HUBUNGAN ANTARA JUMLAH LEUKOSIT DENGAN PROGNOSTIK STROKE ISKEMIK DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA Hubungan Antara Jumlah Leukosit Dengan Prognostik Stroke Iskemik Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

HUBUNGAN ANTARA JUMLAH LEUKOSIT DENGAN PROGNOSTIK
STROKE ISKEMIK DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Mencapai Derajat Sarjana Kedokteran

Disusun Oleh :
TYAS RACHMANI FAUZIAH
J500110011

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

ABSTRAK
Hubungan Antara Jumlah Leukosit dengan Prognostik Stroke Iskemik di
RSUD Dr. Moewardi Surakarta
Tyas Rachmani Fauziah, Ani Rusnani Fibriani, Budi Hernawan
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
Latar Belakang: Stroke adalah gangguan otak fokal ataupun global secara

mendadak yang disebabkan oleh gangguan vaskuler dan dapat menyebabkan
kematian yang berlangsung selama 24 jam atau lebih. Stroke merupakan
penyebab kematian yang utama pada usia > 45 tahun (15,4% dari seluruh
kematian). Salah satu penyebab stroke iskemik adalah aterosklerosis intrakranial.
Aterosklerosis adalah kondisi dimana terjadinya inflamasi vaskuler dan indikator
yang berkontribusi yaitu leukosit. Angka leukosit pada saat masuk rumah sakit
dapat dijadikan sebagai prediktor untuk prognosis outcome klinis dan lama
perawatan pada pasien stroke iskemik akut.
Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara jumlah leukosit dengan prognostik
stroke iskemik di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan
pendekatan metode cross sectional untuk mengetahui hubungan antara jumlah
leukosit dengan prognostik stroke iskemik.
Hasil Penelitian: Diperoleh 9 dari 23 pasien stroke iskemik dengan leukosit
tinggi yang mendapatkan prognosis buruk, sedangkan 1 dari 23 pasien stroke
iskemik dengan leukosit normal yang mendapatkan prognosis buruk. Dari analisis
statistik uji Chi-Square diperoleh nilai p = 0,004 (p < 0,05).
Kesimpulan: Terdapat hubungan antara jumlah leukosit dengan prognostik stroke
iskemik di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.


Kata kunci: jumlah leukosit, stroke iskemik, prognostik stroke iskemik

ABSTRACT
Relationship Between Leukocyte Count and The Prognostic of Ischemic
Stroke in Moewardi General Hospital of Surakarta
Tyas Rachmani Fauziah, Ani Rusnani Fibriani, Budi Hernawan
Faculty Medicine of Muhammadiyah University of Surakarta
Background: Stroke is a focal or global brain dysfunction or sudden brain
disorder that caused by vascular dysfunction and can cause of death for 24 hours
or more. Stroke is a main cause of death for people aged 45 years or more (15,4%
all of death). One of the causes of ischemic stroke is intracranial atherosclerotic.
Atherosclerotic is a condition with vascular inflammatory disorder and leukocyte
as a biomarker or indicator. Leukocyte count someone when he went to hospital
can be a predictor for prognostic clinical outcome patient with acute ischemic
stroke.
Purpose: to know the relationship between leukocyte count and the prognostic of
ischemic stroke in Moewardi General Hospital of Surakarta.
Method: This study case used observational analytic method by cross sectional
approach to know the relationship between both of them.
Result: 9 from 23 patient ischemic stroke with high count leukocyte have bad

prognostic, on the other hand only 1 from 23 patient ischemic stroke with normal
count of leukocyte have bad prognostic. From the statistic analysis chi-square the
result p = 0,004 (p < 0,05).
Conclusion: there is relationship between leukocyte count and the prognostic of
ischemic stroke in Moewardi General Hospital of Surakarta.

