PELAKSANAAN DISTRIBUSI SPARE PART MOTOR HONDA DI PT TUNAS DWIPA MATRA BANDAR LAMPUNG

ABSTRAK
PELAKSANAAN DISTRIBUSI SPARE PART MOTOR HONDA
DI PT TUNAS DWIPA MATRA BANDAR LAMPUNG

Oleh
Lilik Andriani

PT Tunas Dwipa Matra perusahaan yang bergerak dibidang penjualan sepeda motor jenis
Honda, penjualan spare part asli Honda dan pelayanan jasa bagi pemilik kendaraan sepeda
motor honda. Dalam memasarkan spare part, PT Tunas Dwipa Matra menggunakan saluran
distribusi. Keputusan pemilihan saluran distribusi harus dipertimbangkan secara baik agar
aktivitas pemasaran yang dilaksanakan dapat berjalan dengan baik, sehingga saluran
dsitribusi yang digunakan dapat meningkatkan volume penjualan.

Masalah yang dihadapi oleh PT Tunas Dwipa Matra adalah terdapat barang spare part yang
jarang ada stok di gudang. Hal ini dikarenakan stok spare part di PT Tunas Dwipa Matra
menggunakan sistem waktu PO (pre order) dari PT Astra Honda Motor selama 2 bulan
sekali. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan yang dapat diambil adalah:
“Apakah Pelaksanaan Distribusi Spare Part Motor Honda di PT Tunas Dwipa Matra Bandar
Lampung sudah dilaksanakan dengan baik? ”


LILIK ANDRIANI

Tujuan dari Penelitian laporan pada PT Tunas Dwipa Matra merupakan kegiatan yang
dipergunakan untuk mengetahui pelaksanaan distribusi spare part motor Honda di PT Tunas
Dwipa Matra Bandar Lampung.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif terhadap proses saluran
distribusi di PT Tunas Dwipa Matra dengan mengumpulkan data dan informasi.
Hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa PT Tunas Dwipa Matra telah menetapkan
saluran dsitribusi langsung dan tidak langsung. Saluran distribusi langsung yaitu saluran
yang menyalurkan barang-barang yang dibeli secara langsung oleh konsumen tanpa melalui
perantara. Saluran distribusi tidak langsung yaitu saluran yang menggunakan pihak luar
untuk membantu menyalurkan barang kepada konsumen dengan melalui perantara.
Pelaksanaan saluran distribusi langsung dan tidak langsung sudah berjalan dengan baik.

Saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian adalah PT Tunas Dwipa Matra harus
mengurangi lamanya waktu PO (pre orde), agar persediaan barang spare part selalu tersedia
di gudang dan dealer-dealer kecil ataupun konsumen tidak perlu memesan untuk
mendapatkan barang yang di butuhkan.

PELAKSANAAN DISTRIBUSI SPARE PART MOTOR HONDA

DI PT TUNAS DWIPA MATRA BANDAR LAMPUNG

Oleh

LILIK ANDRIANI

Laporan Akhir
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
AHLI MADYA (A.Md)
Pada
Program Studi DIII Pemasaran
Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

JURUSAN D3 PEMASARAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
2014

RIWAYAT HIDUP


Penulis dilahirkan di Gunung Terang Lampung Barat pada tanggal 14 Desember 1992,
sebagai anak ke empat dari empat bersaudara, pasangan Bapak H. Seger Sutrisno dan Ibu
Hj. Ngatemi.
Pendidikan yang ditempuh penulis adalah SD Negeri 1 Sumber Alam Lampung Barat (19992005), SMP Negeri 2 Waytenong Lampung Barat (2005-2008) dan MAN 1 Bandar Lampung
(2008-2011).
Pada tahun 2011, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Diploma III Pemasaran
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung melalui jalur tes tertulis.
Pada tahun 2014, penulis melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di PT Tunas Dwipa
Matra Bandar Lampung.

MOTO

Jangan takut melangkah, karena jarak 1000 mil dimulai dari satu langkah.
Kemenangan yang seindah-indahnya dan sesukar-sukarnya yang boleh
direbut oleh manusia ialah menundukan diri sendiri.
(ibu kartini)

DAFTAR ISI


Halaman
DAFTAR TABEL ..................................................................................................

i

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................

ii

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................

1

1.2 Permasalahan .............................................................................................

10

1.3 Tujuan Penelitian........................................................................................


10

1.4 Manfaat Penelitian......................................................................................

10

II. LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Pemasaran................................................................................

11

2.2 Bauran Pemasaran......................................................................................

12

2.3 Saluran Pemasaran dan Jaringan Nilai.......................................................

18

2.3.1


Arti dan Pentingnya Saluran........................................................

18

2.3.2

Perkembangan Saluran.................................................................

19

2.3.3

Saluran Hibrida............................................................................

19

2.3.4

Memahami Kebutuhan Pelanggan...............................................


20

2.4 Peran Saluran Distribusi.............................................................................

20

2.4.1

Fungsi dan Aliran Saluran............................................................

21

2.4.2

Keuntungan Menggunakan Saluran..............................................

22

2.4.3


Tingkat Saluran.............................................................................

23

2.5 Keputusan Rancangan Saluran....................................................................

24

2.5.1

Menganalisis Tingkat Output Jasa yang Diinginkan Pelanggan....

25

2.5.2

Menentukan Tujuan Saluran...........................................................

25


2.5.3

Mengidentifikasi dan Mengevaluasi Alternatif Saluran Utama......

26

2.6 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Saluran Distribusi.................................

28

III. METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian.......................................................................

34

3.2 Jenis Data..................................................................................................... .

34


3.3 Sumber Data.................................................................................................

34

3.4 Metode Pengumpulan Data dan Analisis Data............................................

35

3.5 Alat Analisis yang Digunakan.....................................................................

35

3.6 Sejarah Singkat Berdirinya Perusahaan........................................................

36

3.7 Visi dan Misi PT Tunas Dwipa Matra......................................................... .

38


3.8 Struktur Organisasi PT Tunas Dwipa Matra..................................................

38

3.8.1 Deskripsi Jabatan.................................................................................

39

IV. PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian..............................................................................................

42

4.2 Saluran Distribusi Spare Part ........................................................................

42

4.3 Tujuan Perusahaan Menggunakan Saluran Distribusi...................................

44

4.4 Kebijakan Saluran Distribusi.........................................................................

45

V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan .................................................................................................

52

5.2 Saran............................................................................................................

53

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

No.

Halaman

1. Cabang PT Tunas Dwipa Matra Bandar Lampung...............................................

2

2. Produk Spare Part PT Tunas Dwipa Matra Bandar Lampung.............................

3

3. Daftar Harga dan Produk Spare Part PT Tunas Dwipa Matra
Bandar Lampung – PT Nusantara Jaya Sakti Bandar Lampung .........................

