Kontribusi Faktor yang Memengaruhi Forgiveness terhadap Dimensi Forgiveness pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas "X" terhadap Pasangannya.

(1)

vii

Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh faktor yang memengaruhi Forgiveness terhadap Forgiveness pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas “X”. Penelitian ini menggunakan teori Forgiveness (McCullough, 2000; dalam Snyder & Lopez, 2007), teori faktor yang memengaruhi Forgiveness (McCullough, 2008) serta teori Emerging Adulthood (Arnnet dan Jeffrey Jensen, 2007).

Diperoleh 120 mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas “X” yang menjadi responden dalam penelitian ini. Alat ukur Forgiveness yang digunakan adalah alat ukur dari McCullough (2008) yang diadaptasi oleh peneliti terdiri dari 18 item dan alat ukur faktor yang memengaruhi Forgiveness menggunakan alat ukur yang disusun oleh peneliti berdasarkan teori dari McCullough (2008) yang berjumlah 50 item. Analisis data menggunakan teknik analisis regresi ganda yang dihitung dengan program SPSS 22. Validitas alat ukur Forgiveness berada di antara 0,505-0,884 dan validitas alat ukur faktor yang memengaurhi Forgiveness berada di antara 0,355-0,878. Reliablitas alat ukur Forgiveness berada di antara 0,558-0,869 dan reliabilitas faktor yang memengaruhi Forgiveness berada di antara 0,722-0,948.

Kesimpulan yang diperoleh adalah pada dimensi Avoidance Motivation faktor yang paling berpengaruh signifikan adalah empati, luka dan kedekatan hubungan. Di dimensi Revenge Motivation faktor yang paling berpengaruh signifikan adalah luka. Dan di dimensi Benevolance Motivation faktor yang paling berpengaruh signifikan adalah empati dan luka. Dari ketiga dimensi, faktor luka merupakan satu-satunya faktor yang memengaruhi ketiga dimensi secara signifikan.


(2)

viii

Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

The purpose of this research is to find the contribution of affecting factors of Forgiveness to forgiveness in Student’s Psychology partners of “X” University in Bandung. This research is using Forgiveness Theory (McCullough, (2000) and Snyder & Lopez (2007)), affecting factors of Forgiveness theory by McCullough (2008) and Emerging Adulthood Theory by Arnnet and Jeffrey Jensen (2007).

This research obtained 120 Psychology Faculty students of “X” University as the participants. The Forgiveness measuring instrument is made by McCullough (2008) and adapted by the researcher that is consists of 18 items and the other affecting factors of the forgiveness measuring tools composed by the researchers by using McCullough Theory (2008) consist of 50 items. The analyzing data is using multiple regression analysis techniques that calculated with SPSS 22 program. Validity's Forgiveness measuring instrument is 0,505-0,884 and validity’s affecting factors of the forgiveness measuring tools is 0,355-0,878. Reability’s Forgiveness measuring instrument is 0,558-0,869 and reability’s affecting factors of the forgiveness measuring tools 0,722-0,948.

The conclusion is to the Avoidance Motivation dimension with the most influential significant factors are empathy, injury and the closeness of relationship. The Revenge Motivation dimension with the most influential significant factor is injury and the Benevolence Motivation dimension with most influential significant factors are empathy and injury. From the third dimension, injury is one of the factor which affects at all three dimensions significantly.


(3)

ix

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI... ix

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR BAGAN ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah ... 1

1.2.Identifikasi Masalah ... 5

1.3.Maksud dan Tujuan Penelitian... 5

1.3.1. Maksud Penelitian ... 5

1.3.2. Tujuan Penelitian ... 6

1.4.Kegunaan Penelitian ... 6

1.4.1. Kegunaan Teoritis ... 6

1.4.2. Kegunaan Praktis ... 7

1.5.Kerangka Pikir ... 7


(4)

x

Universitas Kristen Maranatha

1.7 Hipotesis Penelitian ... 13

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Teori Forgiveness ... 16

2.1.1. Definisi Forgiveness ... 16

2.1.2. Dimensi Forgiveness ... 17

2.1.3 Proses Forgiveness... 18

2.1.4 Faktor yang Memengaruhi Forgiveness ... 18

2.1.5 Manfaat Forgiveness ... 20

2.2.Emerging Adulthood ... 21

2.3 Romantic Relationship ... 23

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1.Rancangan Penelitian ... 25

3.2.Bagan Prosedur Penelitian ... 26

3.3.Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 26

3.3.1. Variabel Penelitian ... 26

3.3.2. Definisi Operasional ... 26

3.3.2.1 Definisi Operasional Forgiveness ... 26

3.3.2.2 Definisi Operasional Faktor yang Memengaruhi Forgiveness ... 27

3.4.Alat Ukur ... 28

3.4.1. Alat Ukur Forgiveness ... 28

3.4.2. Keterangan Alat Ukur Forgiveness ... 28

3.4.2.1 Kisi-kisi Alat Ukur Forgiveness ... 28


(5)

xi

Universitas Kristen Maranatha

3.4.3. Keterangan Alat Ukur Faktor yang Memengaruhi Forgiveness ... 31

3.4.3.1 Kisi-kisi Alat Ukur Faktor yang Memengaruhi Forgiveness. ... 31

3.4.3.2 Sistem Penilaian Kisi-kisi Alat Ukur Faktor yang Memengaruhi Forgiveness ... 36

3.4.4. Data Demografis ... 36

3.4.5 Validitas dan Reliabilitas ... 36

3.4.5.1. Validitas Alat Ukur ... 36

3.4.5.2. Validitas Alat Ukur Forgiveness ... 37

3.4.5.3. Validitas Alat Ukur Faktor yang Memengaruhi Forgiveness ... 38

3.4.5.4. Reliabilitas Alat Ukur ... 38

3.4.5.5. Reliabilitas Alat Ukur Forgiveness ... 38

3.4.5.6. Reliabilitas Alat Ukur Faktor yang Memengaruhi Forgiveness ... 39

3.5.Populasi dan Teknik Penarikan Populasi ... 39

3.5.1. Populasi Sasaran ... 39

3.5.2. Karakteristik Populasi ... 40

3.5.3 Teknik Sampling ... 40

3.6.Teknik Analisis Data... 40

3.7 Hipotesis Statistik ... 41

3.8 Kriteria Uji ... 45

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.Gambaran Umum Responden Penelitian ... 46

