DITJEN BINA KEUDA KEMENDAGRI
PAPARAN
Plt. DIREKTUR PERENCANAAN ANGGARAN DAERAH DITJEN BINA KEANGAN DAERAH
Tentang
KEBIJAKAN UMUM KEUANGAN DAERAH SAAT INI DAN KEDEPAN
Pada Acara
BIMTEK PENYUSUNAN PROGRAM DAN KEGIATAN
YANG BERORIENTASI PELAYANAN MASYARAKAT DI BIDANG KESEHATAN
Disampaikan Oleh :
ARSAN LATIF
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Jakarta, 16 Maret 2017
(2)
…
membentuk
suatu
Pemerintah
Negara
Indonesia
yang
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia
dan untuk
memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa
, dan
ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan
,
perdamaian abadi dan keadilan sosial
…
.
UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA
TAHUN 1945
PEMBUKAAN
(Preambule)
TUJUAN BERNEGARA
SESUAI
(3)
1. UUD 1945 Pasal 28H, ayat (1):
“
Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan
lingkungan hidup yang baik dan sehat serta
memperoleh pelayanan kesehatan
”
.
2. UUD 1945 Pasal 34, ayat (3):
“
Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan
dan fasilitas
pelayanan umum yang layak
”
3. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, pasal 171 ayat (2):
“
Besar anggaran kesehatan Pemda Prov/Kab/Kota dialokasikan
minimal 10% dari APBD
diluar gaji
”
4. Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah;
5. Permendagri No. 31 Tahun 2016 Tentang Pedoman Penyusunan APBD TA 2017, Butir V.6:
“
Pemda secara konsisten dan berkesinambungan harus mengalokasikan anggaran
kesehatan
minimal 10% dari total belanja APBD diluar gaji
”
.
6. Radiogram Menteri Dalam Negeri No. T.900/2239/KEUDA tanggal 15 September 2015
terkait Peningkatan Bidang Pendidikan, Kesehatan, serta Perumahan Rakyat Dan Kawasan
Permukiman.
(4)
1) Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
daerah didanai dari dan atas beban anggaran pendapatan dan
belanja daerah;
2) Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
Pemerintah Pusat di daerah didanai dari dan atas beban anggaran
pendapatan dan belanja negara;
3) Administrasi pendanaan penyelenggaraan urusan pemerintahan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara terpisah
dari
administrasi
pendanaan
penyelenggaraan
urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Pusat
sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
4
(5)
P E M B I N A A N D A N P E N G A W A S A N
PEMERINTAH
Mendagri
Pembinaan
Pengawasan
Binwas Umum
Binwas Teknis
K/L
Provinsi
Gubernur sbg wakil Pem. Binwas umum & teknis
(PP 19/2010 & PP 23/2011
Kab/Kota
5
PASAL 8 ayat (3)
UU 23/2014
BINWAS Secara
Nasional
koordinasikan
(6)
9. perhubungan;
10.komunikasi dan
informatika;
11.koperasi, usaha
kecil, dan
menengah;
12.penanaman modal;
13.kepemudaan dan
olah raga;
14.statistik;
15.persandian;
16.kebudayaan;
17.perpustakaan; dan
18.kearsipan.
U R U S A N P E M E R I N T A H A N K O N K U R E N
PILIHAN
1. kelautan dan
perikanan;
2. pariwisata;
3. pertanian;
4. kehutanan;
5. energi dan
sumberdaya
mineral;
6. perdagangan;
7. perindustrian;
dan
8. transmigrasi
1. pendidikan;
2. kesehatan;
3. pekerjaan umum &
penataan ruang;
4. perumahan rakyat &
kawasan pemukiman;
5. ketentraman &
ketertiban umum
serta perlindungan
masyarakat;
6. sosial.
WAJIB
Tidak berkaitan dengan pelayanan dasar
Berkaitan dengan
pelayanan dasar
1. tenaga kerja;
2. pemberdayaan
perempuan
dan
pelindungan anak;
3. pangan;
4. pertanahan;
5. lingkungan hidup;
6. administrasi
kependudukan
dan
pencatatan sipil;
7. pemberdayaan
masyarakat dan desa;
8. pengendalian
penduduk
dan
keluarga berencana
;
(7)
Penerimaan Pajak Rokok, baik bagian provinsi
maupun bagian kabupaten/kota, dialokasikan
paling sedikit 50% (lima puluh persen) untuk
mendanai pelayanan kesehatan
masyarakat dan
penegakan hukum oleh aparat yang berwenang.
