TERAMPIL MENULIS DIMULAI DARI PEMBIASAAN | Coretan Pena 3 BAB III
BAGIAN III
TERAMPIL MENULIS DIMULAI DARI PEMBIASAAN
Kemampuan dapat diartikan sebagai kesanggupan seseorang dalam melakukan
kegiatan.Kemampuan adalah daya untuk suatu tindakan sebagai hasil dari pembawaan dan
latihan.Berbicara tentang kemampuan tidak tepat kalau tidak dihubungkan dengan
kemampuan berbahasa.Kemampuan berbahasa merupakan kesanggupan menggunakan
bahasa untuk menyampaikan suatu maksud kepada orang lain serta memahami maksud yang
disampaikan oleh orang lain dalam suatu peristiwa komunikasi. Sehubungan dengan
kemampuan berbahasa tersebut, dikenal dua istilah, yaitu (1) competence; dan (2)
performance.Konsep "competence" dan "performance" dikemukakan oleh Chomsky yang
mengatakan
bahwa
pembicara/pendengar
dimaksudkan
dengan
competence
atau
adalah
penulis/pembaca
performance
adalah
pengetahuan
tentang
yang
bahasanya,
aktualisasi
dimiliki
oleh
sedangkan
yang
pemakaian
bahasa
oleh
pembicara/pendengar atau penulis/pembaca dalam situasi yang kongkret.Berdasarkan uraian
di atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan berbahasa adalah kemampuan berkomunikasi
yang meliputi kemampuan mewujudkan penguasaan kaidah-kaidah dalam bahasa yang telah
diketahui (competence) ke dalam ujud pemakaian bahasa (performance) untuk mencapai
tujuan komunikasi.
Pada hakikatnya, menulis adalah pengutaraan sesuatu dengan menggunakan bahasa
secara
tertulis.
Dengan
mengutarakan
sesuatu
itu
dimaksudkan
menyampaikan,
memberitakan, menceritakan, melukiskan, menerangkan, meyakinkan, menjelmakan, dan
sebagainya kepada pembaca agar mereka memahami apa yang terjadi pada suatu peristiwa
atau suatu kegiatan.
Menulis merupakan komunikasi. Selanjutnya dikatakannya bahwa di dalam
komunikasi menulis terdapat empat unsur, yaitu: (1) menulis merupakan bentuk ekspresi
diri; (2) menulis merupakan sesuatu yang umum disampaikan ke pembaca; (3) menulis
merupakan aturan dan tingkah laku; dan (4) menulis merupakan sebuah cara belajar. Sebagai
bentuk dari ekspresi diri, artinya menulis bertujuan untuk mengomunikasikan,
menyampaikan sebuah ide melewati batas waktu dan ruang.Artinya, menulis dapat
dilakukan kapan saja, dan di mana saja sesuai dengan keadaan yang terdapat dalam diri
penulis. Menulis dapat dilakukan secara baik apabila di dalam diri penulis terdapat
motivasi.Motivasi dapat timbul karena adanya faktor kegembiraan atau kesedihan yang
terdapat dalam diri penulis. Oleh karena itu, di dalam tulisan terdapat ekspresi diri dari si
penulis antara lain sebagai sesuatu yang umum, artinya tulisan dapat dilakukan secara positif
maupun negatif. Penceritaan dalam tulisan merupakan sesuatu yang patut diketahui oleh
pembaca. Pembaca berhak mengetahui hasil tulisan, apabila tulisan tersebut dipublikasikan
untuk kepentingan umum. Antara lain menulis sebagai aturan atau tingkah laku, artinya di
dalam menulis terdapat rambu-rambu yang harus dipatuhi oleh penulis. Apabila itu berkaitan
dengan tulisan ilmiah, bahasa yang digunakan merupakan bahasa ilmiah. Begitu pula, bagi
tulisan yang ditujukan kepada surat kabar, maka bentuknya adalah tulisan populer. Seorang
penulis perlu memahami dan mengetahui aturan-aturan yang terdapat di dalam menulis
sehingga tulisannya dapat dipahami dan dimengerti pembaca sebagai sebuah cara belajar,
artinya menulis dapat dijadikan sebagai alat bagi penulis untuk mengetahui berbagai
kejadian, peristiwa, atau ilmu pengetahuan yang terdapat di dunia ini. Dengan menulis
berarti seorang penulis telah mempelajari berbagai hal yang belum diketahuinya.
