MODEL PENGATURAN PINTU AIR PLTA BERBASIS ARDUINO.

(1)

MODEL PENGATURAN PINTU AIR PLTA BERBASIS ARDUINO

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya

Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Program Studi Teknik Elektro

OLEH : POPPY ROSMANIA

1004621

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Model Pengaturan Pintu Air PLTA

Berbasis Arduino

Oleh

Poppy Rosmania

Sebuah Proyek Akhir yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar Diploma-III pada Fakultas Pendidikan Teknik dan

Kejuruan

© Poppy Rosmania2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

HYDROPOWER FLOODGATE CONTROL MODELS ARDUINO BASED By

Poppy Rosmania (1004621)

Abstract

With the rapid advancement of technology today, the need for automation in the control floodgate. Final project is titled "Hydropower Floodgate Control Models Arduino Based” The project goal is to make the final water level control system and the opening and closing of floodgate through the computer. The final project is utilizing aluminum as sensor combined with the input circuit. Input circuits with transistors as switches and input of the circuit is routed to the Arduino. Arduino generate a voltage of 5 V. Voltage of 5 V will turn optocoupler transistor circuit then referred to as a switch to activate a relay to run the motor DC 12 V. The system is integrated with visual basic software as a form of visualization. From the results of measurements and experiments that have been carried out on the opening and closing of each door, the opening and closing of the door running well. Central lock driver circuit, water level input circuit works with the principle of a transistor as a switch. Will be active when the transistor base voltage of at least 0.7 V. Sensors are used on aluminum conductor is a material and use the media as an intermediary between the water source to the positive input circuit. Arduino as a tool that serves as a processing input data and produce output. Serial port component used for communication between visual basic and Arduino. In the central lock harness driver circuit transistor as a switch. To rotate the motor rotation direction by swapping the 12 V DC voltage source pole.


(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ... x

ABSTRAK ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1

1.2Tujuan ... 2

1.3Manfaat ... 2

1.4Rumusan Masalah ... 2

1.5 Batasan Masalah ... 3

1.6 Sistematika Penulisan ... 3

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Visual Basic ... 5

2.2 Mikrokontroler ... 7

2.2.1 Arduino ... 7

2.2.2 Software Arduino ... 12

2.3 Bahasa Pemograman Arduino Berbasis Bahasa C ... 16

2.4 Relay ... 24


(6)

2.6Transistor ... 27

2.6.1 Pemberian Tegangan Pada Transistor ... 27

2.6.2 Transistor Sebagai Saklar ... 28

2.7 Motor DC ... 32

2.7.1 Prinsip Kerja Motor DC ... 33

2.8 Menghitung Daya Yang Dikeluarkan ... 35

BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Perancangan ... 37

3.1.1 Tujuan Perancangan ... 37

3.2 Deskripsi Model Pengaturan Pintu Air PLTA ... 38

3.2.1 Spesifikasi Model Pengaturan Pintu Air PLTA ... 38

3.2.2. Sistem Kerja Model Pengaturan Pintu Air PLTA ... 39

3.3Perancangan dan Pembuatan Model Pengaturan Pintu Air PLTA ... 42

3.3.1 Perancangan Model Miniatur ... 43

3.3.2 Perancangan Papan Kontrol ... 47

3.4 Perancangan Rangkaian Input Ketinggian Air ... 48

3.4.1 Membuat Papan PCB Rangkaian Input ... 48

3.4.2 Merangkai Rangkaian Input ... 49

3.5 Perancangan Rangakain Driver Central Lock ... 50

3.5.1 Pembuatan Papan PCB Rangkaian Driver Central Lock... 50

3.5.2. Merangkai Rangkaian Driver Central Lock ... 52

3.5 Perancangan Rangkaian Arduino Shield ... 53


(7)

3.7 Pengawatan Relay DPDT ( Double Pole Double Throw ) ... 55

3.8 Perancangan dan Pembuatan Program Arduino ... 56

3.9 Perancangan dan Pembuatan Program Visual Basic ... 57

3.9.1 Membuat Form Satu Sebagai Form Untuk Login ... 57

3.9.2 Membuat Form Dua Menu Kontrol ... 59

3.10 Perancangan dan Pembuatan Sensor ... 62

BAB IV PENGUJIAN DAN PENGUKURAN 4.1Pengujian ... 63

4.1.1 Alat dan Bahan ... 63

4.1.2 Langkah Pengukuran dan Pengujian ... 64

4.2Pengukuran ... 64

4.2.1 Pengukuran Pin I/O Digital Arduino ... 64

4.2.2 Pengukuran Tegangan Sumber Listrik ... 66

4.2.3 Pengukuran Rangkaian Input Sensor Ketinggian air ... 66

4.2.4 Pengukuran Rangkaian Driver Central Lock... 69

4.3 Pengujian ... 70

BAB V PENUTUP ... 76

5.1 Kesimpulan ... 76

5.2 Saran ... 77

DAFTAR PUSTAKA ... 78 LAMPIRAN - LAMPIRAN


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Ringkasan Arduino Uno ... 11

