INVENTARISASI BATUBARA JAYAPURA

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN
TAHUN 2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

INVENTARISASI BATUBARA DI DAERAH KABUPATEN JAYAPURA
PROVINSI PAPUA
Oleh :
Ir. Tarsis A. D.
Kelompok Program Penelitian Energi Fosil

ABSTRAK
Untuk membantu pemerintah daerah dalam penyediaan data mengenai sumberdaya batubara
maka Pusat Sumberdaya Geologi melakukan Inventarisasi batubara di daerah Kabupaten Jayapura,
Provinsi Papua. dengan biaya DIPA 2006.
Inventarisasi batubara di daerah marginal dimaksudkan untuk mendapatkan data batubara
meliputi jurus dan kemiringan lapisan, ketebalan, pelamparan, sumberdaya dan kualitas. Tujuannya
untuk mengetahui potensi batubara dan digunakan untuk menambah bank data neraca batubara pada
data base Pusat Sumberdaya Geologi
Lokasi inventarisasi dibatasi dengan batasan koordinat 140005’00” -140020’00” Bujur Timur
0
dan 02 30’00” - 02045’00” Lintang Selatan. Adapun alasan pemilihan daerah inventarisasi adalah
adanya sebaran Formasi Pembawa Batubara yang cukup luas yaitu Formasi Unk dan adanya informasi

keterdapatan endapan batubara dimana kuantitas dan kualitas yang belum diketahui.
Secara administratif daerah inventarisasi termasuk dalam Wilayah Kecamatan Nimboran dan
Kecamatan Kemtuk Gresie, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua. Sedangkan secara geografis terletak
antara 140005’00” -140020’00” Bujur Timur dan 02030’00” - 02045’00” Lintang Selatan Seluas 27,5Km
x 27,5Km. Daerah tersebut dapat dicapai dari Jayapura kearah Barat-daya kurang lebih 105 Km melalui
jalan darat
Dari hasil kegiatan lapangan yang berupa pemetaan geologi di daerah inventarisasi didapat
hasilt sebagai berikut :Formasi pembawa batubara di daerah inventaisasi adalah Formasi Unk yang
berumur Kuarter dengan lingkungan pengendapan peralihan. Sumberdaya tereka batubara di daerah ini
adalah : 2.160.535,5 (ton).

1. PENDAHULUAN
Dengan diberlakukannya otonomi daerah
tahun 2001, konsekwensinya Pemerintah Daerah
harus dapat membiayai operasionalnya yaitu dari
Pendapatan Asli Daerah (PAD). Untuk itu perlu
dilakukan peningkatan PAD dari segala sektor,
salah satunya adalah dari sektor pertambangan
batubara. Kendala yang sekarang dihadapi oleh
pemerintah daerah adalah kurangnya data yang

dimiliki mengenai potensi sumberdaya batubara di
daerah sehingga tidak bisa merencanakan
kebijaksanaan di sektor pertambangan batubara.
Lokasi inventarisasi dibatasi dengan batasan
koordinat 140005’00” -140020’00” Bujur Timur
dan 02030’00” - 02045’00” Lintang Selatan.
Adapun alasan pemilihan daerah inventarisasi
adalah adanya sebaran Formasi Pembawa
Batubara yang cukup luas yaitu Formasi Unk dan
adanya informasi keterdapatan endapan batubara

dimana kuantitas(ketebalan, sebaran dan jumlah
sumberdaya) dan kualitas (nilai kalori, kadar abu,
kadar sulfur dll) yang belum diketahui.
Secara administratif daerah inventarisasi
termasuk dalam Wilayah Kecamatan Nimboran
dan Kecamatan Kemtuk Gresie, Kabupaten
Jayapura, Provinsi Papua. Sedangkan secara
geografis terletak antara 140005’00” -140020’00”
Bujur Timur dan 02030’00” - 02045’00”

Lintang Selatan Seluas 27,5Km x 27,5Km.
Daerah tersebut dapat dicapai dari Jayapura
kearah Baratdaya kurang lebih 105 Km melalui
jalan darat melalui Kota Sentani Ibu Kota
Kabupaten Jayapura.
Pelaksanaan pekerjaan lapangan dilakukan
mulai akhir bulan Agustus hingga Pertengahan
bulan Oktober 2006 selama kurang lebih 55 hari
oleh 1 Tim dari Kelompok Pelaksanaan Program
Energi Fosil dari Pusat Sumberdaya Geologi.

