MEMBANGUN KARSA PENULISAN | Coretan Pena 4 BAB IV

MEMBANGUN KARSA PENULISAN
A. Kemampuan kuat menulis dimulai dari diri pribadi
Seringkali timbul pemikiran jika menulis harus menjadi penulis, atau apa
bedanya menulis dengan menjadi penulis?
Sesungguhnya setiap orang bisa menulis. Tidak dibutuhkan bakat luar
biasa untuk bisa menulis. Menulis marupakan sebuah keterampilan yang bisa
dipelajari. Ada deskripsi, ada definisi, ada teori yang artinya merupakan bagian
dari ilmu pengetahuan. Maka, menulis merupakan keterampilan yang bisa
dipelajari. Hakikat dari menulis adalah upaya mengekspresikan apa yang dilihat,
dialami, dirasakan,dan dipikirkan kedalam bahasa tulisan.sebagai sebuah proses
transfer

ilmu

dan

informasi.

Menulis

adalah


proses

kegiatan

untuk

memberdayakan potensi yang ada pada diri seseorang. Mengapa???, karena, ide,
pemikiran, gagasan dapat disampaikan pada orang lain secara lebihbluas melalui
media tulisan. Orang yang mampu menulis adalah yang mempunyai kesempatan
besar untuk menyebarkan ide dan pemikiran kepada masyarakat secara luas. Itu
artinya ide yang tertulis diharap dapat ditangkap, dan dimengerti oleh pembaca
yang dikehendaki atau yang dituju. Ide dan pemikiran yang dicurakan dalam
tulisan perlu ditetapkan tujuannya. Baik tujuan menulis, dan kepada siapa tulisan
ini ditujukan. Dengan demikian penggunaan bahasa, istilah dan ide yang akan
disampaikan sesuai dengan keinginan pembaca.
Dari pemaparan di atas, bisa diihat jika menulis sesungguhnya bermula
dari keinginan, kemauan atau minat. Dari situ akan timbul rasa suka yang
akhirnya cinta. Seseorang yang menikmati apa yang dilakukannya akan merasa
bahagia. Kebahagiaan bisa berbagi, bisa menularkan motivasi dan wawasan atau

sekadar berbagi rasa sudah sangat luar biasa. Maka, semua akan menjadi candu
yang membuatnya ingin menulis... menulis dan menulis...
Membaca pernyataan-pernyataan diatas, dapat dijadikan suatu pedoman
awal, jika kita mau memulai menjadi penulis berarti kita mempunyai kontribusi
penyebaran ilmu. Tulisan dibuat dalam rangka ikut memajukan bangsa, karena
gagasan-gagasan kita dapat dibaca oleh orang lain.
B. Memotivasi diri menulis dengan mimpi menjadi penulis

Di bawah ini ditunjukkan beberapa kalimat pendorong yang dapat memacu
menjadi seorang penulis. Para penulis terkenal, pada awalnya juga berlatih, tidak
langsung menjadi penulis terkenal. Prosesnya panjang dan berliku-liku. Secara
umum hampir setiap penulis mempunyai pengalaman yang sama dalam memulai
untuk menjadi penulis, berikut ini penulis sharingkan beberapa kiat sukses dalam
membuat karya tulis ilmiah, yang dialami sebagian orang yang pernah belajar
memulai menulis, diantaranya adalah :
1. Seorang penulis harus mampu membangun karsa
Karasa adalah kemauan kuat untuk membuat. Dalam konteks kehidupan apa
saja, bagi