4.1.1. Gambaran Responden berdasarkan Jenis Kelamin ... 46


(6)

xii

Universitas Kristen Maranatha

4.1.3. Gambaran Responden berdasarkan Lama Berpacaran ... 48

4.2. Gambaran Hasil Penelitian ... 49

4.2.1. Kontribusi Masing-Masing Faktor terhadap Avoidance Motivation ... 49

4.2.2. Kontribusi Masing-Masing Faktor terhadap Revenge Motivation ... 51

4.2.3. Kontribusi Masing-Masing Faktor terhadap Benevolance Motivation ... 53

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian ... 55

4.4 Diskusi ... 58

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN 5.1.Simpulan ... 61

5.2. Saran ... 62

5.2.1. Saran Teoritis ... 62

5.2.2. Saran Praktis ... 63

DAFTAR PUSTAKA ... 64

DAFTAR RUJUKAN ... 66 LAMPIRAN


(7)

xiii

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1.Tabel Keterangan Alat Ukur Forgiveness ... 28

Tabel 3.2.Tabel Kisi-kisi Alat Ukur Forgiveness ... 28

Tabel 3.3.Tabel Sistem Penilaian Alat Ukur Forgiveness ... 30

Tabel 3.4.Tabel Keterangan Alat Ukur Faktor yang Memengaruhi Forgiveness ... 31

Tabel 3.5.Tabel Kisi-kisi Alat Ukur Faktor yang Memengaruhi Forgiveness ... 31

Tabel 3.6.Tabel Sistem Penilaian Alat Ukur Faktor yang Memengaruhi Forgiveness ... 36

Tabel 3.7.Tabel Validitas Alat Ukur Forgiveness ... 37

Tabel 3.8.Tabel Validitas Alat Ukur Faktor yang Memengaruhi Forgiveness ... 38

Tabel 3.9.Tabel Reliabilitas Alat Ukur Forgiveness ... 39

Tabel 3.10.Tabel Reliabilitas Alat Ukur Faktor yang Memengaruhi Forgiveness ... 39

Tabel 4.1.Gambaran Responden berdasarkan Jenis Kelamin ... 45

Tabel 4.2.Gambaran Responden berdasarkan Angkatan ... 47

Tabel 4.3.Gambaran Responden berdasarkan Lama Berpacaran ... 48

Tabel 4.4 Tabel Uji Hipotesis Minor: Pengaruh Faktor yang Memengaruhi Forgiveness terhadap Avoidance Motivation ... 50

Tabel 4.5 Tabel Uji Hipotesis Minor: Pengaruh Faktor yang Memengaruhi Forgiveness terhadap Revenge Motivation ... 52

Tabel 4.6 Tabel Uji Hipotesis Minor: Pengaruh Faktor yang Memengaruhi Forgiveness terhadap Benevolance Motivation ... 54


(8)

xiv

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR BAGAN

Bagan 1.1.Kerangka Pikir ... 12 Bagan 3.1.Bagan Rancangan Penelitian ... 26


(9)

xv

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Alat Ukur Forgiveness

Lampiran 2 Kuesioner Alat Ukur Faktor yang Memengaruhi Forgiveness Lampiran 3 Data Demografis

Lampiran 4 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur

Lampiran 5 Regresi Ganda : Forgiveness terhadap Faktor yang Memengaruhi Forgiveness Lampiran 6 Crosstabs Forgiveness dan Data Demografi

Lampiran 7 Crosstabs Dimensi-dimensi Forgiveness dan Data Demografi Lampiran 8 Distribusi Nilai R-Tabel Signifikansi 5 % dan 1%

Lampiran 9 Jumlah Mahasiswa Aktif di Fakultas Psikologi Universitas “X”

Lampiran 10 Fungsi Berpacaran dan Masalah yang Sering Terjadi Ketika Berpacaran Lampiran 11 Biodata Peneliti


(10)

1

Universitas Kristen Maranatha

BAB I

LATAR BELAKANG MASALAH

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada dasarnya setiap manusia memiliki tugas perkembangannya masing-masing sesuai dengan tahap perkembangannya. Mahasiswa memiliki berbagai tugas perkembangan yang harus diselesaikan agar dapat melanjutkan ke tahap selanjutnya. Penelitian ini akan menggunakan mahasiswa Fakultas Psikologi. Menurut Arnnet dan Jeffrey Jensen (2007), mahasiswa dapat dikategorikan berada dalam tahap perkembangan emerging adulthood, yaitu berada di rentang usia 18-25 tahun. Ciri dari tahap perkembangan emerging adulthood dapat dibagi menjadi lima, salah satunya yaitu mengeksplorasi identitas diri (identity exploration).

Di masa ini individu mulai mengeksplor berbagai kemungkinan yang dapat terjadi dalam dirinya terutama dalam hal cinta dan pekerjaan. Individu akan mencoba menentukan pilihan hidup yang akan dihadapinya. Individu akan mencoba untuk mulai mencari pekerjaan dan bertemu dengan berbagai macam orang. Individu akan bersosialisasi dengan orang baru di kampusnya atau di tempat ia akan bekerja sehingga akan terdapat ketertarikan pada salah satu temannya tersebut dan pada akhirnya berkomitmen untuk berhubungan lebih intim atau yang sering disebut berpacaran.

Vicki (2012) menjelaskan bahwa Romantic Relationship dapat diartikan sebagai suatu hubungan yang dijalin dengan adanya kontak fisik dan kedekatan emosional terhadap pasangan lawan jenisnya. Hubungan yang romantis diharapkan memberikan kedekatan keintiman, cinta


(11)

2

Universitas Kristen Maranatha dan sexual exclusivity. Bird Melville (1994) mendefinisikan pacaran sebagai pertemuan antara dua orang yang secara khusus diarahkan untuk menjalin komitmen ke arah pernikahan. Oleh karena itu, masa berpacaran adalah masa untuk membangun suatu hubungan yang kuat dengan saling menerima setiap kelebihan dan kekurangan pasangannya. Oleh karena itu, akan terbuka peluang mengalami konflik. Dibutuhkan komitmen yang kuat pada masing-masing pasangan untuk menghadapi konflik tersebut.

