ANALISIS HUKUM ISLAM ATAS DAMPAK POLIGAMI TERHADAP PEMENUHAN HAK-HAK ANAK DAN ISTRI DI KELURAHAN CELEP KECAMATAN SIDOARJO KABUPATEN SIDOARJO.

ANALISIS HUKUM ISLAM ATAS DAMPAK POLIGAMI
TERHADAP PEMENUHAN HAK-HAK ANAK DAN ISTRI DI
KELURAHAN CELEP KECAMATAN SIDOARJO KABUPATEN
SIDOARJO

SKRIPSI
Oleh:
Fatimatuz Zahro
NIM: C01212015

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Fakultas Syari’ah dan Hukum
Jurusan Hukum Perdata Islam
Prodi Hukum Keluarga
Surabaya
2016

I

PERNYATAA}I KEASLIAN


Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:
Nama

Fatimatuz Zahro

NIM

c0t2t20t5

Fakultas

Syari'ah dan Hukum

Jurusan/ Prodi

Hukum Perdata Islam/ Hukum Keluarga (AS)

Judul Skripsi

Analisis Hukum Islam Atas Dampak Poligarni

Terhadap Pemenuhan Hak-Hak Anak dan Istri di
Kelurahan Celep Kecamatan Sidoarjo Kabupaten
Sidoarjo.

Dengan sungguh-sungguh menyatakan bahwa skripsi

ini

secara keseluruhan adalah

hasil penelitianlkarya saya sendiri, kecuali pada bagian-bagian yang dirujuk
sumbernya.

Surabaya, 29 Juli2Arc
Saya yang menyatakan,

Fatimatrz Zahro

(cat2r20ts)


ll

PERSETUIIAN PEMBIMBING

Skripsi yang berjudul *AI{ALISIS Ht KIIM ISI-AI\,I ATAS DAMPAK POLIGAMI

TERIIADAP PEMENT]HAN HAK.HAK AI{AK DA}I ISTRI DI KELI'RAI{AN
CELEP KECAMATAI{ SIDOARIO KABLIPATEN SIDOARIO'

Fatimatuz Zabro

Nim: COI2l20l5 ini

telah . diperiksa

dimunaqasahkan.

Surabaya, 1 Agustus 2016

Pembimbing,


Dr. Masruhan, M.Ag.
Nip: 1959040419E8031003

lIl

y-g

ditulis oleh

dan disetujui untuk

PENGESAIIAN

Skripsi yang ditulis oleh Fatimatuz Zahro ini telah dipertahankan di depan sidang

Majelis Munaqasah Skripsi Fakultas Syari'ah dan Huktrn UIN Sunan Ampel
Snrabayapada hari Selasa,tanggal 16 Agustus 2O16 dandapat diterima sebagai salah

satu persyaratan untuk menyelesaikan program sarjana strata satu dalam Ihnu

Syari'ah.

Majelis Munaqasah Skripsi
Penguji I,

Penguji

Dr. Masruhan" M.As
NIP. 195904041988031003

II,

NrP. 19s612201982031003

Surabaya, 15 Agustus 2016
Mengesahkan,
Fakultas Symi'ah dan Hukum
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Dekan,


Dr. H. Sahid HM.. M.Ag
NIP. 19683091996031002

lv

ABSTRAK

Skripsi ini hasil penelitian lapangan dengan judul Analisis Hukum Islam atas

Dampak Poligami Terhadap Pemenuhan Hak-Hak Anak dan Istri di Kelurahan Celep
Kecamatan Sidoarjo Kabupaten Sidoarjo. Rumusan masalah adalah: Bagaimana

dampak poligami terhadap pemenuhan hak anak dan istri di Keluarahan Celep
Kecamatan Sidoarjo Kabupaten Sidoarjo? Bagaimana kesesuaian dampak poligami
terhadap pemenuhan hak anak dan istri di Kelurahan Celep Kecamatan Sidoarjo
Kabupaten Sidoarjo dengan masl{ah{ah mursalah?
Penelitian ini menggunakan kualitatif deskriptif yaitu penelitian yang
menggambarkan secara jelas yang datanya bersumber dari lapangan, dengan teknik
interview dan observasi yakni terkait dengan pelaksanaan poligami dan pemenuhan
hak-hak anak dan istri, kemudian dianalisis dengan menggunakan teori masl{ah{ah

mursalah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa poligami berdampak negatif, yakni
terabaikannya hak-hak anak dan istri oleh suami yang telah melalaikan kewajibannya.
Kekeluargaan mereka kurang harmonis karena suami lebih condong pada istri muda
dan anak-anaknya daripada istri pertamanya. Poligami yang terjadi di Kelurahan
Celep tidak sesuai dengan konsep masl{ah{ah mursalah. Pertama, memelihara harta
(h}ifz{ al-ma>l) dalam tingkat h{a>jiyyah yaitu kurang terpenuhinya kebutuhan materi
karena terbagi dengan istri kedua dan anak-anaknya yang lain. Kedua, tidak
memelihara jiwa (h{ifz{ an-nafs) yakni jiwa istri terancam dan anak kurang
mendapatkan kasih sayang dari ayahnya. Sehingga istri dan anak-anaknya merasa
resah dan benci pada ayahnya. Dengan demikian keluarga yang berpoligami di
Kelurahan Celep Kecamatan Sidoarjo tidak sesuai dengan tujuan syariat Islam yakni
saki>nah mawaddah wa rah{mah yang pada kenyataanya lebih banyak madhorot
daripada manfaatnya.
Kepada pemerintah Kabupaten Sidoarjo khususnya warga Kelurahan Celep yakni
pegawai KUA agar memberikan penyuluhan terkait dengan poligami dan dampaknya
kepada keluarga yang akan melangsungkan kehidupan berumah tangga maupun yang
sudah berumah tangga agar poligami tidak dijadikan salah satunya jalan dalam
menghadapi problema rumah tangga. Kepada masyarakat Kelurahan Celep khususnya
warga yang berpoligami agar lebih berhati-hati lagi dalam menjalani kehidupan rumah

tangga yakni lebih menjaga dan melindungi anak dan istrinya dan jangan sampai
selalu meyakiti hati mereka karena nafsu sesaat dan selayaknya selalu berusaha bisa
membahagiakan keluarga karena hal itu termasuk kewajiban dan tanggungjawab
suami juga.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR ISI

Halaman
SAMPUL DALAM ...........................................................................................

i

PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................... iii
PENGESAHAN .................................................................................................. iv

ABSTRAK ..........................................................................................................

v

KATA PENGANTAR ........................................................................................ vi
PERSEMBAHAN ............................................................................................... viii
MOTTO ..............................................................................................................

x

DAFTAR ISI......... .............................................................................................. xi
DAFTAR TRANSLITERASI ............................................................................ xiv

BAB I

:

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .......................................................


