EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA MATERI TEKANAN KELAS VIII SEMESTER II DI SMP NEGERI 9 MEDAN T.A. 2013/2014.
EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP
INVESTIGATION (GI) TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA
MATERI TEKANAN KELAS VIII SEMESTER II
DI SMP NEGERI 9 MEDAN T.A. 2013/2014
Oleh :
Isni Nadia Siregar
NIM 4103121035
Program Studi Pendidikan Fisika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2014
RIWAYAT HIDUP
Isni Nadia Siregar dilahirkan di Medan, pada tanggal 22 Januari 1992. Ayah
bernama Drs.Abdul Rachman Siregar,Ba dan Ibu bernama Nurdina Gultom dan
merupakan anak kelima dari lima bersaudara. Pada tahun 1998, penulis masuk
SD Negeri 101737 kecamatan Sunggal kabupaten Deli Serdang, dan lulus pada
tahun 2004. Pada tahun 2004, penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri 1
Sunggal dan lulus pada tahun 2007. Pada tahun 2007, penulis melanjutkan
sekolah di SMA Negeri 2 Binjai dan lulus pada tahun 2010. Pada tahun 2010,
penulis diterima di Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Fisika, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat
dan nikmat yang dikaruniakan-Nya kepada penulis hingga penelitian ini dapat
selesai tepat pada waktunya.
Skripsi berjudul “Efek Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group
Investigation (GI) Terhadap Hasil Belajar Fisika Materi Tekanan Kelas VIII
Semester II Di SMP Negeri 9 Medan T.A. 2013/2014. Adapun skripsi ini disusun
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan..
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada
Bapak Prof. Dr. Sahyar, M.S, M.M selaku Dosen Pembimbing Skripsi. Beliau
telah banyak memberikan bimbingan, ilmu-ilmu, pengetahuan, dan saran-saran
kepada penulis sejak awal penulisan proposal hingga akhir penulisan skipsi ini.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Pintor Simamora,
M.Si, Bapak Abdul Rais, S.Pd.,ST., M.Si, dan Bapak Drs. Ratelit Tarigan, M.Pd
sebagai dosen penguji I, II, III yang telah memberikan masukan dan saran-saran
mulai dari rencana penelitian sampai penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih
juga disampaikan kepada Bapak Drs. Usler Simarmata, M.S selaku dosen
Pembimbing Akademik yang telah membimbing dan memotivasi penulis selama
perkuliahan, Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Motlan,
M.Sc, Ph.D selaku Dekan FMIPA Unimed.
Ucapan terima kasih kepada Bapak dan Ibu dosen serta Staf Pegawai
Jurusan Fisika yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan membantu penulis
selama perkuliahan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Hj. Lisnawati
Susman,SH,MM selaku kepala sekolah SMP Negeri 9 Medan, Ibu Gusniwati,
S.Pd selaku guru bidang studi fisika yang telah banyak membantu dan
membimbing penulis selama penelitian dan para guru serta staf administrasi
yang telah memberikan kesempatan dan bantuan kepada penulis selama
melakukan penelitian.
Teristimewa penulis ucapkan kepada kedua orang yang paling penulis
sayangi dan cintai di dunia ini Ayahanda Alm.Drs.Abdul Rachman Siregar,ba
telah menjadi panutan bagi penulis, yang selama hidupnya telah memberikan
kasih sayang penuh, apapun yang penulis butuhkan, baik secara materiil maupun
moril dan begitu banyak hal yang beliau berikan hingga kepergiannya pada saat
proses penulisan skripsi ini yang mungkin tidak akan pernah dapat penulis balas,
semoga Allah menerima segala amal ibadah beliau, diampuni segala dosanya dan
Allah menempatkannya di sisi-Nya yang terbaik di tempat terindah yang lebih
indah dari tempat terindah di dunia ini dan Ibunda tercinta Nurdina Gultom yang
telah menginspirasi penulis, memberikan motivasi, nasehat-nasehat, pendidikan,
perhatian penuh dan doa serta kasih sayang yang tak pernah henti, terus bersabar
dan tabah
dan telah berupaya penuh untuk menjadikan penulis seperti saat
sekarang ini. Kepada kakanda Ulinnisa Siregar, abangda Irham Husnan Siregar,
Raja Bardan Siregar, Ibnul Choir Siregar, serta uwak Mariana Gultom (uwak
Aceh) yang selalu menjadi contoh baik untuk penulis, memberikan semangat,
motivasi dan arahan dalam menyelesaikan studi di UNIMED hingga selesainya
skripsi ini.
Ucapan terima kasih kepada Guru-guru SDN 101737, SMP Negeri 1
Sunggal, dan SMA Negeri 2 Binjai tempat penulis bersekolah yang telah
memberikan ilmu yang sangat bermanfaat, pengalaman, didikan, dan motivasi
yang teramat besar kepada penulis. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada
sahabat-sahabat tersayang dan tekasih penulis, terutama Sepdian A.Siahan, yang
selalu setia, perhatian, dan membantu penulis dan juga Primsya, Raju, Hannum,
Warmita, Hevvi, Leny, Putri Nurul, Love, Rizky, Khazali, Mentari, Erni, Qodir,
Edi, Arif, Bg.Furqan, kak Nidar, Balqis, Monica, Rahmawati, Sakinah, Dijah
yang telah memberikan dorongan dan semangat kepada penulis,
tetap setia
berteman dengan penulis dan tidak pernah marah walaupun mungkin kadang
penulis membuat kesal. Teman – teman Fisika : semua fisika dik B 10, dan
seluruh rekan-rekan PPLT 2013 SMK TR Karya Serdang. Serta sahabat-sahabat
lainnya tak bisa disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi
ini, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca untuk kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat bagi
pembaca dan dunia pendidikan.
Medan, Juni 2014
Penulis,
Isni Nadia Siregar
NIM. 4103121035
EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP
INVESTIGATION (GI) TERHADAP HASIL BELAJAR
FISIKA MATERI TEKANAN KELAS VIII
SEMESTER II DI SMP NEGERI 9
MEDAN T.A. 2013/2014
ISNI NADIA SIREGAR (NIM: 4103121035)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation lebih baik
daripada pembelajaran konvensional pada materi pokok tekanan di kelas VIII
SMP Negeri 9 Medan.
Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian
ini adalah seluruh siswa kelas VIII Semester genap SMP Negeri 9 Medan terdiri
dari delapan kelas. Sampel penelitian ini diambil dua kelas yaitu kelas VIII-1
(sebagai kelas eksperimen) dan kelas VIII-2 (sebagai kelas kontrol) yang masingmasing berjumlah 35 siswa ditentukan dengan teknik Cluster Random Sampling.
Kemudian diberikan perlakuan yang berbeda, kelas eksperimen dengan model
pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dan kelas kontrol dengan
pembelajaran konvensional. Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam
penelitian ini digunakan tes pilihan berganda dengan jumlah 20 item yang telah
divalidkan oleh validator.
Dari hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata pretes kelas eksperimen
adalah 32,42 dan nilai rata-rata kelas kontrol adalah 32,57 dimana kemampuan
awal kedua kelas adalah setara. Kemudian diberikan perlakuan yang berbeda,
kelas eksperimen dengan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation
dan kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional. Data postes yang diperoleh
yaitu hasil rata-rata kelas eksperimen 66,28 dan kelas kontrol 42,28. Melalui
pengujian statistik diperoleh hasil yang signifikan dimana hasil ini
menggambarkan bahwa ada efek model pembelajaran kooperatif tipe Group
Investigation dalam meningkatkan hasil belajar belajar Fisika.
Kata Kunci: Quasi Eksperimen, kooperatif tipe Group Investigation,
Konvensional.