Pasal 31 UU 28/2009
(8)
Kewajiban kepala daerah dan wakil kepala daerah meliputi:
a. memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta mempertahankan dan memelihara
keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia;
b. menaati seluruh ketentuan peraturan perundangundangan;
c. mengembangkan kehidupan demokrasi;
d. menjaga etika dan norma dalam pelaksanaan Urusan Pemerintahan yang menjadi
kewenangan Daerah;
e. menerapkan prinsip tata pemerintahan yang bersih dan baik;
f. melaksanakan program strategis nasional; dan
g. menjalin hubungan kerja dengan seluruh Instansi Vertikal di Daerah dan semua
Perangkat Daerah.
Pasal 67 UU 23/2014
(9)
(2) Kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah diberhentikan
….
a….
b…
c….
d. tidak melaksanakan kewajiban kepala daerah dan wakil
kepala daerah sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 67 huruf
b;
Pasal 78 ayat (2) huruf d UU 23/2014
(10)
I.
AMANAT KONSTITUSI
UUD’
45;
II.
KONSEPSI DAN KEBIJAKAN KESEHATAN DALAM KONTEKS HUBUNGAN
PUSAT DAN DAERAH ;
III. POLA HUBUNGAN KEUANGAN PUSAT DAN DAERAH;
IV. IMPLEMENTASI KEBIJAKAN DAN PEMBIAYAAN KESEHATAN DALAM
APBD;
OUTLINE
(11)
(12)
LEMBAGA-LEMBAGA DALAM SISTEM KETATANEGARAAN
menurut UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
UUD 1945
TNI/POLRI LPNK
kementerian negara
badan-badan lain yang fungsinya berkaitan dengan kekuasaan kehakiman
KY
KPU
bank sentralDPR
MPR
DPD
BPK
Presiden
MA
MK
Lingkungan Peradilan
TUN
Lingkungan Peradilan
Militer
Perwakilan BPK Provinsi Pemerintahan Daerah Provinsi DPRD Gubernur Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota DPRD Bupati/ WalikotaPUSAT
DAERAH
Lingkungan Peradilan
Agama
Lingkungan Peradilan
Umum
EKSEKUTIF LEGISLATIF YUDIKATIF
(13)
K E K U A S A A N P E M E R I N T A H A N
PRESIDEN
Kementerian/LPNK
Koordinator penyeleng. urusan
pem. di daerah
Psl 8 Ayat (3) UU 23/2014
Pemegang kekuasaan
pemerintahan
–
Psl 4 (1)
UUD 1945
Koordinasi
Koordinasi
Sebagian
Urusan
Tanggungjawab
PUSAT
DAERAH
Otonomi Seluas-luasnya Ps
18 (5) UUD ‘45
Psl 17 UUD 1945
Keuangan Negara
Keuangan Daerah
Pemerintahan Daerah
KEMENDAGRI
13
(14)
KMDN 29/02
Omnibus
Regulation
UU 17/2003
UU 1/2004
UU 15/2004
UU 25/2004
UU 33/2004
PP
PP
PP
UU 23/2014
PERMENDAGRI 13/06
misal: SAP, dstnya
PP 58/2005
(Omnibus
Regulation)
PERMENDAGRI 59/07
UU 5/74
PP 105/00
UU 22/99
PP 41/07
PP 38/07
14
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
PERMENDAGRI 21/11
PERMENDAGRI 32/11 & 39/12
DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TERMASUK BIDANG
PENDIDIKAN (BGN DARI 32 URUSAN)
YANG MENJADI KEWENANGAN DAERAH:
SINKRONISASI & HARMONISASI BEL TRANSFER
KE DAERAH
PERMENDAGRI 64/13
PP 71/10
PP 24/05
UU 36/2009
(15)
II. KONSEPSI DAN KEBIJAKAN
KESEHATAN DALAM KONTEKS
HUBUNGAN PUSAT DAN DAERAH
(16)
•
Menjaga kehidupan berbangsa dan bernegara serta
keutuhan NKRI
•
Menjaga & mengamalkan ideologi Pancasila & memb
kehidupan demokrasi
•
Memelihara stblts pol yg dinamis
•
Menjaga etika dan norma penyelenggaraan