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN
TAHUN 2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

Pada tahap ini dilakukan kegiatan lapangan
dengan tahapan penyelidikan pendahuluan dengan
menggunakan metoda penyelidikan lapangan
dengan metoda pemetaan geologi
2. HASIL PENYELIDIKAN
GEOLOGI DAERAH PENYELIDIKAN

MORFOLOGI
Satuan morfologi yang terdapat di daerah
inventarisasi dapat dikelompokan menjadi 3
satuan morfologi yaitu;
Satuan Morfologi Perbukitan
Satuan morfologi ini dicirikan oleh elevasi
yang cukup tinggi dan merupakan daerah tertinggi
di wilayah daerah inventarisasi dengan puncak
tertinggi 1600m, sedangkan ketinggian satuan ini
berkisar antara 400m sampai dengan 1600m.
satuan ini mempunyai kemiringan lereng yang
cukup tinggi dimana dalam peta topografi
dicirikan dengan adanya pola kontur yang cukup
rapat. Secara litologi satuan ini ditempati oleh
batuan beku dan sedimen yang merupakan batuan
dari Formasi Aurimi, Formasi Nubai dan batuan
ultramafic. Struktur yang berpengaruh pada satuan
ini adalah sesar geser dan sesar normal.
Pelamparan satuan ini menempati bagian sebelah
Utara dan Selatan daerah peta dengan luas

penyebaran 40% dari keseluruhan luas daerah.
Pola aliran sungai yang terdapat pada satuan ini
adalah ‘’trelis ‘’ yang sangat dikontrol oleh
struktur. Tahapan yang terjadi pada satuan ini
umumnya masih pada tahapan muda yang
dicirikan oleh penampang sungai yang berbentuk
huruf ‘’V ‘’.
Satuan Morfologi Dataran Bergelombang Tinggi
Satuan ini mempunyai penciri ketinggian
dengan kisaran 50m sampai dengan 400m, satuan
ini mempunyai kemiringan lereng rendah sampai
sedang,
yang
pada
peta
topografi
direpresentasikan dengan kenampakan kontur
yang tidak begitu rapat dan adanya puncak-puncak
yang berulang mebentuk morfologi bergelombang.
Satuan ini umumnya ditempati oleh batuan

sedimen dari Formasi Unk yang terdiri dari
perselingan batupasir dan batulempung. Bentuk
perulangan gelombang yang terjadi pada satuan ini
disebabkan oleh adanya perbedaan tingkat
ketahanan litologi pembentuk terhadap erosi yang

disebabkan oleh air. Satuan ini dipengaruhi oleh
struktur perlipatan.Pola aliran sungai yang
terdapat pada satuan ini adalah « trellis », dimana
pola aliran sungai ini sangat dipengaruhi oleh
kemiringan lapisan batuan. Pelamparan satuan
ini menempati bagian tengah daerah inventarisasi
dengan luas pelamparan sekitar 20% dari luas
total daerah. Tahapan sungai di daerah ini sudah
pada tahapan dewasa yang dicirikan dengan
adanya bentuk penampang sungai yang
membentuk hurup ‘’U ‘’.
Satuan Morfologi Dataran Aluvial
Satuan Morfologi dataran Aluvial dicirikan
oleh kemiringan lereng yang rendah. Pada peta

