PENINGKATAN ASPEK AFEKTIF SISWA MELALUI PEMBELAJARAN TEMATIK PADA SISWA KELAS III SD NEGERI II BAKALAN KECAMATAN PURWANTORO KABUPATEN WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2009 2010

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

PENINGKATAN ASPEK AFEKTIF SISWA
MELALUI PEMBELAJARAN TEMATIK
PADA SISWA KELAS III SD NEGERI II BAKALAN
KECAMATAN PURWANTORO KABUPATEN WONOGIRI
TAHUN PELAJARAN 2009/2010

SKRIPSI

Oleh:
SITI ISTIQOMAH
NIM X 7108754

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
i


commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

PENINGKATAN ASPEK AFEKTIF SISWA
MELALUI PEMBELAJARAN TEMATIK
PADA SISWA KELAS III SD NEGERI II BAKALAN
KECAMATAN PURWANTORO KABUPATEN WONOGIRI
TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Oleh:
SITI ISTIQOMAH
NIM X 7108754

SKRIPSI
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
ii

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul PENINGKATAN ASPEK AFEKTIF SISWA MELALUI
PEMBELAJARAN TEMATIK PADA SISWA KELAS III SD NEGERI II
BAKALAN KECAMATAN PURWANTORO KABUPATEN WONOGIRI
TAHUN PELAJARAN 2009/2010


Oleh

:

Nama

: SITI ISTIQOMAH

NIM

: X7108754

Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Hari

:


Tanggal

:

OLEH:

Pembimbing I

Pembimbing II

Drs. Suharno, M.Pd.

Drs. Samidi, M.Pd.

NIP. 19521129 198003 1 001

NIP. 19511108 198803 1 001

iii


commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

PENGESAHAN

Skripsi dengan judul PENINGKATAN ASPEK AFEKTIF SISWA MELALUI
PEMBELAJARAN TEMATIK PADA SISWA KELAS III SD NEGERI II
BAKALAN KECAMATAN PURWANTORO KABUPATEN WONOGIRI
TAHUN PELAJARAN 2009/2010
Oleh

:

Nama

: SITI ISTIQOMAH


NIM

: X7108754

Telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi
persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Hari

: Senin

Tanggal

: 4 Juli 2011

Tim Penguji Skripsi :
Nama Terang

Tanda Tangan


Ketua

: Drs. Kartono, M.Pd.

...............................................

Sekretaris

: Drs. Hadi Mulyono, M.Pd.

...............................................

Anggota I

: Drs. Suharno, M.Pd.

...............................................

Anggota II


: Drs. Samidi, M.Pd.

...............................................

Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan

Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd.
NIP.19600727 198702 1 001
iv

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id


ABSTRAK

Siti Istiqomah. NIM X7108754. PENINGKATAN ASPEK AFEKTIF SISWA
MELALUI PEMBELAJARAN TEMATIK PADA SISWA KELAS III SD
NEGERI II BAKALAN KECAMATAN PURWANTORO KABUPATEN
WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2009/2010. Skripsi. Surakarta: Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas sebelas Maret Surakarta, Juli 2011.
Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan aspeki
afektif siswa melalui pembelajaran tematik pada siswa kelas III SD Negeri II
Bakalan.
Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas terdiri dari dua
siklus, tiap siklus terdiri dari 3 pertemuan. Setiap siklus meliputi empat tahapan
yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Sebagai subjek penelitian
adalah siswa kelas III SD Negeri II Bakalan. Teknik pengumpulan data
menggunakan observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan
teknik analisis model interaktif yang terdiri dari tiga komponen analisis yaitu
reduksi data, sajian data, dan penarikan simpulan atau verifikasi.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari observasi terhadap
aktivitas siswa dapat disimpulkan bahwa pada pelaksanaan tindakan kelas siklus I
menunjukkan adanya peningkatan aspek afektif siswa meskipun hanya mencapai

66 di pertemuan ke-1, 71 di pertemuan ke-2, dan 74 di pertemuan ke-3, jika
dirata-rata menjadi 70. Namun pada siklus II aspek afektif siswa sudah mengalami
peningkatan yaitu mencapai 72 di pertemuan ke-1, 76 di pertemuan ke-2, dan 81
di pertemuan ke-3, jika dirata-rata menjadi 76. Perkembangan rata-rata nilai
psikomotorik siswa dari siklus I sampai siklus II menunjukkan adanya
peningkatan yaitu pada siklus I 64 dan pada siklus II 73. Hasil belajar siswa juga
terjadi peningkatan yaitu pada siklus I 72,17 dan pada siklus II naik menjadi
78,83. Untuk siswa tuntas belajar (nilai ketuntasan 60) pada tes siklus I 73% siswa
dan pada tes siklus II 93% siswa tuntas.
Secara keseluruhan aspek afektif siswa naik, dari kondisi awal 48 setelah
melalui dua siklus menjadi 76. Maka mengalami peningkatan sebesar 28. Dengan
demikian dapat dibuat suatu kesimpulan bahwa pembelajaran temaik dapat
meningkatkan aspek afektif siswa pada siswa kelas III SD Negeri II Bakalan
tahun pelajaran 2009/ 2010.

v

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id


digilib.uns.ac.id

ABSTRACT

Siti Istiqomah. NIM X7108754.THE IMPROVEMENT OF THE STUDENTS
AFFECTIVE ASPECT USING THEMATIC LEARNING IN III GRADERS
OF SD NEGERI II BAKALAN OF PURWANTORO SUBDISTRICS OF
WONOGIRI REGENCY IN THE SCHOOL YEAR OF 2009/2010. Thesis.
Surakarta.Teacher Training and Education Faculty.Surakarta Sebelas Maret
University, July 2011.
The purposes of this classroom action research are to improve the
students affective aspect using thematic learning in III graders of SD Negeri II
Bakalan.
This study belongs to a classroom action research consisting of two
cycles, each of which consist of 3 meetings. Each cycles included four stages:
planning, acting, observing and reflecting. The subject of research was the III
graders of SD Negeri II Bakalan. Techniques of collecting data used were
documentation and observation. Technique of analyzing data used was an
interactive model analysis consisting of three analysis components: data
reduction, data display and conclusion drawing or verification.
Based on the observation of student activities, it can be concluded that:
the implementation of students affective aspect in the first cycle just reaches 66 in
the first meeting, 71 in the second meeting and 74 in the third one, or 70 in
average. But, in the second cycle the students affective aspect had increased 72 in
the first meeting, 76 in the second meeting and 81 in the third one, or 76 in
average. From the result of psychomotor observation, the mean value obtaines is
64 in cycle I and 73 in cycle II. The increase in the mean value of class in the
cycle I of 72,17 and cycle II of 78,83. For the students who pass the learning
successfully with Minimum Passing Criteria (KKM) of 60, in the cycle I 73% and
cycle II 93% students have passed the learning successfully.
In all aspects, it can be said that the students affective aspect increases
from 48 in earlier condition up to 76 after having two cycles, therefore it is
increasing for 28. Finally, it can be concluded that thematic learning can increase
students affective aspect in III graders of SD Negeri II Bakalan, in the school year
of 2009/ 2010.

