ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UPAYA AUDITOR UNTUK MEMINIMALISASI KECURANGAN DALAM LAPORAN KEUANGAN (STUDI EMPIRIS PADA KAP DI KOTA MEDAN).

(1)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UPAYA AUDITOR UNTUK MEMINIMALISASI KECURANGAN DALAM

LAPORAN KEUANGAN

(Studi Empiris Pada KAP di Kota Medan)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

OLEH :

MEGA SISKAWATY SIANTURI NIM. 7102220015

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

(3)

(4)

(5)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat dan karunia-Nya yang senantiasa penulis rasakan, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Upaya Auditor Untuk Meminimalisasi Kecurangan Dalam Laporan Keuangan (Studi Empiris Pada KAP di Kota Medan)”.

Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Universitas Negeri Medan. Dan penyusunan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih terutama kepada kedua Orangtua penulis yang tidak pernah lelah untuk selalu mendoakan dan mengingatkan penulis dalam penyusunan skripsi ini. Terimakasih atas jerih payahnya selama ini.

Dan tidak lupa penulis juga ingin menyampaikan rasa hormat dan terimakasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si, selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Bapak Drs. Kustoro Budiarta, ME, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan.

3. Bapak Drs. Thamrin, M.Si, selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan.


(6)

iv

4. Bapak Drs. La Ane, M.Si, selaku Ketua Jurusan Akuntansi Universitas Negeri Medan.

5. Bapak Drs. Jihen Ginting, M.Si, Ak, selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Universitas Negeri Medan.

6. Bapak Muhammad Ishak, SE, M.Si, Ak, selaku Dosen Pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan dan arahan serta semangat kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Bapak Dr. Arfan Ikhsan Lubis, SE, M.Si; Ibu Yulita Triadiarti, SE, M.Si, Ak dan Ibu Khairunnisa Harahap, SE, M.Si selaku Dosen Penguji yang telah memberikan kritik dan saran dalam penyusunan skripsi ini.

8. Seluruh Dosen Jurusan Akuntansi, yang telah membimbing saya selama masa perkuliahan, terimakasih atas ilmu yang telah diberikan selama ini. 9. Seseorang yang sangat spesial di hati (Andi Marolop Simanjuntak) yang tak

pernah lelah dan jenuh untuk membantu, menyemangati, dan mendoakan saya dalam penyusunan skripsi ini.

10.Sahabat-sahabatku yang tak terlupakan, terimakasih untuk bantuan dan perhatian kalian. Teman-teman Akuntansi Stambuk 2010 khususnya (Dian, Linda, Avril, Hary, Benny, Fransisca, Evrida, Melisa, Willy, Josua, Dwinda, KD, dll).

11.Senior sekaligus Kakak tempat saya berdiskusi segala sesuatunya (Santi Melina Sianipar), terimakasih untuk dukungannya selama ini.

12. Penghuni Kostan 303 B Atas (K’vera, K’nita, Angel, D’Hendric) terimakasih untuk bantuan dan motivasinya.


(7)

v

13.Seluruh pihak yang tak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa terdapat ketidaksempurnaan dalam penulisan skripsi ini, maka dari itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun kearah yang lebih baik lagi. Diatas semuanya, penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat sebagai sumbangan pemikiran bagi pembaca.

Medan, April 2014 Peneliti,

Mega Siskawaty Sianturi NIM. 7102220015


(8)

i ABSTRAK

MEGA SISKAWATY SIANTURI, NIM 7102220015. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Upaya Auditor Untuk Meminimalisasi Kecurangan Dalam Laporan Keuangan (Studi Empiris Pada KAP di Kota Medan). Skripsi, Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Medan, 2014.

Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini yaitu apakah independensi, pendeteksian, dan audit investigatif memiliki pengaruh secara parsial dan simultan terhadap upaya auditor untuk meminimalisasi kecurangan dalam laporan keuangan. dan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah independensi, pendeteksian, dan audit investigatif memiliki pengaruh secara parsial dan simultan terhadap upaya auditor untuk meminimalisasi kecurangan dalam laporan keuangan.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh KAP yang berada di Kota Medan. Dari 20 KAP yang terdaftar, dipilih 7 KAP dengan menggunakan

purposive sampling. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer,

dengan cara menyebarkan kuisioner kepada seluruh Auditor di KAP tersebut. Kuesioner yang deisebar sebanyak 40 kuesioner dan yang kembali hanya sebanyak 30 kuesioner. Analisis data untuk uji hipotesis menggunakan analisis regresi linier berganda.

Hasil Penelitian ini menyatakan bahwa semua item pertanyaan pada kuesioner dinyatakan valid dan reliabel karena nilai rhitung> rtabel dan nilai

Cronbach Alpha > 0,60. Pada pengujian hipotesis secara parsial atau uji t pada

variabel partisipasi independensi dan pendeteksian dikatakan tidak berpengaruh karena nilai signifikan independensi dan pendeteksian diatas taraf signifikan 5 % maka nilai t hitung < t tabel maka hipotesis 1 dan hipotesis 2 ditolak, pada variabel audit investigatif dikatakan berpengaruh karena nilai signifikan audit investigatif dibawah taraf signifikan 5% dan nilai t hitung > t tabel maka hipotesis 3 diterima. Pada pengujian hipotesis secara simultan atau uji F dikatakan berpengaruh karena nilai signifikan dibawah taraf signifikan 5% dan nilai Fhitung > Ftabel, maka hipotesis 4 diterima.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah secara parsial independensi dan pendeteksian tidak berpengaruh terhadap upaya auditor untuk meminimalisasi kecurangan, sedangkan audit investigatif berpengaruh terhadap upaya auditor untuk meminimalisasi kecurangan. Kemudian secara simultan terdapat pengaruh dari independensi, pendeteksian, dan audit investigatif terhadap upaya auditor untuk meminimalisasi kecurangan dalam laporan keuangan.

