STUDI PELAKSANAAN METODE KARYAWISATA KE INDUSTRI SPARE-PART SEPEDA MOTOR UNTUK MENUMBUHKAN MINAT BERWIRAUSAHA.

(1)

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Perumusan Masalah ... 6

D. Pembatasan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Kegunaan Penelitian ... 8

G. Penjelasan Istilah Judul ... 8

H. Sistematika Penulisan ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Metode Pembelajaran ... 11

1. Kedudukan Metode dalam Belajar Mengajar ... 12

2. Pemilihan dan Penentuan Metode ... 14

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Metode ... 15

4. Metode Karyawisata... 16

B. Minat ... 21

1. Pembentukan Minat ... 23

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat ... 24

3. Pengukuran Minat ... 25

D. Kewirausahaan ... 26

1. Profil kewirausahaan ... 27

2. Karakteristik Kewirausahaan ... 28

3. Faktor Penyebab Keberhasilan dan Kegagalan Berwirausaha ... 31

D. Keunggulan dan Kerugian Berwirausaha ... 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian... 35

B. Paradigma Penelitian ... 37

C. Data dan Sumber Data ... 39


(2)

vi

2. Sumber Data ... 39

D. Teknik Pengumpulan Data ... 40

E. Instrumen Penelitian... 42

F. Pengujian Keabsahan Data ... 42

G. Teknik Analisis Data ... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pengujian Keabsahan Data ... 47

B. Temuan Penelitian ... 49

1. Reduksi Data Tahap Awal ... 49

2. Data Display ... 61

3. Conclution Drawing/Verification ... 61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 63

B. Saran ... 64

DAFTAR PUSTAKA ... 65

LAMPIRAN-LAMPIRAN : A. Kisi-Kisi Instrumen ... 67

B. Pedoman Wawancara ... 69

C. Angket dan lembar jawaban ... 70

D. Pedoman Observasi ... 74

E. Hasil Dokumentasi ... 75

F. Surat-surat keterangan ... 105


(3)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Organisasi Buruh Internasional (ILO) memperkirakan, pengangguran global dapat bertambah lima juta orang akibat guncangan ekonomi global yang mencakup antara lain kekisruhan pasar kredit dan meningkatnya harga minyak dunia. Menurut Direktur Jenderal ILO Juan Somavia (www.antaranews.com) mengatakan :

“Meski pertumbuhan global menghasilkan jutaan lapangan kerja baru setiap tahun, tetapi tingkat pengangguran tetap tinggi dan dapat beranjak ke suatu tingkatan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Meski jumlah orang yang bekerja lebih banyak dari tahun sebelumnya, tetapi bukan berarti pekerjaan yang dimiliki adalah pekerjaan yang layak.”

ILO memaparkan, pada tahun 2007 pertumbuhan ekonomi global sebanyak 5,2 persen meningkatkan 45 juta lapangan kerja baru. Secara keseluruhan, sekitar tiga miliar orang atau 61,7 persen dari populasi dunia yang berada dalam usia produktif memiliki pekerjaan. Dari sekitar tiga miliar orang tersebut, ILO mengemukakan, 16,4 persennya atau 487 juta pekerja, berpenghasilan di bawah satu dolar AS per hari. Sementara itu, tingkat pengangguran global relatif tidak berubah yaitu sekitar enam persen, atau meningkat sedikit dari 187 juta orang pada tahun 2006 menjadi 189,9 juta orang pada tahun 2007.

Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa tingkat penggangguran terbuka (TPT) pada Agustus 2007 mencapai 10,01 juta orang atau turun sekitar 8,42 persen dari 10,93 juta orang pada Agustus 2006, dan turun 5,08


(4)

persen dari 10,55 juta orang pada Februari 2007. Upaya pemerintah untuk mengurangi pengangguran dengan jalan merekrut ribuan calon pegawai negeri sipil (PNS) untuk ditempatkan diberbagai instransi pemerintah yang diselenggarakan hampir tiap tahun tentu tidak cukup untuk mengatasi banyaknya pengangguran di Indonesia. Menurut data Dirjen Pemuda dan Pendidikan Luar Sekolah Departemen Pendidikan Nasional tahun 2007, dari 75.3 juta pemuda Indonesia, hanya 6,6 persen yang lulus sarjana S-1 dan dari jumlah tersebut 82% bekerja pada instansi pemerintah maupun swasta, sementara hanya 18% yang berusaha sendiri atau menjadi wirausahawan. Padahal semakin banyak lulusan perguruan tinggi yang menjadi wirausahawan akan dapat mempercepat pemulihan ekonomi. Hal sependapat juga dikemukakan oleh Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Tribun Jabar, 4 Juli 2008) yang mengatakan bahwa :

“Perlu adanya pengkajian program kewirausahaan dalam pendidikan sekolah menengah pertama (SMP) dan umum (SMU) serta perguruan tinggi karena kurikulum yang diajarkan di sekolah atau kuliah belum benar-benar memberikan kerangka pikir (mind set) generasi muda untuk siap berwirausaha. Jika sebagian besar generasi muda kita memiliki jiwa wirausaha, masalah pengangguran dan kemiskinan akan lebih cepat bisa diatasi, karena sebesar apapun usaha pemerintah dan dunia usaha menggenjot pembukaan lapangan kerja, rasanya tidak akan pernah cukup untuk memenuhi tuntutan kesempatan kerja yang selalu terus bertambah.”