Keyword: leukocyte count, ischemic stroke, prognostic of ischemic stroke

PENDAHULUAN
Stroke menurut WHO (World Health Organisation) adalah gangguan otak
fokal ataupun global secara mendadak yang disebabkan oleh gangguan vaskuler
dan dapat menyebabkan kematian yang berlangsung selama 24 jam atau lebih
(Truelsen et al., 2000).
Berdasarkan laporan WHO pada tahun 1999 stroke merupakan penyebab
kematian nomor dua dan penyebab utama kecacatan dengan angka sekitar 5,54
juta kematian. Jumlah ini merupakan 9,5% dari seluruh kematian di dunia
(Bahrudin, 2012). Hasil Riskesdas Kemenkes RI, 2013 terjadi peningkatan
prevalensi stroke dari tahun 2007 hingga 2013 yaitu 8,3 per mil menjadi 12,1 per
mil. Prevalensi tertinggi terjadi di daerah Sulawesi utara (10,8 per mil),
Yogyakarta (10,3 per mil), Bangka Belitung (9,7 per mil) dan DKI Jakarta (9,7

per mil) (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2014). Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Tengah mendapatkan data bahwa kasus tertinggi stroke terdapat di
Kota Semarang sebesar 17,36% yaitu 4.516 (Wurtiningsih, 2012).
Menurut data Riskesdas Depkes RI, 2007 stroke merupakan penyebab
kematian yang utama pada usia > 45 tahun (15,4% dari seluruh kematian)
(Yudawijaya et al., 2011). Insiden stroke iskemik lebih tinggi antara 70% - 85%
dari stroke perdarahan 15% - 30%. Di Asia kejadian stroke iskemik terjadi sekitar
70% dan stroke perdarahan 30% (Junaidi, 2011). Salah satu penyebab stroke
iskemik adalah aterosklerosis intrakranial. Aterosklerosis intrakranial merupakan
penyebab stroke iskemik yang sering terjadi dan 20-60% penyebab stroke iskemik
di Asia (Lakhan et al., 2009). Aterosklerosis adalah kondisi dimana terjadinya
inflamasi vaskuler. Indikator yang berkontribusi terhadap terjadinya inflamasi
vaskuler dan aterosklerosis ini yaitu leukosit (Wu et al., 2013).
Pada studi ARIC (Atherosclerosis Risk in Communities study) menemukan
adanya hubungan antara perubahan jumlah leukosit dengan peningkatan kejadian
stroke iskemik dan kematian penyakit kardiovaskuler (Lee et al., 2001). Angka
leukosit pada saat masuk rumah sakit dapat dijadikan sebagai prediktor untuk
prognosis outcome klinis dan lama perawatan pada pasien stroke iskemik akut.
Peningkatan angka leukosit yang tinggi secara signifikan dapat memberikan


prediksi outcome klinis yang buruk paska kejadian stroke iskemik dan perawatan
yang lebih lama di rumah sakit (Gofir, 2013).
Kontroversi terhadap konsep jumlah leukosit dengan prognostik stroke
iskemik dikemukakan berdasarkan penelitian di Rafsanjan Iran yang menyatakan
bahwa nilai leukosit yang tinggi pada saat masuk rumah sakit tidak berhubungan
dengan prognostik pada mortalitas pasien stroke iskemik akut. Perburukan
prognostik stroke iskemik dapat meningkat dikarenakan faktor-faktor risiko lain
yang sering terjadi seperti hipertensi, hiperglikemia dan dislipidemia (Iranmanesh
et al., 2014).

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan
pendekatan metode cross sectional. Penelitian dilakukan di unit rekam medis
RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Penelitian dilakukan pada bulan Januari-Febuari
2015. Populasi dalam penelitian adalah semua pasien stroke iskemik di RSUD Dr.
Moewardi Surakarta yang memenuhi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi untuk
diambil sebagai subjek penelitian. Pengambilan sampel menggunakan prinsip
Purposive Sampling, jumlah sampel adalah 46 orang (23 sampel kasus dan 23
sampel kontrol). Kriteria inklusi: Pasien dengan serangan stroke iskemik pertama,
pasien berusia > 45 tahun, dengan data rekam medis yang lengkap. Kriteria

eksklusi: Pasien stroke berulang, pasien stroke hemoragik, pasien dengan riwayat
alergi, pasien dengan riwayat penggunaan kortikosteroid. Instrumen penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data rekam medis
pasien stroke iskemik di RSUD Dr. Moewardi Surakarta bulan Januari-Desember
2013. Penelitian ini merupakan analitik komparatif ordinal-ordinal, maka uji
statistik yang digunakan adalah uji chi-square dengan menggunakan Statistical
Program for Social Science (SPSS) 17.