Kata Kunci : Independensi, Pendeteksian, Audit Investigatif, Upaya Auditor Untuk Meminimalisasi Kecurangan


(9)

ii ABSTRACT

MEGA SISKAWATY SIANTURI, NIM 7102220015. The Analyze of Factors That Influence Auditor’s Effort To Minimize Financial Statement Fraud. Thesis, Department of Accounting, Faculty of Economics, University of Medan , 2014.

The problem in this study is whether independence, detection and investigation audit have simultaneous and partial effect on the auditor’s effort to minimize financial statement fraud. This study aims to determine the effect of independence, detection and investigation audit to the auditor’s effort to minimize financial statement fraud either partially or simultaneously.

Population in this research are 20 Office of Public Accountant in Medan. This research uses primery data in distributing questionnaires which conducted in Medan with auditor respondents who worked in the 7 Office Public Accountant. Datermination of sample is done by using purposive sampling. There are fourty questionnaires distributed, but only thirty questionnaires return. Analyzing the data for hypotesis testing is done by multiple linier regression analyses.

The results of this study stated that all question items on the questionnaire is valid and reliable because the value r count> r table and Cronbach Alpha value > 0.60. On testing the hypothesis is partially or t test on independence and detection variable are said to have no effect because the significant value of both of variable up on a significant level of 5 %, then the value of t count < t table then the hypothesis 1 and 2 are rejected , because of the significant value of investigation audit below the significant level of 5 % and the value of t count> t table then hypothesis 3 is accepted. In simultaneous hypothesis testing or test F is said to effect as significant values below 5 % significance level and the value of F > F, then the hypothesis 4 is accepted.

The conclusion of this study is independence and detection have no effect on the auditor’s effort to minimize financial statement fraud partially, while the investigation audit has effect on the auditor’s effort to minimize financial statement fraud partially, then simultaneously there is effect of independence , detection, and investigation audit toward auditor’s effort to minimize financial statement fraud.

Keywords : Independence, Detection, Investigation Audit, and Auditor’s Effort To Minimize Financial Statement Fraud


(10)

vi DAFTAR ISI

ABSTRAK ...i

ABSTRACT ...ii

KATA PENGANTAR ...iii

DAFTAR ISI ...vi

DAFTAR TABEL ...x

DAFTAR GAMBAR ...xii

DAFTAR LAMPIRAN ...xiii

BAB I – PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 9

1.3 Pembatasan Masalah ...10

1.4 Rumusan Masalah ...10

1.5 Tujuan Penelitian ...10

1.6 Manfaat Penelitian ...10

BAB II – KAJIAN TEORI 2.1 Kerangka Teori...12

2.1.1 Konsep Fraud ...12

2.1.1.2 Pengertian Fraud ...12

2.1.1.2 Fraud Tree...14


(11)

vii

2.1.1.4 Financial Statement Fraud...19

2.1.1.5 Teori Fraud Triangle ...20

2.1.1.6 Faktor Pemicu Fraud ...23

2.1.1.7 Gejala Adanya Fraud ...25

2.1.1.8 Pelaku Kecurangan ...26

2.1.1.9 Tipe Korban...27

2.1.2 Independensi ...28

2.1.2.1 Pengertian Independensi ...28

2.1.3 Pendeteksian Kecurangan ...29

2.1.3.1 Pengertian Pendeteksian ...29

2.1.3.2 Objek Pendeteksian ...31

2.1.4 Audit Investigatif ...36

2.1.4.1 Pengertian Audit Investigatif ...36

2.1.4.2 Tujuan Audit Investigatif ...37

2.1.4.3 Investigatif dengan Teknik Audit ...38

2.1.4.4 Prinsip-prinsip Investigatif ...41

2.1.4.5 Tahap-tahap audit Investigatif ...43

2.1.4.6 Laporan Audit Investigatif ...45

2.2 Penelitian Terdahulu ...45

2.3 Kerangka Berpikir ...47

2.4 Hipotesis Penelitian ...49

BAB III – METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ...50


(12)

viii

3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ...53

3.3.1 Variabel Penelitian ...53

3.3.2 Definisi Operasional Variabel ...53

3.4 Teknik Pengumpulan Data ...58

3.5 Model dan Teknik Analisis Data ...58

3.5.1 Model Analisis Data ...58

3.5.2 Teknik Analisis Data ...59

3.5.3 Uji Kualitas Data ...59

3.5.3.1 Uji Validitas ...59

3.5.3.2 Uji Reliabilitas...60

3.5.4 Uji Asumsi Klasik ...60

3.5.4.1 Uji Normalitas Data ...60

3.5.4.2 Uji Multikolinearitas ...61

3.5.4.3 Uji Heterokedastisitas ...62

3.5.5 Uji Hipotesis ...62

3.5.5.1 Uji Statistik F ...62

3.5.5.2 Uji Statistik t ...63

3.5.6 Koefisien Determinasi (R2) ...64

BAB IV – HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ...65

4.1.1 Gambaran Umum Sampel ...65

4.1.2 Deskriptif Demografi Responden ...65

4.1.3 Hasil Analisis Data ...68


(13)

