Eksplorasi Umum Endapan Fosfat Di Kabupaten Timor Tengah Utara, Provinsi Nusa Tenggara Timur

Buku 2 : Bidang Mineral

EKSPLORASI UMUM ENDAPAN FOSFAT
DI KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA, PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
Bayu Sayekti, Kusdarto
Kelompok Program Penelitian Mineral

SARI
Lokasi eksplorasi umum terletak di daerah Biboki Moenleu, Biboki Utara dan Biboki Tanpah,
Kabupaten Timor Tengah Utara, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Terdapat dua lokasi eksplorasi
umum endapan fosfat di kabupaten ini, yaitu di bagian utara dan selatan. Lokasi eksplorasi
umum di daerah utara (Biboki Moenleu) dibatasi koordinat 124° 34' 47,467" - 124° 41' 4,967"
Bujur Timur dan 9° 7' 40,426" - 9° 14' 16,494" Lintang Selatan, sedangkan lokasi eksplorasi
umum di daerah selatan (Biboki Utara dan Biboki Tanpah) dibatasi koordinat 124° 45' 1,174" 124° 52' 34,849" Bujur Timur dan 9° 13' 16,428" - 9° 22' 34,385" Lintang Selatan.

Stratigrafi daerah eksplorasi umum, berdasarkan lithostratigrafi dan pengamatan di lapangan
terdiri dari beberapa satuan batuan. Urut-urutan satuan batuan tersebut dari yang berumur tua
ke muda dapat diperikan sebagai berikut : Satuan Batugamping dari Formasi Maubisse
berumur Perem-Trias, Komplek Bobonaro berumur Oligosin-Pliosen, Breksi dari Formasi
Manamas berumur Miosen - Pliosen, dan Aluvium, yang berumur Holosen.


Endapan fosfat di daerah ini terdapat pada nodul (7,84% P2O5), batupasir (4,81% P2O5) berupa
boudin dan lapisan lempung yang berwarna putih keabuan (3,40 – 3,84% P2O5) serta coklat
bergaris putih (5,40% P2O5) merupakan sisipan pada

lapisan mangan sedimenter,

yang

dijumpai pada Komplek Bobonaro. Selain di Komplek Bobonaro endapan fosfat ditemukan juga
pada Satuan Batugamping Formasi Maubisse berupa fosfat guano, di Gua Fatiu kandungan
P2O5 nya 1,14 – 26,55%, berupa batuan dinding dan kandungan P2O5 nya 1,23 – 7,46% pada
tanah dasar gua. Di Gua Niba-niba kandungan P2O5 nya 11,10 – 27,35% berupa batuan
dinding dan kandungan P2O5 nya 3,93 – 10,04% pada tanah dasar gua. Selain fosfat, bahan
galian non logam yang dijumpai di daerah penyelidikan adalah batugamping, marmer, sirtu dan
batuhias.

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

271


Buku 2 : Bidang Mineral

eksplorasi umum di daerah selatan (Biboki

PENDAHULUAN

Utara

dan

Biboki

Tanpah)

dibatasi

Pada tahun 1984 Direktorat Sumber Daya

koordinat 124° 45' 1,174" - 124° 52' 34,849"


Mineral

Bujur Timur dan 9° 13' 16,428" - 9° 22'

telah

melakukan

penyelidikan

pendahuluan terhadap endapan fosfat dan

34,385" Lintang Selatan. (Gambar 1).

mineral industri lainnya di daerah Timor
Timur. Dimana endapan fosfat dijumpai

Metoda

pada Formasi Bobonaro berupa kerikil


berkaitan

sampai kerakal dengan kandungan P2O5

Umum Endapan Fosfat antara lain sebagai

9,97% - 21,55%. Sedangkan Formasi

berikut :

Bobonaro

tersebar

sampai

di

daerah


penyelidikan
dengan

yang

digunakan

kegiatan

Eksplorasi

1. Pengumpulan data sekunder

Kabupaten Timor Tengah Utara, atas dasar

2. Pengumpulan data primer

itu


3. Analisis Laboratorium

maka

dilakukan

terhadap

eksplorasi

endapan

fosfat

guna

mendapatkan

gambaran


sebagai

pengembangan

dasar

umum

4. Pengolahan data

potensinya
potensi

GEOLOGI DAN POTENSI BAHAN

endapan fosfat di daerah Kabupaten Timor

GALIAN FOSFAT

Tengah Utara ini.