topografi satuan mempunyai kenampakan
penyebaran kontur yang sangat rendah. Satuan
ini membentuk dataran sekitar sungai-sungai
utama. Bentuk daratan aluvial ini hampir rata.
Secara geologi satuan ini umumnya ditempati
oleh endapan aluvial berumur kuarter yang terdiri
dari litologi pasir lepas, lempung dan kerakal
yang merupakan endapan aluvial sungai.
Struktur geologi pada satuan ini kurang
berpengaruh. Pola aliran sungainya menunjukan
pola denritic yang merupakan pola khas untuk
morfologi yang ditempati oleh batuan dengan
kemiringan rendah. Tahapan morfologi pada
satuan ini sudah pada tahapan tua, hal ini
dicirikan oleh adanya dataran aluvial yang luas
dengan bentuk penampang sungai “U” yang
lebar. Pada beberapa tempat sungai-sungai pada
satuan ini sudah membentuk meander-meander.
Satuan ini mempunyai pelamparan sekitar 10%
dari keseluruhan total luas daerah dengan

pelamparan menempati sebelah tengah ke arah
Barat daerah inventarisasi.
STRATIGRAFI
Stratigrafi
di
daerah
inventarisasi
mempunyai sebaran umur Tersier sampai dengan
Kuarter. Dimana urutan muda ke tua di daerah ini
adalah adalah sebagai berikut :
Endapan Aluvial (Qa)
Terdiri dari Aluvium dan Endapan Pantai
yang terdiri dari kerakal, kerikil, pasir, lanau dan
lumpur di lingkungan rawa dan pantai. Endapan
pantai mengandung pecahan batugamping koral
Resen. Satuan ini mempunyai pelamparan di
sebelah
Utara daerah inventarisasi dengan
sebaran kurang lebih 20 % .


PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN
TAHUN 2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

Formasi Jayapura (Qpj)
Formasi
jayapura
terdiri
dari
litologi ;Batugamping
koral

ganggang,
kalsirudit, kalkarenit, setempat batugamping
kapuran, batugamping napalan dan napal, berlapis
jelek, setempat berstruktur terumbu; setempat
berselingan dengan batugamping pelagos.
Lingkungan pengendapan laut terbuka yang tak
ada lagi bahan rombakan daratan ; menindih tak
selaras Formasi Unk. Kemiringan landai kearah
Selatan Baratdaya dengan undak nyata. Terangkat

lebih kuran 700m di atas permukaan laut dengan
tebal formasi 400m. Pelamparannya meliputi 20
% daerah inventarisasi, dan terletak di sebelah
Utara.
Formasi UNK (Qtu)
Formasi Unk terdiri dari: Grewake
berselingan , batulempung, batulanau, napal,
konglomerat dan sisipan batupasir dan batubara.
Greywake, berlapis 10cm – 1m, kepingan kuarsa,
batuan beku, sedimen malih dan batuan karbonan,
sisipan batupasir kelabu tua – hiaju muda
gampingan, berlapis baik.
Batulempung,
batulanau dan napal; pejal – berlapis baik,
setempat menyerpih, mengandung lempengan
batubara dan sisa tumbuhan.
Berdasarkan
kandungan fosil, lingkungan pengendapan laut
dangkal – laut agak dalam. Tebal mencapai
1000m, Menindih secara selaras Formasi Aurimi,

kearah Utara berangsur berubah menjadi bagian
bawah Formasi Jayapura. Dikorelasikan dengan
Anggota C, D dan E Formasi Mamberamo.
Formasi Unk ini merupakan Formasi Pembawa
batubara :”Coal Bearing Formation” di daerah
Inventarisasi pada satuan ini ditemukan batubara
dengan keteban 0,8m Sampai dengan 1,00m.
Formasi ini mempunyai pelamparan sekitar daerah
tengan daerah inventarisasi dan mempunyai luas
pelamparan 20% dari daerah Inventarisasi.
Formasi Aurimi (Tmpa)
Formasi Aurumi terdiri dari: Batupasir dan
batulempung; sisipan batugamping, batulanau dan
napal. Batupasir, halus-sedang terpilah kurang
baik, setempat gampingan, urat kalsit mengandung
moluska, berlapis baik, tebal lapisan 5 – 125cm,
silang-siur,
setempat
berselingan
dengan
batulempung. Batulempung setempat menyerpih,
karbonan dan gampingan, pejal-berlapis, perarian
halus. Umur satuan mulai Miosen Akhir –
Pliosen. Lingkungan pengendapan Laut dangkal –