1

B. Identifikasi dan Batasan Masalah ......................................... 12
C. Rumusan Masalah ................................................................. 13
D. Kajian Pustaka ...................................................................... 13
E. Tujuan Penelitian .................................................................. 15
F. Kegunaan Hasil Penelitian.................................................... 16
G. Definisi Operasional ............................................................. 17
H. Metode Penelitian ................................................................. 18
I. Sistematika Pembahasan ...................................................... 21

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB II

:

KAJIAN TEORI TENTANG POLIGAMI DAN

MAS{LAH{AH MURSALAH

A. Mas{lah{ah Mursalah ............................................................... 23
1. Pengertian dan dasar hukumnya ..................................... 23
2. Macam-macam mas{lah{ah mursalah ................................ 25
3. Syarat-syarat dalam kehujahan mas{lah{ah mursalah ....... 31
4. Aplikasi mas{lah{ah mursalah dalam kehidupan............... 36

BAB III :

PELAKSANAAN POLIGAMI DAN PEMENUHAN HAK-HAK
ANAK DAN ISTRI DI KELURAHAN CELEP KECAMATAN
SIDOARJO
A. Gambaran Umum Kelurahan Celep Kecamatan Sidoarjo ... 39
B. Sekilas tentang Kasus Poligami di Kelurahan
Celep Kecamatan Sidoarjo ................................................... 45

BAB IV :

ANALISIS KESESUAIAN DAMPAK POLIGAMI TERHADAP
PELAKSANAAN PEMENUHAN HAK ANAK DAN ISTRI DI
KELURAHAN
CELEP
KECAMATAN
SIDOARJO
MAS{LAH{AH
KABUPATEN
SIDOARJO
DENGAN

MURSALAH

A. Analisis atas Dampak Poligami terhadap Pemenuhan Hak
Anak dan Istri di Kelurahan Celep Kecamatan Sidoarjo
Kabupaten Sidoarjo ............................................................... 54
1. Dampak poligami di Kelurahan Celep Kecamatan Sidoarjo
Kabupaten Sidoarjo ......................................................... 54
2. Alasan poligami yang dibenarkan oleh Islam ................. 57
3. Hak dan kewajiban berkaitan dengan pernikahan .......... 60
B. Analisis Mas{lah{ah Mursalah atas Dampak Poligami di
Kelurahan Celep Kecamatan Sidoarjo Kabupaten Sidoarjo . 62
BAB V

:

PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................ 72

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

B. Saran ...................................................................................... 73

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 74

LAMPIRAN-LAMPIRAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Perkawinan/nikah artinya, suatu akad yang menghalalkan pergaulan antara
seorang laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim dan menimbulkan hak dan
kewajiban antara keduanya.1 Perkawinan merupakan ketentuan yang Allah
gariskan untuk manusia agar dapat mengemban tugas memakmurkan bumi. Hal
ini Rasulullah SAW tegaskan dengan pernyataan bahwa perkawinan merupakan
sunnah beliau. Yang dimaksud sunnahku (Nabi) ialah tatanan kehidupan yang
dilakukan oleh Nabi SAW sebagai ketentuan yang Allah gariskan kepada para nabi
sebelumnya dan segenap umat manusia. Dengan kata lain, perkawinan merupakan
tabiat (fitrah) yang Allah tanamkan pada diri manusia untuk memelihara
kelangsungan jenisnya.2
Perkawinan merupakan salah satu perintah agama kepada yang mampu untuk
segera melaksanakannya.3 Menurut Pasal 1 Undang-undang Perkawinan, yang
dimaksud dengan perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan
seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah

Nazar Bakry, Problematika Pelaksanaan Fiqh Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1994), 1.
Muhammad Thalib, 30 Petunjuk Pernikahan Dalam Islam, (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2000),
14.
3
Zinuddin Ali, Hukum Perdata Islam di Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika, 2006), 7.
1

2

1

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2

tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Menurut
ajaran agama Islam, tujuan perkawinan adalah membentuk keluarga dengan
maksud melanjutkan keturunan serta mengusahakan agar dalam rumah tangga
dapat diciptakan ketenangan bedasarkan cinta dan kasih sayang.4 Selain itu,
perkawinan juga merupakan tujuan syariat yang dibawa Rasulullah SAW, yaitu
penataan hal ihwal manusia dalam kehidupan duniawi dan ukhrowi. Zakiyah
Darajat dkk mengemukakan lima tujuan dalam perkawinan, yaitu: 5
1. Mendapatkan dan melangsungkan keturunan.
2. Memenuhi hajat manusia menyalurkan syahwatnya dan menumpahkan
kasih sayangnya.
3. Memenuhi panggilan agama, memelihara diri dari kejahatan dan
kerusakan.
4. Menumbuhkan kesungguhan untuk bertanggungjawab menerima hak serta
kewajiban, juga bersungguh-sungguh untuk memperoleh harta kekayaan
yang halal.
5. Membangun rumah tangga untuk membentuk masyarakat yang tenteram
atas dasar cinta dan kasih sayang.
Perkawinan juga bertujuan untuk menata keluarga sebagai subjek untuk
membiasakan pengalaman-pengalaman ajaran agama. Fungsi keluarga adalah
Mohammad Daud Ali, Hukum Islam dan Peradilan Agama (kumpulan tulisan) , (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 1997), 26-27.
5
Tihami dan Sohari Sahrani, Fikih Munakahat Kajian Fikih Nikah Lengkap, (Jakarta: Rajawali Pers,
2010), 15.
4

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3

menjadi pelaksana pendidikan yang paling menentukan. Sebab keluarga salah satu
di antara lembaga pendidikan informal, ibu bapak yang dikenal mulai pertama oleh
putra-putrinya dengan segala perlakuan yang diterima dan dirasakannya, dapat
menjadi dasar pertumbuhan pribadi/kepribadian sang putra-putri itu sendiri.6
Keluarga yang baik menurut pandangan Islam biasa disebut dengan istilah
keluarga sakinah. Ciri utama keluarga ini adalah adanya cinta kasih yang
permanen antara suami dan istri. 7 Cinta dan kasih sayang yang tulus dan agung
adalah merupakan tali pengikat yang sangat kuat dalam mengakrabkan hubungan
sesama anggota keluarga. Perasaan cinta dan kasih sayang yang sehat dan
konsisten akan melahirkan kehidupan sakinah penuh ketenangan dan
ketentraman.8 Hal ini bertolak dari prinsip perkawinan sebagai mi>tsa>qan ghali>zh} a>
(QS. an-Nisa’ ayat 21), yaitu perjanjian yang teguh untuk saling memenuhi
kebutuhan satu sama lain. Ciri ini juga dibangun atas dasar prinsip bahwa
membangun keluarga adalah amanat yang masing-masing pihak terikat untuk
menjalankannya sesuai dengan ajaran Allah SWT. Selain itu, keluarga sakinah
pada dasarnya memperhatikan prinsip kesetaraan, saling membantu dan
melengkapi dalam pembagian tugas antara suami-istri dalam urusan keluarga
(domestik) maupun urusan publik sesuai kesepakatan bersama. Dalam Islam,
setiap

manusia

diakui

sebagai

pemimpin

yang

masing-masing

harus

6

Ibid., 16.
Fuaduddin, Pengasuhan Anak Dalam Keluarga Islam, (t.tp: t.p., t.t), 8.
8
Hasan Basri, Merawat Cinta Kasih, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996), 90.
7