Meningkatnya kebutuhan masyarakat Indonesia akan sepeda motor dapat membuka suatu peluang usaha di bidang spare-part (suku cadang) sepeda motor. Hal ini bisa dilihat setiap hari jalanan dipenuhi oleh berbagai macam merek dan jenis sepeda motor. Perubahan pola hidup masyarakat dalam hal transportasi juga ikut andil dalam meningkatnya keberadaan sepeda motor di masyaratakat. Dulu orang lebih banyak meggunakan transportasi umum dibanding kendaraan pribadi


(5)

3 karena harganya yang mahal, sekarang dengan adanya program kredit sepeda motor orang mulai berpindah untuk menggunakan sepeda motor. Bertambahnya kebutuhan sepeda motor, akan meningkatkan pula kebutuhan akan spare-part atau suku cadangnya. Komponen-komponen sepeda motor tidak dapat dipakai untuk selamanya, dalam jangka waktu tertentu harus diganti dan karena pemakai sepeda motor memerlukan suku cadang, sekarang banyak industri atau usaha yang membuat spare-part sepeda motor.

Setiap lulusan Perguruan Tinggi tentu mempunyai harapan untuk mengamalkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang telah didapat selama studi sebagai salah satu pilihan untuk berprofesi. Secara realitas ada dua pilihan yang mungkin dialami oleh lulusan Perguruan Tinggi setelah menyelesaikan studinya. Pertama menjadi pegawai negeri, swasta, BUMN, kedua membuka usaha sendiri (berwirausaha), sedangkan profesi para sarjana dilingkungan JPTM UPI yang diharapkan adalah sebagai guru, pegawai negeri, swasta, BUMN, dan berwirausaha.

Jurusan Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia (JPTM UPI) mempunyai tugas penting untuk mendidik tenaga kependidikan dan tenaga ahli teknik profesional untuk menghasilkan sarjana yang memiliki ilmu pengetahuan dan keterampilan. Agar tujuan tercapai, Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI menerapkan kurikulum yang mengacu pada kemampuan individu untuk menguasai ilmu pengetahuan dalam bidang pendidikan serta memiliki wawasan yang luas tentang teknologi, sehingga mahasiswa tidak hanya dipersiapkan untuk menjadi tenaga guru saja akan tetapi diharapkan juga memiliki


(6)

keahlian dan keterampilan dalam bidang teknik dan kejuruan. Dengan disatukannya program studi Konstruksi dan program studi Produksi menjadi program studi Produksi dan Perancangan sebagai akibat dari perubahan kurikulum menuntut mahasiswa untuk dapat mengantisipasi dan menyiapkan diri terhadap kemajuan perkembangan dunia teknologi yang semakin canggih. Kemampuan individu dalam bidang teknik mesin diharapkan mampu menjadi modal untuk bekerja di perusahaan atau membuka usaha di bidang pemesinan setelah menjadi sarjana. Untuk membekali mahasiswa mempunyai modal untuk membuka usaha, UPI menerapkan mata kuliah Kewirausahaan dengan tujuan agar mahasiswa memiliki jiwa entrepreneur yang mempunyai jiwa kreatif dan inovatif yang mampu menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.

Dalam membekali mahasiswa untuk dapat menumbuhkan jiwa berwirausaha mahasiswa, pada mata kuliah Pembuatan Perkakas diterapkan suatu metode pembelajaran Karyawisata. Pada tiap tahunnya mata kuliah ini menerapkan metode pembelajaran field trip atau karyawisata ke industri teknik dan pameran industri teknik khususnya ke industri spare-part motor. Dengan adanya kegiatan karyawisata ke industri teknik dan pameran industri teknik khususnya ke industri spare-part motor ini, selain mahasiswa mendapat informasi di kelas, mahasiswa akan mendapat informasi yang lebih jelas di luar kelas. Mereka bisa mengetahui tentang suatu proses pembuatan spare-part sepeda motor dari bahan awal hingga bahan jadi dan bisa mengetahui bagaimana pengelolaan manajemen di perusahaan sehingga dapat memberikan wawasan bagaimana cara untuk membuka usaha di bidang pemesinan khususnya dalam hal pembuatan spare-part sepeda motor.


(7)

5 Dengan kegiatan karyawisata, dapat membuka pengetahuan bahwa setelah sarjana pilihan mereka tidak hanya mencari pekerjaan di perusahaan-perusahaan dan menjadi tenaga pengajar di SMK, peluang masih terbuka lebar dan salah satunya dengan berwirausaha.

Metode karyawisata yaitu salah satu metode pengajaran dengan mengamati dan melihat langsung sesuai dengan kenyataannya. Menurut Ihat Hatimah (2000:52) mengungkapkan bahwa : “Metode Karyawisata yaitu cara mengunjungi suatu tempat/objek tertentu dengan melibatkan seluruh warga belajar, dengan kegiatan ada unsur karya dan unsur wisatanya.” Metode karyawisata ini merupakan suatu cara yang diterapkan dosen untuk menumbuhkan minat mahasiswa untuk berwirausaha pada mata kuliah pembuatan perkakas di Jurusan Pendidikan Teknik mesin UPI. Dengan diterapkannya metode karyawisata diharapkan mahasiswa akan tumbuh minat untuk berwirausaha pada bidang pembuatan spare-part sepeda motor.

Minimnya minat mahasiswa untuk berwirausaha dapat dilihat dari banyaknya sarjana yang lebih memilih menjadi tenaga pengajar atau bekerja di perusahaan. Dari beberapa lowongan pekerjaan yang dikabarkan melalui jurusan, para pendaftar tidak pernah surut untuk mengikuti tes penerimaan karyawan baru. Mereka siap bersaing untuk mendapatkan posisi yang diperebutkan. Sedangkan sarjana yang memilih untuk berwirausaha sangat minim.

Melihat hal di atas, penulis ingin mengetahui pelaksanaan metode karyawisata untuk menumbuhkan minat berwirausaha mahasiswa pada mata kuliah Pembuatan Perkakas. Dengan mengacu pada uraian tersebut diatas maka


(8)

judul yang diambil pada penelitian ini yaitu: “Studi Pelaksanaan Metode

Karyawisata ke Industri Spare-Part Sepeda Motor Untuk Menumbuhkan Minat Berwirausaha ”.