4

4. Spare Part yang Jarang ada Stok di Gudang........................................................

8

5. Kebijakan Saluran Distribusi pada PT Tunas Dwipa Matra.................................

46

DAFTAR GAMBAR

No.

Halaman

1. Saluran Distribusi PT Tunas Dwipa Matra Bandar Lampung...........................

7

2. Saluran tingkat nol (zero-level channel).............................................................

23

3. Saluran tingkat satu (one-level channel).............................................................

24

4. Saluran tingkat dua (two-level channel).............................................................

24.

5. Saluran tingkat tiga (three-level channel)...........................................................

24

1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Persaingan bisnis yang sangat ketat seperti saat ini, setiap perusahaan dituntut untuk
menjalankan konsep pemasaran dengan tepat guna meraih pangsa pasar yang besar dan
sukses menjadi pemimpin pasar. Konsep pemasaran yang baik dan terstruktur dapat
memuaskan konsumen. Dalam memuaskan pelanggannya perusahaan harus dapat memilih
konsep pemasaran dengan tepat, agar perusahaan tersebut dapat berkembang dan
mendapatkan laba yang diinginkan.

Para pemasar menggunakan alat untuk mendapatkan tanggapan yang diinginkan dari pasar
sasaran mereka, alat-alat tersebut membentuk suatu bauran pemasaran. Penerapan bauran
pemasaran sangat penting, karena bauran pemasaran merupakan alat pemasaran yang dapat
dikendalikan dan dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan tanggapan yang diinginkan
dalam pasar sasaran.

PT Tunas Dwipa Matra adalah sebuah perusahaan yang bergerak di dalam bidang penjualan
sepeda motor bermerek Honda, penjualan suku cadang asli Honda dan pelayanan jasa bagi
pemilik kendaraan sepeda motor honda. Sejak berdirinya perusahaan PT Tunas Dwipa Matra
berkonsentrasi pada bidang usaha penjualan suku cadang untuk sepeda motor jenis honda
guna untuk memenuhi kebutuhan pemilik kendaraan sepeda motor jenis honda. Suku cadang
yang dijual pada perusahaan bervariasi sesuai dengan kebutuhan konsumen.

2

PT Tunas Dwipa Matra memiliki berbagai cabang yang tersebar di daerah Lampung yang
menjadi sasaran perusahaan dapat dilihat dalam Tabel 1.1
Tabel 1.1 Cabang PT Tunas Dwipa Matra Bandar Lampung Tahun 2014
No

Cabang PT Tunas Dwipa Matra

1

Bandar Lampung

2

Lampung Tengah

3

Lampung Timur

4

Lampung Utara

5

Lampung Barat

6

Lampung Selatan

7

Tulang Bawang

8

Tulang Bawang Barat

9

Peringsewu

10

Pesawaran

11

Mesuji

12

Way Kanan

13

Metro

14

Tanggamus

Sumber : PT Tunas Dwipa Matra Bandar Lampung, 2014

Pada Tabel 1.1 terlihat bahwa jaringan dealer PT Tunas Dwipa Matra tersebar diberbagai
wilayah Lampung yang melaksanakan penjualan dalam usahanya untuk menaikan kapasitas
penjualan dan tercapainya target yang di harapkan perusahaan.

3

Dalam pelaksanaan saluran distribusi untuk meningkatkan penjualan PT Tunas Dwipa Matra
tidak luput dari bauran pemasaran yang didasarkan sebagai berikut:

1. Kebijakan Produk (product)
Menurut Kotler (2009 : 4), Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada
pasar untuk memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan konsumen.

PT Tunas Dwipa Matra merupakan perusahaan yang menjual speda motor jenis Honda.
Untuk memenuhi segala kebutuhan akan perlengkapan sepeda motor jenis Honda maka
PT Tunas Dwipa Matra menjual berbagai jenis produk spare part asli Honda untuk
menunjang kebutuhan konsumen pengguna sepeda motor jenis Honda yang dapat dilihat
dalam Tabel 1.2

Tabel 1.2 Produk Spare Part yang di Jual PT Tunas Dwipa Matra Bandar Lampung
Tahun 2014
No

Jenis Spare Part

No

Jenis Spare Part

1

Filter udara

9

Kabel gas

2

Kampas rem depan

10

Saringan udara

3

Kampas rem belakang

11

Kabel spidometer

4

Rantai

12

Ring piston

5

Gir depan

13

Relay starter

6

Gir belakang

14

Batteray charger

7

Bohlam depan

15

Oli MPX2 1 L

8

Bohlam belakang

16

Radiator comp

Sumber : PT Tunas Dwipa Matra Bandar Lampung, 2014

4

2. Kebijakan Harga (price)
Menurut Kotler (2009 : 68), Harga adalah salah satu elemen bauran pemasaran yang
menghasilkan pendapatan, elemen lain yang menghasilkan biaya.

Harga merupakan salah satu unsur bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan
penjualan, sedangkan unsur yang lain menimbulkan biaya. Kebijakan harga akan menentukan
kedudukan perusahaan dalam persaingan, sedangkan kemampuan perusahaan untuk bersaing
akan mempengaruhi besar kecilnya penjualan.

Tabel 1.3 Daftar Harga dan Produk Spare Part PT Tunas Dwipa Matra
Bandar Lampung – PT Nusantara Jaya Sakti Bandar Lampung Tahun 2014

1

Filter udara

32.000

Harga Spare Part
PT Nusantara Jaya
Sakti (Rp)
37.500

2

Kampas rem depan

37.000

45.000

3

Kampas rem belakang

26.500

35.000

4

Rantai

65.000

70.000

5

Gir depan

35.500

40.000

6

Gir belakang

63.000

70.000

7

Bohlam depan

25.000

30.000

8

Bohlam belakang

7.500

10.000

9

Kabel gas

20.000

25.000

10

Saringan udara

43.000

47.000

11

Kabel spidometer

15.000

18.000

12

Ring piston

45.000

50.000

13

Relay starter

40.000

45.000

14

Batteray charger

150.000

155.000

15

Oli MPX2

35.000

40.000

16

Radiator comp

35.000

40.000

No

Jenis Spare Part

Harga Spare Part PT Tunas
Dwipa Matra (Rp)

Sumber : PT Nusantara Jaya Sakti Bandar Lampung, 2014

5

Berdasarkan Tabel 1.3 terlihat bahwa perbandingan harga jual spare part pada
PT Tunas Dwipa Matra dengan harga jual pada dealer PT Nusantara Jaya Sakti Bandar
Lampung. Pada dealer PT Nusantara Jaya Sakti harga jual spare part yang ditawarkan lebih
mahal, karena PT Tunas Dwipa Matra adalah perusahaan pemasok utama spare part untuk
cabang di seluruh Lampung.

3. Kebijakan Promosi (promotion)
Menurut Kotler (2009 : 219), Promosi adalah bahan inti dalam kampanye pemasaran, terdiri
dari alat insentif, sebagian besar jangka pendek, yang dirancang untuk menstimulasi
pembelian, yang lebih cepat atau lebih besar atas produk atau jasa tertentu oleh konsumen
atau perdagangan.