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan
Riwayat Hidup
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar Lampiran
Halaman
i
ii
iii
iv
vii
ix
x
xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
1.2.Defenisi Operasional
1.3.Identifikasi Masalah
1.4.Batasan Masalah
1.5.Rumusan Masalah
1.6.Tujuan Penelitian
1.7.Manfaat Penelitian
1
6
6
7
7
7
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Model Pembelajaran
2.1.1. Pembelajaran Kooperatif
2.1.2. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe GI
2.1.3. Peran Guru dalam Melaksanakan Group Investigation
2.1.4. Langkah-langkah Penerapan Group Investigation
2.1.4.1 Ranah Kognitif dan Ranah Afektif Sebagai Sasaran
2.1.5. Gambaran Konkret Pelaksanaan GI
2.2.Model Pembelajaran Konvensional
2.3.Teori Belajar
2.4.Tujuan Belajar
2.5.Hakikat Belajar – Mengajar
2.6.Motivasi dalam Belajar
2.7.Hasil Belajar
2.8.Materi Pelajaran
2.8.1. Pengertian Tekanan
2.8.2. Tekanan pada Zat Padat
2.8.3. Tekanan pada Zat Cair
2.8.3.1 Tekanan Hidrostatik
2.8.3.2 Bejana Berhubungan
2.8.3.3 Hukum Pascal
9
9
11
13
14
16
17
20
21
22
25
25
27
28
28
29
29
29
31
34
2.8.3.4 Hukum Archimedes
2.8.3.5 Keadaan Benda dalam Air
2.8.4 Tekanan Udara
2.9.Peneliti Terdahulu
2.10. Kerangka Konseptual
2.11. Hipotesis
36
37
39
41
43
45
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.Populasi dan Sampel Penelitian
3.3.Variabel Penelitian
3.4.Jenis dan Desain Penelitian
3.5.Prosedur Penelitian
3.6.Teknik Pengumpulan Data
3.7.Instrumen Penelitian
3.7.1. Validitas Isi
3.8.Teknik Analisis Data
3.8.1. Menghitung Mean dari Pretes dan Postes
3.8.2. Uji Normalitas
3.8.3. Uji Homogenitas
3.8.4. Uji Hipotesis
46
46
46
47
48
48
49
50
51
51
51
52
53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Data Hasil Penelitian
4.1.2. Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen
4.1.3. Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol
4.1.4. Uji Persyaratan Analisis Data
4.1.5. Pengujian Hipotesis
4.1.6. Hasil Belajar
4.2. Pembahasan
55
55
58
58
59
60
61
65
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
70
70
DAFTAR PUSTAKA
72
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbedaan Kelompok Belajar
Tabel 2.2 Peneliti Terdahulu
Tabel 3.1 Two Group Pretest – Postest Design
Tabel 3.2 Tabel Spesifikasi Materi pokok Tekanan
Tabel 4.1 Hasil Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Tabel 4.2 Hasil Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Tabel 4.3 Ringkasan Hasil Perhitungan
Tabel 4.4 Ringkasan Hasil Uji Normalitas
Tabel 4.5 Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Kedua Kelas
Tabel 4.6 Ringkasan Perhitungan Uji t Pretes Siswa
Tabel 4.7 Ringkasan Perhitungan Uji t Postes Siswa
Halaman
10
35
47
49
55
56
58
59
60
60
61
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Gambar 2.2
Gambar 2.3
Gambar 2.4
Gambar 2.5
Gambar 2.6
Gambar 2.7
Gambar 2.8
Gambar 2.9
Gambar 2.10
Gambar 2.11
Gambar 2.12
Gambar 2.13
Gambar 2.14
Gambar 4.1
Gambar 4.2
Gambar 4.3
Gambar 4.4
Gambar 4.5
Sol Sepatu Sepak Bola
Bejana
Pipa U
Pipa dengan Beberapa Lubang
Permukaan Zat Cair
Bejana Berhubungan
Bejana Berhubung yang Memiliki Pipa Kapiler
Bejana Berhubungan
Prinsip Kerja Pompa Hidrolik
Benda Mengapung
Benda Melayang
Benda Tenggelam
Percobaan Torricelli
Bagan Perbedaan Model GI dan Konvensional
Diagram Batang Nilai Pretes
Diagram Batang Nilai Postes
Diagram Hasil Belajar Kognitif
Diagram Hasil Belajar Afektif
Diagram Hasil Belajar Psikomotorik
Halaman
29
30
30
31
32
32
33
35
35
38
38
39
40
44
56
57
62
63
64
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
Lampiran 9
Lampiran 10
Lampiran 11
Lampiran 12
Lampiran 13.
Lampiran 14.
Lampiran 15.
Lampiran 16.
Lampiran 17.
Lampiran 18.
Lampiran 19.
Lampiran 20.
Lampiran 21.
Lampiran 22.
Lampiran 23.
Lampiran 24.
Lampiran 25.
Lampiran 26.
Lampiran 27
Lampiran 28.
Lampiran 29.
Lampiran 30.
Halaman
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1
75
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2
89
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 3
106
Lembar Kerja Siswa
123
Lembar Kerja Siswa
128
Lembar Kerja Siswa
134
Tuntutan Investigasi
139
Tabel Spesifikasi
140
Tes Instrumen Penelitian
149
Kunci Jawaban
155
Angket Guru
156
Angket Siswa
158
Data Pretes dan Postes Kelas Eksperimen
160
Data Pretes dan Postes Kelas Kontrol
162
Rekapitulasi Hasil Jawaban Pretes Kelas Eksperimen
164
Rekapitulasi Hasil Jawaban Postes Kelas Eksperimen
166
Rekapitulasi Hasil Jawaban Pretes Kelas Kontrol
168
Rekapitulasi Hasil Jawaban Postes Kelas Kontrol
170
Perhitungan Rata-Rata,, Varians, dan Standar Deviasi
172
Uji Normalitas
175
Uji Homogenitas
179
Uji Hipotesis
182
Lembar Penilaian Afektif Kelas Eksperimen
186
Lembar Penilaian Psikomotorik Kelas Eksperimen
188
Nilai Siswa pada Postes Berdasarkan Taksonomi Bloom 190
Dokumentasi Penelitian
194
Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Liliefors
209
Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke z
210
Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi F
211
Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi t
213
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan di masa yang akan
mendatang adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta
didik, sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan
problema kehidupan yang dihadapinya. Pendidikan harus menyentuh potensi
nurani maupun potensi peserta didik. Konsep Pendidikan tersebut terasa semakin
penting ketika seseorang harus mampu memasuki kehidupan sehari-hari saat ini
maupun yang akan datang. (Trianto, 2009)
Peningkatan
kualitas
pendidikan
melalui
peningkatan
kualitas
pembelajaran merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh dalam upaya
meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah. Dalam meningkatkan kualitas
pendidikan maka proses kegiatan belajar mengajar di sekolah merupakan kegiatan
yang sangat penting. Proses belajar-mengajar merupakan suatu proses yang
mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal
balik. Interaksi atau hubungan timbal balik dalam peristiwa belajar-mengajar tidak
sekedar hubungan antara guru dengan siswa saja, tetapi berupa interaksi edukatif.
Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang
dilakukan dan diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan
sebelum pengajaran dilakukan. Guru dengan sadar merencanakan kegiatan
pengajarannya secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatunya guna
kepentingan pengajaran. Melalui proses kegiatan belajar mengajar yang optimal
diharapkan tujuan pendidikan nasional dapat tercapai.
Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah
lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang
didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di
dalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghapal informasi. Otak
anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut
untuk memahami informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkannya dengan
kehidupan sehari-hari. Akibatnya ketika anak didik lulus dari sekolah mereka
pintar secara teoritik tetapi miskin secara aplikasi (Sanjaya, 2008).
Fisika merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang peristiwa
dan fenomena alam. Oleh karena itu, pelajaran fisika termasuk salah satu
pelajaran yang cukup menarik karena langsung berkaitan dengan alam, nyata, dan
dapat dibuktikan juga dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi hal
tersebut berkebalikan dengan apa yang dialami siswa, fisika menjadi tidak
menarik, karena siswa jarang sekali dapat membuktikan dan mengaplikasikan
materi-materi fisika di sekolah, hal ini disebabkan karena jarangnya melakukan
praktikum fisika di sekolah. Pada kenyataannya, pelajaran fisika termasuk salah
satu mata pelajaran yang memiliki nilai terendah. Rendahnya nilai fisika hasil
belajar siswa merupakan gambaran bagaimana tingkat kemampuan guru untuk
melaksanakan proses belajar mengajar sehingga siswa dapat mencapai hasil
belajar secara optimal.
Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti di SMP Negeri 9 Medan di
kelas VIII - 8 saat pembelajaran fisika bahwa hanya sebagian kecil saja yang
memperhatikan pelajaran, model yang digunakan guru adalah model pembelajaran
langsung dengan metode ceramah, tanya jawab dan mengerjakan soal. Banyak
siswa beranggapan bahwa fisika adalah pelajaran yang sangat sulit. Selama ini
siswa hanya mengenal fisika sebagai suatu pelajaran yang sangat tidak menarik.
Bahkan siswa secara terang-terangan mengatakan bahwa mata pelajaran fisika
adalah mata pelajaran yang sangat sulit dan sangat banyak rumus-rumus fisika
yang sulit dihafal.
Dari hasil wawancara dengan Bapak B.Tarigan guru bidang studi fisika di
SMP Negeri 9 Medan mengatakan bahwa keadaan siswa pada saat proses belajar
mengajar bidang studi Fisika adalah heterogen (perlu pengelolaan agar PBM
berjalan dengan baik), siswa belum siap, sarana dan prasarana di sekolah tersebut
tidak menunjang untuk bidang studi Fisika, masalah-masalah yang dihadapi saat
proses belajar mengajar yaitu kelas ribut, kelas tidak disiplin, siswa kurang respon
dengan materi yang sedang dibahas, kendala saat mengajarkan materi fisika
adalah tidak dapat membuat praktek, dari kegiatan pembelajaran Fisika, siswa
lebih mudah memahami konsep daripada rumus. Bapak B.tarigan mengatakan
bahwa faktor yang menyebabkan nilai fisika rendah adalah umumnya siswa tidak
mau belajar maksimal, fasilitas kurang (alat-alat praktikum), dan kemampuan
guru yang kurang baik, sementara motivasi siswa yang tinggi dapat menjadi faktor
tingginya hasil belajar fisika siswa.
Dari hasil wawancara kepada 3 orang guru fisika di SMP Negeri 9 Medan
mengenai model pembelajaran yang digunakan, menyatakan bahwa model
pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran langsung, dengan
metode ceramah, mencatat, dan mengerjakan soal saja. Kegiatan pembelajaran
fisika di kelas masih berpusat pada guru (teacher-centered).
Ketuntasan kompetensi minimal (KKM) di sekolah tersebut untuk mata
pelajaran fisika adalah 65. Namun dikatakan bahwa nilai rata-rata siswa masih
belum optimal. Hanya beberapa siswa saja yang memperoleh nilai mencapai
KKM sementara sebagian besar lainnya belum.
Salah satu pembenahan dalam proses belajar mengajar yang dapat
dilakukan adalah seorang guru harus mampu berhubungan dan berinteraksi secara
baik dengan siswa. Seorang guru harus mampu memilih metode dan media
pembelajaran yang digunakan dengan tepat dalam menyampaikan setiap konsep
yang diajarkan. Dengan metode dan media pembelajaran yang tepat dapat
membuat pelajaran fisika menjadi lebih menyenangkan dan mampu memancing
siswa untuk lebih aktif selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Manfaat
dari metode dan media pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan kemampuan,
minat, mempermudah siswa dalam memahami materi fisika dan akhirnya dapat
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar fisika siswa.
Untuk mengatasi masalah di atas, penulis ingin menawarkan model
pembelajaran Group Investigation digunakan dalam pembelajaran fisika di kelas.
Dan diharapkan pembelajaran yang tadinya dalam pembelajaran konvensional
yaitu teacher-centered menjadi student-centered dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation, dimana model pembelajaran ini
cocok untuk digunakan dalam mata pelajaran sains khususnya fisika dan
diharapkan tentunya dapat meningkatkan hasil belajar fisika.
Group Investigation merupakan
salah satu bentuk pembelajaran
kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari
sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan
yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat mencari melalui
internet. Siswa dilibatkan sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik
maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Tipe ini menuntut para
siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam
keterampilan proses kelompok. Model Group Investigation dapat melatih siswa
untuk menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri. Keterlibatan siswa secara aktif
dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran.
Group Investigation membuka kesempatan evaluasi secara konstan dan
lebih besar terhadap siswa, baik oleh teman atau guru mereka, daripada dalam
kelas tradisional dengan pengajaran kepada seluruh kelas. Gagasan para murid,
tingkat pemahaman subjek, dan investasi kerja semuanya sangat jelas terlihat
dalam pendekatan ini.
Penelitian tentang model pembelajaran Group Investigation dalam jurnal
pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember menyimpulkan bahwa hasil belajar
siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI)
disertai media kartu masalah lebih baik daripada hasil belajar siswa menggunakan
pembelajaran konvensional pada pembelajaran fisika di SMA Negeri 1 Glenmore.
Dalam Jurnal Syamsuri Hasan dkk, menyimpulkan bahwa pembelajaran
dengan menggunakan model cooperative learning tipe Group Investigation
membuat kegiatan belajar mengajar menjadi lebih menarik dan sesuai dengan
kurikulum KTSP yang lebih mengutamakan pendekatan peserta didik sebagai
pusat pembelajaran atau student centered approach. Model cooperative learning
tipe Group Investigation dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dan
kemampuannya memahami materi mata pelajaran perawatan dan perbaikan sistem
refrigerasi.
Beberapa hasil penelitian juga mengemukakan bahwa pembelajaran
dengan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigastion
lebih
berdampak positif terhadap hasil belajar siswa. Penelitian yang dilakukan oleh
salah satu mahasiswa Fisika, Novarina Sinaga menyimpulkan bahwa hasil belajar
siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran
kooperatif tipe Group
Investigation (GI) lebih baik dibandingkan dengan menggunakan pembelajaran
konvensional untuk materi pokok Hukum Newton dan aktivitas kelompok siswa
selama pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) berlangsung secara
keseluruhan baik. Pada penelitian ini, pada penerapannya masih terdapat
kelemahan yaitu masih terdapatnya beberapa siswa yang kurang berpartisipasi
dalam mengeluarkan pendapat, masih mengandalkan siswa yang aktif . Siswa
kurang terbiasa dalam kelompok yang dituntut dengan model pembelajaran
kooperatif tipe Group Investigation, ini dikarenakan kurangnya komunikasi dan
kerjasama di dalam kelompok masing-masing.
Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Rahmania (2012) dengan
membandingkan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Group Investigation dan Direct Instruction, bahwa rata-rata hasil
belajar siswa setelah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Group
Investigation meningkat lebih baik dibandingkan dengan menerapkan model
pembelajaran Direct Instruction. Kelemahannya adalah masih adanya siswa yang
tidak serius dalam setiap kelompok pada saat melakukan investigasi, sehingga
mengakibatkan adanya keributan dan diskusi yang kurang efektif, tidak semua
siswa membaca bahan bacaan yang ditugaskan, sehingga dalam kelompok
investigasi masih ada siswa yang dominan mengerjakan tugas yang diberikan.
Dengan melihat hasil dan kelemahan-kelemahan dari penelitian-penelitian
sebelumnya dengan menggunakan model pembelajaran Group Investigation,
maka dalam hal ini penulis ingin memperbaiki kelemahan-kelemahan tersebut.
Seluruh siswa harus dilibatkan aktif dalam mengeluarkan pendapat, dalam
kelompok harus terjalin komunikasi dan kerjasama yang baik, agar waktu yang
terbatas dapat efektif dan efisien. Penulis akan mencoba menutupi kelemahan dari
peneliti
sebelumnya
dengan
menginformasikan
langkah-langkah
model
pembelajaran kooperatif Group Investigation terlebih dahulu kepada siswa, lebih
memotivasi siswa untuk lebih serius, lebih memberikan perhatian dan bimbingan
yang lebih kepada sebagian siswa yang kurang aktif dengan menuntun cara
berfikirnya ke arah penyelesaian permasalahan.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis akan melakukan
penelitian dengan judul “Efek Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group
Investigation (GI) Terhadap Hasil Belajar Fisika Materi Tekanan Kelas VIII
Semester II Di SMP Negeri 9 Medan T.A. 2013/2014 ”.