vi

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

MOTTO

Niscaya Allah SWT akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu
dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat
( Terjemahan QS.Al Mujaadilah:11)

Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil. Kita baru yakin
kalau kita telah berhasil melakukannya dengan baik.
( Evelyn Underhill )

vii

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

PERSEMBAHAN

Karya kecil ini kupersembahkan kepada:
Ibu ( Suratni ) dan ayahku ( Jaeran, S.Pd, M.Pd) tercinta, Saudara-saudaraku,
Sahabat-sahabatku semua dalam kebersamaan perjuangan,
Semoga kita istiqomah di jalan panjang ini.

viii

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah dzat yang esa atas limpahan
rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan skripsi ini
guna memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan,
yang berjudul Peningkatan Aspek Afektif Siswa Melalui Pembelajaran Tematik
Pada Siswa Kelas III SD Negeri II Bakalan Kecamatan Purwantoro Kabupaten
Wonogiri Tahun Pelajaran 2009/2010.
Selama penelitian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan
dari berbagai pihak. Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1.

Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2.

Drs. R. Indianto, M.Pd., Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3.

Drs. Kartono, M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4.

Drs. Suharno, M.Pd., Dosen Pembimbing I dan Drs. Samidi, M.Pd., Dosen
Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan dorongan
kepada peneliti sehingga skripsi ini dapat peneliti selesaikan.

5.

Gudel Saino, S.Pd, M.Pd., Kepala SD Negeri II Bakalan yang telah
memberikan izin tempat dalam penelitian, beserta para tenaga guru dan
karyawan yang telah membantu peneliti melaksanakan penelitian.

6.

Siswa-siswi kelas III SD Negeri II Bakalan Tahun Pelajaran 2009/2010
yang menjadi subyek dalam penelitian dan telah membantu dalam
memperoleh data dalam penelitian ini.

7.

Dosen-dosen PGSD yang secara tulus memberikan ilmu dan masukan
kepada peneliti.

8.

Kedua orang tua yang selalu memberikan dukungan moral maupun material.

ix

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

9.

digilib.uns.ac.id

Sahabat-sahabat mahasiswa PGSD yang telah membantu peneliti selama
menjadi mahasiswa dan dalam menyelesaikan skripsi ini.

10.

Berbagai pihak yang telah membantu peneliti, yang tidak mungkin peneliti
sebutkan satu persatu.
Semoga amal kebaikan semuanya mendapat balasan kebaikan yang

berlipat dari Allah SWT.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan yang jauh
dari sempurna. Dengan segala kerendahan hati, kritik dan saran yang membangun
sangat kami harapkan. Akhirnya peneliti berharap semoga skripsi ini dapat
bermanfaat dan menambah wawasan bagi para pembaca.

Surakarta, Juli 2011

Peneliti

x

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

DAFTAR ISI
JUDUL .................................................................................................

i

PENGAJUAN SKRIPSI .......................................................................

ii

PERSETUJUAN ...................................................................................

iii

PENGESAHAN ....................................................................................

iv

ABSTRAK ...........................................................................................

v

ABSTRACT .........................................................................................

vi

MOTTO ................................................................................................

vii

PERSEMBAHAN .................................................................................

viii

KATA PENGANTAR ..........................................................................

ix

DAFTAR ISI ........................................................................................

xi

DAFTAR TABEL .................................................................................

xiii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................

xiv

DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................

xv

BAB I PENDAHULUAN .....................................................................

1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................

1

B. Perumusan Masalah ...................................................................

3

C. Tujuan Penelitian ......................................................................

4

D. Manfaat Penelitian .....................................................................

4

BAB II LANDASAN TEORI ...............................................................

5

A. Kajian Pustaka ...........................................................................

5

1. Tinjauan tentang Aspek Afektif ...........................................

5

a. Pengertian Aspek Afektif ...............................................

6

b. Karakteristik Aspek Afektif ...........................................

7

2. Tinjauan tentang Pembelajaran Tematik ..............................

8

a. Konsep dan Makna Pembelajaran ..................................

8

b. Hakikat Pembelajaran Tematik ......................................

10

B. Penelitian yang Relevan .............................................................

17

C. Kerangka Berfikir ......................................................................

19

D. Hipotesis ...................................................................................

15

xi

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................

20

A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................

22

B. Bentuk dan Strategi Penelitian ...................................................

24

C. Subjek Penelitian .......................................................................

24

D. Sumber Data ..............................................................................

24

E. Teknik Pengumpulan Data .........................................................

25

F. Validitas Data ............................................................................

26

G. Teknik Analisis Data .................................................................

27

H. Indikator Kinerja .......................................................................

29

I. Prosedur Penelitian ....................................................................

29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................

37

A. HASIL PENELITIAN ...............................................................

37

1. Deskripsi Lokasi Penelitian .................................................

37

2. Deskripsi Kondisi Awal .......................................................

37

3. Hasil Penelitian ....................................................................

39

B. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ....................................

61

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ................................

66

A. Simpulan ...................................................................................

66

B. Implikasi ...................................................................................

66

C. Saran .........................................................................................

68

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................

70

LAMPIRAN .........................................................................................

72

xii

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

DAFTAR TABEL
Tabel

1 Jadwal Penelitian ................................................................

21

Tabel

2 Observasi Afektif Siswa Pra Tindakan ................................

38

Tabel

3 Observasi Afektif Siswa Siklus I .........................................

46

Tabel

4 Observasi Guru Siklus I ......................................................

48

Tabel

5 Observasi Afektif Siswa Siklus II .......................................

57

Tabel

6 Observasi Guru Siklus II .....................................................

59

Tabel

7 Perkembangan Observasi Afektif Siswa ..............................

63

xiii

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Bagan Kerangka Berfikir ....................................................