Memberikan informasi kepada konsumen tentang produk perusahaan merupakan kegiatan
promosi. Promosi dirancang untuk merangsang pembelian lebih cepat terhadap sebuah
produk tertentu oleh konsumen atau pedagang. Promosi dilakukan untuk memberitahu atau
menginformasikan, meyakinkan dan mengingatkan akan suatu produk baru, yang pada
akhirnya akan menimbulkan terjadinya transaksi jual beli dalam pemasaran. Dengan promosi
yang baik maka konsumen akan tertarik dan menjadi konsumen yang potensial.
Kebijakan promosi yang dilakukan PT Tunas Dwipa Matra adalah:
1. Iklan, PT Tunas Dwipa Matra mempromosikan produknya melalui media iklan yang
disampaikan melalui,
a. Televisi : iklan yang disampaikan melalui televisi

yang dilaksanakan

PT Astra Honda Motor (AHM), untuk mempromosikan berbagai produk Honda
dan berpengaruh terhadap cabang-cabang terutama PT Tunas Dwipa Matra dengan

6

menggunakan sejumlah artis sebagai bintang iklan seperti, Agnes Monica dan
Nidji.
b. Radio : PT Tunas Dwipa Matra mempromosikan berbagai produk Honda yang
disiarkan melalui D’oz Radio Lampung pukul 19.30-21.00
c. Koran : PT Tunas Dwipa Matra mempromosikan produknya dengan menampilkan
iklan Honda pada surat kabar Tribun Lampung dan Radar Lampung.
d. Banner : PT Tunas Dwipa Matra mempromosikan produk Honda dengan
menampilkan iklan pada jalan-jalan seperti, di jalan ZA. Pagar Alam.
2. Promosi penjualan, yang dilakukan PT Tunas Dwipa Matra dalam melakukan
promosi penjualan adalah pameran spare part saat launching sepeda motor baru,
kanvasing ke bengkel-bengkel umum dan AHASS, dan memeberikan diskon pada
pembelian spare part.
3. Personal selling, PT Tunas Dwipa Matra memberikan informasi mengenai produk
dengan cara tatap muka secara langsung untuk menjalin hubungan yang saling
menguntungkan dengan pihak lain.
4. Publisitas, PT Tunas Dwipa Matra memberikan informasi mengenai perusahaan dan
produknya melalui web site agar masyarakat lebih mudah untuk mengetahui tentang
segala informasi tersebut.

4. Kebijakan Saluran Distribusi (place)
Menurut Kotler (2009 : 106), Saluran distribusi adalah sekelompok organisasi yang saling
bergantung dan terlibat dalam proses pembuatan produk atau jasa yang disediakan untuk
digunakan atau dikonsumsi.

7

Saluran distribusi merupakan seperangkat alur yang diikuti produk atau jasa setelah produksi,
berakhir dalam pembelian dan digunakan oleh pengguna akhir. Distribusi memperlihatkan
berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk menjadikan produk atau jasa dapat
diperoleh dan tersedia bagi konsumen sasaran.

Sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan, maka dalam penentuan
saluran distribusi menjadi hal yang sangat penting untuk kelancaran arus barang dari
produsen ke konsumen. Produsen mempunyai banyak alternatif untuk menjangkau pasar
mereka dapat menjual langsung satu, dua, atau tiga tingkat saluran. Untuk memutuskan jenis
saluran yang digunakan, diperlukan analisi kebutuhan pelanggan, menentukan tujuan, dan
mengidentifikasi serta mengevaluasi alternatif utama, termasuk jenis dan jumlah perantara
yang terlibat dalam saluran. Untuk menyalurkan barang perusahaan ke pedagang besar atau
konsumen perusahaan harus memiliki saluran distribusi yang efektif.

Gambar 1. Saluran Distribusi PT Tunas Dwipa Matra Bandar Lampung, 2014
PT Astra Honda Motor

PT Tunas Dwipa Matra

Dealer-dealer Kecil

Konsumen
Sumber : PT Tunas Dwipa Matra Bandar Lampung, 2014

8

Berdasarkan gambar 1 terlihat bahwa dijelaskan PT Tunas Dwipa Matra menggunakan dua
saluran distribusi yakni saluran distribusi langsung dan saluran distribusi tidak langsung.
Saluran distribusi langsung, yaitu saluran yang menyalurkan barang-barang yang dibeli
secara langsung oleh konsumen tanpa melalui perantara. Sedangkan Saluran distribusi tidak
langsung, yaitu saluran yang menggunakan pihak luar untuk membantu menyalurkan barang
kepada konsumen dengan melalui perantara.

Berikut ini terdapat barang spare part yang jarang terdapat stok di gudang yang dapat dilihat
pada Tabel 1.4
Tabel 1.4 Spare Part yang Jarang ada Stok di Gudang, Tahun 2014
No

Jenis Spare Part

1

V-belt

2

Sokbreker Belakang

3

Kem

4

Piston ring

5

Bearing

6

Set Ring 25MM

Sumber : PT Tunas Dwipa Matra Bandar Lampung, 2014

Berdasarkan Tabel 1.4 dapat dijelaskan bahwa barang spare part yang jarang ada stok di
gudang yaitu V-belt, Sokbreker Belakang, Kem, Piston ring, Bearing, dan Set Ring 25MM .
Hal ini dikarenakan waktu PO (pre order) spare part PT Tunas Dwipa Matra kepada
PT Astra Honda Motor cukup lama selama 2 bulan sekali, sehingga stok barang-barang
tersebut sering mengalami kekosongan.

9

5. Kebijakan Sumber Daya Manusia (people)
Sumber daya manusia dalam suatu perusahaan memegang peranan penting untuk
menjalankan

tugas

dan

pekerjaan

demi

kelangsungan

hidup

suatu

perusahaan.

PT Tunas Dwipa Matra harus memiliki karyawan yang berkualitas, profesional, dan orangorang yang berpengalaman dalam dunia kerja.

6. Kebijakan Wujud Fisik (physical evidence)
Wujud fisik merupakan berperanan penting untuk suatu kegiatan transaksi yang dilakukan
oleh PT Tunas Dwipa Matra. Fasilitas yang dimiliki pada bagian pendistribusian spare part
antara lain: gudang yang luas, memiliki kendaraan roda 4 dan roda 2 untuk menyalurkan
barang, dan memiliki rak-rak dengan kode barang spare part.

7. Proses (process)
Proses merupakan kombinasi dari seluruh kegiatan umum yang terdiri dari prosedur,
aktivitas, dan mekanis sebuah perusahaan yang akan di sampaikan kepada konsumen atau
pelanggan.