B. Identifikasi Masalah

Dari uraian latar belakang masalah di atas, penulis mengidentifikasikan permasalahan sebagai berikut :

1. Minat para mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Mesin untuk berwirausaha masih rendah.

2. Upaya menumbuhkan minat mahasiswa untuk berwirausaha masih kurang. 3. Kurikulum pendidikan kurang mempersiapkan mahasiswa untuk memiliki

jiwa wirausaha.

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

“Apakah ada minat mahasiswa untuk berwirausaha pada bidang spare-part sepeda motor setelah melaksanakan metode karyawisata?”

Mengingat rumusan masalah di atas sangat luas, maka diuraikan menjadi beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran proses penggunaan metode karyawisata yang dilakukan pada mata kuliah Pembuatan Perkakas?


(9)

7 2. Bagaimana minat untuk berwirausaha mahasiswa setelah melaksanakan

karyawisata pada mata kuliah Pembuatan Perkakas?

D. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya lingkup permasalahan dalam penelitian ini, penulis membatasi permasalahan sebagai berikut :

1. Penggunaan metode karyawisata yang diteliti meliputi tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi.

2. Minat yang diteliti adalah minat para mahasiswa untuk berwirausaha di bidang pembuatan spare-part sepeda motor.

E. Tujuan Penelitian

Agar penelitian ini mendapatkan hasil yang optimal, maka terlebih dahulu dirumuskan tujuan penelitian. Tujuan penelitian yang dikemukakan dapat memberikan arah dan jalan yang tepat dalam melaksanakan penelitian yang penulis kemukakan dalam penelitian. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk:

1. Memperoleh gambaran tentang penggunaan metode karyawisata yang dilaksanakan pada mata kuliah pembuatan perkakas yang meliputi :

a. Tahap perencanaan b. Tahap pelaksanaan. c. Tahap evaluasi.

2. Untuk mengetahui minat berwirausaha mahasiswa setelah melaksanakan karyawisata pada mata kuliah Pembuatan Perkakas?


(10)

F. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan mempunyai kegunaan sebagai berikut : 1. Mengetahui proses penggunaan metode karyawisata pada mata kuliah

spare-part sepeda motor.

2. Mengungkap minat mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Mesin konsentrasi Produksi dan Perancangan angkatan 2004 dalam berwirausaha.

G. Penjelasan Istilah dalam Judul

Untuk menghindari salah penafsiran dan agar memudahkan untuk dipahami oleh pembaca, maka penjelasan istilah yang terdapat dalam judul adalah sebagai berikut :

1. Studi kasus adalah salah satu metode penelitian ilmu-ilmu sosial. Studi kasus menurut Deddy Mulyana (2001:201) adalah “uraian dan penjelasan komprehensif mengenai berbagai aspek seorang individu, suatu kelompok, suatu organisasi (komunitas), suatu program, atau satu situasi sosial”. 2. Metode Karyawisata

Metode adalah cara yang lebih menekankan pada teknik pelaksanaan dan fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan (Djamarah, 96:2003). Metode karyawisata adalah cara penyajian dengan membawa siswa mempelajari materi pelajaran di luar kelas. Karyawisata memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar, dapat meransang kreativitas siswa, informasi dapat lebih luas dan aktual, siswa dapat mencari dan mengolah


(11)

9 sendiri informasi. Dalam hal ini metode karyawisata dilaksanakan dengan mengunjungi industri teknik khususnya ke industri spare-part motor. 3. Spare-Part Sepeda Motor

Spare-part atau suku cadang adalah komponen-kompenen kendaraan bermotor yang digunakan untuk mengganti komponen kendaraan yang sudah tidak layak pakai.

4. Minat Berwirausaha

Pengertian minat menurut Suprijanto (2005:25) adalah “keinginan yang datang dari hati nurani untuk ikut serta dalam suatu kegiatan”. Sedangkan wirausaha menurut Joseph Schumpeter dalam Buchari Alma (2004:21) adalah “orang yang mendobrak sistem ekonomi yang ada dengan memperkenalkan barang dan jasa yang baru, dengan menciptakan bentuk organisasi baru atau mengolah bahan baku baru.”

Sejalan dengan pendapat di atas, minat berwirausaha dalam penelitian ini adalah dorongan atau keinginan yang menyebabkan kecenderungan perasaan seseorang terhadap suatu kegiatan wirausaha di bidang pembuatan spare-part sepeda motor.

H. Sistematika Penulisan

Penelitian ini disajikan dalam bab-bab yang disusun berdasarkan sistematika penulisan sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan. Pada bab ini penulis menjelaskan latar belakang masalah, identifikasi masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan


(12)

penelitian, kegunaan penelitian, penjelasan istilah dalam judul dan sistematika penulisan.

Bab II Tinjauan Pustaka. Pada bab ini penulis menjelaskan landasan teori yang relevan dalam permasalahan penelitian ini.

Bab III Metode Penelitian. Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai metode penelitian, data dan sumber data penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian dan teknik analisis data.

Bab IV Hasil Penelitian. Pada bab ini penulis menjelaskan hasil yang diperoleh dalam penelitian, yakni tentang deskripsi data dan pembahasan hasil penelitian.

Bab V Kesimpulan. Pada bab ini berisikan kesimpulan yang diperoleh selama penelitian dan sejumlah saran yang membangun berdasarkan temuan penelitian.


(13)

47 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam (triangulasi). Analisis data dalam penelitian ini adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan angket dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, melakukan sintesa, memilih yang penting dan membuat kesimpulan mengenai “Studi pelaksanaan metode karyawisata ke industri spare-part sepeda motor untuk menumbuhkan minat berwirausaha”.