Ketrampilan menulis membutuhkan proses, tidak bisa instan. Sebuah proses yang
bersinambungan dan proses menulis ini dapat dimulai di sekolah. Karena itu, jika guru yang
mengajar di sekolah aktif dan kreatif serta mampu membiasakan siswanya untuk
mengungkapkan buah perasaan dan pikirannya dalam bentuk tulisan, menulis akan
membumi, akan menjadi kebutuhan praktis siswa, mantan siswa, atau mahasiswa. Alhasil,
tidak akan ada lagi pelamar pekerjaan yang notabene pernah mendapatkan pembelajaran
menulis surat lamaran pekerjaan memilih mencari contoh, menjiplaknya bulat-bulat dan
hanya sekedar mengganti identitas saja., tidak ada lagi kegiatan siswa atau mahasiswa yang
hanya copy paste tulisan orang lain untuk menyelesaikan tugas-tugas mereka.
Menulis perlu dimantapkan.Kegiatan ini untuk melatih memadukan olah otak dengan
gerak tangan.Kegiatan psiko-motorik langka di kalangan cendekiawan, guru serta
profesional; yang saat ini cenderung mengandalkan komputer dan media dengar-pandang
khususnya televisi. Menulis bermanfaat untuk melatih seseorang agar cermat ketika
merancang jalan pemikiran yang teratur.
a. Membiasakan menulis dari apa yang pernah dilakukan
menulis dapat menolong untuk berpikir secara kritis, juga dapat memudahkan merasakan
dan
menikmati
hubungan-hubungan,
memperdalam
daya
tanggap
atau
persepsi,
memecahkan masalah-masalah yang dihadapi, menyusun urutan pengalaman. Tidak jarang
dengan kegiatan menulis, seorang menemukan apa yang sebenarnya ia pikirkan dan rasakan
mengenai orang-orang, gagasan-gagasan, masalah-masalah, dan kejadian-kejadian.
Membiasakan menulis setelah bangun pagi adalah senam otak yang sempurna
Latihan ini berguna sekali untuk melatih kelancaran menulis. Apapun yang terlintas
dipikiran bisa digunakan untuk bahan menulis. Aktifitas menulis yang dimaksud bukanlah
menulis di laptop atau komputer melainkan dengan tangan di atas lembaran-lembaran kertas.
b. Membiasakan menulis dari apa yang dilihat dan didengar
Jika banyak yang dibaca, dilihat dan didengar, maka semakin banyak idea-idea
yang dicurahkan.Jika banyak melakukan latihan menulis, semakin anda fasih menulis dan
bertambah baik bahasa tulisan anda.Seperti juga Fasih Bicara, fasih menulis berawal dengan
keyakinan, keberanian dan percaya diri.
Begitu besar manfaat membaca untuk mengasah keterampilan menulis seseorang,
yaitu:
Membaca memperluas wawasan
Membaca membantu melihat sudut pandang yang berbeda
Membaca membantu Anda belajar teknik menulis yang dipakai oleh orang yang lebih
berpengalaman
Membaca membuat ide Anda melimpah
Membaca menjadikan otak dan pikiran Anda aktif
Membaca merangsang terbentuknya informasi baru di sistem daya ingat yang siap
dipanggil kapan saja
Membaca membuat jalan pikiran Anda menjadi lebih lentur
Membaca memperkaya kosa kata, pilihan kalimat, dan cara penyajian yang bisa Anda
pakai dalam menulis
Membaca membuat Anda mampu menganalisa, menghubungkan informasi yang terserak,
dan melihat benang merah dari sebuah persoalan
Membaca membuat Anda punya bahan yang banyak untuk menuliskannya kembali
c. Membiasakan menulis dari apa yang dipikirkan
Menulis merupakan keseluruhan rangkaian kegiatan siswa dalam mengungkapkan
buah pikirannya melalui bahasa tulis untuk dibaca dan dimengerti oleh guru atau siswa
lainnya.Buah pikiran itu dapat berupa pengalaman, pendapat, pengetahuan, keinginan,
perasaan sampai gejolak kalbu siswa itu sendiri. Buah pikiran itu diungkapkan dan
disampaikan kepada pihak lain dengan wahana berupa bahasa tulis, yakni bahasa yang tidak
mempergunakan peralatan bunyi dan pendengaran melainkan berwujud berbagai tanda dan
lambang yang harus dibaca.