Paralis, hasil pengendapan fasa susutlaut,
menindih selaras Formasi Makats, setempat
diduga tak selaras menuyupi 30 % daerah
inventarisasi.
Formasi Benai (Tmpb)
Formasi Benai terdiri dari: Batugamping,
halus-kasar, pejal, fosil koral, cangkang moluska.
Umur tidak lebih tua dari Miosen. Lingkungan
pengendapan litoral-neritic. Perubahan ke arah
samping menjadi sedimen klastika Formasi atau
keduanya menjemari. Pelamparan Formasi Benai
meliputi 10 % daerah inventarisasi dan terletak di
sebelah Timur.
Formasi Makats(Tmpm)
Formasi makats ditemukan melampar di
sebelahTenggara daerah inventarisasi sekitar
daerah S. Serma dengan luas penyebaran 10 %.
Formasi ini tersusun atas litologi; Grewak,
berselingan dengan batulanau dan batulempung;
sisipan napal dan konglomerat, lensa dan buncak
batugamping, bagian bawah besisipan tuf dan
breksi gunungapi. Lingkungan Pengendapan
litoral. Formasi ini berlapis baik dan terlipat kuat,
setempat lapisan terbalik tebal sekitar 1500m
menjemari dengan bagian atas Formasi Auwewa.
Formasi Nubai(Tmpn)
Batugamping bersisipan biomikrit, napal,
batupasir halus grewak gampingan, tuf setempat
bersisipan kakarenit dan kalsipelit. Batupasir dan
biomikrit berlapis baik.
Batupasir halus
merupakan sisipan dengan tebal 15 cm,
batugamping pelagos tufaan mengandung
radiolaria. Umur satuan ini Eosen-Miosen Akhir
dengan lingkungan pengendapan diduga laut
dangkal-laut dalam dekat dengan daerah
gunungapi yang giat menjemari dengan Formasi
Auwewa dan bagian atasnya dengan Formasi
Makats.
STRUKTUR GEOLOGI
Strukutur geologi merupan unsur yang
sangat penting dalam penyebaran suatu lapisan
batuan. Struktur geologi yang ditemukan di
daerah inventarisasi terdiri atas perlipatan dan
patahan yang merupakan hasil dari kegiatan
tektonik yang terjadi di daerah ini
Perlipatan
Perlipatan
yang
terjadi
umumnya
membentuk sinklin yang mempunyai arah umum

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN
TAHUN 2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

