STRATEGI PENGELOLAAN UNIT USAHA DI SMK NEGERI 1 SURABAYA.

STRATEGI PENGELOLAAN UNIT USAHA
DI SMK NEGERI 1 SURABAYA

SKRIPSI

Oleh:

NICKY DWI PANGESTIKA
NIM. D03212026

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
2016

ABSTRAK
Nicky Dwi Pangestika, 2016, “Strategi Pengelolaan Unit Usaha di SMK Negeri 1
Surabaya”.

Perlu disadari bahwa saat ini sekolah tidak cukup hanya mengandalkan

bantuan operasional dari pemerintah saja tetapi sekolah perlu mengembangkan
kreativitasnya dengan mendirikan sebuah unit usaha terlebih sekolah menengah
kejuruan yang memang lulusan SMK diorientasikan untuk siap memasuki dunia
kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, pertama bentuk-bentuk unit
usaha di SMK Negeri 1 Surabaya, kedua pengelolaan unit usaha di SMK Negeri 1
Surabaya, ketiga strategi pengelolaan unit usaha di SMK Negeri 1 Surabaya.
Dalam menjawab permasalahan di atas, penelitian ini menggunakan
metode deskriptif kualitatif suatu penelitian yang ditujukan untuk
mendeskripsikan dan menganalisis fenomena mengenai unit usaha di sekolah ini,
berupa bagaimana bentuk-bentuk unit usaha yang dikelola oleh sekolah ini serta
bagaimana pengelolaan itu dilakukan agar unit usaha tersebut dapat berjalan
sebagaimana tujuan yang telah ditentukan.
Dalam penelitian ini diperoleh temuan-temuan, bahwasanya di SMK Negeri
1 Surabaya memiliki tujuh unit usaha diantaranya aula, bank mini sekolah, elegant
production, pujasera, small bisnis, smesa mart, dan smesa edu hotel. strategi
pengelolaan yang telah dilakukan oleh pihak smesa mart dan smesa edu hotel
semuanya telah dilakukan dengan sebaik-baiknya dengan menggerakkan semua
stakeholder yang dimiliki sehingga jika terjadi hambatan semua bisa diatasi
dengan mudah. Dalam penyusunan strategi pengelolaannya, pengelola
menggerakkan semua anggota unit usaha pada masing-masing bidangnya untuk

mencapai tujuan yang diinginkan.
Kata kunci : strategi pengelolaan, unit usaha.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM ............................................................................................. i
PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ................................................... ii
PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ..................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ......................................................... iv
MOTTO ............................................................................................................... v
PERSEMBAHAN ............................................................................................... vi
ABSTRAK ........................................................................................................... vii
KATAPENGANTAR .......................................................................................viii
DAFTAR ISI........................................................................................................ x
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................xiii
BAB I

: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................. 1
B. Rumusan Masalah .............................................................. 5
C. Tujuan Penelitian .............................................................. 5
D. Manfaat Penelitian ............................................................. 5
E. Batasan Penelitian .............................................................. 6
F. Definisi Operasional .......................................................... 6
G. Hasil Penelitian Terdahulu............................................... 11
H. Sistematika Pembahasan .................................................. 12

BAB II

: KAJIAN TEORI
A. Unit Usaha
1. Pengertian unit usaha ................................................... 14
2. Tujuan unit usaha .......................................................... 16
3. Manfaat unit usaha ................................................... 17
4. Bentuk-bentuk unit usaha ....................................... 18
B. Pengelolaan (Manejemen)
1. Pengertian manajemen unit usaha................................. 21
2. Prinsip manajemen unit usaha....................................... 21

3. Fungsi manajemen unit usaha ....................................... 23

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

C. Strategi Pengelolaan
1. Strategi pengelolaan unit usaha..................................... 28
2. Proses penyusunan strategi unit usaha .......................... 29
3. Tujuan strategi pengelolaan unit usaha ......................... 32
4. Manfaat strategi pengelolaan unit usaha ....................... 32
BAB III

: METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ................................................................... 34
B. Objek Penelitian................................................................... 35
C. Lokasi Penelitian.................................................................. 36
D. Sumber Data ........................................................................ 36
E. Teknik Pengumpulan Data................................................... 37
F. Teknik Analisis Data ........................................................... 40
G. Teknik Keabsahan Data ...................................................... 41


Bab IV

: LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
1. Profil SMK Negeri 1 Surabaya ...................................... 43
2. Letak Geografis .............................................................. 43
3. Program keahlian SMK Negeri 1 Surabaya ................... 44
4. Struktur Organisasi SMK Negeri 1 Surabaya ................ 45
5. Motto SMK Negeri 1 Surabaya...................................... 45
6. Visi SMK Negeri 1 Surabaya......................................... 46
7. Misi SMK Negeri 1 Surabaya ........................................ 46
8. Kebijakan mutu SMK Negeri 1 Surabaya...................... 46
9. Fasilitas SMK Negeri 1 Surabaya .................................. 47
10. Struktur organisasi unit usaha ........................................ 48
11. Tujuan unit usaha ........................................................... 48
12. Faktor pendukung unit usaha ......................................... 49
13. Faktor penghambat unit usaha ....................................... 49
B. PENYAJIAN DATA
1. Pemaparan bentuk-bentuk unit usaha SMK Negeri 1 Surabaya


49

2. Pengelolaan unit usaha SMK Negeri 1 Surabaya .......... 53
3. Strategi pengelolaan unit usaha di SMK Negeri 1 Surabaya

57

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

C. ANALISIS DATA
1. Pemaparan bentuk-bentuk unit usaha SMK Negeri 1 Surabaya

59

2. Pengelolaan unit usaha SMK Negeri 1 Surabaya .......... 60
3. Strategi pengelolaan unit usaha di SMK Negeri 1 Surabaya
BAB V

66


: PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................... 69
B. Saran .................................................................................... 70

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 71
LAMPIRAN.......................................................................................................... 73