Kemampuan menulis tidak datang begitu saja, perlu adanya pengetahuan yang
harus dikuasai dan dipahami siswa.Menulis memerlukan trik-trik atau kiat-kiat sehingga
hasil tulisan sesuai dengan hasil tulisan yang dipersyaratkan. Untuk mencapai hasil tulisan
yang maksimal perlu adanya proses pembelajaran yang menyenangkan.
Menulis kan pada dasarnya hanya menyalin apa yang sedang anda pikirkan dan
rasakan ke dalam simbol berupa huruf-huruf, membentuk kata yang bersusun menjadi
kalimat untuk dipahami yang membaca. Sebaliknya, membaca adalah memahami apa yang
dipikirkan dan dirasakan oleh si penulis menggunakan simbol yang sama. Dengan
kombinasi menulis dan membaca maka terjadilah pertukaran pikiran dan perasaan dari orang
ke orang.
d. Membiasakan menulis dari apa yang diimpikan
Membayangkan
harus
mengerjakan
sebuah
tulisan
bukanlah
hal
yang
menyenangkan untuk sebagian orang. Apalagi yang tidak terbiasa dengan aktivitas menulis,
tentunya menjadi sebuah mimpi buruk yang menghantui. Dalam bayangan mereka, menulis
merupakan rangkaian proses yang besar dan sangat panjang, mulai dari memikirkan ide,
mengumpulkan fakta-fakta sampai menuangkannya dalam kalimat-kalimat. Jika demikian,
jangankan untuk menulis, memikirkannya saja dapat membuat seperempat dari komposisi
otak terasa begitu lelah. Alhasil, tak ada satu kalimatpun yang berhasil di selesaikan.
Tapi tahukah anda, sebenarnya menulis tidaklah serumit yang seringkali
dibayangkan oleh banyak orang yang gagal menulis. Menulis itu adalah sebuah proses yang
sangat sederhana, bahkan menyenangkan.
Syaratnya,pertama; jangan biarkan otak anda dibodohi oleh perasaan malas dan
sugesti bahwa menulis itu sulit.
kedua; cobalah menulis dari hal-hal yang paling kecil dan dekat dengan kehidupan.
Ketiga; Menulislah dengan hati. Tulis apa saja yang sedang anda rasakan, mungkin lebih
tepat seperti sebuah buku harian. Jangan pedulikan dulu kaidah-kaidah yang membuat
kepala mumet dengan aturan-aturan baku, tapi biarkan ide itu menjalar dengan perlahan dan
santai, hingga dengan sendirinya membuat jemari menari indah diatas keyboard.
e. Membiasakan menulis dari apa yang direnungkan
Ide atau gagasan itu bisa muncul di mana dan kapan saja. Ide bisa muncul mungkin
dipicu oleh keadaan yang terlihat, terdengar, terasakan, dialami dan dibicarakan. Ide
memang bisa muncul mungkin karena sengaja direnungkan akan tetapi kalau sesuatu yang
direnungkan itu terlihat, terdengar, terasakan dan dibicarakan orang lain akan lebih terpicu
muncul menjadi sebuah ide yang mudah dikembangkan.
Oleh karena itu sebenarnya Anda bisa memicu ide melalui banyak pengamatan
terhadap lingkungan. Pengamatan dapat diartikan sebagai kegiatan membaca buku, koran,
majalah, internet, mendengar radio, ceramah kotbah, nara sumber dalam seminar ditambah
renungan situasi yang baru saja diterimanya.