Pada penelitian ini PT Tunas Dwipa Matra telah melaksankan bauran pemasaran yang terdiri
dari 7P ( produck, price, promotion, place, people, physical evidence, process). Maka, disini
peneliti memilih salah satu bauran pemasaran untuk di analisis yaitu mengenai place (saluran
distribusi), karena saluran distribusi yang dijalankan PT Tunas Dwipa Matra memiliki
masalah pada waktu PO (pre order).

10

Berdasarkan data-data yang telah dijabarkan diatas penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian tentang pelaksanaan distribusi pada PT Tunas Dwipa Matra, maka penulis memilih
judul yaitu: “Pelaksanaan Distribusi Spare Part Motor Honda Di PT Tunas Dwipa
Matra Bandar Lampung”.

1.2 Permasalahan
Masalah yang dihadapi oleh PT Tunas Dwipa Matra adalah terdapat barang spare part yang
jarang ada stok di gudang yang dapat dilihat pada Tabel 1.4. Hal ini dikarenakan stok spare
part di PT Tunas Dwipa Matra menggunakan sistem waktu PO (pre order) dari
PT Astra Honda Motor selama 2 bulan sekali. Berdasarkan latar belakang tersebut diatas,
maka permasalahan yang dapat diambil adalah: “Apakah Pelaksanaan Distribusi Spare
Part Motor Honda di PT Tunas Dwipa Matra Bandar Lampung sudah dilaksanakan
dengan baik? ”

1.3 Tujuan Penelitan
Penelitian laporan pada PT Tunas Dwipa Matra merupakan kegiatan yang dipergunakan
untuk mengetahui pelaksanaan distribusi spare part motor Honda di PT Tunas Dwipa Matra
Bandar Lampung.

1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi PT Tunas Dwipa Matra penelitian ini digunakan untuk membandingkan antara teori
yang dipelajari dengan kenyataan di PT Tunas Dwipa Matra Bandar Lampung.
2. Bagi penulis sebagai laporan akhir perkuliahan dan pengembangan serta pengetahuan
yang diperoleh selama perkuliahan, khususnya yang berhubungan dengan saluran
distribusi.

11

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Pemasaran
Pemasaran dikatakan sebagai bidang profesi yang dinamis dan senantiasa berubah mengikuti
situasi terkini. Pemasaran merupakan ujung tombak dari serangkaian kegiatan perusahaan
baik yang bergerak dalam bidang barang atau jasa. Pemasaran juga merupakan suatu kegiatan
yang dilakukan oleh para pengusaha untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen
dengan kualitas yang baik, untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, serta
penjualan yang memperoleh laba. Pemasaran sangat berperan penting terhadap penjualan
produk. Pernyataan ini berarti pemasaran berperan sebagai penghubung antara kebutuhankebutuhan masyarakat degan pola jawaban industri yang bersangkutan, maksutnya barang
atau jasa yang diberikan oleh pemproduksi akan dapat memenuhi kebutuhan dan kepuasan
pengguna barang atau jasa yang dihasilkan.
Menurut Kotler (2009 : 7), Pemasaran adalah suatu proses sosial dimana individu atau
kelompok dapat mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan
penawaran dan secara bebas mempertukarkan produk atau jasa yang bernilai satu sama
lain.
Menurut Swastha (2008 : 5), menyebutkan bahwa pemasaran adalah satu sistem keseluruhan
dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga,
mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik
pada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.

12

Dengan adanya pemasaran barang atau jasa yang dihasilkan perusahaan dapat disalurkan
kepada konsumen dengan pertukaran nilai uang sehingga perusahaan akan mendapatkan laba
dari produksi barang atau jasa yang dijual. Pemasaran juga merupakan sistem keseluruhan
dari kegiatan usaha yang dilakukan untuk merencanakan produk, menetukan harga,
mempromosikan, mendistribusikan barang atau jasa dari produsen ke konsumen secara tepat
dan cepat. Untuk mencapai sukses, suatu perusahaan harus mengetahui adanya cara dan
falsafah yang terlibat didalam pemasaran yang baik. Cara dan falsafah ini disebut dengan
konsep pemasaran. Konsep pemasaran dibuat dengan menggunakan tiga faktor dasar yaitu:
1. Saluran perencanaan dan kegiatan perusahaan harus berorientasi pada konsumen/pasar
2. Penjualan yang menguntungkan harus menjadi tujuan utama perusahaan.
3. Saluran kegiatan pemasaran dalam

perusahaan harus dikoordinasikan dan

diintegrasikan secara organisasi.
Tujuan utama konsep pemasaran adalah melayani konsumen agar mencapai tingkat
keuntungan tertentu, pertumbuhan perusahaan, atau peningkatan pangsa pasar.

2.2 Bauran Pemasaran
Menurut Kotler (2009 : 63), bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran baik
produk, harga, promosi, distribusi yang dipadukan untuk menghasilkan respon yang
diinginkan pasar sasaran.

Penerapan bauran pemasaran sangat penting, karena bauran pemasaran merupakan alat
pemasaran yang dapat dikendalikan dan dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan
tanggapan yang diinginkan dalam pasar sasaran. Bauran pemasaran terdiri dari 7P yaitu :
produck, price, promotion, place, people, physical evidence, process.

13

Berikut ini kegiatan bauran pemasaran terdiri dari 7P antara lain:

1. Produk (product)
Mengelola perencanaan dan pengembangan unsur produk atau jasa yang tepat untuk
dipasarkan.
Menurut Swastha (2008 : 165), Produk adalah suatu sifat yang kompleks baik dapat diraba
maupun tidak dapat diraba, termasuk bungkus, warna, harga, prestise perusahaan dan
pengecer, pelayanan perusahaan dan pengecer, yang diterima oleh pembeli untuk
memuaskan keinginan atau kebutuhannya.

Menurut Kotler (2009 : 6), Klasifikasi barang dibedakan menjadi 4 golongan yaitu:
1. Barang sehari-hari (convenience goods)
Adalah barang yang didapatkan dengan segera dan dengan usaha yang minimum.
Contohnya : makanan ringan, minuman, sabun dan surat kabar.
2. Barang belanja (shopping goods)
Adalah barang yang secara karakteristik dibandingkan oleh konsumen berdasarkan
kococokan, kualitas, harga, dan gaya. Contohnya : prabot, pakaian, mobil bekas, dan
peralatan rumah tangga utama.
3. Barang khusus (specially goods)
Mempunyai karakteristik atau identifikasi merek yang unik dimana ada cukup banyak
pembeli yang bersedia melakukan usaha pembelian khusus. Contohnya : mobil, peralatan
fotografi, komponen stereo, dan busana pria.
4. Barang yang tak dicari (unsought goods)
Adalah barang yang tidak dikenal konsumen atau biasanya tak terfikirkan untuk dibeli.

14

2. Harga (price)
Harga merupakan suatu sistem manajemen perusahaan yang akan menentukan harga dasar
yang tepat bagi produk atau jasa.

