Temuan BPK di Bima TEMUAN BPK DI BIMA

TEMUAN BPK DI BIMA

Selain temuan soal pengadaan drum band di delapan sekolah, Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK)i Perwakilan NTB menemukan indikasi penyimpangan ii pada pembangunan
rumah korban amuk massa di Kabupaten Bima. Dalam LHP iii BPK atas laporan keuanganiv
Pemkab Bima Tahun Anggaranv 2013, pelelangan dan pelaksanaan pembangunan kembali
rumah Warga Godo, Kecamatan Woha Bima, terdapat kekurangan pekerjaan yang berindikasi
merugikan daerah senilai Rp300.143.724.
Proyek rehabilitasi rumah penduduk setempat dibakar dalam kerusuhan massa,
Oktober 2012 lalu. Dalam catatan BPK, pembangunan kembali rumah warga Godo
dilaksanakan oleh PT.MNA sesuai kontrak nomor 602.I/II.K/01.8/2013 tanggal 13 Mei 2013
senilai Rp 4.727.168.000.
Kekurangan pekerjan pada kegiatan pembangunan kembali rumah Godo yaitu,
pembangunan baru blok C sebanyak 21 unit dengan nilai kekurangan Rp 66.935.370,
rehabilitasi rumah blok D sebanyak 23 unit dengan nilai kekurangan Rp 111.824.058,
rehabilitasi rumah blok E sebanyak 26 unit dengan nilai kekurangan Rp101.855.862 dan sirtu
gang serta talud senilai Rp 19.528.432. ’Total dari nilai kekuangan dimaksud yang terindikasi
sebagai kekurangan daerah sebesar Rp 300.143.724,25,’sebut BPK.
Berdasarkan hasil pemeriksaanvi atas pelaksanaan lelangvii dan pelaksanaan pekerjaan
diketahui, pelaksanaan lelang diduga tidak sesuai ketentuan. Lelang diikuti tiga rekanan yaitu
PT.RPM, Cv.CH dan PT.MNA. Berdasarkan hasil pemeriksaan atas pelaksanaan lelang

diketahui terdapat indikasi pengaturan pelelangan.
Berdasarkan hasil pemeriksaan atas prosesviii pelelangan diketahui item-item yang
menggugurkan penawaran peserta pelelangan berindikasi memiliki unsur kesengajaan,
karena dokumen-dokumenix tersebut merupakan dokumen standarx bagi peserta pelelangan
yang sudah seharusnya lengkap saat mengajukan penawaran,” demikian catatan BPK.
Rinciannya, Cv.CH tidak melampirkan jaminanxi penawaran, PT.RPM, tenaga yang
diusulkan pada personel inti tidak melampirkan Sertifikat Keahlian (SKA) dan Sertifikat
Keterangan Kerja (SKK).
Selain itu,masih catatan BPK, adendumxii tambah kurang pekerjaan (CCO) diduga
tidak sesuai ketentuan. Terdapat pekerjaan plafond dan listrik yang terindikasi dihilangkan
dan diganti dengan pekerjaan sirtu gang dan talud pasangan batu. CCO tersebut seharusnya
tidak dapat dilakukan karena pekerjaan bukan merupakan tujuan dari dilaksanakannya
pekerjaan membangun kembali rumah warga Godo.
Salah satu rekomendasixiii BPK atas persoalan dimaksud adalah memerintahkan
Pemda untuk memprotes dan menetapkan indikasi kerugian keuangan daerah senilai
Rp300.143.724 tersebut atau membuat surat penetapan pembebanan yang dillengkapi dengan
jaminan pembayaran serta segera menarik dan menyetorkan ke kas daerahxiv.
Humas BPK Jayusman SH sebagaimana pernyataan sebelumnya mengatakan,jika ada
temuan auditorxv yang kemudian dikeluarkan rekomendasi, maka wajib bagi pihak terkait


untuk menjalankan rekomendasi tersebut. Baik terhadap eksekutif, khususnya kepada
rekanan pelaksana. Saatnya nanti auditor akan mengevaluasi lagi sejauh mana pihak –pihak
terkait itu menindaklanjuti rekomendasi, maka menjadi tindak pidana korupsi,” tegas
Jayusman.