Tabel 2.2 Bagian Menu File Software Arduino ... 13

Tabel 2.3 Bagian Menu Sketch Software Arduino ... 14

Tabel 2.4 Bagian Menu Tools Software Arduino ... 14

Tabel 2.5 Bagian – Bagian Toolbar Software Arduino ... 15

Tabel 4.1 Pengukuran Tegangan Output Pin Digital Arduino ... 65

Tabel 4.2 Pengukuran Tegangan Output Power Supply1 ... 66

Tabel 4.3 Pengukuran Tegangan Pada Tahanan dan LED ... 67

Tabel 4.4 Pengukuran Tegangan Pada Kaki Transistor BC547 ... 67

Tabel 4.5 Pengukuran Tegangan Input Rangkaian Driver Central Lock ... 69

Tabel 4.6 Waktu Mengalir Air Dari Penampung Atas ke Penampung Bawah ... 71


(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tampilan Visual Basic 2010 ... 6

Gambar 2.2 Diagram Blok Mikrokontroler ATmega 328 ... 8

Gambar 2.3 Tampilan Depan Board Arduino Uno ... 10

Gambar 2.4 Tampilan Belakang Board Arduino Uno ... 10

Gambar 2.5 Tampilan IDE Arduino ... 12

Gambar 2.6 Menu Bar IDE Arduino ... 13

Gambar 2.7 Toolbar Software IDE Arduino ... 15

Gambar 2.8 Tampilan Fisik Relay DPDT ... 24

Gambar 2.9 Wiring Diagram Relay DPDT ... 25

Gambar 2.10 Skema Optocoupler ... 26

Gambar 2.11 Pemberian Tegangan Pada Transistor ... 27

Gambar 2.12 Kurva Karakteristik Transistor ... 29

Gambar 2.13 Rangkaian Saat Transistor Dalam Kondisi Saturasi ... 30

Gambar 2.14 Rangkaian Saat Transistor Dalam Kondisi Cut-Off... 31

Gambar 2.15 Skema Motor DC ... 32

Gambar 2.16 Hubungan Arah Arus dan Arah Medan Magnet ... 33

Gambar 2.17 Medan Manget Mengelilingi Konduktor Diantara Kutub ... 33

Gambar 2.18 Reaksi Garis Fluks ... 34

Gambar 2.19 Bentuk Luar dan Dalam Central Lock ... 35

Gambar 3.1 Diagram Alur Model Pengaturan Pintu PLTA ... 40


(10)

Gambar 3.3 Ukuran Miniatur Luar ... 43

Gambar 3.4 Ukuran Pembatas Atas dan Bawah ... 44

Gambar 3.5 Ukuran Dudukan Central Lock ... 44

Gambar 3.6 Ukuran Pintu ... 45

Gambar 3.7 Bentuk Keseluruhan Miniatur... 46

Gambar 3.8 Skema Tata Letak Komponen Pada Papan Kontrol ... 47

Gambar 3.9 Skema Rangkaian Input Ketinggian Air ... 48

Gambar 3.10 Layout Rangkaian Input Ketinggian Air... 49

Gambar 3.11 Rangkaian Input Ketinggian Air dan Pengawatannya ... 50

Gambar 3.12 Skema Rangkaian Driver Central Lock ... 51

Gambar 3.13 Layout Rangkaian Driver Central Lock ... 52

Gambar 3.14 Rangkaian Driver Central Lock dan Pengawatannya ... 53

Gambar 3.15 Layout Rangkaian Arduino Shield ... 54

Gambar 3.16 Rangkaian Shield Arduino dan Pengawatannya ... 55

Gambar 3.17 Skema Pengawatan Dua Buah Relay ... 56

Gambar 3.18 Tampilan Form Satu Sebagai Form Login ... 57

Gambar 3.19 Tampilan Form Dua Menu Kontrol ... 59

Gambar 3.20 Posisi Konduktor Dalam Air ... 62

Gambar 4.1 Titik – Titik Pengukuran Rangkaian Input Ketinggian Air ... 67

Gambar 4.2 Waktu Mengalirnya Air Pada Pintu 1 ... 70

Gambar 4.3 Waktu Mengalirnya Air Pada Pintu 2 ... 71


(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Air adalah sumber kehidupan, tanpa air tak satupun mahluk hidup di bumi ini dapat bertahan, air dapat dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan hidup salah satunya sebagai sumber pembangkit listrik. Oleh sebab itu kita harus dapat mengendalikan jumlah debit air yang akan di manfaatkan untuk sumber pembangkit listrik. Salah satu cara pengendalian debit air adalah dengan membuat bendungan atau waduk, pada bendungan atau waduk tentunya terdapat pintu air yang harus dibuka dan ditutup sesuai dengan keadaan volume air yang ada pada bendungan itu. Alangkah baiknya apabila pengendalian pintu pada bendungan atau waduk bekerja dengan dikendalikan melalui komputer kerena perubahan volume air yang selalu berubah-ubah dalam periode waktu yang tidak menentu.