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Dewasa ini kebutuhan masyarakat terhadap pendidikan semakin
meningkat, orang-orang yang dulunya kurang memperhatikan pendidikan kini
telah berubah dan menjadikan pendidikan sebagai hal terpenting. Hal ini
berdampak terhadap semakin banyaknya sekolah yang memawarkan layanan
pendidikan yang diinginkan oleh para konsumen. Namun banyaknya sekolah
ini juga berdampak terhadap semakin besarnya anggaran pemerintah yang
harus dikeluarkan pada bidang pendidikan demi memberikan hak belajar

terhadap masyarakatnya. Namun pihak sekolah seharusnya tidak serta merta
menjadikan dana bantuan pemerintah ini sebagai dana pemasukan utama,
dimana harus ada pemasukan-pemasukan dari pihak lain, misalnya dari para
donatur atau bahkan dengan mendirikan usaha sendiri.
Berdasarkan tuntutan kebutuhan sekolah tersebut, terutama kebutuhan
pengembangan pembelajaran yang membutuhkan biaya yang relatif besar,
sumber pendapatan diupayakan dari berbagai pihak agar membantu
penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Akan tetapi, sekolah harus melakukan
usaha mandiri yang bisa menghasilkan dana. Hal ini akan terwujud apabila
manajemen
menjadikan

sekolah

dapat

kreativitas

dilaksanakan


sekolah

sebagai

dengan

sebaik-baiknya

andalan

utama.

dan

Garner

mengungkapkan adanya pengaruh langsung ataupun tidak langsung dalam
meningkatkan perolehan keuangan sekolah, yaitu praktek pembukuan yang

1

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2

sesuai dengan akuntansi (accounting), sekolah yang memiliki piagam (charter
schools), daya tarik sekolah (magnet school), privatisasi sekolah (the
privatization of school), vouchers, sistem yang terbuka dalam mengelola
sekolah (open systems), dan manajemen berdasarkan kondisi riil sekolah (sitebased management).1
Sumber-sumber pendapatan sekolah bisa berasal dari pemerintah,
usaha mandiri sekolah, orang tua siswa, dunia usaha dan industri, sumber lain,
misalnya hibah yang tidak bertentangan dengan peraturan perundangan yang
berlaku, yayasan penyelenggara pendidikan bagi lembaga pendidikan swasta,
serta masyarakat luas. Sember keuangan dari pemerintah bisa berasal dari
pemerintah pusat ataupun pemerintah kabupaten/kota. Sumber keuangan
pendidikan yang berasal dari pemerintah pusat dialokasikan melalui Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), sedangkan yang berasal dari
pemerintah kabupaten dan kota dialokasikan melalui Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah (APBD). Selanjutnya melalui kebijakan pemerintah yang
ada, pada tahun 2007 di dalam pengelolaan keuangan dikenal sumber
anggaran yang disebut Dana Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA). DIPA

meliputi Administrasi Umum, yaitu alokasi dari pemerintah yang bersumber
APBN penerimaan dari pajak, dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNPB)
yang bersumber dari dana masyarakat.2
Sekolah sudah saatnya menggali kreatifitasnya dalam bidang usaha
demi meningkatkan kualitas pendidikan pada lembaganya, karena usaha ini
1

Karna Husni, Manajemen Perubahan Sekolah, cet I (Bandung:Pustaka Setia,2015),285
Ibid,,286

2

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3

akan sangat berguna jika benar-benar dikelola dengan baik. Dengan
mendirikan usaha tentunya sekolah akan menjadi lebih mandiri dalam
memenuhi kebutuhannya tanpa harus selalu bergantung terhadap asupanasupan dana dari luar. Terlebih jika sekolah tersebut berorientasi pada kerja
seperti sekolah menengah kejuruan, tentu usaha ini juga bisa dijadikan sebagai
praktik langsung para siswanya dalam mengamalkan ilmunya. Contohnya
SMK yang punya jurusan otomotif bisa langsung membuka usaha bengkel di
dekat sekolahnya, ini akan sangat-sangat memberikan keuntungan yang sangat
besar, baik bagi siswa maupun bagi sekolah.
Tugas utama dari lembaga pendidikan memang

mencetak para

generasi bangsa yang mempunyai luas dalam bidang keilmuan, namun hal ini
tentunya tidak bisa dijadikan alasan oleh pihak sekolah untuk tidak
memperhatikan terhadap pengadaan usaha. Fakta yang ada memang sekolah
masih kurang memperhatikan hal ini dimana masih sebagian kecil sekolah
yang sudah mempunyai usaha sendiri, entah memang dikarenakan kurangnya
pengetahuan pihak lembaga dalam mengelola suatu usaha atau mungkin
memang belum adanya sebuah wacana untuk mendirikan usaha tersebut.
Kebanyakan sekolah di Surabaya masih belum bisa berkembang dalam
mendirikan sebuah usaha, keadaan sekolah masih tetap seperti dulu, sekolah
hanya memikirkan pembelajaran yang digunakan. Untuk masalah dana,
sekolah masih mengandalkan bantuan dari pemerintah dan donatur-donatur
yang ada. Kreatifitas untuk menjadi lembaga yang mandiri belum terfikirkan
oleh sekolah. Sangat disayangkan pada sekolah-sekolah yang berbasis

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4

kejuruan,yang telah mempunyai banyak prestasi di berbagai jurusan tetapi
untuk mendirikan sebuah usaha yang notabenenya untuk praktek sekaligus
pemasukan dana masih belum ada.
Mendirikan usaha memang tidak mudah karena usaha perlu perhatian
khusus dari pihak sekolah. Sebuah usaha memerlukan suatu pengelolaan dari
pihak-pihak tertentu yang akan ditunjuk sekolah. Usaha akan berjalan dengan
baik apabila memiliki manajemen yang baik yaitu sebuah perencanaan,
perlaksanaan, controling, dan evaluasi yang baik pula. Adanya usaha
sebenarnya sangat menguntungkan bagi pihak sekolah, maupun peserta
didiknya karena usaha tersebut bagi peserta didik mampu melatih percaya diri
untuk langsung praktek pada dunia kerja.
SMK Negeri 1 Surabaya merupakan salah satu sekolah yang telah
memiliki unit usaha sendiri. Dengan adanya unit usaha ini membuat SMK
Negeri 1 Surabaya menjadi lebih mandiri sehingga tidak bergantung pada
bantuan operasional pemerintah dan juga sumbangan-sumbangan dari wali
murid. Hal ini yang menjadi alasan bagi peneliti untuk lebih jauh menelitinya
karena objek penelitian ini adalah unit usaha yang dimiliki. Dengan analisis di
atas, penulis merasa tertarik untuk meneliti dan mengkaji lebih lanjut
mengenai strategi pengelolaan unit usaha di SMK Negeri 1 Surabaya.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