A. Pengujian Keabsahan Data

Untuk menetapkan keabsahan data dalam penelitian ini maka dilakukan pengujian. Pengujian tersebut yakni dengan uji kredibilitas yang meliputi perpanjangan pengamatan, triangulasi, member check, penggunaan referensi.

1. Perpanjangan Pengamatan

Pengamatan yang dilakukan tidak hanya dilakukan dalam waktu yang singkat. Perpanjangan pengamatan yang dilakukan peneliti adalah melakukan hubungan interaksi dengan subjek penelitian secara berkesinambungan di lingkungan kampus UPI.


(14)

2. Triangulasi

Triangulasi dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Selain dengan wawancara, peneliti juga mencari data melalui observasi dan angket. Perbedaan-perbedaan data yang didapat peneliti didiskusikan kembali untuk memastikan data mana yang dianggap benar.

3. Member Check

Member check merupakan pengecekan ulang data yang diperoleh peneliti kepada sumber data. Data yang telah terkumpul direduksi dan menjadi kesimpulan sementara. Kesimpulan tersebut dibawa kembali peneliti ke lapangan dengan melakukan member check pada setiap sumber data.

4. Penggunaan Bahan Referensi

Peneliti membekali diri dengan catatan lapangan dan didukung oleh referensi berbentuk rekaman, fhoto dan dokumentasi hasil dari observasi dan wawancara. Sedangkan referensi berupa dokumen antara lain silabus mata kuliah Pembuatan Perkakas


(15)

49 B. Temuan Penelitian

1. Reduksi Data Tahap Awal

Hasil data yang didapat dari wawancara ditriangulasikan dengan hasil data dari observasi dan angket. Hasil reduksi tersebut adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan Metode Karyawisata 1) Penerapan Metode Karyawisata

Sebelum mengalami perubahan kurikulum dilingkungan jurusan Pendidikan Teknik Mesin, metode karyawisata sudah lama diterapkan dan tiap tahun selalu dilaksanakan. Penerapan metode karyawisata ini dulunya diterapkan pada mata kuliah Teknologi Pemesinan II dengan objek-objek yang dikunjungi adalah industri-industri teknik.

2) Tujuan Karyawisata

Tabel 4.1 Mengetahui Tujuan

Alternatif Jawaban f %

Mengetahui tujuan pelaksanaan karyawisata 16 88.89

Tidak mengetahui tujuan pelaksanaan karyawisata 2 11.11

Jumlah 18 100

Berdasarkan tabel 4.1 di atas, pada umumnya mahasiswa yang mengikuti kegiatan karyawisata mengetahui tujuan pelaksanaan kegiatan karyawisata, dan


(16)

Mengetahui 88.89% Tidak Mengetahui

11.11%

sebagian kecil mahasiswa mengatakan tidak mengetahui tujuan pelaksanaan karyawisata.

Gambar 4.1 Mengetahui Tujuan

Tabel 4.2

Tujuan Penggunaan Metode Karyawisata

Alternatif Jawaban f %

Memperoleh pengalaman langsung 16 88.89

Mengamati proses-proses pembuatan spare-part sepeda motor 16 88.89

Menumbuhkan minat berwirausaha 12 66.67

Membuat apa yang dipelajari di kampus lebih relevan dengan kenyataan

16 88.89

Merangsang kreativitas 10 55.56

Memahami proses manufakturing material teknik untuk tools dan workpiece.

13 72.22

Berdasarkan tabel 4.2 di atas, pada umumnya tujuan dari pelaksanaan kegiatan karyawisata adalah untuk memperoleh pengalaman langsung, mengamati proses-proses pembuatan spare-part sepeda motor dan membuat apa yang dipelajari di kampus lebih relevan dengan kenyataan dan sebagian besar tujuan pelaksanaan


(17)

51 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 P e n g a la m a n M e n g a m a ti m in a t R e le v a n K re a ti v it a s m a n u fa k tu ri n g 88.89% 88.89% 66.67% 88.89% 55.56% 72.22%

kegiatan karyawisata adalah untuk menumbuhkan minat berwirausaha, memahami proses manufakturing material teknik untuk tools dan workpiece.dan merangsang kreativitas.

Gambar 4.2

Tujuan Penggunaan Metode Karyawisata

3) Sasaran

Tabel 4.3 Objek Karyawisata

Alternatif Jawaban f %

Sesuai dengan tujuan karyawisata 15 83.33

Tidak sesuai dengan tujuan karyawisata 3 16.67

Jumlah 18 100

Berdasarkan tabel 4.3 di atas, pada umumnya mahasiswa yang mengikuti kegiatan karyawisata sebanyak 15 orang menyatakan bahwa objek karyawisata yang dituju yaitu PT. Stallion Bandung telah sesuai dengan tujuan pelaksanaan kegiatan karyawisata, dan sebagian kecil mahasiswa yang mengikuti kegiatan karyawisata


(18)

Sesuai 83.33% Tidak Sesuai

16.67%

sebanyak 3 orang menyatakan bahwa objek karyawisata yang dituju yaitu PT. Stallion Bandung tidak sesuai dengan tujuan pelaksanaan kegiatan karyawisata.

Gambar 4.3 Objek Karyawisata

Tabel 4.4

Jumlah Objek Karyawisata

Alternatif Jawaban f %

Dua Perusahaan 3 16.67

Tiga Perusahaan 10 55.56

Lebih dari tiga perusahaan 5 27.77

Jumlah 18 100

Berdasarkan tabel 4.4 di atas, dapat ditafsirkan bahwa sebagian besar mahasiswa yang mengikuti kegiatan karyawisata sebanyak 10 orang menyatakan bahwa sebaiknya objek karyawisata yang dikunjungi sebanyak tiga perusahaan, sedangkan sebagian kecil mahasiswa sebanyak 5 orang menyatakan sebaiknya objek karyawisata yang dikunjungi lebih dari tiga perusahaan dan mahasiswa sebanyak tiga orang menyatakan bahwa objek karyawisata yang dituju adalah dua perusahaan.