19

Gambar 2 Bagan Siklus PTK ..............................................................

22

Gambar 3 Komponen-komponen Analisis Data Model Interaktif ........

27

Gambar 4 Grafik Observasi Afektif Siswa Pra Tindakan .....................

38

Gambar 5 Jaring-jaring Indikator Tematik Model Webbed ..................

40

Gambar 6 Grafik Observasi Afektif Siswa Siklus I ..............................

46

Gambar 7 Grafik Observasi Guru Siklus I ...........................................

48

Gambar 8 Jaring-jaring Indikator Tematik Model Webbed ..................

52

Gambar 9 Grafik Observasi Afektif Siswa Siklus II ............................

57

Gambar 10 Grafik Observasi Guru Siklus II ..........................................

59

Gambar 11 Grafik Perkembangan Observasi Afektif Siswa ...................

70

xiv

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

RPP Siklus I .................................................................

72

Lampiran 2

Lembar Kerja Siklus I Pertemuan 1 ..............................

82

Lampiran 3

Lembar Kerja Siklus I Pertemuan 2 ..............................

83

Lampiran 4

Lembar Kerja Siklus I Pertemuan 3 ..............................

84

Lampiran 5

Soal Siklus I Pertemuan 1 ............................................

85

Lampiran 6

Soal Siklus I Pertemuan 2 ............................................

87

Lampiran 7

Soal Siklus I Pertemuan 3 ............................................

89

Lampiran 8

RPP Siklus II ...............................................................

91

Lampiran 9

Lembar Kerja Siklus II Pertemuan 1 ............................

100

Lampiran 10 Lembar Kerja Siklus II Pertemuan 2 ............................

101

Lampiran 11 Lembar Kerja Siklus I IPertemuan 3 ............................

102

Lampiran 12 Soal Siklus II Pertemuan 1 ...........................................

103

Lampiran 13 Soal Siklus II Pertemuan 2 ...........................................

105

Lampiran 14 Soal Siklus II Pertemuan 3 ...........................................

107

Lampiran 15 Kisi-kisi Soal Siklus I Pertemuan 1 ..............................

109

Lampiran 16 Kisi-kisi Soal Siklus I Pertemuan 2 ..............................

111

Lampiran 17 Kisi-kisi Soal Siklus I Pertemuan 3 ..............................

113

Lampiran 18 Kisi-kisi Soal Siklus II Pertemuan 1 .............................

115

Lampiran 19 Kisi-kisi Soal Siklus II Pertemuan 2 .............................

117

Lampiran 20 Kisi-kisi Soal Siklus II Pertemuan 3 .............................

119

Lampiran 21 Daftar Nilai Siswa Siklus I ...........................................

121

Lampiran 22 Daftar Nilai Siswa Siklus II ..........................................

122

Lampiran 23 Observasi Afektif Siswa Pra Tindakan .........................

123

Lampiran 24 Observasi Afektif Siswa Siklus I Pertemuan 1...............

124

Lampiran 25 Observasi Afektif Siswa Siklus I Pertemuan 2...............

125

Lampiran 26 Observasi Afektif Siswa Siklus I Pertemuan 3...............

126

Lampiran 27 Rata-rata Afektif Siswa Siklus I ...................................

127

Lampiran 28 Observasi Afektif Siswa Siklus II Pertemuan 1 .............

129

Lampiran 29 Observasi Afektif Siswa Siklus II Pertemuan 2 .............

130

xv

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Lampiran 30 Observasi Afektif Siswa Siklus I Pertemuan 3...............

131

Lampiran 31 Rata-rata Afektif Siswa Siklus II ..................................

132

Lampiran 32 Rubrik Penilaian Observasi Afektif Siswa ....................

134

Lampiran 33 Observasi Psikomotorik Siswa Siklus I Pertemuan 1 ....

135

Lampiran 34 Observasi Psikomotorik Siswa Siklus I Pertemuan 2 ....

136

Lampiran 35 Observasi Psikomotorik Siswa Siklus I Pertemuan 3 ....

137

Lampiran 36 Rata-rata Psikomotorik Siswa Siklus I ..........................

138

Lampiran 37 Observasi Psikomotorik Siswa Siklus II Pertemuan 1 ...

140

Lampiran 38 Observasi Psikomotorik Siswa Siklus II Pertemuan 2 ...

141

Lampiran 39 Observasi Psikomotorik Siswa Siklus II Pertemuan 3 ...

142

Lampiran 40 Rata-rata Psikomotorik Siswa Siklus II ........................

143

Lampiran 41 Rubrik Penilaian Observasi Psikomotorik Siswa ..........

145

Lampiran 42 Observasi Terhadap Guru Siklus I Pertemuan 1 ...........

146

Lampiran 43 Observasi Terhadap Guru Siklus I Pertemuan 2 ...........

147

Lampiran 44 Observasi Terhadap Guru Siklus I Pertemuan 3 ...........

148

Lampiran 45 Observasi Terhadap Guru Siklus II Pertemuan 1 ..........

149

Lampiran 46 Observasi Terhadap Guru Siklus II Pertemuan 2 ..........

150

Lampiran 47 Observasi Terhadap Guru Siklus II Pertemuan 3 ..........

151

Lampiran 48 Foto-Foto Pelaksanaan PTK .........................................