ix

4.1.3.2 Uji Asumsi Klasik ...73

4.1.3.3 Analisis Regresi Berganda ...75

4.1.3.4 Pengujian Hipotesis ...78

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ...81

BAB V – KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ...86

5.2 Keterbatasan Penelitian ...86

5.3 Saran Penelitian ...87

DAFTAR PUSTAKA ...88 LAMPIRAN


(14)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jenis-Jenis Fraud ...18

Tabel 2.2 Fraud Examinations ...34

Tabel 2.3 Penelitian Terdahulu ...45

Tabel 3.1 Daftar KAP di Medan ...51

Tabel 3.2 Definisi Operasional ...55

Tabel 4.1 Sampel dan Jumlah Kuesioner ...65

Tabel 4.2 Jabatan Responden ...66

Tabel 4.3 Jenis Kelamin Responden ...66

Tabel 4.4 Pendidikan Responden ...67

Tabel 4.5 Lama Berprofesi Sebagai Auditor...67

Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Independensi ...68

Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Pendeteksian ...69

Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Audit Investigatif ...69

Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas UAUMKDLK ...70

Tabel 4.10 Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha ...71

Tabel 4.11 Hasil Uji Reliabilitas ...72

Tabel 4.12 Hasil Statistik Deskriptif ...72

Tabel 4.13 Hasil Uji Normalitas ...73


(15)

xi

Tabel 4.15 Hasil Uji Heterokedastisitas ...75

Tabel 4.16 Hasil Analisis Regresi ...76

Tabel 4.17 Hasil Uji F ...78

Tabel 4.18 Hasil Uji t ...79


(16)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Fraud Tree...14 Gambar 2.2 Fraud Triangle ...21 Gambar 2.3 Kerangka Berpikir ...48


(17)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Tabulasi Data LAMPIRAN 2 Hasil Ouput SPSS LAMPIRAN 3 Berkas Administratif


(18)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Perkembangan ekonomi dewasa ini merupakan hasil dari proses pembangunan yang telah membuat dunia usaha menjadi semakin kompleks, bervariasi, dan sangat dinamis. Disadari atau tidak, persaingan yang terjadi di dunia usaha dan bisnis sekarang ini telah menjadi semakin tajam, sehingga masing-masing perusahaan atau organisasi berusaha menjadi lebih unggul dibandingkan dengan para kompetitornya dengan memaksimalkan segala bentuk potensi yang ada dalam perusahaan tersebut.

Bersamaan dengan perkembangan tersebut, setiap pencapaian di bidang ekonomi, agar kinerja perusahaan terlihat maksimal cenderung diiringi pula dengan munculnya bentuk-bentuk kejahatan baru dengan cara dan metode yang beragam (Kurniawati, 2012). Salah satu bentuk kejahatan atau manipulasi yang paling sering ditemui dalam suatu entitas adalah praktik kecurangan atau yang lebih dikenal dengan istilah fraud (Iqbal, 2010:8).

Kecurangan (fraud) merupakan sebuah perbuatan kecurangan yang melanggar hukum (illegal-acts) yang dilakukan secara sengaja dan sifatnya dapat merugikan pihak-pihak lain. Tindakan yang dapat dikategorikan sebagai tindakan kecurangan adalah seperti pencurian (thief), ketidakberesan (irregularities), White


(19)

2

collar crime, penggelapan (embezzlement), serta berbagai tindakan penyelewengan

lainnya (Bologna, 2006). Fraud biasanya dilakukan oleh orang-orang dari luar ataupun dari dalam suatu organisasi, untuk mendapatkan keuntungan baik pribadi maupun kelompok dan secara langsung maupun tidak langsung dapat merugikan pihak-pihak lain yang bersangkutan.

Menurut Association of Certified Fraud Examinations (ACFE) dalam Tuanakotta, (2010:197) salah satu asosiasi di Amerika Serikat yang mendarmabaktikan kegiatannya dalam pencegahan dan penanggulangan kecurangan, mengkategorikan kecurangan dalam 3 (tiga) kelompok sebagai berikut:

1. Kecurangan Laporan Keuangan (Financial Statement Fraud). Kecurangan laporan keuangan dapat didefinisikan sebagai kecurangan yang dilakukan oleh manajemen dalam bentuk salah saji material laporan keuangan yang merugikan investor dan kreditor. Kecurangan ini dapat bersifat finansial atau kecurangan non finansial.

2. Penyalahgunaan Aset (Asset Missapropriation). Penyalahgunaan aset dapat digolongkan ke dalam “Kecurangan Kas” dan “Kecurangan atas Persediaan dan Aset lainnya”, serta pengeluaran-pengeluaran biaya secara curang (fraudulent disbursement).

3. Korupsi (Corruption). Korupsi dalam konteks pembahasan ini adalah korupsi menurut ACFE, bukannya pengertian korupsi menurut UU Pemberantasan TPK di Indonesia. Menurut ACFE, korupsi terbagi ke dalam pertentangan kepentingan (conflict of interest), suap (bribery), pemberian ilegal (illegal

gratuity), dan pemerasan (economic extortion).

Dari berbagai bentuk kecurangan di atas, jenis manipulasi yang paling sering ditemui dalam suatu entitas adalah praktik kecurangan (fraud) terhadap laporan keuangan (financial statements fraud). Laporan keuangan merupakan catatan informasi mengenai keuangan suatu perusahaan dalam suatu periode akuntansi, yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut (Iqbal, 2010: 10).


(20)

3

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam buku Standar Akuntansi Keuangan Per 1 Januari 2011 :

Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan dari suatu laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomi.