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4

mempertanggungjawabkan kepemimpinannya, sehingga sang istri tidak bisa
melepaskan tanggung jawabnya kepada suami atau sebaliknya.9 Sebagaimana
yang tercantum dalam firman Allah dalam surat an-Nisa’ ayat 1:

ِّ
ِ‫سو‬
ِ
‫ث ِمْن ُه َما ِر َجاا َكثِ ريا‬
ّ َ‫اح َد ٍة َو َخلَ َق ِمْن َها َزْو َج َها َوب‬
َ ٍ ‫ّاس اتّ ُقوا َربّ ُك ُم الذي َخلَ َق ُك ْم م ْن نَ ْف‬
ُ ‫يَا أَيّ َها الن‬
ِ
ِِ
ِ
‫اأر َح َام إِ ّن اللّهَ َكا َن َعلَْي ُك ْم َرقِيبرا‬
ْ ‫َون َساءر َواتّ ُقوا اللّهَ الّذي تَ َساءَلُو َن به َو‬
Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan
kamu dari diri yang satu (Adam), dan (Allah) menciptakan pasangannya
(Hawa) dari (diri)nya; dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan
laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah kepada Allah yang
dengan nama-Nya kamu saling meminta, dan (peliharalah) hubungan
kekeluargaan.
Sesungguhnya
Allah
selalu
menjaga
dan
mengawasimu.(QS. an-Nisa’ (4): 1)10
Kemudian dijelaskan juga di dalam surat ar-Rum ayat 21:

ِ
ِ ‫وِمن آياتِِه أَ ْن خلَق لَ ُكم ِمن أَنْ ُف ِس ُكم أَزو‬
َ ‫اجا لتَ ْس ُكنُوا إِلَْي َها َو َج َع َل بَْي نَ ُك ْم َم َوّد رة َوَر ْحَةر إِ ّن ِِ ََل‬
‫ْ َْ ر‬
ْ ْ َ َ
َ ْ َ
ٍ
ِ
ٍ ‫آي‬
‫ات ل َق ْوم يَتَ َف ّك ُرو َن‬
َ
Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan
pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung
dan merasa tenteram kepadanya dan Dia menjadikan di antaramu rasa
kasih dan sayang. Sungguh , pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir. (QS.
ar-Rum (30: 21)11
Ayat di atas menjelaskan keutamaan perkawinan bagi kehidupan manusia,
yaitu memberi sakinah baik secara fisik dan mental, kasih sayang dan kecintaan
yang benar-benar memenuhi kebutuhan dasar manusia. Perkawinan sebagai satu

Fuaduddin, Pengasuhan Anak…, 8.
Kementerian Agama RI, Ummul Mukminin Al-Qur’an dan Terjemahan untuk Wanita, (Jakarta:
Wali Oasis Terrace Recident, 2012), 77.
11
Ibid., 406.
9

10

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

5

ketentuan untuk memadukan hati dan jiwa laki-laki dan perempuan yang saling
mencintai dapat mematri jiwa keduanya dalam perasaan menyatu, sehingga yang
satu merasa menjadi bagian dari yang lain secara utuh. Bila yang satu senang, yang
lain merasakan kesenangan serupa; dan bila yang satu menderita, yang lain
menderita pula. Perasaan semacam ini hanya Allah tanamkan dalam ikatan
perkawinan; dan inilah yang disebut dengan sakinah secara mental.
Perkawinan juga menjadikan jasmani atau fisik kita sehat sebab dorongandorongan hormonal yang merangsang emosi seksual dapat tersalurkan secara baik
melalui hubungan seksual yang bersih antara suami- istri. Inilah yang disebut
sakinah secara fisik. Perkawinan dapat menimbulkan suasana sakinah karena
merupakan perjanjian yang kuat atas nama Allah. Orang yang terlibat dalam
ikatan ini tidak hanya bertanggungjawab kepada pasangannya, tetapi juga
bertanggungjawab kepada Allah kelak di akhirat. Adanya rasa tanggungjawab
kepada Allah inilah yang membuat ikatan perkawinan memiliki keutamaan dan
keistimewaan yang tidak dapat ditandingi dengan ikatan cinta dalam pergundikan
atau pacaran atau lain-lainnya.
Perkawinan menjadikan manusia, baik secara pribadi, sosial, maupun jenis,
bisa membangun semangat, kasih sayang, ketentraman, kebahagiaan, dan rasa
saling mencintai, memperkuat rasa tanggungjawab, memelihara rasa malu,
memperkuat naluri berkerabat dan berkeluarga, mencegah kerusakan moral,
memelihara kelestarian jenis, memberantas akar penyakit seksual, mempertegas

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

6

keabsahan nasab, menghormati martabat perempuan, serta menumbuhkan sifat
keibuan atau kebapakan, sehingga kehidupan manusia menjadi sehat, baik mental
maupun fisik.12
Dalam kehidupan manusia, sudah menjadi kodrat untuk mengejar maslahat,
yaitu menghasilkan manfaat dan menolak bahaya bagi dirinya. Namun demikian,
tiap-tiap orang tidak sama dalam mengukur maslahat. Karena itulah, dalam
melihat maslahat, para ulama memerhatikan hubungan dengan syara’. Para ulama
mendefinisikan mas}lah}ah mursalah sebagai sifat-sifat yang sesuai dengan tujuantujuan syara’ dalam mencapai maslahat, namun tidak ada dalil syara’ yang secara
khusus menetapkan atau menolaknya.13
Salah satu bentuk perkawinan yang sering diperbincangkan dalam
masyarakat adalah poligami karena mengundang pandangan yang kontroversial.
Poligami adalah ikatan perkawinan dalam hal mana suami mengawini lebih dari
satu istri dalam waktu yang sama. Laki-laki yang melakukan bentuk perkawinan
seperti itu dikatakan bersifat poligam.