HASIL PENELITIAN
Karakteristik sampel pada penelitian disajikan pada tabel sebagai berikut.
Tabel 1. Distribusi Sampel Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Total

Jumlah
25
21
46


Presentase
54,35%
45,65%
100%

Berdasarkan tabel 1diketahui bahwa pasien stroke iskemik dengan jenis
kelamin laki-laki sebanyak 25 pasien (54,35%), sedangkan jenis kelamin
perempuan sebanyak 21 pasien (45,65%).
Tabel 2. Distribusi Sampel Penelitian Berdasarkan Usia
Usia
45-64 tahun
65-84 tahun
> 84 tahun
Total

Jumlah
23
22
1

46

Presentase
50%
47,8%
2,2%
100%

Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa pasien stroke iskemik dengan usia
45-64 tahun sebanyak 23 pasien (50%), usia 65-84 tahun sebanyak 22 pasien
(47,8%) dan usia > 84 tahun sebanyak 1 pasien (2,2%).
Tabel 3. Hubungan antara Jumlah Leukosit dengan Prognostik Stroke
Iskemik di RSUD Dr. Moewardi Surakarta
Jumlah
Leukosit
Tinggi
Normal
Total

Prognostik

Buruk
Baik
N
%
N
%
9
39,1%
14
60,9%
1
4,3%
22
95,7%
10
21,7%
36
78,3%

Total

N
23
23
46

%
100%
100%
100%

P
0,004

Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa pasien stroke iskemik dengan jumlah
leukosit tinggi sebanyak 23 pasien terdiri dari 9 pasien (39,1%) dengan prognostik
yang buruk dan 14 pasien (60,9%) dengan prognostik yang baik. Pasien stroke
iskemik dengan jumlah leukosit normal sebanyak 23 pasien terdiri dari 1 pasien
(4,3%) dengan prognostik yang buruk dan 22 pasien (95,7%) dengan prognostik
yang baik.


Data pada penelitian ini diperoleh melalui analisa dengan uji analisa ChiSquare diolah dalam program SPSS 17 untuk menguji kemaknaan statistik
hubungan antara jumlah leukosit dengan prognostik stroke iskemik, didapatkan
hasil nilai p = 0,004; maka hasil tersebut menunjukkan bahwa secara statistik
terdapat hubungan antara jumlah leukosit dengan prognostik stroke iskemik.

PEMBAHASAN
Berdasarkan perhitungan statistik dengan data yang telah diperoleh dari
penelitian di RSUD Dr. Moewardi Surakarta, maka hasil penelitian dapat
dijabarkan sebagai berikut.
Tabel 1 menunjukkan distribusi data pasien berdasarkan jenis kelamin,
pada penelitian ini insidensi stroke iskemik pada laki-laki sebanyak 25 pasien
(54,35%) dan perempuan sebanyak 21 pasien (45,65%). Berdasarkan data tersebut
menunjukkan bahwa jumlah penderita stroke iskemik yang berjenis kelamin lakilaki lebih banyak dari perempuan. Hasil ini sesuai dengan penelitian Tjikoe et al.
(2014) yang menyatakan stroke iskemik lebih sering terjadi pada jenis kelamin
laki-laki yaitu 59,5% dan pada perempuan adalah 40,5%. Insidensi stroke iskemik
pada perempuan lebih rendah daripada laki-laki, akibat adanya hormon estrogen
pada perempuan yang berfungsi memberikan proteksi pada proses aterosklerosis.
Tabel 2 menunjukkan distribusi data pasien berdasarkan usia, tampak
bahwa jumlah insidensi stroke iskemik tertinggi pada usia 45-64 tahun sebanyak
23 pasien (50%),selanjutnya pada usia 65-84 tahun yaitu sebanyak 22 pasien
(47,8%) dan usia > 84 tahun sebanyak 1 pasien (2,2%). Hasil ini sesuai. penelitian
yang dilakukan van der Worp dan van Gijn (2007) menyatakan bahwa insidensi
stroke meningkat secara eksponensial sesuai dengan pertambahan usia.
Meningkatnya