Dengan alat ini dapat langsung melakukan tindakan untuk pengendalian volume air tersebut. Dengan alat ini maka pengendalian volume air akan semakin mudah.


(12)

2

1.2Tujuan

1. Memahami cara kerja sensor ketinggian air sederhana.

2. Memahami program visual basic dan arduino untuk menghasilkan logic yang diinginkan.

3. Memahami cara kerja rangkaian driver central lock

4. Memahami prinsip kerja motor DC 12 V yang di manfaatkan untuk pengendalian pintu air.

1.3 Manfaat

1. Dapat mengontrol ketinggian air dan mengontrol buka tutup pintu melalui visual basic.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan diatas maka saya dapat merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana cara membuat sensor air secara sederhana. 2. Bagaimana menghubungkan sensor air dengan arduino.

3. Bagaimana membuat sistem komunikasi serial antara arduino dengan program visual basic.


(13)

3

1.5 Batasan Masalah

Kegiatan ini bertujuan untuk mendesain model pengaturan pintu air di Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dimana operator dapat melakukan pengontrolan melalui komputer.

1.6 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Meliputi latar belakang, tujuan, manfaat, rumusan masalah, batasan masalah, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Dalam bab ini dijelaskan teori pendukung tentang visual basic, arduino, Relay, Optocoupler, Transistor, Motor DC 12 V, dan Perhitungan daya.

BAB II PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM

Pada bab ini akan di uraikan langkah – langkah pembuatan model secara mekanik, elektrik dan programnya.

BAB IV PENGUJIAN DAN PENGUKURAN

Pada bab ini akan dibahas hasil pengukuran dan pengujian dari alat yang telah dibuat.


(14)

4

BAB V PENUTUP

Bab ini merupakan penutup yang meliputi tentang kesimpulan yang didapat setelah merakit proyek ini dan saran yang diberikan demi kesempurnaan dan pengembangan proyek ini pada masa yang akan datang.


(15)

(16)

BAB III

PERANCANGAN ALAT

3.1 Perancangan

Dalam pembuatan suatu alat atau produk perlu adanya sebuah rancangan yang menjadi acuan dalam proses pembuatanya, sehingga kesalahan yang mungkin timbul dapat ditekan dan dihindari.

3.1.1 Tujuan Perancangan

Tujuan dari perancangan alat ini adalah untuk mewujudkan gagasan dan didasari oleh teori serta fungsi dari software visual basic, arduino, rangkaian input water level dan rangkaian driver central lock, untuk kemudian dipadukan dan dengan sedikit modifikasi sehingga menghasilkan alat yang sesuai dengan spesifikasi yang diharapkan, dan adapun tujuan dari perencanaan pembuatan alat adalah:

1. Menentukan deskripsi kerja dari alat yang direncanakan 2. Menentukan komponen-komponen yang diperlukan 3. Sebagai pedoman dalam pembuatan alat

4. Mengatur tata letak komponen yang digunakan 5. Meminimalisir kesalahan dalam proses pembuatan


(17)

38

3.2 Deskripsi Model Pengaturan Pintu Air PLTA Berbasis Arduino

3.2.1 Spesifikasi Model Pengaturan Pintu Air PLTA Berbasis Arduino

Spesifikasi menjadi batasan dan acuan dalam perancangan Model Pengaturan Pintu Air PLTA Berbasis Arduino dan spesifikasinya sebagai berikut:

1. Sensor untuk mengukur ketinggian air bendungan menggunakan konduktor sederhana dengan tiga tingkat level ketinggian.

2. Terdapat tiga pintu bendungan yang proses buka tutupnya memanfaatkan central lock mobil.

3. Proses buka tutup pintu melalui komputer dengan menggunakan software visual basic 2010.

4. Proses pengontrolan ketinggian air melalui komputer dengan menggunakan software visual basic 2010.


(18)

39

3.2.2. Sistem Kerja Model Pengaturan Pintu Air PLTA Berbasis Arduino

Pada Model Pengaturan Pintu Air PLTA Berbasis Arduino dibutuhkan kabel sebagai sensor ketinggian air. Terdapat tiga tingkat ketinggian low, medium dan high. Informasi ketinggian air akan di kirim ke rangkaian penerima input ke arduino lalu di kirim ke visual basic. Pada visual basic ketinggian air di visualisasikan berupa gambar yang berbeda untuk masing – masing ketinggian. Setelah melihat input berupa ketinggian air maka akan di tentukan output yaitu proses pembukaan pintu PLTA. Perintah membuka pintu air dikirim dari visual basic lalu ke arduino yang akan menghasil output tegangan 5 Volt yang akan mengaktifkan rangkaian driver central lock. Terdapat tiga kondisi yaitu :