Duvall dan Miller (1985) menjelaskan bahwa pacaran memiliki banyak fungsi yaitu sebagai hiburan, sebagai kebutuhan untuk menghindari tekanan sosial atau kritik sosial, sebagai sarana untuk mencari pasangan, sebagai kebutuhan untuk memperkenalkan dan membiasakan diri pada pasangan, sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan seksual, dan sebagai sarana komunikasi. Dalam menjalani komitmen tersebut akan terdapat banyak permasalahan. Permasalahan umum yang terjadi diantaranya kurangnya komunikasi, meminta pasangan untuk berubah, masalah orang ketiga, harapan yang tinggi terhadap pasangan, dan pasangan yang posesif (www.viva.co.id mengenai masalah yang sering terjadi dalam hubungan). Banyak kejadian yang terjadi ketika sedang berpacaran seperti pasangan memergoki pacarnya sedang jalan dengan perempuan atau laki-laki lain tanpa sepengetahuannya, salah satu pasangan merasa kurang diperhatikan, pasangan yang terlalu mengekang pasangannya dan tuntutan-tuntutan yang diharapkan terhadap pasangannya. Hal-hal tersebut dapat menimbulkan pertengkaran baik pertengkaran kecil maupun pertengkaran besar. Pertengkaran tersebut dapat mengakibatkan terdapatnya perasaan terlukai oleh pasangan atau terdapatnya luka.


(12)

3

Universitas Kristen Maranatha Setiap manusia pasti pernah mengalami perasaan terluka karena bertemu dengan banyak orang yang memiliki kepribadian yang berbeda-beda. Ketika sedang berpacaran, individu mencoba untuk mencari kecocokan antara dirinya dan orang lain yang memiliki kepribadian yang berbeda sehingga terbuka kemungkinan terjadinya hurt feeling. Menurut Worthington (2000), remaja dapat merasakan hurt feeling yang diakibatkan oleh transgressor (orang yang melakukan pelanggaran), dalam hal ini luka yang disebabkan oleh pasangan sehingga menyebabkan hubungan dengan pasangan menjadi buruk bahkan menyebabkan berakhirnya hubungan. Hurt Felling dapat di atasi dengan mengembangkan Forgiveness sebagai salah satu strategi untuk mengurangi stress saat menghadapi transgressor (Worthington & Scherer, 2004). Salah satu cara untuk mencegah terjadinya kasus-kasus tersebut adalah dengan memaafkan orang yang telah menyakiti, dalam hal ini yaitu pasangan.

McCullough (1998) mengatakan bahwa memaafkan memiliki hubungan yang positif dengan aspek kesejahteraan psikologis, kesehatan fisik, dan pencapaian keberhasilan. Orang yang memiliki kecenderungan yang tinggi untuk memaafkan akan mengalami penurunan risiko untuk gangguan ketergantungan nikotin, gangguan penyalahgunaan zat, gangguan depresi, dan beberapa gangguan kecemasan sehingga penting untuk memaafkan transgressor.

McCullough (2000; dalam Snyder & Lopez, 2007) menjelaskan Forgiveness sebagai serangkaian perubahan perilaku melalui terjadinya penurunan motivasi untuk menjauhkan diri atau menghindar dari transgressor dan penurunan motivasi untuk membalas dendam serta adanya peningkatan motivasi untuk berteman atau berbuat positif terhadap transgressor. Ketika terdapatnya luka, individu akan memilih untuk memaafkan pasangannya, atau menghindari pasangannya atau membalas dendam terhadap pasangannya. McCullough (2000 dalam Snyder & Lopez, 2007) menjelaskan bahwa tingginya tingkat Forgiveness dapat dilihat dari tiga dorongan


(13)

4

Universitas Kristen Maranatha terhadap transgressor yaitu rendahnya dorongan untuk menghindari transgressor (avoidance motivations); rendahnya dorongan untuk menyakiti atau membalas dendam kepada transgressor (revenge motivations); dan meningkatnya dorongan untuk berperilaku positif terhadap transgressor (benevolence motivations).

Forgiveness tersebut dipengaruhi oleh lima faktor yaitu empati, permintaan maaf, luka, ruminasi dan kedekatan hubungan. Kelima hal tersebut yang akan memengaruhi terjadinya Forgiveness. Dengan memiliki nilai empati, permintaan maaf dan kedekatan hubungan yang tinggi maka akan meningkatkan dimensi Benevolance Motivation. Sedangkan dengan tingginya nilai luka dan ruminasi maka akan menurunkan dimensi Benevolance Motivation. Tinggi rendahnya nilai empati terhadap transgressor, semakin banyak permintaan maaf dari transgressor, semakin dalam dan lamanya luka yang dirasakan akibat transgressor, semakin sering ruminasi yang dilakukan, dan semakin dekat hubungannya akan sangat memengaruhi cepat atau lamanya seseorang akan memaafkan transgressor.

Peneliti melakukan survei kepada 10 mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas “X” dan mendapatkan hasil bahwa enam orang mengatakan jika sudah memiliki hubungan yang dekat dan berhubungan cukup lama (kurang lebih lima tahun) maka akan lebih mudah memaafkan pasangannya. Sedangkan 3 orang mengatakan untuk memaafkan tergantung dari masalah yang terjadi. Sisanya mengatakan untuk memaafkan pasangannya tergantung situasi dan kondisi perasaannya.

Selanjutnya peneliti bertanya tentang apa yang telah dilakukan terhadap pasangannya tersebut. Ternyata enam orang sudah memilih untuk memaafkan pasangannya karena menurut mereka jika terus memikirkan masalah akan membuat sulit untuk meneruskan hubungan dan akan terus menerus bertengkar karena masalah yang sama. Sedangkan empat orang lebih


(14)

5

Universitas Kristen Maranatha memilih untuk mengindari bermasalah dengan pasangannya karena menurut mereka dengan mereka menghindari membahas permasalah tersebut maka hubungan mereka akan baik-baik saja. Sehingga dari survei awal ini dapat di kategorikan bahwa enam orang memiliki ciri-ciri berada di dimensi Benevolance Motivation, sedangkan sisanya empat orang lebih memiliki ciri-ciri berada di dimensi Avoidance Motivation.