14

Harus sungguh-sungguh diingat pula

adanya persyaratan cukup berat bagi seorang laki-laki yang ingin mengawini lebih
dari satu orang istri saja. Yaitu terpenuhinya keadilan (yakni kesamaan dan
kesetaraan) dalam segala segi perlakuannya kepada istri-istrinya seperti yang
dicontohkan oleh Nabi SAW, termasuk dalam hal penyediaan makanan, pakaian,
Muhammad Thalib, 30 Petunjuk Pernikahan…, 25- 27.
Indi Aunullah, Ensiklopedi Fikih untuk Remaja 2, (Yogyakarta: Insan Madani, 2008), 35.
14
Siti Musdah Mulia, Islam Menggugat Poligami, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2004), 4344.
12

13

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

7

perumahan, pembagian waktu (giliran lamanya waktu tinggal bersama masingmasing istri) dan sebagainya, tanpa membedakan antara istri yang cantik ataupun
yang tidak, terpelajar atau tidak, atau yang berasal dari keluarga kaya atau miskin,
atau orang tuanya pejabat atau rakyat jelata. Atas dasar itu pula, jika ia hanya
mampu memberikan keadilan kepada dua orang istri saja, haram baginya
mengawini lebih dari itu.15
Rasulullah memang memilih jalan berpoligami. Namun itu pun dengan tujuan
yang lebih mulia dari hanya sekadar mengikuti hawa nafsu beliau. Sungguh
poligami yang dilakukan Rasulullah sangat berbeda dengan poligami yang
dilakukan kebanyakan orang.16 Dalam prakteknya poligami selalu berjalan secara
sembunyi-sembunyi di kalangan mereka yang menolaknya dan dalam bentuk yang
sangat merugikan dan keji, baik dipandang secara materil, moril maupun
kemasyarakatan bagi semua pihak: suami, istri-istri dan anak-anak.17
Poligami yang dimaksud oleh Islam adalah beristri dua sampai empat orang
perempuan. Seorang laki-laki dibenarkan untuk menikah dengan dua atau tiga
atau empat perempuan jika bisa berlaku adil kepada para istrinya. Jika tidak dapat
berlaku adil, ia lebih baik beristri seorang saja. Konsep adil di sini adalah
memperlakukan sama dalam pembagian yang bersifat material, karena hal ini

Muhammad Bagir Al-Habsyi, Fiqih Praktis Menurut Al-Qur’an, As-Sunnah, dan Pendapat para
Ulama’, (Bandung: Mizan, 2002), 99-100.
16
M. Ilham Marzuq, Poligami Selebritis, (Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka, 2009), 95.
17
Solah ‘Abdul Qadir al-Bakri, Islam Agama Segenap Umat Manusia Tinjauan Mengenai Beberapa
Segi Dalam Hukum Islam, (Jakarta: PT Pustaka Litera Antar Nusa, 1989), 124.
15

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

8

memang yang bisa dibagi dan diukur. Jadi, seorang laki-laki boleh berpoligami
selama ia yakin bisa memenuhi tanggungjawabnya secara baik sesuai ketentuan
syari’at Islam.18 Para ulama mazhab sepakat bahwa nafkah untuk istri itu wajib,
yang meliputi tiga hal: pangan, sandang dan papan.19
Kalau kita mengkaji perihal poligami maka akan didapatkan bahwa poligami
itu dilaksanakan dengan berbagai motivasi. Ada di antaranya yang bermotif
penyaluran kepuasan seksual, kemegahan diri, kebutuhan ekonomis, menata
pembagian kerja, untuk memperoleh keturunan atau mempertahankan bahkan
meningkatkan mutu gen melalui regenerasi. Dan motif-motif yang lainnya, seperti
misalnya Rasulullah SAW, berpoligami mempunyai motif untuk mendukung
keberhasilan perjuangan menegakkan ajaran beliau.20
Pada asasnya dalam suatu perkawinan seorang pria hanya boleh mempunyai
seorang istri. Seorang wanita hanya boleh mempunyai seorang suami (Ps. 3 (1)
UU No. 1/74). Dalam penjelasannya, disebutkan bahwa undang-undang ini
menganut asas monogami.21 Sedangkan poligami dalam hukum Perdata adalah
dalam pasal 27 (dalam waktu yang sama seorang laki hanya diperbolehkan
mempunyai satu orang perempuan sebagai istrinya, seorang perempuan hanya
satu orang laki sebagai suaminya) dan dalam pasal 28 (asas perkawinan

Muhammad Thalib, 30 Petunjuk Pernikahan…, 103-104.
Muhammad Jawad Mughniyah, Fiqih Lima Mazhab, (Jakarta: PT Lentera Basritama, 1996), 422.
20
Achmad Kuzari, Nikah Sebagai Perikatan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1995), 164-165.
21
Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1997), 169.
18

19

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

9

menghendaki adanya kebebasan kata sepakat antara kedua calon suami suamiistri).22
Masalah poligami ini dalam Kompilasi Hukum Islam disebutkan pada pasal
55-58:
1. Beristri lebih dari satu orang pada waktu yang bersamaan, terbatas hanya
sampai empat orang istri.
2. Syarat utama beristri lebih dari seorang, suami harus mampu berlaku adil
terhadap istri-istri dan anak-anaknya.
3. Apabila syarat utama yang disebutkan pada ayat (2) tidak mungkin
terpenuhi, suami dilarang beristri lebih dari seorang.
Selanjutnya pada pasal 56 disebutkan:
1. Suami yang hendak beristri lebih dari satu orang, harus mendapat izin dari
Pengadilan Agama.
2. Perkawinan yang dilakukan dengan istri kedua, ketiga atau keempat tanpa
izin dari Pengadilan Agama, tidak mempunyai kekuatan hukum.
Kemudian pada pasal 57 disebutkan, Pengadilan Agama hanya memberikan
izin kepada seorang suami yang akan beristri lebih dari seorang apabila:
1. Istri tidak dapat menjalankan kewajiban sebagai istri.
2. Istri mendapat cacat badan atau penyakit yang tidak dapat disembuhkan.
3. Istri tidak dapat melahirkan keturunan.
Untuk memperoleh izin dari Pengadilan Agama, disamping persyaratan yang
disebutkan pada pasal 55 ayat (2), ditegaskan lagi oleh pasal 58 ayat (1), yaitu:
1. Adanya persetujuan istri.
2. Adanya kepastian, bahwa suami mampu menjamin keperluan hidup istriistri dan anak-anak mereka. 23
Secara hakiki, anak adalah karunia dari Tuhan Yang Maha Esa kepada kedua
orang tuanya. Dikatakan karunia karena tidak semua keluarga dianugerahi anak
sekalipun telah sepuluh tahun berkeluarga. Selain itu anak juga dikatakan amanah
dari Tuhan Yang Maha Esa kepada orang tuanya. Sebagai amanat anak harus