(19)

53 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 D u a T ig a L e b ih d a ri T ig a 16.67% 55.56% 27.77% Gambar 4.4

Jumlah Objek Karyawisata

4) Pelaksanaan

Tabel 4.5

Pelaksanaan Metode Karyawisata

Alternatif Jawaban f %

Kegiatan berjalan lancar 7 38.89

Kegiatan tidak berjalan lancar 11 61.11

Jumlah 18 100

Berdasarkan tabel 4.5 di atas, dapat ditafsirkan bahwa sebagian besar yakni sebanyak 11 orang mahasiswa menyatakan bahwa pelaksanaan metode karyawisata berjalan tidak lancar dan sebagian kecil sebanyak 7 orang mahasiswa menyatakan bahwa pelaksanaan metode karyawisata berjalan lancar.


(20)

Lancar 38.89% Tidak

Lancar 61.11%

Gambar 4.5

Pelaksanaan Metode Karyawisata

Tabel 4.6

Kendala Pelaksanaan Metode Karyawisata

Kendala-Kendala f %

Transportasi 11 61.11

Konsumsi 12 66.67

Lokasi 3 16.67

Dari 11 orang mahasiswa yang menyatakan pelaksanaan karyawisata tidak berjalan lancar, kendala yang dirasakan sebagian besar pada hal transportasi dan konsumsi sedangkan kendala yang dirasakan sebagian kecil mengenai lokasi yang dikunjungi.


(21)

55

0 10 20 30 40 50 60 70

Transportasi Konsumsi Lokasi

61.11% 66.67%

16..67%

Gambar 4.6

Kendala Pelaksanaan Metode Karyawisata 5) Penilaian

Tabel 4.7

Pembuatan laporan kegiatan karyawisata

Alternatif Jawaban f %

Membuat laporan kegiatan karyawisata 18 100

Tidak membuat laporan kegiatan karyawisata 0 0

Jumlah 18 100

Pada tabel 4.7, seluruh mahasiswa membuat laporan dari hasil kegiatan karyawisata. Laporan dibuat dalam bentuk makalah sebagai bentuk evaluasi untuk memperoleh nilai mata kuliah yang dibuat secara individu dan tidak dalam bentuk kelompok.

Tabel 4.8

Presentasi laporan kegiatan karyawisata

Alternatif Jawaban f %

Laporan kegiatan karyawisata dipresentasikan 0 0

Laporan kegiatan karyawisata tidak dipresentasikan 18 100


(22)

Dari seluruh laporan yang dibuat oleh mahasiswa, hasil yang telah dibuat tidak dipresentasikan. Laporan yang telah disusun langsung dikumpulkan ke dosen mata kuliah.

b. Minat Untuk Berwirausaha Setelah Mengikuti Karyawisata

1) Memiliki tekad untuk berwirausaha di bidang spare-part sepeda motor Tabel 4.9

Hasil kegiatan karyawisata

Alternatif Jawaban f %

Berminat untuk berwirausaha di bidang spare-part sepeda motor 5 27.78 Tidak berminat untuk berwirausaha di bidang spare-part sepeda

motor 13 72.22

Jumlah 18 100

Berdasarkan tabel 4.9, sebagian besar mahasiswa sebanyak 13 orang setelah mengikuti kegiatan karyawisata yang dilaksanakan pada mata kuliah Pembuatan Perkakas menyatakan tidak berminat untuk berwirausaha di bidang spare-part sepeda motor, dan sebagian kecil mahasiswa yaitu sebanyak 5 orang menyatakan berminat untuk berwirausaha di bidang spare-part sepeda motor setelah mengikuti kegiatan karyawisata.

Tabel 4.10 Kontribusi Karyawisata

Alternatif Jawaban F %

Karyawisata cukup memberi modal untuk berwirausaha 5 27.78 Karyawisata tidak cukup memberi modal untuk berwirausaha 13 72.22


(23)

57 Dari tabel 4.10, sebagian besar mahasiswa mengungkapkan bahwa karyawisata tidak cukup memberikan modal pengetahuan untuk berwirausaha, sedangkan sebagian kecil mahasiswa sebanyak 5 orang berpendapat bahwa karyawisata cukup memberikan modal untuk memulai usaha.

Tabel 4.11 Modal berwirausaha

Faktor-Faktor F %

Modal dana 13 72.22

Keterampilan 12 66.67

Peluang 12 66.67

Pengetahuan 8 44.44

Lainnya (tempat) 1 5.55

Berdasarkan tabel 4.11, mahasiswa yang berpendapat bahwa karyawisata kurang memberikan modal untuk berwirausaha mengungkapkan bahwa ada faktor-faktor lain yang dapat menjadi modal berwirausaha. Faktor-faktor-faktor yang dapat menjadi modal berwirausaha diantaranya modal dana, keterampilan, peluang, pengetahuan dan tempat usaha.


(24)

0 10 20 30 40 50 60 70 80 D a n a K e te ra m p il a n P e lu a n g P e n g e ta h u a n T e m p a t 72.22% 66.67% 66.67% 44.44% 5.55%

Gambar 4.9 Modal berwirausaha

2) Mencari informasi tentang wirausaha di bidang spare-part sepeda motor Tabel 4.12

Mencari informasi kewirausahaan

Alternatif Jawaban F %

Membaca buku yang berkaitan dengan wirausaha di bidang

spare-part sepeda motor 5 27.78

Tidak membaca buku yang berkaitan dengan wirausaha di bidang

spare-part sepeda motor 13 72.22

Jumlah 18 100

Berdasarkan tabel 4.12 mengenai mencari informasi tentang wirausaha, sebagian besar mahasiswa tidak tertarik untuk mencari informasi mengenai kewirausahaan dengan membaca buku dan sebagian kecil sebanyak 5 orang tertarik dengan buku-buku yang berkaitan dengan kewirausahaan.