Daerah Eksplorasi Umum terbagi menjadi 2
Data

dan

informasi

pembawa

(dua) daerah, yaitu daerah Biboki Moenleu

endapan fosfat di daerah Kabupaten Timor

(daerah utara) dan Biboki Utara, Biboki

Tengah

Timur

Tanpah (daerah selatan), dapat dibedakan


selama ini belum ada, jadi belum ada data

menjadi 3 satuan morfologi, yaitu satuan

mengenai

morfologi dataran rendah, satuan morfologi

Utara,

batuan

Nusa

potensinya,

Tenggara

sehingga


dari

kegiatan eksplorasi ini dapat diketahui

perbukitan

sebaran dari batuan pembawa endapan

morfologi perbukitan terjal.

bergelombang

dan

satuan

fosfat dan diketahui kualitasnya.
Satuan morfologi dataran rendah, terdapat
Secara


administratif

eksplorasi

di bagian utara dan barat dari lokasi

umum terletak di daerah Biboki Moenleu,

eksplorasi umum daerah utara (Biboki

Biboki Utara dan Biboki Tanpah, Kabupaten

Moenleu) serta terdapat di bagian tenggara

Timor

Nusa

dari lokasi eksplorasi umum daerah selatan

lokasi

(Biboki Utara dan Biboki Tanpah), dimana

Tengah

Tenggara
eksplorasi

lokasi

Utara,

Timur.

Terdapat

daerah ini merupakan lahan persawahan

kabupaten ini, yaitu di bagian utara dan

tadah hujan dan lahan tambak, ditempati

selatan. Lokasi eksplorasi umum di daerah

oleh endapan aluvium dan pelapukan dari

utara (Biboki Moenleu) dibatasi koordinat

satuan batuan yang lebih tua, membentuk

124° 34' 47,467" - 124° 41' 4,967" Bujur

suatu dataran banjir Sungai Mena dan

Timur dan 9° 7' 40,426" - 9° 14' 16,494"

Sungai Ponu, yang umumnya merupakan

272

Selatan,

endapan

dua

di

Lintang

umum

Provinsi

fosfat

sedangkan

lokasi

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

Buku 2 : Bidang Mineral

tempat bercocok tanam dan pemukiman

secara tersebar. Ketinggian puncak-puncak

penduduk.

pegunungan ini sangat berbeda berkisar
antara 150 – 850 m di atas permukaan laut.

Satuan morfologi perbukitan bergelombang,
satuan ini menempati sebagian besar

Stratigrafi

daerah penyelidikan, terutama berkembang

daerah utara (Biboki Moenleu) dan selatan

di bagian tengah, morfologinya dikontrol

(Bibiki

oleh

berdasarkan

Formasi

Bobonaro,

terdiri

dari

daerah

eksplorasi

Tanpah

dan

umum di

Biboki

Utara),

lithostratigrafi

dan

rangkaian pegunungan berlereng landai

pengamatan di lapangan terdiri dari 4

sampai agak terjal, tersusun dari batuan

(empat) satuan batuan. Urut-urutan satuan

yang bersifat lempungan dan tidak padat.

batuan tersebut dari yang berumur tua ke

Lembah

sungai

yang

terdapat

dalam

muda dapat diperikan sebagai berikut

satuan

morfologi

ini

berlereng

landai

(Gambar 2 dan Gambar 3):

sampai

terjal.

Ketinggian

punggungan

berkisar antara 200 – 500 m di atas per-

1. Satuan

Batugamping,

Formasi

mukaan laut. Pada punggung rangkaian

Maubisse, Satuan batuan ini mudah

pegunungan ini umumnya terdapat puncak-

sekali dikenali karena membentuk bukit

puncak yang menonjol jika dibandingkan

atau

dengan daerah sekitarnya. Puncak atau

menonjol. Lebih terkenal dengan istilah

tonjolan ini terdiri dari batuan yang tahan

"Fatu" walaupun tidak semua fatu terdiri

terhadap erosi sehingga adanya tekuk pada

dari

lereng antara batuan ini dengan batuan

daerah penyelidikan berwarna putih,

lempungan yang terdapat di sekitarnya

keras dan pejal. Di beberapa tempat

terlihat dengan jelas.