Berdasarkan yang telah dijelaskan di atas, peneliti tertarik untuk meneliti mengenai kontribusi faktor yang memengaruhi Forgiveness terhadap Dimensi Forgiveness pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas “X” terhadap pasangannya.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian di atas, masalah yang ingin dirumuskan pada penelitian ini adalah : seberapa besar kontribusi faktor Forgiveness terhadap dimensi Forgiveness mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas “X” terhadap pasangannya.

1.3 Maksud dan Tujuan

1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah mengetahui gambaran kontribusi faktor Forgiveness terhadap dimensi Forgiveness mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas “X” terhadap pasangannya.


(15)

6

Universitas Kristen Maranatha 1.3.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar kontribusi dari empati, permintaan maaf, luka, ruminasi dan kedekatan hubungan terhadap Avoidance Motivation, Revenge Motivation, dan Benevolance Motivation mahasiswa Fakultas Psikologi

Universitas “X” terhadap pasangannya.

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis

 Menambahkan informasi bagi Psikologi Positif mengenai kontribusi faktor yang memengaruhi Forgiveness terhadap dimensi Forgiveness pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas “X” terhadap pasangannya.

 Sebagai tambahan informasi bagi ilmu Psikologi Perkembangan yang terkait dengan kontribusi faktor yang memengaruhi Forgiveness terhadap dimensi Forgiveness pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas “X” terhadap pasangannya.

 Mendorong peneliti lain untuk mengembangkan dan meneliti lebih lanjut mengenai kontribusi faktor yang memengaruhi Forgiveness terhadap dimensi Forgiveness pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas “X” terhadap pasangannya.


(16)

7

Universitas Kristen Maranatha 1.4.2 Kegunaan Praktis

 Memberikan masukan dan informasi bagi mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas “X” terhadap pasangannya, untuk mengetahui secara umum gambaran mengenai kontribusi faktor yang memengaruhi Forgiveness terhadap dimensi Forgiveness dan dapat juga menjadi bahan evaluasi bagi mereka agar lebih dapat mengembangkan Forgiveness.  Memberikan masukan dan informasi kepada dekan, wakil dekan, dosen wali Univesitas

“X”, serta Senat Mahasiswa untuk mengetahui secara umum gambaran mengenai

kontribusi faktor yang memengaruhi Forgiveness terhadap dimensi Forgiveness pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas “X” terhadap pasangannya sehingga dapat membuat kegiatan yang memotivasi mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas “X” agar lebih dapat memaafkan pasangannya.

1.5 Kerangka Pikir

Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas “X” berada pada rentang usia 18-25 tahun. Salah satu karakteristik pada umur tersebut adalah mereka mulai mencari jati dirinya baik dalam karir maupun dalam hubungan percintaan. Di usia ini, mereka mulai mencari seseorang yang dapat menemaninya dalam menjalani kesehariannya. Pada akhirnya mahasiswa Fakultas Psikologi akan menemukan orang yang cocok dengan dirinya dan memutuskan untuk berpacaran. Selama masa pacaran, mahasiswa Fakultas Psikologi akan mengalami berbagai permasalahan karena adanya orang baru dalam hidupnya yang harus ia sesuaikan dengan dirinya.

Permasalahan tersebut dapat merupakan sebuah masalah kecil seperti lupa memberi kabar atau dapat juga merupakan sebuah masalah besar seperti perselingkuhan. Semua hal dapat saja menjadi permasalahan ketika sedang berpacaran. Saat berpacaran, mahasiswa Fakultas Psikologi


(17)

8

Universitas Kristen Maranatha harus mulai menyesuaikan diri dengan pasangannya. Terkadang permasalahan tersebut dapat menimbulkan sebuah luka yang disebabkan oleh transgressor (orang yang melakukan pelanggaran) sehingga dibutuhkan pengampunan atau Forgiveness dari mahasiswa Fakultas Psikologi yang mendapatkan luka tersebut. Transgressor dalam hal ini adalah pasangan.

McCullough (2000; dalam Snyder & Lopez, 2007) menjelaskan Forgiveness sebagai serangkaian perubahan perilaku berupa terjadinya penurunan motivasi untuk menjauhkan diri atau menghindar dari transgressor dan penurunan motivasi untuk membalas dendam serta adanya peningkatan motivasi untuk berteman atau berbuat positif terhadap transgressor. McCullough (2000; dalam Snyder & Lopez, 2007) membagi menjadi tiga dorongan atau keinginan dari dalam diri yang dimiliki oleh seseorang terhadap transgressor yaitu: Avoidance Motivation, Revenge Motivation, dan Benevolence Motivation.

Avoidance Motivation dapat diartikan sebagai dorongan yang dimiliki mahasiswa Fakultas Psikologi untuk menarik dirinya dari pasangannya. Revenge Motivation adalah dorongan yang dimiliki mahasiswa Fakultas Psikologi untuk membalas dendam atas perbuatan yang pernah dilakukan oleh pasangannya. Sedangkan Benevolence Motivation adalah dorongan yang dimiliki mahasiswa Fakultas Psikologi untuk berbuat baik terhadap pasangannya. Dari ketiga dorongan yang telah di jelaskan di atas, Benevolence Motivation yang tinggi sangat diharapkan karena dapat meningkatkan Forgiveness dan mengurangi kedua dorongan lainnya yang sifatnya lebih negatif. Dibutuhkan suatu proses yang waktunya tergantung dari kontribusi kelima faktor yang memengaruhi Forgiveness.

McCullough (1998) menjelaskan bahwa terdapat beberapa faktor yang dapat memengaruhi Forgiveness yaitu empati, permintaan maaf, luka atau rasa sakit yang ditimbulkan oleh transgressor, rumination (ruminasi) dan kedekatan hubungan mahasiswa Fakultas Psikologi


(18)

9

Universitas Kristen Maranatha dengan pasangannya. Pertama empati, empati adalah kemampuan mahasiswa Fakultas Psikologi untuk ikut merasakan perasaan atau pengalaman pasangannya. Ketika sedang berpacaran, mahasiswa mungkin saja pernah bertengkar dengan pasangannya. Misalnya masalah cemburu, ketika mahasiswa Fakultas Psikologi mendapatkan laporan dari teman pasangannya bahwa pasangannya sedang berduaan di sebuah restoran dengan perempuan atau laki-laki lain, maka mahasiswa Fakultas Psikologi yang tidak pernah berada di posisi tersebut akan langsung berpikiran negatif bahwa pasangannya selingkuh. Namun jika mahasiswa Fakultas Psikologi mampu memahami berada di posisi pasangannya, maka mahasiswa Fakultas Psikologi dapat berpikir lebih positif bahwa wanita atau laki-laki yang sedang dengan pasangannya adalah teman dekatnya atau bisa saja rekan kerjanya.