Menurut Kotler (2009 : 68), Harga adalah salah satu elemen bauran pemasaran yang
menghasilkan pendapatan, elemen lain yang menghasilkan biaya. Dengan demikian, harga
merupakan suatu hal yang menarik bagi para penjual maupun pembeli dipasar.

menurut Swastha (2008 : 241), Harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa produk kalau
mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan
pelayanannya.

Dalam strategi penentuan harga, manajemen harus menetapkan dulu tujuan utamanya, tujuan
ini berasal dari perusahaan itu sendiri yang selalu berusaha menetapkan harga barang dan jasa
setepat mungkin. Menurut Swastha (2008 : 242) tujuan penetapan harga antara lain :
1. Meningkatkan penjualan
2. Mempertahankan dan memperbaiki market share
3. Stabilitas harga
4. Mencapai target pengembalian investasi
5. Mencapai laba maksimum, dan sebagainya.
Tingkat harga yang terjadi dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti :
1. Kondisi perekonomian
2. Penawaran dan permintaan
3. Elastisitas permintaan
4. Persaingan

15

5. Biaya
6. Tujuan manajer
7. Pengawasan permintaan

3. Promosi (promotion)
Promosi merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh suatu perusahaan untuk mempengaruhi
konsumen agar membeli produk yang dihasilkan dengan mengarahkan kepada tindakan untuk
menciptakan pertukaran atau mendorong permintaan.

Menurut Swastha (2008 : 349), Promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang
dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan
pertukaran dalam pemasaran.

Menurut Swastha (2008 : 350), ada beberapa jenis promosi secara umum antara lain:
1. Periklanan
Merupakan bentuk penjelasan dan promosi non pribadi tentang ide, barang dan jasa
yang dibayar oleh sponsor tertentu.
2. Personal selling
Adalah seorang pemasar yang melakukan suatu percakapan lisan dengan calon
pembeli yang ditujukan untuk menciptakan penjualan.

16

3. Publikasi
Adalah pendorong permintaan secara non pribadi untuk mendapatkan suatu
produksi, jasa, atau ide dengan menggunakan berita komersial dimedia massa dan
sponsor tidak dibebani sejumlah biaya secara langsung.
4. Promosi penjualan
Adalah kegiatan pemasaran selain wiraniaga, periklanan, dan publikasi yang
mendorong pembelian konsumen dan kegiatan pengecer, kegiatan tersebut antara
lain: peragaan, pertunjukan, demonstrasi, dan pameran.

4. Distribusi (place)
Untuk memperlancar arus barang atau jasa dari produsen ke konsumen, salah satu faktor yang
penting adalah memilih saluran secara tepat saluran distribusi yang dipergunakan untuk
menyampaikan barang atau jasa dari produsen ke konsumen. Saluran distribusi merupakan
seperangkat alur yang diikuti produk atau jasa setelah produksi berakhir dalam pembelian dan
digunakan oleh pengguna akhir.

Menurut Kotler (2009 : 106), Saluran distribusi adalah sekelompok organisasi yang saling
bergantung dan terlibat dalam proses pembuatan produk atau jasa yang disediakan untuk
digunakan atau dikonsumsi.

Menurut Swastha (2008 : 285), Saluran distribusi merupakan suatu struktur organisasi
dalam perusahaan dan luar perusahaan yang terdiri atas agen, dealer, pedagang besar, dan
pengecer, melalui sebuah komoditi, produk, atau jasa dipasarkan.

17

Beberapa peantara, seperti pedagang grosir dan eceran, yang membeli berhak atas menjual
kembali barang dagangan disebut pedagang. Perantara lainnya, seperti broker, perwakilan
produsen, agen penjualan, mencari pelanggan dan dapat bernegosiasi atas nama produsen,
tetapi tidak memiliki hak atas barang. Oleh karena itu, mereka disebut agen. Masih ada
perantara lain, seperti perusahaan transportasi, gudang independen, bank, agen, periklanan,
yang membantu dalam proses distribusi, tetapi juga memiliki hak atas barang dan tidak
negosiasikan pembelian atau penjuala, mereka disebut fasilitato.

5. Sumber Daya Manusia (people)
Perusahaan harus memiliki karyawan atau sales yang profesional dan berpengalaman dalam
pendistribusian barang, sehingga dapat memudahkan berjalannya suatu proses distribusi.

6. Wujud Fisik (physical evidence)
Suatu perusahaan harus memiliki pelayanan yang baik untuk mendistribusikan barang dalam
hal ketepatan waktu, ke utuhan barang sampai kepedagang, memiliki gudang yang luas, dan
memiliki tenaga pengirim yang berpengalaman.

7. Proses (process)
Suatu rangkaian kegiatan yang saling berkoordinasi untuk memperlancar proses saluran
distribusi suatu perusahaan.

18

2.3 Saluran Pemasaran dan Jaringan Nilai
Sebagian besar produsen tidak menjual barang mereka kepada pengguna akhir secara
langsung di antara mereka terdapat sekelompok perantara yang melaksanakan beragam
fungsi. Perantara ini membentuk saluran pemasaran (disebut juga saluran dagang atau saluran
distribusi). Saluran pemasaran (marketing channels) adalah sekelompok organisasi saling
bergantung dan terlibat dalm proses pembuatan produk atau jasa yang disediakan untuk
digunakan atau dikonsumsi.

2.3.1 Arti dan Pentingnya Saluran
Sistem saluran distribusi (marketing channel system) adalah sekelompok saluran pemasaran
tertentu yang digunakan oleh sebuah perusahaan dan keputusan tentang sistem ini merupakan
salah satu keputusan terpenting yang dihadapi manajemen. Pemasaran menggunakan saluran
distribusi untuk menggelar, menjual, atau menyampaikan produk barang atau jasa kepada
pelanggan atau pengguna. Saluran distribusi mencakup distributor, pedagang grosir, pengecer
dan agen. Saluran yang dipilih mempengaruhi semua keputusan pemasaran lainnya.
Penetapan harga perusahaan tergantung pada apakah perusahaan menggunakan pedagang
massal atau bukti berkualitas tinggi.
Dalam pemilihan saluran distribusi sendiri bergantung pada strategi pemasaran perusahaan
dengan memperhatikan segmentasi, penentuan target, dan positioning. Dalam mengelola
perantaranya, perusahaan harus memutuskan berapa besar usaha yang dilakukan untuk
melakukan strategi pemasaran yaitu:
1. Strategi dorong (push strategy) menggunakan tenaga penjualan, uang promosi dagang,
atau sarana lain produsen untuk mendorong perantara membawa, mempromosikan, dan
menjual produk ke pengguna akhir.

19

2. Strategi tarik (pull strategy) produsen menggunakan iklan, promosi, dan bentuk
komunikasi lain untuk meyakinkan konsumen agar meminta produk dari perantara
sehingga mendorong perantara memesan produk tersebut.