1. Level low = 1 pintu air yang dibuka 2. Level Medium = 2 pintu air yang dibuka 3. Level High = 3 pintu air yang dibuka

Secara keseluruhan realisasi sistem ini ditunjukkan seperti gambar dibawah ini:


(19)

40

Gambar 3.1 Diagram Alur Model Pengaturan Pintu Air PLTA Berbasis Arduino START

MENGENALI LEVEL KETINGGIAN AIR

LEVEL 1 MEMBUKA 1 PINTU AIR

LEVEL 2 MEMBUKA 2 PINTU AIR

LEVEL 3 MEMBUKA 3 PINTU AIR


(20)

41

Gambar 3.2 Diagram Blok Sistem Model Pengaturan Pintu Air PLTA

SENSOR 1 ARDUINO UNO PROGRAM VISUAL BASIC SENSOR 2 SENSOR 3 RANGKAIAN INPUT WATER LEVEL PINTU 1 CENTRALLOCK BUKA/ TUTUP RANGKAIAN DRIVER RANGKAIAN DRIVER PINTU 2 RANGKAIAN DRIVER RANGKAIAN DRIVER PINTU 3 RANGKAIAN DRIVER RANGKAIAN DRIVER POWER SUPPLY POWER SUPPLY POWER SUPPLY CENTRALLOCK BUKA/ TUTUP CENTRALLOCK BUKA/ TUTUP


(21)

42

3.3Perancangan dan Pembuatan Model Pengaturan Pintu Air PLTA

Peracangan model miniatur menyerupai bentuk bendungan dengan memanfaatkan beda ketinggian penampung atas dan penampung bawah untuk menghasilkan daya untuk memutarkan kincir. Adapun alat dan bahan yang digunakan sebagai berikut :

1. Akrilik dengan ketebalan 5 mm 2. Akrilik dengan ketebalan 3 mm 3. Stop kran

4. Pipa saluran utama dengan diameter 1 inchi 5. Pipa saluran kecil dengan diameter ½ inchi 6. Sambungan pipa

7. Pompa air

8. Lem Kaca (Sealant) 9. Gergaji


(22)

43

3.3.1 Perancangan Model Miniatur

Bahan yang digunakan untuk merancang miniatur untuk bahan luar terbuat dari kaca dengan ketebalan 5 mm. Volume untuk penampung air atas dan bawah sebesar 10 liter 21 cm X 21 cm X 22 cm =±10.648 cm 3 = 10 liter3 dengan ukuran sebagai berikut :

Gambar 3.3 Ukuran Miniatur Luar

22 cm

22 cm

22 cm

22 cm 22 cm

22 cm

50 cm

100 cm

22 cm 22 cm

111 , 75 cm


(23)

44

Pembatas antara penampung bawah dan penampung atas menggunakan bahan dari akrilik dengan ketebalan 5 mm. Ada tiga buah lubang untuk memasang pipa air. Dengan ukuran sebagai berikut :

Gambar 3.2 Ukuran Pembatas Atas dan Bawah

Gambar 3.4 Ukuran Pembatas Atas dan Bawah

2 cm 2 cm

21 cm 21, 5 cm

2 cm

D = 4,2 cm D = 4,2 cm D = 4,2 cm


(24)

45

Dudukan central lock menggunakan bahan dari akrilik dengan ketebalan 5 mm. Dengan ukuran sebagai berikut :

Gambar 3.5 Ukuran Dudukan Central Lock

Pintu terbuat dari arkrilik dengan ketebalan 3 mm agar mudah digerakan. Dengan ukuran sebagai berikut :

22 cm

9,1 cm


(25)

46

Gambar 3.6 Ukuran Pintu

Rakit semua bahan yang sudah disebutkan diatas hingga menjadi seperti gambar berikut :


(26)

47

3.3.2 Perancangan Papan Kontrol

Papan kontrol ini menggunakan bahan akrilik dengan ketebalan 5 mm dan dibuat untuk menempatkan rangkaian arduino shield, rangkaian driver motor, rangkaian input water level, relay, terminal blok dan alat bahan – bahan lainnya. Rancangan masing – masing posisi alat sebagai berikut


(27)

48

3.4 Perancangan Rangkaian Input Ketinggian Air

Pada rangkaian input ini dihubungkan dengan konduktor sebagai sensor ketinggian air dengan memanfaatkan air sebagai media penghantar antara konduktor yang diberi tegangan 4 Volt dengan konduktor yang terhubung ke rangkaian input.

3.4.1 Membuat Papan PCB Rangkaian Input

Membuat Papan PCB untuk rangkaian input menggunakan software eagle. Dengan langkah – langkah sebagai berikut :

1. Membuka software eagle – file – new - schematic

2. Membuat rangakaian seperti gambar dibawah ini. Untuk menambahkan komponen klik menu Add.


(28)

49

3. Setelah selesai membuat rangkaian, rangkaian tersebut dapat diubah menjadi layout dengan cara klik menu file – swicth to board.

