ProdukHukum BankIndonesia
No. 10/7/DASP
Jakarta, 21 Februari 2008
SURAT EDARAN
Perihal : Pengawasan Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran
Dengan Menggunakan Kartu (APMK)
Sehubungan dengan diberlakukannya Peraturan Bank Indonesia Nomor
7/52/PBI/2005 tanggal 28 Desember 2005 tentang Penyelenggaraan Kegiatan
Alat Pembayaran Dengan Menggunakan Kartu (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 148, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4583) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank
Indonesia Nomor 10/8/PBI/2008 tanggal 20 Februari 2008 tentang Perubahan
Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/52/PBI/2005 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 34, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4822), Peraturan Bank Indonesia Nomor
10/3/PBI/2008 tanggal 4 Februari 2008 tentang Laporan Kantor Pusat Bank
Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 12,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4810) dan Peraturan
Bank Indonesia Nomor 10/4/PBI/2008 tanggal 4 Februari 2008 tentang Laporan
Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran Dengan Menggunakan Kartu Oleh
Bank Perkreditan Rakyat dan Lembaga Selain Bank (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 13, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4811), dipandang perlu untuk mengatur kembali
ketentuan mengenai pengawasan penyelenggaraan kegiatan alat pembayaran
dengan menggunakan kartu dalam Surat Edaran Bank Indonesia sebagai berikut
:
I. PENGAWASAN …
2
I. PENGAWASAN
PENYELENGGARAAN
KEGIATAN
ALAT
PEMBAYARAN DENGAN MENGGUNAKAN KARTU (APMK)
A. Obyek Pengawasan
Bank Indonesia c.q. Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran, Bagian
Pengawasan Sistem Pembayaran melakukan pengawasan terhadap:
1. Penyelenggaraan APMK (Prinsipal, Penerbit dan Acquirer);
2. Perusahaan Personalisasi;
3. Penyelenggara kegiatan kliring APMK;
4. Penyelenggara kegiatan penyelesaian akhir APMK; dan
5. Perusahaan Switching dalam hal Perusahaan Switching tersebut
bekerja sama dengan Penerbit dan/atau Financial Acquirer
B. Fokus Pengawasan
Pengawasan
terhadap
penyelenggaraan
APMK
difokuskan
pada
kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku dalam penyelenggaraan
APMK antara lain meliputi:
1. penerapan aspek manajemen risiko dalam penyelenggaraan kegiatan
APMK;
2. kebenaran dan ketepatan penyampaian informasi dan laporan; dan
3. penerapan aspek perlindungan nasabah.
C. Tujuan Pengawasan
Pengawasan bertujuan untuk memastikan penyelenggaraan kegiatan
APMK dilakukan secara efisien, cepat, aman dan handal dengan
memperhatikan prinsip perlindungan nasabah.
D. Metode Pengawasan
Pengawasan terhadap penyelenggaraan kegiatan APMK dilakukan
terutama melalui pengawasan tidak langsung dan apabila diperlukan
dapat dilakukan pengawasan langsung.
1. Pengawasan …
3
1. Pengawasan Tidak Langsung
Pengawasan tidak langsung dilakukan melalui penelitian, analisis dan
evaluasi atas laporan berkala dan insidentil yang disampaikan oleh,
serta diskusi dengan pihak-pihak sebagaimana dimaksud pada butir
I.A. Di samping itu, pengawasan tidak langsung dapat juga dilakukan
atas dasar data dan/atau informasi lainnya yang diperoleh Bank
Indonesia dari pihak lain.
2. Pengawasan Langsung
Pengawasan langsung dilakukan sewaktu-waktu apabila diperlukan
dengan cara melakukan pemeriksaan (on the spot) terhadap pihakpihak sebagaimana dimaksud pada butir I.A.
Dalam rangka pengawasan langsung, pihak-pihak sebagaimana
dimaksud pada butir I.A wajib memberikan:
a. keterangan, data transaksi dan data nasabah dalam bentuk hard
copy dan/atau soft copy;
b. kesempatan untuk melakukan pengawasan secara langsung
terhadap
sarana
fisik,
sistem,
aplikasi
pendukung
dan
database;dan/atau
c. hal-hal lain yang diperlukan
Bank Indonesia dapat menugaskan pihak lain untuk dan atas nama
Bank Indonesia melaksanakan pengawasan secara langsung.
II. LAPORAN PENYELENGGARAAN KEGIATAN APMK
Dalam
rangka
pengawasan
tidak
langsung,
Penerbit,
Acquirer,
Penyelenggara Kliring APMK, Penyelenggara Penyelesaian Akhir dan
Perusahaan Switching wajib menyampaikan laporan secara On-Line atas
penyelenggaraan kegiatan APMK kepada Bank Indonesia secara berkala dan
menyampaikan laporan insidentil secara tertulis. Sedangkan Prinsipal dan
Perusahaan Personalisasi wajib menyampaikan laporan tertulis kepada Bank
Indonesia.
A. Laporan …
4
A. Laporan Berkala
1. Laporan berkala merupakan laporan yang wajib disampaikan secara
benar, akurat dan tepat waktu oleh pihak-pihak sebagaimana
dimaksud pada butir I.A sesuai dengan periode masing-masing
laporan. Laporan berkala terdiri atas laporan bulanan, laporan
triwulanan, dan laporan tahunan. Laporan bulanan dan triwulanan
disampaikan secara On-Line. Sedangkan laporan tahunan disampaikan
secara tertulis dengan hard copy.