1.2
Defenisi Operasional
1. Efek adalah akibat yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan yang
selanjutnya akan mempengaruhi kegiatan lain dan dapat menimbulkan
dampak.
2. Model pembelajaran adalah pola interaksi peserta didik dengan guru di
dalam kelas yang menyangkut strategi, pendekatan, metode dan teknik
pembelajaran
yang
ditetapkan
dalam
pelaksanaan
kegiatan
pembelajaran.
3. Hasil Belajar adalah kemampuan perolehan peserta didik sebagai hasil
dari proses belajar yang ia lakukan dan upaya belajar yang dicapai
siswa setelah mengalami proses belajar-mengajar dan menunjukkan
sejauh mana perkembangan ataupun daya tangkap siswa terhadap
materi yang diajarkan.
4. Fisika merupakan suatu ilmu yang mempelajari gejala alam yang tidak
hidup atau materi dalam ruang lingkup dan waktu.
5. Group Investigation merupakan salah satu bentuk pembelajaran
kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa
untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari
melalui bahan-bahan yang tersedia.
1.3 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
dapat diidentifikasikan masalah yang relevan dengan penelitian ini adalah :
1. Hasil belajar siswa untuk pelajaran fisika masih belum optimal.
2. Siswa menganggap fisika merupakan pelajaran yang rumit dan sulit untuk
dipahami
3. Penggunaan model pembelajaran yang kurang bervariasi
4. Kurangnya motivasi siswa terhadap pembelajaran fisika
1.4 Batasan Masalah
Untuk memberi ruang lingkup yang jelas dalam pembahasan, maka perlu
dilakukan pembatasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Penelitian ini menerapkan model pembelajaran Group Investigation
2. Materi yang diajarkan dalam penelitian ini adalah materi semester II yaitu
tekanan pada zat padat, cair, dan udara.
3. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII semester II di SMP Negeri 9
Medan Tahun Ajaran 2013/2014.
1.5 Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka yang
menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1.
Bagaimanakah hasil belajar fisika siswa di kelas VIII semester II SMP
Negeri 9 Medan dengan menerapkan model pembelajaran Group
Investigation?
2.
Bagaimanakah hasil belajar fisika siswa di kelas VIII semester II SMP
Negeri 9 Medan dengan menerapkan pembelajaran konvensional?
3.
Apakah ada perbedaan hasil belajar fisika siswa di kelas VIII semester II
SMP Negeri 9 Medan akibat efek model pembelajaran Group
Investigation dan pembelajaran konvensional?
1.6 Tujuan Penelitian
Berdasarkan dari rumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui hasil belajar fisika siswa kelas VIII semester II SMP
Negeri 9 Medan dengan menerapkan model pembelajaran Group
Investigation.
2. Untuk mengetahui hasil belajar fisika siswa kelas VIII semester II SMP
Negeri 9 Medan dengan menerapkan pembelajaran konvensional.
3. Untuk mengetahui adanya perbedaan hasil belajar fisika siswa di kelas
VIII
semester
II SMP Negeri 9 Medan dengan menerapkan model
pembelajaran Group Investigation dengan menerapkan pembelajaran
konvensional
1.7. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah :
1. Sebagai bahan informasi
bagi guru
khususnya guru fisika untuk
meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pokok tekanan.
2. Sebagai bahan informasi bagi peneliti selanjutnya dalam melakukan
penelitian lebih lanjut.
3. Sumbangan pemikiran dalam dunia pendidikan guna kemajuuan
pembelajaran pada umumnya dan pembelajaran fisika pada khususnya.
4.
Sebagai rujukan untuk penelitian lanjutan.
DAFTAR PUSTAKA
Akçay, N.O., dan Doymuş, K., (2012), The Effects of Group Investigation and
Cooperative Learning Techniques Applied in Teaching Force and Motion
Subjects on Students’ Academic Achievements, Journal of Educational
Sciences Research 2: 109-123
Arifin, Zaenal, (2009), Evaluasi Pembelajaran, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung
Arikunto, S., (2007), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bumi Aksara,
Jakarta.
Arends, R., (2007), Learning To Teach, Penerbit Pustaka Belajar, Yogyakarta
Dimyati, dan Mudjiono, (2002), Belajar dan Pembelajaran, PT. Rineka Cipta,
Jakarta.
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri
Medan,(2009), Buku Pedoman Penulisan Skripsi Mahasiswa dan Standar
Operasional (SOP) Kepembimbingan Skripsi Program Studi Pendidikan,
FMIPA Unimed; Medan.
Hamalik,O.,(2008), Kurikulum dan Pembelajaran, Bumi Aksara; Jakarta.
Hamzah,B,Uno., (2008),
Jakarta.
Perencanaa Pembelajaran. Penerbit Bumi Aksara,
Hasan, S., Maman, R., dan Helga, A., (2011), Model Cooperative Learning Tipe
Group Investigation Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata
Pelajaran Perawatan Dan Perbaikan Sistem Refrigerasi, Jurnal Online
Pendidikan Fisika 7: 189-198
Istikomah, H., Hendratto, S., dan Bambang, S., (2010), Penggunaan Model
Pembelajaran Group Investigation untuk Menumbuhkan Sikap Ilmiah
Siswa, Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 6: 40-43
Joyce,B.; Weil,M. & Calthoan,E, (2011), Model – Model Pembelajaran, Edisi
Delapan, Pustaka Belajar, yogyakarta.
Kiranawati,(2007),
http:
//gurupkn.wordpress.com/2007/11/13/
metodeinvestigasi-kelompok-group-investigation/. (13 November 2007).
Krisno, Moch Agus, dkk. (2008). Ilmu Pengetahuan Alam untuk SMP/MTs Kelas
VIII. Jakarta: PT Mentari Pustaka.
Nasution, S, (2000), Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Dan Mengajar,
Bumi Aksara; Bandung.
Praptiwi, Jeffry Handhika, (2012), Efektivitas Metode Kooperatif Tipe GI dan
STAD Ditinjau dari Kemampuan Awal, Jurnal Penelitian Pembelajaran
Fisika 1: 21-28
Prasodjo, Budi, dkk,(2006), Teori dan Aplikasi Fisika SMP Kelas VIII.
Yudhistira; Bogor.
Rahmania. (2012), Perbedaan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Dengan Mind Map
Dan Direct Instruction Pada Materi Pokok Gerak Lurus Kelas VII
Semester II SMP Swasta Harapan Mandiri Medan T.P 2011/2012.,
Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.
Sanjaya,Wina.,(2008), Strategi pembelajaran berorientasi standar proses
pendidikan, Penerbit Kencana, Jakarta.
Sardiman,A.M,(2006), Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, PT Raja
Grafindo Persada; Jakarta.
Sinaga, Novarina. (2010), Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group
Investigation (GI) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok
Hukum Newton di Kelas X Semester I SMA Negeri 7 Medan Tahun Ajaran
2009/2010., Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.
Slameto,(2003), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Penerbit
Rineka Cipta; Jakarta.
Slavin, Robert E., (2005), Cooperatif Learning Teori, Riset, dan Praktik, Penerbit
Nusa Media; Bandung.
Sudjana, (2005), Metode Statistik, Tarsito; Bandung.
Suryadana, B.A., Tjiptaning, S., dan Sri, A., (2012), Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Group Investigation (GI) Disertai Media Kartu
Masalah pada Pembelajaran Fisika Di SMA, Jurnal Pembelajaran Fisika
1: 268-271
Suryosubroto. B,(2002), Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, PT Rineka Cipta;
Jakarta.
Syah, Muhibbin,(1997), Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.
Bandung; Remaja Rosdakarya
Trianto,(2009),
Model-Model
Pembelajaran
Inovatif
Berorientasi
Konstruktivistik, Prestasi Pustaka; Jakarta.