dijumpai

kelompok

bukit

batugamping.

gua

yang

sangat

Batugamping

(Gua

Fatiu,

di

Biboki

Moenleu) didalamnya ditemui stalaktit
Satuan Morfologi Perbukitan Terjal, morfo-

dan stalakmit. Berdasarkan analisa

loginya mudah dikenali karena membentuk

petrografi di dalam sayatan tipis batuan

pegunungan

ini

yang

cukup

tinggi

dan

menunjukkan

tekstur

bioklastik,

menyolok jika dibandingkan dengan daerah

berbutir sangat halus, mengandung

sekitarnya, berlereng terjal dengan lembah

banyak

sempit, secara keseluruhan menampakkan

fragmen – fragmen fosil jenis koral, tak

permukaan kasar. Daya tahan batuan

berwarna-keabu-abuan, disusunan oleh

penyusun

mikrokristalin

berpengaruh

terhadap

erosi

seluruhnya

karbonat,

berupa

setempat

pembentukan

terdapat sparry calcite yang tampak

morfologi ini. Batuan penyusun dataran

terang, sebagian besar sebagai mikrit

tinggi

yang tersebar merata.

di

terhadap

sangat

rongga,

daerah

eksplorasi

adalah

batugamping dari satuan batuan Formasi
Maubisse dan breksi campur aduk dari

2. Komplek

Bobonaro,

menempati

satuan batuan Formasi Manamas. Dataran

sebagian besar daerah penyelidikan,

tinggi di daerah eksplorasi didapatkan

terdiri dari lempung bersisik (scaly clay)

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

273

Buku 2 : Bidang Mineral

dan bongkah-bongkah asing berbagai

pasir, kerikil dan kerakal. Sedangkan

macam

yang

endapan alluvial di dataran pantai

daerah

berupa endapan lumpur hitam, lumpur

ukuran

berumur

dari

lebih

penyelidikan

batuan

tua.

Di

lempung

mempunyai

aneka warna : abu-abu sampai abu-abu

asin

yang

tertinggal

sesudah

penggenangan air di musim penghujan.

kekuningan, merah tua, hitam berbintik
putih dan coklat kekuningan dengan

Proses terbentuknya endapan fosfat ada

garis-garis alir berwarna putih sampai

tiga, yaitu :

putih kekuningan terutama jika lempung

1. Fosfat

primer,

terbentuk

dari

ini berada di sekitar batuan yang lebih

pembekuan

masif/kompeten

bersusunan nefelin, syenit dan takhit.

perlapisan.

dan

membentuk

Lempung

merupakan

bersisik

matrik

ini
dari

magma

Mengandung

alkali

mineral

yang

fosfat

apatit,

terutama fluor apatit [Ca5 (PO4)3 F]

bongkah-bongkah asing yang berasal

yang

dari batuan yang lebih tua. Bong-

mengandung 42% P2O5 dan 3,8% F2.

kah-bongkah

asing

dalam

keadaan

murni

tersebut

menunjukkan boudinasi, terdiri

dari

batupasir,

dan

batugamping,

rijang

2. Fosfat sedimenter (marin), merupakan
endapan

fosfat
di

sedimen
laut

yang

batuan-batuan lain dari formasi yang

terendapkan

dalam,

pada

berumur lebih tua.

lingkungan alkali dan suasana yang
tenang, mineral fosfat yang terbentuk

3. Breksi, Formasi Manamas, merupakan
breksi volkanik yang pejal dengan
fragmen

terbesar

mempunyai

komponen-komponen

yang

terutama
[Ca5(PO4,CO3)3(OH,F)].
3. Fosfat

guano,

merupakan

hasil

berkomposisi basal, andesit, berukuran

akumulasi sekresi burung pemakan

kerikil-boulder,

ikan

bersudut

tajam-

dan

tanggung, masa dasar terdiri dari tufa

kemudian

yang

batugamping

berwarna

kehijauan,

kecoklatan

sampai

kemungkinan

akibat

hujan

kelelawar

yang

bereaksi
karena

dan air

terlarut
dengan

pengaruh

tanah.