Barat- Timur sampai Timurlaut-Baratdaya terdapat
1 lipatan di daerah ini yang menyebabkan
terjadinya 2 sayap pada Formasi Unk. Perlipatan
ini diperkirakan merupakan sinklin yang simetris
dengan kemiringan di kedua sayap yang relatif
sama sekitar 250 sampai dengan 450. sumbu dari
pelipatan diperkirakan menunjam pada kedua sisi
dengan panjang kurang lebih 10 km.
Patahan
Patahan yang terdapat di daerah inventaisasi
dapat dibagi menjadi 2 kelompok yaitu sesar
normal dan sesar geser.
Sesar normal ditemukan dengan gejala
berupa adanya kelurusan tebing, pembelokan
sungai yang tiba-tiba serta perubahan litologi yang
mendadak atau adanya perubahan formasi. Sesarsesar ini mempunyai arah umum hampir sama
dengan perlipatan yaitu Barat-Timur sampai
dengan Baratdaya-Timurlaut. Bagian Selatan dari
sesar normal di daerah ini umumnya merupakan
bagian yang merupakan bagian yang naik dan
Utaranya merupakan bagian yang turun, arah
kemiringan dari sesar normal di daerah ini
diperkirakan kearah Utara. Sesar Normal yang
cukup dominan didaerah ini ditemukan 2 buah
dengan panjang pelamparan sekitar 10 km.
Sesar Geser ditemukan cukup banyak di
daerah inventarisasi dengan gejala yang ditemukan
berupa adanya “ofset” dari litologi/formasi batuan.
Sesar geser ini umumnya mempunyai arah UtaraSelatan sampai dengan Baratlaut-Tenggara. Pada
beberapa tempat sesar geser memotong sesar
normal sehingga menjadi sesarnormal geser dan
umumnya membentuk sesar normal geser kiri.
Terdapat 5 buah sesar geser di daerah ini dimana
umumnya mempunyai panjang pelamparan antara
5km sampai dengan 10km.
Dari pola struktur dimana sesar normal dan
perlipatan di daerah ini umumnya dipotong oleh
sesar geser maka diperkirakan terbentuknya sesar
normal lebih dahulu dibanding sesar geser.
ENDAPAN BATUBARA
Penyebaran batubara didaerah inventarisasi
terkonsentrasi pada Formasi Unk dimana
lokasinya terletak pada bagian tengah daerah
inventarisasi.
Sebaran batubara di daerah
inventarisasi terkonsentrasi di sekitar daerah
Genyem dan Onrof yang termasuk kedalam
wilayah distrik Nimboran.

DATA LAPANGAN DAN INTERPERTASI ENDAPAN
Dari hasil pengamatan di lapangan yang di
prioritaskan terhadap formasi yang diperkirakan
menjadi formasi pembawa batubara di daerah
inventarisasi (Formasi Unk ) maka ditemukan
beberapa singkapan. Dimana dari sejumlah 20
lokasi pengamatan dan singkapan di daerah
inventarisasi ditemukan 7 singkapan batubara .
Dari hasil pengamatan terhadap singkapan
terutama terhadap singkapan batubara yang
terdapat di daerah inventarisasi dan kemudian
dilakukan rekonstruksi penyebaran lapisan
batubara yang didasarkan atas hubungan
(korelasi) antar
singkapan maka di
interpertasikan terdapat 1 lapisan batubara di
daerah inventarisasi yang membentuk suatu
sinklin dengan arah sumbu hampir Barat-Timur.
Dimana untuk mempermudah pengenalan dan
perhitungan sumberdaya maka lapisan batubara
tersebut diberi nama lapisa P untuk lapisan
batubara yang terdapat pada sayap Utara dari
sinklin dan lapisan P’ untuk batubara yang
terdapat di sayap Selatan sinklin. Uraian masing
masing lapisan adalah sebagi berikut ;
LAPISAN P
Lapisan ini ditemukan pada lokasi
singkapan GNY 01, GNY02 dan GNY 06 di
sekitar daerah Genyem dengan panjang sebaran
3.500m.
tebal rata-rata1,00m , kemiringan
berkisar antara 200-300. Lapisan ini dicirikan oleh
batubara, hitam-kecoklatan, kusam, mengandung
banyak pirit dan resin yang tersebar di seluruh
lapisan. Pengapit atas dari lapisan ini adalah
lempung kelabu tua kehitaman dengan lensalensa batupasir halus pada beberapa tempat.
Lapisan pengapit bawah adalah batulempung
kelabu tua kehitaman dengan lensa-lensa
batupasir halus.
Kemenerusan (kontinuitas)
lateral dari lapisan ini tidak begitu baik dimana
pada beberapa tempat lapisan ini menghilang dan
terpotong oleh lapisan batupasir.
Selain
terpotong secara stratigrafi lapisan ini juga
terpotong oleh beberapa sesar geser yang berarah
hampir Utara-Selatan . Dari sifat kemenerusan
yang tidak baik (diskontinue) maka lapisan P ini
diperkirakan merupakan lensa-lensa batubara
yang merupakan sisipan pada batulempung (lihat
peta sebaran batubara).