pemerintahan
16
FUNGSI
GUB SBG
WKL PEM
KOORDINASI
PEMBINAAN
PENYELENGGARA
PEMERINTAHAN UMUM
PENGAWASAN
Pem Kab/Kota dan
instansi vertikal
penyelenggaraan pemerintahan
Sinergitas pemb &
Pemerintah Kabupaten/
Kota
Mempercepat peningkatan
kapasitas Pemerintahan
Kab/Kota
Pemerintah Kabupaten/
Kota
•
Penyelenggaran Pem sesuai
NSPK
(17)
U R U S A N P E M E R I N T A H A N
ABSOLUT
1. PERTAHANAN
2. KEAMANAN
3. AGAMA
4. YUSTISI
5. POLITIK LUAR
NEGERI
6. MONETER
PILIHAN
WAJIB
Dibagi berdasarkan
kriteria
Eksternalitas,
Akuntabilitas dan
Efisiensi
NON YAN
DASAR
S P M
1.
Dilaksanakan
sendiri
2.
Dekonsentrasi
3.
TP
DESENTRALISASI
KONKUREN
PEMERINTAHAN
UMUM
YAN
DASAR
(18)
(UU 23/2014)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
III. POLA HUBUNGAN KEUANGAN PUSAT
DAN DAERAH SESUAI UU NO. 23 TAHUN
(24)
APBN
Belanja Untuk
Daerah
DAK
DAU
Dana Transfer Lainnya
DBH
Dekon / TP
PEMERINTAH PUSAT
Dana Vertikal
Melalui K/L
POLA HUBUNGAN KEUANGAN PUSAT-DAERAH
(UU 23/2014 dan UU 33/2004)
APBD
Pendapatan
Daerah
Belanja Daerah
PAD
Lain-Lain Pend.
yang sah
Surplus /
Defisit Daerah
Pembiayaan
Daerah
Pinjaman (termasuk
Obligasi Daerah)
Penggunaan
SILPAPEMERINTAH DAERAH
Bel Langsung•B. Pegawai
•B. Barang &jasa
•B. Modal
Dana Otsus
6 Urusan
Di luar
6
Urusan
Mendanai Kegiatan
Desentralisasi
Mendanai Kegiatan
Dekon/TP dan
Instansi Vertikal
PELIMPAHAN URUSAN DAN WEWENANG
1
2
3
4
Pembiayaan Lainnya
Bel Tdk lgsng
•
B. Pegawai
•
B. Bunga
•
B. Subsidi
•
B. Hibah
•
B. Bansos
•
B. Bagi Hasil
•
B. Bankeu
•
BTT
24
POKJA Bel. Pusat
(Menkeu, Bappenas, K/L, Banggar)
POKJA Bel. Transf. Daerah (MDN, Menkeu, Bappenas & Banggar)
Dana Penyesuaian
• Tunj. Profesi Guru PNSD
• Tamb. Penghasilan Guru PNSD
• Bantuan Op. Sekolah
• DID
• Dana Proyek Pemda & Desen
• Dana Darurat
Desentralisasi
1. Belanja Pusat di Pusat
2. Belanja Pusat Di Daerah
DANA
TRANSFER
Keistimewaan DIY
• PDRD
• Hsl Pengel Kekayaan Drh yg di pisahkan
(25)
IV. IMPLEMENTASI KEBIJAKAN
DAN PEMBIAYAAN KESEHATAN
(26)
TA 2012 - 2016
26
Sumber Data : Perda APBD, Ditjen Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri, 2017
(27)
KAB/KOTA
PROVINSI
PROV/KAB/KOTA
TA 2012 - 2016
9%
9%
10%
11%
9%
9%
10%
11%
27
triliun rupiah
13%
8%
8%
8%
9%
10%
12%
(28)
miliar rupiah
Rata-rata = 835.34
Sumber Data : Perda APBD, Ditjen Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri, 2017
APBD TA 2016
(29)
Rata-rata = 10.21%
Sumber Data : Perda APBD, Ditjen Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri, 2017
TERHADAP TOTAL BELANJA
DILUAR GAJI
APBD TA 2016
(30)
Rata-rata = 16.28%
TERHADAP TOTAL BELANJA
DILUAR GAJI
APBD TA 2016
30
(31)
Rata-rata = 16.94%
TERHADAP TOTAL BELANJA
DILUAR GAJI
APBD TA 2016
31
(32)
Sumber Data: Perda APBD, Ditjen Bina Keuangan Daerah, Kementerian Dalam Negeri, TA 2017
Angka di atas TIDAK TERMASUK Fungsi Pendidikan (program/kegiatan, bantuan keuangan, hibah, bansos dan anggaran
lainnya yang berdimensi fungsi pendidikan)
ANGGARAN KESEHATAN KABUPATEN/KOTA
TA 2012 - 2015
UU 36/2009
Catatan:
1.