2. Jenis Laporan Berkala
Laporan berkala yang wajib disampaikan oleh pihak-pihak
sebagaimana dimaksud pada butir I.A meliputi :
a. Prinsipal Umum
Laporan Tahunan yang sekurang-kurangnya mencakup informasi:
1) rencana pengembangan produk;
2) target dan realisasinya;dan
3) anggota yang tergabung dalam jaringan Prinsipal Umum dan
biaya-biaya yang dikenakan kepada anggota.
b. Penerbit
1) Laporan Bulanan Penyelenggaraan Kegiatan APMK terdiri
dari:
a) Laporan Bulanan Penerbit Kartu Kredit;
b) Laporan Bulanan Penerbit Kartu ATM dan/atau Kartu
Debet;dan
c) Laporan Bulanan Penerbit Instrumen Prabayar.
2) Laporan Bulanan Fraud
3) Khusus untuk Penerbit Kartu Kredit Selain Bank di samping
menyampaikan laporan bulanan tersebut di atas, Penerbit wajib
menyampaikan:
a) Laporan …
5
a) Laporan Bulanan Kolektibilitas Kartu Kredit dengan
klasifikasi:
(1) Lancar,
apabila
pembayaran
tepat
waktu,
perkembangan rekening baik dan tidak ada tunggakan
serta sesuai dengan persyaratan kredit;
(2) Dalam Perhatian Khusus, apabila terdapat tunggakan
pembayaran pokok dan/atau bunga sampai dengan 90
(sembilan puluh) hari;
(3) Kurang
Lancar,
pembayaran
apabila
pokok
terdapat
tunggakan
bunga
yang telah
dan/atau
melampaui 90 (sembilan puluh) hari sampai dengan
120 (seratus dua puluh) hari;
(4) Diragukan, apabila terdapat tunggakan pembayaran
pokok dan/atau bunga yang telah melampaui 120
(seratus dua puluh) hari sampai dengan 180 (seratus
delapan puluh) hari;
(5) Macet, apabila terdapat tunggakan pokok dan/atau
bunga yang telah melampaui 180 (seratus delapan
puluh) hari.
b) Laporan
Triwulanan
Penanganan
dan
Penyelesaian
penyampaian
Laporan
Pengaduan Nasabah
4) Untuk
Penerbit
Bank,
Bulanan
Kolektibilitas Kartu Kredit dilakukan sebagaimana diatur
dalam Surat Edaran Bank Indonesia mengenai penilaian
kualitas aktiva Bank Umum.
c. Acquirer
Laporan Bulanan Acquirer.
d. Perusahaan …
6
d. Perusahaan Personalisasi
Laporan Tahunan Perusahaan Personalisasi dengan format
sebagaimana dimaksud pada Lampiran 1.
e. Penyelenggara Kegiatan Kliring APMK dan/atau Kegiatan
Penyelesaian Akhir APMK
Laporan Triwulanan Penyelenggara Kegiatan Kliring APMK.
f. Perusahaan Switching
Laporan Triwulanan Perusahaan Switching.
3. Laporan tahunan Prinsipal Umum dan Perusahaan Personalisasi wajib
disampaikan kepada Bank Indonesia paling lambat akhir bulan
Februari tahun berikutnya. Apabila akhir bulan Februari jatuh pada
hari libur maka laporan harus sudah diterima pada hari kerja
berikutnya.
4. Tata cara pelaporan dan sanksi kewajiban membayar sebagaimana
dimaksud pada Angka 2 huruf b, huruf c, huruf e dan huruf f
berpedoman pada ketentuan tentang Laporan Kantor Pusat Bank
Umum dan ketentuan tentang Laporan Penyelenggaraan Kegiatan Alat
Pembayaran Dengan Menggunakan Kartu oleh Bank Perkreditan
Rakyat Dan Lembaga Selain Bank
B. Laporan Insidentil
1. Laporan insidentil merupakan laporan tertulis yang wajib disampaikan
secara benar oleh pihak-pihak sebagaimana dimaksud pada butir I.A
kepada Bank Indonesia baik atas permintaan Bank Indonesia maupun
atas inisiatif pihak-pihak tersebut di atas.
2. Jenis …
7
2. Jenis Laporan Insidentil
a. Laporan terkait dengan implementasi teknologi pengamanan
penyelenggaraan APMK
antara lain laporan implementasi
penggunaan teknologi chip pada APMK.
b. Laporan terkait Kartu Kredit
Laporan terkait Kartu Kredit wajib disampaikan oleh pihak-pihak
sebagaimana dimaksud pada butir I.A. dengan pengaturan sebagai
berikut:
1) Penerbit Kartu Kredit
Penerbit Kartu Kredit menyampaikan hal-hal sebagai berikut:
a) Ketentuan pemberian Kartu Kredit meliputi:
(1) usia minimum Pemegang Kartu;
(2) pendapatan minimum Pemegang Kartu;
(3) batas maksimum kredit Pemegang Kartu;
(4) persentase minimum pembayaran oleh Pemegang
Kartu; dan
(5) kebijakan penetapan pemberian kartu kredit yang
dikategorikan
sebagaimana
sebagai
diatur
“tanpa
dalam
batas”
Surat
(infinite)
Edaran
Bank
Indonesia perihal prinsip perlindungan nasabah dan
kehati-hatian.
