Kestabilan Global Bebas Penyakit Flu Singapura (Hand, Foot, and Mouth Disease) Berdasarkan Model SEIRS

I'i l (l t ) ; l r \ $
ISSN: 1978-4538

Vofume7, NomorL,luni20!2

Daftar Isi
l.

IdentifikasiKebutuhansoft skill MahasiswaProgramStudiPendidikan

t-14

MatematikaFMIPA UNY Dalam RangkaMembentukInsanCendekia,
Mandiri, Dan Bernurani
Elly Arliani, Kana Hidoyati
2.

Polinom
SigmaDelta Dan IdealPrim Dari Gelanggang
Pembentukan


t 5 -2 2

Miring
Amir Kamal Amir
3.

KestabilanGlobal BebasPenyakitFlu Singapura(Hand,Foot And Moutlr

z)-)L

Disease\BerdasarkanModel Seirs
Eminugroho RatnaSari
4.

r'

EvaluasiDistribusiGabunganMenggunakanAlgoritma KonvolusiDan

33-42


RekursiPanjer
Rosita Kusumawati
5.

DesainElearningAdaptif BerbasisCognitiveStyleUntuk Pembelajaran

43-56

MatematikaSMA KelasXII IPA
Kuswari Hernawati
6.

Vertex AntimagicTotal LabeiingPadaGraphMulticycle

57 -64

Dominikus Arif Budi Prasetyo
7-

ConstructionA Coring From TensorProductOf Bialgebra


65 -72

Nikken Prima Puspita, SitiKhabibah
8.

MeningkatkanHasil BelajarMatematikaSiswaDenganPembelajaran

73-82

MenggunakanAplikasi Moodle
Abdul Muin Dan Rizki Mauliyo Ulfah
9.

Teori Graf PadaAnalisisJejaringSosialDenganMenggunakan
Penerapan

83- 100

Micr osoft Micr osoft Nodexl

Nur Insani dan Nur Hadi WarYanto
Model
BahanAjar KalkulusVektor Berdasarkan
10. Pengembangan
MatematikaKnisley SebagaiUpayaMeningkatkan
Pembelajaran
KompetensiMatematikaMahasiswa
Endang Dedy, Endang Mulyana, Eyus Sudihartinih

l0 r - 1 1 2

Vol. 7, No. 1, Juni 2012

KESTABILAN GLOBAL BEBAS PENYAKIT
FLU SINGAPURA (Hand, Foot and Mouth Disease)
BERDASARKAN MODEL SEIRS
Eminugroho Ratna Sari
Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY
Karangmalang, Yogyakarta
eminugrohosari@gmail.com

Abstrak
Penelitian mengenai penyebaran HFMD pertama dilakukan menggunakan model SIR. Pada model ini, populasi
individu yang sebenarnya telah terinfeksi tetapi belum menunjukkan gejala-gejala penyakit tidak dijelaskan.
Dalam paper ini akan dibahas mengenai pembentukan model matematika dari penyebaran penyakit HFMD
menggunakan model SEIRS. Adanya penambahan kelas populasi E (Exposed) untuk melengkapi kekurangan
pada model sebelumnya. Berdasarkan model, diperoleh titik ekuilibrium bebas penyakit dan endemik. HFMD
tidak akan mewabah jika R0 < 1 . Selanjutnya dilakukan simulasi menggunakan MAPLE 13.
Kata Kunci: flu Singapura (HFMD), model SEIRS, titik ekuilibrium, La Salle Liapunov, stabil asimtotik global
Abstract
Research on the spread of HFMD first performed using SIR models. In this model, population of individuals
who have been infected but has not shown any symptoms of the disease has not been clarified. In this paper we
will discuss the establishment of a mathematical model of the spread of HFMD SEIRS model. There is an
additional class of population E (Exposed) to supplement deficiencies in the previous model. Based on the
model, there are the disease-free and the endemic equilibrium point. HFMD will not outbreak if R0 < 1.
Furthermore, the simulations are made using MAPLE 13.
Keywords: flu Singapore (HFMD), model SEIRS, the equilibrium point, La Salle Liapunov, global asymptotic

