Asuhan Keperawatan pada An. A dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Istirahat dan Tidur di RS. dr. Pirngadi Medan
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kebutuhan dasar manusia merupakan sesuatu yang harus dipenuhi untuk
meningkatkan derajat kesehatan. Menurut Abraham Maslow, manusia mempunyai
lima kebutuhan yang membentuk tingkatan yang dikenal dengan “Hierarki
Maslow” yang disusun berdasarkan kebutuhan yang paling penting hingga yang
tidak terlalu krusial, adapun kebutuhan yang dimaksud meliputi fisiologis,
kebutuhan keamanan dan keselamatan, kebutuhan cinta dan memiliki,kebutuhan
harga diri dan kebutuhan aktualisasi diri (Alimul, 2012).
Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang termasuk
kedalam kebutuhan fisiologis. Tidur sebagai salah satu kebutuhan dasar, juga hal
yang Universal. Dikatakan Universal oleh karena umumnya semua individu
dimanapun ia berada membutuhkan tidur dan tidak pernah ada individu yang
selama masa hidupnya tidak tidur. Hal ini mengindikasikan bahwa tidur memiliki
peranan penting bagi manusia. Tidur memiliki peranan esensial bagi kesehatan
fisiologis maupun psikologis individu dan menjadi dasar bagi kualitas hidup
seseorang. Tidur suatu keadaan yang berulang-ulang, perubahan status kesadaran
yang terjadi selama periode tertentu. Jika orang memperoleh tidur yang cukup,
mereka merasa tenaganya telah pulih. Menurut beberapa ahli, tidur merupakan
waktu untuk perbaikan dan penyembuhan sistem tubuh untuk periode keterjagaan
yang berikutnya (Potter & Perry, 2005).
Kebutuhan tidur setiap orang berbeda-beda. Hal tersebut disebabkan oleh
adanya
berbagai
faktor
yang
mempengaruhinya.
Adapun
faktor
yang
1
Universitas Sumatera Utara
mempengaruhi tidur individu antara lain usia, lingkungan, kelelahan, gaya hidup,
stress psikologis, alhohol, dan stimulant, diet, merokok, motivasi, dan keadaan
sakit (Alimul, 2012).
Pada keadaan sakit dan dirawat di rumah sakit atau fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya seringkali terjadi dua hal yang berlawanan, di satu sisi individu
yang sakit mengalami peningkatan kebutuhan tidur. Sementara di sisi yang lain
pola tidur seseorang yang masuk dan di rawat di rumah sakit dapat dengan mudah
berubah atau mengalami gangguan pola tidur sebagai akibat dari kecemasan yang
kondisi sakitnya atau rutinitas rumah sakit. Terjadinya gangguan pola tidur pada
klien yang dirawat inap di rumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan lainnya
dapat disebabkan oleh dampak hospitalisasi dan kecemasan meningkat karena
proses penyakit yang biasanya ditandai dengan bertambahnya jumlah waktu
bangun, sering terbangun, dan berkurangnya tidur REM serta jam tidur (Potter &
Perry, 2005).
Hasil survey yang dilakukan di suatu rumah sakit di Amerika menyatakan
bahwa stimulus yang dapat mengganggu tidur di rumah sakit meliputi kesulitan
menemukan posisi yang nyaman (62%), rasa sakit (58%) kekhawatiran tentang
hasil pemeriksaan (30%), kekhawatiran tantang keluarga, pekerjaan dan
pengaturan rumah (25%), lingkungan tidak dikenal (18%), kebiasaan sehari-hari
yang terganggu (20%), tempat tidur yang nyaman (10%), dan tidur siang (10%).
Berdasarkan gambaran di atas dan fenomena ini sering ditemukan di
lapangan dan terkait dengan masalah utama yang peneliti dapatkan pada pasien
An.A, maka peneliti merasa perlu untuk meneliti Asuhan keperawatan pada An.A
tentang gangguan tidur di RSUD dr. Pirngadi Medan. (Moorhead, 2003).