Sumber berita :
 Suara NTB, Temuan BPK di Bima,18 Agustus 2014

i

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), 1. lembaga negara yang bertugas untuk memeriksa pengelolaan
dan tanggung jawab keuangan negara sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945; 2. satu lembaga negara yang bebas dan mandiri dalam memeriksa
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara [vide: UU No. 15/2006, Pasal 2].

ii

Penyimpangan, proses, cara, perbuatan yang tidak sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang
berlaku, program, dan rencana yang telah ditentukan.


iii

LHP (Laporan Hasil Pemeriksaan), Laporan tertulis mengenai hasil pelaksanaan pemeriksaan yang
dilakukan oleh tim pemeriksa dan disampaikan kepada DPR, DPD, dan DPRD.

iv

Laporan keuangan, bentuk pertanggungjawaban sebagaimana ditetapkan dalam Pasal 30, Pasal 31,
dan Pasal 32 Undang-Undang Noor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Pasal 55 ayat (2) dan ayat
(3), serta Pasal 56 ayat (3) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
[vide: UU No. 15/2004, Pasal 1 angka 9].

v

Anggaran, pedoman tindakan yang akan dilaksanakan pemerintah meliputi rencana pendapatan,
belanja, transfer, dan pembiayaan yang diukur dalam satuan rupiah, yang disusun menurut klasifikasi
tertentu secara sistematis untuk satu periode.

vi


Hasil pemeriksaan, hasil akhir dari proses penilaian kebenaran, kepatuhan, kecermatan, kredibilitas,
dan keandalan data/informasi mengenai pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara yang
dilakukan secara independen, obyektif, dan profesional berdasarkan standar pemeriksaan, yang
dituangkan dalam laporan hasil pemeriksaan sebagai Keputusan BPK.

vii

Lelang, 1. penjualan barang-barang di muka umum dan diberikan pada penawar tertinggi; 2. penjualan
di hadapan orang banyak (dng tawaran yg atas-mengatasi) dipimpin oleh pejabat lelang; 3. penjualan
barang yang terbuka untuk umum dengan penawaran harga secara tertulis dan/atau lisan yang
semakin meningkat atau menurun untuk mencapai harga tertinggi yang didahului dengan
pengumuman lelang. [PMK Nomor 93/PMK.06/2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang].

viii Proses, kegiatan-kegiatan operasional yang menggunakan input untuk menghasilkan output.
ix

Dokumen, data, catatan, dan/atau keterangan yang berkaitan dengan pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan negara, baik tertulis di atas kertas atau sarana lain, maupun terekam dalam bentuk/corak
apapun.


x

Standar, 1. ukuran tertentu yang dipakai sebagai patokan atau ukuran baku; 2. sesuatu yang dianggap
tetap nilainya sehingga dapat dipakai sebagai ukuran nilai (harga).

xi

Jaminan, 1. tanggungan atas pinjaman yang diterima; borg; 2. garansi; 3. janji seseorang untuk
menanggung utang atau kewajiban pihak lain, apabila hutang atau kewajiban tersebut tidak dipenuhi
[vide: Pasal 1820-1825 KUHPerdata].

xii

Adendum/tambahan/amandemen, perubahan, yaitu perubahan yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari perjanjian pokok/peraturan perundang-undangan/konstitusi.

xiii Rekomendasi, saran dari pemeriksa berdasarkan hasil pemeriksaannya, yang ditujukan kepada orang
dan/atau badan yang berwenang untuk melakukan tindakan dan/atau perbaikan.
xiv Kas daerah, tempat penyimpanan uang daerah yang ditentukan oleh gubernur/bupati/walikota untuk
menampung seluruh penerimaan daerah dan membayar seluruh pengeluaran daerah.

xv

Auditor/pemeriksa/pemeriksa keuangan negara, orang yang melaksanakan tugas pemeriksaan
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara untuk dan atas nama BPK.