PENERAPAN KEWAJIBAN PELAKU USAHA INDUSTRI MAINAN TERHADAP PRODUK MAINAN YANG BELUM BERSERTIFIKAT SNI BERDASARKAN PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI NO. 24/M.IND/PER/4/2013 TENTANG PEMBERLAKUAN SNI MAI.

PENERAPAN KEWAJIBAN PELAKU USAHA INDUSTRI MAINAN
TERHADAP PRODUK MAINAN YANG BELUM BERSERTIFIKAT SNI
BERDASARKAN PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI NO.
24/M.IND/PER/4/2013 TENTANG PEMBERLAKUAN SNI MAINAN
SECARA WAJIB DIKAITKAN DENGAN PERKEMBANGAN HUKUM
PERLINDUNGAN KONSUMEN
ABSTRAK
Ryan Justitia Utama
110110100042
Penerapan bagi pelaku usaha mainan untuk mendapatkan sertifikat
SNI atas mainan dilakukan oleh Badan Standarisasi Nasional (BSN)
beserta instansi lain yang terkait seperti LSPro,PPC,PPSP. BSN sudah
menjalankan tugas sesuai Peraturan Menteri Perindustrian RI No. 24/MIND/PER/04/2013 tentang Pemberlakukan SNI Mainan Secara Wajib.
Meskipun masih terbatasnya BSN beserta LSPro di Indonesia yang
menangani SNI mainan. Pelaku usaha skala besar sudah menghasilkan
mainan yang bersertifikat SNI, tetapi pelaku usaha menengah kebawah
masih ada yang menghasilkan mainan yang tidak bersertifikat SNI. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengkaji penerapan Standar Nasional
Indonesia yang diwajibkan bagi pelaku usaha mainan dan kendala hukum
apa saja yang dihadapi pelaku usaha mainan berdasarkan Peraturan
Menteri

Perindustrian
RI
No.
24/M.IND/PER/4/2013
tentang
Pemberlakuan SNI Mainan Secara Wajib.
Penelitian skripsi berdasarkan metode pendekatan yuridis normatif
dan metode deskriptif analisis, yaitu memfokuskan pemecahan masalah
berdasarkan data yang diperoleh yang kemudian dianalisa berdasarkan
ketentuan dalam peraturan perundang-undangan dan terkait dengan
hukum perlindungan konsumen. Literatur serta bahan lain yang
berhubungan dengan penelitian dan penelitian lapangan melalui
wawancara untuk memperoleh data primer, dan yang selanjutnya data
dianalisis secara yuridis kualitatif.
Berdasarkan penelitian tersebut, diperoleh hasil bahwa
implementasi
Peraturan
Menteri
Perindustrian
RI

No.24/MIND/PER/04/2013 sudah berjalan sesuai peraturan yang berlaku yaitu
melalui BSN beserta LSPro sebagai lembaga yang berwenang
mengeluarkan SPPT-SNI atas mainan. Kendala yang dihadapi oleh
pelaku usaha yaitu kesulitan dalam biaya SNI yang mahal dan proses dari
uji laboratorium sampe terbit SPPT-SNI paling cepat 1 minggu serta
kesulitan pengurusan surat pendaftaran merek dan Tanda Daftar Industri
(TDI).

iv