152

xvi

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) Berdasarkan
waktu ke waktu semakin pesat dan canggih yang didukung pula pengaruh arus
globalisasi yang semakin hebat. Fenonema tersebut memunculkan adanya
persaingan dalam berbagai bidang pendidikan. Tidak dapat dipungkiri bahwa
yang turut menentukan sikap, mental, perilaku, kepribadian, dan kecerdasan anak
adalah pendidikan, pengalaman dan latihan-latihan yang diberikan dan dialami
anak sejak kecil. Menurut Carla Rinaldi dalam Yew Kam Keong (2006: 15)
Kesuksesan dalam pendidikan anak sejak dini bergantung pada apakah
pendidikan itu dapat berhubungan dengan lingkungan belajar di rumah dan di
sekolah. Hal itu didasarkan pada interaksi dan komunikasi antara anak, guru dan
orang tua . Berdasarkan uraian tersebut kegiatan pembelajaran akan sangat
bermakna

bagi peserta

didik,

apabila

kegiatan pembelajaran tersebut

mengutamakan interaksi dan komunikasi yang harmonis antara guru dan peserta
didiknya. Peserta didik tidak hanya sebagai pendengar tetapi juga harus dapat
berperan aktif menyampaikan ide-idenya dalam suatu pembelajaran melalui
bimbingan Berdasarkan guru.
Proses pendidikan berlangsung dalam lingkungan pendidikan, yaitu
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Orang tua,
guru, para pemimpin dan orang dewasa lainya dalam masyarakat, merupakan
pendidik. Karena mereka dapat berperan memberi contoh atau teladan kepada
peserta didik dan remaja. Guru merupakan salah satu komponen yang sangat
penting dalam bidang pendidikan. Karena guru langsung berhadapan dengan
peserta didik dalam kegiatan pembelajaran yang di dalamnya mencakup kegiatan
pentransferan ilmu pengetahuan dan teknologi serta penanaman nilai-nilai positif
melalui bimbingan dan juga teladan. Melalui sentuhan-sentuhan guru di sekolah,
diharapkan dapat menghasilkan peserta didik yang memiliki kompetensi tinggi
1

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

2

dan siap menghadapi tantangan hidup yang semakin keras. Oleh karena itu, dalam
proses pembelajaran guru harus memberikan sesuatu yang benar-benar bermakna,
sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik. Jangan sampai masa-masa
keemasan peserta didik malah terbalik hanya karena strategi, teknik, metode atau
model pembelajaran yang guru sampaikan tidak sesuai dengan masa
perkembangan mereka.
Untuk

meningkatkan

mutu

pendidikan,

pemerintah

selalu

mengembangkan kurikulum dan sistem pembelajaran. Dalam Undang- Undang
Nomor 2 tahun 2005 tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yaitu
tiap tingkat satuan pendidikan berhak menyusun kurikulum sendiri sesuai
eksistensi satuan pendidikan yang bersangkutan. Guru berhak menambah
indikator-indikator sesuai lingkungan peserta didik dan menggunakan pendekatan
dalam pembelajaran agar peserta didik dapat menerima dengan mudah apa yang
diajarkan guru sesuai tingkat perkembangannya.
Pelaksanaan Pembelajaran di kelas III SD Negeri II Bakalan pada
umunya kurang efektif dan bermakna bagi peserta didik. Hal ini dapat dilihat dari
nilai observasi afektif pra tindakan peserta didik yang masih rendah. Penulis
memperoleh data rata-rata nilai afektif siswa yaitu 48 (lampiran 23 halaman 123).
Rendahnya nilai tersebut bukan bersumber dari kemampuan peserta didik yang
rendah, akan tetapi permasalahnya berawal dari guru. Karena di dalam proses
pembelajaran guru masih menggunakan metode konvensional dan kurang
menempatkan diri peserta didik pada subyek utama dalam pembelajaran.
Sehingga pembelajaran kurang bermakna dan menjenuhkan. Jika masalah ini
tidak segera diatasi maka nilai afektif peserta didik dalam pelajaran akan semakin
kurang baik. Afektif merupakan bagian dari pendidikan karakter yang akan
bepengaruh terhadap kepribadian peserta didik.
Keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh berbagai hal antara lain
kemampuan peserta didik dan kemampuan guru itu sendiri di dalam
melaksanakan proses pembelajaran yang bermakna. Agar pembelajaran di kelas
III dapat memberikan pengalaman yang bermakna bagi peserta didik maka dalam

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

3

pembelajaran guru harus dapat memilih model pembelajaran yang sesuai dengan
tingkat perkembangan peserta didik kelas III. Menurut Piaget dalam Noehi
Nasution M.A, dkk (1992: 57) fase perkembangan kognitif anak pada umur 2-7
tahun berada dalam fase pra-operasional, umur 7-12 tahun berada dalam fase
operasi konkrit. Tahap ini ditandai dengan adanya kemampuan untuk memperoleh
data tentang dunia dan mengubahnya dalam pikiran anak sehingga dapat disusun
atau diorganisasikan dan digunakan secara selektif dalam pemecahan masalah.
Namun dalam taraf ini anak hanya dapat memecahkan masalah yang langsung
dihadapinya secara nyata.
Untuk itu sesuai umur dan tingkat perkembangan peserta didik kelas III
lebih tepat menggunakan pembelajaran tematik. Pembelajaran tematik merupakan
strategi pembelajaran yang diterapkan bagi peserta didik kelas awal sekolah dasar.
Di dalam buku Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD/ MI (2006: 97)
Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema
untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan
pengalaman yang bermakna kepada siswa. Dengan pembelajaran tematik peserta
didik mampu

mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai

kompetensi dasar antar mata pelajaran dalam tema yang sama. Sehingga
diharapkan peserta didik merasakan manfaat dan makna belajar karena materi
disajikan dalam konteks tema yang jelas. Atas dasar permasalahan-permasalahan
itu maka penulis ingin mempelajari lebih jauh tentang Peningkatan Aspek
Afektif Siswa melalui Pembelajaran Tematik Pada Siswa Kelas III SD Negeri II
Bakalan Kecamatan Purwantoro Kabupaten Wonogiri Tahun Pelajaran 2009/
2010 .

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan permasalahan dalam
penelitian ini adalah apakah pembelajaran tematik dapat meningkatkan aspek
afektif siswa pada siswa kelas III SD Negeri II Bakalan?