Apabila niat Anda benar-benar ingin menulis, Anda picu ide Anda dan dapat
menyingkirkan sikap malas maka ide Anda akan muncul kapan saja dan di mana saja Anda
berada. Agar ide Anda yang bagus tidak terbuang sia-sia maka ide-ide itu hendaknya segera
dicatat di mana pun Anda berada. Kita sadari bahwa ide bagus yang belum sempat ditulis
kadang menguap tiba-tiba dan kita kehilangan lacak untuk menemukan kembali di mana ia
berada. Itu hal yang biasa.
Ketika waktu sebelum tidur kehadiran ide bagus, bangunlah dan catatlah ide itu
agar tidak hanya menggoda pikiran ! Ketika membaca berita koran kemudian terinspirasi
untuk menulis setelah termotivasi berita yang dibaca, tulislah ide itu segera sebelum tertutup
oleh berita lain yang mungkin menghapus ide yang baru saja tiba !
Menulis segera ide yang muncul ini merupakan langkah kecil dalam memenuhi
panggilan menulis akan tetapi penting untuk dilakukan. Banyak teman guru yang belum
menulis bercerita tentang idenya yang hilang sebelum ditulisnya menjadi karya ilmiah. Oleh
karenanya menulis segera ide yang muncul hendaknya dibiasakan.
f. Contoh-contoh pembiasaan yang menjadikan orang terampil:
1. contoh pembiasaan yang bisa dilakukan adalah membiasakan para siswa untuk memiliki
buku harian. Siswa dapat dilatih menulis dengan menuliskan kegiatan-kegiatan yang
dilakukannya.
2. menciptakan pembangunan “paradigma” dalam diri kita masing-masing bahwa membaca
dan menulis adalah suatu kebutuhan sehari-hari.
3. latihan menulis dan terus menulis yang diiringi pula dengan minat yang mendalam.
4. perasaan cinta akan ilmu, dan Ilmu itu diperolehi dengan banyak membaca.
oleh:
1. Ana fitriyah
2. Auliana Rohaini
3. eka Murshalini
TERAMPIL MENULIS DIMULAI DARI PEMBIASAAN
Kemampuan dapat diartikan sebagai kesanggupan seseorang dalam melakukan
kegiatan.Kemampuan adalah daya untuk suatu tindakan sebagai hasil dari pembawaan dan
latihan.Berbicara tentang kemampuan tidak tepat kalau tidak dihubungkan dengan
kemampuan berbahasa.Kemampuan berbahasa merupakan kesanggupan menggunakan
bahasa untuk menyampaikan suatu maksud kepada orang lain serta memahami maksud yang
disampaikan oleh orang lain dalam suatu peristiwa komunikasi. Sehubungan dengan
kemampuan berbahasa tersebut, dikenal dua istilah, yaitu (1) competence; dan (2)
performance.Konsep "competence" dan "performance" dikemukakan oleh Chomsky yang
mengatakan
bahwa
pembicara/pendengar
dimaksudkan
dengan
competence
atau
adalah
penulis/pembaca
performance
adalah
pengetahuan
tentang
yang
bahasanya,
aktualisasi
dimiliki
oleh
sedangkan
yang
pemakaian
bahasa
oleh
pembicara/pendengar atau penulis/pembaca dalam situasi yang kongkret.Berdasarkan uraian
di atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan berbahasa adalah kemampuan berkomunikasi
yang meliputi kemampuan mewujudkan penguasaan kaidah-kaidah dalam bahasa yang telah
diketahui (competence) ke dalam ujud pemakaian bahasa (performance) untuk mencapai
tujuan komunikasi.
Pada hakikatnya, menulis adalah pengutaraan sesuatu dengan menggunakan bahasa
secara
tertulis.
Dengan
mengutarakan
sesuatu
itu
dimaksudkan
menyampaikan,
memberitakan, menceritakan, melukiskan, menerangkan, meyakinkan, menjelmakan, dan
sebagainya kepada pembaca agar mereka memahami apa yang terjadi pada suatu peristiwa
atau suatu kegiatan.