b) Standard Operating Procedure (SOP) meliputi:
(1) prosedur
pemberian
persetujuan
kepada
calon
pemegang kartu;
(2) prosedur otorisasi;
(3) prosedur pembukuan transaksi;
(4) prosedur penghitungan biaya bunga dan denda;
(5) prosedur pemberian penambahan limit kredit;
(6) prosedur persetujuan pelampauan batas limit kredit;
(7) prosedur …
8
(7) prosedur penagihan piutang, penanganan kredit macet
dan penghapusan piutang;
(8) prosedur pencantuman nasabah ke dalam Negative
List;
(9) prosedur pengamanan kartu (mulai dari pengawasan
pemesanan
bahan
kartu,
pencetakan,
proses
pengiriman dan personalisasi kartu);
(10) prosedur pemilihan dan penetapan merchant (termasuk
standar perjanjian);
(11) prosedur penunjukan agen pemasaran dan agen
penagihan atau debt collector (termasuk standar
perjanjian);
(12) prosedur
pelaporan
kepada
manajemen
dan
pengawasan internal;
(13) prosedur sistem deteksi dan penanganan fraud;
(14) prosedur perencanaan darurat (Disaster Recovery
Plan/DRP) dan kesinambungan usaha (Business
Continuity Plan/BCP); dan
(15) prosedur layanan konsumen antara lain meliputi:
(a) layanan informasi dan fasilitas; dan
(b) penanganan keluhan konsumen.
c) Informasi tertulis yang disampaikan Penerbit kepada
Pemegang Kartu sekurang-kurangnya meliputi:
(1) hak dan kewajiban Pemegang Kartu;
(2) persentase minimum pembayaran oleh Pemegang
Kartu;
(3) produk yang diterbitkan,
antara lain informasi
mengenai prosedur dan tata cara penggunaan kartu,
fasilitas
yang
melekat
pada
kartu,
tata
cara
pembayaran …
9
pembayaran kartu dan risiko yang mungkin timbul dari
penggunaan produk tersebut;
(4) tata cara penghitungan bunga;
(5) tata cara penghitungan denda;
(6) tata cara pengajuan pengaduan atas kartu yang
diberikan dan perkiraan lamanya waktu penanganan
pengaduan tersebut;
(7) jenis dan besarnya biaya administrasi yang dikenakan;
dan
(8) formulir lembar penangihan (billing statement).
2) Financial Acquirer Kartu Kredit, wajib menyampaikan SOP
sekurang-kurangnya meliputi:
a) Prosedur mekanisme dan pembukuan transaksi serta
otorisasi;
b) Prosedur penyelesaian pembayaran;
c) Prosedur pemilihan dan penetapan merchant termasuk
standar perjanjian;
d) Prosedur pengendalian risiko keuangan dalam hal terjadi
kerugian akibat penggunaan kartu palsu;
e) Prosedur penyediaan sarana pengganti (back-up system)
dalam hal terjadi gangguan pada perangkat keras dan
jaringan komunikasi;
f) Prosedur penyediaan sarana back-up data transaksi;
g) Prosedur penatausahaan arsip; dan
h) Prosedur pelaporan kepada manajemen dan pengawasan
internal.
3) Technical Acquirer Kartu Kredit, wajib menyampaikan SOP
sekurang-kurangnya meliputi:
a) Prosedur …
10
a) Prosedur penyediaan sarana pengganti (back-up system)
dalam hal terjadi gangguan pada perangkat keras dan
jaringan komunikasi; dan
b) Prosedur penyediaan sarana back-up data transaksi.
4) Perusahaan Personalisasi Kartu Kredit, wajib menyampaikan
SOP sekurang-kurangnya meliputi:
a) Standar perjanjian kerjasama dengan Penerbit atau Prinsipal
b) SOP sekurang-kurangnya meliputi:
(1) Prosedur pengamanan kartu
(2) Prosedur operasional kegiatan personalisasi; dan
(3) Prosedur pengamanan kerahasiaan data.
5) Penyelenggara
Kegiatan
Kliring
Kartu
Kredit,
wajib
menyampaikan SOP sekurang-kurangnya meliputi:
a) Persyaratan kepesertaaan;
b) Prosedur operasional kegiatan kliring;
c) Prosedur mekanisme dan pembukuan kliring;
d) Prosedur penyelesaian transaksi;
e) Prosedur DRP dan BCP; dan
f) Prosedur pelaporan kepada manajemen dan pengawasan
internal.
6) Perusahaan Switching Kartu Kredit, wajib menyampaikan SOP
sekurang-kurangnya meliputi:
a) Persyaratan kepesertaaan, penetapan penerbit dan standar
perjanjian dengan Penerbit;
b) SOP sekurang-kurangnya meliputi:
(1) Prosedur mekanisme dan pembukuan transaksi serta
otorisasi;
(2) Prosedur penyelesaian pembayaran;
(3) Prosedur DRP dan BCP; dan
(4) Prosedur …
11
(4) Prosedur
pelaporan
kepada
manajemen
dan
pengawasan internal
c. Laporan terkait Kartu ATM, kartu Debet dan Kartu Prabayar
1) Penerbit kartu ATM, kartu Debet dan Kartu Prabayar wajib
menyampaikan:
a) SOP sekurang-kurangnya meliputi:
(1) Ketentuan mengenai persyaratan calon pemegang
kartu;
(2) Prosedur pemberian kartu kepada calon pemegang
kartu, termasuk di dalamnya:
(3) Prosedur pengamanan kartu (mulai dari pengawasan
pemesanan
bahan
kartu,
pencetakan,
proses
pengiriman dan personalisasi kartu);
(4) Prosedur sistem deteksi dan penanganan fraud;
(5) Prosedur
pelaporan
kepada
manajemen
dan
pengawasan internal;
(6) Prosedur penunjukan merchant (termasuk lampiran
perjanjian); dan
(7) Prosedur layanan Prosedur layanan konsumen antara
lain meliputi:
(a) Layanan informasi dan fasilitas; dan
(b) Penanganan keluhan konsumen.