orang-orang yang mempunyai kemauan kuat untuk melaksanakan


perbuatan, akan menghasilkan produk kekaryaan. Sama halnya seorang penulis,
seorang penulis tidak oernah berhenti untuk melakukan pemikiran, gagasan
pengungkapan ide untuk dituangkan dalam rangkaian kata yang ditulis dalam
lembar kertas atau layar monitor komputer atau laptop. Jika mereka tidak
mempunyai kemauan, itu dapat dipastikan tidak akan menghasilkan karya tulis
yang dapat dibaca orang lain.
Katakan pada diri kita sendiri bahwa kita bisa melakukannya. Ketika kita
berkata “ saya pasti bisa “ maka akan ada sugesti power dalam diri yang
merangsang alam bawah sadar kita untuk melakukan sesuatu yang luar biasa.
2. Mempunyai komitmen tinggi
Kita harus memiliki komitmen yang tinggi dalam membuat sebuah karya
tulis, jangan sampai kita dikalahkan oleh kemalasan diri kita sendiri. Komitmen
adalah suatu janji pada diri kita sendiri ataupun orang lain yang tercermin dalam
tindakan kita. Harunya sekali kita komit, maka kita akan slalu mempertahankan
janji itu sampai akhir. Setiap orang dari kecil sampai dewasa pastilah pernah
membuat komitmen, meskipun terkadang komitmen itu sering tidak diucapkan
dengan kata-kata.
Penulis harus bisa melawan kemalasan diri, ketika kita memiliki
komitmen yang tinggi untuk membuat sebuah karya tulis, maka keberhasilan akan

ada didepan mata.
3. Konsisten terhadap apa yang kita lakukan
Sering kali kita tak konsisten dengan apa yang telah kita janjikan pada
diri sendiri. Rutinitas kerja telah membuat kita menjadi inkonsistensi terhadap
janji yang kita ucapkan. Hal inilah yang banyak terjadi pada kita. Kita tidak

konsisten dalam membuat karya tulis. Wajar saja apabila kita tidak berhasil
menyelesaikannya, karena untuk berhasil membuat karya tulis ilmiah dibutuhkan
konsistensi yang terus menerus dan jangan pernah berhenti menulis. Bila ada
hambatan lantas jangan langsung menyerah. Hadapi terus dan tanya pada ahlinya.
4. Membiasakan kerja keras
Seorang penulis adalah pekerja keras tanpa henti. Jika kita berminat besar
pada profesi penulis, maka tidak ada jalan lain kecuali kita harus bekerja keras,
terus selalu berpikir dan berbuat untuk merangkai kata-kata dan kalimat. Dalam
pembuatan karya tulis ilmiah kita harus bekerja keras menyusun sebuah karya
tulis yang enakdibaca dan komunikatif. Tak ada keberhasilan yang dihasilkan
tanpa kerja keras, begitupun dalam membuat karya tulis ilmiah yang bermanfaat
untuk orang lain.

C. Memulai Menulis Dari Materi Ilmu Yang Kita Miliki

Memiliki pengetahuan tentang menulis memang tidak cukup untuk
membuat diri kita lantas mampu menulis. Pengetahuan itu tetap sangat penting,
namun perlu ditambah dengan latihan-latihan menulis yang dijalankan secara
kontinu dan konsisten. Baik pengetahuan maupun pelatihan tidak berhasil
mendorong diri kita untuk bersemangat dan bergairah dalam menjalankan latihan
menulis.
Langkah- langkah dalam memulai menulis, pertama, buang semua aturan,
teori, setelah Anda membaca dan memahaminya. Sekali lagi, kembalilah kepada
diri Anda. Kedua, bayangkan masa kecil Anda ketika Anda belajar dan berlatih
(ingat, Anda bukan hanya belajar tetapi juga berlatih) berbicara dan berjalan. Anda
tidak memiliki pengetahuan tentang bagaimana berbicara dan berjalan yang benar.
Anda hanya melihat dan kemudian meniru berbicara dan berjalan orang-orang
yang ada di sekeliling Anda. Akhirnya, Anda, kini, malah bisa bernyanyi dan
berlari-tentu sesuai kadar diri Anda. Ketiga, setelah membayangkan, cobalahsekali lagi-Anda kembali kepada diri Anda yang sangat berpotensi. Yakinkan diri

Anda bahwa Anda memiliki potensi menulis-sebagaimana Anda juga memiliki
potensi bernyanyi dan berlari. Latihlah diri Anda untuk menulis sesuai yang Anda
pahami dari sekeliling Anda. Tirulah orang-orang yang sudah ahli menulis dengan
cara membaca tulisan mereka. Ketika Anda meniru mereka, upayakan untuk
mengeluarkan diri "original" Anda -keinginan, harapan Anda, dan apa pun yang