R. Subekti dan R. Tjitrosudibio, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, (Jakarta: PT Pradnya
Paramita, 2004), 8.
23
M. Ali Hasan, Masa>il Fiqhiyah Al-Hadi>tsah Masalah-Masalah Kontemporer Hukum Islam,
(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1998), 21-22.
22

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

10

mendapatkan pemeliharaan, perawatan, bimbingan dan pendidikan yang
kesemuanya iu adalah menjadi haknya. Orang tua sebagai orang yang diamanahi
berkewajiban untuk memenuhinya agar anak dapat berkembang dengan baik
sehingga menjadi anak yang berguna bagi orang tua, keluarga, masyarakat, bangsa
dan Negara.
Anak bukan saja sebagai asset orang tua, masyarakat dan bangsa, tetapi juga
sebagai pemilik masa depan. Oleh karena itu, anak perlu dibimbing, dididik dan
ditumbuhkan secara optimal baik secara fisik, mental spiritual, moral maupun
intelektualitasnya. Anak adalah pewujud peradaban bangsa dan calon penerus
generasi tua yang harus dipersiapkan agar menjadi cerdas secara intelektual dan
emosional sehingga menjadi anak yang berkualitas sehingga mampu bersaing di
era globalisasi.24
Kalau ummat Islam mempedomani pasal 55, 56, 57 dan 58 di atas, maka tipis
kemungkinan orang berpoligami. Namun ada orang yang menempuh jalan lain,
yaitu kawin di bawah tangan dan hal ini sah menurut hukum Islam, apabila rukun
nikah telah terpenuhi. Bila sewaktu-waktu terjadi perceraian, tidak dapat
diselesaikan melalui pengadilan, karena perkawinannya tidak tercatat di KUA
(Kantor Urusan Agama) dan dianggap tidak resmi. Perkawinan di bawah tangan
berdampak tidak baik bagi pribadi si suami, karena mau tidak mau dia harus

Ibnu Anshori, Perlindungan Anak Menurut Perspektif Islam , (Jakarta: Komisi Perlindungan Anak
Indonesia (KPAI), 2007), 45-46.
24

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

11

mencari celah dan bahkan berdusta kepada istrinya, bila akan pergi kepada istri
yang dikawini di bawah tangan tadi. Perbuatan dosa setiap saat terus menumpuk,
karena hampir setiap saat harus berdusta.25
Di kelurahan Celep, ada empat anggota keluarga yang melakukan poligami.
Poligami di Kelurahan Celep ini termasuk poligami yang tidak resmi (sirri) karena
tidak terdaftar di kantor Pengadilan Agama. Mereka tidak mendaftarkan ke PA
Sidoarjo karena tidak memenuhi syarat-syarat untuk berpoligami. Beberapa
kalangan masyarakat berpendapat bahwa poligami dianggap sebagai hal yang
lumrah selagi tidak menyalahi kaidah agama. Begitu pula di kelurahan Celep,
poligami bukan lagi menjadi hal yang luar biasa dan bukan pula hal yang biasa.
Di kelurahan Celep sendiri rata-rata keluarga yang berpoligami hidup sejahtera,
tidak ada pengucilan di dalam masyarakat.
Jika dilihat dari sudut pandang pemenuhan hak antara istri pertama dan kedua
serta antara saudara tiri dari kepala keluarga di desa Celep tidak ada yang terlihat
menonjol, sama seperti keluarga pada umumnya. Namun, jika ditelisik lebih lanjut
maka akan terlihat beberapa perbedaan pemenuhan hak, tidak semua tetapi
beberapa dari mereka mamiliki perlakuan yang bebeda dari anggota keluarga
maupun lingkungan sekitar.
Penelusuran ilmiah tersebut akan penulis laksanakan dalam wujud penelitian
sebagai syarat akademik dengan judul penelitian “Analisis Hukum Islam Atas

25

M. Ali Hasan, Masail Fiqhiyah Al-Haditsah…, 22-23.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

12

Dampak Poligami Terhadap Pemenuhan Hak-Hak Anak dan Istri di Kelurahan
Celep Kecamatan Sidoarjo Kabupaten Sidoarjo”

B. Identifikasi dan Batasan Masalah
Dari paparan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi masalahmasalah yang dapat diteliti sebagai berikut:
1. Poligami menurut hukum Islam
2. Hak dan kewajiban suami istri
3. Sebab-sebab seseorang melakukan poligami
4. Syarat-syarat melakukan perkawinan poligami
5. Dasar hukum poligami
6. Akibat dari pelaksanaan poligami bagi pemenuhan hak anak dan istri di
Kelurahan Celep Kecamatan Sidoarjo Kabupaten Sidoarjo.
Kemudian untuk menghindari penjelasan yang akan keluar dari pembahasan
maka peneliti membatasi masalah sebagai berikut:
1. Tentang penyebab seseorang berpoligami di Kelurahan Celep Kecamatan
Sidoarjo Kabupaten Sidoarjo
2. Tentang dampak poligami terhadap pemenuhan hak anak dan istri di
Kelurahan Celep Kecamatan Sidoarjo Kabupaten Sidoarjo

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

13

C. Rumusan Masalah
Untuk mempermudah penyusunan skripsi ini, maka disusun rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana dampak poligami terhadap pemenuhan hak anak dan istri di
Kelurahan Celep Kecamatan Sidoarjo Kabupaten Sidoarjo?
2. Bagaimana kesesuaian dampak poligami terhadap pemenuhan hak-hak
anak dan istri di Kelurahan Celep Kecamatan Sidoarjo Kabupaten
Sidoarjo dengan mas}lah}ah mursalah?

