PENDAHULUAN Pengaruh Integrated Neuromuscular Inhibition Techniques Dan Massage Efflurage Terhadap Penurunan Nyeri Dan Peningkatan Kemampuan Fungsional Pada Fibromyalgia Syndrome Otot Upper Trapezius.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Nyeri musculoskeletal adalah gejala yang paling sering dikeluhkan oleh pasien
dan masih menjadi topik yang menarik untuk dibahas hingga saat ini. Seringkali
nyeri musculoskeletal mengacu pada fibromyalgia syndrome (FMS) dan
myofascial trigger point syndrome (MTrPS). FMS merupakan kumpulan gejala
seperti adanya nyeri pada area yang luas, rasa kelelahan, terdeteksi adanya tender
point serta gangguan tidur di mana nyeri yang dirasakan tidak berbeda jauh
dengan nyeri otot kronis pada umumnya (Fitzcharles et al. 2012).
Pada kondisi FMS nyeri dapat disebabkan oleh banyak hal, salah satunya
adalah repetitive strain injury (RSI) (National Institute of Health, 2011).
Mengenai definisi dari RSI sendiri masih menjadi perdebatan sampai saat ini.
Beberapa peneliti

mengatakan istilah RSI digunakan pada kasus nyeri yang

mengacu pada sindrom jaringan lunak tertentu yang mempengaruhi ektermitas
atas seperti carpal tunnel syndrome (CTS), thoracic outlet syndrome (TOS), dan
DeQuervain’s Syndrome. Namun beberapa peneliti yang lain mengkategorikan

nyeri musculoskeletal non-spesifik ke dalam RSI.
Telah banyak penelitian dilakukan untuk menguji terapi mana yang paling
efektif dan aman untuk menurunkan nyeri. Diantaranya menggunakan metode
contract relax stretching, ultrasounds, manual pressure release dan manual terapi.
Berdasarkan hasil dari penelitian yang dilakukan pada setiap metode tersebut,

1

2

semuanya menunjukkan hasil yang bagus dalam menurunkan nyeri.
Meskipun demikian dengan adanya kemajuan teknologi dan perkembangan
zaman yang sangat pesat, menciptakan kualitas hidup manusia yang semakin
menurun. Sehingga keluhan nyeri yang dirasakan pasien semakin beragam, begitu
pula dengan penyebabnya. Hal ini mendorong ilmuwan untuk terus meneliti lebih
dalam tentang metode yang lebih efektif untuk menangani nyeri musculoskeletal.
Chaitow (2010) mengusulkan sebuah metode baru yang disebut Integrated
Neuromuscular Inhibitory Technique (INIT). Metode INIT sendiri bukanlah
sebuah terobosan baru melainkan merupakan penggabungan dari beberapa metode
yang telah ada sebelumnya yaitu ischemic compression yang dikemukakan oleh

Nimmo, kontraksi isometrik dari MET yang dikemukakan oleh Lewit dan
peregangan dari metode SCS yang dikemukakan oleh Jones.
Selain INIT, massage juga menjadi pilihan yang sering digunakan dalam
menangani problematik muskuloskeletal. Massage yang digunakan untuk otot
dengan area yang luas adalah massage efflurage. Massage dapat didefinisikan
sebagai terapi manipulasi yang diberikan dengan teknik menekan atau memegang
pada bagian tubuh tertentu secara langsung (kontak langsung dengan kulit)
(Kenny, 2008).
Sibby et al. (2009) melakukan penelitian tentang INIT dan laser dengan
menambahkan stretching pada MTrPS otot upper trapezius. Hasil dari penelitian
tersebut menyatakan bahwa INIT lebih efektif dalam menurunkan nyeri. Nagrale
et al. (2010) mereka melakukan penelitian tentang efektifitas INIT dan MET pada
upper trapezius. Penelitian ini berkesimpulan bahwa INIT memberikan hasil yang

3

lebih signifikan dibandingkan dengan MET dalam menurunkan nyeri. Hal ini
mendukung teori Chaitow (2010) bahwa INIT merupakan pendekatan yang paling
efektif untuk menurunkan nyeri musculoskeletal non-spesifik.
Namun, Fatmawati (2013) dalam tesisnya yang membahas tentang INIT dan

massage efflurage pada upper trapezius menghasilkan kesimpulan bahwa tidak
ada perbedaan yang signifikan baik menggunakan metode INIT atau pun
menggunakan massage efflurage dalam menurunkan nyeri dan meningkatkan
kemampuan fungsional.
Penelitian-penelitian tersebut menggunakan metode yang sama yaitu INIT tapi
hasil yang diperoleh berbeda. Penulis berkesimpulan bahwa hal ini dipengaruhi
oleh pengambilan sample kasus yang diteliti. Penelitian-penelitian tersebut
mengambil sample berupa nyeri musculoskeletal non-spesifik tanpa menghiraukan
penyebab nyeri secara lebih mendalam.
Hal ini mendorong penulis untuk mengetahui sejauh mana INIT dan massage
efflurage dapat berperan dalam menurunkan nyeri dan meningkatkan kemampuan
fungsional. Pada penelitian ini penulis ingin melanjutkan penelitian yang
dilakukan oleh Fatmawati dengan lebih menspesifikkan kasus yang akan diteliti
dan lebih memperhatikan keseimbangan dosis terapi antara INIT dan massage
efflurage.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah ada pengaruh INIT terhadap menurunkan nyeri dan meningkatkan
kemampuan fungsional pada pasien FSM otot upper trapezius?