air

Berdasarkan

tempatnya, endapan fosfat guano terdiri

kloritisasi.

dari
4. Endapan

Aluvial,

menempati
sungai-sungai

Endapan

dataran
besar

ini
banjir

dan

endapan

permukaan

permukaan,

dan

gua.

bawah

konsentrat

terdapat pada satuan batuan alluvial.

dataran
yang

Endapan

banjir

batuan yang kaya akan unsur P (fosfor),

sungai

mengandung 1% - 40% P2O5. Sedangkan

Mena di sekitar Desa Mena dan sungai

keterdapatan fosfat di daerah eksplorasi

Ponu di sekitar desa Ponu, berupa

umum berupa fosfat sedimenter (marin)

pantai.

Endapan

menempati
sungai-sungai

274

frankolit

alluvial

dataran
besar

seperti

Phosphorite

adalah

endapan

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

Buku 2 : Bidang Mineral

dan

fosfat

guano.

Setelah

dilakukan

Di daerah Utara endapan fosfat dijumpai

eksplorasi umum dan evaluasi, baik hasil

juga

lapangan serta hasil kajian dari berbagai

Komplek Bobonaro, yang secara litologi

sumber pustaka, endapan fosfat di daerah

terdiri dari dua bagian, yaitu

utara

Biboki

bersisik dan bongkah bongkah asing yang

Moenleu), dijumpai berupa fosfat guano

bermacam-macam ukurannya, salah satu

dan fosfat sedimen. Sedangkan endapan

bongkah asing berupa batupasir berukuran

fosfat

(Wilayah

5 x 5 cm2, kandungan P2O5 nya 4,81%,

Biboki

berupa nodul (cherty) kandungan P2O5 nya

(Wilayah

di

Kecamatan

daerah

Kecamatan

selatan

Biboki

Utara

dan

Tanpah) dijumpai berupa fosfat guano.

berupa

nodul dan

sisipan

pada

lempung

7,84%, selain berupa nodul, endapan fosfat
berasosiasi dengan mangan sedimenter,

Endapan fosfat guano di daerah

utara

berupa

perlapisan

dijumpai di Gua Fatiu, berupa gua dari

mangan

seperti

satuan

Formasi

penambangan mangan daerah Dsn. Dua

Maubisse, pada lokasi ini diambil 4 conto,

Usfal, Ds. Oepuah Selatan, Kecamatan

pada dinding gua berupa barik (lensa)

Biboki

fosfat, kandungan P2O5nya

1,14% dan

mengandung butir putih berukuran pasir,

sedangkan pada dasar gua

kandungan P2O5 nya 3,40%, mempunyai

batugamping

25,55%,
berupa

lempung

dari

hasil

yang

Moenleu,

endapan

dijumpai

berupa

di

lempung

dari

luas sebaran kurang lebih 2 ha atau 20.000

pelarutan dari dinding gua kandungan P2O5

m2, dengan tebal rata-rata 1 m, sehingga

nya 1,23% dan 7,46%, sumberdaya fosfat

sumberdaya tereka adalah 20.000 m3. Di

di gua ini yang dapat dihitung adalah

penambangan daerah Dsn. Dua Kaubele,

endapan

fosfat,

Ds. Kaubele, Kecamatan Biboki Moenleu,

dengan

berupa lempung mengandung butir putih

lempung

akumulasi

diantara

mengandung

dengan luas gua sekitar 50 m

2

tebal rata-rata 1 m, sehingga sumberdaya
3

berukuran

pasir

yang

terlipat

kuat,

tereka adalah 50 m . Endapan fosfat guano

kandungan P2O5 nya 5,40%, mempunyai

di daerah

selatan dijumpai di Gua Niba-

luas sebaran kurang lebih 5 ha atau 50.000

niba, berupa gua pada satuan batugamping

m2, dengan tebal rata-rata 0,5 m, sehingga

dari Formasi Maubisse, pada lokasi ini

sumberdaya tereka adalah 25.000 m3.