Sesuai dengan Konsep Fundamental Dalam Penyusunan Laporan Keuangan (KFDPLK) maka informasi yang disajikan dalam laporan keuangan harus memenuhi karakteristik kualitatif. Karakteristik kualitatif dibedakan menjadi dua yaitu primer dan sekunder. Kualitas primer terdiri dari relevance dan reliability, sedangkan kualitas sekunder terdiri dari comparability dan consistency. Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan harus relevan (relevance) agar kebutuhan pemakai (user) dalam proses pengambilan keputusan dapat terpenuhi serta harus harus memiliki keandalan (reliability), yaitu, informasi harus bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus dan jujur dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat disajikan (Kurniawati, 2010:3).

Menurut Mulyadi dan Puradiredja (1998:3), laporan keuangan yang wajar adalah:

Laporan yang memenuhi Standar Akuntansi Keuangan, yaitu laporan keuangan yang penyajian laporan keuangannya disajikan secara wajar, relevan, dan transparan. Pihak manajemen sebagai pengendali dan structure

control sangat bertanggung jawab atas kegiatan transaksi apapun yang

berlangsung di sebuah perusahaan yang dipimpinnya dalam satu periode. Tanggung jawab pihak manajemen terhadap pihak pemegang saham (owner)


(21)

4

agar bagaimana laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen dapat disajikan secara wajar.

Pada saat perusahaan publik menerbitkan laporan keuangannya, sesungguhnya perusahaan tersebut ingin menggambarkan kondisinya dalam keadaan yang terbaik. Laporan keuangan menyajikan informasi lebih dari sekedar angka-angka karena seharusnya mencakup informasi yang menyangkut posisi keuangan dan kinerja perusahaan yang berguna untuk pengambilan keputusan ekonomi. Hal ini dapat menimbulkan potensi kecurangan pada laporan keuangan yang akan menyesatkan investor dan pengguna laporan keuangan yang lain. Ketika terdapat salah saji material dalam laporan keuangan, maka informasi tersebut menjadi tidak relevan untuk dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan karena analisis yang dilakukan tidak berdasarkan informasi yang sebenarnya.

Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai, dan tidak bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu. Menurut Bolton (2002) tidak boleh ada usaha untuk menyajikan informasi yang menguntungkan beberapa pihak, sementara hal tersebut akan merugikan pihak lain yang mempunyai kepentingan berlawanan. Informasi yang disajikan atas dasar kebutuhan dan keinginan pihak tertentu menimbulkan risiko kecurangan (fraud) yang besar, karena laporan keuangan tidak menggambarkan kondisi perusahaan yang sebenarnya, laporan keuangan disusun agar keinginan pihak-pihak tertentu dapat tercapai.

Kecurangan pelaporan keuangan yang telah dijelaskan dalam SPAP pada PSA No. 70 yaitu salah saji atau penghilangan secara sengaja jumlah atau pengungkapan


(22)

5

dalam laporan keuangan untuk mengelabui pemakai laporan keuangan dalam efek yang timbul adalah ketidaksesuaian laporan keuangan, dalam semua hal yang material dengan prinsip akuntansi berterima umum. Kecurangan pelaporan keuangan pertama meliputi, manipulasi, pemalsuan atau perubahan catatan akuntansi atau dokumen pendukungannya yang menjadi sumber data bagi penyajian laporan keuangan. Kedua representasi yang salah atau penghilangan dari laporan keuangan peristiwa, transaksi, atau informasi signifikan. Ketiga salah penerapan secara sengaja prinsip akuntansi yang berkaitan dengan jumlah klasifikasi, cara pengungkapan.

Kecurangan laporan keuangan adalah masalah sosial dan ekonomi keprihatinan. Hal ini menyebabkan turunnya nilai pasar dan mengarahkan perusahaan tersebut pada kebangkrutan serta telah meningkatkan perhatian tentang tindakan kecurangan, misalnya pada kasus Enron dan WorldCom. Selain itu, menurut Peterson dan Buckhoff dalam Morton (2010) skandal akuntansi keuangan ini merugikan miliaran dolar nilai pemegang saham dan menimbulkan hilangnya kepercayaan investor di pasar keuangan.

Sebagai contoh, di Indonesia dapat dikemukakan kasus yang terjadi pada PT Kimia Farma Tbk. PT Kimia Farma adalah badan usaha milik negara yang sahamnya telah diperdagangkan di bursa. Berdasarkan indikasi oleh Kementerian BUMN dan pemeriksaan Bapepam (Bapepam, 2002) ditemukan adanya salah saji dalam laporan keuangan yang mengakibatkan lebih saji (overstatement) laba bersih untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2001 sebesar Rp 32,7 miliar yang merupakan 2,3 % dari penjualan dan 24,7% dari laba bersih. Salah saji ini terjadi dengan cara


(23)

6

melebihsajikan penjualan dan persediaan pada 3 unit usaha, dan dilakukan dengan menggelembungkan harga persediaan yang telah diotorisasi oleh direktur produksi untuk menentukan nilai persediaan pada unit distribusi PT Kimia Farma per 31 Desember 2001 (Bapepam, 2002). Selain itu manajemen PT Kimia Farma melakukan pencatatan ganda atas penjualan pada 2 unit usaha. Koroy (2008) menambahkan bahwa pencatatan ganda itu dilakukan pada unit-unit yang tidak disampling oleh auditor eksternal (Kurniawati, 2012:8).