2
Universitas Sumatera Utara
1.2
Tujuan
1.2.1
Tujuan Umum
Tujuan dari penulisan karya tulis ilmiah ini untuk memberikan
asuhan keperawatan kepada klien An A dengan prioritas masalah Istirahat
dan Tidur di ruang Kenanga 1 RS. Pingadi Pemerintah Provinsi Sumatera
Utara
1.2.2
Tujuan Khusus
Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada pasien An A dengan
prioritas masalah Gangguan Tidur, maka penulis mampu:
1. Penulis mampu mendeskripsikan pengkajian pada An A dengan
Gangguan Tidur.
2. Penulis mampu menentukan diagnosa keperawatan berdasarkan analisa
masalah Gangguan Tidur.
3. Penulis mampu menentukan perencanaan tindakan pada An A dengan
Gangguan Tidur.
4. Penulis mampu menentukan tindakan keperawatan sesuai rencana yang
telah ditetapkan pada An A dengan Gangguan Tidur.
5. Penulis mampu mengevaluasi tindakan keperawatan yang telah
dilakukan.
1.3
Manfaat
1.3.1
Profesi Keperawatan
Sebagai pengetahuan dalam mengembangkan ilmu keperawatan
untuk mengurangi kecemasan pada klien yang di rawat inap di rumah sakit
atau fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
3
Universitas Sumatera Utara
1.3.2
Pendidikan Keperawatan
Agar dapat meningkatkan mutu pendidikan yang lebih berkualitas
dan professional sehingga dapat tercipta perawat profesional, terampil,
handal,
dan
mampu
memberikan
asuhan
keperawatan
secara
komprehensif.
1.3.3
Kebutuhan Klien
Dapat memberikan pengetahuan kepada klien mengenai Asuhan
Keperawatan dengan Masalah kebutuhan tidur.
1.3.4 Bagi Peneliti
Meningkatkan pengetahuan peneliti tentang pola tidur klien yang
pertama kali di rawat inap di rumah sakit, serta mendorong dilakukan
penelitian selanjutnya untuk mengetahui aspek terkait dengan pola tidur
klien.
4
Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kebutuhan dasar manusia merupakan sesuatu yang harus dipenuhi untuk
meningkatkan derajat kesehatan. Menurut Abraham Maslow, manusia mempunyai
lima kebutuhan yang membentuk tingkatan yang dikenal dengan “Hierarki
Maslow” yang disusun berdasarkan kebutuhan yang paling penting hingga yang
tidak terlalu krusial, adapun kebutuhan yang dimaksud meliputi fisiologis,
kebutuhan keamanan dan keselamatan, kebutuhan cinta dan memiliki,kebutuhan
harga diri dan kebutuhan aktualisasi diri (Alimul, 2012).
Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang termasuk
kedalam kebutuhan fisiologis. Tidur sebagai salah satu kebutuhan dasar, juga hal
yang Universal. Dikatakan Universal oleh karena umumnya semua individu
dimanapun ia berada membutuhkan tidur dan tidak pernah ada individu yang
selama masa hidupnya tidak tidur. Hal ini mengindikasikan bahwa tidur memiliki
peranan penting bagi manusia. Tidur memiliki peranan esensial bagi kesehatan
fisiologis maupun psikologis individu dan menjadi dasar bagi kualitas hidup
seseorang. Tidur suatu keadaan yang berulang-ulang, perubahan status kesadaran
yang terjadi selama periode tertentu. Jika orang memperoleh tidur yang cukup,
mereka merasa tenaganya telah pulih. Menurut beberapa ahli, tidur merupakan
waktu untuk perbaikan dan penyembuhan sistem tubuh untuk periode keterjagaan
yang berikutnya (Potter & Perry, 2005).
Kebutuhan tidur setiap orang berbeda-beda. Hal tersebut disebabkan oleh
adanya
berbagai
faktor
yang
mempengaruhinya.
Adapun
faktor
yang
1
Universitas Sumatera Utara
mempengaruhi tidur individu antara lain usia, lingkungan, kelelahan, gaya hidup,
stress psikologis, alhohol, dan stimulant, diet, merokok, motivasi, dan keadaan
sakit (Alimul, 2012).