Dari lima orang yang menyatakan tertarik untuk mencari informasi mengenai kewirausahaan, selain dengan jalan membaca buku-buku yang berkaitan dengan


(25)

59

0 10 20 30 40 50 60 70 80

Surat kabar

Televisi Radio Internet

72.22%

27.78%

11.11%

72.22%

kewirausahaan, usaha yang dilakukan untuk memperoleh informasi dilakukan melalui media yang lain. Sebanyak lima orang menggunakan media surat kabar, lima orang menggunakan media televisi, dua orang menggunakan media radio dan lima orang menggunakan media internet.

Gambar 4.10 Media Informasi 3) Ikut terlibat dalam setiap kegiatan

Tabel 4.13 Mengikuti Seminar

Alternatif Jawaban F %

Tidak pernah mengikuti seminar kewirausahaan 13 72.22

Pernah mengikuti seminar kewirausahaan 5 27.78

Jumlah 18 100

Pada tabel 4.13, sebanyak 13 orang mahasiswa menyatakan bahwa mereka tidak pernah mengikuti seminar mengenai kewirausahaan, dan sebagian kecil mahasiswa pernah mengikuti kegiatan seminar tentang kewirausahaan. Dari kelima orang yang menyatakan pernah mengikuti kegiatan seminar kewirausahaan, sebanyak empat


(26)

orang mengatakan pernah mengikuti seminar sebanyak satu kali dan satu orang mengatakan pernah mengikuti seminar kewirausahaan sebanyak dua kali.

4) Bersungguh-sungguh mendalami hal-hal yang berkaitan dengan wirausaha Tabel 4.14

Sumber informasi

Alternatif Jawaban F %

Membaca buku dan majalah yang menunjang keahlian 5 27.78 Tidak membaca buku dan majalah yang menunjang keahlian 13 72.22

Jumlah 18 100

Dari tabel 4.14, diperoleh informasi sebagian besar mahasiswa menyatakan bahwa mereka tidak membaca buku-buku dan majalah yang berhubungan dengan keahlian mereka untuk menunjang pengetahuan mengenai spare-part sepeda motor, sedangkan sebagian kecil mengaku membaca buku-buku dan majalah yang berhubungan dengan keahlian mereka. Sebagian besar dari mahasiswa mengaku bahwa setelah lulus menjadi sarjana dan tidak berkeinginan untuk berwirausaha, sedangkan lima orang berpendapat bahwa mereka akan serius untuk menekuni hal-hal yang berkaitan dengan kewirausahaan.

Tabel 4.15

Kesungguhan menekuni wirausaha

Alternatif Jawaban F %

Serius menekuni hal-hal yang berkaitan dengan kewirausahaan 5 27.78 Tidak serius menekuni hal-hal yang berkaitan dengan

kewirausahaan 13 72.22


(27)

61 2. Data Display

Dari hasil data yang diperoleh, mahasiswa yang menyatakan berminat untuk berwirausaha setelah mengikuti kegiatan karyawisata adalah sebanyak 5 orang dan 13 orang menyatakan tidak berminat setelah mengikuti kegiatan karyawisata.

5 Berminat berwirausaha setelah mengikuti karyawisata

13 Tidak berminat berwirausaha setelah mengikuti karyawisata

3. Conclution Drawing/Verification

Kesimpulan awal dari data display kembali dengan peneliti kembali ke lapangan melakukan member chek, menemui sumber data dan mengklarifikasikan kesimpulan kepada sumber data yang telah memberikan informasi.

1. Perencanaan Karyawisata

Tujuan pelaksanaan karyawisata yang ditetapkan telah cukup tepat dan jelas. Sebagian besar mahasiswa mengetahui tujuan yang hendak dicapai pada kegiatan karyawisata, hal ini dapat membantu dalam kelancaran pelaksanaan dan evaluasi hasil karyawisata. Dari penetapan sasaran yang dipilih yaitu PT. Stallion, sebagian besar mahasiswa menyebutkan bahwa PT. Stallion sebagai lokasi karyawisata yang dituju sudah sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.


(28)

2. Pelaksanaan Karyawisata

Kegiatan Karyawisata dilaksanakan dalam satu hari. Pada pelaksanaannya, metode karyawisata berjalan tidak lancar, kendala yang terjadi disebabkan oleh alat transportasi yang tidak diakomodir dan konsumsi. Setelah sampai di tempat karyawisata, mahasiswa dikondisikan dalam satu ruangan untuk penerimaan sambutan dan penjelasan mengenai PT. Stallion sebelum masuk ke lingkungan produksi untuk mengamati.

3. Evaluasi Karyawisata

Bentuk penilaian dari hasil kegiatan karyawisata ini dibuat dalam bentuk laporan makalah. Seluruh mahasiswa yang mengikuti kegiatan diwajibkan untuk membuat laporan berupa makalah yang berisikan tentang hasil dari kegiatan karyawista yang dilakukan. Dari seluruh laporan yang dibuat oleh mahasiswa, hasil yang telah dibuat tidak dipresentasikan, laporan yang telah disusun langsung dikumpulkan ke dosen mata kuliah.

4. Minat Berwirausaha Setelah Mengikuti Karyawisata

Minat mahasiswa setelah mengikuti karyawisata dalam hal wirausaha di bidang spare-part sepeda motor cukup rendah. Hanya 5 dari 18 orang yang berminat untuk berwirausaha di bidang spare-part sepeda motor, sisanya memilih untuk bekerja atau menjadi tenaga pengajar.