Dengan pernah berada di posisi pasangan, mahasiswa Fakultas Psikologi akan lebih mudah melakukan Forgiveness daripada mahasiswa Fakultas Psikologi yang belum pernah berada di posisi pasangannya. Empati juga dapat berupa kognitif misalnya mahasiswa Fakultas Psikologi dapat memahami alasan pasangannya memarahinya karena mahasiswa Fakultas Psikologi pernah mengalami hal tersebut ataupun mahasiswa Fakultas Psikologi memiliki pengetahuan tentang hal tersebut (seperti pernah mendengarkan curhat temannya tentang hal tersebut atau pernah membaca buku mengenai hal tersebut). Dengan adanya sikap empati terhadap pasangannya maka mahasiswa Fakultas Psikologi akan dapat meningkatkan dimensi benevolence motivationnya dan mengurangi 2 dimensi lainnya.

Kedua yaitu permintaan maaf, apabila mahasiswa Fakultas Psikologi mendapatkan permintaan maaf dari pasangannya maka ia akan lebih mudah untuk menampilkan perilaku Forgiveness. Dengan adanya permintaan maaf setelah terjadinya pertengkaran (seperti mengakui kesalahannya atau menunjukan perasaan bersalah) maka akan menimbulkan rasa simpati pada


(19)

10

Universitas Kristen Maranatha mahasiswa Fakultas Psikologi terhadap pasangannya. Sehingga pasangan yang terluka, dapat mengurangi membesarnya permasalahan dan memancing terjadinya perilaku Forgiveness terhadap pasangan. Dengan adanya permintaan maaf dari pasangannya maka mahasiswa Fakultas Psikologi akan dapat lebih meningkatkan dimensi benevolence motivationnya dan mengurangi 2 dimensi lainnya.

Ketiga yaitu luka atau rasa sakit yang ditimbulkan oleh pasangan. Semakin dalam luka yang di alami oleh mahasiswa Fakultas Psikologi maka akan semakin sulit pula mereka untuk memaafkan pasangannya. Jadi semakin dalam luka yang dirasakan (seperti adanya kekerasan fisik atau pelecehan seksual) oleh mahasiswa Fakultas Psikologi sebagai akibat dari perilaku pasangannya maka akan semakin sulit mahasiswa Fakultas Psikologi untuk memaafkan pasangannya dan sebaliknya. Semakin ringan luka yang dirasakan (seperti kesalahpahaman) maka akan lebih mudah bagi mahasiswa Fakultas Psikologi untuk memaafkan pasangannya. Dalamnya luka ini akan memengaruhi meningkat dan menurunnya motivasi untuk terjadinya Forgiveness. Semakin dalam luka yang dirasakan maka akan semakin mungkin meningkatnya dimensi avoidance motivation dan revenge motivation karena mahasiswa Fakultas Psikologi yang mendapatkan luka yang cukup dalam akan lebih sulit untuk memaafkan pasangannya sehingga ia akan cenderung memilih untuk menghindari pasangannya atau bahkan melakukan balas dendam terhadap pasangannya. Sedangkan semakin ringan luka yang dirasakan maka akan meningkatkan dimensi Benevolance Motivation karena mahasiswa Fakultas Psikologi akan lebih mudah memaafkan pasangannya.

Selanjutnya yang keempat terdapat Rumination, semakin sering mahasiwa psikologi teringat akan permasalahannya dengan pasangannya (seperti teringat saat tidak diinginkan atau mengingat kejadian tersebut membuat menjadi sulit tidur) maka akan semakin sulit pula


(20)

11

Universitas Kristen Maranatha mahasiswa Fakultas Psikologi untuk melakukan Forgiveness. Ketika kejadian tersebut terus menghantui mahasiswa Fakultas Psikologi, ia akan lebih memilih untuk menghindari pasangannya seperti malas bertemu atau tidak memberi kabar (avoidance motivation) dan mungkin ia akan memikirkan cara membalas dendam atas perbuatan pasangannya tersebut (revenge motivation).

Yang terakhir yaitu kedekatan hubungan, semakin dekat mahasiswa Fakultas Psikologi dengan pasangannya maka akan menampilkan rasa empati yang lebih besar dibandingkan dengan orang yang baru dikenal. Misalnya ketika pasangan marah, maka akan mencoba menganalisis alasan dari pasangan kita marah dengan kejadian-kejadian yang pernah terjadi (seperti pasangan tidak menyukai wanita yang manja sehingga ketika mahasiswa Fakultas Psikologi menampilkan sikap manja di depan pasangannya maka pasangan akan menjadi marah). Dikarenakan mahasiswa Fakultas Psikologi berinteraksi dengan lebih sering dengan pasangannya maka ia mengenal apa yang disukai dan tidak disukai oleh pasangannya. Oleh karena itu akan lebih mudah timbulnya rasa empati. Semakin dekat mahasiswa psikologi dengan pasangannya maka akan meningkatkan dimensi benevolence motivation. Pengabungan dari kelima faktor ini akan menjadi alasan yang menyebabkan seseorang memilih untuk memaafkan atau tidak memaafkan pasangannya.

Dari penjelasan di atas, peneliti ingin mengetahui kontribusi dari kelima faktor yang memengaruhi Forgiveness terhadap terjadinya Forgiveness pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas “X”.


(21)

12 U n ive rs itas K ris te n M ar an at h a

1.1 Bagan Kerangka Pikir Empati Permintaan Maaf

Luka Ruminasi Kedekatan Hubungan Mahasiswa

Fakultas Psikologi

Universitas “X”

 Angkatan

 Lama berpacaran  Jenis Kelamin

Avoidance Motivation

Revenge Motivation


(22)

13

Universitas Kristen Maranatha 1.6 Asumsi

 Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas “X” ketika sedang berpacaran berpotensi untuk mengalami konflik dengan pasangannya.