D. Kajian Pustaka
Kajian pustaka penelitian ini pada dasarnya adalah untuk mendapatkan
gambaran hubungan topik yang akan diteliti dengan penelitian sejenis yang
mungkin pernah dilakukan oleh peneliti lain sebelumnya sehingga diharapkan
tidak ada pengulangan materi peneliti secara mutlak.
Untuk mengetahui originalitas penelitian ini, penulis perlu mengemukakan
karya tulis (penelitian) tedahulu tentang tema dampak poligami terhadap
pemenuhan hak anak dan istri. Ada beberapa penelitian yang membahas tentang
hak anak dalam poligami, diantaranya adalah:
Pertama, skripsi yang ditulis oleh Nova Sri Wahyuning Tyas. Dengan judul
”Penelitian Itsbat Nikah Poligami Dalam Perspektif Perbandingan Hak
Perempuan dan Hak Anak (Studi Kasus Putusan Itsbat Nikah Poligami

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

14

Pengadilan Agama Mojokerto No. 0370/Pdt. G/2012/PA. Mr.)” pada tahun 2013.
Al-Ahwal Asy-Syakhsiyyah UIN Sunan Ampel Surabaya. Menyimpulkan bahwa
Hakim menilai perkawinannya sesuai dengan syari’at Islam adalah sah bahwa
syarat dan rukun nikah telah terpenuhi dalam perkawinan. Dan juga telah
mempunyai 4 (empat) orang anak, agar tidak menjadi anak luar nikah, maka jalan
hukum yang lebih maslahat adalah itsbat nikah poligami serta Pengadilan Agama
juga memutus harta-harta yang diperoleh oleh suami istri dalam pernikahan
pertamanya, sehingga perolehan harta berikutnya dengan dikalkulasi dengan para
istri berikutnya dengan harapan agar terjamin ketentraman keluarga poligami
tersebut.26
Kedua, skripsi yang ditulis oleh Nur Shadiq Sandimula “Studi Komparatif
Mazhab Syafi’I dan Mazhab Hanafi Tentang Status dan Hak Anak Luar Nikah”
pada tahun 2014. Al-Ahwal Asy-Syakhsiyyah UIN Sunan Ampel Surabaya. Yang
menyimpulkan bahwa perbedaan diantara keduanya adalah bahwa pengikut
mazhab Syafi’I berpendapat bahwa anak luar nikah tidak memiliki hubungan
nasab dengan bapak biologisnya, karena anak tersebut lahir di luar perkawinan
yang sah, sehingga nasab anak tersebut dengan bapak biologisnya terputus secara
mutlak, maka status anak tersebut adalah sebagai ajnabiyyah (orang asing) yang
tidak menyebabkan keharaman untuk dinikahi oleh bapak biologisnya. Sedangkan
Nova Sri Wahyuning Tyas, Itsbat Nikah Poligami Dalam Perspektif Perlindungan Hak
Perempuan dan Hak Anak (Studi Kasus Putusan Itsbat Nikah Poligami Pengadilan Agama Mojokerto
No. 0370/Pdt. G/2012/PA.Mr.), Skripsi 2013, Fakultas Syari’ah IAIN Sunan Ampel Surabaya.
26

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

15

menurut mazhab Hanafi bahwa status anak luar nikah adalah sama dengan anak
yang lahir di dalam perkawinan yang sah, maka nasab hakiki kepada bapak
biologisnya adalah sabit, sehingga anak tersebut diharamkan untuk dinikahi oleh
bapak biologisnya. Untuk persamaan antara keduanya yaitu dalam hal kewarisan,
bahwa anak luar nikah tidak mewarisi dari bapak biologisnya, melainkan hanya
kepada ibu dan keluarga ibunya serta tidak memperoleh hak nafkah dari bapak
biologisnya. Adapun dalam hal perwalian, bapak biologis tidak berhak menjadi
wali dari anak luar nikahnya, namun yang menjadi wali adalah wali Hakim atau
Sultan.27
Sedangkan skripsi ini lebih menekankan pada pemenuhan hak-hak anak dan
istri akibat dari poligami yang berpengaruh positif dan negatif pada keluarganya
khususnya di kelurahan Celep serta dianalisis dengan hukum Islam yakni dari
sudut pandang mas}lah}ah mursalahnya.

E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian penulisan masalah ini antara lain :
1. Untuk mengetahui dampak pemenuhan hak-hak anak dan istri di
Kelurahan Celep Kecamatan Sidoarjo Kabupaten Sidoarjo.

27

Nur Shadiq Sandimula, Studi Komparatif Mazhab Syafi’i dan Mazhab Hanafi Tentang Status dan
Hak Anak Luar Nikah, Skripsi 2014, Fakultas Syari’ah IAIN Sunan Ampel Surabaya.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

16

2. Untuk mengetahui kesesuaian dampak poligami terhadap pemenuhan hakhak anak dan istri di Kelurahan Celep Kecamatan Sidoarjo Kabupaten
Sidoarjo dengan mas}lah}ah mursalah.

F. Kegunaan Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat untuk hal-hal sebagai berikut:
1. Secara teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi pengembangan ilmu
pengetahuan dan menambah wawasan serta memperkuat ilmu pembaca
pada umumnya, dan khusus bagi mahasiswa/i yang berkaitan dengan
masalah hukum keluarga Islam.
b. Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang
dampak poligami terhadap pemenuhan hak-hak anak dan istri dalam
perspektif hukum Islam.
c. Diharapkan berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan
menambah wawasan pembaca pada umumnya, dan khususnya bagi
mahasiswa yang berkecimpung dalam bidang hukum keluarga yang
berkaitan dengan masalah pemenuhan hak-hak anak dan istri dalam
keluarga poligami.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

17

2. Secara praktis
a. Bagi peneliti, sebagai sarana pembelajaran dalam melatih diri dalam
dunia penelitian.
b. Diharapkan agar dapat mengungkap penemuan teori-teori baru serta
mengembangkan teori-teori yang sudah ada.
c. Diharapkan agar dapat menjadi bahan rujukan dalam masalah poligami
bagi masyarakat dan keluarga yang berpoligami.
d. Bagi UIN Sunan Ampel Surabaya, sebagai bahan pertimbangan dan
sumber informasi untuk penelitian sejenis.

G. Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalahpahaman atau kekeliruan dalam memahami istilah
dalam skripsi ini, maka perlu dijelaskan/ditegaskan istilah judul tersebut. Adapun
istilah yang perlu penulis tegaskan adalah sebagai berikut:
Analisis hukum Islam

: Penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk
mengetahui keadaan yang sebenarnya, sebabsebabnya dan bagaimana duduk perkaranya
berdasarkan

hukum

Islam

dengan

menggunakan pisau analisis kaidah us}hul fiqh
dengan konsep mas}lah}ah mursalah.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

18

Dampak poligami

: Akibat yang ditimbulkan oleh suami yang
menikah lebih dari satu.

Pemenuhan hak-hak anak dan istri : Perbuatan memenuhi segala sesuatu yang
harus didapatkan oleh setiap anak dan istri.