Anda simpan di dalam pikiran dan perasaan Anda.
D. Latihan Memulai Menulis Dengan Penuh Percayaan Diri
Kepercayaan diri merupakan suatu keberanian diri untuk menulis,
keberanian merupakan suatu modalitas yang tak kalah penting untuk menulis.
Banyak orang yang ingin menulis tetapi tidak memiliki rasa percaya diri untuk
menulisnya. Biasanya mereka takut akan cemomohan orang lain karena tulisannya
dianggap tidak baguss alias jelek. Padahal kalau kita mau jujur untuk memperoleh
sesuatu yang bagus, kita perlu waktu untuk belajar dan percaya diri untuk berlatih
secara terus menerus.
Menurut Rollo May ada beberapa bentuk keberanian yang harus kita
miliki untuk berbuat, termasuk didalamnya yaitu menulis.
a. Keberanian Fisik
Keberanian untuk menggerakkan seluruh tubuh kita secara fisik. Misalnya
Winangsih seorang tunanetra, meskipun kedua matanya tak bisa melihat, ia tetap
berani terus menulis, sehingga ia memperoleh penghargaan tingkat asia berkat
tulisan- tulisannya itu.
b. Keberanian Moral
Keberanian untuk mempertahankan norma- norma moral yang kita yakini.
Misalnya yang dilakukan Pramodya Ananta Toer, meskipun berada dipenjara ia
tetap berani menulis hingga meraih nobel kesusasteraan, tentu keberanian menulis

tidak harus berisiko dijebloskan kepenjara seperti beliau.
c. Keberanian Sosial
Keberanian berbuat sesuatu yang bernilai secara sosial. dengan
adanya nilai sosial ini biasanya kita tetap eksis berbuat sesuatu.
d. Keberanian Kreatif

Keberanian menemukan bentuk- bentuk yang baru, pola- pola baru. meskipun
sering kali apa yang kita tulis sudah ada yang menulisnya tetapi kalau kita kreatif,
kita bisa menyajikannya dengan sudut pandang yang berbeda hingga hasilnyapun
brbeda. Karena harus kita yakini, bahwa tak ada yang sama persis di dunia ini,
masing- masing penulis berbeda dan unik.
E. produk dari latihan menulis adalah sebuah karya
Pada sisi kehidupan kita, selalu berharap yang terbaik, rasa senag, bahagia
gairah, tenang damai sejahtera, di hargai dan sejenisnya. Kebutuhan psikologis
seperti ini, akan selalu di cari dan di penuhi. Manakala pada diri kita sudah
melakukan aktifitas dan menghasilkan karya yang sudah di perjuangkan
maksimal.
 Belajar ketidak mampuan, adalah berharga sekali
Belajar


ketidak

mampuan

kita

adalah

berharga

sekali

dalam

pengembangan diri, walaupun terkadang menyakitkan. Berpikir positif tentang
penilaian orang lain adalah suatu hal yang berat untuk di lakukan. Tetapi ini
harus kita tempuh, demi keberhasilan kita dalam berkarya. Tanpa mempunyai
kesadaran penuh akan kelemahan dan tidak kemampuan kita, maka kita tidak
akan pernah menjadi orang yang sukses. Banyak contoh orang yang namanya
terkenal di dunia dalam berbagai bidang, itu awal kesuksesannya tidaklah

seperti membalik tangan dengan mudahnya. Perjuangan hebat sering
dilakukan oleh orang terkenal. Mereka pasti pernah mengalami masa-masa
krisis dalam meneliti profesi dan karirinya.
 Memulai berkarya dengan langkah pasti
Justru yang sangat sulit bagi seorang penulis, adalah mencari idea tau
tema yang actual dan member sebaran yang luas demi kepentingan banyak
orang. Selain itu mengolah ide tersebut agar menjadi bacaan yang menari, dan
mengunakan berfikir sistematis. Untuk membantu sekilas tentang arah dan
pijakan menulis untuk memulai berkarya, yaitu dengan jalan:
1. Tulislah masalah (tema) yang sudah kita ketahui bentuk dan buatlah
judulnya.