b) Perjanjian kerjasama dengan Perusahaan Switching
c) Perjanjian dengan Pemegang kartu
d) Informasi tertulis yang disampaikan penerbit kepada
pemegang kartu sekurang-kurangnya meliputi:
(1) Produk yang diterbitkan, antara lain informasi
mengenai prosedur dan tata cara penggunaan kartu,
fasilitas
yang
melekat
pada
kartu,
tata
cara
pembayaran …
12
pembayaran kartu dan risiko yang mungkin timbul dari
penggunaan produk tersebut;
(2) Tata cara pengajuan pengaduan atas produk yang
diberikan dan perkiraan lamanya waktu penanganan
pengaduan tersebut;
2) Financial Acquirer kartu ATM, kartu Debet dan Kartu
Prabayar wajib menyampaikan:
a) Prosedur mekanisme transaksi dan otorisasi;
b) Prosedur pembukuan transaksi;
c) Prosedur penyelesaian pembayaran;
d) Prosedur pemilihan dan penetapan merchant termasuk
lampiran perjanjian;
e) Prosedur penunjukan perusahaan Switching;
f) Prosedur pengaturan risiko keuangan dalam hal terjadi
kerugian akibat penggunaan kartu palsu;
g) Prosedur penyediaan sarana pengganti (back-up system)
dalam hal terjadi gangguan pada perangkat keras dan
jaringan komunikasi;
h) Prosedur penyediaan sarana back-up data transaksi; dan
i) Prosedur pelaporan kepada manajemen dan pengawasan
internal.
3) Technical acquirer kartu ATM, kartu Debet dan Kartu
Prabayar wajib menyampaikan:
a) Prosedur penyediaan sarana pengganti (back-up system)
dalam hal terjadi gangguan pada perangkat keras dan
jaringan komunikasi; dan
b) Prosedur penyediaan sarana back-up data transaksi.
4) Perusahaan Personalisasi kartu ATM, kartu Debet dan Kartu
Prabayar wajib menyampaikan:
a) Standar …
13
a) Standar
perjanjian
kerjasama
dengan
penerbit
atau
prinsipal;
b) SOP sekurang-kurangnya meliputi:
(1) Prosedur pengamanan kartu;
(2) Prosedur operasional kegiatan personalisasi; dan
(3) Prosedur pengamanan kerahasiaan data.
5) Perusahaan Switching kartu ATM, kartu Debet dan Kartu
Prabayar wajib menyampaikan:
a) Persyaratan kepesertaaan, penetapan penerbit dan standar
perjanjian dengan Penerbit;
b) SOP sekurang-kurangnya meliputi:
(1) Prosedur mekanisme dan pembukuan transaksi serta
otorisasi;
(2) Prosedur penyelesaian pembayaran;
(3) Prosedur DRP dan BCP; dan
(4) Prosedur
pelaporan
kepada
manajemen
dan
pengawasan internal.
Laporan sebagaimana dimaksud pada butir 2.a wajib disampaikan setelah
implementasi
teknologi
pengamanan
penyelenggaraan
APMK
dilaksanakan, sedangkan laporan sebagaimana dimaksud pada butir 2.b
dan 2.c wajib disampaikan untuk pertama kali setelah mendapatkan
persetujuan sebagai penyelenggara dari Bank Indonesia, dan wajib
disampaikan kembali apabila terdapat perubahan atas laporan tersebut.
Bagi Penerbit, Acquirer, Perusahaan Personalisasi, Penyelenggara Kliring
dan Perusahaan Switching APMK yang telah menyampaikan laporan
sebagaimana dimaksud pada butir 2.b dan 2.c berdasarkan Surat Edaran
No. 7/61/DASP, maka yang bersangkutan tidak lagi diwajibkan untuk
menyampaikan laporan tersebut, kecuali jika terdapat perubahan.
C. Penyampaian …
14
C. Penyampaian Laporan Berkala Tahunan dan Insidentil wajib disampaikan
kepada:
Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran
Bank Indonesia, Gedung D Lantai 9
Jl. MH Thamrin No.2
Jakarta 10350
D. Untuk kepentingan pengawasan terkait dengan kegiatan penyelenggaraan
APMK, Bank Indonesia berwenang meminta data, informasi, dan atau
laporan di luar laporan-laporan sebagaimana dimaksud pada huruf A dan
B.
III. TATA CARA PENGENAAN SANKSI KEWAJIBAN MEMBAYAR
Dalam hal Bank Indonesia mengenakan sanksi kewajiban membayar
terhadap Bank terkait penyelenggaraan kegiatan APMK, sanksi kewajiban
membayar tersebut dilakukan Bank Indonesia dengan cara mendebet
rekening giro Bank di Bank Indonesia.
Sanksi kewajiban membayar yang dikenakan terhadap Lembaga Selain Bank
terkait dengan penyelenggaraan kegiatan APMK dilakukan Direktorat
Akunting dan Sistem Pembayaran dengan cara menyampaikan surat
pengenaan sanksi kewajiban membayar kepada Lembaga Selain Bank
tersebut yang antara lain berisi informasi jumlah sanksi kewajiban membayar
dimaksud dan tata cara pembayarannya kepada Bank Indonesia.
IV. PENUTUP
Dengan berlakunya Surat Edaran Bank Indonesia ini maka Surat Edaran
Bank Indonesia Nomor 7/61/DASP tanggal 30 Desember 2005 perihal
Pengawasan
Penyelenggaraan
Kegiatan
Alat
Pembayaran
Dengan
Menggunakan Kartu dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Ketentuan …
15
Ketentuan dalam Surat Edaran ini mulai berlaku pada tanggal 21 Februari
2008.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Surat
Edaran Bank Indonesia ini dengan penempatannya dalam Berita Negara
Republik Indonesia.
Demikian agar Saudara maklum.