influenza kembali bermutasi yang dikenal

A. Pendahuluan

Influenza adalah penyakit pernapasan

dengan Asian Flu dan wabah global

yang sangat menular dan disebabkan oleh

kembali terjadi. Pada tahun 1968, virus flu

virus influenza. Sementara virus influenza

kembali

terdiri dari 3 tipe, yaitu A, B dan C. Virus

menyebabkan

influenza yang paling berbahaya adalah

dikenal dengan Hongkong Flu. (Riri,


tipe A karena dapat menginfeksi hewan

2008). Virus influenza ini terus mengalami

dan manusia. Virus influenza A juga selalu

perubahan genetik hingga pada tahun 1972

mengalami mutasi (perubahan genetik)

muncul

menghasilkan virus influenza baru yang

kemudian

lebih berbahaya dari sebelumnya yang bisa

penyakit Flu Singapura.


mengakibatkan wabah epidemik bahkan

mengatasi

mutan

wabah

virus

dikenal

mutasi

dan

pandemik,

yang


influenza

sebagai

yang

penyebab

Penyakit flu singapura atau dalam

pandemik influenza. Seperti pada tahun

bahasa

1918,

yang

penyakit Hand, Foot and Mouth Disease


disebabkan virus influenza, yang disebut

(HFMD) merupakan penyakit infeksi yang

dengan Spanish Flu. Tahun 1957, virus

seringkali menyerang anak-anak usia 2

terjadi

wabah

pandemik

kedokteran

disebut

sebagai


23

Kestabilan Global Bebas Penyakit…(Eminugroho R)
minggu sampai 5 tahun (bahkan hingga 10

lain, bahkan dari tahun ke tahun terus

tahun). Orang dewasa umumnya kebal

mengalami peningkatan jumlah penderita.

terhadap penyakit yang mempunyai masa

Tabel 1. Penyebaran HFMD di

inkubasi 2 – 5 hari ini. HFMD disebabkan

Beberapa Negara

oleh Coxsackievirus A type 16 (CV A16)

(Wikipedia, 2012 untuk HFMD dan Roy,

dengan bermacam-macam strain, yaitu

2012)

coxsackievirus A5, A7, A9, A10, B2 dan
B5. Namun demikian, yang menyebabkan
pandemik adalah Enterovirus 71 (EV-71).

Tahun
1997

1998

Negara

Jumlah kasus HFMD

Sarawak,

2626 terinfeksi dan 31

Malaysia

meninggal

Taiwan

405 terinfeksi, 78

(Roy, 2010).

meninggal

Penularan penyakit HFMD ini melalui
kontak langsung dari orang ke orang yaitu
melalui

droplet,

pilek

dan

air

mungkin

terjadi,

Sarawak,

14423 terinfeksi dan 13

Malaysia

meninggal

2008

Cina

25000 terinfeksi dan 42

liur.

Penularan melalui kontak tidak langsung
juga

2006

misalnya

meninggal
2008

Singapura

2009

Indonesia

2600 terinfeksi
Beberapa kasus
teridentifikasi dan berakhir

penggunaan handuk, baju, peralatan makan
dan

mainan

secara

bersama-sama.

fatal (meninggal)
2010

Cina

115000 kasus dilaporkan,
773 diantaranya mengalami

Biasanya penyakit ini muncul pada musim

komplikasi dan 50

panas. (CDC, 2012)
Gejala-gejala

yang

meninggal

timbul

untuk

terserang penyakit HFMD antara lain,

Tabel 2. Rasio Penyebaran HFMD di

demam selama 2 – 3 hari, disertai tidak ada

Beberapa Negara (WHO, 2012)

nafsu makan, pilek dan gejala seperti flu

Negara

Jumlah Kasus

Rasio

HFMD

(2012/

pada umumnya. Selanjutnya akan muncul
sariawan (pada lidah, gusi, pipi sebelah

2011

2012

2011)

