kesimpulan seminar hukum 11 12Mei2010 0

KESI MPULAN DAN REKOMENDASI
HASI L SEMI NAR HUKUM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM
PEMBANGUNAN KEHUTANAN
Bandar Lampung, 11-12 Mei 2010.
1. Sampai saat ini masih terdapat beberapa daerah yang belum
mengetahui
dan
memahami
terhadap
kebijakan
hutan
kemasyarakatan, sehingga perlu dilakukan sosialisasi di beberapa
daerah yang melibatkan Ditjen Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan
Perhutanan Sosial;
2. Hutan kemasyarakatan merupakan izin dari pemerintah kepada
masyarakat dalam memanfaatkan hutan, untuk itu diperlukan suat u
perencanaan dalam melakukan kegiatannya;
3. Dalam penyusunan Rencana Kerja Usaha dan Rencana Operasional,
perlu segera disusun Pedoman Direktur Jenderal P.DAS dan
Perhutanan mengenai tata cara penyusunan Rencana Kerja Usaha
dan Rencana Operasional serta kewajiban pemegang I zin Usaha

Pemanfaatan Hutan Kemasyarakatan lainnya yang simple, sederhana
dan berpihak kepada masyarakat;
4. Mengingat sampai saat ini NSPK tentang Pemberdayaan Masyarakat
di dalam dan sekitar hutan, sebagai tindak lanjut Peraturan
Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 belum disahkan, maka agar NSPK
tersebut segera diproses pengesahannya, selanjutnya dijadikan dasar
hukum oleh pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/ kota.
5. Untuk memberikan pedoman masyarakat yang akan mengusulkan
I UPHHK-HKm, Direktorat Jenderal Bina Usaha Kehutanan segera
menyusun Peraturan Menteri tentang Tata Cara Permohonan
I UPHHK-HKm.
6. Mengingat penanaman yang dilakukan oleh Pemegang I UPHKm saat
ini ada yang sudah sampai pada tingkat penjarangan, Ditjen Bina
Usaha Kehutanan harus segera memberikan ketegasan pengaturan
terhadap kayu hasil penjarangan, apakah dari hasil penjarangan
tersebut termasuk dalam rangka pemeliharaan tanaman atau harus
menempuh permohonan I UPHHKm.
7. Segera dilakukan pendampingan dan fasilitasi yang melibatkan
Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/ Kota serta
pendamping lainnya.

8. Pendampingan kepada masyarakat, untuk penyamaan persepsi,
dalam rangka membentuk kepedulian masyarakat dalam membangun
hutan,
baik
pendampingan
dalam
peningkatan
kapasit as
kelembagaan maupun dalam bidang teknis kehutanan, antara lain
melalui pengembangan organisasi HKm (review); siapa anggota
koperasi, visi misi tujuan, membentuk lembaga keuangan mikro
kelompok dst.

9. Peningkatan pemahaman masyarakat mengenai Hasil hutan bukan
kayu, melalui sosialisasi yang dilaksanakan oleh Kementerian
Kehutanan c.q Ditjen P.DAS dan Perhutanan Sosial;
10. Perlunya kajian yang lebih mendalam baik dari aspek teknis maupun
aspek hukum terhadap tanaman kopi dan kakao sebagai salah satu
tanaman pada hutan lindung dalam
areal kerja hutan

kemasyarakatan.
11. Pemerintah mendorong Pemerintah Kabupaten/ Kota untuk segera
melakukan percepatan proses pemberian izin usaha pemanfaatan
hutan kemasyarakatan terhadap areal-areal yang telah dicadangkan
sebagai areal hutan kemasyarakatan, baik melalui task force maupun
dukungan semua pihak.
12. Sampai saat ini kebijakan mengenai hutan desa masih kurang
dipahami dan belum banyak menarik minat masyarakat untuk
mengajukan permohonan mengenai hak pengelolaan hutan desa;
13. Direktorat Jenderal P. DAS dan Perhutanan sosial segera menyusun
Petunjuk Teknis tentang Pedoman penyelenggaraan hutan desa;
14. Dalam rangka pemberian fasilitasi dan bimbingan kepada masyarakat
dalam program hutan desa dan hutan kemasyarakatan segera
disusun dan dilaksanakan mengenai sekolah lapang yang melibatkan
Pemerintah, Ditjen P.DAS dan Perhutanan Sosial, Pemerintah
Provinsi, Pemerintah Kabupaten/ Kota, BP. DAS, Penyuluhan dan
Sumber Daya Manusia, Badan Koordinasi Penyuluhan, Badan
Pelaksana Penyuluhan, Forum HKm dst.
15. Dalam
pendanaan

untuk
kegiatan
pembangunan
hutan
kemasyarakatan
dan
hutan
desa
Pemerintah
segera
mengkoordinasikan sehingga Pemerintah Provinsi, Pemerintah
Kabupaten/ Kota dapat menyusun perencanaan tersendiri, bersama
UPT membuat proposal bersama, diajukan ke Kementerian
Kehutanan;
16. Kementerian Kehutanan cq. Ditjen Planologi diharap memfasilitasi
termasuk pendanaan dalam pelaksanaan penataan batas dan
pembuatan peta areal kerja I UPHKm, mengingat pemegang izin tidak
akan dapat melaksanakan persyaratan tersebut tanpa melalui
fasilitasi dan pendanaan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi,
Pemerintah Kabupaten/ Kota melalui Unit Pelaksana Teknis yang ada

di daerah.
17. ada cost sharing antara kabupaten, provinsi dan Pusat untuk Hkm;
APBD dan anggaran desa, bagaimana mengelola dana tersebut; perlu
duduk bersama antar sector, dan bagaimana peran apa masing
sector terkait pendanaan;
18. Dengan mengacu perbandingan pelaksanaan pemberdayaan
masyarakat di negara-negara Asean, maka perlunya disusun sistem

insentif kepada pemegang I UPHKm dan Hak Pengelolaan Hutan Desa
yang telah berhasil melestarikan hutan.
19. Hutan desa menjadi tempat subur untuk pengembangan Hasil Hutan
Bukan Kayu, ekowisata kultural, dan kesejahteraan ekonomi desa
dan masyarakat.
20. Pemerintah daerah harus mendukung kebijakan Hutan Desa dan
Hutan Kemasyarakatan dengan menerbitkan payung hukum baik
berbentuk Perda maupun Peraturan Bupati;
21. Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/ Kota segera menyusun
Road Map dalam rangka pengelolaan hutan desa dan hutan
kemasyarakatan di wilayahnya masing-masing.
22. Hutan desa dan HKm dalam system hukum harus dalam satu system

hukum yang didukung dengan kebijakan, peraturan, kelembagaan,
aparatur dan budaya, dan bagaimana implementasinya.
23. Agar dibuat regulasi baru yang mendukung terhadap pelaksanaan
hutan desa dan hkm, yang memberikan penguatan kelembagaan
terhadap hutan desa dan hkm.

I I . KEMI TRAAN
Peraturan Menteri Kehutanan tentang Kemitraan yang merupakan
amanat dari PP Nomor 6 Tahun 2007 jo. PP Nomor 3 Tahun 2008 agar
segera disusun, sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari program
pemberdayaan masyarakat.