usia

akan

meningkatkan

risiko

untuk

terjadinya

aterosklerosis. Aterosklerosis merupakan proses degeneratif ditandai dengan
penebalan dan hilangnya elastisitas arteri. Penebalan dinding arteri dan deposit
lemak (plak) akan menyebabkan penyempitan dan pengerasan dinding arteri
sehingga berakibat berkurangnya fungsi pada jaringan yang disuplai oleh arteri
tersebut dan dengan bertambahnya usia maka akan bertambah luas (Gofir, 2009).

Tabel 3 menunjukkan hubungan antara jumlah leukosit dengan prognostik
dari stroke iskemik. Sebanyak 23 pasien dengan jumlah leukosit tinggi didapatkan
9 (39,1%) pasien dengan prognostik yang buruk, sedangkan 23 pasien dengan
jumlah leukosit normal terdapat 1 pasien (4,3%) dengan prognostik yang buruk.
Berdasarkan analisis data sampel dengan uji Chi-Square, nilai p = 0,004 dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara jumlah leukosit dengan
prognostik stroke iskemik. Hasil ini sesuai dengan penelitian Gofir (2013) bahwa
terdapat korelasi antara angka leukosit pasien stroke iskemik akut dengan outcome
fungsional NIHSS (p < 0,001).
Jumlah leukosit yang tinggi merupakan reaksi radang yang mengeluarkan
sitokin proinflamasi IL-1 dan TNF α. Leukosit akan memperburuk defisit
neurologis dengan meningkatkan jumlah leukosit yang akan berakibat berlebihnya
produksi radikal bebas dan zat toksik (Lakhan, 2009). Leukosit juga bisa
menyebabkan terjadinya oklusi pada sirkulasi otak. Tekanan perfusi yang
menurun dapat menjebak leukosit di sirkulasi dan membentuk kontak dengan
endotel kapiler. Agregasi leukosit akan menyebabkan oklusi kapiler sehingga
terjadi hipoperfusi jaringan dan iskemik otak (Gofir, 2013).

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan bermakna antara jumlah leukosit dengan prognostik stroke iskemik di
RSUD Dr. Moewardi Surakarta (p = 0,004).

DAFTAR PUSTAKA
Bahrudin M. 2012. Model Diagnostik Stroke Berdasarkan Gejala Klinis.
Gofir A. 2009. Managemen Stroke: Evidence Based Medicine. Yogyakarta:
Pustaka Cendekia Press.
Gofir A, Indera. 2013. Hitung Angka Lekosit Sebagai Salah Satu Prediktor
Prognosis Functional Outcome dan Lama Perawatan Rumah Sakit Pada
Stroke Iskemik Akut. Media Litbangkes. 24(2): 67-74.