Cina

34709

99052

2,9

Jepang

7819

6707

0,9

Korea

170

200

1

Singapore Medical Journal, bahwa pada

Singapura

4800

16345

3.4

awal kemunculan HFMD di Singapura

Vietnam

-

43196

dalam) dan timbul ruam di tangan dan
kaki.
Menurut Shah et all (2003) dalam

pada tahun 1972, penyakit ini menginfeksi
104 anak-anak dalam 3,5 bulan. Penyakit

Berdasarkan Tabel 1 dan 2, tampak

ini semakin meluas ke beberapa negara

bahwa HFMD telah menjadi ancaman bagi
penduduk

24

dunia.

Jika

dilakukan

Vol. 7, No. 1, Juni 2012

penanganan yang tepat, anak-anak yang

menyatakan populasi yang rentan, kelas E

terserang penyakit ini bisa sembuh, tetapi

menyatakan

dapat terinfeksi kembali dengan strain

sebenarnya telah terinfeksi penyakit tetapi

virus yang berbeda. Namun, jika terjadi

belum menunjukkan gejala-gejala penyakit

komplikasi dapat menyebabkan radang

(disebut juga dengan kelas laten), kelas I

selaput otak dan radang otot jantung yang

menyatakan populasi yang terinfeksi, dan

mengarah pada kematian. Untuk itu,

kelas R menyatakan populasi yang telah

diperlukan analisa mengenai dinamika

sembuh dari penyakit.

penyakit HFMD agar penyebarannya dapat

Selanjutnya,

dicegah atau diminimalisir.
Wang

dan

Sung

jumlah

individu

dimisalkan

yang

S (t )

menyatakan jumlah individu dari kelas
(2007)

telah

menganalisa penyakit HFMD berdasarkan
model SIR. Dalam penelitiannya belum
dijelaskan mengenai populasi individu
yang sebenarnya telah terinfeksi penyakit
tetapi belum menunjukkan gejala-gejala

yang rentan pada saat t , E ( t ) menyatakan
jumlah individu yang sebenarnya telah
terinfeksi

penyakit

tetapi

belum

menunjukkan gejala-gejala penyakit pada
saat t (disebut juga dengan laten atau

I (t )

penyakit. Dalam paper ini, akan dianalisa

terpapar),

mengenai penyebaran penyakit HFMD dari

individu dari kelas yang terinfeksi dan

sudut

menular

pandang

matematika

sehingga

pada

menyatakan

saat

t,

dan

jumlah

R (t )

setelah dilakukan identifikasi perilaku

menyatakan jumlah individu dari kelas

penyakit di sekitar titik ekuilibrium dapat

yang sembuh pada saat t.

diketahui kapan HFMD akan menghilang
dan kapan akan mulai menyebar.
Analisa yang akan digunakan adalah
model SEIRS. Dalam hal ini populasi
individu yang sebenarnya telah terinfeksi
penyakit tetapi belum menunjukkan gejalagejala penyakit akan berada pada “kelas”
tersendiri yaitu kelas E. Selanjutnya,
penderita yang telah sembuh dapat kembali
rentan terhadap HFMD.
B.

Formulasi Model
Pada Model SEIRS, populasi dibagi

menjadi 4 kelas yaitu kelas S untuk

Pada model ini, laju kelahiran dan laju
kematian alami dinotasikan dengan α .
Sementara laju kematian karena HFMD
dinotasikan

dengan

µ.

Diasumsikan

bahwa semua bayi yang lahir, masuk ke
dalam kelas S. Karena individu yang
rentan setelah terjadi kontak dengan
individu terinfeksi akan berada dalam
masa inkubasi, sehingga akan masuk ke
dalam kelas E. Selanjutnya jika individu
tersebut telah menunjukkan gejala-gejala
penyakit, artinya individu telah terinfeksi,
maka masuk kelas I, dengan laju δ .
25

Kestabilan Global Bebas Penyakit…(Eminugroho R)
Individu yang telah sembuh akan masuk ke

strain yang berbeda, maka individu yang

dalam kelas R dengan laju γ . Oleh karena,

sudah masuk kelas R masuk kembali ke

individu yang pernah terkena penyakit

dalam kelas S dengan laju λ . Hal inilah

HFMD bisa terkena lagi tetapi dengan

mengapa model ini disebut dengan SEIRS.