Pada keadaan sakit dan dirawat di rumah sakit atau fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya seringkali terjadi dua hal yang berlawanan, di satu sisi individu
yang sakit mengalami peningkatan kebutuhan tidur. Sementara di sisi yang lain
pola tidur seseorang yang masuk dan di rawat di rumah sakit dapat dengan mudah
berubah atau mengalami gangguan pola tidur sebagai akibat dari kecemasan yang
kondisi sakitnya atau rutinitas rumah sakit. Terjadinya gangguan pola tidur pada
klien yang dirawat inap di rumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan lainnya
dapat disebabkan oleh dampak hospitalisasi dan kecemasan meningkat karena
proses penyakit yang biasanya ditandai dengan bertambahnya jumlah waktu
bangun, sering terbangun, dan berkurangnya tidur REM serta jam tidur (Potter &
Perry, 2005).
Hasil survey yang dilakukan di suatu rumah sakit di Amerika menyatakan
bahwa stimulus yang dapat mengganggu tidur di rumah sakit meliputi kesulitan
menemukan posisi yang nyaman (62%), rasa sakit (58%) kekhawatiran tentang
hasil pemeriksaan (30%), kekhawatiran tantang keluarga, pekerjaan dan
pengaturan rumah (25%), lingkungan tidak dikenal (18%), kebiasaan sehari-hari
yang terganggu (20%), tempat tidur yang nyaman (10%), dan tidur siang (10%).
Berdasarkan gambaran di atas dan fenomena ini sering ditemukan di
lapangan dan terkait dengan masalah utama yang peneliti dapatkan pada pasien
An.A, maka peneliti merasa perlu untuk meneliti Asuhan keperawatan pada An.A
tentang gangguan tidur di RSUD dr. Pirngadi Medan. (Moorhead, 2003).
2
Universitas Sumatera Utara
1.2
Tujuan
1.2.1
Tujuan Umum
Tujuan dari penulisan karya tulis ilmiah ini untuk memberikan
asuhan keperawatan kepada klien An A dengan prioritas masalah Istirahat
dan Tidur di ruang Kenanga 1 RS. Pingadi Pemerintah Provinsi Sumatera
Utara
1.2.2
Tujuan Khusus
Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada pasien An A dengan
prioritas masalah Gangguan Tidur, maka penulis mampu:
1. Penulis mampu mendeskripsikan pengkajian pada An A dengan
Gangguan Tidur.
2. Penulis mampu menentukan diagnosa keperawatan berdasarkan analisa
masalah Gangguan Tidur.
3. Penulis mampu menentukan perencanaan tindakan pada An A dengan
Gangguan Tidur.
4. Penulis mampu menentukan tindakan keperawatan sesuai rencana yang
telah ditetapkan pada An A dengan Gangguan Tidur.
5. Penulis mampu mengevaluasi tindakan keperawatan yang telah
dilakukan.
1.3
Manfaat
1.3.1
Profesi Keperawatan
Sebagai pengetahuan dalam mengembangkan ilmu keperawatan
untuk mengurangi kecemasan pada klien yang di rawat inap di rumah sakit
atau fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
3
Universitas Sumatera Utara
1.3.2
Pendidikan Keperawatan
Agar dapat meningkatkan mutu pendidikan yang lebih berkualitas
dan professional sehingga dapat tercipta perawat profesional, terampil,
handal,
dan
mampu
memberikan
asuhan
keperawatan
secara
komprehensif.
1.3.3
Kebutuhan Klien
Dapat memberikan pengetahuan kepada klien mengenai Asuhan
Keperawatan dengan Masalah kebutuhan tidur.
1.3.4 Bagi Peneliti
Meningkatkan pengetahuan peneliti tentang pola tidur klien yang
pertama kali di rawat inap di rumah sakit, serta mendorong dilakukan
penelitian selanjutnya untuk mengetahui aspek terkait dengan pola tidur
klien.
4
Universitas Sumatera Utara