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

4

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah
untuk meningkatkan aspek afektif siswa melalui pembelajaran tematik pada siswa
kelas III SD Negeri II Bakalan.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Sebagai bahan masukan dalam proses belajar mengajar di sekolah melalui
pembelajaran tematik.
b. Sebagai sebuah pijakan untuk mengembangkan penelitian-penelitian dengan
menggunakan pembelajaran tematik.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peserta didik, dapat mendapatkan pengalaman belajar yang bermakna
sehingga dapat meningkatkan aspek afektifnya.
b. Bagi guru, bermanfaat untuk memperoleh pengalaman meningkatkan aspek
afektif dengan melaksanakan pembelajaran tematik.
c. Bagi sekolah, dengan adanya penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk
perbaikan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran tematik yang
dapat meningkatkan aspek afektif siswa.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

5

BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
1. Tinjauan tentang Aspek Afektif
a. Pengertian Aspek Afektif
Aspek afektif dapat dibentuk melalui pelaksanaan pendidikan. Sikap
bukan pembawaan yang melekat sejak seseorang dilahirkan. Akan tetapi dapat
berubah-ubah, dapat dipelajari dan diajarkan sehingga lebih berkembang.
Gerungan WA (1990: 276) berpendapat sebagai berikut:
Pengertian afektif itu dapat diterjemahkan dengan kata sikap terhadap
obyek tertentu, yang dapat merupakan sikap pandangan atau sikap
perasaan tetapi sikap tersebut disertai dengan kecenderungan untuk
bertindak sebagai sikap kecenderungan terhadap obyek tadi. Jadi afektif
dapat diterjemahkan sebagai sebagai sikap serta kesediaan terhadap
sesuatu.
Ada hubungan yang erat antara sikap dan tindakan atau motif yang
mendorong seseorang untuk bertindak sesuai dengan sikap yang ada pada
dirinya.
Hidayati, dkk (2008:4-31) menyatakan, aspek afektif adalah sikap
yang menyertai manusia dengan perasaan-perasaan tertentu yang dimiliki
seseorang terhadap suatu obyek dan semua itu terbentuk atas pengalaman.
Menurut M.G.Dwijiastuti,dkk (2006: 57), aspek afektif berkenaan
dengan aspek perasaan, nilai, sikap dan minat dari perilaku peserta didik.
Afektif adalah aspek yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Afektif
mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai.
(http://zaifbio.wordpress.com/2009/11/15/ranah-penilaian-kognitif-afektif-danpsikomotorik/)
Berdasarkan pendapat-pendapat diatas, maka disimpulkan bahwa
aspek afektif adalah aspek yang berkenaan dengan perasaan, nilai, sikap, dan
minat dari perilaku peserta didik terhadap sesuatu.

5

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

6

Sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya, bila seseorang telah
memiliki penguasaan kognitif tingkat tinggi. Hasil belajar afektif tampak pada
siswa dalam tingkah laku seperti perhatian terhadap pelajaran disiplin,
menghargai guru, dan dalam hubungan sosial.
Menurut Gagne dalam Nana Sudjana (1989: 22) jenis-jenis kategori
domain afektif dari tingkat paling rendah ke tingkat paling kompleks adalah
sebagai berikut:
1) Penerimaan yakni semacam kepekaan dalam menerima rangsangan dari luar
yang datang pada anak dalam bentuk masalah, situasi atau gejala yang lain.
Dalam tipe hasil belajar ini termasuk kesadaran keinginan untuk menerima
rangsang dari luar, kontrol, dan seleksi rangsang atau kejadian.
2) Pemberian respon yaitu reaksi yang diberikan kepada anak terhadap
stimulasi yang datang dari luar. Hal ini menyangkut ketetapan reaksi,
perasaan kepuasan, dalam menjawab stimulasi dari luar.
3) Penghargaan yaitu berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap
stimulus. Dalam hal ini berkenaan dengan kesediaan menerima nilai, latar
belakang, dan kesepakatan terhadap nilai tersebut.
4) Pengorganisasian yaitu pengembangan dari nilai ke dalam satu organisasi,
termasuk hubungan satu nilai pemantapan, dan prioritas nilai yang telah
dimilikinya sebelumnya.
5) Karakteristik yaitu nilai yang merupakan perpaduan semua sistem nilai yang
telah dimiliki seorang anak yang mempengaruhi pola kepribadiannya, dan
tingkah laku lainnya.
Berdasrkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa domain afektif
adalah sesuatu yang berkenaan dengan aspek perasaan, nilai, sikap dan minat
dari perilaku peserta didik. Aspek-aspek tersebut digolongkan dari tingkatan
yang paling rendah ke tingkatan paling tinggi sesuai dengan sifat dan tujuanya.
b. Karakteristik Afektif
Ada 5 tipe karakteristik afektif yang penting berdasarkan tujuannya,
yaitu sikap, minat, konsep diri, nilai, dan moral.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

7

1) Sikap
Sikap merupakan suatu kencenderungan untuk bertindak secara suka atau
tidak suka terhadap suatu objek. Sikap dapat dibentuk melalui cara
mengamati dan menirukan sesuatu yang positif, kemudian melalui
penguatan serta menerima informasi verbal. Penilaian sikap adalah
penilaian yang dilakukan untuk mengetahui sikap peserta didik terhadap
mata pelajaran, kondisi pembelajaran, pendidik, dan sebagainya.
Untuk itu pendidik harus membuat rencana pembelajaran termasuk
pengalaman belajar peserta didik yang membuat sikap peserta didik
terhadap mata pelajaran menjadi lebih positif.
2) Minat
Menurut Getzel (1966), minat adalah suatu disposisi yang terorganisir
melalui pengalaman yang mendorong seseorang untuk memperoleh objek
khusus, aktivitas, pemahaman, dan keterampilan untuk tujuan perhatian
atau pencapaian. Hal penting pada minat adalah intensitasnya. Secara
umum minat termasuk karakteristik afektif yang memiliki intensitas tinggi.
3) Konsep Diri
Menurut Smith, konsep diri adalah evaluasi yang dilakukan individu
terhadap kemampuan dan kelemahan yang dimiliki. Target, arah, dan
intensitas konsep diri pada dasarnya seperti ranah afektif yang lain. Target
konsep diri biasanya orang tetapi bisa juga institusi seperti sekolah. Arah
konsep diri bisa positif atau negatif, dan intensitasnya bisa dinyatakan
dalam suatu daerah kontinum, yaitu mulai dari rendah sampai tinggi.
4) Nilai
Nilai menurut Rokeach (1968) merupakan suatu keyakinan tentang
perbuatan, tindakan, atau perilaku yang dianggap baik dan yang dianggap
buruk. Target nilai cenderung menjadi ide, target nilai dapat juga berupa
sesuatu seperti sikap dan perilaku. Arah nilai dapat positif dan dapat
negatif. Selanjutnya intensitas nilai dapat dikatakan tinggi atau rendah
tergantung pada situasi dan nilai yang diacu. Oleh karenanya satuan

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

8

pendidikan harus membantu peserta didik menemukan dan menguatkan
nilai yang bermakna dan signifikan bagi peserta didik untuk memperoleh
kebahagiaan personal dan memberi konstribusi positif terhadap
masyarakat.
5) Moral
Moral berkaitan dengan perasaan salah atau benar terhadap kebahagiaan
orang lain atau perasaan terhadap tindakan yang dilakukan diri sendiri.
Misalnya menipu orang lain, membohongi orang lain, atau melukai orang
lain baik fisik maupun psikis. Moral juga sering dikaitkan dengan
keyakinan agama seseorang, yaitu keyakinan akan perbuatan yang berdosa
dan berpahala. Jadi moral berkaitan dengan prinsip, nilai, dan keyakinan
seseorang.