Dari asumsi dapat digambarkan dalam diagram transfer sebagai berikut:

α
α

α
βI

S

α
δ

E

I

µ

γ

λ

R

α
Gambar 1. Diagram transfer model SEIRS
Selanjutnya, berdasarkan diagram

Populasi total dari Model (1) adalah

transfer tersebut diperoleh model SEIRS

S + E + I + R = 1.

untuk HFMD sebagai berikut:

C. Titik Ekuilibrium

dS
= α − β SI − α S + λ R
dt

(1.a)

dE
= β SI − α E − δ E
dt

(1.b)

dI
= δ E −α I − µI − γ I
dt

(1.c)

dR
= γ I − λR −α R
dt

(1.d)

Berdasarkan

Sistem

(1)

dapat

diperoleh dua jenis titik ekuilibrium yaitu
titik ekuilibrium

bebas penyakit dan

endemik yang dapat dijelaskan dalam
lemma berikut.

Lemma 1.
(i) Jika I = 0 , maka Sistem (1) mempunyai titik ekuilibrium bebas penyakit, P0 = (1,0,0,0 ) .

(ii)
,

I∗ =

26

Jika I ≠ 0 , maka Sistem (1) mempunyai titik ekuilibrium endemik, P = ( S ∗ , E ∗ , I ∗ , R∗ )
dengan

S∗ =

( α + δ ) (α + µ + γ ) ,
β

δ

E∗ =

(α + µ + γ ) I ∗ ,

αβδ − α (α + δ )(α + µ + γ )
γ
(λ + α )
I∗.
, R∗ =
+
+
+
+

β
(α δ )(α µ γ )( λ α ) λγδ
(λ + α )

δ

Vol. 7, No. 1, Juni 2012

I =0

Bukti:

(i)

Sistem (1) akan mencapai titik ekuilibrium

Persamaan (3) dan (2.d), maka diperoleh

dS
dE
dI
dR
= 0,
= 0, = 0,
=0,
dt
dt
dt
dt

jika

sehingga Sistem (1) dapat ditulis

Jika

E = 0 dan

(2.a)

β SI − α E − δ E = 0

(2.b)

δ E −α I − µI − γ I = 0

(2.c)

γ I − λR −α R = 0

(2.d)

), maka dari Persamaan (3) diperoleh

(2.b),

maka

diperoleh

(α + µ + γ ) I = 0 .
β SI − (α + δ )
δ

Akibatnya

β

δ

R∗ =

γ

(λ + α )

I∗

S=

Jika

.

(5)

(α + δ ) (α + µ + γ )
β

atau I = 0 .

titik

(α + δ ) ( α + µ + γ )
=
β

berturut-turut

δ

seperti

dan

δ

Persamaan (2.a) diperoleh

αβδ − α (α + δ )(α + µ + γ )
(λ + α )
β
(α + δ )(α + µ + γ )( λ + α ) − λγδ

diperoleh

ekuilibrium
dengan

(6)

D. Kestabilan Titik Ekuilibrium Bebas
Penyakit
Pada paper ini hanya akan dibahas

dan
pada





E ,I ,R



Persamaan

(4),(6),(5).
Artinya penyakit HFMD masih ada dalam
populasi.

(4)

berdasarkan Persamaan (5), maka dari

P = ( S ∗ , E ∗ , I ∗ , R∗ )

S

δ

diperoleh

(α + δ ) (α + µ + γ )
S=



(α + µ + γ ) I ∗

dan dari Persamaan (2.d) diperoleh

Persamaan

Jadi,

artinya

Jika I ≠ 0 ( dinotasikan dengan I ∗

(ii)

Jika Persamaan (3) disubtitusikan ke

I∗ =

P0 = (1, 0, 0, 0 ) ,

populasi bebas penyakit HFMD.

