PREDIKSI NILAI TANAH BERDASARKAN NILAI INDIKASI RATA-RATA (NIR) TANAH PADA ZONA NILAI TANAH (ZNT) DENGAN MENGGUNAKAN METODE LINIER DAN NON LINIER PADA KECAMATAN SAMBIKEREP.

PREDIKSI NILAI TANAH BERDASARKAN NILAI INDIKASI
RATA-RATA (NIR) TANAH PADA ZONA NILAI TANAH (ZNT)
DENGAN MENGGUNAKAN METODE LINEAR dan NON
LINIER PADA KECAMATAN SAMBIKEREP
TUGAS AKHIR
Untuk memenuhi sebagian per syar atan dalam memper oleh Gelar
sar jana teknik (S-1)
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

Oleh :
ERWIN DWIYANTO
0853010003
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2012
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

LEMBAR PENGESAHAN


TUGAS AKHIR
PREDIKSI NILAI TANAH BERDASARKAN NILAI INDIKASI
RATA-RATA (NIR) TANAH PADA ZONA NILAI TANAH (ZNT)
DENGAN MENGGUNAKAN METODE LINIER DAN NON
LINIER PADA KECAMATAN SAMBIKEREP
Telah diper tahankan dihadapan dan diter ima oleh Tim Penguji Tugas Akhir
Progr am Studi Teknik Sipil FTSP UPN “Veteran” J awa Timur
pada tanggal, 22 Mei 2012
Dosen Pembimbing :
Pembimbing Utama

N. Dita Pahang Putra, ST., MT.
NPT. 3 7003 00 0175 1
Pembimbing pendamping

Dra. Anna Rumintang, MT.
NIP. 19620630 198903 2 00 1

Tim Penguji :

1. Penguji I

Dr s. Ir . Made Dharma Astawa, MT.
NIP. 195303919 198601 1 00 1
2. Penguji II

Ir . Siti Zainab, MT.
NIP. 19600105 199303 2 00 1
3. Penguji III

Far ida Rahmawati, ST., MT.
Mengetahui
Dekan Fakultas Teknik Sipil Dan Per encanaan
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veter an” J awa Timur

Ir . Naniek Ratni J AR., M.Kes.
NIP. 19590729 198603 2 00 1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


PREDIKSI NILAI TANAH BERDASARKAN NILAI INDIKASI
RATA-RATA (NIR) TANAH PADA ZONA NILAI TANAH (ZNT)
DENGAN MENGGUNAKAN METODE LINIER DAN NON
LINIER PADA KECAMATAN SAMBIKEREP
Oleh :
ERWIN DWIYANTO
ABSTRAK
Pertumbuhan pembangunan yang sangat pesat di kota-kota besar membuat
kebutuhan akan lahan/tanah yang sangat tinggi. Kebutuhan tanah yang sangat tinggi
memiliki kecenderungan nilai tanah di kota-kota besar meningkat. Peningkatan nilai
tanah yang terjadi diharapkan dapat di prediksi sehingga kenaikan yang terjadi pada
nilai tanah tidak menghambat pembangunan. Kecamatan Sambikerep merupakan
wilayah pinggiran kota Surabaya yang mulai dikembangkan para developer.
Dari hasil persentase kenaikan rata-rata tiap Zona nilai Tanah (ZNT) dapat
disimpulkan bahwa persentase kenaikan NIR Tanah pada tahun 2004-2010 menurut
ZNT di kecamatan Sambikerep adalah berkisar antara 5,9% - 43,7% per tahun. Pola
nilai tanah di dapat ZNT yang mengalami peningkatan harga tanah paling tinggi tiap
tahunnya adalah pada ZNT (AR) yang mengalami peningkatan 43,7% tiap tahunnya,
ZNT yang mengalami peningkatan harga tanah paling rendah adalah pada ZNT (BP)
yang mengalami peningkatan 5,9% dan ZNT yang mengalami peningkatan harga

tanah hampir sama adalah ZNT (AT) dan (BQ) yang mengalami peningkatan 13,5%,
ZNT (AJ) dan (AY) yang mengalami peningkatan 19,2% dan ZNT (AI) dan (AM)
yang mengalami peningkatan 21,4%. Kenaikan Nilai Tanah di Kecamatan
Sambikerep di tahun 2011 untuk ZNT (AA) JL.MADE adalah sebesar Rp 314.857.
Dan Metode regresi yang paling tepat untuk memprediksi Nilai Tanah tahun 2011
untuk ZNT (AA) JL.MADE adalah regresi linier dengan model regresi
Y = 21000X + 146857.
Keyword : Nilai Indikasi Rata-rata Tanah (NIR), Zona Nilai Tanah (ZNT),
Regresi Linier dan Non Linier.