5

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dipaparkan penulis,
maka rumusan masalah penelitian adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana bentuk-bentuk unit usaha di SMK Negeri 1 Surabaya?
2. Bagaimana pengelolaan unit usaha di SMK Negeri 1 Surabaya?
3. Bagaimana strategi pengelolaan unit usaha di SMK Negeri 1 Surabaya?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah,penelitian ini bertujuan :
1. Untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk unit usaha yang terdapat di SMK
Negeri 1 Surabaya.
2. Untuk mendeskripsikan pengelolaan unit usaha di SMK Negeri 1
Surabaya.
3. Untuk mendeskripsikan strategi pengelolaan unit usaha di SMK Negeri 1
Surabaya.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Hasil

penelitian

ini

diharapkan

dapat

bermanfaat

dalam

pengembangan teori, khususnya dalam bidang strategi pengelolaan unit
usaha di SMK Negeri 1 Surabaya.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan atau
masukan dalam melaksanakan strategi pengelolaan unit usaha di sekolah.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

6

E. Batasan Penelitian
Untuk membatasi ruang lingkup penelitian di SMK Negeri 1 Surabaya
sangat diperlukan batasan penelitian dengan maksud agar variabel yang diteliti
tidak meluas dan tetap fokus pada permasalahan. Dalam penelitian ini peneliti
hanya fokus pada bagaimana strategi pengelolaan unit usaha di SMK Negeri 1
Surabaya.

F. Definisi Operasional
1. Unit Usaha
Usaha adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan tujuan
memperoleh hasil berupa keuntungan, upah, atau laba usaha. usaha adalah
kegiatan dengan mengerahkan tenaga, pikiran, atau badan untuk mencapai
suatu maksud pekerjaan (perbuatan, prakarsa, ikhtiar, daya upaya) untuk
mencapai sesuatu.3
Usaha kecil, menurut surat edaran Bank Indonesia No. 26/1/UKK
tanggal 29 Mei 1993 perihal Kredit Usaha Kecil (KUK) adalah usaha yang
memiliki total aset maksimum Rp 600 juta (enam ratus juta) tidak
termasuk tanah dan rumah yang ditempati. Pengertian usaha kecil ini
meliputi usaha perseorangan, badan usaha swasta, dan koperasi, sepanjang
aset yang dimiliki tidak melebihi nilai Rp 600 juta.4
Sedangkan berdasarkan UU No. 9/1995 tentang Usaha Kecil, yang
dimaksud dengan usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang

3
4

KBBI onlen diakses pada tanggal 17 november 2015
Pandji Anoraga, Manajemen Bisnis, (Jakarta: PT. Rineka cipta, 1997), 45

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

7

berskala kecil dalam memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil
penjualan tahunan, seperti kepemilikan yang diatur dalam Undang-undang
ini. Usaha kecil memiliki karakteristik sebagai berikut :5
a. Sistem pembukaan yang relatif sederhana dan cenderung tidak
mengikuti kaidah administrasi pembukaan standar. Kadangkala
pembukaan tidak di up to date sehingga sulit untuk menilai usaha
kerjanya.
b. Modal terbatas.
c. Pengalaman manajerial dalam mengelola perusahaan masih cenderung
terbatas.
Unit produksi atau unit usaha sekolah ialah suatu proses kegiatan
usaha yang dilakukan sekolah secara berkesinambungan, bersifat akademis
dan bisnis dengan memberdayakan warga sekolah dan lingkungan dalam
bentuk unit usaha produksi yang dikelola secara profesional. Karena unit
produksi adalah wadah kewirausahaan di sekolah maka ia harus dikelola
secara akademis/bisnis dan dilembagakan dalam suatu wadah usaha.6
Tujuan dilaksanakannya kegiatan produksi disekolah yaitu :
a. Sarana pelatihan berbasis produksi bagi siswa
b. Menumbuhkan dan mengembangkan jiwa wirausaha guru dan siswa
c. Membantu pendanaan untuk pemeliharaan, penambahan fasilitas dan
biaya-biaya operasional lainnya

5

Ibid,,46
Sri Lestari, Strata Skripsi: “Model Pengelolaan Unit Produksi Sekolah”. (Surakarta: Universitas
Sebelas Maret,2010), 5

6

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

8

d. Menambah semangat kebersamaan untuk meningkatkan aktivitas
produktif dan kesejahteraan bagi guru dan siswa
e. Mengembangkan sikap mandiri dan percaya diri dalam pelaksanaan
kegiatan praktek siswa
f. Meningkatkan kreatifitas dan inovasi dikalangan siswa, guru, dan
manajemen sekolah, serta membangun kemampuan sekolah dalam
menjalin kerjasama sinergis dengan pihak luar dan lingkungan serta
masyarakat luas.
2. Pengelolaan
Kata “Pengelolaan” dapat disamakan dengan manajemen, yang
berarti pula pengaturan atau pengurusan. Pengelolaan diartikan sebagai
suatu rangkaian pekerjaan atau usaha yang dilakukan oleh sekelompok
orang untuk melakukan serangkaian kerja dalam mencapai tujuan tertentu.7
3. Strategi Pengelolaan
Strategi pada dasarnya merupakan seni dan ilmu menggunakan dan
mengembangkan kekuatan (ideologi, politik, ekonomi, dan sosial-budaya)
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Strategi adalah
pendekatan

secara

keseluruhan

yang

berkaitan

dengan

pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam
kurun waktu tertentu. Strategi adalah taktik atau rencana yang disusun