( http://zaifbio.wordpress.com/2009/11/15/ranah-penilaian-

kognitif-afektif-dan-psikomotorik/)
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa karakteristik
afektif banyak dipengaruhi bahkan ditentukan oleh pengalaman belajar
seseorang. Dari pengalaman tersebut akan membedakan seseorang dalam
menghadapi serta memecahkan masalah yang dihadapinya.

2. Tinjauan tentang Pembelajaran Tematik
a. Konsep dan Makna Pembelajaran
Kata pembelajaran identik dengan kata mengajar berasal dari kata
dasar

ajar

yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya

diketahui, ditambah dengan awalan

pe

dan akhiran

an

menjadi

pembelajaran yang berarti proses, perbuatan, cara mengajar/ mengajarkan
sehingga peserta didik mau belajar. Pembelajaran adalah pengembangan
pengetahuan, keterampilan, atau sikap baru pada saat seseorang individu
berinteraksi dengan informasi dan lingkungan yang terjadi disepanjang waktu.
Syaiful Sagala (2003: 1) mengemukakan bahwa:
Mengajar adalah mengorganisasikan aktivitas siswa dalam arti yang luas.
Peranan guru bukan semata-mata memberikan informasi, melainkan juga
mengarahkan dan memberi fasilitas belajar (directing and facilitating the

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

9

learning) agar proses belajar lebih memadai. Pembelajaran menunjuk
pada proses belajar yang menempatkan siswa sebagai center stage
perfomance. Pembelajaran lebih menekankan bahwa peserta didik
sebagai makhluk berkesadaran memahami arti penting interaksi dirinya
dengan lingkungan yang menghasilkan pengalaman adalah suatu
kebutuhan.
Proses pembelajaran pada awalnya meminta guru untuk mengetahui
kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa meliputi kemampuan dasarnya,
motivasinya, latar belakang akademisnya, latar belakang sosial ekonominya.
Kesiapan guru untuk mengenal karakteristik siswa dalam pembelajaran
merupakan modal utama penyampaian bahan ajar dan menjadi indikator
suksesnya pelaksanaan pembelajaran. Proses pembelajaran dialami oleh
seorang manusia sepanjang hayat serta dapat berlaku dimanapun dan
kapanpun.
Menurut Radno Harsanto (2007: 16) Proses pembelajaran dirancang
oleh siswa dan untuk siswa (student centered).

Proses pembelajaran

dirancang, dikonstruksi dan dikondisikan untuk siswa. Konstruksi proses
pembelajaran dapat dimulai dengan adanya perubahan paradigma pendekatan
dalam proses belajar mengajar.
Dalam pembelajaran guru harus memahami hakekat materi pelajaran
yang diajarkannya sebagai suatu pelajaran yang dapat mengembangkan
kemampuan berfikir siswa dan memahami berbagai model pembelajaran yang
dapat merangsang kemampuan siswa untuk belajar dengan perencanaan
pengajaran yang matang oleh guru.
Menurut Nabisi Lapono (2008: 3-97) menyatakan bahwa:
Pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang
melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik,
peserta didik dengan guru, lingkungan dan sumber belajar lainnya dalam
rangka pencapaian kompetensi dasar. Maka diharapkan guru selalu ingat
bahwa tugasnya adalah membuat siswa dapat belajar secara optimal
sesuai dengan perkembangan mental dan fisiknya.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran adalah suatu kegiatan pengembangan pengetahuan, keterampilan

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

10

yang dirancang untuk siswa dengan perencanaan yang matang yang bertujuan
untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna.
b. Hakikat Pembelajaran Tematik
1) Latar Belakang Pembelajaran Tematik
Munculnya pembelajaran tematik dilatarbelakangi oleh pemikiran
tentang pentingnya pembelajaran terkait dengan kehidupan nyata dan
perkembangan anak yang memandang sesuatu secara keseluruhan. Teori
yang mendasari pengembangan pembelajaran tematik adalah teori psikologi
Gestalt.
Teori belajar Gestalt memandang kejiwaan manusia terikat pada
pengamatan yang berwujud pada bentuk menyeluruh. Menurut teori
belajar ini seorang belajar jika ia mendapat insight. Dalam belajar
yang penting adalah peyesuaian pertama yaitu memperoleh response
yang tepat untuk memecahkan masalah yang dihadapi. (Slameto,
2003:9).
Belajar yang penting bukan mengulangi hal-hal yang harus
dipelajari, tetapi mengerti atau memperoleh insight. Maka dapat digunakan
untuk menghadapi situasi-situasi yang baru. Di dalam Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan SD/MI (2006:93) dikemukakan sebagai berikut:
Peserta didik yang duduk di sekolah dasar kelas I, II, dan III berada
pada rentangan usia dini. Pada usia tersebut seluruh aspek
perkembangan kecerdasan seperti Inteligen Quality (IQ), Emotional
Quality (EQ), dan Social Quality (SQ) tumbuh berkembang sangat
luar biasa.
Pada umumnya tingkat perkembangan masih melihat segala
sesuatu sebagai satu kesatuan (holistik) serta mampu memahami hubungan
antara konsep secara sederhana. Proses pembelajaran masih sangat
bergantung pada benda-benda konkret dan pengalaman yang dialami siswa
secara langsung.
Peserta didik yang telah masuk taman kanak-kanak memiliki
kesiapan bersekolah lebih baik dibandingkan dengan anak yang tidak masuk
taman kanak-kanak. Selain itu perbedaan pendekatan, model dan prinsip
pembelajaran antara kelas I-III dengan pendidikan prasekolah dapat

