Pengujian Aktivitas Antibakteri Gel Anti Jerawat Dari Beberapa Merek Dagang Terhadap Bakteri Propionibacterium Acne
DAFTAR PUSTAKA
Amrita, G., Greeshma, N., dan Poornima, E.H. (2012). A Review On Anti-Acne
Potential Of Medicinal Plant Extracts Against Propionibacterium Acnes.
International Journal Of Pharma And Bio Sciences. 3(3): 987 - 997.
Anief. (1994). Farmasetika. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Hal.
119.
Anief. (1977). Formulasi Obat Topikal Dengan Dasar Penyakit Kulit.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Hal. 1 - 7.
Ansel, H.C. (1989). Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi IV. Jakarta: UI
Press. Hal. 390 - 391.
Badan POM RI. (2009). Bahan-Bahan Kosmetik Sebagai Anti Acne. Naturakos.
4(10): 3 - 4.
Badan POM RI. (2010). Mengenal Pengawet Metil Paraben. Info BPOM RI. 9(5):
Hal 8.
Ditjen POM. (1995). Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI. Hal. 891 - 898.
Ditjen POM. (1985). Formularium Kosmetika Indonesia. Jakarta: Depkes RI.
Hal. 34.
Djajadisastra, J., Mun’im, A., dan Dessy. (2009). Formulasi Gel Topikal Dari
Ekstrak Nerii Folium Dalam Sediaan Anti Jerawat. Jurnal Farmasi
Indonesia. 4 (4): 210 – 216.
Dwidjoseputro. (1978). Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan. Hal. 17,
34 – 36.
Irianto, K. (2006). Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme. Bandung:
Yrama Widya. Hal. 166 - 167.
Jawetz, E., Melnick, J.L., dan Adelberg, E.A. (1995). Mikrobiologi Kedokteran.
Edisi 20. Terjemahan dari Medical Microbiology. Edisi 20. Jakarta: EGC.
Hal. 208.
Lachman, L., Herbert, A.L., dan Joseph, L.K. (1994). Teori dan Praktek Farmasi
Industri. Edisi III. Jakarta: UI Press Hal. 1091 - 1092.
41
Universitas Sumatera Utara
Lay, B.W. (1994). Analisis Mikroba di Laboratorium. Edisi Pertama. Cetakan
Pertama. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Hal. 34 - 67.
Lieberman, H.A. (1997). Pharmaceutical Dosage Form: Disperse Systems. Vol.
1. New York: Marcell Dekker Inc. Hal. 315-319.
Lundov, M.D. (2010). Methylisothiazolinone: Contact Allergy and Antimicrobial
Efficacy. Thesis. Copenhagen, Denmark: University of Copenhagen.
Martin, A., Swarbrick, J., dan Cammrata, A. (1993). Farmasi Fisik. Edisi Ketiga.
Jakarta: Penerbit UI Press. Hal. 1154.
Movita, T. (2013). Acne Vulgaris. CDK-203. 40(4): 269.
Muliyawan, D., dan Suriana, N. (2013). A-Z Tentang Kosmetik. Jakarta: PT. Elex
Media Komputindo. Hal. 195-201.
Nasution, M. (2014). Pengantar Mikrobiologi. Medan: USU Press. Hal. 58 - 60.
Oxoid. (1998). The Oxoid Manual 8 Ed. Basingstoke: Oxoid LTD. Hal. 179.
Pelczar, M.J., dan Chan, E.C. (1986). Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta:
Universitas Indonesia Press. Hal. 46.
Pratiwi, S.T. (2008). Mikrobiologi Farmasi. Yogyakarta: Erlangga. Hal. 176-177,
188-192.
Roudhatini. (2013). Uji Efektivitas Sediaan Gel Anti Jerawat Minyak Atsiri Daun
Jeruk Sambal (X Citrofortunella microcarpa (Bunge) Wijnands) Terhadap
Propionibacterium acnes dan Staphylococcus epidermidis. Skripsi.
Pontianak: Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura Pontianak.
Santosa, D., dan Didik, G. (2001). Ramuan Tradisional Untuk Penyakit Kulit.
Jakarta: Penebar Swadaya. Hal. 50.