diambil 5 conto, pada dinding gua berupa

Sedangkan

barik (lensa) fosfat, kandungan P2O5 nya

daerah Garam Besar, Ds. Oepuah Utara,

11,10% dan 27,35%,

Kecamatan

sedangkan pada

di

penambangan

Biboki

Moenleu,

mangan

berupa

dasar gua berupa lempung hasil akumulasi

lempung mengandung butir putih berukuran

dari pelarutan dari dinding gua kandungan

pasir,

P2O5 nya 3,93%; 9,35% dan 10,04%,

mempunyai luas sebaran kurang lebih 10

sumberdaya fosfat di gua ini yang dapat

ha atau 100.000 m2, dengan tebal rata-rata

dihitung

0,5 m, sehingga sumberdaya tereka adalah

adalah

mengandung

fosfat,

endapan
dengan

lempung
luas

gua

kandungan

P2O5

nya

3,84%,

50.000 m3.

sekitar 40 m2 dengan tebal rata-rata 1 m,
sehingga sumberdaya tereka adalah 40 m3.

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

275

Buku 2 : Bidang Mineral

Melihat

pada

luas sebaran ± 61,53 hektar, dengan tebal

Komplek Bobonaro yang berumur Oligosin-

± 50 m, sehingga sumberdaya tereka

Pliosen, berupa sisipan dan nodul serta

adalah 30.765.000 m3. Di daerah Garam

bongkah asing pada lapisan lempung (scaly

Besar, Ds. Oepuah Utara, Kecamatan

clay), endapan fosfat pada komplek ini

Biboki Moenleu, mempunyai luas sebaran ±

diperkirakan merupakan hasil rombakan

6 hektar, dengan tebal ± 10 m, sehingga

(reworked) dari batuan/formasi yang lebih

sumberdaya tereka adalah 600.000 m3.

tua

bentuk

dari

endapan

batuan

fosfat

komplek

tersebut,

kemungkinan dari Formasi Aitutu berumur

Di

Trias Akhir, yang bagian bawahnya terdiri

batugamping dijumpai di beberapa tempat,

dari selang seling tipis batulanau dengan

seperti di daerah Gulipa, Kecamatan Biboki

napal, batupasir kuarsa, batupasir mikaan,

Utara, mempunyai luas sebaran ± 95,44

rijang dan batugamping hablur merupakan

hektar, dengan tebal ± 100 m, sehingga

sisipan tipis yang terdapat didalamnya.

sumberdaya tereka adalah 95.440.000 m3.

Dibagian

pergantian

Di daerah Uafaju, Kecamatan Biboki Utara,

perlapisan kalsilutit putih agak kekuningan

mempunyai luas sebaran ± 26,95 hektar,

mengandung urat kalsit atau Formasi Noni

dengan

yang diperkirakan berumur Kapur Akhir,

sumberdaya tereka adalah 13.475.000 m3.

terdiri

radiolaria,

Di daerah Petu, Kecamatan Biboki Utara,

rijangan

mempunyai luas sebaran ± 7 hektar,

atas

dari

terdiri

dari

baturijang

batugamping

rijangan

dan

daerah

eksplorasi

tebal

sumberdaya diperkirakan 1.400.000 m3. Di

Haulasi, diperkirakan berumur Paleosen

daerah Nunais, Lurasik, Kecamatan Biboki

Tengah-Eosen Tengah, terdiri dari grewake

Utara, mempunyai luas sebaran ± 2 hektar,

konglomeratan, batupasir, serpih tufaan

dengan

dan napal.

sumberdaya tereka adalah 200.000 m3. Di
Bikasnoef,

10

m,

sehingga

Formasi Aitutu. Terakhir adalah Formasi

±

20

m,

dengan

tebal

±

50

selatan,

lempungan, diendapkan selaras di atas

daerah

tebal

±

bagian

m,

sehingga

sehingga

Kecamatan

Biboki

Selain fosfat, bahan galian non logam yang

Tanpah, mempunyai luas sebaran ± 6

dijumpai di daerah penyelidikan adalah

hektar, dengan tebal ± 20 m, sehingga

batugamping, marmer, sirtu dan batuhias.

sumberdaya tereka adalah 1.200.000 m3.
Di daerah Niba-niba, Ds. Teba, Kecamatan

utara,

Biboki Tanpah, batugamping diusahakan

batugamping dijumpai di beberapa tempat,

sebagai industri marmer oleh PT. Timor

seperti di daerah Oematani, Ds. Oepuah

Marmer Industri Group, mempunyai luas

Selatan,

sebaran ± 87 hektar, dengan tebal ± 100 m,

Di

daerah

eksplorasi

Kecamatan

bagian

Biboki

Moenleu,

mempunyai luas sebaran ± 154,6 hektar,

sehingga

dengan

87.000.000 m3.