7

Saefullah, Manajemen Pendidikan Islam, (Bandung:Pustaka Setia,), 30

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

9

untuk mencapai sasaran dan tujuan. Berikut ini adalah definisi strategi
menurut beberapa ahli :8
a. Alfred Chandler, Strategi adalah penetapan sasaran dan tujuan jangka
panjang sebuah perusahaan, dan arah tidakan secara alokasi sumber
daya yang diperlukan untuk mencapai sasaran dan tujuan itu.
b. Buzzel and Gale, Strategi adalah kebijakan dan keputusan kunci yang
digunakan oleh manajemen, yang memiliki dampak besar pada kinerja
keuangan. Kebijakan dan keputusan ini biasanya melibatkan komitmen
sumber daya yang penting dan tidak dapat diganti dengan mudah.
c. Kenneth Andrew, Strategi adalah pola sasaran, maksud atau tujuan dan
kebijakan, serta rencana-rencana penting untuk mencapai tujuan itu,
yang dinyatakan dengan cara seperti menetapkan bisnis yang dianut
oleh perusahaan, dan jenis atau akan menjadi jenis apa perusahaan ini.
Di dalam sebuah perusahaan, akan menetapkan strategi melalui
penyelarasan kemampuan perusahaan dengan peluang yang ada dalam
industri. Di dalam strategi yang baik terdapat koordinasi tim kerja,
memiliki tema, mengidentifikasi faktor pendukung yang sesuai dengan
prinsip-prinsip

pelaksanaan gagasan secara rasional, efisien dalam

pendanaan, dan memiliki taktik untuk mencapai tujuan secara efektif.
Strategi pengelolaan (Manajemen strategy) didefinisikan sebagai
kumpulan keputusan dan tidakan yang menghasilkan perumusan

8

Pandji Anoraga, Op.Cit, 339

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

10

(formulasi) dan pelaksanaan (implementasi) rencana yang dirancang untuk
mencapai sasaran perusahaan.9
Strategi

pengelolaan

(Manajemen

strategy)

juga

dapat

didefinisikan sebagai serangkaian keputusan dan tindakan mendasar yang
dibuat oleh manajemen puncak dan diimplementasikan oleh seluruh
jajaran suatu organisasi dalam rangka pencapaian organisasi tersebut. 10
Sebagai suatu proses, pelaksanaan manajemen strategi terbagi menjadi tiga
tahap, yaitu tahap perumusan strategi, tahap implementasi strategi, tahap
evaluasi strategi. Untuk merumuskan strategi diperlukan aktivitas-aktivitas
yang meliputi :
a. Pengembangan misi perusahaan,
b. Pengenali peluang dan ancaman eksternal perusahaan,
c. Menetapkan kekuatan dan kelemahan internal,
d. Menetapkan objektif jangka panjang,
e. Menghasilkan strategi alternatif, dan menetapkan strategi pokok yang
perlu diimplementasikan.11
4. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Surabaya
SMK Negeri 1 Surabaya merupakan lembaga pendidikan Negeri
yang terletak di Jalan SMEA No.4 Wonokromo-Surabaya. SMK ini
memiliki 9 kompetensi kejuruan,yaitu :
a. Pemasaran
b. Administrasi perkantoran
9

Napa J awat, Manajemen Strategi (suatu pendekatan sistem), (Yogyakarta: Liberty, 1989), 20
Sondang P Siagan, Manajemen Stratejik, (Jakarta : Bumi Aksara, 2004), 15
11
Ibid,,19
10

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

11

c. Akuntasi
d. Desain komunikasi visual
e. Akomodasi perhotelan
f. Teknik produksi dan penyiaran program pertelevisian
g. Multimedia
h. Rekayasa perangkat lunak
i. Teknik komputer dan jaringan12
SMK Negeri 1 Surabaya juga memiliki unit usaha yang mana
merupakan tempat dimana penulis melakukan penelitian.
Dengan demikian, dari definisi-definisi yang telah dipaparkan
penulis bahwasanya judul ini akan membahas tentang bagaimana taktik
atau rencana dari manajemen puncak dalam mengatur kegiatan usaha yang
ada di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Surabaya.

G. Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian tentang Strategi Pengelolaan Unit Usaha di SMK Negeri 1
Surabaya telah banyak dilakukan. Seperti yang telah dilakukan oleh Eva Nur
Fatimatuz

Z

yang berjudul

STRATEGI

PENGELOLAAN

USAHA

KOPERASI pada tahun 2006. Hasil penelitian yang ditulis oleh Eva Nur
Fatima tuz Z membahas tentang bagaimana strategi yang digunakan dalam
mengelola koperasi. Selain itu ia juga menitik beratkan penelitiannya hanya
pada usaha koperasi di sekolah tersebut bukan pada usaha-usaha yang lain.

12

Profil SMK Negeri 1 Surabaya diakses dari http://www.smkn1-sby.sch.id pada 17 november
2015

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

12

Begitu juga yang telah dilakukan oleh Sri Haryanti yang berjudul STRATEGI
PENGELOLAAN PEMASARAN PRODUK MINIMARKET pada tahun
2006 membahas tentang bagaimana strategi pengelolaan dalam pemasaran
produk minimarket tersebut. Hal ini peneliti

lakukan guna menekankan

bahwa penelitian yang peneliti lakukan tidak sama dengan penelitian yang
dilakukan oleh penelitian terdahulu. Dengan kata lain hasil penelitian yang
dilakukan oleh peneliti saat ini terdapat perbedaan dengan penelitian yang
dilakukan oleh peneliti terdahulu meskipun tidak menutup kemungkinan ada
poin-poin yang mungkin sama.

H. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Agar penelitian ini mudah dipahami, maka penulis menyusun
sistematika pembahasan yang terdiri dari :
Bab pertama adalah pendahuluan yang berisi tentang beberapa sub bab
tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian,batasan masalah, definisi operasional, hasil penelitian terdahulu dan
sistematika pembahasan.
Bab kedua memuat kajian teori yang berisi kajian teori mengenai
pengertian unit usaha, tujuan unit usaha, manfaat unit usaha, bentuk-bentuk
unit usaha, pengertian pengelolaan, prinsip manajemen, fungsi manajemen,
pengertian strategi, proses penyusunan pembuatan strategi, pengertian strategi
pengelolaan, tujuan strategi pengelolaan, manfaat strategi pengelolaan.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