(3)

δ

jika

S = 1 . Jadi, diperoleh titik

ekuilibrium

E∗ =

(α + µ + γ ) I

Selanjutnya,

ke

disubtitusikan ke Persamaan (2.a), maka

Berdasarkan Persamaan (2.c) diperoleh
E=

R =0.

diperoleh

α − β SI − α S + λ R = 0

disubstitusikan

mengenai kestabilan Sistem (1) di sekitar
titik ekuilibrium bebas penyakit HFMD,
yang dijelaskan dalam lemma berikut.

Lemma 2.
(i) Jika

R0 =

βδ
< 1,
(α + δ )( µ + γ + α )

maka titik ekuilibrium P0 = (1, 0, 0, 0 )
stabil asimtotik global.

27

Kestabilan Global Bebas Penyakit…(Eminugroho R)

R0 =

(ii) Jika

βδ
> 1,
(α + δ )( µ + γ + α )

maka titik ekuilibrium P0 = (1,0,0,0 )
tidak stabil.

Bukti:
Matriks Jacobian di sekitar titik ekuilibrium P0 = (1,0,0,0 ) adalah

J P0 =

−α
0

0
− (α + δ )

0

δ

0

0

−β

λ

β
0
− (α + µ + γ )
0
γ
−(λ + α )

(7)

Persamaan karakteristik dari (7) yaitu J P0 − kI = 0 , dengan k adalah nilai eigen,

−α − k
0

0
− (α + δ ) − k

0

δ

0

0
− (α + δ ) − k

⇔ ( −α − k )

−β

λ

β
0
=0
− (α + µ + γ ) − k
0
− (λ + α ) − k
γ

β
0
− (α + µ + γ ) − k
0
=0
γ
− (λ + α ) − k

δ
0

⇔ ( −α − k ) ( − ( λ + α ) − k )

− (α + δ ) − k

δ

β
=0
− (α + µ + γ ) − k

⇔ ( −α − k ) ( − ( λ + α ) − k ) ( − (α + δ ) − k ) ( − (α + µ + γ ) − k ) − βδ = 0
⇔ ( −α − k ) ( − ( λ + α ) − k ) k 2 + (α + δ + α + µ + γ ) k + (α + δ )(α + µ + γ ) − βδ = 0 . (8)
Persamaan

(8)

dapat

( −α − k ) ( − ( λ + α ) − k )

ditulis

menjadi

k 2 + Ak + B = 0 ,

A = (α + δ + α + µ + γ )

dengan

sedangkan

nilai-nilai eigen yang lain merupakan akar-

nilai

(9)

A = (α + δ + α + µ + γ ) > 0 .

Karena diketahui bahwa R0 < 1 , maka
nilai

B = (α + δ )(α + µ + γ ) − βδ

akar dari
k 2 + Ak + B = 0 .

βδ
.
(α + δ )( µ + γ + α )

(i) Perhatikan bahwa pada Persamaan (9)

Persamaan (8) diperoleh nilai-nilai eigen
k1 = −α dan

R0 =

didefinisikan

dan

B = (α + δ )(α + µ + γ ) − βδ . Berdasarkan

k2 = − ( λ + α ) ,

Selanjutnya

= 1−

βδ
(α + δ )(α + µ + γ )
(α + δ )(α + µ + γ )

= (1 − R0 )(α + δ )(α + µ + γ ) > 0
28

Vol. 7, No. 1, Juni 2012

Di lain pihak, berdasarkan Kriteria Routh

= ( R0 − 1)(δ + α )(α + µ + γ ) I

Hurwitz (Eminugroho, 2009), pembuat nol

Karena diketahui R0 < 1 , maka V ( x ) < 0

dari Persamaan (9) akan bernilai negative
jika A > 0 dan B > 0 .