tebal

±

100

m,

sehingga

sumberdaya

tereka

adalah

sumberdaya tereka adalah 154.600.000 m3.
Di daerah Tumbes, Ds. Oepuah Selatan,

Sirtu dijumpai disepanjang sungai Mena

Kecamatan Biboki Moenleu , mempunyai

sepanjang 9.700 m (dari Patuhaket sampai

276

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

Buku 2 : Bidang Mineral

Mena) dengan lebar sungai rata-rata 20 m

seperti kaca lembaran, karet, industri kimia.

dan tebal endapan kurang lebih 2 m, maka

Penggunaan fosfor dalam bentuk unsur

sumberdaya tereka dari endapan sirtu

digunakan untuk keperluan fotografi, korek

3

adalah 388.000 m . Saat ini endapan

api, bahan peledak. Terdapat dua tipe dari

tersebut digunakan sebagai bahan baku

unsur fosfor, yaitu fosfor putih dan fosfor

pembuatan asphalt mix dalam pembuatan

merah. Fosfor putih hampir tidak larut

jalan

dalam air, larut dalam alkohol dan larutan

lintas

utara

Timor

di

wilayah

Kabupaten Timor Tengah Utara.

organik tertentu. Fosfor putih digunakan
dalam pembuatan asam fosfat (H3PO4) dan

Di lokasi eksplorasi umum dijumpai juga

bila dicampurkan dengan lelehan metal

batuhias, dimana batuhias ini berupa fosil

seperti timah dan tembaga menghasilkan

ammonit berumur Perem, dijumpai berupa

alloy tertentu (special alloy), fosfor dalam

float pada aliran sungai di daerah Desa

bentuk

Lokomea,

berbagai

Kecamatan

Biboki

Utara,

ferro

fosfor

industri

digunakan
metallurgi,

dalam
untuk

dijumpai dalam jumlah sedikit. Setelah

memperoleh logam dengan standar dan

dilakukan pemolesan mempunyai nilai seni

keperluan tertentu.

sebagai batu hias.
Deposit fosfat yang ditemukan di Indonesia
PROSPEK PEMANFAATAN DAN
PENGEMBANGAN BAHAN GALIAN

mempunyai kadar rendah sampai sedang,
meskipun

pada

lokasi

tertentu

dapat

mencapai kadar 40% P2O5. Terdapat pada
Ada 3 (tiga) jenis bahan baku alamiah

daerah yang terpencar, berupa endapan

untuk pembuatan pupuk fosfat, masing-

fosfat gua atau batugamping fosfatan.

masing diantaranya adalah : fosfat marin,

Belum ditemukan deposit dalam jumlah

fosfat primer (batuan beku), serta batuan

yang

fosfat jenis fosfat guano. Dari ketiga jenis

diusahakan dalam skala kecil.

ini,

fosfat

marin

merupakan

cukup

besar,

kecuali

untuk

sumber
urutan

Untuk pemupukan tanah, fosfat dapat

pertama dalam persediaan cadangan dan

langsung digunakan setelah terlebih dahulu

produksi dunia dan jauh dari 70% pupuk

dihaluskan (sebagai pupuk alam). Akan

fosfat buatan berasal dari fosfat marin. Hal

tetapi untuk tanaman pangan seperti padi,

ini

endapan

jagung, kedelai, dan lain-lain, pupuk alam

sedimen dari ”marine phosphorite” yang

ini tidak cocok, karena daya larutnya yang

mempunyai penyebaran lebih luas dan juga

sangat kecil di dalam air sehingga sulit

lapisan yang lebih tebal dan teratur.

diserap

terpenting

karena

disebabkan

merupakan

karena

sifat

oleh

akar

tanaman

pangan

tersebut. Untuk itu sebagai pupuk tanaman
Lebih dari 90% produksi fosfat di Indonesia

pangan, fosfat perlu diolah menjadi pupuk

digunakan untuk keperluan industri pupuk,

buatan. Variabel yang sangat menentukan

baik pupuk alam maupun pupuk buatan.