Menulis merupakan komunikasi. Selanjutnya dikatakannya bahwa di dalam
komunikasi menulis terdapat empat unsur, yaitu: (1) menulis merupakan bentuk ekspresi
diri; (2) menulis merupakan sesuatu yang umum disampaikan ke pembaca; (3) menulis
merupakan aturan dan tingkah laku; dan (4) menulis merupakan sebuah cara belajar. Sebagai
bentuk dari ekspresi diri, artinya menulis bertujuan untuk mengomunikasikan,
menyampaikan sebuah ide melewati batas waktu dan ruang.Artinya, menulis dapat
dilakukan kapan saja, dan di mana saja sesuai dengan keadaan yang terdapat dalam diri
penulis. Menulis dapat dilakukan secara baik apabila di dalam diri penulis terdapat
motivasi.Motivasi dapat timbul karena adanya faktor kegembiraan atau kesedihan yang
terdapat dalam diri penulis. Oleh karena itu, di dalam tulisan terdapat ekspresi diri dari si
penulis antara lain sebagai sesuatu yang umum, artinya tulisan dapat dilakukan secara positif
maupun negatif. Penceritaan dalam tulisan merupakan sesuatu yang patut diketahui oleh
pembaca. Pembaca berhak mengetahui hasil tulisan, apabila tulisan tersebut dipublikasikan
untuk kepentingan umum. Antara lain menulis sebagai aturan atau tingkah laku, artinya di
dalam menulis terdapat rambu-rambu yang harus dipatuhi oleh penulis. Apabila itu berkaitan
dengan tulisan ilmiah, bahasa yang digunakan merupakan bahasa ilmiah. Begitu pula, bagi
tulisan yang ditujukan kepada surat kabar, maka bentuknya adalah tulisan populer. Seorang
penulis perlu memahami dan mengetahui aturan-aturan yang terdapat di dalam menulis
sehingga tulisannya dapat dipahami dan dimengerti pembaca sebagai sebuah cara belajar,
artinya menulis dapat dijadikan sebagai alat bagi penulis untuk mengetahui berbagai
kejadian, peristiwa, atau ilmu pengetahuan yang terdapat di dunia ini. Dengan menulis
berarti seorang penulis telah mempelajari berbagai hal yang belum diketahuinya.
Ketrampilan menulis membutuhkan proses, tidak bisa instan. Sebuah proses yang
bersinambungan dan proses menulis ini dapat dimulai di sekolah. Karena itu, jika guru yang
mengajar di sekolah aktif dan kreatif serta mampu membiasakan siswanya untuk
mengungkapkan buah perasaan dan pikirannya dalam bentuk tulisan, menulis akan
membumi, akan menjadi kebutuhan praktis siswa, mantan siswa, atau mahasiswa. Alhasil,
tidak akan ada lagi pelamar pekerjaan yang notabene pernah mendapatkan pembelajaran
menulis surat lamaran pekerjaan memilih mencari contoh, menjiplaknya bulat-bulat dan
hanya sekedar mengganti identitas saja., tidak ada lagi kegiatan siswa atau mahasiswa yang
hanya copy paste tulisan orang lain untuk menyelesaikan tugas-tugas mereka.
Menulis perlu dimantapkan.Kegiatan ini untuk melatih memadukan olah otak dengan
gerak tangan.Kegiatan psiko-motorik langka di kalangan cendekiawan, guru serta
profesional; yang saat ini cenderung mengandalkan komputer dan media dengar-pandang
khususnya televisi. Menulis bermanfaat untuk melatih seseorang agar cermat ketika
merancang jalan pemikiran yang teratur.
a. Membiasakan menulis dari apa yang pernah dilakukan
menulis dapat menolong untuk berpikir secara kritis, juga dapat memudahkan merasakan
dan
menikmati
hubungan-hubungan,
memperdalam
daya
tanggap
atau
persepsi,
memecahkan masalah-masalah yang dihadapi, menyusun urutan pengalaman. Tidak jarang
dengan kegiatan menulis, seorang menemukan apa yang sebenarnya ia pikirkan dan rasakan
mengenai orang-orang, gagasan-gagasan, masalah-masalah, dan kejadian-kejadian.