Contoh kasus kecurangan lainnya juga dilakukan oleh PT.Asian Agri Group yang merupakan perusahaan kelapa sawit terbesar di Sumatera Utara bahkan di Indonesia dengan melakukan penggelapan pajak yang berupa penggelapan pajak penghasilan (PPh) dan pajak pertambahan nilai (PPN), penyimpangan pencatatan transaksi sebesar Rp 2,62 triliun, mark up biaya perusahaan hingga Rp 1,5 triliun, mendongkrak kerugian transaksi ekspor Rp 232 miliar, mengecilkan hasil penjualan Rp 889 miliar. Lewat modus ini Asian Agri diduga telah menggelapkan pajak penghasilan untuk badan usaha senilai total Rp 2,6 triliun. Perhitungan SPT Asian Agri yang digelapkan berasal dari SPT periode 2002-2005. Hitungan terakhir menyebutkan penggelapan pajak itu diduga berpotensi merugikan keuangan negara hingga Rp 1,3 triliun (PPATK,2006).

Selain contoh kasus kerugian yang timbul oleh tindakan kecurangan telah disebutkan sebelumnya, kerugian yang ditimbulkan oleh tindakan kecurangan melampaui kerugian keuangan langsung. Kerugian tersebut termasuk merugikan hubungan eksternal bisnis, semangat kerja karyawan, reputasi perusahaan, dan


(24)

7

branding (PriceWaterhouseCoopers, 2003). Bahkan, beberapa efek dari tindakan kecurangan, seperti reputasi perusahaan yang buruk, dapat memiliki dampak jangka panjang (PricewaterhouseCoopers, 2003). Di samping meningkatnya kejadian mengenai tindakan kecurangan dan berlakunya undang-undang baru anti-tindakan kecurangan, namun usaha yang dilakukan oleh organisasi untuk memerangi tindakan kecurangan tidak berjalan dengan lancar dan hanya bersifat formalitas (Andersen, 2004).

Beberapa kasus inilah yang memaksa auditor internal dan eksternal untuk mengembangkan teknik pemeriksaan terhadap kecurangan. Salah satu gagasan yang dikemukakan oleh Panel on Audit Effectiveness dari AICPA yaitu auditor hendaknya melaksanakan sejenis tindakan preventif, audit investigatif, pemeriksaan forensik dalam setiap auditnya untuk meningkatkan prospek dalam mendeteksi kecurangan. Oleh karena itu, profesi akuntan telah memulai perubahan dari pengujian “hal yang tidak biasa (irregularies)” menjadi pengujian terhadap “kecurangan (fraud)”.

Perubahan ini tentu saja telah mengakibatkan perubahan prosedur audit seperti bagaimana mengembangkan teknik-teknik untuk menemukan pola kecurangan yang sangat potensial melalui pengembangan profil seseorang yang diduga sebagai pelaku serta melakukan tes detail atau prosedur substantif secara akurat dengan tidak hanya menyandarkan diri terhadap tes pengendalian saja.

Dalam mengungkap tindak kejahatan ekonomi termasuk di dalamnya tindak pidana korupsi, kerjasama antar akuntan dengan penegak hukum saat ini bukan hanya penting, tetapi telah menjadi suatu keharusan. Para penyidik tindak pidana korupsi


(25)

8

harus mempelajari bagaimana menggunakan informasi keuangan untuk memperkuat kasus yang disidik, di sisi pihak akuntan harus mengerti dan memahami data-data keuangan apa saja yang dapat diterima menurut hukum (Amrizal, 2010).

Oleh karena seorang auditor juga harus memahami bagaimana standar audit, akuntan publik harus mematuhi kode etik profesi yang mengatur perilaku akuntan publik dalam menjalankan praktik profesinya baik dengan sesama anggota maupun dengan masyarakat umum. Kode etik ini mengatur tentang tanggung jawab profesi, kompetensi dan kehati-hatian profesional, kerahasiaan, perilaku profesional serta standar teknis bagi seorang auditor dalam menjalankan profesinya.

Penelitian terdahulu tentang faktor-faktor yang mempengaruhi upaya meminimalisasi kecurangan (Iqbal, 2010) menjelaskan bahwa secara parsial, tindakan pencegahan tidak berpengaruh terhadap upaya meminimalisasi kecurangan dalam laporan keuangan, hal ini ditunjukkan dari besarnya angka t hitung 0,084 sehingga nilai tersebut lebih besar dari 0,05. Dalam uji t (parsial), Ho akan diterima atau Ha akan ditolak jika, nilai t hitung < t tabel untuk α = 5%. Peneliti berpendapat bahwa tindakan pencegahan yang diberlakukan di sebuah instansi pemerintah atau swasta tidak bisa dijadikan sebuah metode untuk meminimalisasi kecurangan, karena banyak faktor-faktor yang lain, seperti penerapan Good Corporate Governance (GCG), pengendalian deteksi, audit investigatif dan lain-lain.

Berdasarkan hal inilah, penulis tertarik untuk kembali menguji faktor-faktor tersebut yakni , pendeteksian dan audit investigatif terhadap upaya auditor untuk meminimalisasi kecurangan. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Iqbal


(26)

9

(2010). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu variabel penelitian serta objek dan lokasi penelitiannya yaitu hanya kepada Auditor yang bekerja pada KAP di Kota Medan.

Atas dasar latar belakang di atas, maka peneliti mengangkat judul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Upaya Auditor Untuk Meminimalisasi Kecurangan Dalam Laporan Keuangan (Studi Empiris Pada KAP di Kota Medan).”

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah independensi berpengaruh terhadap upaya auditor untuk meminimalisasi kecurangan dalam laporan keuangan?

2. Apakah pendeteksian berpengaruh terhadap upaya auditor untuk meminimalisasi kecurangan dalam laporan keuangan?

3. Apakah audit investigatif berpengaruh terhadap upaya auditor untuk meminimalisasi kecurangan dalam laporan keuangan?

4. Apakah independensi, pendeteksian, dan audit investigatif berpengaruh terhadap upaya auditor untuk meminimalisasi kecurangan dalam laporan keuangan?