INVESTIGATION (GI) TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA
MATERI TEKANAN KELAS VIII SEMESTER II
DI SMP NEGERI 9 MEDAN T.A. 2013/2014
Oleh :
Isni Nadia Siregar
NIM 4103121035
Program Studi Pendidikan Fisika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2014
RIWAYAT HIDUP
Isni Nadia Siregar dilahirkan di Medan, pada tanggal 22 Januari 1992. Ayah
bernama Drs.Abdul Rachman Siregar,Ba dan Ibu bernama Nurdina Gultom dan
merupakan anak kelima dari lima bersaudara. Pada tahun 1998, penulis masuk
SD Negeri 101737 kecamatan Sunggal kabupaten Deli Serdang, dan lulus pada
tahun 2004. Pada tahun 2004, penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri 1
Sunggal dan lulus pada tahun 2007. Pada tahun 2007, penulis melanjutkan
sekolah di SMA Negeri 2 Binjai dan lulus pada tahun 2010. Pada tahun 2010,
penulis diterima di Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Fisika, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat
dan nikmat yang dikaruniakan-Nya kepada penulis hingga penelitian ini dapat
selesai tepat pada waktunya.
Skripsi berjudul “Efek Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group
Investigation (GI) Terhadap Hasil Belajar Fisika Materi Tekanan Kelas VIII
Semester II Di SMP Negeri 9 Medan T.A. 2013/2014. Adapun skripsi ini disusun
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan..
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada
Bapak Prof. Dr. Sahyar, M.S, M.M selaku Dosen Pembimbing Skripsi. Beliau
telah banyak memberikan bimbingan, ilmu-ilmu, pengetahuan, dan saran-saran
kepada penulis sejak awal penulisan proposal hingga akhir penulisan skipsi ini.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Pintor Simamora,
M.Si, Bapak Abdul Rais, S.Pd.,ST., M.Si, dan Bapak Drs. Ratelit Tarigan, M.Pd
sebagai dosen penguji I, II, III yang telah memberikan masukan dan saran-saran
mulai dari rencana penelitian sampai penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih
juga disampaikan kepada Bapak Drs. Usler Simarmata, M.S selaku dosen
Pembimbing Akademik yang telah membimbing dan memotivasi penulis selama
perkuliahan, Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Motlan,
M.Sc, Ph.D selaku Dekan FMIPA Unimed.
Ucapan terima kasih kepada Bapak dan Ibu dosen serta Staf Pegawai
Jurusan Fisika yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan membantu penulis
selama perkuliahan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Hj. Lisnawati
Susman,SH,MM selaku kepala sekolah SMP Negeri 9 Medan, Ibu Gusniwati,
S.Pd selaku guru bidang studi fisika yang telah banyak membantu dan
membimbing penulis selama penelitian dan para guru serta staf administrasi
yang telah memberikan kesempatan dan bantuan kepada penulis selama
melakukan penelitian.
Teristimewa penulis ucapkan kepada kedua orang yang paling penulis
sayangi dan cintai di dunia ini Ayahanda Alm.Drs.Abdul Rachman Siregar,ba
telah menjadi panutan bagi penulis, yang selama hidupnya telah memberikan
kasih sayang penuh, apapun yang penulis butuhkan, baik secara materiil maupun
moril dan begitu banyak hal yang beliau berikan hingga kepergiannya pada saat
proses penulisan skripsi ini yang mungkin tidak akan pernah dapat penulis balas,
semoga Allah menerima segala amal ibadah beliau, diampuni segala dosanya dan
Allah menempatkannya di sisi-Nya yang terbaik di tempat terindah yang lebih
indah dari tempat terindah di dunia ini dan Ibunda tercinta Nurdina Gultom yang
telah menginspirasi penulis, memberikan motivasi, nasehat-nasehat, pendidikan,
perhatian penuh dan doa serta kasih sayang yang tak pernah henti, terus bersabar
dan tabah
dan telah berupaya penuh untuk menjadikan penulis seperti saat
sekarang ini. Kepada kakanda Ulinnisa Siregar, abangda Irham Husnan Siregar,
Raja Bardan Siregar, Ibnul Choir Siregar, serta uwak Mariana Gultom (uwak
Aceh) yang selalu menjadi contoh baik untuk penulis, memberikan semangat,
motivasi dan arahan dalam menyelesaikan studi di UNIMED hingga selesainya
skripsi ini.
Ucapan terima kasih kepada Guru-guru SDN 101737, SMP Negeri 1
Sunggal, dan SMA Negeri 2 Binjai tempat penulis bersekolah yang telah
memberikan ilmu yang sangat bermanfaat, pengalaman, didikan, dan motivasi
yang teramat besar kepada penulis. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada
sahabat-sahabat tersayang dan tekasih penulis, terutama Sepdian A.Siahan, yang
selalu setia, perhatian, dan membantu penulis dan juga Primsya, Raju, Hannum,
Warmita, Hevvi, Leny, Putri Nurul, Love, Rizky, Khazali, Mentari, Erni, Qodir,
Edi, Arif, Bg.Furqan, kak Nidar, Balqis, Monica, Rahmawati, Sakinah, Dijah
yang telah memberikan dorongan dan semangat kepada penulis,
tetap setia
berteman dengan penulis dan tidak pernah marah walaupun mungkin kadang
penulis membuat kesal. Teman – teman Fisika : semua fisika dik B 10, dan
seluruh rekan-rekan PPLT 2013 SMK TR Karya Serdang. Serta sahabat-sahabat
lainnya tak bisa disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi
ini, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca untuk kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat bagi
pembaca dan dunia pendidikan.
Medan, Juni 2014
Penulis,
Isni Nadia Siregar
NIM. 4103121035
EFEK MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP
INVESTIGATION (GI) TERHADAP HASIL BELAJAR
FISIKA MATERI TEKANAN KELAS VIII
SEMESTER II DI SMP NEGERI 9
MEDAN T.A. 2013/2014
ISNI NADIA SIREGAR (NIM: 4103121035)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation lebih baik
daripada pembelajaran konvensional pada materi pokok tekanan di kelas VIII
SMP Negeri 9 Medan.
Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian
ini adalah seluruh siswa kelas VIII Semester genap SMP Negeri 9 Medan terdiri
dari delapan kelas. Sampel penelitian ini diambil dua kelas yaitu kelas VIII-1
(sebagai kelas eksperimen) dan kelas VIII-2 (sebagai kelas kontrol) yang masingmasing berjumlah 35 siswa ditentukan dengan teknik Cluster Random Sampling.
Kemudian diberikan perlakuan yang berbeda, kelas eksperimen dengan model
pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dan kelas kontrol dengan
pembelajaran konvensional. Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam
penelitian ini digunakan tes pilihan berganda dengan jumlah 20 item yang telah
divalidkan oleh validator.
Dari hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata pretes kelas eksperimen
adalah 32,42 dan nilai rata-rata kelas kontrol adalah 32,57 dimana kemampuan
awal kedua kelas adalah setara. Kemudian diberikan perlakuan yang berbeda,
kelas eksperimen dengan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation
dan kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional. Data postes yang diperoleh
yaitu hasil rata-rata kelas eksperimen 66,28 dan kelas kontrol 42,28. Melalui
pengujian statistik diperoleh hasil yang signifikan dimana hasil ini
menggambarkan bahwa ada efek model pembelajaran kooperatif tipe Group
Investigation dalam meningkatkan hasil belajar belajar Fisika.
Kata Kunci: Quasi Eksperimen, kooperatif tipe Group Investigation,
Konvensional.