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN
TAHUN 2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

LAPISAN P’
Lapisan ini ditemukan pada lokasi singkapan
ONF01, ONF02 dan ONF05 di sekitar daerah
Onrof dengan panjang sebaran 3.500m. tebal ratarata 1,00m, kemiringan berkisar antara 200-220.
Lapisan ini dicirikan oleh batubara, hitamkecoklatan, kusam, mengandung banyak pyrite
dan resin yang tersebar di seluruh lapisan.
Pengapit atas dari lapisan ini adalah lempung
kelabu tua kehitaman dengan lensa-lensa batupasir
halus pada beberapa tempat. Lapisan pengapit
bawah adalah batulempung kelabu tua kehitaman
dengan lensa-lensa batupasir halus. Kemenerusan
(kontinuitas) lateral dari lapisan ini tidak begitu
baik dimana pada beberapa tempat lapisan ini
menghilang dan terpotong oleh lapisan batupasir.
Dari sifat kemenerusan yang tidak baik
(diskontinue) maka lapisan P ini diperkirakan
merupakan lensa-lensa batubara yang merupakan
sisipan pada batulempung. Dibandingkan lapisan
P lapisan P’ ini mempunyai kemenerusan yang
yang relatif lebih baik . hal ini disebabkan lapisan
ini relatif tidak terpotong oleh struktur geologi
(lihat peta sebaran batubara).

inventarisasi maka sumberdaya batubara di
daerah ini dapat dikelompokan sebagai
sumberdaya tereka ( SNI).
Semua hasil
perhitungan sumberdaya batubara dihitung per
lapisan yang dibatasi oleh parameter-parameter
geologi meliputi ; Struktur geologi dan
kemiringan lapisan batubara. Hasil perhitungan
menunjukan sumberdaya batubara di daerah
inventarisasi sebanyak : 2.160.535,5 Ton.

POTENSI ENDAPAN BATUBARA
Perhitungan
sumberdaya
batubara
berdasarkan pada penyebaran kearah lateral yang
didapatkan dari korelasi beberapa singkapan yang
diamati selama peninjauan lapangan dan
rekonstruksi
yang
dilakukan
di
daerah
penyelidikan serta dengan memperhatikan kriteriakriteria geologi seperti yang terdapat dalam SNI.
Dari hasil pengamatan data singkapan dan
korelasi data di daerah inventarisasi dimana data
dikelompokan menurut kedudukannya (Arah jurus
dan kemiringannya) dapat dihitung sumberdaya
batubara (Untuk mempermudah perhitungan
dibagi dalam beberapa blok perhitungan).
Dengan melihat pada kerapatan data di
daerah inventarisasi dibandingkan luas daerah
sebaran batubara serta dengan memperhitungkan
kompleksitas struktur geologi di daerah

Dari hasil kegiatan lapangan yang berupa
pemetaan geologi di daerah inventarisasi dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Formasi pembawa batubara di daerah
inventarisasi adalah Formasi Unk yang
berumur Kuarter dengan lingkungan
pengendapan peralihan
2. Tedapat 1 lapisan batubara di daerah
inventarisasi yang membentuk suatu
sinklin.
3. Sumberdaya tereka batubara di daerah ini
adalah : 2.160.535,5 (ton),
Apabila sumberdaya batubara di daerah
ini akan dimanfaatkan sebaiknya dipergunakan
untuk kebutuhan lokal, tentunya dengan
mempertimbangkan kendala-kendala yang ada,
diantaranya akses jalan dan morfologi lokasi.