4. Rapihkan layout dengan memanfaatkan menu yang ada di board.

Gambar 3.10 Layout Rangkaian Input Ketinggian Air

3.4.2 Merangkai Rangkaian Input

Setelah papan pcb siap dipakai langkah selanjutnya adalah menyolder komponen – komponen pada papan. Komponen – komponen yang diperlukan untuk rangkaian input water level adalah sebagai berikut:

1. Led Merah 3 Buah 2. TR BC547 3 Buah 3. Resistor 1K 3 Buah 4. Resistor 680 3 Buah


(29)

50

6. Sekrup dan baud 2 Buah

7. Skun 5 Buah

Gambar 3.11 Rangkaian Input Ketinggian Air dan Pengawatannya

3.5 Perancangan Rangakain Driver Central Lock

Komponen aktif pada rangkaian ini adalah ic optocoupler 4N35 dan dua buah transistor yang berfungsi sebagai saklar.

3.5.1 Pembuatan Papan PCB Rangkaian Driver Central Lock

Membuat Papan PCB untuk driver central lock menggunakan software eagle. Dengan langkah – langkah sebagai berikut :

1. Membuka software eagle – file – new – schematic

2. Membuat rangkaian seperti gambar dibawah ini. Untuk menambahkan komponen klik menu Add


(30)

51

Gambar 3.12 Skema Rangkaian Driver Central Lock

3. Setelah selesai membuat rangkaian, rangkaian tersebut dapat diubah menjadi layout dengan cara klik menu file – swicth to board.


(31)

52

Gambar 3.13 Layout Rangkaian Driver Central Lock

3.5.2. Merangkai Rangkaian Driver Central Lock

Papan pcb dicetak sebanyak enam buah. Setelah papan pcb siap dipakai langkah selanjutnya adalah menyolder komponen – komponen pada papan. Komponen – komponen yang diperlukan untuk rangkaian driver central lock adalah sebagai berikut:

1. IC 4N35 6 buah

2. Soket IC 6 Buah

3. TR BC547 6 Buah 4. TR TIP3C 6 Buah 5. Dioda IN4004 12 Buah


(32)

53

6. Resistor 10K 6 Buah

7. Srcue 2 Set 18 Buah

8. Spacer 6 Buah

9. Skun 36 Buah

Gambar 3.14 Rangkaian Driver Central Lock dan Pengawatannya

3.6 Perancangan Rangkaian Arduino Shield

Perancangan rangkaian arduino shield untuk mempermudah pengawatan pin arduino dengan komponen lainnya. Langkah – langkah pembuatannya sama seperti langkah pembuatan rangkaian – rangkaian sebelumnya, hanya terdapat perbedaan kita dapat langsung mengunduh softfile rangkaian arduino uno dalam bentuk eagle di www.arduino.cc. Tambahkan scrue dengan mengklik menu Add – con faston.


(33)

54

Gambar 3.15 Layout Rangkaian Arduino Shield

3.6.1 Merangkai Arduino Shield

Setelah papan pcb siap dipakai langkah selanjutnya adalah menyolder komponen – komponen pada papan. Komponen – komponen yang diperlukan untuk rangkaian arduino shiled adalah sebagai berikut:

1. Scrue 2 set 14 Buah

2. Pin Header male 28 Pin

3. Sekrup dan Baud 3 Buah


(34)

55

Gambar 3.16 Rangkaian Shield Arduino dan Pengawatannya

3.7 Pengawatan Relay DPDT ( Double Pole Double Throw )

Terdapat dua buah relay jenis DPDT untuk mengendalikan satu central lock. Cara kerjannya ketika relay 1 diberi input dari rangkaian driver maka coil akan menjadi magnet menarik kaki-kaki relay yang posisi awalnya kaki common (9, 12 ) terhubung dengan kaki NC (1,4 ) akan tertarik dan terhubung dengan kaki NO (5,8) . Sumber +12 Volt mengalir melalui relay 1 sedangkan relay 2 tidak dalam keadaan aktif sehingga tetap mendapat


(35)

56

ground. Sumber +12 Volt mengalir melalui relay 1 - motor - relay 2 - ground. Sebaliknya jika relay 2 yang diberi input sehingga rangkaian dua buah relay dapat membalik polaritas supply untuk central lock

Gambar 3.17 Skema Pengawatan Dua Buah Relay

3.8Perancangan dan Pembuatan Program Arduino

Perancangan program pada arduino dengan langkah – langkah sebagai berikut:

1. Buka software arduino yaitu IDE arduino. 2. Ketikan program pada Editor program.

3. Setelah selesai mengetikan program klik menu compiler untuk

mengetahui apakah program yang dibuat masih terdapat kesalahan atau tidak.

4. Jika program tidak terdapat kesalahan program siap dikirim ke dalam memory didalam papan arduino dengan klik menu Uploader.