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan
Riwayat Hidup
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar Lampiran
Halaman
i
ii
iii
iv
vii
ix
x
xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
1.2.Defenisi Operasional
1.3.Identifikasi Masalah
1.4.Batasan Masalah
1.5.Rumusan Masalah
1.6.Tujuan Penelitian
1.7.Manfaat Penelitian
1
6
6
7
7
7
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Model Pembelajaran
2.1.1. Pembelajaran Kooperatif
2.1.2. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe GI
2.1.3. Peran Guru dalam Melaksanakan Group Investigation
2.1.4. Langkah-langkah Penerapan Group Investigation
2.1.4.1 Ranah Kognitif dan Ranah Afektif Sebagai Sasaran
2.1.5. Gambaran Konkret Pelaksanaan GI
2.2.Model Pembelajaran Konvensional
2.3.Teori Belajar
2.4.Tujuan Belajar
2.5.Hakikat Belajar – Mengajar
2.6.Motivasi dalam Belajar
2.7.Hasil Belajar
2.8.Materi Pelajaran
2.8.1. Pengertian Tekanan
2.8.2. Tekanan pada Zat Padat
2.8.3. Tekanan pada Zat Cair
2.8.3.1 Tekanan Hidrostatik
2.8.3.2 Bejana Berhubungan
2.8.3.3 Hukum Pascal
9
9
11
13
14
16
17
20
21
22
25
25
27
28
28
29
29
29
31
34
2.8.3.4 Hukum Archimedes
2.8.3.5 Keadaan Benda dalam Air
2.8.4 Tekanan Udara
2.9.Peneliti Terdahulu
2.10. Kerangka Konseptual
2.11. Hipotesis
36
37
39
41
43
45
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.Populasi dan Sampel Penelitian
3.3.Variabel Penelitian
3.4.Jenis dan Desain Penelitian
3.5.Prosedur Penelitian
3.6.Teknik Pengumpulan Data
3.7.Instrumen Penelitian
3.7.1. Validitas Isi
3.8.Teknik Analisis Data
3.8.1. Menghitung Mean dari Pretes dan Postes
3.8.2. Uji Normalitas
3.8.3. Uji Homogenitas
3.8.4. Uji Hipotesis
46
46
46
47
48
48
49
50
51
51
51
52
53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Data Hasil Penelitian
4.1.2. Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen
4.1.3. Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol
4.1.4. Uji Persyaratan Analisis Data
4.1.5. Pengujian Hipotesis
4.1.6. Hasil Belajar
4.2. Pembahasan
55
55
58
58
59
60
61
65
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
70
70
DAFTAR PUSTAKA
72
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbedaan Kelompok Belajar
Tabel 2.2 Peneliti Terdahulu
Tabel 3.1 Two Group Pretest – Postest Design
Tabel 3.2 Tabel Spesifikasi Materi pokok Tekanan
Tabel 4.1 Hasil Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Tabel 4.2 Hasil Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Tabel 4.3 Ringkasan Hasil Perhitungan
Tabel 4.4 Ringkasan Hasil Uji Normalitas
Tabel 4.5 Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Kedua Kelas
Tabel 4.6 Ringkasan Perhitungan Uji t Pretes Siswa
Tabel 4.7 Ringkasan Perhitungan Uji t Postes Siswa
Halaman
10
35
47
49
55
56
58
59
60
60
61
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Gambar 2.2
Gambar 2.3
Gambar 2.4
Gambar 2.5
Gambar 2.6
Gambar 2.7
Gambar 2.8
Gambar 2.9
Gambar 2.10
Gambar 2.11
Gambar 2.12
Gambar 2.13
Gambar 2.14
Gambar 4.1
Gambar 4.2
Gambar 4.3
Gambar 4.4
Gambar 4.5
Sol Sepatu Sepak Bola
Bejana
Pipa U
Pipa dengan Beberapa Lubang
Permukaan Zat Cair
Bejana Berhubungan
Bejana Berhubung yang Memiliki Pipa Kapiler
Bejana Berhubungan
Prinsip Kerja Pompa Hidrolik
Benda Mengapung
Benda Melayang
Benda Tenggelam
Percobaan Torricelli
Bagan Perbedaan Model GI dan Konvensional
Diagram Batang Nilai Pretes
Diagram Batang Nilai Postes
Diagram Hasil Belajar Kognitif
Diagram Hasil Belajar Afektif
Diagram Hasil Belajar Psikomotorik
Halaman
29
30
30
31
32
32
33
35
35
38
38
39
40
44
56
57
62
63
64
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
Lampiran 9
Lampiran 10
Lampiran 11
Lampiran 12
Lampiran 13.
Lampiran 14.
Lampiran 15.
Lampiran 16.
Lampiran 17.
Lampiran 18.
Lampiran 19.
Lampiran 20.
Lampiran 21.
Lampiran 22.
Lampiran 23.
Lampiran 24.
Lampiran 25.
Lampiran 26.
Lampiran 27
Lampiran 28.
Lampiran 29.
Lampiran 30.
Halaman
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1
75
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2
89
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 3
106
Lembar Kerja Siswa
123
Lembar Kerja Siswa
128
Lembar Kerja Siswa
134
Tuntutan Investigasi
139
Tabel Spesifikasi
140
Tes Instrumen Penelitian
149
Kunci Jawaban
155
Angket Guru
156
Angket Siswa
158
Data Pretes dan Postes Kelas Eksperimen
160
Data Pretes dan Postes Kelas Kontrol
162
Rekapitulasi Hasil Jawaban Pretes Kelas Eksperimen
164
Rekapitulasi Hasil Jawaban Postes Kelas Eksperimen
166
Rekapitulasi Hasil Jawaban Pretes Kelas Kontrol
168
Rekapitulasi Hasil Jawaban Postes Kelas Kontrol
170
Perhitungan Rata-Rata,, Varians, dan Standar Deviasi
172
Uji Normalitas
175
Uji Homogenitas
179
Uji Hipotesis
182
Lembar Penilaian Afektif Kelas Eksperimen
186
Lembar Penilaian Psikomotorik Kelas Eksperimen
188
Nilai Siswa pada Postes Berdasarkan Taksonomi Bloom 190
Dokumentasi Penelitian
194
Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Liliefors
209
Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke z
210
Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi F
211
Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi t
213
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan di masa yang akan
mendatang adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta
didik, sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan
problema kehidupan yang dihadapinya. Pendidikan harus menyentuh potensi
nurani maupun potensi peserta didik. Konsep Pendidikan tersebut terasa semakin
penting ketika seseorang harus mampu memasuki kehidupan sehari-hari saat ini
maupun yang akan datang. (Trianto, 2009)
Peningkatan
kualitas
pendidikan
melalui
peningkatan
kualitas
pembelajaran merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh dalam upaya
meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah. Dalam meningkatkan kualitas
pendidikan maka proses kegiatan belajar mengajar di sekolah merupakan kegiatan
yang sangat penting. Proses belajar-mengajar merupakan suatu proses yang
mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal
balik. Interaksi atau hubungan timbal balik dalam peristiwa belajar-mengajar tidak
sekedar hubungan antara guru dengan siswa saja, tetapi berupa interaksi edukatif.
Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang
dilakukan dan diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan
sebelum pengajaran dilakukan. Guru dengan sadar merencanakan kegiatan
pengajarannya secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatunya guna
kepentingan pengajaran. Melalui proses kegiatan belajar mengajar yang optimal
diharapkan tujuan pendidikan nasional dapat tercapai.
Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah
lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang
didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di
dalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghapal informasi. Otak
anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut
untuk memahami informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkannya dengan
kehidupan sehari-hari. Akibatnya ketika anak didik lulus dari sekolah mereka
pintar secara teoritik tetapi miskin secara aplikasi (Sanjaya, 2008).
Fisika merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang peristiwa
dan fenomena alam. Oleh karena itu, pelajaran fisika termasuk salah satu
pelajaran yang cukup menarik karena langsung berkaitan dengan alam, nyata, dan
dapat dibuktikan juga dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi hal
tersebut berkebalikan dengan apa yang dialami siswa, fisika menjadi tidak
menarik, karena siswa jarang sekali dapat membuktikan dan mengaplikasikan
materi-materi fisika di sekolah, hal ini disebabkan karena jarangnya melakukan
praktikum fisika di sekolah. Pada kenyataannya, pelajaran fisika termasuk salah
satu mata pelajaran yang memiliki nilai terendah. Rendahnya nilai fisika hasil
belajar siswa merupakan gambaran bagaimana tingkat kemampuan guru untuk
melaksanakan proses belajar mengajar sehingga siswa dapat mencapai hasil
belajar secara optimal.
Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti di SMP Negeri 9 Medan di
kelas VIII - 8 saat pembelajaran fisika bahwa hanya sebagian kecil saja yang
memperhatikan pelajaran, model yang digunakan guru adalah model pembelajaran
langsung dengan metode ceramah, tanya jawab dan mengerjakan soal. Banyak
siswa beranggapan bahwa fisika adalah pelajaran yang sangat sulit. Selama ini
siswa hanya mengenal fisika sebagai suatu pelajaran yang sangat tidak menarik.
Bahkan siswa secara terang-terangan mengatakan bahwa mata pelajaran fisika
adalah mata pelajaran yang sangat sulit dan sangat banyak rumus-rumus fisika
yang sulit dihafal.
Dari hasil wawancara dengan Bapak B.Tarigan guru bidang studi fisika di
SMP Negeri 9 Medan mengatakan bahwa keadaan siswa pada saat proses belajar
mengajar bidang studi Fisika adalah heterogen (perlu pengelolaan agar PBM
berjalan dengan baik), siswa belum siap, sarana dan prasarana di sekolah tersebut
tidak menunjang untuk bidang studi Fisika, masalah-masalah yang dihadapi saat
proses belajar mengajar yaitu kelas ribut, kelas tidak disiplin, siswa kurang respon
dengan materi yang sedang dibahas, kendala saat mengajarkan materi fisika
adalah tidak dapat membuat praktek, dari kegiatan pembelajaran Fisika, siswa
lebih mudah memahami konsep daripada rumus. Bapak B.tarigan mengatakan
bahwa faktor yang menyebabkan nilai fisika rendah adalah umumnya siswa tidak
mau belajar maksimal, fasilitas kurang (alat-alat praktikum), dan kemampuan
guru yang kurang baik, sementara motivasi siswa yang tinggi dapat menjadi faktor
tingginya hasil belajar fisika siswa.
Dari hasil wawancara kepada 3 orang guru fisika di SMP Negeri 9 Medan
mengenai model pembelajaran yang digunakan, menyatakan bahwa model
pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran langsung, dengan
metode ceramah, mencatat, dan mengerjakan soal saja. Kegiatan pembelajaran
fisika di kelas masih berpusat pada guru (teacher-centered).
Ketuntasan kompetensi minimal (KKM) di sekolah tersebut untuk mata
pelajaran fisika adalah 65. Namun dikatakan bahwa nilai rata-rata siswa masih
belum optimal. Hanya beberapa siswa saja yang memperoleh nilai mencapai
KKM sementara sebagian besar lainnya belum.
Salah satu pembenahan dalam proses belajar mengajar yang dapat
dilakukan adalah seorang guru harus mampu berhubungan dan berinteraksi secara
baik dengan siswa. Seorang guru harus mampu memilih metode dan media
pembelajaran yang digunakan dengan tepat dalam menyampaikan setiap konsep
yang diajarkan. Dengan metode dan media pembelajaran yang tepat dapat
membuat pelajaran fisika menjadi lebih menyenangkan dan mampu memancing
siswa untuk lebih aktif selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Manfaat
dari metode dan media pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan kemampuan,
minat, mempermudah siswa dalam memahami materi fisika dan akhirnya dapat
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar fisika siswa.
Untuk mengatasi masalah di atas, penulis ingin menawarkan model
pembelajaran Group Investigation digunakan dalam pembelajaran fisika di kelas.
Dan diharapkan pembelajaran yang tadinya dalam pembelajaran konvensional
yaitu teacher-centered menjadi student-centered dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation, dimana model pembelajaran ini
cocok untuk digunakan dalam mata pelajaran sains khususnya fisika dan
diharapkan tentunya dapat meningkatkan hasil belajar fisika.
Group Investigation merupakan
salah satu bentuk pembelajaran
kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari
sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan
yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat mencari melalui
internet. Siswa dilibatkan sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik
maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Tipe ini menuntut para
siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam
keterampilan proses kelompok. Model Group Investigation dapat melatih siswa
untuk menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri. Keterlibatan siswa secara aktif
dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran.
Group Investigation membuka kesempatan evaluasi secara konstan dan
lebih besar terhadap siswa, baik oleh teman atau guru mereka, daripada dalam
kelas tradisional dengan pengajaran kepada seluruh kelas. Gagasan para murid,
tingkat pemahaman subjek, dan investasi kerja semuanya sangat jelas terlihat
dalam pendekatan ini.
Penelitian tentang model pembelajaran Group Investigation dalam jurnal
pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember menyimpulkan bahwa hasil belajar
siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI)
disertai media kartu masalah lebih baik daripada hasil belajar siswa menggunakan
pembelajaran konvensional pada pembelajaran fisika di SMA Negeri 1 Glenmore.
Dalam Jurnal Syamsuri Hasan dkk, menyimpulkan bahwa pembelajaran
dengan menggunakan model cooperative learning tipe Group Investigation
membuat kegiatan belajar mengajar menjadi lebih menarik dan sesuai dengan
kurikulum KTSP yang lebih mengutamakan pendekatan peserta didik sebagai
pusat pembelajaran atau student centered approach. Model cooperative learning
tipe Group Investigation dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dan
kemampuannya memahami materi mata pelajaran perawatan dan perbaikan sistem
refrigerasi.
Beberapa hasil penelitian juga mengemukakan bahwa pembelajaran
dengan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigastion
lebih
berdampak positif terhadap hasil belajar siswa. Penelitian yang dilakukan oleh
salah satu mahasiswa Fisika, Novarina Sinaga menyimpulkan bahwa hasil belajar
siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran
kooperatif tipe Group
Investigation (GI) lebih baik dibandingkan dengan menggunakan pembelajaran
konvensional untuk materi pokok Hukum Newton dan aktivitas kelompok siswa
selama pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) berlangsung secara
keseluruhan baik. Pada penelitian ini, pada penerapannya masih terdapat
kelemahan yaitu masih terdapatnya beberapa siswa yang kurang berpartisipasi
dalam mengeluarkan pendapat, masih mengandalkan siswa yang aktif . Siswa
kurang terbiasa dalam kelompok yang dituntut dengan model pembelajaran
kooperatif tipe Group Investigation, ini dikarenakan kurangnya komunikasi dan
kerjasama di dalam kelompok masing-masing.
Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Rahmania (2012) dengan
membandingkan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Group Investigation dan Direct Instruction, bahwa rata-rata hasil
belajar siswa setelah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Group
Investigation meningkat lebih baik dibandingkan dengan menerapkan model
pembelajaran Direct Instruction. Kelemahannya adalah masih adanya siswa yang
tidak serius dalam setiap kelompok pada saat melakukan investigasi, sehingga
mengakibatkan adanya keributan dan diskusi yang kurang efektif, tidak semua
siswa membaca bahan bacaan yang ditugaskan, sehingga dalam kelompok
investigasi masih ada siswa yang dominan mengerjakan tugas yang diberikan.
Dengan melihat hasil dan kelemahan-kelemahan dari penelitian-penelitian
sebelumnya dengan menggunakan model pembelajaran Group Investigation,
maka dalam hal ini penulis ingin memperbaiki kelemahan-kelemahan tersebut.
Seluruh siswa harus dilibatkan aktif dalam mengeluarkan pendapat, dalam
kelompok harus terjalin komunikasi dan kerjasama yang baik, agar waktu yang
terbatas dapat efektif dan efisien. Penulis akan mencoba menutupi kelemahan dari
peneliti
sebelumnya
dengan
menginformasikan
langkah-langkah
model
pembelajaran kooperatif Group Investigation terlebih dahulu kepada siswa, lebih
memotivasi siswa untuk lebih serius, lebih memberikan perhatian dan bimbingan
yang lebih kepada sebagian siswa yang kurang aktif dengan menuntun cara
berfikirnya ke arah penyelesaian permasalahan.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis akan melakukan
penelitian dengan judul “Efek Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group
Investigation (GI) Terhadap Hasil Belajar Fisika Materi Tekanan Kelas VIII
Semester II Di SMP Negeri 9 Medan T.A. 2013/2014 ”.