2. Carilah idea tau gagasan yang sesuai dengan tema dan judul sudah
ditentukan
3. Kumpulkan bahan-bahan yang akan di gunakan untuk menunjang
tulisan tersebut.
4. Mulailah menulis dengan cara mendaftar pada sehelai kertas tentang
detail-detail bahan tulisan yang sudah di dapat.
5. Menyusun detail-detail ide dan gagasan tersebut secara sistematis,
dengan mengurutkan satu peristiwa di sambung dengan peritiwa lainya

sebagai penjelas, begitu seterusnya.
6. Membuat out line atau garis besar dalam setiap paragraph atau pada
setiap sub judul yang akan di bahas dalam tulisan.
7. Menuliskan kalimat-kalimat sesuai dengan out line, secara bebas
jangan terpancang apakah kalimat yang di tulis betul atau tidak. Dalam
hal ini menulis tanpa menghiraukan apakah betul atau salah.
8. Tutup tulisan yang member kesan member kesimpulan dan paragrapan
kepada pembaca atau ikut mengoreksi tulisan kita.
9. Setelah kalimat sudah terbuat dalam satu paragraph atau satu kesatuan
gagasan penuh (bentuk wacana), kita lakukan koreksi susunan kalimat
atau di perbaiki, dirivisi(dibung dan dtambah jika di perlukan)
F. Jika Ingin Berkarya Tulis Bagus, Ya Terus Menulis
1. Seorang Penulis Harus Mampu Membangun Karsa.
Karsa adalah kemauan kuat untuk berbuat. Dalam kontek kehidupan
apa saja, bagi orang –orang yang mempunyai kemauan kuat untuk
melaksanakan perbuatan, akan menghjasilkan produk kekaryaan. Sama
halnya seorang penulis. Seorang penulis tidak pernah berhentiuntuk
melakukan pemikiran, gagasan pengungkapan ideuntuk di tungkan dalam
rangkaian kata yang di tulis dalam lembar kertas atau di layar computer atau
leptop. Jika mereka tidak mempunyai kemauan, itu tidak akan di pastikan

tidak akan menghasilkan karyatulis yang dapat di baca orang lain.
Dengan karsa yang tinggi atau kamauan yang kuat akan membuat
kita memiliki kekuatan yang maha dasyat yang membuat kita merasa mudah
menuangkan kata-kata, menjadi sebuah karya tulis . pada saat kita sudah
wacana selesai. Biasanya, jika tulisan belum selesai, dan berhenti akan

tertunda proses kreatifnya, dan berakhir kegagalan, dan harus mengulangi lagi
dari awal.
Katakana pada diri kita sendiri bahwa kita bisa melakukannya.
Ketika kita berkata, “ saya pasti bisa” maka ada sugesti power dalm diri yang
merangsang alm bawah sadar kita untuk melakukan sesuatu yang luar biasa.
2. Mempunyai Komitmen Tinggi
Kita harus memiliki kometmen yang tinggi dalm membuat sebuah
karya tulis. Jangan sampai kita di kalakan oleh pemalas diri sendiri.
Komitmen adalah suatu janji pada diri kita sendiri ataupun orang lain yang
tercermin dalam tindakan kita. Harusnya, sekali kita komit, maka kita akan
selalu mempertahankan janji itu sampai akhir. Setiap orang dari kecil atau
dewasa pastilah pernah membuat komitmen, meskipun terkadang komitmen
itu sering kali tidak di ucapkan dengan kata-kata.
Penulis harus bisa melawan kemalasan diri. Ketika kita memiliki
komitmen yang tinggi untuk membuat sebuah karya tulis, maka keberhasilan
aka nada di depan mata. Orang- orang yang sukses dalam membuat karya
tulis, adalah orang-orang yang memiliki komitmen dengan dirinya sendiri.
Ketika ia berjanji dengan dirinya sendiri., maka dengan penuh kasadaran
tinggi memenuhi janji yang telah di ucapkan.
3. Konsisten Terhadap Apa Yang Kita Lakukan
Sering kita tak konsisten dengan apa yang telah kita telah janjikan
pada diri sendiri. Ritinitas kerja telah membuat kita menjadi inkonsidtensi
terhadap janji yang kita ucapkan. Hal inilah yang banyak terjadi pada kita.
Kita tidak konsisten dalam membuat karya tulis. Wajar saja apabila kita tak
berhasil menyelesaikannya, karena untuik berhasil membuat sebuah karya
tilis ilmiah dibutuhkan konsistensi yang terus menerus dan jangan pernah
berhenti menulis . bila ada hambatan jangan lantas langsung menyerah.
Hadapi terus dan banyak bertanya kepada ahlinya. Bila kemudian kendala
yang di hadapi sangat tinggi, maka kita perlu bantuan orang lain. Banyak
bantuan yang bisa kita peroleh. Selain membaca buku, dan mencarinya lewat
internet, berusahalah untuk mencari teman yang bisa kita ajak untuk
berdiskusi. Dengan berdiskusi kita akan menemukan solusi.
4. Membiasakan Kerja Keras