 Konflik yang dialami mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas “X” dapat menimbulkan luka yang dapat merusak hubungan dengan pasangannya.

Salah satu cara untuk memperbaiki hubungan yaitu dibutuhkan Forgiveness.

Forgiveness pada mahasiswa Fakultas Psikologi memiliki tiga dimensi yaitu avoidance motivation, revenge motivation, dan benevolence motivation.

Forgiveness tersebut dapat dipengaruhi oleh lima faktor, yaitu empati , permintaan maaf, dalamnya luka, ruminasi, dan kedekatan hubungan.

Kelima faktor Forgiveness tersebut dapat memengaruhi avoidance motivation, revenge motivation, dan benevolence motivation dalam diri mahasiswa Fakultas Psikologi

Universitas “X” terhadap pasangannya.

1.7 Hipotesis Penelitian

Terdapat kontribusi yang signifikan antara empati dengan Avoidance Motivation pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas “X” terhadap pasangannya.

Terdapat kontribusi yang signifikan antara permintaan maaf dengan Avoidance Motivation pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas “X” terhadap pasangannya.  Terdapat kontribusi yang signifikan antara luka dengan Avoidance Motivation pada


(23)

14

Universitas Kristen Maranatha Terdapat kontribusi yang signifikan antara ruminasi dengan Avoidance Motivation pada

mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas “X” terhadap pasangannya.

Terdapat kontribusi yang signifikan antara kedekatan hubungan dengan Avoidance Motivation pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas “X” terhadap pasangannya.  Terdapat kontribusi yang signifikan antara empati dengan Revenge Motivation pada

mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas “X” terhadap pasangannya.

Terdapat kontribusi yang signifikan antara permintaan maaf dengan Revenge Motivation pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas “X” terhadap pasangannya.

Terdapat kontribusi yang signifikan antara luka dengan Revenge Motivation pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas “X” terhadap pasangannya.

Terdapat kontribusi yang signifikan antara ruminasi dengan Revenge Motivation pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas “X” terhadap pasangannya.

Terdapat kontribusi yang signifikan antara kedekatan hubungan dengan Revenge Motivation pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas “X” terhadap pasangannya.  Terdapat kontribusi yang signifikan antara empati dengan Benevolance Motivation pada

mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas “X” terhadap pasangannya.

Terdapat kontribusi yang signifikan antara permintaan maaf dengan Benevolance Motivation pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas “X” terhadap pasangannya.  Terdapat kontribusi yang signifikan antara luka dengan Benevolance Motivation pada

mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas “X” terhadap pasangannya.

Terdapat kontribusi yang signifikan antara ruminasi dengan Benevolance Motivation pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas “X” terhadap pasangannya.


(24)

15

Universitas Kristen Maranatha Terdapat kontribusi yang signifikan antara kedekatan hubungan dengan Benevolance


(25)

61

Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian terhadap mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas “X”, maka dapat ditarik suatu kesimpulan mengenai kontribusi faktor yang memengaruhi Forgiveness terhadap Forgiveness yaitu sebagai berikut:

1. Faktor empati, luka dan kedekatan hubungan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap avoidance motivation sedangkan faktor lainnya tidak memiliki kontribusi yang signifikan. 2. Faktor luka memberikan kontribusi yang signifikan terhadap revenge motivation sedangkan

faktor lainnya tidak memiliki kontribusi yang signifikan.

3. Faktor empati dan luka memberikan kontribusi yang signifikan terhadap benevolance motivation sedangkan faktor lainnya tidak memiliki kontribusi yang signifikan.

4. Luka merupakan satu-satunya faktor yang memengaruhi ketiga dimensi Forgiveness.

5. Dari data demografi tidak terdapat hubungan yang signifikan antara jenis kelamin, lama berpacaran dan angkatan terhadap Forgiveness dan dimensi Forgiveness.


(26)

62

Universitas Kristen Maranatha 5.2 Saran

Berdasarkan penelitian mengenai kontribusi faktor yang memengaruhi Forgiveness terhadap Forgiveness pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas “X”, peneliti mengemukakan beberapa saran yang dapat dipertimbangkan yaitu:

5.2.1 Saran Teoritis

1. Bagi peneliti selanjutnya disarankan memperluas jumlah sampel sehingga lebih menggambarkan kontribusi faktor yang memengaruhi Forgiveness terhadap Forgiveness. 2. Bagi peneliti selanjutnya disarankan dalam pengambilan data sebaiknya dengan membagikan

kuesioner secara langsung agar data yang terkumpul dapat lebih banyak dan mempersingkat waktu pengambilan data.

3. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk menambah waktu yang digunakan dalam pengambilan data agar data yang di dapat lebih banyak.

4. Bagi peneliti selanjutnya dapat dipertimbangkan untuk menyeimbangkan jumlah mahasiswa yang berjenis kelamin perempuan dan mahasiswa yang berjenis kelamin laki-laki sehingga dapat dilakukan penelitian mengenai perbedaan Forgiveness antara mahasiswa yang berjenis kelamin perempuan dan mahasiswa yang berjenis kelamin laki-laki agar dapat menambah faktor lain yang dapat memengaruhi Forgiveness.

5. Bagi peneliti selanjutnya dapat dipertimbangkan untuk melakukan penelitian mengenai perbedaan Forgiveness antar fakultas yang berbeda agar dapat menambah faktor lain yang dapat memengaruhi Forgiveness.

6. Bagi peneliti selanjutnya dapat dipertimbangkan untuk melakukan penelitian mengenai perbedaan Forgiveness dan lama berpacaran agar dapat menambah faktor lain yang dapat memengaruhi Forgiveness.


(27)

63

Universitas Kristen Maranatha 5.2.2 Saran Praktis

1. Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas “X” diharapkan lebih menyadari pentingnya untuk memaafkan pasangannya agar memiliki hubungan yang lebih sehat dengan mencoba untuk mencapai Forgiveness ketika mengalami konflik dengan pasangannya.

2. Dekan dan Wakil Dekan di Fakultas Psikologi Universitas “X” diharapkan dapat memberi pelatihan atau seminar yang dapat meningkatkan empati mahasiswa Fakultas Psikologi

Universitas “X”, dan pelatihan atau seminar mengenai cara menangani konflik yang benar dengan pasangan sehingga tidak terdapat luka yang mendalam dan agar mahasiswa lebih dapat memaafkan pasangannya.