BANK INDONESIA,
DYAH N.K MAKHIJANI
DIREKTUR AKUNTING DAN
SISTEM PEMBAYARAN
Jakarta, 21 Februari 2008
SURAT EDARAN
Perihal : Pengawasan Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran
Dengan Menggunakan Kartu (APMK)
Sehubungan dengan diberlakukannya Peraturan Bank Indonesia Nomor
7/52/PBI/2005 tanggal 28 Desember 2005 tentang Penyelenggaraan Kegiatan
Alat Pembayaran Dengan Menggunakan Kartu (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 148, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4583) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank
Indonesia Nomor 10/8/PBI/2008 tanggal 20 Februari 2008 tentang Perubahan
Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/52/PBI/2005 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 34, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4822), Peraturan Bank Indonesia Nomor
10/3/PBI/2008 tanggal 4 Februari 2008 tentang Laporan Kantor Pusat Bank
Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 12,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4810) dan Peraturan
Bank Indonesia Nomor 10/4/PBI/2008 tanggal 4 Februari 2008 tentang Laporan
Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran Dengan Menggunakan Kartu Oleh
Bank Perkreditan Rakyat dan Lembaga Selain Bank (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 13, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4811), dipandang perlu untuk mengatur kembali
ketentuan mengenai pengawasan penyelenggaraan kegiatan alat pembayaran
dengan menggunakan kartu dalam Surat Edaran Bank Indonesia sebagai berikut
:
I. PENGAWASAN …
2
I. PENGAWASAN
PENYELENGGARAAN
KEGIATAN
ALAT
PEMBAYARAN DENGAN MENGGUNAKAN KARTU (APMK)
A. Obyek Pengawasan
Bank Indonesia c.q. Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran, Bagian
Pengawasan Sistem Pembayaran melakukan pengawasan terhadap:
1. Penyelenggaraan APMK (Prinsipal, Penerbit dan Acquirer);
2. Perusahaan Personalisasi;
3. Penyelenggara kegiatan kliring APMK;
4. Penyelenggara kegiatan penyelesaian akhir APMK; dan
5. Perusahaan Switching dalam hal Perusahaan Switching tersebut
bekerja sama dengan Penerbit dan/atau Financial Acquirer
B. Fokus Pengawasan
Pengawasan
terhadap
penyelenggaraan
APMK
difokuskan
pada
kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku dalam penyelenggaraan
APMK antara lain meliputi:
1. penerapan aspek manajemen risiko dalam penyelenggaraan kegiatan
APMK;
2. kebenaran dan ketepatan penyampaian informasi dan laporan; dan
3. penerapan aspek perlindungan nasabah.
C. Tujuan Pengawasan
Pengawasan bertujuan untuk memastikan penyelenggaraan kegiatan
APMK dilakukan secara efisien, cepat, aman dan handal dengan
memperhatikan prinsip perlindungan nasabah.
D. Metode Pengawasan
Pengawasan terhadap penyelenggaraan kegiatan APMK dilakukan
terutama melalui pengawasan tidak langsung dan apabila diperlukan
dapat dilakukan pengawasan langsung.
1. Pengawasan …
3
1. Pengawasan Tidak Langsung
Pengawasan tidak langsung dilakukan melalui penelitian, analisis dan
evaluasi atas laporan berkala dan insidentil yang disampaikan oleh,
serta diskusi dengan pihak-pihak sebagaimana dimaksud pada butir
I.A. Di samping itu, pengawasan tidak langsung dapat juga dilakukan
atas dasar data dan/atau informasi lainnya yang diperoleh Bank
Indonesia dari pihak lain.
2. Pengawasan Langsung
Pengawasan langsung dilakukan sewaktu-waktu apabila diperlukan
dengan cara melakukan pemeriksaan (on the spot) terhadap pihakpihak sebagaimana dimaksud pada butir I.A.
Dalam rangka pengawasan langsung, pihak-pihak sebagaimana
dimaksud pada butir I.A wajib memberikan:
a. keterangan, data transaksi dan data nasabah dalam bentuk hard
copy dan/atau soft copy;
b. kesempatan untuk melakukan pengawasan secara langsung
terhadap
sarana
fisik,
sistem,
aplikasi
pendukung
dan
database;dan/atau
c. hal-hal lain yang diperlukan
Bank Indonesia dapat menugaskan pihak lain untuk dan atas nama
Bank Indonesia melaksanakan pengawasan secara langsung.
II. LAPORAN PENYELENGGARAAN KEGIATAN APMK
Dalam
rangka
pengawasan
tidak
langsung,
Penerbit,
Acquirer,
Penyelenggara Kliring APMK, Penyelenggara Penyelesaian Akhir dan
Perusahaan Switching wajib menyampaikan laporan secara On-Line atas
penyelenggaraan kegiatan APMK kepada Bank Indonesia secara berkala dan
menyampaikan laporan insidentil secara tertulis. Sedangkan Prinsipal dan
Perusahaan Personalisasi wajib menyampaikan laporan tertulis kepada Bank
Indonesia.
A. Laporan …
4
A. Laporan Berkala
1. Laporan berkala merupakan laporan yang wajib disampaikan secara
benar, akurat dan tepat waktu oleh pihak-pihak sebagaimana
dimaksud pada butir I.A sesuai dengan periode masing-masing
laporan. Laporan berkala terdiri atas laporan bulanan, laporan
triwulanan, dan laporan tahunan. Laporan bulanan dan triwulanan
disampaikan secara On-Line. Sedangkan laporan tahunan disampaikan
secara tertulis dengan hard copy.