Seorang penulis adalah pekerja karas tanpa haenti. Jika kita berminat
besar terhadap profesi penulis, maka tidak ada jalan lain kecuali kita harus
bekerja keras, terus selalu berfikir dan berbuat untuk merangkai kata-kata dan
kalimat. Pada saat orang lain mungkin tertidir lelap, penulis masih terus
mengetik, m,enganalisis apa yang terjadi di masyarakat sekitar kita. Pekerjaan
menulis sangat membutuhkan semangat yang tinggi serta motivasi internal
yang hebat agar karya tulis kita dapat terwujut.. membiasakan karja keras
adalah pintu sukses untuk menjadi penulis yang handal.
Dalam dunia kerja, seorang prefesional bukan hanya lahir karena
modal kepandaian saja tetapi juga kerajinan dan ketekunan serta kerja keras.
Ya, karsa di bangun terus. Orang pandai tetapi malas akan di kalakan oleh
orang yang kurang pandai tetapi rajin. Bayangkan apa jadinya bila orang
pandai sekaligus rajin, tekun dan pekerja keras. Jadi fungsi dan peranan kerja
keras tidak bisa di abaikan. Dalam pembuatan karya tulis ilmiah kita harus
pekerja keras menyusun serbuah karya tulis yang enak di baca dan
komunikatif. Tak ada keberhasilan yang di hasilkan tanpa kerja keras.
Begitupun dalm membuat karya ilmiah yang bermanfaat untuk orang lain.
G. Belajar Mencermati Karya Tulis Ilmiah
Belajar adalah proses atau usaha yang dilakukan tiap individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku baik dalam bentuk pengetahuan,
keterampilan maupun sikap dan nilai yang positif sebagai pengalaman untuk
mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah di pelajari.
Meulis dan menyusun sebuah karangan ilmiah bagi beberapa orang
mungkin merupakan pekerjaan menyulitkan. Hal itu wajar saja terjadi Karena
dalam menulis karya ilmiah ada batasan-batasan yang harus diperhatikan., selain
itu dalam karya ilmiah ada pula tuntutan atau harapan tertentu yang harus
dipenuhi oleh seorang penulis. Dalam menulis sebuah karya ilmiah, tidak dapat
digunakan pedoman dan aturan yang berlaku secara konvensional pada kelompok
tertentu. (Gillett 2003)
Setelah sebuah karya tulis selesai dihasilkan, itu tidak berarti
bahwa kegiatan penulisan karya ilmiah juga selesai. Ada tahap yang tak kalah
penting untuk dialakukan yakni pengecekan ulang naskah yang sudah selesai di

buat. Sangat besar kemungkinan masih adanya kesalahan tulis, pilihan kata, dsb.
Sebuah karya ilmiah yang baik tidak hanya harus mempunyai kualitas sesuai
dengan standar yang di tuntut oleh bidang atau disiplin tertentu, melainkan juga
harus bersih dari kesalahan tulis cetak.
Dalam buku “Karya Tulis Ilmiah Sosial” terdapat Bab 11 dengan judul
“mencermati ejaan” yang disusun oleh Sunu Warsono. Dalam tulisan tersebut
mengungkapkan bahwa tulisan yang tidak jelas atau salah cetak

berpotensi

menimbulkan gangguan pemahaman pada pembaca.
Dalam menulis yang perlu diperhatikan bukan hanya stuktur
argument, alur wacana, paragraph dan kalimat melainkan juga ejaan.1 Keluhan
tentang betapa tidak cermatnya karya ilmiah para mahasiswa dan sarjana kita telah
lama bergaung. Mungkin kurang menyadari bahwa “kesempurnaan” sebuah
tulisan antara lain ditentukan oleh kecermatan penulis dalam menggal kata,
menulis kata, menulis gabungan kata, memakai huruf capital dan memakai tanda
baca.
Kesalahan