H. Metode Penelitian
Penelitian yang akan digunakan dalam rangka penulisan skripsi ini adalah
penelitian lapangan (field research). Oleh karena itu, data-data yang dikumpulkan
berasal dari data lapangan sebagai obyek penelitian. Untuk memperoleh validitas
data, maka tekhnik pengumpulan data yang relevan menjadi satu hal yang sangat
penting. Adapun metode penelitiannya adalah kualitatif deskriptif. Disebut
kualitatif karena datanya bersifat verbal (secara sentence), meneliti pada kondisi
obyek yang alamiah. Disebut deskriptif karena menggambarkan atau menjelaskan
secara sistematis fakta dan karakteristik obyek dan subyek yang diteliti secara
tepat.
1. Data yang dikumpulkan
Dalam penelitian ini, data yang dikumpulkan ialah data yang
berkenaan dengan penelitian:
a.

Dampak poligami terhadap pemenuhan hak-hak anak dan istri.

b.

Pandangan hukum Islam mengenai dampak poligami terhadap
pemenuhan hak-hak anak dan istri

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

19

2. Sumber data
Berdasarkan jenis data yang ditentukan sebelumnya maka dalam
penelitian ini sumber data berasal dari sumber data primer dan sekunder.
a. Sumber Data Primer adalah sumber data yang diperoleh secara
langsung dari subyek penelitiannya yakni hasil wawancara dari para
pihak yang berkaitan dengan kasus pemenuhan hak dalam keluarga
poligami.
b. Sumber Data Sekunder adalah sumber data yang tak langsung
memakai keterangan yang bersifat mendukung bahan primer.
Adapun bahan hukum sekunder yang dipakai dalam penelitian ini
adalah dokumen-dokumen resmi, buku-buku atau tulisan ilmiah
hukum yang terkait dengan objek penelitian yakni yang membahas
tentang poligami.
3. Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data merupakan proses yang sangat menentukan
baik tidaknya sebuah penelitian. Maka kegiatan pengumpulan data harus
dirancang dengan baik dan sistematis, agar data yang dikumpulkan sesuai
dengan permasalahan penelitian. Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Observasi, yaitu suatu kegiatan yang dilakukan oleh peneliti untuk
mendiskripsikan setting, kegiatan yang terjadi, orang yang terlibat di

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

20

dalam kegiatan, waktu kegiatan dan makna yang diberikan oleh para
pelaku yang diamati tentang peristiwa yang bersangkutan.28 Dalam
penelitian ini, observasi yang peneliti gunakan adalah observasi
pengamatan.
b. Wawancara merupakan cara yang digunakan untuk memperoleh
keterangan secara lisan guna mencapai tujuan tertentu, yakni untuk
keperluan mendapat berita.29 Dalam hal ini yang dibahas adalah untuk
mengumpulkan

keterangan

tentang

kehidupan

keluarga

yang

berpoligami.
4. Teknis analisis data
Analisis data merupakan proses yang tidak pernah selesai. Proses
analisis data sebaiknya dilakukan segera setelah peneliti meninggalkan
lapangan, namun sebagian besar konsentrasi untuk menganalisis dan
menginterpretasi data itu tentu tercurah pada tahap sesudah penelitian
lapangan dilakukan.30
Setelah data yang diperoleh dalam penelitian terkumpul, langkah
selanjutnya adalah menganalisis data. Peneliti akan menganalisisnya
dengan menggunakan metode kualtitatif deskriptif, yaitu dikatakan
sebagai kualitatif karena bersifat verbal atau kata dan dikatakan sebagai

Burhan Ashshofa, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004), 58.
Ibid., 95.
30
Ibid., 66.
28

29

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

21

deskriptif karena menggambarkan dan menguraikan terhadap segala
sesuatu yang berhubungan dengan pemenuhan hak-hak anak dan istri pada
keluarga yang berpoligami kemudian akan menganalisisnya dengan
menggunakan konsep mas{lah{ah mursalah.
Dalam penelitian ini, menggunakan pola pikir deduktif yaitu pola
berpikir yang diawali dengan menggunakan teori-teori yang bersifat
umum yang berkenaan dengan teori mas{lah{ah mursalah kemudian
dianalisis dengan mengemukakan hal-hal yang bersifat khusus yang terjadi
di lapangan yaitu tentang dampak poligami di Kelurahan Celep
Kecamatan Sidoarjo Kabupaten Sidoarjo.

I. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan dipaparkan dengan tujuan untuk mempermudah
penulisan dan pemahaman, oleh karena itu skripsi ini disusun dalam beberapa bab,
tiap bab terdiri dari beberapa sub bab, adapun sistematika pembahasan dalam
skripsi ini adalah sebagai berikut:
Bab pertama, merupakan pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah,
identifikasi dan batasan masalah, rumusan masalah, kajian pustaka, tujuan
penelitian, kegunaan hasil penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan
sistematika pembahasan.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

22

Bab kedua, merupakan landasan teori yang berisi tinjauan umum tentang

mas{lah{ah mursalah.
Bab ketiga, berisi gambaran secara normatif tentang data yang berhasil
dikumpulkan peneliti berkenaan dengan hasil penelitian di lapangan yakni berisi
tentang deskripsi umum obyek penelitian dan sumber data hasil penelitian
tersebut.
Bab keempat, merupakan bab analisis terhadap data yang berhasil
dikumpulkan melalui penelitian lapangan. Bab ini berisi tentang analisis hukum
Islam atas dampak poligami terhadap pemenuhan hak-hak anak dan istri.
Bab kelima, adalah bab penutup yang berisi kesimpulan dari hasil penelitian
lapangan dan saran yang diberikan sesuai dengan permasalahan yang ada.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

23

BAB II
KAJIAN TEORI TENTANG MAS{LAH{AH MURSALAH

A. Masl{ah{ah Mursalah
1. Pengertian dan dasar hukumnya

Mas{lah{ah )ُ ‫ح‬
ََ َ‫صل‬
َ ) yang berarti baik,
ْ ‫ ( َم‬berasal dari kata s{alah{a (‫ح‬
َ َ‫صل‬
lawan dari buruk atau rusak. Kata mas{lah{ah adalah bentuk mas{dar dari kata

s{alaha )‫ح‬
َ ( dengan arti yaitu manfaat atau terlepas dari padanya kerusakan.
َ َ‫صل‬
Pengertian mas{lah{ah dalam bahasa arab adalah perbuatan-perbuatan yang
mendorong kepada kebaikan manusia.1
Menurut Abdul Wahhab Khallaf pengertian mas{lah{ah mursalah
(kesejahteraan umum) yaitu sesuatu yang dianggap maslahat dimana shari‘
tidak mensyariatkan hukum untuk mewujudkan maslahat itu, juga tidak
terdapat dalil yang menunjukkan atas pengakuannya atau pembatalannya.2

1

Totok Jumantoro, Samsul Munir, Kamus us}u>l Fiqih, (Jakarta: Amzah, 2005), 200.
Abdul Wahhab Khallaf, Kaidah-kaidah Hukum Islam, vol. 2, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996),
126.