13

Bab ketiga menjelaskan metodologi penelitian yang meliputi jenis
penelitian, waktu dan tempat penelitian, objek penelitian, data dan sumber
data, teknik pengumpulan data,teknik analisis data, dan teknik keabsahan data.
Bab keempat adalah memaparkan tentang: profil SMK Negeri 1
Surabaya, letak geografis SMK Negeri 1 Surabaya, program keahlian, motto,
visi dan misi SMK Negeri 1 Surabaya, kebijakan mutu, struktur organisasi
SMK Negeri 1 Surabaya, struktur organisasi unit usaha, tujuan unit usaha,
faktor pendukung dan penghambat unit usaha, serta gambaran umum tentang
unit usaha, dan analisis data, serta pembahasan hasil penelitian.
Bab kelima merupakan penutup yang meliputi kesimpulan dan saran,
serta rekomendasi.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Unit Usaha
1. Pengertian Unit Usaha
Usaha adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan tujuan
memperoleh hasil berupa keuntungan, upah, atau laba usaha. usaha adalah
kegiatan dengan mengerahkan tenaga, pikiran, atau badan untuk mencapai
suatu maksud pekerjaan (perbuatan, prakarsa, ikhtiar, daya upaya) untuk
mencapai sesuatu.1
Usaha kecil, menurut surat edaran Bank Indonesia No. 26/1/UKK
tanggal 29 Mei 1993 perihal Kredit Usaha Kecil (KUK) adalah usaha yang
memiliki total aset maksimum Rp 600 juta (enam ratus juta) tidak
termasuk tanah dan rumah yang ditempati. Pengertian usaha kecil ini
meliputi usaha perseorangan, badan usaha swasta, dan koperasi, sepanjang
aset yang dimiliki tidak melebihi nilai Rp 600 juta.2
Sedangkan berdasarkan UU No. 9/1995 tentang Usaha Kecil, yang
dimaksud dengan usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang
berskala kecil dalam memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil
penjualan tahunan, seperti kepemilikan yang diatur dalam Undang-undang
ini. Usaha kecil memiliki karakteristik sebagai berikut:3

1

KBBI onlen diakses pada tanggal 17 november 2015
Pandji Anoraga, Manajemen Bisnis, (Jakarta: PT. Rineka cipta, 1997), 45
3
Ibid,,46
2

14
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

15

a. Sistem pembukaan yang relatif sederhana dan cenderung tidak
mengikuti kaidah administrasi pembukaan standar. Kadangkala
pembukaan tidak di up to date sehingga sulit untuk menilai usaha
kerjanya.
b. Modal terbatas.
c. Pengalaman manajerial dalam mengelola perusahaan masih cenderung
terbatas.
Unit usaha atau unit produksi sekolah ialah suatu proses kegiatan
usaha yang dilakukan sekolah secara berkesinambungan, bersifat akademis
dan bisnis dengan memberdayakan warga sekolah dan lingkungan dalam
bentuk unit usaha produksi yang dikelola secara profesional. Karena unit
produksi adalah wadah kewirausahaan di sekolah maka ia harus dikelola
secara akademis/bisnis dan dilembagakan dalam suatu wadah usaha.4
Unit produksi adalah kegiatan usaha pada sekolah kejuruan yang
memproduksi barang atau jasa. Bailey (1993) menamakan unit produksi
sekolah sebagai school based enterprise, mendefinisikan unit produksi
sebagai suatu kegiatan yang bersponsor yang dilaksanakan di sekolah.
Lindsay (1992) dan Hadiwaratama (1992) menamakan unit produksi
dengan istilah production based education. Lauglo dan Lilis (1988)
menamakan unit produksi dengan istilah work as education atau education
with production. Istilah work dari Lauglo dan Lilis di atas digunakan untuk
maksud memproduksi barang-barang dan jasa yang bermanfaat bagi

4

Sri Lestari, Strata Skripsi: “Model Pengelolaan Unit Produksi Sekolah”......5

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

16

sekolah dan lingkungannya. Istilah work lebih lanjut mengandung makna
menggambarkan situasi kerja nyata sebagai bagian dari proses pendidikan
yang menyiapkan ketrampilan untuk bekerja. Unit produksi sekolah
diciptakan sesuai situasi kerja nyata (real work situasion). Melalui unit
produksi sekolah memiliki media yang memungkinkan dunia pendidikan
dan dunia industri bertemu. Unit usaha di sekolah berfungsi sebagai unit
pelayanan atau pembuatan benda-benda untuk dijual atau bermanfaat bagi
masyarakat dan industri. Siswa dengan dibantu oleh guru mengerjakan
pekerjaan praktik kerja nyata pada unit produksi di sekolah. Produk dan
proses produksi disesuaikan dengan proses belajar, dan siswa terlibat
dalam proses produksi sesuai dengan tahapan belajar siswa.
2. Tujuan dilaksanakannya unit usaha di sekolah yaitu :5
a. Sarana pelatihan berbasis produksi bagi siswa
b. Menumbuhkan dan mengembangkan jiwa wirausaha guru dan siswa
c. Membantu pendanaan untuk pemeliharaan, penambahan fasilitas dan
biaya-biaya operasional lainnya
d. Menambah semangat kebersamaan untuk meningkatkan aktivitas
produktif dan kesejahteraan bagi guru dan siswa
e. Mengembangkan sikap mandiri dan percaya diri dalam pelaksanaan
kegiatan praktek siswa
f. Meningkatkan kreatifitas dan inovasi dikalangan siswa, guru, dan
manajemen sekolah, serta membangun kemampuan sekolah dalam

5

Ibid,,6

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

17

menjalin kerjasama sinergis dengan pihak luar dan lingkungan serta
masyarakat luas.
3. Manfaat Unit Usaha
Dikmenjur (1997) merumuskan manfaat penyelenggaraan dan
pengelolaan unit usaha adalah sebagai berikut :6
a. Manfaat edukatif
1) Meningkatkan pengetahuan siswa, guru, dan karyawan
2) Meningkatkan keterampilan siswa, guru, dan karyawan
3) Meningkatkan kemampuan berorganisasi warga sekolah dalam
bidang usaha
4) Melatih disiplin dan inofatif
5) Melatih siswa dalam memberikan jasa pelayanan
6) Menambah intensitas belajar siswa
7) Membantu pelaksanaan PSG
8) Mengikuti perkembangan IPTEK
b. Manfaat ekonomis bagi warga sekolah
1) Meningkatkan penghasilan bagi guru dan karyawan
2) Meningkatkan kesejahteraan bagi siswa, guru, dan karyawan
3) Menciptakan lapangan kerja bagi warga sekolah
c. Manfaat ekonomis bagi sekolah
1) Meningkatkan pendapatan sekolah menuju kearah mandiri
2) Menambah sumber biaya perawatan fasilitas sekolah

6

Ibid,,7-8

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

18

3) Menambah sumber biaya operasional pendidikan (PBM praktek) di
sekolah,
4) Menambah jumlah fasilitas belajar mengajar di sekolah
4. Bentuk-bentuk Unit usaha
Unit usaha di sekolah tentunya sangat bermacam-macam, berikut
ini merupakan bentuk-bentuk unit usaha sekolah, diantaranya :
a. Kantin, pengelolaan kantin tentunya memiliki banyak manfaat bagi
warga sekolah, berupa tersedianya makanan yang bergizi, harga
terjangkau oleh warga sekolah, juga memiliki nilai bisnis yang
menguntungkan bagi warga sekolah. Hasil dari penjualan dan sewa
tempat penjualan dikumpulkan sehingga menjadi sumber rutin yang
diterima pihak sekolah.7
b. Koperasi, adanya koperasi sekolah di samping memiliki manfaat
tersedianya kebutuhan pokok dengan harga yang terjangkau oleh
warga

sekolah.