bagi fosfat sebagai pupuk alam adalah nilai

Sisanya dikonsumsi oleh berbagai industri

kelarutannya terutama kelarutan dalam

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

277

Buku 2 : Bidang Mineral

asam sitrat 2%, kelarutan pada asam

berbeda. Reaksi sederhananya sebagai

tersebut mencerminkan seberapa besar

berikut :

fosfat

yang

dapat

diserap

oleh

akar

tanaman. Nilai kelarutan fosfat dalam air

H3 PO4 + Soda abu ======> 1,2,3.

ditentukan oleh jenis mineral fosfat, mineral
hidroksiapatit merupakan mineral fosfat

1. Sodium tripoly phosphate -----> sebagai

yang mempunyai kelarutan tinggi, dengan

bahan detergent

demikian

2. Sodium triotho phosphate-----> pelembut

idealnya

untuk

pupuk

alam

digunakan endapan fosfat yang kandungan

air

mineral hidroksiapatitnya cukup tinggi.

3.Tetra

sodium

pyro

phosphate

----->

industri keramik.
Pupuk superfosfat terdiri dari : Single Super

Sedangkan

Phosphate (SSP), Triple Super Phosphate

batuan pembawa unsur fosfat di daerah

(TSP), Monoammonium Phosphate (MAP),

eksplorasi umum ini, berdasarkan hasil

Diammonium

Nitro

penyelidikan di lapangan serta hasil analisa

Nitro

laboratorium (kimia dan petrografi) kurang

Phosphate (ANP). Superfosfat merupakan

ekonomis untuk dikembangkan secara lebih

campuran antara monokalsium fosfat dan

jauh lagi (kualitas dan kuantitas relatif

kalsium sulfat. Salah satu bentuk pupuk

kecil).

Phosphate

Phosphate
(NP),

(DAP),

Ammonium

untuk

pengembangan

dari

buatan adalah Super Fosfat, yaitu hasil
reaksi antara tepung fosfat alam berkadar

KESIMPULAN DAN SARAN

30% P2O5 dengan asam sulfat pekat
(Moersidi Sediyarso, 1998).

Setelah dilakukan eksplorasi umum dan
evaluasi, baik hasil lapangan serta hasil

Di luar kegunaannya sebagai bahan pupuk,

kajian

fosfat

endapan fosfat

dalam

bentuk

senyawa

lain

dari

berbagai

sumber

pustaka,

di daerah utara (Wilayah

digunakan dalam berbagai industri. Asam

Kecamatan

fosfat direaksikan dengan soda abu atau

berupa fosfat guano dan fosfat sedimen.

batu kapur, akan diperoleh senyawa fosfat

Sedangkan

tertentu. Asam fosfat dengan batugamping

selatan (Wilayah Kecamatan Biboki Utara

akan membentuk dikalsium fosfat yang

dan Biboki Tanpah) dijumpai berupa fosfat

merupakan bahan dasar pasta gigi dan

guano.

makanan ternak. Reaksi sederhananya

1. Endapan fosfat guano di daerah utara

sebagai berikut:

Biboki

endapan

Moenleu),

fosfat

di

dijumpai

daerah

dijumpai di Gua Fatiu, pada dinding gua
berupa barik (lensa) fosfat, kandungan

Ca3(PO4)2 +

CaCO3 =====>

CaHPO4

P2O5

nya

1,14%

dan

25,55%,

sedangkan pada dasar gua berupa

(dikalsium fosfat)

lempung hasil akumulasi dari pelarutan
Asam fosfat direaksikan dengan soda abu

dari dinding gua kandungan P2O5 nya

menghasilkan 3 produk dengan fungsi

1,23% dan 7,46%, sumberdaya tereka

278

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

Buku 2 : Bidang Mineral

fosfat di gua ini yang dapat dihitung

Sedangkan di penambangan mangan

adalah endapan fosfat berupa lempung

daerah Garam Besar, Ds. Oepuah

3

diperkirakan sebesar 50 m .

Utara,

Kecamatan

Biboki

Moenleu,

berupa lempung mengandung butir
2. Endapan

fosfat

guano

di

daerah

selatan dijumpai di Gua Niba-niba,
pada dinding gua berupa barik (lensa)
fosfat, kandungan P2O5 nya

putih berukuran pasir, kandungan P2O5
nya

3,84%,

sumberdaya

sebesar 50.000 m .