Soter, N.A and Baden, H.P. (1984). Pathophisiology Of Dermatologic
Diseases. USA: Mc-Graw Hill,Inc. Hal. 8 – 9.
Sulistiyaningsih. (2010). Uji Kepekaan Beberapa Sediaan Antiseptik
Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus dan Staphylococcus aurues
Resisten Metisilin (MRSA). Skripsi. Jatinangor: Fakultas Farmasi
Universitas Padjajaran.
Sulistyaningrum, S.K., Nilasari, H., dan Effendi, E.H. (2012). Penggunaan Asam
Salisilat Dalam Dermatologi. J Indon Med Assoc. 62(7). Hal. 278.
42
Universitas Sumatera Utara
Suryanto, D., dan Munir, E. (2006). Mikrobiologi. Medan: Departemen Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera
Utara. Hal. 54.
Sutono, T. (2013). Efektivitas Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia
mangostana) Meredam Stress Oksidatif Penderita Jerawat (acne vulgaris)
Derajat Ringan dan Derajat Sedang pada Siswa di Asrama Akademi
Perawatan di Jakarta. Tesis. Jakarta: Fakultas Farmasi Universitas
Indonesia.
Syaifuddin. (2001). Fungsi Sistem Tubuh Manusia. Jakarta: Widya Medika. Hal.
258-262
Tamher, S. (2008). Mikrobiologi untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta: CV.
Trans Info Media. Hal. 27 - 29.
Tan, H.T., dan Rahardja, K. (2007). Obat-Obat Penting. Edisi VI. Jakarta:
Gramedia. Hal. 247.
Thornfeldt, C. (2005). Cosmeceuticals Containing Herbs: Fact, Fiction, or
Future. Dermatologic Surgery 31. Hal 873-880.
Tranggono, R.I., dan Latifah, F. (2007). Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan
Kosmetik. Editor: Joshita Djajadisastra. Jakarta: Pustaka Utama. Hal.
118 - 125, 130 - 131.
Voight, R. (1994). Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Edisi V. Yogyakarta:
UGM-Press. Hal. 315 - 317.
Wasitaatmadja, S.M. (1997). Penuntun Ilmu Kosmetik Medik. Jakarta: UI Press.
Hal. 181 - 187.
43
Universitas Sumatera Utara
Amrita, G., Greeshma, N., dan Poornima, E.H. (2012). A Review On Anti-Acne
Potential Of Medicinal Plant Extracts Against Propionibacterium Acnes.
International Journal Of Pharma And Bio Sciences. 3(3): 987 - 997.
Anief. (1994). Farmasetika. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Hal.
119.
Anief. (1977). Formulasi Obat Topikal Dengan Dasar Penyakit Kulit.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Hal. 1 - 7.
Ansel, H.C. (1989). Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi IV. Jakarta: UI
Press. Hal. 390 - 391.
Badan POM RI. (2009). Bahan-Bahan Kosmetik Sebagai Anti Acne. Naturakos.
4(10): 3 - 4.
Badan POM RI. (2010). Mengenal Pengawet Metil Paraben. Info BPOM RI. 9(5):
Hal 8.
Ditjen POM. (1995). Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI. Hal. 891 - 898.
Ditjen POM. (1985). Formularium Kosmetika Indonesia. Jakarta: Depkes RI.
Hal. 34.
Djajadisastra, J., Mun’im, A., dan Dessy. (2009). Formulasi Gel Topikal Dari
Ekstrak Nerii Folium Dalam Sediaan Anti Jerawat. Jurnal Farmasi
Indonesia. 4 (4): 210 – 216.
Dwidjoseputro. (1978). Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan. Hal. 17,
34 – 36.
Irianto, K. (2006). Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme. Bandung:
Yrama Widya. Hal. 166 - 167.
Jawetz, E., Melnick, J.L., dan Adelberg, E.A. (1995). Mikrobiologi Kedokteran.
Edisi 20. Terjemahan dari Medical Microbiology. Edisi 20. Jakarta: EGC.
Hal. 208.
Lachman, L., Herbert, A.L., dan Joseph, L.K. (1994). Teori dan Praktek Farmasi
Industri. Edisi III. Jakarta: UI Press Hal. 1091 - 1092.