Relay 1


(36)

57

5. Listing program pada software arduino terdapat pada lampiran.

3.9 Perancangan dan Pembuatan Program Visual Basic 3.9.1 Membuat Form Satu Sebagai Form Untuk Login

Gambar 3.18 Tampilan Form Satu Sebagai Form Login Form satu berisi komponen – komponen :

1. Label 1 : Mengubah kolom text pada propertis menjadi Userrname 2. Lebel 2 : Mengubah kolom text pada propertis menjadi Password 3. Label 3 : Mengubah kolom text pada propertis menjadi Model

Pengaturan Air PLTA 4. Textbox1

5. Textbox2

Textbox 2 Textbox 1 Label 3

Label 2 Label 1


(37)

58

6. Button1 : Mengubah kolom text pada propertis menjadi Login dan mengubah kolom name menjadi cmdlogin

7. Button 2 : Mengubah kolom text pada propertis menjadi Exit

8. Listing program pada software visual basic untuk form satu terdapat pada lampiran.


(38)

59

3.9.2 Membuat Form Dua Menu Kontrol

Picturebox 7,8,9

Button 2 Button 1 Label 1 Label 6 Label 5 Label 4 Label 7

Combobox 1

Button 8

Label 2

Label 3

Button 3 Button 4 Button 5 Button 6


(39)

60

Form dua berisi komponen – komponen :

1. Label 1 : Mengubah kolom text pada propertis menjadi Pintu 1 2. Label 2 : Mengubah kolom text pada propertis menjadi Pintu 2 3. Label 3 : Mengubah kolom text pada propertis menjadi Pintu 3 4. Label 4 : Mengubah kolom text pada propertis menjadi Serialport 5. Label 5 : Mengubah kolom text pada propertis menjadi Level

Ketinggian

6. Label 6 : Mengubah kolom text pada propertis dikosongkan

7. Label 7 : Mengubah kolom text pada propertis menjadi Model Pengaturan Air PLTA

8. Button 1 : Mengubah kolom text pada propertis menjadi Buka 9. Button 2 : Mengubah kolom text pada propertis menjadi Tutup 10.Button 3 : Mengubah kolom text pada propertis menjadi Buka 11.Button 4 : Mengubah kolom text pada propertis menjadi Tutup 12.Button 5 : Mengubah kolom text pada propertis menjadi Buka 13.Button 6 : Mengubah kolom text pada propertis menjadi Tutup 14.Button 7 : Mengubah kolom text pada propertis menjadi Connect 15.Button 8 : Mengubah kolom text pada propertis menjadi Disconnect 16.Picturebox 1 : Mengubah kolom image pada propertis menjadi

gambar animasi pintu tertutup

17.Picturebox 2 : Mengubah kolom image pada propertis menjadi gambar animasi pintu terbuka


(40)

61

18.Picturebox 3 : Mengubah kolom image pada propertis menjadi gambar animasi pintu tertutup

19.Picturebox 4 : Mengubah kolom image pada propertis menjadi gambar animasi pintu terbuka

20.Picturebox 5 : Mengubah kolom image pada propertis menjadi gambar animasi pintu tertutup

21.Picturebox 6 : Mengubah kolom image pada propertis menjadi gambar animasi pintu terbuka

22.Picturebox 7 : Mengubah kolom image pada propertis menjadi gambar animasi ketinggian air level 1

23.Picturebox 8 : Mengubah kolom image pada propertis menjadi gambar animasi ketinggian air level 2

24.Picturebox 9 : Mengubah kolom image pada propertis menjadi gambar animasi ketinggian air level 3

25.Combobox 1 26.Serialport 27.Timer

28.Listing program pada software visual basic untuk form dua terdapat pada lampiran.


(41)

62

3.10 Perancangan dan Pembuatan Sensor

Tahap terakhir dalam pembuatan alat ini adalah pembuatan sensor dengan memanfaatkan konduktor . Konduktor dipilih karena sangat sederhana, murah dan mudah dalam proses perancangan. Terdapat tiga level indikator air. Konduktor sebagai bahan pengantar dan air sebagai media penghantarnya. Konduktor yang digunakan untuk sensor terbuat dari bahan alumunium. Alumunium harus ada perawatan karena lama kelamaan akan ada korosi.

Gambar 3.20 Posisi Konduktor Dalam Air

Korosi merupakan proses rusaknya benda-benda, terutama logam yang disebabkan oleh reaksi kimia atau elektrokimia logam tersebut dengan lingkungannya. Air juga berperan dalam proses korosi. Semakin sering alumunium terkena air, maka akan semakin cepat alumunium tersebut mengalami korosi. Selain itu, keberadaan uap air di udara yang dinyatakan dengan kelembaban juga mempengaruhi korosi alumunium.


(42)

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Sensor yang digunakan dari bahan alumunium merupakan bahan konduktor dan memanfaatkan media air sebagai perantara antara sumber positif dengan rangakaian input. Rangkaian input akan aktif ketika alumunium sumber positif dan alumunium sensor terhubung oleh media air.