(29)

63 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan penelitian mengenai studi pelaksanaan metode pembelajaran karyawisata ke industri spare-part sepeda motor untuk menumbuhkan minat berwirausaha, secara umum dapat disimpulkan:

1. Tahap perencanaan.

Penetapan tujuan dan sasaran sebagai komponen dari perencanaan cukup baik, tujuan yang ditetapkan cukup tegas dan jelas serta sasaran yang dituju cukup sesuai dengan materi mata kuliah Pembuatan Perkakas.

2. Tahap Pelaksanaan

Pada pelaksanaan karyawisata terdapat kendala-kendala yang mengganggu kelancaran pelaksanaan karyawisata khususnya dalam hal transportasi dan konsumsi.

3. Tahap evaluasi

Bentuk evaluasi yang dilakukan sebagai penilaian kurang maksimal, hasil laporan yang telah dibuat tidak dipresentasikan sehingga tidak terjadi diskusi atau perbincangan mengenai hasil yang diperoleh oleh masing-masing mahasiswa. 4. Minat untuk berwirausaha di bidang spare-part sepeda motor mahasiswa rendah,


(30)

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti memberikan saran pada pihak-pihak terkait, yakni :

1. Untuk mahasiswa, agar memanfaatkan metode karyawisata yang dilaksanakan pada mata kuliah Pembuatan Perkakas untuk menambah pengetahuan dan dapat dijadikan modal pengetahuan untuk berwirausaha sebagai alternatif pilihan berkarir selain menjadi pegawai atau menjadi tenaga pengajar.

2. Untuk dosen, pelaksanaan kegiatan karyawisata alangkah lebih baiknya jika para peserta dilibatkan dalam perencanaan kegiatan. Keberhasilan dari kegiatan karyawisata ini tergantung dari kesadaran peserta tentang tujuan dan prosedur yang diikuti. Dengan kebersamaan peserta dalam perencanaan ini, mereka akan lebih menghayati tujuan dan prosedur sehingga akan lebih meningkatkan peran serta mereka dalam menyukseskan kegiatan.

3. Untuk Jurusan Pendidikan Teknik Mesin UPI, perlu adanya pengkajian program kewirausahaan dalam pendidikan karena kurikulum yang diajarkan di kuliah belum benar-benar memberikan kerangka pikir (mind set) generasi muda untuk siap berwirausaha. Jika sebagian besar generasi muda memiliki jiwa wirausaha, masalah pengangguran dan kemiskinan akan lebih cepat bisa diatasi, karena pembukaan lapangan kerja tidak akan pernah cukup untuk memenuhi tuntutan kesempatan kerja yang selalu terus bertambah.


(31)

65

DAFTAR PUSTAKA

Alma, B. (2004). Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta.

Alwi, H. (1999). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Bungin, Burhan (2008). Penelitian Kulaitatif. Jakarta: kencana Prenada Media Djaali. (2007).Psikologi Pendidikan. Jakarta:Bumi Aksara.

Djamarah, S.B. dan Zain, A. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Engkoswara. (1984). Dasar-Dasar Metodologi Pengajaran. Jakarta: Bina Aksara. Hatimah, Ihat. (2000). Strategi dan Metode Pembelajaran. Bandung: Andira. Machfoeds, Mas’ud. (2004). Kewirausahaan. Yogyakarta. UPP AMP YKPN. Mappiare, A. (1983). Psikologi Orang Dewasa. Surabaya. Usaha Nasional.

Moleong, L.J. (2008). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sagala, S. (2007). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana, N. (2008). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Suprijanto. (2007). Pendidikan Orang Dewasa. Jakarta: Bumi Aksara.

Surakhmad, W. (2003). Pengantar Interaksi Mengajar Belajar. Bandung: Tarsito. Suryana. (2006). Kewirausahaan. Jakarta: Salemba Empat.


(32)

Wirasasmita, Y. (2006). Minat Jadi Wirausahawan masih Kecil [online]. Tersedia: www.pikiran-rakyat.com/Berakhir Pekan-Pikiran Rakyat-Edisi online [24 Oktober 2007].

Yin, Robert K. (2002). Studi Kasus Desain dan Mode. Jakarta: Raja Grafindo Persada Yustinawaty. (2007). Mengembangkan Minat Wirausaha, Sulitkah? [online].

Tersedia:_______. [24 Oktober 2008].

_________. (2008). Pedoman Penulisan karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.


(1)

2. Data Display

Dari hasil data yang diperoleh, mahasiswa yang menyatakan berminat untuk berwirausaha setelah mengikuti kegiatan karyawisata adalah sebanyak 5 orang dan 13 orang menyatakan tidak berminat setelah mengikuti kegiatan karyawisata.

5 Berminat berwirausaha setelah mengikuti karyawisata

13 Tidak berminat berwirausaha setelah mengikuti karyawisata

3. Conclution Drawing/Verification

Kesimpulan awal dari data display kembali dengan peneliti kembali ke lapangan melakukan member chek, menemui sumber data dan mengklarifikasikan kesimpulan kepada sumber data yang telah memberikan informasi.

1. Perencanaan Karyawisata

Tujuan pelaksanaan karyawisata yang ditetapkan telah cukup tepat dan jelas. Sebagian besar mahasiswa mengetahui tujuan yang hendak dicapai pada kegiatan karyawisata, hal ini dapat membantu dalam kelancaran pelaksanaan dan evaluasi hasil karyawisata. Dari penetapan sasaran yang dipilih yaitu PT. Stallion, sebagian besar mahasiswa menyebutkan bahwa PT. Stallion sebagai lokasi karyawisata yang dituju sudah sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.