Membiasakan menulis setelah bangun pagi adalah senam otak yang sempurna
Latihan ini berguna sekali untuk melatih kelancaran menulis. Apapun yang terlintas
dipikiran bisa digunakan untuk bahan menulis. Aktifitas menulis yang dimaksud bukanlah
menulis di laptop atau komputer melainkan dengan tangan di atas lembaran-lembaran kertas.
b. Membiasakan menulis dari apa yang dilihat dan didengar
Jika banyak yang dibaca, dilihat dan didengar, maka semakin banyak idea-idea
yang dicurahkan.Jika banyak melakukan latihan menulis, semakin anda fasih menulis dan
bertambah baik bahasa tulisan anda.Seperti juga Fasih Bicara, fasih menulis berawal dengan
keyakinan, keberanian dan percaya diri.
Begitu besar manfaat membaca untuk mengasah keterampilan menulis seseorang,
yaitu:
Membaca memperluas wawasan
Membaca membantu melihat sudut pandang yang berbeda
Membaca membantu Anda belajar teknik menulis yang dipakai oleh orang yang lebih
berpengalaman
Membaca membuat ide Anda melimpah
Membaca menjadikan otak dan pikiran Anda aktif
Membaca merangsang terbentuknya informasi baru di sistem daya ingat yang siap
dipanggil kapan saja
Membaca membuat jalan pikiran Anda menjadi lebih lentur
Membaca memperkaya kosa kata, pilihan kalimat, dan cara penyajian yang bisa Anda
pakai dalam menulis
Membaca membuat Anda mampu menganalisa, menghubungkan informasi yang terserak,
dan melihat benang merah dari sebuah persoalan
Membaca membuat Anda punya bahan yang banyak untuk menuliskannya kembali
c. Membiasakan menulis dari apa yang dipikirkan
Menulis merupakan keseluruhan rangkaian kegiatan siswa dalam mengungkapkan
buah pikirannya melalui bahasa tulis untuk dibaca dan dimengerti oleh guru atau siswa
lainnya.Buah pikiran itu dapat berupa pengalaman, pendapat, pengetahuan, keinginan,
perasaan sampai gejolak kalbu siswa itu sendiri. Buah pikiran itu diungkapkan dan
disampaikan kepada pihak lain dengan wahana berupa bahasa tulis, yakni bahasa yang tidak
mempergunakan peralatan bunyi dan pendengaran melainkan berwujud berbagai tanda dan
lambang yang harus dibaca.
Kemampuan menulis tidak datang begitu saja, perlu adanya pengetahuan yang
harus dikuasai dan dipahami siswa.Menulis memerlukan trik-trik atau kiat-kiat sehingga
hasil tulisan sesuai dengan hasil tulisan yang dipersyaratkan. Untuk mencapai hasil tulisan
yang maksimal perlu adanya proses pembelajaran yang menyenangkan.
Menulis kan pada dasarnya hanya menyalin apa yang sedang anda pikirkan dan
rasakan ke dalam simbol berupa huruf-huruf, membentuk kata yang bersusun menjadi
kalimat untuk dipahami yang membaca. Sebaliknya, membaca adalah memahami apa yang
dipikirkan dan dirasakan oleh si penulis menggunakan simbol yang sama. Dengan
kombinasi menulis dan membaca maka terjadilah pertukaran pikiran dan perasaan dari orang
ke orang.
d. Membiasakan menulis dari apa yang diimpikan
Membayangkan
harus
mengerjakan
sebuah
tulisan
bukanlah
hal
yang
menyenangkan untuk sebagian orang. Apalagi yang tidak terbiasa dengan aktivitas menulis,
tentunya menjadi sebuah mimpi buruk yang menghantui. Dalam bayangan mereka, menulis
merupakan rangkaian proses yang besar dan sangat panjang, mulai dari memikirkan ide,
mengumpulkan fakta-fakta sampai menuangkannya dalam kalimat-kalimat. Jika demikian,
jangankan untuk menulis, memikirkannya saja dapat membuat seperempat dari komposisi
otak terasa begitu lelah. Alhasil, tak ada satu kalimatpun yang berhasil di selesaikan.