2

23

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

24

Sedangkan menurut Muhammad Abu> Zahra mas{lah{ah mursalah adalah
segala kemaslahatan yang sejalan dengan tujuan-tujuan shari>’ah (dalam
mensyariatkan hukum Islam) dan kepadanya tidak ada dalil khusus yang
menunjuk tentang diakuinya atau tidaknya.3

Mas{lah{ah ini disebut mutlak karena tidak dibatasi dengan dalil
pengakuan atau dalil pembatalan. Contohnya yaitu, mas{lah{ah yang karena

mas{lah{ah itu sahabat mensyariatkan pengadaan penjara, ditentukan pajakpajak penghasilannya, atau maslahah-maslahah lain yang harus dituntut oleh
keadaan-keadaan darurat kebutuhan dan atau karena kebaikan, dan belum
disyariatkan hukumnya. Artinya, mendatangkan keuntungan bagi mereka dan
menolak mudarat serta menghilangkan kesulitan daripadanya.4
Sumber asal dari metode mas{lah{ah mursalah diambil dari nas Alquran
yang banyak jumlahnya, diantaranya:

     
Dan tiadalah Kami mengutus kamu melainkan untuk menjadi
rahmat bagi seluruh alam. (QS. Alanbiya>’ : 107).5

          
   

Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari
Tuhanmu dan penyembuh penyakit-penyakit (yang berada dalam
Muhammad Abu> Zahra, Ilmu Us}ul al-Fiqh, (Beirut: Da>r al-Fikr al-Arabi, 1987), 279.
Abdul Wahhab Khallaf, Kaidah-kaidah Hukum..., 126-127.
5
Kementerian Agama RI, Alquran dan Tafsirnya, Jilid 6, (Jakarta: Widya Cahaya, 2011), 334.
3

4

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

25

dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.
(QS. Yunus : 57).6
          
Katakanlah: Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah
dengan itu mereka bergembira, karunia Allah dan rahmat-Nya itu
adalah lebih baik dari pada apa yang kamu kumpulkan. (QS.
Yunus: 58).7
 ...       ...
Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam
kebinasaan. (QS. Albaqarah:195).8
 ....          
Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki
kesukaran bagimu. (QS. Albaqarah 185).9
2. Macam-macam mas{lah{ah mursalah
Dilihat dari pembagian mas}lah}ah ini, dibedakan menjadi dua macam
yaitu, dilihat dari segi tingkatannya dan eksistensinya
a. Mas}lah}ah dari Segi Tingkatannya
1) Al-Mas}lah}ah al-D{aru>riyyah ( ُ ّ‫الضّرْوِري‬

ُ

ُ ‫صلَ َح‬
ْ ‫) اَلْ َم‬

Al-mas}lah}ah al-d}aru>riyyah adalah kemaslahatan yang menjadi
dasar tegaknya kehidupan asasi manusia baik yang berkaitan
dengan agama maupun dunia. Jika ia luput dari kehidupan manusia
6

Ibid., 327-328.
Ibid., 327-328.
8
Ibid., 286.
9
Ibid., 269.
7

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

26

maka mengakibatkan rusaknya tatanan kehidupan manusia
tersebut. Al-mas}lah}ah al-d}aru>riyyah ini meliputi (1) memelihara
agama (muh}afaz}at al-di>n), untuk memelihara agama maka
disyariatkan manusia untuk beribadah kepada Allah, menjalani
semua perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya; (2)
memelihara jiwa (muh}afaz}at al-nafs), untuk memelihara jiwa maka
agama mengharamkan pembunuhan tanpa alasan yang benar, dan
bagi yang melakukannya dijatuhi hukuman kisas, (3) memelihara
keturunan (muh}afaz}at al-nasl), maka agama mengharamkan zina,
dan bagi yang melakukannya di dera; (4) memelihara harta benda
(muh}afaz}at al-ma>l), untuk memelihara harta benda maka agama
mengharamkan pencurian, bagi yang melakukannya akan diberi
siksa; dan (5) memelihara akal (muh}afaz}at al-‘aql), untuk
memelihara akal maka agama mengharamkan minum arak
(khamr).10 Sementara itu, ada ulama yang memasukkan yang
kelima, yaitu memelihara kehormatan (muh}a>faz}at al-‘ird) secara
berdiri sendiri, sehingga menjadi yang keenam. Hanya saja bagi
yang mencantumkan lima, maka al-‘ird dimasukkan dalam
memelihara keturunan (nasl atau nasb)11dan ada yang memasukkan

Ramli SA, Muqaranah Mazaib Fil Us}u>l, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1999), 159-161.
Fa>d}il Abd al-Wah}id Abd al-Rahman, al-Anmu>dhaj fi> U}su>l al-Fiqh, (Baghdad: Matba’at al-Ma’arif,
1969), 248.
10

11

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

27

dalam memelihara jiwa (nafs) seperti Abd. Wahha>b Khallaf.12 alJuwayni>, al-Ghaza>li>, dan al-Sha>t}ibi> termasuk ulama yang
memesukkan al-‘ird} ke dalam nasl.13 Contoh mas}lah}ah al-

d}aru>riyyah pada mas}lah}ah mursalah yaitu pembuatan rambu-rambu
lalu lintas, guna untuk menghindarkan diri dari kecelakaan.
2) Al-Mas}lah}ah al-H{a>jiyyah ( ُ ّ‫ِجي‬

‫اَْا‬
ْ ُ ‫صلَ َح‬
ْ ‫) الْ َم‬

Persoalan-persoalan yang dibutuhkan oleh manusia untuk
menghilangkan kesulitan dan kesusahan yang dihadapi. Apabila
tidak ada, maka tidak sampai menyebabkan rusaknya tatanan
kehidupannya. Dengan kata lain, dilihat dari segi kepentingannya
maka mas}lah}ah ini lebih rendah tingkatannya dari al-mas}lah}ah al-

d}aru>riyyah.

Misalnya,

menikahkan

anak-anak

untuk

menghindarkan dari kesulitan.14 Dan diberikannya hak talak bagi
suami, jika penyebutan talak tidak dilakukan maka akan
mempersulit suami karena diharuskan untuk membayar mahar

misl. Sedangkan contoh mas}lah}ah al-h}a>jiyyah dalam mas}lah}ah
mursalah adalah kewajiban menyalakan lampu pada siang maupun
malam hari guna menghindarkan diri dari kesulitan di jalan raya.

Abdul Wahhab Khallaf, Kaidah-kaidah Hukum Islam..., 141.
Ja>sur ‘Awdah, Fiqh al-Maqa>