2. Arduino sebagai alat yang berfungsi sebagai pemproses data input dan dapat menghasilkan output dengan menggunakan bahasa berbasis bahasa C. Komunikasi serial antara arduino dengan program visual basic menggunakan fasilitas serial port yang terdapat pada visual basic.

3. Pada rangkaian driver central lock memanfaatkan transistor sebagai saklar yang akan mengalirkan arus ketika kaki basis transistor diberi arus.

4. Dalam motor DC 12 V terdapat kumparan medan dan kumparan jangkar Prinsip kerja motor jika arus mengalir pada suatu konduktor (kumparan jangkar) yang diletakan di antara kumparan medan akan timbul medan magnet di sekitar konduktor (kumparan jangkar). Arah medan magnet ditentukan oleh arah aliran arus pada konduktor. Untuk memutar arah putaran motor dengan menukar kutub tegangan sumber listrik.


(43)

77

5.2 Saran

Adapun masukan atau saran agar alat ini bekerja dengan baik, diantaranya: 1. Rangkaian input sebaiknya menggunakan optocoupler untuk

menghindari jika ada konslet tidak akan mempengaruhi papan arduino. 2. Untuk pengembangan lebih lanjut dapat ditambahkan kincir air yang

dapat di proses sehingga dapat menghasilkan daya yang dapat dimanfaatkan.

3. Agar daya yang di hasilkan lebih besar dapat dilakukan dengan memperbesar volume air dan memperbesar ketinggian.

4. Design pintu sebaiknya diperbaiki dengan metode lain sehingga dapat meminimalisir kecoboran.


(44)

DAFTAR PUSTAKA

---, (2013). Fluida Dinamis dan Persamaan Kontinuitas. (Online). Tersedia : www.budisma.web.id (1 Juni 2013)

---, (2009). Optocoupler. (Online). Tersedia : http:/www. Jaenal91/wordpress. com/2009/04/03/optpcoupler/ (21 Mei 2003)

Darmawan, Aan. (2012). “Workshop Arduino”. Makalah pada workshop di

Uviversitas Kristen Maranatha, Bandung.

Djuandi, Feri. (2011). Pengenalan Arduino. (Online). Tersedia : http://www.TokoBuku.com/arduino-pengenalan.PDF (9 April 2013) Hardiyanto, Zaldi. (2011). Teori dan Prinsip Kerja Relay DPDT. (Online). Tersedia : http://www.elektronikabersama.web.id/2011/06/relay-dpdt.html (21 Mei 2013)

Kristina, Eirine. (2011). Pengenalan Visual Basic 2010. (Online). Tersedia : http://www.eirinekw.blogspot.com (9 April 2013)

Purnama, Agus. (2012). Transistor Sebagai Saklar. (Online). Tersedia : http://www.elektronika-dasar.web.id/teori0elektronika/transistor-sebagai- saklar/ (1 Juni 2013)

Purnama, Agus. (2012). Prinsip Kerja Motor DC . (Online). Tersedia : http://www.elektronika-dasar.web.id/teori0elektronika/prinsip-kerja motor-dc/ (1 Juni 2013)


(1)

60

Form dua berisi komponen – komponen :

1. Label 1 : Mengubah kolom text pada propertis menjadi Pintu 1 2. Label 2 : Mengubah kolom text pada propertis menjadi Pintu 2 3. Label 3 : Mengubah kolom text pada propertis menjadi Pintu 3 4. Label 4 : Mengubah kolom text pada propertis menjadi Serialport 5. Label 5 : Mengubah kolom text pada propertis menjadi Level

Ketinggian

6. Label 6 : Mengubah kolom text pada propertis dikosongkan

7. Label 7 : Mengubah kolom text pada propertis menjadi Model Pengaturan Air PLTA

8. Button 1 : Mengubah kolom text pada propertis menjadi Buka 9. Button 2 : Mengubah kolom text pada propertis menjadi Tutup 10.Button 3 : Mengubah kolom text pada propertis menjadi Buka 11.Button 4 : Mengubah kolom text pada propertis menjadi Tutup 12.Button 5 : Mengubah kolom text pada propertis menjadi Buka 13.Button 6 : Mengubah kolom text pada propertis menjadi Tutup 14.Button 7 : Mengubah kolom text pada propertis menjadi Connect 15.Button 8 : Mengubah kolom text pada propertis menjadi Disconnect 16.Picturebox 1 : Mengubah kolom image pada propertis menjadi

gambar animasi pintu tertutup

17.Picturebox 2 : Mengubah kolom image pada propertis menjadi gambar animasi pintu terbuka


(2)

18.Picturebox 3 : Mengubah kolom image pada propertis menjadi gambar animasi pintu tertutup

19.Picturebox 4 : Mengubah kolom image pada propertis menjadi gambar animasi pintu terbuka

20.Picturebox 5 : Mengubah kolom image pada propertis menjadi gambar animasi pintu tertutup

21.Picturebox 6 : Mengubah kolom image pada propertis menjadi gambar animasi pintu terbuka

22.Picturebox 7 : Mengubah kolom image pada propertis menjadi gambar animasi ketinggian air level 1

23.Picturebox 8 : Mengubah kolom image pada propertis menjadi gambar animasi ketinggian air level 2

24.Picturebox 9 : Mengubah kolom image pada propertis menjadi gambar animasi ketinggian air level 3

25.Combobox 1 26.Serialport 27.Timer

28.Listing program pada software visual basic untuk form dua terdapat pada lampiran.