41
Universitas Sumatera Utara
Lay, B.W. (1994). Analisis Mikroba di Laboratorium. Edisi Pertama. Cetakan
Pertama. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Hal. 34 - 67.
Lieberman, H.A. (1997). Pharmaceutical Dosage Form: Disperse Systems. Vol.
1. New York: Marcell Dekker Inc. Hal. 315-319.
Lundov, M.D. (2010). Methylisothiazolinone: Contact Allergy and Antimicrobial
Efficacy. Thesis. Copenhagen, Denmark: University of Copenhagen.
Martin, A., Swarbrick, J., dan Cammrata, A. (1993). Farmasi Fisik. Edisi Ketiga.
Jakarta: Penerbit UI Press. Hal. 1154.
Movita, T. (2013). Acne Vulgaris. CDK-203. 40(4): 269.
Muliyawan, D., dan Suriana, N. (2013). A-Z Tentang Kosmetik. Jakarta: PT. Elex
Media Komputindo. Hal. 195-201.
Nasution, M. (2014). Pengantar Mikrobiologi. Medan: USU Press. Hal. 58 - 60.
Oxoid. (1998). The Oxoid Manual 8 Ed. Basingstoke: Oxoid LTD. Hal. 179.
Pelczar, M.J., dan Chan, E.C. (1986). Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta:
Universitas Indonesia Press. Hal. 46.
Pratiwi, S.T. (2008). Mikrobiologi Farmasi. Yogyakarta: Erlangga. Hal. 176-177,
188-192.
Roudhatini. (2013). Uji Efektivitas Sediaan Gel Anti Jerawat Minyak Atsiri Daun
Jeruk Sambal (X Citrofortunella microcarpa (Bunge) Wijnands) Terhadap
Propionibacterium acnes dan Staphylococcus epidermidis. Skripsi.
Pontianak: Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura Pontianak.
Santosa, D., dan Didik, G. (2001). Ramuan Tradisional Untuk Penyakit Kulit.
Jakarta: Penebar Swadaya. Hal. 50.
Soter, N.A and Baden, H.P. (1984). Pathophisiology Of Dermatologic
Diseases. USA: Mc-Graw Hill,Inc. Hal. 8 – 9.
Sulistiyaningsih. (2010). Uji Kepekaan Beberapa Sediaan Antiseptik
Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus dan Staphylococcus aurues
Resisten Metisilin (MRSA). Skripsi. Jatinangor: Fakultas Farmasi
Universitas Padjajaran.
Sulistyaningrum, S.K., Nilasari, H., dan Effendi, E.H. (2012). Penggunaan Asam
Salisilat Dalam Dermatologi. J Indon Med Assoc. 62(7). Hal. 278.
42
Universitas Sumatera Utara
Suryanto, D., dan Munir, E. (2006). Mikrobiologi. Medan: Departemen Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera
Utara. Hal. 54.
Sutono, T. (2013). Efektivitas Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia
mangostana) Meredam Stress Oksidatif Penderita Jerawat (acne vulgaris)
Derajat Ringan dan Derajat Sedang pada Siswa di Asrama Akademi
Perawatan di Jakarta. Tesis. Jakarta: Fakultas Farmasi Universitas
Indonesia.
Syaifuddin. (2001). Fungsi Sistem Tubuh Manusia. Jakarta: Widya Medika. Hal.
258-262
Tamher, S. (2008). Mikrobiologi untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta: CV.
Trans Info Media. Hal. 27 - 29.
Tan, H.T., dan Rahardja, K. (2007). Obat-Obat Penting. Edisi VI. Jakarta:
Gramedia. Hal. 247.
Thornfeldt, C. (2005). Cosmeceuticals Containing Herbs: Fact, Fiction, or
Future. Dermatologic Surgery 31. Hal 873-880.
Tranggono, R.I., dan Latifah, F. (2007). Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan
Kosmetik. Editor: Joshita Djajadisastra. Jakarta: Pustaka Utama. Hal.
118 - 125, 130 - 131.
Voight, R. (1994). Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Edisi V. Yogyakarta:
UGM-Press. Hal. 315 - 317.
Wasitaatmadja, S.M. (1997). Penuntun Ilmu Kosmetik Medik. Jakarta: UI Press.
Hal. 181 - 187.
43
Universitas Sumatera Utara