2.3.2 Perkembangan Saluran
Antara produsen dan pengguna akhir berdiri satu atau lebih saluran pemasaran, sekelompok
perantara pemasaran yang melaksanakan berbagai fungsi. Keputusan saluran pemasaran
merupakan salah satu keputusan terpenting yang di hadapi manajemen. Saliran yang dipilih
perusahaan sangat mempengaruhi semua keputusan pemasaran lain.

2.3.3 Saluran Hibrida
Perusahaan yang berhasil saat ini juga melipatgandakan jumlah ”kunjungan ke pasar” atau
saluran hibrida (hybrid channels) dibanyak wilayah pasar. Perusahaan yang mengelola
saluran hibrida harus memastikan bahwa saluran-saluran ini bekerja sama dengan baik dan
menyesuaikan diri dengan cara pelaksanaan bisnis yang disukai setiap pelanggan sasaran.
Menurut Kotler (2009 : 109), Pelanggan mengharapkan integrasi saluran, yang ditentukan
karakter oleh fitur-fitur seperti:
1. Kemampuan untuk memesan produk secara online dan memilihnya di lokasi eceran yang
nyaman
2. Kemampuan untuk mengembalikan produk yang dipesan secara online ke toko pengecer
terdekat
3. Hak untuk menerima tawaran diskon dan promosi berdasarkan total pembelian online
dan offline.

20

2.3.4 Memahami Kebutuhan Pelanggan
Konsumen dapat memilih saluran yang mereka sukai berdasarkan sejumlah faktor : harga,
pilihan produk, dan kenyamanan pilihan saluran dan juga tujuan belanja mereka. Tipe-tipe
pembelanja :
1. Pembelanja berdasarkan kebiasaan membeli dari tempat yang sama dengan cara yang
sama sepanjang waktu.
2. Pencari kesepakatan bernilai tinggi mengetahui kebutuhan mereka dan banyak
melakukan “penyelidikan saluran” sebelum membeli dengan harga serendah mungkin.
3. Pembelanja yang mencintai keragaman mengumpulkan banyak informasi dibanyak
saluran, memanfaatkan layanan sentuhsn tinggi, kemudian membeli di saluran favorit
mereka tanpa memperhatikan harga.
4. Pembelanja dengan keterlibatan tinggi mengumpulkan informasi layanan pelanggan
dari saluran sentuhan tinggi.

2.4 Peran Saluran Distribusi
Produsen sering kali bisa mendapatkan efektivitas dan efisiensi dalam melakukan penjualan
dengan menggunakan perantara. Melalui kontak pengalaman, spesialisasi, dan skala operasi
mereka, perantara membuat barang tersedia secara luas dan dapat diakses oleh pasar sasaran,
dan biasanya menawarkan pencapaian yang lebih besar daripada pencapaian yang dilakukan
oleh perusahaan sendiri. Banyak perusahaan kekurangan sumber daya keuangan dan keahlian
untuk menjual secara langsung.

21

2.4.1 Fungsi dan Aliran Saluran
Saluran distribusi berfungsi untuk menggerakan barang dari produsen ke konsumen. Saluran
distribusi mengatasi kesenjangan waktu, tempat, dan kepemilikan yang memisahkan barang
dan jasa dari mereka yang memerlukan atau yang menginginkannnya.
Menurut Kotler (2009 : 112), Anggota saluran distribusi melaksanakan sejumlah fungsi
saluran distribusi antara lain:
1. Mengumpulkan informasi tentang pelanggan potensial dan oelanggan saat ini,
pesaing, serta pelaku dan kekuatan lain dalam lingkungan pemasaran.
2. Mengembangkan dan menyebarluaskan komunikasi persuasif untuk mendorong
pembelian.
3. Mencapai kesepakatan harga dan persyaratan lain sehingga transfer kepemilikan dapat
dipengaruhi.
4. Memesan kepada produsen.
5. Mendapatkan dana untuk membiayai persediaan pada berbagai tingkat dalam saluran
pemasaran.
6. Mengasumsi resiko yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan saluran.
7. Menyediakan penyimpanan dan pergerakan dari produk fisik secara lancar.
8. Menyediakan tagihan untuk pembayaran pembeli melalui bank atau institusi keuangan
lainnya.
9. Mengawasi perpindahan kepemilikan sebenarnya dari satu organisasi atau orang ke
organisasi atau orang lain.
Beberapa fungsi (fisik, hak milik, promosi) membentuk aliran aktivitas ke depan dari
perusahaan kepada pelanggan; fungsi lain (pemesanan dan pembayaran) membentuk aliran ke

22

belakang dari pelanggan ke perusahaan. Akan tetapi, fungsi lain (informasi, negosiasi,
keuangan, dan resiko) terjadi dalam dua arah.
Semua fungsi saluran mempunyai tiga kesamaan, yaitu menggunkan sumber daya langka,
lebih berhasil jika dilaksanakan melalui spesialisasi, dan dapat dialihkan antar anggota
saluran. Ketika produsen mengalihkan beberapa fungsinya ke perantara, maka biaya dan
harga produsen menjadi lebih rendah, tetapi perantara harus menambahkan biaya untuk
menutup pekerjaannya. Jika perantara lebih efisien dibandingkan produsen, maka harga bagi
konsumen seharusnya lebih rendah. Jika konsumen melaksanakan sendiri beberapa fungsi,
maka merka seharusnya menikmati harga yang jauh lebih murah. Perubahan institusi salurab
akan lebih mencerminkan penemuan berbagai cara efisien lainnya untuk menggabungkan
atau memisahkan fungsi ekonomi yang menyediakan pilihan barang kepada pelanggan
sasaran.

2.4.2 Keuntungan Menggunakan Saluran Distribusi
Meneurut Swastha (2008 : 290) dapat disebutkan bahwa penggunaan perantara mempunyai
keuntungan, yaitu :
1. Mengurangi tugas produsen dalam kegiatan distribusi untuk mencapai konsumen
2. Kegiatan distribusinya cukup baik bilamana perantara sudah mempunyai
pengalaman.
3. Perantara dapat membantu menyediakan peralatan dan jasa reparasi yang
dibutuhkan untuk beberapa jenis produk tertentu, sehingga produsen tidak perlu
menyediakannya.

23

4. Perantara dapat membantu di bidang pengangkutan dengan menyediakan alat-alat
transportasi.
5. Perantara dapat membantu di bidang penyimpanan dengan menyediakan fasilitasfasilitas penyimpanan, seperti gudang atau fasilitas lainnya.
6. Perantara dapat membantu di bidang keuangan dengan menyediakan sejumlah dana
untuk melakukan penjualan secara kredit kepada pembeli akhir, atau untuk
melakukan pembelian secara tunai dari produsen.