4

2. Apakah ada pengaruh massage effurage terhadap menurunkan nyeri dan
meningkatkan kemampuan fungsional pada pasien FSM otot upper
trapezius?
3. Apakah ada perbedaan pengaruh antara INIT dan massage efflurage
terhadap menurunkan nyeri dan meningkatkan kemampuan fungsional
pada pasien FSM otot upper trapezius?

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh INIT dalam menurunkan nyeri dan
meningkatkan kemampuan fungsional pada pasien FSM otot upper
trapezius.
2. Untuk mengetahui pengaruh massage effurage dalam menurunkan
nyeri dan meningkatkan kemampuan fungsional pada pasien FSM otot
upper trapezius.
3. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh antara INIT dan massage
efflurage dalam menurunkan nyeri dan meningkatkan kemampuan
fungsional pada pasien FSM otot upper trapezius.


D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Dapat meningkatkan pemahaman pembaca dan penulis tentang mekanisme
pemberian INIT dan massage efflurage pada pasien FSM otot upper trapezius.

5

2. Manfaat Praktis
a. Temuan ini dapat dijadikan acuan dalam memberikan penanganan pada
kasus FSM yang disebabkan RSI.
b. Temuan ini dapat mendasari penggunaan INIT dan massage sebagai
salah satu modalitas untuk FSM yang disebabkan RSI
c. Temuan ini dapat dijadikan rujukan untuk penelitian lain dalam bidang
yang sama.
d. Dapat meningkatkan pemahaman peneliti tentang effektifitas INIT dan
massage efflurage pada pasien FSM yang disebabkan RSI.

Dokumen yang terkait

PENDAHULUAN Pengaruh Pemberian Static Stretching Dan Efflaurage Massage Terhadap Penurunan Nyeri Leher Myofascial Pain Syndrome M. Upper Trapezius.

0 5 5

PENGARUH MYOFACIAL TRIGGERPOINT DRY NEEDLING DAN Pengaruh Myofacial Trigger Point Dry Needling dan Neuromuscular Taping terhadap Penurunan Nyeri pada Myofacial Trigger Point Syndrome Otot Upper Trapezius.

0 11 15

PENDAHULUAN Pengaruh Myofacial Trigger Point Dry Needling dan Neuromuscular Taping terhadap Penurunan Nyeri pada Myofacial Trigger Point Syndrome Otot Upper Trapezius.

0 3 5

PENGARUH INTEGRATED NEUROMUSCULAR INHIBITION Pengaruh Integrated Neuromuscular Inhibition Techniques Dan Massage Efflurage Terhadap Penurunan Nyeri Dan Peningkatan Kemampuan Fungsional Pada Fibromyalgia Syndrome Otot Upper Trapezius.

0 4 14

PENGARUH INTEGRATED NEUROMUSCULAR INHIBITION Pengaruh Integrated Neuromuscular Inhibition Techniques Dan Massage Efflurage Terhadap Penurunan Nyeri Dan Peningkatan Kemampuan Fungsional Pada Fibromyalgia Syndrome Otot Upper Trapezius.

0 4 18

PENDAHULUAN Pengaruh Deep Transverse Friction Terhadap Penurunan Nyeri Penderita Myofascial Trigger Point Syndrome Otot Upper Trapezius.

0 2 4

PENGARUH PENGGUNAAN INTEGRATED NEUROMUSCULAR Pengaruh Penggunaan Integrated Neuromuscular Inhibitory Technique (Init) Terhadap Pengurangan Nyeri Myofascial Trigger Point Syndrome (Mtp’s) Otot Upper Trapezius Pada Pengrajin Batik Laweyan.

0 0 17

PENDAHULUAN Pengaruh Penggunaan Integrated Neuromuscular Inhibitory Technique (Init) Terhadap Pengurangan Nyeri Myofascial Trigger Point Syndrome (Mtp’s) Otot Upper Trapezius Pada Pengrajin Batik Laweyan.

0 1 4

Integrated Neuromuscular Inhibition Technique Dan Myofascial Release Technique Dalam Menurunkan Nyeri Myofascial Trigger Point Syndrome Otot Upper Trapezius - DIGILIB UNISAYOGYA

0 0 17

PERBEDAAN PENGARUH TENS DAN INTEGRATED NEUROMUSCULAR INHIBITION TECHNIQUE DENGAN TENS DAN MYOFASCIAL RELEASE TECHNIQUE TERHADAP PENURUNAN NYERI SINDROMA MIOFASIAL OTOT UPPER TRAPEZIUS NASKAH PUBLIKASI - PERBEDAAN PENGARUH TENS DAN INTEGRATED NEUROMUSCULAR

0 1 16