1.2
Defenisi Operasional
1. Efek adalah akibat yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan yang
selanjutnya akan mempengaruhi kegiatan lain dan dapat menimbulkan
dampak.
2. Model pembelajaran adalah pola interaksi peserta didik dengan guru di
dalam kelas yang menyangkut strategi, pendekatan, metode dan teknik
pembelajaran
yang
ditetapkan
dalam
pelaksanaan
kegiatan
pembelajaran.
3. Hasil Belajar adalah kemampuan perolehan peserta didik sebagai hasil
dari proses belajar yang ia lakukan dan upaya belajar yang dicapai
siswa setelah mengalami proses belajar-mengajar dan menunjukkan
sejauh mana perkembangan ataupun daya tangkap siswa terhadap
materi yang diajarkan.
4. Fisika merupakan suatu ilmu yang mempelajari gejala alam yang tidak
hidup atau materi dalam ruang lingkup dan waktu.
5. Group Investigation merupakan salah satu bentuk pembelajaran
kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa
untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari
melalui bahan-bahan yang tersedia.
1.3 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
dapat diidentifikasikan masalah yang relevan dengan penelitian ini adalah :
1. Hasil belajar siswa untuk pelajaran fisika masih belum optimal.
2. Siswa menganggap fisika merupakan pelajaran yang rumit dan sulit untuk
dipahami
3. Penggunaan model pembelajaran yang kurang bervariasi
4. Kurangnya motivasi siswa terhadap pembelajaran fisika
1.4 Batasan Masalah
Untuk memberi ruang lingkup yang jelas dalam pembahasan, maka perlu
dilakukan pembatasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Penelitian ini menerapkan model pembelajaran Group Investigation
2. Materi yang diajarkan dalam penelitian ini adalah materi semester II yaitu
tekanan pada zat padat, cair, dan udara.
3. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII semester II di SMP Negeri 9
Medan Tahun Ajaran 2013/2014.
1.5 Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka yang
menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1.
Bagaimanakah hasil belajar fisika siswa di kelas VIII semester II SMP
Negeri 9 Medan dengan menerapkan model pembelajaran Group
Investigation?
2.
Bagaimanakah hasil belajar fisika siswa di kelas VIII semester II SMP
Negeri 9 Medan dengan menerapkan pembelajaran konvensional?
3.
Apakah ada perbedaan hasil belajar fisika siswa di kelas VIII semester II
SMP Negeri 9 Medan akibat efek model pembelajaran Group
Investigation dan pembelajaran konvensional?
1.6 Tujuan Penelitian
Berdasarkan dari rumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui hasil belajar fisika siswa kelas VIII semester II SMP
Negeri 9 Medan dengan menerapkan model pembelajaran Group
Investigation.
2. Untuk mengetahui hasil belajar fisika siswa kelas VIII semester II SMP
Negeri 9 Medan dengan menerapkan pembelajaran konvensional.
3. Untuk mengetahui adanya perbedaan hasil belajar fisika siswa di kelas
VIII
semester
II SMP Negeri 9 Medan dengan menerapkan model
pembelajaran Group Investigation dengan menerapkan pembelajaran
konvensional
1.7. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah :
1. Sebagai bahan informasi
bagi guru
khususnya guru fisika untuk
meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pokok tekanan.
2. Sebagai bahan informasi bagi peneliti selanjutnya dalam melakukan
penelitian lebih lanjut.
3. Sumbangan pemikiran dalam dunia pendidikan guna kemajuuan
pembelajaran pada umumnya dan pembelajaran fisika pada khususnya.
4.
Sebagai rujukan untuk penelitian lanjutan.
DAFTAR PUSTAKA
Akçay, N.O., dan Doymuş, K., (2012), The Effects of Group Investigation and
Cooperative Learning Techniques Applied in Teaching Force and Motion
Subjects on Students’ Academic Achievements, Journal of Educational
Sciences Research 2: 109-123
Arifin, Zaenal, (2009), Evaluasi Pembelajaran, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung
Arikunto, S., (2007), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bumi Aksara,
Jakarta.
Arends, R., (2007), Learning To Teach, Penerbit Pustaka Belajar, Yogyakarta
Dimyati, dan Mudjiono, (2002), Belajar dan Pembelajaran, PT. Rineka Cipta,
Jakarta.
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri
Medan,(2009), Buku Pedoman Penulisan Skripsi Mahasiswa dan Standar
Operasional (SOP) Kepembimbingan Skripsi Program Studi Pendidikan,
FMIPA Unimed; Medan.
Hamalik,O.,(2008), Kurikulum dan Pembelajaran, Bumi Aksara; Jakarta.
Hamzah,B,Uno., (2008),
Jakarta.
Perencanaa Pembelajaran. Penerbit Bumi Aksara,
Hasan, S., Maman, R., dan Helga, A., (2011), Model Cooperative Learning Tipe
Group Investigation Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata
Pelajaran Perawatan Dan Perbaikan Sistem Refrigerasi, Jurnal Online
Pendidikan Fisika 7: 189-198
Istikomah, H., Hendratto, S., dan Bambang, S., (2010), Penggunaan Model
Pembelajaran Group Investigation untuk Menumbuhkan Sikap Ilmiah
Siswa, Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 6: 40-43
Joyce,B.; Weil,M. & Calthoan,E, (2011), Model – Model Pembelajaran, Edisi
Delapan, Pustaka Belajar, yogyakarta.
Kiranawati,(2007),
http:
//gurupkn.wordpress.com/2007/11/13/
metodeinvestigasi-kelompok-group-investigation/. (13 November 2007).
Krisno, Moch Agus, dkk. (2008). Ilmu Pengetahuan Alam untuk SMP/MTs Kelas
VIII. Jakarta: PT Mentari Pustaka.
Nasution, S, (2000), Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Dan Mengajar,
Bumi Aksara; Bandung.
Praptiwi, Jeffry Handhika, (2012), Efektivitas Metode Kooperatif Tipe GI dan
STAD Ditinjau dari Kemampuan Awal, Jurnal Penelitian Pembelajaran
Fisika 1: 21-28
Prasodjo, Budi, dkk,(2006), Teori dan Aplikasi Fisika SMP Kelas VIII.
Yudhistira; Bogor.
Rahmania. (2012), Perbedaan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Dengan Mind Map
Dan Direct Instruction Pada Materi Pokok Gerak Lurus Kelas VII
Semester II SMP Swasta Harapan Mandiri Medan T.P 2011/2012.,
Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.
Sanjaya,Wina.,(2008), Strategi pembelajaran berorientasi standar proses
pendidikan, Penerbit Kencana, Jakarta.
Sardiman,A.M,(2006), Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, PT Raja
Grafindo Persada; Jakarta.
Sinaga, Novarina. (2010), Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group
Investigation (GI) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok
Hukum Newton di Kelas X Semester I SMA Negeri 7 Medan Tahun Ajaran
2009/2010., Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.
Slameto,(2003), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Penerbit
Rineka Cipta; Jakarta.
Slavin, Robert E., (2005), Cooperatif Learning Teori, Riset, dan Praktik, Penerbit
Nusa Media; Bandung.
Sudjana, (2005), Metode Statistik, Tarsito; Bandung.
Suryadana, B.A., Tjiptaning, S., dan Sri, A., (2012), Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Group Investigation (GI) Disertai Media Kartu
Masalah pada Pembelajaran Fisika Di SMA, Jurnal Pembelajaran Fisika
1: 268-271
Suryosubroto. B,(2002), Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, PT Rineka Cipta;
Jakarta.
Syah, Muhibbin,(1997), Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.
Bandung; Remaja Rosdakarya
Trianto,(2009),
Model-Model
Pembelajaran
Inovatif
Berorientasi
Konstruktivistik, Prestasi Pustaka; Jakarta.