2. Jenis Laporan Berkala
Laporan berkala yang wajib disampaikan oleh pihak-pihak
sebagaimana dimaksud pada butir I.A meliputi :
a. Prinsipal Umum
Laporan Tahunan yang sekurang-kurangnya mencakup informasi:
1) rencana pengembangan produk;
2) target dan realisasinya;dan
3) anggota yang tergabung dalam jaringan Prinsipal Umum dan
biaya-biaya yang dikenakan kepada anggota.
b. Penerbit
1) Laporan Bulanan Penyelenggaraan Kegiatan APMK terdiri
dari:
a) Laporan Bulanan Penerbit Kartu Kredit;
b) Laporan Bulanan Penerbit Kartu ATM dan/atau Kartu
Debet;dan
c) Laporan Bulanan Penerbit Instrumen Prabayar.
2) Laporan Bulanan Fraud
3) Khusus untuk Penerbit Kartu Kredit Selain Bank di samping
menyampaikan laporan bulanan tersebut di atas, Penerbit wajib
menyampaikan:
a) Laporan …
5
a) Laporan Bulanan Kolektibilitas Kartu Kredit dengan
klasifikasi:
(1) Lancar,
apabila
pembayaran
tepat
waktu,
perkembangan rekening baik dan tidak ada tunggakan
serta sesuai dengan persyaratan kredit;
(2) Dalam Perhatian Khusus, apabila terdapat tunggakan
pembayaran pokok dan/atau bunga sampai dengan 90
(sembilan puluh) hari;
(3) Kurang
Lancar,
pembayaran
apabila
pokok
terdapat
tunggakan
bunga
yang telah
dan/atau
melampaui 90 (sembilan puluh) hari sampai dengan
120 (seratus dua puluh) hari;
(4) Diragukan, apabila terdapat tunggakan pembayaran
pokok dan/atau bunga yang telah melampaui 120
(seratus dua puluh) hari sampai dengan 180 (seratus
delapan puluh) hari;
(5) Macet, apabila terdapat tunggakan pokok dan/atau
bunga yang telah melampaui 180 (seratus delapan
puluh) hari.
b) Laporan
Triwulanan
Penanganan
dan
Penyelesaian
penyampaian
Laporan
Pengaduan Nasabah
4) Untuk
Penerbit
Bank,
Bulanan
Kolektibilitas Kartu Kredit dilakukan sebagaimana diatur
dalam Surat Edaran Bank Indonesia mengenai penilaian
kualitas aktiva Bank Umum.
c. Acquirer
Laporan Bulanan Acquirer.
d. Perusahaan …
6
d. Perusahaan Personalisasi
Laporan Tahunan Perusahaan Personalisasi dengan format
sebagaimana dimaksud pada Lampiran 1.
e. Penyelenggara Kegiatan Kliring APMK dan/atau Kegiatan
Penyelesaian Akhir APMK
Laporan Triwulanan Penyelenggara Kegiatan Kliring APMK.
f. Perusahaan Switching
Laporan Triwulanan Perusahaan Switching.
3. Laporan tahunan Prinsipal Umum dan Perusahaan Personalisasi wajib
disampaikan kepada Bank Indonesia paling lambat akhir bulan
Februari tahun berikutnya. Apabila akhir bulan Februari jatuh pada
hari libur maka laporan harus sudah diterima pada hari kerja
berikutnya.
4. Tata cara pelaporan dan sanksi kewajiban membayar sebagaimana
dimaksud pada Angka 2 huruf b, huruf c, huruf e dan huruf f
berpedoman pada ketentuan tentang Laporan Kantor Pusat Bank
Umum dan ketentuan tentang Laporan Penyelenggaraan Kegiatan Alat
Pembayaran Dengan Menggunakan Kartu oleh Bank Perkreditan
Rakyat Dan Lembaga Selain Bank
B. Laporan Insidentil
1. Laporan insidentil merupakan laporan tertulis yang wajib disampaikan
secara benar oleh pihak-pihak sebagaimana dimaksud pada butir I.A
kepada Bank Indonesia baik atas permintaan Bank Indonesia maupun
atas inisiatif pihak-pihak tersebut di atas.
2. Jenis …
7
2. Jenis Laporan Insidentil
a. Laporan terkait dengan implementasi teknologi pengamanan
penyelenggaraan APMK
antara lain laporan implementasi
penggunaan teknologi chip pada APMK.
b. Laporan terkait Kartu Kredit
Laporan terkait Kartu Kredit wajib disampaikan oleh pihak-pihak
sebagaimana dimaksud pada butir I.A. dengan pengaturan sebagai
berikut:
1) Penerbit Kartu Kredit
Penerbit Kartu Kredit menyampaikan hal-hal sebagai berikut:
a) Ketentuan pemberian Kartu Kredit meliputi:
(1) usia minimum Pemegang Kartu;
(2) pendapatan minimum Pemegang Kartu;
(3) batas maksimum kredit Pemegang Kartu;
(4) persentase minimum pembayaran oleh Pemegang
Kartu; dan
(5) kebijakan penetapan pemberian kartu kredit yang
dikategorikan
sebagaimana
sebagai
diatur
“tanpa
dalam
batas”
Surat
(infinite)
Edaran
Bank
Indonesia perihal prinsip perlindungan nasabah dan
kehati-hatian.