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

11

menyebabkan peserta didik mengulang kelas. Atas dasar pemikiran itulah
dalam rangka implementasi standar isi yang termuat dalam Standar Nasional
Pendidikan, maka pembelajaran kelas I-III lebih sesuai dijalankan dalam
pembelajaran yang melalui pendekatan pembelajaran tematik.
2) Pengertian Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik yang diharapkan berkembang di SD saat ini
mengarah pada penggabungan Berdasarkan webbed model (model jaring
laba-laba) dan integrated model (model terpadu). Penggabungan kedua
model yang dimaksud adalah penggunaan tema untuk menggabungkan
beberapa mata pelajaran dengan menetapkan prioritas Berdasarkan
kurikulum untuk menemukan keterkaitan antar mata pelajaran. Sehingga
peserta didik akan memperoleh pandangan hubungan yang utuh tentang
kegiatan

Berdasarkan

ilmu

yang

berbeda-beda.

Beberapa

ahli

mendefinisikan tentang pengertian pembelajaran tematik, diantaranya:
Sukayati dan Sri Wulandari (2009: 13) mengemukakan bahwa:
Pembelajaran tematik merupakan suatu pendekatan dalam
pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan atau memadukan
beberapa Kompetensi Dasar dan Indikator dari kurikulum atau St ndar
Isi dari beberapa mata pelajaran menjadi satu kesatuan untuk dikemas
dalam satu tema.
Di dalam buku Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD/MI
(2006: 97), Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang menggunakan
tema dalam mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat
memberikan pengalaman yang bermakna bagi peserta didik.
Menurut M.Solehuddin, dkk (2006: 6.11), Pembelajaran tematik
merupakan model pembelajaran yang dirancang dan diorganisasikan seputar
tema atau topik tertentu yang sesuai dengan dunia nyata dan perkembangan
anak.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas disimpulkan bahwa
pembelajaran tematik adalah suatu pembelajaran yang mengaitkan beberapa
mata pelajaran dengan menetapkan prioritas berdasarkan kurikulum untuk

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

12

menemukan keterkaitan antar mata pelajaran menjadi satu kesatuan untuk
dikemas dalam satu tema. Dengan adanya kaitan tersebut maka peserta didik
akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan secara utuh sehingga
pembelajaran lebih bermakna.
3) Karakteristik Pembelajaran Tematik
Sebagai suatu proses, pembelajaran tematik mempunyai beberapa
karakteristik. Dengan mengetahui karakteristiknya maka pembelajaran akan
lebih efektif. Di dalam buku Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD/MI
(2006: 98), pembelajaran tematik memiliki karakteristik sebagai berikut:
a) Berpusat pada Siswa
Pembelajaran tematik berpusat pada siswa (student centered),
hal ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak
menempatkan siswa sebagai subjek belajar sedangkan guru lebih banyak
berperan sebagai fasilitator yaitu memberikan kemudahan-kemudahan
kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar.
b) Memberikan Pengalaman Langsung
Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung
kepada siswa (direct experiences). Dengan pengalaman langsung siswa
dihadapkan pada suatu yang nyata (konkrit) sebagai dasar untuk
memahami hal-hal yang lebih abstrak.
c) Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas
Dalam pembelajaran tematik pemisahan antar mata pelajaran
tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan pada pembahasan tematema yang paling dekat dan berkaitan dengan kehidupan siswa.
d) Menyajikan konsep Berdasarkan berbagai mata pelajaran
Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep Berdasarkan
berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan
demikian, siswa mampu memahami konsep-konsep tersebut secara utuh.
Hal ini diperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalahmasalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

13

e) Bersifat Fleksibel
Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) dimana guru
dalam mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata
pelajaran lain. Bahkan mengaitkanya dengan kehidupan siswa dan
keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa berada.
f) Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa
Siswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang
dimiliki sesuai dengan minat dan kebutuhannya.
g) Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.
Dalam pembelajaran siswa diajak bermain sambil belajar
melalui permainan yang menarik sehingga siswa tidak merasa bosan.
Permainan dirancang sesuai dengan tingkat perkembangan siswa.
Berdasarkan pendapat

di

atas

dapat

disimpulkan bahwa

karakteristik pembelajaran tematik adalah berpusat pada siswa serta
memberikan pengalaman langsung sesuai dunia nyata. Pemisahan mata
pelajaran yang tidak begitu jelas dan penyajian beberapa mata pelajaran
membuat siswa optimal dalam mengembangkan potensi yang dimiliki
sesuai dengan tingkat perkembangannya.
4) Keuntungan Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik memiliki beberapa keuntungan bagi peserta
didik. Sehingga pemerintah menekankan penggunaan pembelajaran tematik
untuk mengajar siswa kelas rendah.
M.Solehuddin (2006: 6.6) menjelaskan bahwa ada beberapa
keuntungan menggunakan pembelajaran tematik bagi anak, diantaranya
adalah:
(1)Meningkatkan
perkembangan
konsep
pada
anak,(2)
Mengintegrasikan belajar isi dan proses, (3) Mengakomodasi
kebutuhan dan gaya belajar anak yang beragam, (4) Memungkinkan
anak untuk mendalami suatu materi pembelajaran secara intensif, (5)
Meningkatkan keterikatan kelompok, (6) Mengakomodasi minatminat anak yang berubah dan mengandung munculnya niat baru.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

14

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keuntungan
pembelajaran tematik adalah meningkatkan perkembangan konsep anak
sehingga memungkinkan anak untuk mendalami suatu pembelajaran secara
intensif. Minat anak terhadap pembelajaran juga akan terus muncul.
5) Landasan Pembelajaran Tematik
Untuk memperkuat manfaat penggunaan pembelajaran tematik
maka ada beberapa landasan yang mendasari pembelajaran tersebut. Di
dalam buku Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD/MI (2006: 97)
dijelaskan bahwa landasan pembelajaran tematik mencakup:
a) Landasan Filosofis
Dalam pembelajaran tematik sangat dipengaruhi tiga aliran
filsafat, yaitu:
(1) Progresivisme
Memandang

proses

pembelajaran

perlu

ditekankan

pada

pembentukan kreativitas, pemberian sejumlah kegiatan, dan
memperhatikan pengalaman siswa.
(2) Konstruktivisme
Melihat

pengalaman

membangun

langsung

pengetahuanya

yang

sendiri

dialami
sebagai

siswa

dalam

kunci

dalam

pembelajaran.
(3) Humanisme
Melihat siswa Berdasarkan segi kekhasan/ keunikan, potensi dan
motivasi yang dimiliki.
b) Landasan Psikologis
Dalam pembelajaran tematik terutama berkaitan dengan
psikologi perkembangan peserta didik dan psikologi belajar. Psikologi
perkembangan diperlukan terutama dalam menentukan isi atau materi
pembelajaran tematik yang diberikan kepada siswa agar tingkat
kedalaman materi sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