Koperasi

juga

memiliki

nilai

bisnis

yang

menguntungkan bagi sekolah. Berkaitan dengan kebutuhan siswa,
usaha koperasi bisa berupa toko yang menyediakan seragam sekolah,
buku tulis, cetak, alat tulis, dan kebutuhan belajar lainnya. Berkaitan
dengan kebutuhan guru, koperasi menyediakan seragam guru, alat
tulis, dan kebutuhan rumah tangga, misalnya penyediaan sembako dan
kebutuhan lainnya. Selain toko yang menyediakan kebutuhan siswa
dan guru, koperasi juga bisa mengelola usaha simpan pinjam dengan

7

Karna Husni, Manajemen Perubahan Sekolah, Cet.I (Bandung:Pustaka Setia,2014), 286

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

19

suku bunga yang lebih rendah daripada suku bunga di bank agar guru
dan pegawai sekolah tertarik serta merasa diuntungkan dengan adanya
koperasi di sekolah. Usaha kavling tanah dan perumahan juga bisa
diusahakan oleh sekolah jika memang sekolah mampu melakukannya.
Untuk itu, pengurus koperasi harus bekerja sama dengan perbankan
agar diperoleh modal yang sesuai kebutuhan. Pengelolaan koperasi
sekolah yang efektif harus memperhatikan hal-hal berikut :
1) Tempat koperasi strategis di dalam sekolah, yang memudahkan
warga sekolah untuk mengunjunginya, serta dapat terpantau oleh
pengelola sekolah.
2) Bangunan koperasi didesain secara baik, indah, bersih, nyaman
sehingga menyenangkan pengunjungnya.
3) Ragam barang yang dijual di koperasi bervariasi sesuai kebutuhan
pembeli dan berkualitas baik, namun harganya tidak mahal dan
sesuai dengan standar pembukuan koperasi. Hasil usaha koperasi
dikumpulkan sehingga menjadi sumber dana rutin yang diterima
pihak sekolah.8
c. Jasa antar jemput bagi siswa, bisa juga dilakukan bagi sekolah yang
lokasinya jauh dari jalur transportasi umum, meskipun anak
SMA/SMK kurang berminat menggunakannya, akan tetapi tidak ada
salahnya kalau sekolah mencoba peruntungan tersebut.9

8
9

Ibid,,
Ibid,,287

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

20

d. Minimarket, Menurut Hendri ma’ruf minimarket atau toko kelontong
adalah toko yang mengisi kebutuhan masyarakat akan warung yang
berformat modern yang dekat dengan permukiman penduduk sehingga
dapat mengungguli toko atau warung. Minimarket ini juga bisa
dilakukan bagi sekolah terumatama Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) yang mempunyai jurusan pemasaran. Jadi peserta didik bisa
dengan mudah melakukan praktek di sekolah.10
e. Hotel, adalah perusahaan yang memberikan layanan jasa dalam bentuk
penginapan atau akomodasi serta menyediakan hidangan dan fasilitas
lainnya untuk umum yang memenuhi syarat-syarat comfort, privacy
dan bertujuan komersional.11 Hotel ini masih jarang sekali ditemukan
di dalam unit usaha sekolah, karena pembangunan sebuah hotel harus
memiliki dana yang cukup besar.

B. Pengelolaan (manajemen) Unit Usaha
Kata “Pengelolaan” berasal dari kata kelola, yang berarti pengaturan
atau pengurusan. Arikunto mengemukakan bahwa, ”pengelolaan sama
pengertiannya dengan manajemen yaitu pengurusan”. Pendapat ini diperkuat
oleh Sidarta bahwa manajemen mengandung pengertian mengelola.12
Berdasarkan dua pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengelolaan
mengandung pengertian yang sama dengan manajemen. Jadi pengelolaan
dapat diartikan sebagai cara untuk mengurus atau menyelenggarakan sesuatu.
10

Pandji Anoraga dan Janti, Sugiastuti. Pengantar Bisnis Modern, Kajian Dasar Manajemen
Perusahaan. (Jakarta : PT. Dunia Pustaka Jaya, 1996), 51
11
Sofyan Assauri, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), 187
12
Tim dosen administrasi pendidikan, Manajemen Pendidikan, (Bandung : Alfabeta, 2012), 86

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

21

1. Pengertian Manajemen Unit Usaha
Istilah manajemen berasal dari bahasa perancis kuno, management,
yang memiliki artiseni melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum
memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal. Marry Parker
Follet misalnya, mendefinisikan manajemen unit usaha sebagai seni
menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa
seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk
mencapai tujuan unit usaha.13 Para ahli memiliki pandangannya masingmasing dalam mendefinisikan manajemen, diantaranya James A.F. Stoner
yang mendefinisikan manajemen unit usaha sebagai proses perencanaan,
pengorganisasian, dan penggunaan sumber daya lainnya agar mencapai
tujuan unit usaha yang telah ditetapkan.14
2. Prinsip-prinsip Manajemen Unit Usaha
Prinsip dalam manajemen bersifat lentur, dalam arti perlu
dipertimbangkan sesuai dengan kondisi-kondisi khusus serta situasi-situasi
yang berubah. Menurut Henry Fayol pencetus teori manajemen yang
berasal dari perancis, prinsip-prinsip umum manajemen unit usaha terdiri
atas : 15
a. Pembagian kerja (division of work)
b. Wewenang dan tanggung jawab (authority and responsibility)
c. Disiplin (discipline)

13

Undang Ahmad Kamaluding, dan Muhammad Alfan, Etika Manajemen Islam, (Bandung:
Pustaka Setia,1994), Hal.27
14
Saefullah, Manajemen Pendidikan Islam....7
15
Undang Ahmad Kamaluding, dan Muhammad Alfan, Op.Cit, 36