b) Standard Operating Procedure (SOP) meliputi:
(1) prosedur
pemberian
persetujuan
kepada
calon
pemegang kartu;
(2) prosedur otorisasi;
(3) prosedur pembukuan transaksi;
(4) prosedur penghitungan biaya bunga dan denda;
(5) prosedur pemberian penambahan limit kredit;
(6) prosedur persetujuan pelampauan batas limit kredit;
(7) prosedur …
8
(7) prosedur penagihan piutang, penanganan kredit macet
dan penghapusan piutang;
(8) prosedur pencantuman nasabah ke dalam Negative
List;
(9) prosedur pengamanan kartu (mulai dari pengawasan
pemesanan
bahan
kartu,
pencetakan,
proses
pengiriman dan personalisasi kartu);
(10) prosedur pemilihan dan penetapan merchant (termasuk
standar perjanjian);
(11) prosedur penunjukan agen pemasaran dan agen
penagihan atau debt collector (termasuk standar
perjanjian);
(12) prosedur
pelaporan
kepada
manajemen
dan
pengawasan internal;
(13) prosedur sistem deteksi dan penanganan fraud;
(14) prosedur perencanaan darurat (Disaster Recovery
Plan/DRP) dan kesinambungan usaha (Business
Continuity Plan/BCP); dan
(15) prosedur layanan konsumen antara lain meliputi:
(a) layanan informasi dan fasilitas; dan
(b) penanganan keluhan konsumen.
c) Informasi tertulis yang disampaikan Penerbit kepada
Pemegang Kartu sekurang-kurangnya meliputi:
(1) hak dan kewajiban Pemegang Kartu;
(2) persentase minimum pembayaran oleh Pemegang
Kartu;
(3) produk yang diterbitkan,
antara lain informasi
mengenai prosedur dan tata cara penggunaan kartu,
fasilitas
yang
melekat
pada
kartu,
tata
cara
pembayaran …
9
pembayaran kartu dan risiko yang mungkin timbul dari
penggunaan produk tersebut;
(4) tata cara penghitungan bunga;
(5) tata cara penghitungan denda;
(6) tata cara pengajuan pengaduan atas kartu yang
diberikan dan perkiraan lamanya waktu penanganan
pengaduan tersebut;
(7) jenis dan besarnya biaya administrasi yang dikenakan;
dan
(8) formulir lembar penangihan (billing statement).
2) Financial Acquirer Kartu Kredit, wajib menyampaikan SOP
sekurang-kurangnya meliputi:
a) Prosedur mekanisme dan pembukuan transaksi serta
otorisasi;
b) Prosedur penyelesaian pembayaran;
c) Prosedur pemilihan dan penetapan merchant termasuk
standar perjanjian;
d) Prosedur pengendalian risiko keuangan dalam hal terjadi
kerugian akibat penggunaan kartu palsu;
e) Prosedur penyediaan sarana pengganti (back-up system)
dalam hal terjadi gangguan pada perangkat keras dan
jaringan komunikasi;
f) Prosedur penyediaan sarana back-up data transaksi;
g) Prosedur penatausahaan arsip; dan
h) Prosedur pelaporan kepada manajemen dan pengawasan
internal.
3) Technical Acquirer Kartu Kredit, wajib menyampaikan SOP
sekurang-kurangnya meliputi:
a) Prosedur …
10
a) Prosedur penyediaan sarana pengganti (back-up system)
dalam hal terjadi gangguan pada perangkat keras dan
jaringan komunikasi; dan
b) Prosedur penyediaan sarana back-up data transaksi.
4) Perusahaan Personalisasi Kartu Kredit, wajib menyampaikan
SOP sekurang-kurangnya meliputi:
a) Standar perjanjian kerjasama dengan Penerbit atau Prinsipal
b) SOP sekurang-kurangnya meliputi:
(1) Prosedur pengamanan kartu
(2) Prosedur operasional kegiatan personalisasi; dan
(3) Prosedur pengamanan kerahasiaan data.
5) Penyelenggara
Kegiatan
Kliring
Kartu
Kredit,
wajib
menyampaikan SOP sekurang-kurangnya meliputi:
a) Persyaratan kepesertaaan;
b) Prosedur operasional kegiatan kliring;
c) Prosedur mekanisme dan pembukuan kliring;
d) Prosedur penyelesaian transaksi;
e) Prosedur DRP dan BCP; dan
f) Prosedur pelaporan kepada manajemen dan pengawasan
internal.
6) Perusahaan Switching Kartu Kredit, wajib menyampaikan SOP
sekurang-kurangnya meliputi:
a) Persyaratan kepesertaaan, penetapan penerbit dan standar
perjanjian dengan Penerbit;
b) SOP sekurang-kurangnya meliputi:
(1) Prosedur mekanisme dan pembukuan transaksi serta
otorisasi;
(2) Prosedur penyelesaian pembayaran;
(3) Prosedur DRP dan BCP; dan
(4) Prosedur …
11
(4) Prosedur
pelaporan
kepada
manajemen
dan
pengawasan internal
c. Laporan terkait Kartu ATM, kartu Debet dan Kartu Prabayar
1) Penerbit kartu ATM, kartu Debet dan Kartu Prabayar wajib
menyampaikan:
a) SOP sekurang-kurangnya meliputi:
(1) Ketentuan mengenai persyaratan calon pemegang
kartu;
(2) Prosedur pemberian kartu kepada calon pemegang
kartu, termasuk di dalamnya:
(3) Prosedur pengamanan kartu (mulai dari pengawasan
pemesanan
bahan
kartu,
pencetakan,
proses
pengiriman dan personalisasi kartu);
(4) Prosedur sistem deteksi dan penanganan fraud;
(5) Prosedur
pelaporan
kepada
manajemen
dan
pengawasan internal;
(6) Prosedur penunjukan merchant (termasuk lampiran
perjanjian); dan
(7) Prosedur layanan Prosedur layanan konsumen antara
lain meliputi:
(a) Layanan informasi dan fasilitas; dan
(b) Penanganan keluhan konsumen.