PROSPEK PEMANFAATAN DAN PENGEMBANGAN
BATUBARA
Sumberdaya batubara di daerah inventarisasi
sebanyak 2.160.535,5 (ton), tidak termasuk
dalam kategori sumberdaya yang besar, sehingga
pemanfaat sumberdaya ini sangat terbatas.
Dalam hal ini apabila sumberdaya batubara di
daerah ini akan dimanfaatkan sebaiknya
dipergunakan untuk kebutuhan lokal, tentunya
dengan mempertimbangkan kendala-kendala
yang ada, diantaranya akses jalan dan morfologi
lokasi.
3. KESIMPULAN

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN
TAHUN 2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

.

LOKASI DAERAH INVENTARISASI

PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN
TAHUN 2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

A'

02° 30' 00" LS
300

9.723.598

140° 20' 00" BT

400
500
500

Qpj

700
600

Qpj
600

9.720.000

Bain
Qa
S. Bob

W

500

Daerah Inventarisasi

600

PETA PETUNJUK

Gny.04
400

U

Semangrang
300
S. Ibaru W

Bny.01
200

Benyoin

Qpj
100

Qa

Kando

SKALA 1 : 50.000

9.715.000

Kuanau

0

Gny.05

1

0

2

4

6

8

1

2

3

4

Bengerang

Sungriwa
Gny.13
Gny.03
Gny.09

P
Onrof

Genyem

Gny.02
1.10

Gny.01
0.80

P'

Tmpa

100

KETERANGAN :

75

20°

3

1

20°
20°

Onf.01
1.10

4

20°

200

Onf.02
1.00 Onf.05

Gny.06
30°

300

U
D

Gny.08

Qa

Aluvium

Tmpa

2

Qpj
Gny.11

U

D

U

Gny.10

Formasi Jayapura

U

D
QTu

Domandi

100

Gny.12

Gny.07

Qa

9.710.000

D

400

30°

Gny.14

Qtu

Formasi Unk

Tmpa

Formasi Aurimi

100

Onf.03
30°

Tmpb

Formasi Benai

Tmpn

Formasi Nubai

Tomm

Formasi Makats

100

Onf.04

500

Tmpa

700
300

600

700

600

200

200

QTu

400

D
U

Yanim

Sesar Turun

500

500
500

Tmpa

Struktur

400

9.705.000

Yamsu

Batas Formasi

mpn

10°

Jurus dan kemiringan singkapan Ba

300

LOKASI SEBARAN BATUBARA
Gny.09

300

600

Gn. WANGIJE
Gn. DINGRANG

Stasiun pengamatan singkapan Batu

Sebaran Batubara

500
A

B

Garis Penampang

Tmpb
Tmm

600

500

Kampung / Dusun

QTu

400
300

Sungai
9.700.000
Jalan
400

600

500

Tmpb

400
700

Peg.
NAM
BOR
AN

700
400

Tmpa

Tomm

Tmpn

600

140° 20' 00" BT

600

500
500
600

500

600
600

A

02° 45' 00" LS

405.000

410.000

S. Ibaru W S. Ibaru W

415.000

420.000

425.000

9.696.001
425.901

PENAMPANG GEOLOGI
Vertikal 1 : 50.000
Skala ----------------------------------Horisontal 1 : 50.000

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAY
BADAN GEOLOGI

A'

PUSAT SUMBER DAYA GEOL
DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (D

S. Ibaru W

500
Tmpa
Tmpb
Tmpn

Tomm

Tmpa

Tmpn

0

Qa

Qtu

Qpj

Tmpb
Qtu

PETA GEOLOGI DAN SEBARAN BATUBARA

-500

PETA GEOLOGI DAN SEBARAN
DAERAH JAYAPURA SEKITARNYA, KABUPAT
PROPINSI PAPUA
Disusun : Ir. Tarsis AD

Diperiksa : Ir. Asep Suryana

Digambar : Priyono

Disetujui : Ir. Sukardjo M.Sc