Iranmanesh F, Zia-Sheykholeslami N, Vakilian A, Sayadi A. 2014. Relationship
between White Blood Cell Count and Mortality in Patient with Acute
Ischemic Stroke. Zahedan Journal of Research in Medical Sciences. 16(6):
16-19).
Junaidi I. 2011. Stroke Waspadai Ancamannya. Yogyakarta: ANDI.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Presiden Resmikan RS Pusat
Otak Nasional.
Lakhan SE, Kirchgessner A, Hofer M. (2009). Inflamatory Mechanisms in
Ischemic Stroke: Therapeutic approaches. Journal of Translational
Medicine. 7:97.
Lee CD, Folsom AR, Nieto FJ, Chambless LE, Shahar E, Wolfe DA. 2001. White
Blood Cell Count and Incidence of Coronary Heart Disease and Ischemic
Stroke and Mortality from Cardiovascular Disease in African-American and
White Men and Women. Am J Epidemiol. 154: 758-64.
Tjikoe MA, Loho E, Ali RH. 2014. Gambaran Hasil CT-Scan Kepala pada
Penderita dengan Klinis Stroke Non-Hemoragik di Bagian Radiologi FK
Unsrat/SMF Radiologi BLU RSUP Prof. Dr. R. D Kandou Manado Periode
Januari 2011-Desember 2011. Jurnal e-Clinic. Vol 2.
Truelsen T, Begg S, Mathers C. 2000. The Global Burden of Cerebrovascular
Disease.
Van der Worp H, Van Gijn J. 2007. Acute Ischemic Stroke. New England Journal
Medicine.357:572-9.
Wu TH, Chien KL, Lin HJ, Hsu HC, Su TC, Chen MF, Lee YT. 2013. Total
White Blood Cell Count or Neutrophil Count Predict Ischemic Stroke
Events Among Adult Taiwanese: Report from a Community-Based Cohort
Study. BMC Neurology. 13: 1-8.
Wurtiningsih B. 2012. Dukungan Keluarga pada Pasien Stroke di Ruang Saraf
RSUP Dr. Kariadi Semarang. Medica Hospitalia. 1: 57-59.
Yudawijaya A, Kustiowati E, Pemayun TGD. 2011. Homosistein Plasma dan
Perubahan Skor Fungsi Kognitif pada Pasien Pasca Stroke Iskemik. Media
Medika Indonesiana. 45: 8-15.

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA MIGRAIN DENGAN KEJADIAN STROKE ISKEMIK DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

0 5 59

HUBUNGAN ANTARA STROKE ISKEMIK DENGAN GANGGUAN FUNGSI KOGNITIF DI RSUD DR. MOEWARDI Hubungan antara Stroke Iskemik dengan Gangguan Fungsi Kognitif di RSUD Dr. Moewardi.

0 6 18

HUBUNGAN ANTARA STROKE ISKEMIK DENGAN GANGGUAN FUNGSI KOGNITIF DI RSUD DR. MOEWARDI Hubungan antara Stroke Iskemik dengan Gangguan Fungsi Kognitif di RSUD Dr. Moewardi.

0 2 12

HUBUNGAN ANTARA JUMLAH LEUKOSIT DENGAN PROGNOSTIK STROKE ISKEMIK DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA Hubungan Antara Jumlah Leukosit Dengan Prognostik Stroke Iskemik Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

0 2 16

PENDAHULUAN Hubungan Antara Jumlah Leukosit Dengan Prognostik Stroke Iskemik Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

0 2 4

HUBUNGAN ANTARA KADAR HEMATOKRIT DENGAN KEJADIAN STROKE ISKEMIK DI RSUD DR. MOEWARDI Hubungan Antara Kadar Hematokrit dengan Kejadian Stroke Iskemik di RSUD Dr. Moewardi.

0 3 15

HUBUNGAN ANTARA KADAR HEMATOKRIT DENGAN KEJADIAN STROKE ISKEMIK DI RSUD DR.MOEWARDI Hubungan Antara Kadar Hematokrit dengan Kejadian Stroke Iskemik di RSUD Dr. Moewardi.

0 4 15

HUBUNGAN ANTARA STROKE ISKEMIK DENGAN INFARK MIOKARD DI RSUD DR. MOEWARDI Hubungan antara Stroke Iskemik dengan Infark Miokard di RSUD Dr. Moewardi.

0 2 15

HUBUNGAN ANTARA STROKE ISKEMIK DENGAN INFARK MIOKARD DI RSUD DR. MOEWARDI Hubungan antara Stroke Iskemik dengan Infark Miokard di RSUD Dr. Moewardi.

0 2 16

HUBUNGAN ANTARA STROKE ISKEMIK DENGAN PENURUNAN FUNGSI KOGNITIF DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA Hubungan Antara Stroke Iskemik Dengan Penurunan Fungsi Kognitif Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

0 0 17