(27)

10

1.3Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang ada, maka penelitian ini hanya dibatasi pada pengaruh independensi, pendeteksian, dan audit investigatif terhadap upaya meminimalisasi kecurangan dalam laporan keuangan. 1.4Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang ada, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah independensi, pendeteksian, dan audit investigatif berpengaruh terhadap upaya meminimalisasi kecurangan dalam laporan keuangan secara simultan dan parsial?”

1.5Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dengan adanya penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah independensi, pendeteksian, dan audit investigatif berpengaruh terhadap upaya auditor untuk meminimalisasi kecurangan dalam laporan keuangan baik secara simultan maupun parsial.

1.6Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan sebagai berikut :

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menambah dan mengembangkan wawasan peneliti khususnya mengenai pengaruh independensi, pendeteksian dan audit investigatif terhadap upaya auditor untuk meminimalisasi kecurangan dalam laporan keuangan.


(28)

11

2. Bagi Akademisi

Penelitian ini memberikan bukti empiris tentang bagaimana independensi, pendeteksian dan audit investigatif terhadap upaya auditor untuk meminimalisasi kecurangan dalam laporan keuangan. Selain itu penelitian ini dapat memperkaya bahan kajian untuk peneliti selanjutnya.

3. Bagi Perkembangan Literatur Akuntansi

Penelitian ini memberikan masukan mengenai faktor-faktor apa yang dapat mempengaruhi upaya auditor untuk meminimalisasi kecurangan dalam laporan keuangan serta apa saja yang harus dilakukan apabila kecurangan terbukti.

4. Bagi Kantor Akuntan Publik

Memberikan pemahaman mengenai apa saja yang dapat mempengaruhi upaya auditor untuk meminimalisasi kecurangan dalam laporan keungan. 5. Bagi Mahasiswa Akuntansi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi mahasiswa, khususnya jurusan akuntansi untuk digunakan dalam penelitian selanjutnya.


(29)

(30)

86 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan yang bertujuan mencari bukti empiris tentang hubungan antara independensi, pendeteksian, dan audit investigatif terhadap upaya auditor untuk meminimalisasi kecurangan dalam laporan keuangan pada KAP di Kota Medan diperoleh berbagai kesimpulan sebagai berikut :

1. Independensi tidak berpengaruh terhadap upaya auditor untuk meminimalisasi kecurangan dalam laporan keuangan.

2. Pendeteksian tidak berpengaruh terhadap upaya auditor untuk meminimalisasi kecurangan dalam laporan keuangan.

3. Audit Investigatif berpengaruh signifikan terhadap upaya auditor untuk meminimalisasi kecurangan dalam laporan keuangan.

4. Independensi, pendeteksian, dan audit investigatif berpengaruh signifikan terhadap upaya auditor untuk meminimalisasi kecurangan dalam laporan keuangan.

5.2 Keterbatasan Penelitian

1. Penelitian ini terbatas pada objek penelitian profesi auditor yang bekerja dalam Kantor Akuntan Publik ( KAP) di Medan. Sehingga dimungkinkan adanya perbedaan hasil, pembahasan ataupun kesimpulan untuk objek penelitian yang berbeda.


(31)

87

2. Data yang dihasilkan melalui penggunaan responden mendasarkan kepada persepsi responden. Data tersebut tidak terlepas dari unsur subjektivitas. Data yang dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner mungkin saja berbeda dengan kondisi yang sebenarnya.

5.3 Saran Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian, penulis dapat memberikan saran rekomendasi atau implikasi kebijakan sebagai berikut :

1. Untuk meningkatkan upaya auditor untuk meminimalisasi kecurangan dalam laporan keuangan, pimpinan KAP perlu memperhatikan dan berusaha meningkatkan independensi auditor yang melaksanakan pemeriksaaan laporan keuangan, pendeteksian bukti-bukti indikasi kecurangan dan melakukan audit investigatif apabila diperlukan. Hal ini dikarenakan ketiga hal tersebut dapat meningkatkan upaya auditor untuk meminimalisasi kecurangan dalam laporan keuangan.

2. Untuk peneliti selanjutnya yang menggunakan kuisioner sebagai instrumen penelitian, disarankan untuk memberikan responden kepada auditor dengan posisi yang lebih tinggi.

3. Untuk peneliti selanjutnya agar dapat menggunakan metode observasi dalam pengumpulan data guna memperoleh hasil yang lebih akurat.


(32)

88

DAFTAR PUSTAKA

Amrizal, 2010. Pencegahan dan Pendeteksian Kecurangan oleh Auditor Internal. http:www.bpkp.go.id/public/upload/unit/investigasi/files/Gambar/PDF/ceg ah-deteksi.pdf (Diakses pada 20 November 2013)

Adhikara, Arrozi. 2012. Ekspektasi Auditor, Investor, dan Akuntan Manajemen

Terhadap Pemeriksaan Laporan Keuangan. Jurnal Akuntansi Manajemen

Vol.23, No.1 April 2012. Hal1-12.

Bolton, J Richard. Hand, J David, 2002. Statistical Fraud Detection : A Review.

Statistical Science Journal. Vol.17, No.3, 2002. http : www.jstor.org. (Diakses pada 25 November 2013).

Christiawan, Yulius Jogi. 2003. Kompetensi dan Independensi Akuntan Publik. Eka, Yulius. 2013. Audit Investigasi. http://auditinvestigasi.blogspot.com (Diakses

pada 22 November 2013).

Gemilang, 2009. Cara Efektif Mendeteksi Kecurangan dalam Upaya

Memberantas Korupsi di Dalam Negeri ini Dengan audit Investigasi. http:

www.wordpress.com (Diakses pada 20 November 2013)

Ghozali, Iman. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Edisi Ketiga, Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.