3. Dosen wali diharapkan memberikan konseling secara pribadi terhadap mahasiswa yang memiliki pasangan agar dapat memberi pembinaan mengenai cara menanggani konflik dengan pasangan dan cara meregulasi emosi ketika menghadapi konflik dengan pasangan sehingga tidak terdapat luka yang mendalam serta tidak menganggu perkuliahan.

4. Senat Mahasiswa diharapkan mengadakan seminar mengenai pentingnya Forgiveness terhadap pasangan, cara menanggani konflik dengan pasangan dan cara meregulasi emosi ketika menghadapi konflik dengan pasangan sehingga dapat mengurangi terjadinya luka yang mendalam dengan mengundang pembicara yang ahli di bidangnya.


(28)

KONTRIBUSI FAKTOR YANG MEMENGARUHI FORGIVENESS

TERHADAP DIMENSI FORGIVENESS PADA MAHASISWA FAKULTAS

PSIKOLOGI UNIVERSITAS

“X”

TERHADAP PASANGANNYA

SKRIPSI

Diajukan untuk menempuh Ujian Sarjana pada Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha Bandung

Oleh:

VALENTINNA HARRY NRP : 1230105

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG


(29)

ii

Universitas Kristen Maranatha

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus karena atas berkat dan rahmat-Nya yang maha kuasa serta kasih-Nya yang begitu besar sehingga peneliti dapat menyelesaikan penulisan Skripsi yang berjudul “KONTRIBUSI FAKTOR YANG MEMENGARUHI FORGIVENESS

TERHADAP FORGIVENESS PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS “X” TERHADAP PASANGANNYA”. Peneliti menyadari bahwa penyusunan

Skripsi ini masih memiliki kekurangan, dikarenakan keterbatasan ilmu dan pengalaman peneliti. Walaupun demikian, peneliti telah berusaha sebaik mungkin untuk menyelesaikan Skripsi ini.

Dalam penyusunan Skripsi ini, peneliti mendapatkan bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak baik secara langsung atau tidak langsung, dan juga baik secara moril maupun material. Pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. Irene P. Edwina, M.Si., Psikolog, selaku Dekan Fakultas Psikologi, Universitas Kristen Maranatha.

2. Dr. Irene Tarakanita, M.Si, Psikolog, selaku dosen pembimbing utama selama pengerjaan skripsi atas dukungan, semangat, kesabaran dan masukan-masukan yang diberikan selama membimbing peneliti.

3. Heliany Kuswantomo, M.Si, Psikolog, selaku dosen pembimbing kedua selama pengerjaan skripsi atas dukungan, semangat, kesabaran dan masukan-masukan yang diberikan selama membimbing peneliti.

4. Staf Tata Usaha Fakultas Psikologi, Universitas Kristen Maranatha Bandung atas bantuannya dalam memperancar keperluan penyelesaian Skripsi ini.


(30)

iii

Universitas Kristen Maranatha 5. Teman-teman Psikologi 2012 atas dukungan yang diberikan kepada peneliti.

6. Teman-teman responden Fakultas Psikologi angkatan 2011-2016 atas kesediaannya mengisi kuesioner yang diberikan oleh peneliti.

7. Orangtua atas dukungan moril dan material serta memberikan semangat kepada peneliti. 8. Kevin Reinaldo Mulyono, S.T., sahabat yang selalu mendukung peneliti untuk

menyelesaikan Skripsi ini.

9. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu untuk segala kebaikan dan dukungan dalam bentuk apapun juga.

Peneliti menyadari bahwa skripsi yang dibuat masih memiliki berbagai kekurangan. Oleh karena itu, peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar dapat lebih baik dalam pembuatan penelitian selanjutnya.

Bandung, April 2017


(31)

64

DAFTAR PUSTAKA

Arnett, Jeffrey Jensen. 2007. Adolescence Emerging and Adulthood. Canada: Pearson Education. Bird, E & Melville, K. 1994. Families and Intimate Relationship. New York: Mc. Graw Hill,

Inc.

Duvall, E.M., & Miller, B.C.(1985). Marriage and Family Development (6th edition). New York: Harper & Row.

Gulo, W. 2002. Metode Penelitian. Jakarta: PT. Grasindo.

McCullough, Michael E., et al, (1998). Interpersonal Forgiving in Close Relationship: II. Theoritical Elaboration and Measurement Journal of Personality and Social Psyhology; Vol. 75, No.6, 1586-1603.

McCullough, Michael E., et al, (2008). Beyond Revenge: The Evolution of The Forgiveness Instinct. San Fransisco: Jossey-Bass.

Moch.Nazir. (2003). Metode Penelitian. Jakarta: Salemba Empat.

S. Helgeson, Vicki. (2012). The Psychology of Gender 4th ed. America: Person Education. Snyder, C. R., & Lopez, Shane J.(2007).Positive Psychology: The Scientific and Practial

Explorations of Human Strengths. USA: Sage Publications, Inc.

Sugiyono (2010), Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R& D. Bandung: Alfabeta. Worthington, Everett L. Jr. (2000). The Pyramid of Forgiveness: Some Interdisciplinary

Speculations about Unforgiveness and the Promotion of Forgiveness. Dalam Dimensions of Forgiveess, Psychological Research & Theological Perspectives. USA: Templeton Foundation Press.


(32)

65

Worthington, E. r., & Scherer, M. (2004). Forgiveness is an emotion-focused coping strategy that can reduce health risks and promote health resilience: theory, review, and hypotheses. Psychology & Health, 19(3), 385-405.


(33)

66

DAFTAR RUJUKAN

Cintalia.11BahayaPacaranTerlaluLama, http://cintalia.com/cinta/pacaran/bahaya-pacaran, diakses 10 april 2017

Ghuzairoh, T. (2015). Perbedaan forgiveness ditinjau dari jenis kelamin pada Budaya Jawa. Fakultas Psikologi UIN Sunan Maulana Malik Ibrahim Malang.

Madjongke.KeuntunganPacaranDalamWaktuLama, http://www.madjongke.com/2012/10/keuntun gan-pacaran-dalam-waktu- lama.html, diakses 10 April 2017

Sppsindonesia.AnalisiRegresi Multiples dengan SPSS, http://www.spssindonesia.com/2014/02 /analisis-regresi- multipes-dengan-spss.html, diakses 31 Januari 2017.