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

22

d. Kesatuan perintah (unity of command)
e. Kesatuan pengarahan (unity of direction)
f. Mengutamakan kepentingan organisasi
g. Penggajian pegawai
h. Pemusatan (centralization)
i. Hierarki (tingkatan)
j. Ketertiban (order)
k. Keadilan dan kejujuran
l. Stabilitas kondisi karyawan
m. Prakarsa (inisiative)
n. Semangat kesatuan, semangat korps
Sedangkan Douglas merumuskan prinsip-prinsip manajemen unit
usaha sebagai berikut: 16
a. Memprioritaskan kepentingan tujuan di atas kepentingan pribadi dan
kepentingan mekanisme kerja
b. Mengkoordinasikan wewenang dan tanggung jawab
c. Memberikan tanggung jawab pada personil sekolah hendaknya sesuai
dengan sifat-sifat dan kemampuannya
d. Mengenal secara baik faktor-faktor psikologis manusia
e. Relatifitas nilai-nilai

16

Dadang Suhardan dkk, Manajemen Pendidikan,,(Bandung : Alfabeta,2009), 90

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

23

3. Fungsi Manajemen Unit Usaha
Secara garis besar dapat dipahami bahwa seluruh kegiatan
manajemen

tidak

dapat

terlepas

dari

proses

perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi. Penjelasan
mengenai fungsi-fungsi manajemen adalah sebagai berikut:
a. Planning (perencanaan)
Perencanaan adalah penentuan serangkaian tindakan untuk
mencapai hasil yang diinginkan. Menurut Stoner, planning adalah
proses menetapkan sasaran dan tindakan yang diperlukan untuk
mencapai sasaran.17
Perencanaan juga dapat diartikan pembuatan suatu target-target
yang akan dicapai atau diraih di masa depan. Dalam unit usaha
merencanakan merupakan suatu proses memikirkan dan menetapkan
secara matang arah, tujuan dan tindakan sekaligus mencapai berbagai
sumber daya dan metode atau teknik yang tepat.
Keberadaan suatu rencana sangat penting bagi organisasi
karena rencana berfungsi untuk:18
1) Menjelaskan dan merinci tujuan yang ingin dicapai
2) Memberikan pegangan dan menetapkan kegiatan-kegiatan yang
harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.
3) Organisasi memperoleh standar sumber daya terbaik dan
mendayagunakannya sesuai tugas pokok yang telah ditetapkan
17
18

Saefullah, Manajemen Pendidikan Islam, (Bandung:Pustaka Setia), 22
Dadang Suhardan dkk, Op.Cit, 93-94

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

24

4) Menjadi rujukan anggota organisasi dalam melaksanakan aktifitas
yang konsisten sesuai prosedur dan tujuan
5) Memberikan batas wewenang dan tanggung jawab bagi seluruh
pelaksana
6) Memonitor dan mengukur berbagai keberhasilan secara internship
sehingga bisa menemuan dan memperbaiki penyimpangan secara
dini
7) Memungkinkan untuk terpeliharanya persesuaian antara kegiatan
internal dan situasi eksternal
8) Menghindari pemborosan
b. Organizing (pengorganisasian)
Mengorganisasikan adalah proses mengatur, mengalokasikan
dan mendistribusikan pekerjaan, wewenang dan sumber daya di
organisasi untuk mencapai tujuan unit usaha. Stoner menyatakan
bahwa mengorganisasikan adalah proses mempekerjakan dua orang
atau lebih untuk bekerjasama dengan cara terstruktur guna mencapai
sasaran spesifik atau atau beberapa sasaran.19
Pengorganisasian dilakukan dengan tujuan membagi kegiatan
besar

menjadi

mempermudah

kegiatan-kegiatan
manajer

dalam

kecil.

melakukan

Pengorganisasian
pengawasan

dan

menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas
yang telah dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian dapat dilakuakan

19

Ibid,,94

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

25

dengan cara menetukan tugas yang harus dikerjakan, pekerja yang
harus mengerjakannya, pengelompokan tugas-tugas tersebut, orangorang yang bertanggung jawab atas tugas tersebut dan tingkatan yang
berwenang untuk mengambil keputusan.
c. Actuating (pelaksanaan)
Actuating

adalah

kegiatan

yang

menggerakkan

dan

mengusahakan agar para pekerja melakukan tugas dan kewajibannya
para pekerja sesuai dengan keahlian dan proporsinya segera
melaksanakan rencana dalam aktivitas konkret yang diarahkan pada
tujuan yang telah ditetapkan, dengan selalu mengadakan komunikasi,
hubungan kemanusiaan yang baik, kepemimpinan yang efektif,
memberikan

motivasi,

membuat

perintah

dan

intruksi

serta

mengadakan supervise dengan meningkatkan sikap dan moral setiap
anggota kelompok. Dengan demikian, dalam actuating terdapat hal-hal
sebagai berikut :
1) Penetapan start pelaksanaan rencana kerja
2) pemberian contoh tata cara pelaksanaaan kerja dari pimpinan.
3) Pemberian motivasi para pekerja untuk segera bekerja sesuai
dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing.
4) Pengomunikasian seluruh arah pekerjaan dengan semua unit kerja.
5) Pembinaan para pekerja.
6) Peningkatan mutu dan kualitas kerja.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

26

d. Controling (pengawasan)
Controling atau pengawasan dan pengendalian adalah salah
satu

fungsi

manajemen

yang

berupa

mengadakan

penilaian,

mengadakan koreksi terhadap segala hal yang telah dilakukan oleh
bawahan sehingga dapat diarahkan kejalan yang benar sesuai dengan
tujuan. Langkah-langkah pengawasan adalah sebagai berikut :20
1) Memeriksa
2) Mengecek
3) Mencocokkan
4) Mengintropeksi
5) Mengendalikan
6) Mengatur
7) Mencegah sebelum terjadi kegagalan
Pengawasan dibagi 3, yaitu : (1) pengawasan yang bersifat top
down, yakni pengawasan yang dilakukan dari atasan langsung kepada
bawahan; (2) bottom up, yaitu pengawasan yang dilakukan daru
bawahan kepada atasan; (3) pengawasan melekat, yaiu pengawasan
yang termasuk pada self control, yaitu atasan ataupun bawahan
senantiasa

mengawasi

dirinya

sendiri.