15

c) Landasan yuridis
Landasan yuridis tersebut adalah UU No. 23 Tahun 2002
tentang Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa setiap anak berhak
memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan
pribadinya dan tingkat kecerdasanya sesuai dengan minat dan bakatnya
(pasal 9) UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menyatakan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan
berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat
dan kemampuanya (Bab V Pasal 1-b).
Berdasarkan uraian di atas

disimpulkan bahwa

landasan

pembelajaran tematik adalah landasan filosofis, landasan psikologis dan
landasan yuridis. Ketiga landasan tersebut saling terkait satu sama lain
sehingga akan memperkuat kedudukan pembelajaran tematik.
6) Rambu-rambu Pembelajaran Tematik
Dalam penggunaan pembelajaran tematik ada rambu-rambu yang
harus diperhatikan oleh guru. Agar dalam pelaksanaanya tidak menyimpang
jauh dari karakteristiknya. Menurut Sukayati & Sri Wulandari (2009: 16),
ada beberapa rambu-rambu yang harus diperhatikan dalam pembelajaran
tematik yaitu sebagai berikut:
(1) Tidak semua mata pelajaran dipadukan atau dikaitkan, (2)
Kompetensi Dasar yang tidak dapat dipadukan atau diintegrasikan
jangan dipaksakan untuk dipadukan, (3) Kompetensi Dasar yang tidak
tercakup pada tema tertentu harus tetap diajarkan baik melalui tema
lain atau disajikan secara mandiri, (4) Untuk peserta didik kelas I dan
II kegiatan ditekankan pada kemampuan membaca, menulis dan
berhitung serta penanaman nilai moral, (5) Tema-tema yang dipilih
disesuaikan dengan karakteristik peserta didik, minat, lingkungan,
daerah setempat, dan cukup populer.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa rambu-rambu
pembelajaran tematik yaitu tidak semua mata pelajaran dapat dipadukan.
Sehingga guru harus bisa memilih materi yang bisa dipadukan antar
pelajaran satu dengan yang lain.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

16

7) Implikasi Pembelajaran Tematik
Implikasi pembelajaran tematik ditujukan bagi guru dan peserta
didik, sarana prasarana, sumber dan media pembelajaran, serta pengaturan
ruang.
Menurut Sukayanti & Sri Wulandari (2009: 17) ada beberapa
implikasi dalam pembelajaran tematik yaitu sebagai berikut:
a) Implikasi bagi guru dan peserta didik
(1) Bagi Guru
Pembelajaran tematik memerlukan guru yang kreatif, baik dalam
menyiapkan kegiatan/ pengalaman belajar yang bermanfaat bagi
peserta didik, juga dalam memilih kompetensi dasar dari berbagai
mata pelajaran serta mengaturnya agar pembelajaran lebih
bermakna, menarik dan menyenangkan.
(2) Bagi peserta didik
(a) Peserta didik harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang
dalam pelaksanaanya dimungkinkan untuk bekerja baik secara
individu maupun kelompok.
(b) Peserta didik harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang
bervariasi secara aktif, misalnya melakukan diskusi kelompok,
mengadakan penelitian sederhana, dan pemecahan masalah.
b) Implikasi terhadap sarana prasarana, sumber dan media pembelajaran.
(1) Pembelajaran tematik dalam pelaksanaanya memerlukan sarana
prasarana belajar.
(2) Perlu memanfaatkan sumber belajar baik yang sifatnya didesain
khusus untuk keperluan pembelajaran, maupun sumber belajar yang
tersedia di lingkungan sekitar.
(3) Perlu mengoptimalkan penggunaan media pembelajaran yang
bervariasi, sehingga membantu peserta didik memahami konsepkonsep yang abstrak.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

17

(4) Dapat menggunakan buku ajar yang sudah ada saat ini untuk
masing-masing mata pelajaran dan dimungkinkan menggunakan
buku suplemen khusus yang mem

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS III SD NEGERI I SIMO KECAMATAN SIMO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2009 2010

0 6 117

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS II SD NEGERI III BUBAKAN KECAMATAN GIRIMARTO KABUPATEN WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2009 2010

0 6 91

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI METODE INKUIRI KELAS III DI SD NEGERI SOMONGARI PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2009 2010

0 11 81

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA SISWA KELAS V SD NEGERI II SETREN TAHUN PELAJARAN 2009 2010

0 4 72

UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP LUAS BANGUN DATAR MELALUI MEDIA PAPAN BERPAKU DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI I TANGGULANGIN KECAMATAN JATISRONO KABUPATEN WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2009 2010

4 20 84

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SAINS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK PADA SISWA KELAS II SD NEGERI 03 KARANGREJO KERJO KARANGANYAR TAHUN 2009/2010.

0 1 9

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM MELALUI PEMBELAJARAN TEMATIK SISWA KELAS III SD NEGERI 03 TLOBO KECAMATAN JATIYOSO KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2009/2010.

0 0 8

PENDAHULUAN Peningkatan Motivasi Belajar Ipa Melalui Model Pembelajaran Hollywood Squares Review Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 3 Purwantoro Kabupaten Wonogiri Tahun Pelajaran 2011/2012.

0 0 6

PENDAHULUAN Peningkatan Keterampilan Berbicara Melalui Metode Debat Aktif pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD Negeri 3 Purwantoro Kecamatan Purwantoro Kabupaten Wonogiri Tahun Ajaran 2011/2012.

0 1 7

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK Peningkatan Keaktifan Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Tematik Pada Siswa Kelas II Semester 1 SD Negeri Kayen 05 Kecamatan Kayen Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2012

0 0 15