dalam

mengeja

kata

atau

ketidak

cakapan

dalam

mendayagunakan tanda baca dapat berakibat pada ketidak jelasan atau
keambiguitas. Penulis yang tidak cermat tidak akan serta merta menulis.
H. Penulis-penulis Hebat
Penulis adalah sebutan bagi orang yang melakukan pekerjaan
menulis, atau menciptakan karya tulis.
Menulis adalah kegiatan membuat huruf (angka) menggunakan alat
tulis di suatu saran atau media penulisan, mengungkapkan ide pikiran,
perasaan melalui ide menulis, atau, mrnciptakan suatu karangan dalam
bentuk tulisan.
Pada umumnya seorang penulis harus memiliki keterampilan
dasar:
1 Yunita T. Winarto, Totok Suhardiyanto, Ezra M.Choesain. Karya Tulis Ilmiah Sosial: Menyiapkan,
Menulis, dan Mencermatinya, Jakarta:Yayasan Obor Indonesia,2004,Hal 175

a. Keterampilan berbahasa dalam merekam bentuk lisan ke
tulisan, termasuk kemampuan menggunakan ejaan, tanda
baca, dan pemilihan kata.
b. Keterampilan penyajian, seperti pengembangan paragraph,
merinci pokok bahasa menjadi sub bahasan pokok, dan
susunan secara sistematis.
c. Keterampilan perwajahan, termasuk pengaturan tipografi,
seperti penyusunan format, jenis huruf, kertas, table, dan
lain sebagainya.
Tidak mudah menjadi penulis hebat/terkenal. Banyak penulis hebat
yang menjadikan kehidupannya yang tidak bahagia bagai api yang terus
berkobar demi menyalakan tenaga untuk membuat tulisan hebat.
Tolstoy yang mengalami rasa sakit yang mendalam dan kesedihan yang
begitu menyayat hati mampu menciptakan tulisan yang luar biasa
Umenggugah.
Banyak yang berpendapat bahwa kalau saja Tolstoy itu tidak miskin dan
tidak mengalami kesedihan tidak akan menggugah tulisannya.
Khalil Gibran pun begitu juga, rasa cinta dan rasa putus asa
terhadap cinta yang tak sampai, membuatnya menata kalimat yang begitu
indah sehingga dianggap sebagai bapak penyair dunia yang sangat
berpengaruh. Penulis memang biasanya menjadikan kehidupannya yang
`sesuggguhnya sebagai inspirasi yang tak tertepi. Mereka sangat pandai
membuat kisah yang rumit sekaligus berupaya menyelipkan do’a dalam
tulisan-tulisan

itu

dengan

harapan

bahwa

Allah

SWT

akan

mengabulkannya dan akan seperti yang telah mereka tuliskan.
JK.Rowling mampu menulis Harry Potter karena adanya tekanan
ekonomi yang sangat berat. Ia membuat tulisan yang disenangi oleh
anaknya. Ia tidak pernah mengira bahwa tulisannya akan disenangi banyak

orang dan bahkan di filmkan dalam waktu yang sangat panjang. Akhirnya
ia menjadi penulis terkaya di dunia.
Ada banyak nama penulis yang terkenal yang sudah akrab di telinga kita
karena karya-karya mereka yang melejit dan banyak disukai oleh
masyarakat, baik dalam negeri maupun sampai luar negeri.
Nama-nama penulis yang terkenal:


Enid Blyton
Karyanya adalah cerita fiksi anak, dengan novel “Lima
sekawan” Penulis ini adalah warga inggris yang lahir pada 28
November 1968. Selain lima sekawan juga menulis novel dengan
tokoh Sapta Siaga dan Pasukan Mau Tahu.



J.R.R Tolkien
Nama penulis yang terkenal ini tidak terlalu akrab di telinga
masyarakat Indonesia. Tapi film “The Lord of the Rings” yang
fenomenal tentu sudah pernah anda dengar. Penulis yang
berkebangsaan inggris ini lahir pada 3 Januari 1892 dan meninggal



pada 2 September 1973.
Agatha Christie
Penulis ini lahir pada 12 januari 1976, telah menulis sedikitnya 80
cerita kriminal yang sangat rumit baik dalam bentuk novel maupun
cerita untuk sandiwara teater.