(3)

62

3.10 Perancangan dan Pembuatan Sensor

Tahap terakhir dalam pembuatan alat ini adalah pembuatan sensor dengan memanfaatkan konduktor . Konduktor dipilih karena sangat sederhana, murah dan mudah dalam proses perancangan. Terdapat tiga level indikator air. Konduktor sebagai bahan pengantar dan air sebagai media penghantarnya. Konduktor yang digunakan untuk sensor terbuat dari bahan alumunium. Alumunium harus ada perawatan karena lama kelamaan akan ada korosi.

Gambar 3.20 Posisi Konduktor Dalam Air

Korosi merupakan proses rusaknya benda-benda, terutama logam yang disebabkan oleh reaksi kimia atau elektrokimia logam tersebut dengan lingkungannya. Air juga berperan dalam proses korosi. Semakin sering alumunium terkena air, maka akan semakin cepat alumunium tersebut mengalami korosi. Selain itu, keberadaan uap air di udara yang dinyatakan


(4)

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Sensor yang digunakan dari bahan alumunium merupakan bahan konduktor dan memanfaatkan media air sebagai perantara antara sumber positif dengan rangakaian input. Rangkaian input akan aktif ketika alumunium sumber positif dan alumunium sensor terhubung oleh media air.

2. Arduino sebagai alat yang berfungsi sebagai pemproses data input dan dapat menghasilkan output dengan menggunakan bahasa berbasis bahasa C. Komunikasi serial antara arduino dengan program visual basic menggunakan fasilitas serial port yang terdapat pada visual basic.

3. Pada rangkaian driver central lock memanfaatkan transistor sebagai saklar yang akan mengalirkan arus ketika kaki basis transistor diberi arus.

4. Dalam motor DC 12 V terdapat kumparan medan dan kumparan jangkar Prinsip kerja motor jika arus mengalir pada suatu konduktor (kumparan jangkar) yang diletakan di antara kumparan medan akan timbul medan magnet di sekitar konduktor (kumparan jangkar). Arah medan magnet ditentukan oleh arah aliran arus pada konduktor. Untuk memutar arah putaran motor dengan menukar kutub tegangan sumber listrik.


(5)

77

5.2 Saran

Adapun masukan atau saran agar alat ini bekerja dengan baik, diantaranya: 1. Rangkaian input sebaiknya menggunakan optocoupler untuk

menghindari jika ada konslet tidak akan mempengaruhi papan arduino. 2. Untuk pengembangan lebih lanjut dapat ditambahkan kincir air yang

dapat di proses sehingga dapat menghasilkan daya yang dapat dimanfaatkan.

3. Agar daya yang di hasilkan lebih besar dapat dilakukan dengan memperbesar volume air dan memperbesar ketinggian.

4. Design pintu sebaiknya diperbaiki dengan metode lain sehingga dapat meminimalisir kecoboran.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

---, (2013). Fluida Dinamis dan Persamaan Kontinuitas. (Online). Tersedia : www.budisma.web.id (1 Juni 2013)

---, (2009). Optocoupler. (Online). Tersedia : http:/www. Jaenal91/wordpress. com/2009/04/03/optpcoupler/ (21 Mei 2003)

Darmawan, Aan. (2012). “Workshop Arduino”. Makalah pada workshop di Uviversitas Kristen Maranatha, Bandung.

Djuandi, Feri. (2011). Pengenalan Arduino. (Online). Tersedia : http://www.TokoBuku.com/arduino-pengenalan.PDF (9 April 2013) Hardiyanto, Zaldi. (2011). Teori dan Prinsip Kerja Relay DPDT. (Online). Tersedia : http://www.elektronikabersama.web.id/2011/06/relay-dpdt.html (21 Mei 2013)

Kristina, Eirine. (2011). Pengenalan Visual Basic 2010. (Online). Tersedia : http://www.eirinekw.blogspot.com (9 April 2013)

Purnama, Agus. (2012). Transistor Sebagai Saklar. (Online). Tersedia : http://www.elektronika-dasar.web.id/teori0elektronika/transistor-sebagai- saklar/ (1 Juni 2013)

Purnama, Agus. (2012). Prinsip Kerja Motor DC . (Online). Tersedia : http://www.elektronika-dasar.web.id/teori0elektronika/prinsip-kerja motor-dc/ (1 Juni 2013)