(2)

62 2. Pelaksanaan Karyawisata

Kegiatan Karyawisata dilaksanakan dalam satu hari. Pada pelaksanaannya, metode karyawisata berjalan tidak lancar, kendala yang terjadi disebabkan oleh alat transportasi yang tidak diakomodir dan konsumsi. Setelah sampai di tempat karyawisata, mahasiswa dikondisikan dalam satu ruangan untuk penerimaan sambutan dan penjelasan mengenai PT. Stallion sebelum masuk ke lingkungan produksi untuk mengamati.

3. Evaluasi Karyawisata

Bentuk penilaian dari hasil kegiatan karyawisata ini dibuat dalam bentuk laporan makalah. Seluruh mahasiswa yang mengikuti kegiatan diwajibkan untuk membuat laporan berupa makalah yang berisikan tentang hasil dari kegiatan karyawista yang dilakukan. Dari seluruh laporan yang dibuat oleh mahasiswa, hasil yang telah dibuat tidak dipresentasikan, laporan yang telah disusun langsung dikumpulkan ke dosen mata kuliah.

4. Minat Berwirausaha Setelah Mengikuti Karyawisata

Minat mahasiswa setelah mengikuti karyawisata dalam hal wirausaha di bidang

spare-part sepeda motor cukup rendah. Hanya 5 dari 18 orang yang berminat untuk

berwirausaha di bidang spare-part sepeda motor, sisanya memilih untuk bekerja atau menjadi tenaga pengajar.


(3)

63 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan penelitian mengenai studi pelaksanaan metode pembelajaran karyawisata ke industri spare-part sepeda motor untuk menumbuhkan minat berwirausaha, secara umum dapat disimpulkan:

1. Tahap perencanaan.

Penetapan tujuan dan sasaran sebagai komponen dari perencanaan cukup baik, tujuan yang ditetapkan cukup tegas dan jelas serta sasaran yang dituju cukup sesuai dengan materi mata kuliah Pembuatan Perkakas.

2. Tahap Pelaksanaan

Pada pelaksanaan karyawisata terdapat kendala-kendala yang mengganggu kelancaran pelaksanaan karyawisata khususnya dalam hal transportasi dan konsumsi.

3. Tahap evaluasi

Bentuk evaluasi yang dilakukan sebagai penilaian kurang maksimal, hasil laporan yang telah dibuat tidak dipresentasikan sehingga tidak terjadi diskusi atau perbincangan mengenai hasil yang diperoleh oleh masing-masing mahasiswa. 4. Minat untuk berwirausaha di bidang spare-part sepeda motor mahasiswa rendah,


(4)

64

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti memberikan saran pada pihak-pihak terkait, yakni :

1. Untuk mahasiswa, agar memanfaatkan metode karyawisata yang dilaksanakan pada mata kuliah Pembuatan Perkakas untuk menambah pengetahuan dan dapat dijadikan modal pengetahuan untuk berwirausaha sebagai alternatif pilihan berkarir selain menjadi pegawai atau menjadi tenaga pengajar.

2. Untuk dosen, pelaksanaan kegiatan karyawisata alangkah lebih baiknya jika para peserta dilibatkan dalam perencanaan kegiatan. Keberhasilan dari kegiatan karyawisata ini tergantung dari kesadaran peserta tentang tujuan dan prosedur yang diikuti. Dengan kebersamaan peserta dalam perencanaan ini, mereka akan lebih menghayati tujuan dan prosedur sehingga akan lebih meningkatkan peran serta mereka dalam menyukseskan kegiatan.

3. Untuk Jurusan Pendidikan Teknik Mesin UPI, perlu adanya pengkajian program kewirausahaan dalam pendidikan karena kurikulum yang diajarkan di kuliah belum benar-benar memberikan kerangka pikir (mind set) generasi muda untuk siap berwirausaha. Jika sebagian besar generasi muda memiliki jiwa wirausaha, masalah pengangguran dan kemiskinan akan lebih cepat bisa diatasi, karena pembukaan lapangan kerja tidak akan pernah cukup untuk memenuhi tuntutan kesempatan kerja yang selalu terus bertambah.


(5)

65

DAFTAR PUSTAKA

Alma, B. (2004). Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta.

Alwi, H. (1999). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Bungin, Burhan (2008). Penelitian Kulaitatif. Jakarta: kencana Prenada Media Djaali. (2007).Psikologi Pendidikan. Jakarta:Bumi Aksara.

Djamarah, S.B. dan Zain, A. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Engkoswara. (1984). Dasar-Dasar Metodologi Pengajaran. Jakarta: Bina Aksara. Hatimah, Ihat. (2000). Strategi dan Metode Pembelajaran. Bandung: Andira. Machfoeds, Mas’ud. (2004). Kewirausahaan. Yogyakarta. UPP AMP YKPN. Mappiare, A. (1983). Psikologi Orang Dewasa. Surabaya. Usaha Nasional.

Moleong, L.J. (2008). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sagala, S. (2007). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana, N. (2008). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Suprijanto. (2007). Pendidikan Orang Dewasa. Jakarta: Bumi Aksara.

Surakhmad, W. (2003). Pengantar Interaksi Mengajar Belajar. Bandung: Tarsito. Suryana. (2006). Kewirausahaan. Jakarta: Salemba Empat.


(6)

66 Wirasasmita, Y. (2006). Minat Jadi Wirausahawan masih Kecil [online]. Tersedia:

www.pikiran-rakyat.com/Berakhir Pekan-Pikiran Rakyat-Edisi online [24 Oktober 2007].

Yin, Robert K. (2002). Studi Kasus Desain dan Mode. Jakarta: Raja Grafindo Persada Yustinawaty. (2007). Mengembangkan Minat Wirausaha, Sulitkah? [online].

Tersedia:_______. [24 Oktober 2008].

_________. (2008). Pedoman Penulisan karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.