11,10%

dan 27,35%, sedangkan pada dasar

4. Di daerah eksplorasi bagian utara,

gua berupa lempung hasil akumulasi

batugamping

dari

tempat, dengan total

pelarutan

dari

tereka

3

dinding

gua

dijumpai

di

beberapa

sumberdaya
3

3,93%; 9,35%

tereka 185.965.000 m . Di daerah

dan 10,04%, sumberdaya tereka fosfat

eksplorasi bagian selatan, batugamping

di gua ini yang dapat dihitung adalah

juga dijumpai di beberapa tempat,

endapan

dengan

kandungan P2O5 nya

fosfat

berupa

lempung

total

sumberdaya

tereka

3

3

111.715.000 m . Di daerah Niba-niba,

diperkirakan sebesar 40 m .

Ds. Teba, Kecamatan Biboki Tanpah,
3. Di

daerah

Utara

endapan

fosfat

batugamping

diusahakan

sebagai

dijumpai juga berupa nodul dan sisipan

industri marmer oleh PT. Timor Marmer

pada

Industri

Komplek

Bobonaro,

bongkah

asing berupa batupasir berukuran 5 x 5

Group,

mempunyai

sumberdaya tereka 87.000.000 m3.

cm2, kandungan P2O5 nya 4,81%,
berupa

nodul

(cherty)

kandungan

5. Sirtu

dijumpai

disepanjang

sungai

P2O5nya 7,84%, selain berupa nodul,

Mena (dari Patuhaket sampai Mena),

endapan fosfat

berasosiasi dengan

mempunyai

mangan sedimenter, berupa perlapisan

3

sumberdaya

tereka

388.000 m .

diantara endapan mangan seperti yang
dijumpai

di

penambangan

mangan

DAFTAR PUSTAKA

daerah Dsn. Dua Usfal, Ds. Oepuah
Selatan, Kecamatan Biboki Moenleu,

1. Abdul

Fatah

Yusuf,

Galian

2003,

berupa lempung mengandung butir

”Inventarisasi

putih berukuran pasir, kandungan P2O5

Logam di Kabupaten Timor Tengah

nya 3,40%, sumberdaya tereka sebesar

Utara, Provinsi Nusa Tenggara Timur”,

3

Bahan

dkk,

Non

20.000 m . Di penambangan daerah

Direktorat Inventarisasi Sumber Daya

Dsn.

Mineral, Bandung.

Dua

Kaubele,

Ds.

Kaubele,

Kecamatan Biboki Moenleu, berupa
lempung

mengandung

butir

putih

berukuran pasir yang terlipat kuat,
kandungan

P2O5

nya

2. Bartels, J.J. dan Gurr, T.M., 1994,
“Phosphate rock in Industrial Minerals
and Rocks”, 6th edition

5,40%,

sumberdaya tereka sebesar 25.000 m3.

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

279

Buku 2 : Bidang Mineral

3. H.M.D

Rosidi,

dkk.,

1979,

“Peta

Geologi Lembar Kupang, Atambua,
Timor”

skala

Penelitian

1

:

dan

250.000,

Pusat

Pengembangan

Geologi, Bandung.

4. Márta Polgári, Magda Szabó-Drubina
dan Zoltán Szabó., 2004, ” Theoretical
model

for

Jurassic

manganese

mineralization in Central Europe, Úrkút,
Hungary”, Czech Geological Survey.

5. Rogers, M.C., 1995, ”Phosphorite in
Descriptive Mineral Deposit Models of
Metallic and Industrial Deposit Types
and

Related

Assessment

Mineral

Potential

Criteria”,

Ontario

Geological Survey.

280

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

Buku 2 : Bidang Mineral

Gambar 1. Peta Lokasi Eksplorasi Umum

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

281

Buku 2 : Bidang Mineral

Gambar 2. Peta Geologi Eksplorasi Umum Daerah Selatan
(Biboki Tanpah dan Biboki Utara)

282

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

Buku 2 : Bidang Mineral

Gambar 3. Peta Geologi Eksplorasi Umum Daerah Utara (Biboki Moenleu)

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

283