Tapi tahukah anda, sebenarnya menulis tidaklah serumit yang seringkali
dibayangkan oleh banyak orang yang gagal menulis. Menulis itu adalah sebuah proses yang
sangat sederhana, bahkan menyenangkan.
Syaratnya,pertama; jangan biarkan otak anda dibodohi oleh perasaan malas dan
sugesti bahwa menulis itu sulit.
kedua; cobalah menulis dari hal-hal yang paling kecil dan dekat dengan kehidupan.
Ketiga; Menulislah dengan hati. Tulis apa saja yang sedang anda rasakan, mungkin lebih
tepat seperti sebuah buku harian. Jangan pedulikan dulu kaidah-kaidah yang membuat
kepala mumet dengan aturan-aturan baku, tapi biarkan ide itu menjalar dengan perlahan dan
santai, hingga dengan sendirinya membuat jemari menari indah diatas keyboard.
e. Membiasakan menulis dari apa yang direnungkan
Ide atau gagasan itu bisa muncul di mana dan kapan saja. Ide bisa muncul mungkin
dipicu oleh keadaan yang terlihat, terdengar, terasakan, dialami dan dibicarakan. Ide
memang bisa muncul mungkin karena sengaja direnungkan akan tetapi kalau sesuatu yang
direnungkan itu terlihat, terdengar, terasakan dan dibicarakan orang lain akan lebih terpicu
muncul menjadi sebuah ide yang mudah dikembangkan.
Oleh karena itu sebenarnya Anda bisa memicu ide melalui banyak pengamatan
terhadap lingkungan. Pengamatan dapat diartikan sebagai kegiatan membaca buku, koran,
majalah, internet, mendengar radio, ceramah kotbah, nara sumber dalam seminar ditambah
renungan situasi yang baru saja diterimanya.
Apabila niat Anda benar-benar ingin menulis, Anda picu ide Anda dan dapat
menyingkirkan sikap malas maka ide Anda akan muncul kapan saja dan di mana saja Anda
berada. Agar ide Anda yang bagus tidak terbuang sia-sia maka ide-ide itu hendaknya segera
dicatat di mana pun Anda berada. Kita sadari bahwa ide bagus yang belum sempat ditulis
kadang menguap tiba-tiba dan kita kehilangan lacak untuk menemukan kembali di mana ia
berada. Itu hal yang biasa.
Ketika waktu sebelum tidur kehadiran ide bagus, bangunlah dan catatlah ide itu
agar tidak hanya menggoda pikiran ! Ketika membaca berita koran kemudian terinspirasi
untuk menulis setelah termotivasi berita yang dibaca, tulislah ide itu segera sebelum tertutup
oleh berita lain yang mungkin menghapus ide yang baru saja tiba !
Menulis segera ide yang muncul ini merupakan langkah kecil dalam memenuhi
panggilan menulis akan tetapi penting untuk dilakukan. Banyak teman guru yang belum
menulis bercerita tentang idenya yang hilang sebelum ditulisnya menjadi karya ilmiah. Oleh
karenanya menulis segera ide yang muncul hendaknya dibiasakan.
f. Contoh-contoh pembiasaan yang menjadikan orang terampil:
1. contoh pembiasaan yang bisa dilakukan adalah membiasakan para siswa untuk memiliki
buku harian. Siswa dapat dilatih menulis dengan menuliskan kegiatan-kegiatan yang
dilakukannya.
2. menciptakan pembangunan “paradigma” dalam diri kita masing-masing bahwa membaca
dan menulis adalah suatu kebutuhan sehari-hari.
3. latihan menulis dan terus menulis yang diiringi pula dengan minat yang mendalam.
4. perasaan cinta akan ilmu, dan Ilmu itu diperolehi dengan banyak membaca.
oleh:
1. Ana fitriyah
2. Auliana Rohaini
3. eka Murshalini