Hal ini berarti

untuk setiap x = ( S , E , I , R ) ∈

semua nilai eigen Persamaan (8) bernilai

bukan

negatif

x ≠ (1, 0, 0, 0 ) .

akibatnya

titik

ekuilibrium

P0 = (1, 0, 0, 0 ) stabil asimtotik lokal. Untuk
meninjau kestabilan global, didefinisikan
fungsi
4
+

Liapunov

V:

4
+



dengan

= {( S , E , I , R ) : S + E + I + R ≤ 1} dan

V ( x ) = δ E + (δ + α ) I

.

Diperhatikan bahwa fungsi V :

(10)
4
+



pada Persamaan (10) memenuhi:
a. Fungsi V kontinu dan mempunyai
turunan-turunan parsial yang kontinu
pada

4

titik

d.

Untuk

4

dan x

ekuilibrium,

yaitu

x = (1, 0, 0, 0 ) ,

maka

diperoleh V ( x ) = 0 .
Oleh karena a, b dan c terpenuhi, maka
berdasarkan Teorema La Salle Liapunov
(Hsu,

2005),

terbukti

bahwa

titik

ekuilibrium P0 = (1,0,0,0 ) stabil asimtotik
global.
(ii)

Diperhatikan

Karena diketahui

Persamaan

(9).

R0 > 1 , jelas bahwa

persamaan kuadrat pada Persamaan (9)

.

b. Fungsi V definit positif.

mempunyai diskriminan lebih besar dari

c. Jika kedua ruas dari Persamaan (10)

nol. Jika k3 dan k4 merupakan akar-akar

diturunkan terhadap t, maka diperoleh

dari

Persamaan

(9),

maka

diperoleh

k3k4 = B = (α + δ )(α + µ + γ ) − βδ
∂V dS ∂V dE ∂V dI ∂V dR
+
+
+
∂S dt ∂E dt ∂I dt ∂R dt
βδ
= 1−
(α + δ )(α + µ + γ )
dE
dI
(α + δ )(α + µ + γ )

+ (δ + α )
dt
dt
= (1 − R0 )(α + δ )(α + µ + γ )
= δ ( β SI − α E − δ E ) + (δ + α )(δ E − α I − µ I − γ I )

V ( x) =

= δβ SI + (δ + α )( −α I − µ I − γ I )
= (δβ S − (δ + α )(α + µ + γ ) ) I
=

Karena diketahui R0 > 1 , maka k3k4 < 0 ,
artinya akar-akar Persamaan (9) berbeda

δβ S
− 1 (δ + α )(α + µ + γ ) Itanda ( k3 positif dan k4 negative, atau
(δ + α )(α + µ + γ )
sebaliknya).

Jadi,

jika

R0 > 1 ,

maka

Persamaan (8) mempunyai satu nilai eigen

,

δβ
− 1 (δ + α )(α + µ + γ ) I
(δ + α )(α + µ + γ )

yang positif, sehingga titik ekuilibrium

P0 = (1, 0, 0, 0 ) tidak stabil.

karena 0 < S ≤ 1
29

Kestabilan Global Bebas Penyakit…(Eminugroho R)

E. Simulasi Numerik

diberikan

Sistem persamaan diferensial untuk

simulasi

untuk

nilai

R0

meningkat. Nilai-nilai parameter diberikan

HFMD (1) dapat diselesaikan secara

sebagai berikut α = 0.1; λ = 0.1; δ = 0.98;

numerik dengan MAPLE 13. Berikut akan

µ = 0.2; γ = 0.2 . Jadi diperoleh

Gambar 2. Simulasi Sistem (1) dengan nilai Gambar 3. Simulasi Sistem (1) dengan nilai

β = 0.3

β = 0.5

Jika nilai-nilai parameter dengan β = 0.3
disubstitusikan pada Sistem (1), maka
diperoleh R0 = 0.54 . Berdasarkan Gambar
2, tampak bahwa perilaku solusi akan
menuju ke titik ekuilibrium P0 sesaat
setelah t = 30 . Pada saat nilai R0 = 0.9 ,
dari Gambar 3 tampak bahwa solusi akan
menuju P0 sesaat setelah t = 45 . Artinya,
pada saat nilai R0 semakin besar tetapi
masih kurang dari satu, maka semakin
lama

