keputusan tentang pembelajaran, kesulitan
peserta didik dan upaya bimbingan yang diperlukan serta keberadaan kurikukulum itu
sendiri.
Dalam pelaksanaan kurikulum 2013, jenis penilaian yang dapat digunakan oleh
pendidik untuk menilai kompetensi pengetahuan, kompetensi keterampilan, dan kompetensi
sikap adalah penilaian otentik. Penilaian

otentik adalah penilaian perilaku peserta didik

secara multi-dimensional pada situasi nyata. Penilaian seperti ini tidak hanya menggunakan
tes kertas pensil atau tes tertulis saja tetapi juga menggunakan berbagai metode, misalnya tes
perbuatan, pemberian tugas, dan portofolio.

25

P e n i l a i a n P r o s e s d a n H a s i l B e l a j a r | 26

DAFTAR PUSTAKA
Nana Sudjana. 2006. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya
Nana Sudjana, R. Ibrahim. 2000. Penelitian dan Penilaian Pendidikan.Bandung: Sinar Baru.
Zainul, A. & Nasoetion, N. 1993. Penilaian Hasil Belajar, Depdikbud:Pusat Antar Universitas.
http://dadangjsn.blogspot.com/2014/06/instrumen-penilaian-kompetensi.html
http://anaznasory.blogspot.com/2013/05/makalah-penilaian-hasil-belajar.html
http://www.m-edukasi.web.id/2014/07/penilaian-kompetensi-keterampilan.html

26