Fakultas Ekonomi, 2008. Pedoman Penulisan Skripsi Mahasiswa ProgramS1. Medan.

Ismayanti, 2009. “Pengaruh Keahlian dan Tanggung Jawab Auditor Internal

Terhadap Mendeteksi Kecurangan serta Pencegahan Tindakan Kecurangan”,

Skripsi Akuntansi, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Iqbal, Muhammad. 2010. “Pengaruh Tindakan Pencegahan, Pendeteksian, dan Audit Investigatif Terhadap Upaya Meminimalisasi Kecurangan Dalam

Laporan Keuangan”, Skripsi Akuntansi, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Kurniawati, 2012. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Financial

Statement Fraud Dalam Perspektif Fraud Triangle”, Skripsi Akuntansi, Universitas Diponegoro, Semarang.

Kuncoro, Mudrajad, 2009. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi. Edisi Ketiga. Penerbit Erlangga. Jakarta.


(33)

89

Matondang, Jordan, 2010. “Pengaruh Pengalaman Audit, Independensi, dan

KeahlianProfesional Terhadap Pencegahan dan Pendeteksian Kecurangan Penyajian Laporan Keuangan”, Skripsi Akuntansi, .

Morton, Stanford, 2010. Strategic Auditing for Fraud. The Accounting Review Journal. Vol 68, No.4, pp 825-839. http : www.jstor.org (Diakses pada 21 November 2013).

Nasution, Manahan. 2003. Sekilas Tentang Internal Auditor.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1221/1/akuntansi manahan2.pdf (Diakses pada 22 November 2013)

Novianti, Suzy, 2007. Skeptisme Profesionalisme Auditor dalam Mendeteksi

Kecurangan. Accounting Conference.

Ramarya, Tri. 2009. Pendeteksian Kecurangan (Fraud) Laporan

KeuanganAuditor Internal. Jurnal.

http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/06/pendeteksian-kecurangan-fraud-laporan.html (Diakses pada 22 November 2013)

Rosandi, Raisya, 2009. “Persepsi Mahasiswa akuntansi Terhadap Auditor dalam

Mendeteksi Kecurangan”, Skripsi Akuntansi, Universitas Diponegoro,

Semarang.

Susanti, 2009. “Pengaruh Profesionalisme Akuntan Publik Terhadap Peran Akuntan Publik Dalam Pengungkapan Kecurangan”, Skripsi Akuntansi, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Sri Lastanti, Hexana. 2005. Tinjauan Terhadap Kompetensi dan Independensi

Akuntan Publik : Refleksi Atas Skandal Keuangan. Media Riset Akuntansi,

Auditing dan Informasi Vol.5 No.1 April 2005. Hal 85-97.

Tuanakotta, Theodorus M. 2010. Akuntansi Forensik dan Audit Investigatif. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Wahyana, Mettoe. 2008. Kenapa Orang Melakukan Fraud. http :// www.oggix.com (Diakses pada 22 November 2013)

Wahyana, Mettoe. 2008. Peranan Forensic Accounting Dalam Audit dan Dalam

Perspektif Tindak Pidana Korupsi. http://mettoewahyana.blogspot.com

(Diakses pada 22 November 2013).

Widjaja, Amin. 2009. Forensik audit Mencegah dan Mendeteksi Kecurangan. Harvarindo, Jakarta.

Wilks, T. Jeffrey dan Mark F.Zimbelman. 2004. Using Game Theory and


(34)

90

Horizon, Vol.18, No.3. Hal 173-184. http : www.jstor.org. (Diakses pada 25 November 2013).

2011. Jenis-Jenis Fraud. http://jurnalakuntansikeuangan.com (Diakses pada 22 November 2013).


(1)

(2)

86

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan yang bertujuan mencari bukti empiris tentang hubungan antara independensi, pendeteksian, dan audit investigatif terhadap upaya auditor untuk meminimalisasi kecurangan dalam laporan keuangan pada KAP di Kota Medan diperoleh berbagai kesimpulan sebagai berikut :

1. Independensi tidak berpengaruh terhadap upaya auditor untuk meminimalisasi kecurangan dalam laporan keuangan.

2. Pendeteksian tidak berpengaruh terhadap upaya auditor untuk meminimalisasi kecurangan dalam laporan keuangan.

3. Audit Investigatif berpengaruh signifikan terhadap upaya auditor untuk meminimalisasi kecurangan dalam laporan keuangan.

4. Independensi, pendeteksian, dan audit investigatif berpengaruh signifikan terhadap upaya auditor untuk meminimalisasi kecurangan dalam laporan keuangan.

5.2 Keterbatasan Penelitian

1. Penelitian ini terbatas pada objek penelitian profesi auditor yang bekerja dalam Kantor Akuntan Publik ( KAP) di Medan. Sehingga dimungkinkan adanya perbedaan hasil, pembahasan ataupun kesimpulan untuk objek penelitian yang berbeda.


(3)

2. Data yang dihasilkan melalui penggunaan responden mendasarkan kepada persepsi responden. Data tersebut tidak terlepas dari unsur subjektivitas. Data yang dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner mungkin saja berbeda dengan kondisi yang sebenarnya.

5.3 Saran Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian, penulis dapat memberikan saran rekomendasi atau implikasi kebijakan sebagai berikut :

1. Untuk meningkatkan upaya auditor untuk meminimalisasi kecurangan dalam laporan keuangan, pimpinan KAP perlu memperhatikan dan berusaha meningkatkan independensi auditor yang melaksanakan pemeriksaaan laporan keuangan, pendeteksian bukti-bukti indikasi kecurangan dan melakukan audit investigatif apabila diperlukan. Hal ini dikarenakan ketiga hal tersebut dapat meningkatkan upaya auditor untuk meminimalisasi kecurangan dalam laporan keuangan.