Pengawasan

ini

lebih

dititikberatkan pada kesadaran pribadi, intropesi diri, dan upaya
menjadi suri tauladan bagi orang lain. Pengawasan yang lebih baik
adalah pengawasan dalam arti pembinaan dan pemberdayaan, sehingga

20

Saefullah, Op.Cit, 38-39

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

27

dalam menjalankan fungsi pengawasan, seluruh personalia organisasi
memiliki rasa pengabdian, komitmen, dan loyalitas yang tinggi pada
pekerjaan dan organisasi tempatnya pekerjaan.
Pengawasan juga merupakan pengamatan terhadap seluruh
kegiatan para pekerja dilihat dari relevansinya dengan perencanaan dan
tujuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian, dalam pengawasan
terdapat kegiatan berikut :
1) Pengamatan terhadap kinerja seluruh pegawai
2) Pembinaan terhadap pegawai
3) Penelusuran relevansi kerja dengan perencanaan
4) Pemerhatian arah pekerjaan dengan tujuan yang telah ditetapkan
5) Kontrol terhadap kualitas dan kuantitas
6) Efektivitas pelaksanaan kegiatan
7) Efisiensi penggunaan anggaran
8) Perbandingan hasil kerja masa lalu dengan masa yang sedang
dikerjakan sebagai bahan evaluasi.
e. Evaluating (mengevaluasi)
Mengevaluasi

artinya

menilai

semua

kegiatan

untuk

menemukan indikator yang menyebabkan sukses atau gagalnya
pencapaian tujuan, sehingga dapat dijadikan bahan kajian berikutnya.21
Dirumuskan solusi alternatif yang dapat memperbaiki kelemahankelemahan yang ada dan meningkatkan kualitas keberhasilan pada

21

Ibid,,40

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

28

masa yang akan datang. Evaluasi sebagai fungsi manajemen
merupakan aktivitas ubtuk meneliti dan mengetahui pelaksanaan yang
telah dilakukan di dalam proses keseluruhan organisasi untuk
mencapai hasil sesuai dengan rencana atau program yang telah
ditetapkan dalam rangk pencapaian tujuan. Dengan mengetahui
berbagai kesalahan atau kekurangan, perbaikan selanjutnya dapat
dilakukan dengan mudah, dan dapat dicari problem solving yang tepat
dan akurat.

C. Strategi Pengelolaan Unit Usaha
1. Pengertian Strategi Pengelolaan (manajemen strategy) Unit Usaha
Strategi pengelolaan (manajemen strategy) menurut David adalah
Seni dan pengetahuan untuk merumuskan, mengimplementasikan and
mengevaluasi keputusan lintas fungsional yang membuat organisasi
mampu mencapai obyektifnya.
Strategi pengelolaan menurut Hunger dan Wheelen (2003) adalah
Serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja
perusahaan dalam jangka panjang.
Strategi pengelolaan didefinisikan sebagai kumpulan keputusan
dan tidakan yang menghasilkan perumusan (formulasi) dan pelaksanaan
(implementasi)

rencana

yang dirancang untuk mencapai

sasaran

perusahaan.
Strategi pengelolaan (juga dapat didefinisikan sebagai serangkaian
keputusan dan tindakan mendasar yang dibuat oleh manajemen puncak

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

29

dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran suatu organisasi dalam rangka
pencapaian unit usaha tersebut.22 Sebagai suatu proses, pelaksanaan
strategi pengelolaan terbagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap perumusan
strategi, tahap implementasi strategi, tahap evaluasi strategi. Untuk
merumuskan strategi diperlukan aktivitas-aktivitas yang meliputi :23
a. Pengembangan misi unit usaha,
b. Pengenali peluang dan ancaman eksternal unit usaha,
c. Menetapkan kekuatan dan kelemahan internal,
d. Menetapkan objektif jangka panjang,
e. Menghasilkan strategi alternatif, dan menetapkan strategi pokok yang
perlu diimplementasikan.24
2. Proses penyusunan strategi pengelolaan unit usaha
Perlu disadari bahwa strategi pengelolaan itu diperlukan agar
tujuan unit usaha dapat tercapai, yakni survival dalam pertumbuhan yang
baik. Agar strategi pengelolaan itu dapat menjamin pertumbuhan dan
survival, maka strategi itu harus didasarkan pada perpaduan antara hasil
sorotan di luar unit usaha dengan hasil sorotan di dalam unit usaha.
Sorotan yang luas sekeliling dan jauh kedepan untuk melihat masalahmasalah dan ancaman-ancaman yang harus dihindarkan, dan juga untuk
mencari kesempatan-kesempatan yang dimanfaatkan.

22

Sondang P Siagan, Manajemen Stratejik, (Jakarta: Bumi Aksara,2004), 15
Ibid,,16
24
Ibid,,19
23

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

30

Sedangkan sorotan yang tajam di dalam perusahaan ditujukan agar
diketahuinya

kekuatan-kekuatan

yang

dapat

dimanfaatkan,

serta

kelemahan-kelemahan yang perlu dihindari, diatasi, dan dibenahi.
Hampir semua komponen dalam sistem itu dapat berubah sewaktuwaktu. Perubahan itu dapat memberi manfaat atau kesempatankesempatan kepada perusahaan tertentu, tapi ada pula diantaranya yang
malah mendatangkan bencana atau ancaman-ancaman. Sorotan ke luar
yang disebutkan tadi sebenarnya untuk mengenali berbagai kesempatankesempatan dan ancaman-ancaman yang datang dari lingkungan luar,
dimana kitatahu bahwa diantara lingkungan yang mempunyai pengaruh
langsung terhadapa kehidupan suatu perusahaan adalah konsumen,
pemasok bahan baku, pesaing, pemerintah, dan penyalur. Sedangkan
lingkungan yang mempunyai pengaruh umum misalnya sosial, politik,
ekonomi, budaya, teknologi dan sebagainya.
Sorotan ke dalam

ditujukan kepada keadaan nyata dari

sumberdaya-sumberdaya beserta proses sumberdaya yang dimaksud,
misalnya mesin-mesin, yang bersifat fisik, manusia-manusia yang dalam
perusahaan dalam berbagai tingkatan/eselon, permodalan dengan struktur
dan perimbangannya, serta berbagai aturan yang digunakan agar proses
input-outputnya dapat terlaksana.25
Perusahaan yang sekarang