Viva, Masalah yang Sering Terjadi dalam Pacaran. http://m.viva.co.id/blog/lifestyle/397938-masalah-yang-sering-terjadi-dalam-pacaran, diakses 18 Oktober 2016.


(1)

KONTRIBUSI FAKTOR YANG MEMENGARUHI FORGIVENESS

TERHADAP DIMENSI FORGIVENESS PADA MAHASISWA FAKULTAS

PSIKOLOGI UNIVERSITAS

“X”

TERHADAP PASANGANNYA

SKRIPSI

Diajukan untuk menempuh Ujian Sarjana pada Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha Bandung

Oleh:

VALENTINNA HARRY NRP : 1230105

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG


(2)

ii

Universitas Kristen Maranatha

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus karena atas berkat dan rahmat-Nya yang maha kuasa serta kasih-Nya yang begitu besar sehingga peneliti dapat menyelesaikan penulisan Skripsi yang berjudul “KONTRIBUSI FAKTOR YANG MEMENGARUHI FORGIVENESS TERHADAP FORGIVENESS PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS “X” TERHADAP PASANGANNYA”. Peneliti menyadari bahwa penyusunan

Skripsi ini masih memiliki kekurangan, dikarenakan keterbatasan ilmu dan pengalaman peneliti. Walaupun demikian, peneliti telah berusaha sebaik mungkin untuk menyelesaikan Skripsi ini.

Dalam penyusunan Skripsi ini, peneliti mendapatkan bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak baik secara langsung atau tidak langsung, dan juga baik secara moril maupun material. Pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. Irene P. Edwina, M.Si., Psikolog, selaku Dekan Fakultas Psikologi, Universitas Kristen Maranatha.

2. Dr. Irene Tarakanita, M.Si, Psikolog, selaku dosen pembimbing utama selama pengerjaan skripsi atas dukungan, semangat, kesabaran dan masukan-masukan yang diberikan selama membimbing peneliti.

3. Heliany Kuswantomo, M.Si, Psikolog, selaku dosen pembimbing kedua selama pengerjaan skripsi atas dukungan, semangat, kesabaran dan masukan-masukan yang diberikan selama membimbing peneliti.

4. Staf Tata Usaha Fakultas Psikologi, Universitas Kristen Maranatha Bandung atas bantuannya dalam memperancar keperluan penyelesaian Skripsi ini.


(3)

iii

Universitas Kristen Maranatha 5. Teman-teman Psikologi 2012 atas dukungan yang diberikan kepada peneliti.

6. Teman-teman responden Fakultas Psikologi angkatan 2011-2016 atas kesediaannya mengisi kuesioner yang diberikan oleh peneliti.

7. Orangtua atas dukungan moril dan material serta memberikan semangat kepada peneliti. 8. Kevin Reinaldo Mulyono, S.T., sahabat yang selalu mendukung peneliti untuk

menyelesaikan Skripsi ini.

9. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu untuk segala kebaikan dan dukungan dalam bentuk apapun juga.

Peneliti menyadari bahwa skripsi yang dibuat masih memiliki berbagai kekurangan. Oleh karena itu, peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar dapat lebih baik dalam pembuatan penelitian selanjutnya.

Bandung, April 2017


(4)

64

DAFTAR PUSTAKA

Arnett, Jeffrey Jensen. 2007. Adolescence Emerging and Adulthood. Canada: Pearson Education.

Bird, E & Melville, K. 1994. Families and Intimate Relationship. New York: Mc. Graw Hill, Inc.

Duvall, E.M., & Miller, B.C.(1985). Marriage and Family Development (6th edition). New York:

Harper & Row.

Gulo, W. 2002. Metode Penelitian. Jakarta: PT. Grasindo.

McCullough, Michael E., et al, (1998). Interpersonal Forgiving in Close Relationship: II.

Theoritical Elaboration and Measurement Journal of Personality and Social Psyhology; Vol. 75, No.6, 1586-1603.

McCullough, Michael E., et al, (2008). Beyond Revenge: The Evolution of The Forgiveness

Instinct. San Fransisco: Jossey-Bass.

Moch.Nazir. (2003). Metode Penelitian. Jakarta: Salemba Empat.

S. Helgeson, Vicki. (2012). The Psychology of Gender 4th ed. America: Person Education.

Snyder, C. R., & Lopez, Shane J.(2007).Positive Psychology: The Scientific and Practial

Explorations of Human Strengths. USA: Sage Publications, Inc.

Sugiyono (2010), Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R& D. Bandung: Alfabeta.

Worthington, Everett L. Jr. (2000). The Pyramid of Forgiveness: Some Interdisciplinary

Speculations about Unforgiveness and the Promotion of Forgiveness. Dalam

Dimensions of Forgiveess, Psychological Research & Theological Perspectives. USA: Templeton Foundation Press.


(5)

65

Worthington, E. r., & Scherer, M. (2004). Forgiveness is an emotion-focused coping strategy

that can reduce health risks and promote health resilience: theory, review, and hypotheses. Psychology & Health, 19(3), 385-405.


(6)

66

DAFTAR RUJUKAN

Cintalia.11BahayaPacaranTerlaluLama, http://cintalia.com/cinta/pacaran/bahaya-pacaran, diakses 10 april 2017

Ghuzairoh, T. (2015). Perbedaan forgiveness ditinjau dari jenis kelamin pada Budaya Jawa. Fakultas Psikologi UIN Sunan Maulana Malik Ibrahim Malang.

Madjongke.KeuntunganPacaranDalamWaktuLama, http://www.madjongke.com/2012/10/keuntun gan-pacaran-dalam-waktu- lama.html, diakses 10 April 2017

Sppsindonesia.AnalisiRegresi Multiples dengan SPSS, http://www.spssindonesia.com/2014/02 /analisis-regresi- multipes-dengan-spss.html, diakses 31 Januari 2017.

Viva, Masalah yang Sering Terjadi dalam Pacaran. http://m.viva.co.id/blog/lifestyle/397938-masalah-yang-sering-terjadi-dalam-pacaran, diakses 18 Oktober 2016.