HFMD

akan

menghilang

dari

Gambar 4. Simulasi Sistem (1) dengan
nilai β = 0.998

populasi. Di lain pihak, ketika R0 > 1 ,
maka HFMD masih akan ada dalam
populasi. Seperti tampak pada Gambar 4
berikut
30

F. Kesimpulan
Diberikan model matematika untuk
penyebaran HFMD seperti pada Sistem (1)

Vol. 7, No. 1, Juni 2012

berdasarkan model SEIRS. Berdasarkan

Eminugroho R, (2009),

Analisa Kestabilan

Sistem (1) diperoleh dua titik ekuilibrium

Model SIRC Untuk Influenza Tipe A,

yaitu titik ekuilibrium bebas penyakit dan

Jurnal

titik ekuilibrium endemik. Menggunakan

Diponegoro. Vol. 12 No. 3: 122-127.

teorema

La

Salle

Liapunov,

telah

Matematika

Universitas

Riry Sriningsih, 2008, Dinamika Dua Jenis

ditunjukkan bahwa titik ekuilibrium bebas

Influenza

penyakit stabil asimtotik global. Artinya,

Immunity Parsial Simetri, Tesis tidak

suatu saat HFMD akan benar-benar hilang

dengan

Isolasi

dan

Cross-

dipublikasikan, UGM.
Roy, N., Halder, N., (2010). Compartmental

dari populasi.
Berdasarkan simulasi yang telah
dilakukan, HFMD tidak akan ada lagi
dalam populasi atau masih ada, tergantung
dari nilai laju kontak. Jika laju kontak
individu yang rentan menjadi terpapar dan
individu terpapar menjadi terinfeksi kurang
dari laju kematian alami, laju kematian
karena HFMD, laju kesembuhan dan laju
transmisi sehingga individu yang telah
sembuh kembali rentan HFMD, maka pada
waktu tertentu HFMD akan menghilang
dari populasi. Jika sebaliknya, maka

Modeling of Hand, Foot and Mouth
Infectious

Disease

(HFMD).

Research

Journal of Applied Sciences. Vol. 5 No. 3:
177-182.
Roy, N., (2012). Mathematical Modelling of
Hand-Foot-Mouth Disease: Quarantine as a
Control Measure. IJASETR Research Paper
ISSN: 1839-7239. Vol. 1 Issue 2 Article 4.
Shah, V.A., C.Y. Chong, K.P. Chan, W. Ng.,
A.E.Ling. (2003). Clinical Characteristics
of an Outbreak of Hand, Foot, and Mouth
Disease in Singapore. Singapore Medical
Journal. Vol. 32 No. 3: 381-387.

HFMD tetap akan ada dalam populasi.
Wang, Y.C. and F.C. Sung. (2007). Modeling
the

G. Daftar Pustaka

Infections

Taiwan.

Hsu, Sze-Bi. (2005). A Survey of Constructing
Lyapunov Functions for Mathematical

for

Enteroviruses

in

Institute

of

Taiwan:

Environmental Health, National Taiwan
University College of Public Health.

Models in Population Biology. Taiwanese
Journal of Mathematics. Vol. 9 No. 2 pp.

Centers for Disease Control and Prevention
(CDC).

151-173

About

HFMD

http://www.cdc.gov/hand-footEminugroho,

(2009),

Modeling

the

Eradication of Aedes Aegypti with Sterile
Insect Technique, Proceedings of IICMA,
Gadjah Mada University, Yogyakarta, pp
301-312.

mouth/about/index.html diakses tanggal
22 Mei 2012
Wikipedia.

HFMD.

http://en.wikipedia.org/wiki/Hand,_foot_a

31

Kestabilan Global Bebas Penyakit…(Eminugroho R)

nd_mouth_disease diakses tanggal 22 Mei
2012.
WHO, (2012), Hand, Foot and Mouth Disease
Update,
http://www.wpro.who.int/entity/emerging_
diseases/HFMD/en/index.html
tanggal 22 Mei 2012.

32

diakses