Rata-rata Alokasi Anggaran Kesehatan Kabupaten dan Kota Tahun Anggaran 2012 adalah 9.54%
2.
Rata-rata Alokasi Anggaran Kesehatan Kabupaten dan Kota Tahun Anggaran 2013 adalah 9.85%
3.
Rata-rata Alokasi Anggaran Kesehatan Kabupaten dan Kota Tahun Anggaran 2014 adalah 10.32%
4.
Rata-rata Alokasi Anggaran Kesehatan Kabupaten dan Kota Tahun Anggaran 2015 adalah 11.25%
5.
Rata-rata Alokasi Anggaran Kesehatan Kabupaten dan Kota Tahun Anggaran 2016 adalah 12.58%
(33)
(1)
miliar rupiah
Rata-rata = 835.34
Sumber Data : Perda APBD, Ditjen Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri, 2017
JUMLAH BELANJA URUSAN KESEHATAN PROVINSI
APBD TA 2016
(2)
Rata-rata = 10.21%
Sumber Data : Perda APBD, Ditjen Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri, 2017
RASIO BELANJA
URUSAN KESEHATAN
PROVINSI
TERHADAP TOTAL BELANJA
DILUAR GAJI
APBD TA 2016
(3)
Rata-rata = 16.28%
RASIO BELANJA
URUSAN KESEHATAN
KABUPATEN
PER PROVINSI
TERHADAP TOTAL BELANJA
DILUAR GAJI
APBD TA 2016
30
Sumber Data : Perda APBD, Ditjen Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri, 2017(4)
Rata-rata = 16.94%
RASIO BELANJA
URUSAN KESEHATAN
KOTA
PER PROVINSI
TERHADAP TOTAL BELANJA
DILUAR GAJI
APBD TA 2016
31
Sumber Data : Perda APBD, Ditjen Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri, 2017(5)
Sumber Data: Perda APBD, Ditjen Bina Keuangan Daerah, Kementerian Dalam Negeri, TA 2017
Angka di atas TIDAK TERMASUK Fungsi Pendidikan (program/kegiatan, bantuan keuangan, hibah, bansos dan anggaran lainnya yang berdimensi fungsi pendidikan)
PERSENTASE RATA-RATA
ANGGARAN KESEHATAN KABUPATEN/KOTA
TA 2012 - 2015
UU 36/2009
Catatan:
1. Rata-rata Alokasi Anggaran Kesehatan Kabupaten dan Kota Tahun Anggaran 2012 adalah 9.54% 2. Rata-rata Alokasi Anggaran Kesehatan Kabupaten dan Kota Tahun Anggaran 2013 adalah 9.85% 3. Rata-rata Alokasi Anggaran Kesehatan Kabupaten dan Kota Tahun Anggaran 2014 adalah 10.32% 4. Rata-rata Alokasi Anggaran Kesehatan Kabupaten dan Kota Tahun Anggaran 2015 adalah 11.25% 5. Rata-rata Alokasi Anggaran Kesehatan Kabupaten dan Kota Tahun Anggaran 2016 adalah 12.58%
(6)