2.4.3 Tingkat Saluran
Produsen dan pelanggan akhir merupakan bagian dari semua saluran. Jumlah tingkat
perantara unutk menentukan saluran distribusi.
Menurut Kotler (2009 : 112), Ada beberapa saluran distribusi barang ke konsumen
digolongkan berdasarkan jumlah tingkat saluran dan jumlah perantara.
Berikut bentuk-bentuk Saluran Distribusi barang ke konsumen berdasarkan jumlah tingkat
saluran dan jumlah perantara antara lain :
1. Saluran tingkat nol (zero-level channel)
Gambar. 2
PRODUSEN

KONSUMEN

Saluran distribusi langsung yaitu saluran distribusi yang terdiri dari produsen yang
menjual langsung ke konsumen akhir.

24

2. Saluran tingkat satu (one-level channel)
Gambar. 3
PRODUSEN

KONSUMEN

PENGECER

Saluran distribusi yang memiliki satu perantara penjualan, seperti pengecer sedangkan
dalam pasar industri perantara ini adalah sales agen/makelar.
3. Saluran tingkat dua (two-level channel)
Gambar. 4

PRODUSEN

GROSIR

PENGECER

KONSUMEN

Saluran distribusi yang mengandung dua perantara penjualan, perantara ini biasanya
pedagang besar dan pengecer.
4. Saluran tingkat tiga (three-level channel)
Gambar. 5
PRODUSEN
a

GROSIR

PEDAGANG
BESAR

PENGECER

KONSUMEN

Saluran distribusi yang mengandung tiga perantara penjualan, perantara ini biasanya
pedagang besar, pemborong, dan pengecer.

2.5 Keputusan Rancangan Saluran
Salah satu keputusan penting yang harus diambil oleh manajemen pemasaran adalah
keputusan dibidang saluran distribusi. Perusahaan harus dapat merancang keputusan sistem
saluran distribusi karena perusahaan membutuhkan keputusan dalam menjalankan saluran
distribusi.

25

Ada beberapa keputusan perusahaan untuk merancang saluran distribusi antara lain :
2.5.1 Menganalisis Tingkat Output Jasa yang Diinginkan Pelanggan
Dalam merancang saluran pemasaran, pemasar harus memahami tingkat output jasa yang
diinginkan pelanggan sasarn. Menurut Kotler (2009 : 114), Saluran distribusi menghasilkan
lima output jasa yaitu:
a. ukuran lot, jumlah unit yang diizinkan saluran untuk dibeli oleh pelanggan umum
dalam satu peristiwa.
b. Waktu tunggu dan waktu pengiriman, rata-rata waktu tunggu pelanggan saluran untuk
menerima barang, pelanggan menyukai saluran dengan pengiriman yang cepat.
c. Kenyamanan spasial, tingkat dimana saluran distribusi membuat konsumen lebih
mudah membeli produk.
d. Keragaman produk, pelanggan lebih menyukai pilihan yang banyak karena semakin
banyak pilihan semakin besar peluang unutk menemukan apa yang mereka butuhkan.
e. Dukungan layanan, jasa tambahan (kredit, pengiriman, instalasi, perbaikan) yang
disediakan perusahaan.

2.5.2 Menentukan Tujuan Saluran
Perusahaan harus menyatakan tujuan saluarn distribusi mereka berdasarkan tingkat hasil jasa
yang ditargetkan. Dalam kondisi yang kompetitif, instutisi saluran harus mengatur tugas
fungsional mereka unutk meminimalkan total biaya saluran, namun tetap menyediakan
tingkat output jasa yang diinginkan. Dalam melakukan perencanaan efektif, diperlukan
penentuan segmen pasar yang akan dilayani dan memilih saluran terbaik untuk masingmasing segemen tersebut. Serta mengidentifikasi dan mengevaluasi alternatif saluran utama
Perusahaan dapat memilih dari berbagai saluran untuk menjangkau konsumennya, dari tenaga
penjual sampai agen, distributor,penyalur, surat langsung, telemarketing, dan internet.

26

2.5.3 Mengidentifikasi dan Mengevaluasi Alternatif Saluran Utama
Perusahaan harus memimilh dari berbagai saluran untuk menjangkau konsumennya, dari
tenaga penjualan sampai agen, distributor, dan lain-lain. Setiap saluran mempunyai kekuatan
dan juga kelemahan. Masalah menjadi kompleks dengan adanya kenyataan bahwa sekarang
sebagian besar perushaan menggunkan bauran saluran. Alasannya adalah setiap saluran
menjangkau segmen pembelian yang berbeda dan menghantarkan produk yang tepat dengan
biaya semurah mungkin.

Menurut Kotler (2009 : 115), Ada beberapa alternatif saluran yakni :
1. Jumlah perantara, Perusahaan harus memutuskan jumlah perantara yang akan
digunakan pada setiap tingkat saluran. Ada tiga strategi saluran distribusi berdasarkan
jumlah perantara yaitu:
a. Distribusi eksklusif (exclusive distribution)
Yakni distribusi yang sangat membatasi jumlah perantara. Distribusi ini tepat
ketika produsen ingin mempertahankan kendali atas tingkat jasa dan output yang
ditawarkan oleh penjual perantara, dan distribusi ini sering memasukan pengaturan
kesepakatan eksklusif. Dengan memberikan distribusi eksklusif, maka produsen
berharap mendapatkan penjualan yang lebih berdedikasi dan berpengrtahuan.
Distribusi eksklusif lebih memerlukan kemitraan yang lebih erat antara penjual dan
penjual perantara.
b. Distribusi selektif (selektive distribution)
Perusahaan yang menggunakan saluran distribusi selektif ini berusaha memilih
sejumlah pedagang besar atau pengecer yang terbatas dalam daerah geografis.
Saluran dsitribusi selektif merupakan cara distribusi dimana barang-barang yang

27

disalurkan oleh beberapa penyalur saja yang terpilih atau selektif, jadi dalam hal ini
penyalur sangat terbatas.
c. Distribusi intensif (intensive distribution)
Dimana produsen menempatkan barang dan jasa di sebanyak mungkin gerai.
Setrategi ini dapat membantu untuk jangka pendek, tetapi dapat merusak kinerja
jangka panjang. Distribusi intensif meningkatkan ketersediaan produk atau jasa,
tetapi juga dapat mendorong pengecer untuk bersaing secara agresif. Kemudian,
perang perang harga dapat merusak profitabilitas sehingga berpotensi mengurangi
minat pengecer dalam mendukung produk dan melukai ekuitas merek. Beberapa
perusahaan menghindari distribusi intensif dan tidak ingin produknya disemua
tempat.
2. syarat dan tanggung jawab anggota saluran
Setiap anggota saluran harus diperlakukan dengan hormat dan memberikan peluang
bagi saluran tersebut untuk menghasilkan keuntungan. Elemen utama dalam bauran
hubungan dagang adalah kebijakan harga, kondisi penjualan, hak toriterial, dan
layanan khusus yang dilaksanakan oleh setiap pihak.
a. kebijakan harga, mengharukan produsen menentukan daftar harga serta jadwal
diskon dan insentif yang dilihat perantara sebagai sesuatu yang adil dan
mencukupi.
b. Kondisi penjualan, mengacu pada syarat pembayaran dan jaminan produsen.
c. Hak teritorial distributor, mendefinisikan wilayan distributor dan syarat di mana
produsen akan merawalabakan kepada distributor lain.
d. Layanan dan tanggung jawab bersama, harus disebutkan dengan seksama, terutama
dalam waralaba dan saluran agen eksklusif.