b) Perjanjian kerjasama dengan Perusahaan Switching
c) Perjanjian dengan Pemegang kartu
d) Informasi tertulis yang disampaikan penerbit kepada
pemegang kartu sekurang-kurangnya meliputi:
(1) Produk yang diterbitkan, antara lain informasi
mengenai prosedur dan tata cara penggunaan kartu,
fasilitas
yang
melekat
pada
kartu,
tata
cara
pembayaran …
12
pembayaran kartu dan risiko yang mungkin timbul dari
penggunaan produk tersebut;
(2) Tata cara pengajuan pengaduan atas produk yang
diberikan dan perkiraan lamanya waktu penanganan
pengaduan tersebut;
2) Financial Acquirer kartu ATM, kartu Debet dan Kartu
Prabayar wajib menyampaikan:
a) Prosedur mekanisme transaksi dan otorisasi;
b) Prosedur pembukuan transaksi;
c) Prosedur penyelesaian pembayaran;
d) Prosedur pemilihan dan penetapan merchant termasuk
lampiran perjanjian;
e) Prosedur penunjukan perusahaan Switching;
f) Prosedur pengaturan risiko keuangan dalam hal terjadi
kerugian akibat penggunaan kartu palsu;
g) Prosedur penyediaan sarana pengganti (back-up system)
dalam hal terjadi gangguan pada perangkat keras dan
jaringan komunikasi;
h) Prosedur penyediaan sarana back-up data transaksi; dan
i) Prosedur pelaporan kepada manajemen dan pengawasan
internal.
3) Technical acquirer kartu ATM, kartu Debet dan Kartu
Prabayar wajib menyampaikan:
a) Prosedur penyediaan sarana pengganti (back-up system)
dalam hal terjadi gangguan pada perangkat keras dan
jaringan komunikasi; dan
b) Prosedur penyediaan sarana back-up data transaksi.
4) Perusahaan Personalisasi kartu ATM, kartu Debet dan Kartu
Prabayar wajib menyampaikan:
a) Standar …
13
a) Standar
perjanjian
kerjasama
dengan
penerbit
atau
prinsipal;
b) SOP sekurang-kurangnya meliputi:
(1) Prosedur pengamanan kartu;
(2) Prosedur operasional kegiatan personalisasi; dan
(3) Prosedur pengamanan kerahasiaan data.
5) Perusahaan Switching kartu ATM, kartu Debet dan Kartu
Prabayar wajib menyampaikan:
a) Persyaratan kepesertaaan, penetapan penerbit dan standar
perjanjian dengan Penerbit;
b) SOP sekurang-kurangnya meliputi:
(1) Prosedur mekanisme dan pembukuan transaksi serta
otorisasi;
(2) Prosedur penyelesaian pembayaran;
(3) Prosedur DRP dan BCP; dan
(4) Prosedur
pelaporan
kepada
manajemen
dan
pengawasan internal.
Laporan sebagaimana dimaksud pada butir 2.a wajib disampaikan setelah
implementasi
teknologi
pengamanan
penyelenggaraan
APMK
dilaksanakan, sedangkan laporan sebagaimana dimaksud pada butir 2.b
dan 2.c wajib disampaikan untuk pertama kali setelah mendapatkan
persetujuan sebagai penyelenggara dari Bank Indonesia, dan wajib
disampaikan kembali apabila terdapat perubahan atas laporan tersebut.
Bagi Penerbit, Acquirer, Perusahaan Personalisasi, Penyelenggara Kliring
dan Perusahaan Switching APMK yang telah menyampaikan laporan
sebagaimana dimaksud pada butir 2.b dan 2.c berdasarkan Surat Edaran
No. 7/61/DASP, maka yang bersangkutan tidak lagi diwajibkan untuk
menyampaikan laporan tersebut, kecuali jika terdapat perubahan.
C. Penyampaian …
14
C. Penyampaian Laporan Berkala Tahunan dan Insidentil wajib disampaikan
kepada:
Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran
Bank Indonesia, Gedung D Lantai 9
Jl. MH Thamrin No.2
Jakarta 10350
D. Untuk kepentingan pengawasan terkait dengan kegiatan penyelenggaraan
APMK, Bank Indonesia berwenang meminta data, informasi, dan atau
laporan di luar laporan-laporan sebagaimana dimaksud pada huruf A dan
B.
III. TATA CARA PENGENAAN SANKSI KEWAJIBAN MEMBAYAR
Dalam hal Bank Indonesia mengenakan sanksi kewajiban membayar
terhadap Bank terkait penyelenggaraan kegiatan APMK, sanksi kewajiban
membayar tersebut dilakukan Bank Indonesia dengan cara mendebet
rekening giro Bank di Bank Indonesia.
Sanksi kewajiban membayar yang dikenakan terhadap Lembaga Selain Bank
terkait dengan penyelenggaraan kegiatan APMK dilakukan Direktorat
Akunting dan Sistem Pembayaran dengan cara menyampaikan surat
pengenaan sanksi kewajiban membayar kepada Lembaga Selain Bank
tersebut yang antara lain berisi informasi jumlah sanksi kewajiban membayar
dimaksud dan tata cara pembayarannya kepada Bank Indonesia.
IV. PENUTUP
Dengan berlakunya Surat Edaran Bank Indonesia ini maka Surat Edaran
Bank Indonesia Nomor 7/61/DASP tanggal 30 Desember 2005 perihal
Pengawasan
Penyelenggaraan
Kegiatan
Alat
Pembayaran
Dengan
Menggunakan Kartu dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Ketentuan …
15
Ketentuan dalam Surat Edaran ini mulai berlaku pada tanggal 21 Februari
2008.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Surat
Edaran Bank Indonesia ini dengan penempatannya dalam Berita Negara
Republik Indonesia.
Demikian agar Saudara maklum.
BANK INDONESIA,
DYAH N.K MAKHIJANI
DIREKTUR AKUNTING DAN
SISTEM PEMBAYARAN