2. Untuk peneliti selanjutnya yang menggunakan kuisioner sebagai instrumen penelitian, disarankan untuk memberikan responden kepada auditor dengan posisi yang lebih tinggi.

3. Untuk peneliti selanjutnya agar dapat menggunakan metode observasi dalam pengumpulan data guna memperoleh hasil yang lebih akurat.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Amrizal, 2010. Pencegahan dan Pendeteksian Kecurangan oleh Auditor Internal. http:www.bpkp.go.id/public/upload/unit/investigasi/files/Gambar/PDF/ceg ah-deteksi.pdf (Diakses pada 20 November 2013)

Adhikara, Arrozi. 2012. Ekspektasi Auditor, Investor, dan Akuntan Manajemen Terhadap Pemeriksaan Laporan Keuangan. Jurnal Akuntansi Manajemen Vol.23, No.1 April 2012. Hal1-12.

Bolton, J Richard. Hand, J David, 2002. Statistical Fraud Detection : A Review. Statistical Science Journal. Vol.17, No.3, 2002. http : www.jstor.org. (Diakses pada 25 November 2013).

Christiawan, Yulius Jogi. 2003. Kompetensi dan Independensi Akuntan Publik. Eka, Yulius. 2013. Audit Investigasi. http://auditinvestigasi.blogspot.com (Diakses

pada 22 November 2013).

Gemilang, 2009. Cara Efektif Mendeteksi Kecurangan dalam Upaya Memberantas Korupsi di Dalam Negeri ini Dengan audit Investigasi. http: www.wordpress.com (Diakses pada 20 November 2013)

Ghozali, Iman. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Edisi Ketiga, Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.

Fakultas Ekonomi, 2008. Pedoman Penulisan Skripsi Mahasiswa ProgramS1. Medan.

Ismayanti, 2009. “Pengaruh Keahlian dan Tanggung Jawab Auditor Internal Terhadap Mendeteksi Kecurangan serta Pencegahan Tindakan Kecurangan”,

Skripsi Akuntansi, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Iqbal, Muhammad. 2010. “Pengaruh Tindakan Pencegahan, Pendeteksian, dan Audit Investigatif Terhadap Upaya Meminimalisasi Kecurangan Dalam Laporan Keuangan”, Skripsi Akuntansi, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. Kurniawati, 2012. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Financial

Statement Fraud Dalam Perspektif Fraud Triangle”, Skripsi Akuntansi, Universitas Diponegoro, Semarang.

Kuncoro, Mudrajad, 2009. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi. Edisi Ketiga. Penerbit Erlangga. Jakarta.


(5)

Matondang, Jordan, 2010. “Pengaruh Pengalaman Audit, Independensi, dan KeahlianProfesional Terhadap Pencegahan dan Pendeteksian Kecurangan Penyajian Laporan Keuangan”, Skripsi Akuntansi, .

Morton, Stanford, 2010. Strategic Auditing for Fraud. The Accounting Review Journal. Vol 68, No.4, pp 825-839. http : www.jstor.org (Diakses pada 21 November 2013).

Nasution, Manahan. 2003. Sekilas Tentang Internal Auditor. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1221/1/akuntansi

manahan2.pdf (Diakses pada 22 November 2013)

Novianti, Suzy, 2007. Skeptisme Profesionalisme Auditor dalam Mendeteksi Kecurangan. Accounting Conference.

Ramarya, Tri. 2009. Pendeteksian Kecurangan (Fraud) Laporan

KeuanganAuditor Internal. Jurnal.

http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/06/pendeteksian-kecurangan-fraud-laporan.html (Diakses pada 22 November 2013)

Rosandi, Raisya, 2009. “Persepsi Mahasiswa akuntansi Terhadap Auditor dalam Mendeteksi Kecurangan”, Skripsi Akuntansi, Universitas Diponegoro, Semarang.

Susanti, 2009. “Pengaruh Profesionalisme Akuntan Publik Terhadap Peran Akuntan Publik Dalam Pengungkapan Kecurangan”, Skripsi Akuntansi, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Sri Lastanti, Hexana. 2005. Tinjauan Terhadap Kompetensi dan Independensi Akuntan Publik : Refleksi Atas Skandal Keuangan. Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi Vol.5 No.1 April 2005. Hal 85-97.

Tuanakotta, Theodorus M. 2010. Akuntansi Forensik dan Audit Investigatif. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Wahyana, Mettoe. 2008. Kenapa Orang Melakukan Fraud. http :// www.oggix.com (Diakses pada 22 November 2013)

Wahyana, Mettoe. 2008. Peranan Forensic Accounting Dalam Audit dan Dalam Perspektif Tindak Pidana Korupsi. http://mettoewahyana.blogspot.com (Diakses pada 22 November 2013).

Widjaja, Amin. 2009. Forensik audit Mencegah dan Mendeteksi Kecurangan. Harvarindo, Jakarta.

Wilks, T. Jeffrey dan Mark F.Zimbelman. 2004. Using Game Theory and Strategic Reasoning Concepts to Prevent and Detect Fraud. Accounting


(6)

Horizon, Vol.18, No.3. Hal 173-184. http : www.jstor.org. (Diakses pada 25 November 2013).

2011. Jenis-Jenis Fraud. http://jurnalakuntansikeuangan.com (Diakses pada 22 November 2013).