28

2.6 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Saluran Distribusi
Dalam pemilihan saluran distribusi, perusahaan harus memperhatikan beberapa faktor yang
mempengaruhi saluran distribusi. Dalam usaha mencapai tujuan dibidang penyaluran
distribusi seorang manajemen perusahaan harus terlebih dahulu mengetahui terlebih dahulu
fator-faktor penunjang kelancaran didalam penyaluran distribusi dan faktor-faktor yang
mempengaruhi penyaluran tersebut dapat juga mempengaruhi kepada keberhasilan dan
kelangsungan hidup dari perusahaan yang bersangkutan.
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam penyaluran distribusi tersebut adalah:
1. Informasi
Mengumpulkan dan penyebaran informasi riset pemasaran.
2. Promosi
Pengembangan dan penyebaran komunikasi yang persuasif mengenai pemasaran.
3. Pemasaran
Komunikasi saluran kebelakang mengenai minat pembeli.
4. Pembiyaan
Permintaan dan penyebaran dana untuk menutupi biaya dari saluran distribusi
tersebut.
5. Pengambilan resiko
Perkirakan mengenai resiko sehubungan dengan saluran distribusi dalam pekerjaan
pemasaran.
6. Posesi fisik
Penyimpanan barang dan penjualan barang secara fisik dari bahan mentah sampai ke
konsumen akhir.

29

7. Pembayaran
Pembeli membayar faktur mereka lewat bank atau lembaga keuangan lainnya kepada
penjual atas produk atau jasa yang telah diberikan.
8. Kepemilikan
Pindahnya kepemilikan dari satu lembaga ke lembaga lain akibat dari adanya
pemasaran.

Menurut Swastha (2008 : 299), adapun secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi
pemilihan saluran distribusi antara lain :
1. Pertimbangan pasar
Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dari segi pasar yaitu:
a. Konsumsi atau pasar industri
b. Apabila pasarnya berupa pasar industri maka pengecer jarang atau bahkan tidak
pernah digunakan dalam saluran ini. Jika pasarnya berupa konsumen dan pasar
industri perusahaan akan menggunakan lebih dari satu saluran.
c. Jumlah pembeli potensial
Jika jumlah konsumen relatif kecil dalam pasarnya, maka perusahaan dapat atau
mengadakan penjualan secara langsung kepada pemakai.
d. Konsentrasi pasar secara geografis
Untuk daerah yang tinggi tingkat kepadatan penduduknya maka perusahaan dapat
menggunkan distributor industri.

30

e. Jumlah pesanan
Volume penjualan dari sebuah perusahaan akan sangat dipengaruhi terhadap
saluran yang dipakai. Jika saluran yang dipakai oleh industri tidak besar atau
relatif kecil, maka dapat menggunakan distribusi industri.
f. Kebiasaan dalam pembelian
Kebiasaan membeli dari konsumen akhir dan pemakai industri sangat berpengaruh
pula terhadap kebijaksanaan dalam penyaluran.
2. Pertimbangan barang
Orang memuaskan kebutuhan dan keinginan dengan produk. Pengertian keinginan
dalam arti luas adalah mencakup segala hal yang dapat diberikan kepada seseorang
guna memuaskan segala kebutuhan atau keinginan. Beberapa faktor yang harus
dipertimbangkan dari segi produk (barang) ini yaitu:
a. Nilai unit
Jika nilai unit dari barang yang dibuat relatif rendah maka produsen cenderung
akan menggunakan saluran distribusi tidak langsung. Tetapi sebaliknya jika nilai
unitnya tinggi maka saluran distribusinya langsung atau tidak langsung.
b. Besar dan berat barang
Manajemen harus memperhatikan biaya angkut dalam hubungannya dengan nilai
barang secara keseluruhan dimana besar dan berat barang sangat menetukan.
c. Mudah rusaknya barang
Jika barang yang dijual mudah rusak maka perushaan tidak perlu menggunakan
tempat penyimpanan sehingga harus dipilih perantara yang memiliki fasilitas
penyimpanan yang cukup baik.

31

d. Sifat teknis
Distribusi biasanya disalurkan secara langsung kepada pemakai industri, dalam hal
ini produsen harus mempunyai penjual yang dapat menerangkan berbagai masalah
teknik penggunaan dan pemeliharaannya. Mereka juga harus dapat memberikan
pelayanan yang baik sesudah maupun sebelum penjualan.
e. Barang standar dan pesanan
Jika barang yang dijual merupakan barang yang standar maka dipelihara sejumlah
persediaan pada penyalur. Demikian pula sebaliknya, jika barang yang dijual
berdasarkan pesanan maka penyalur tidak perlu memelihara persediaan.
f. Luasnya produk line
Jika perusahaan hanya membuat satu barang saja maka penggunaan pedagang
besar sebagai penyalur adalah baik, jika macam barangnya banyak maka
perusahaan dapat menjual langsung kepada penyalur.
3. Pertimbangan perusahaan
Dari segi perusahaan ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan yaitu:
a. Sumber pembelanjaan
Penggunaan saluran distribusi langsung atau pendek biasanya memerlukan jumlah
dana yang besar. Oleh karena itu saluran distribusi pendek ini hanya digunakan
oleh perusahaan yang kuat dibidang keuangannya.
b. Pengalaman dan kemampuan
Biasanya perusahaan yang menjual barang baru atau ingin memasuki pasar baru
lebih suka menggunakan perantara, hal ini disebabkan karena perantara sudah
memiliki pengalaman, sehingga manajemen ingin mengambil pelajaran dari
mereka.

32

c. Pengawasan saluran
Pengawasan saluran biasanya menjadi pusat perhatian produsen dalam kebijakan
saluran distribusinys, jadi perusahaan yang hendak memerhatikan saluran
barangnya cenderung memilih saluran yang pendek walaupun ongkosnya tinggi.
d. Pelayanan yang diberikan oleh penjual
Jika produsen mau memberikan pelayanan yang lebih baik seperti membangun
ruang peragaan, mencari pembeli untuk perantara, maka akan banyak perantara
yang bersedia menjadi penyalur.
4. Pertimbangan perantara
Dari segi perantara ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan yaitu:
a. Pelayanan yang diberikan oleh perantara
Jika perantara diberikan pelayanan yang lebih baik, misalnya memberikan fasilitas
penyimpanan, maka produsen akan bersedia menggunakan sebagai penyalur.
b. Kegunaan perantara
Perantara akan digunakan sebagai penyalur apabila ia dapat menyalurkan barang
produsen dengan keuangan yang memadai dan selalu memberikan intensif untuk