i
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR

Dengan segenap puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah S.W.T yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga Tugas Akhir ini dapat selesai
dengan judul “ Prediksi Nilai Tanah Berdasarkan Nilai Indikasi Rata-rata (NIR)
Tanah pada Zona Nilai Tanah (ZNT) Dengan Menggunakan Metode Linier dan Non

Linier pada Kecamatan Sambikerep “. Tugas akhir ini merupakan syarat bagi
mahasiswa dalam menempuh jenjang Sarjana Strata 1 (S-1) di Fakultas Teknik Sipil
dan Perencanaan UPN “Veteran” Jawa Timur.
Dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini penulis berusaha semaksimal mungkin
menerapkan ilmu yang penulis dapatkan di bangku perkuliahan dan buku–buku
literatur yang sesuai dengan judul Tugas Akhir ini. Disamping ini penulis juga
menerapkan petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh dosen pembimbing. Namun
sebagai manusia biasa dengan keterbatasan yang ada pada penulis menyadari bahwa
Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu segala saran dan kritik
yang bersifat membangun dari setiap pembaca akan penulis terima demi
kesempurnaan Tugas Akhir ini.
Dengan tersusunnya Tugas Akhir ini penulis tidak lupa mengucapkan terima
kasih sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang telah memberikan bimbingan,
dorongan, semangat, arahan serta berbagai macam bantuan baik berupa moral
maupun spritual, terutama kepada :
1. Ir. Naniek Ratni JAR., M.Kes, selaku Dekan Fakultas Teknik Sipil dan
Perencanaan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


2. Ibnu Sholichin, ST, MT., selaku Kepala Program Studi Teknik Sipil Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. N Dita P Putra., ST, MT, dan Dra.Anna Rumintang, MT selaku dosen
pembimbing Tugas Akhir yang telah berkenan memberikan bimbingan, waktu dan
dorongan moril selama pengerjaan Tugas Akhir sampai selesai.
4. Ir. Siti Zainab., MT, yang telah membantu dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
5. Segenap dosen dan staff Program Studi Teknik Sipil UPN “Veteran” Jawa Timur.
6. Bapak, Ibu, dan kedua saudara yang telah banyak memberikan dukungan lahir dan
batin, material, spritual, dan moral sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas
Akhir ini dengan lebih baik.
7. Segenap keluarga besar Teknik Sipil UPN “Veteran” Jatim dan teman-teman
Teknik Sipil khususnya angkatan 2008 terima kasih atas dorongan dan
semangatnya yang bermanfaat sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir
ini.

Surabaya, 12 Mei 2011

Penulis


iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI

ABSTRAK ············································································································

i

KATA PENGANTAR ··························································································

ii

DAFTAR ISI·········································································································

iv

DAFTAR GAMBAR ····························································································


vii

DAFTAR TABEL ·································································································

viii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ································································································

1

1.2 Rumusan Masalah ···························································································

2

1.3 Tujuan Penelitian ·····························································································

3

1.4 Batasan Masalah ······························································································


3

1.5 Manfaat Penelitian ···························································································

4

1.6 Lokasi Penelitian ·····························································································

4

BAB II TINJ AUAN PUSTAKA
2.1 Tanah ··············································································································

5

2.2 Nilai Dan Harga Tanah ····················································································

6


2.2.1 Definisi Nilai Dan Harga Tanah ···························································

6

2.2.2 Pola Dan struktur Nilai Dan Harga Tanah ············································

7

2.2.3 Faktor Penentu Nilai Dan Harga Tanah ················································

9

2.3 Tata Guna Tanah ·····························································································

12

2.3.1 Definisi Tata Guna Tanah ····································································

12


2.3.2 Pola Tata Guna Tanah perkotaan ·························································

13

iv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.4 Laporan bulanan Transaksi Tanah ···································································

15

2.5 Nilai Indikasi Rata – rata ·················································································

15

2.6 Zona Nilai Tanah ·····························································································

16

2.7 Regresi Linier ··································································································

17

2.8 Regresi Non Linier ··························································································

18

2.8.1 Regresi Non Linier ( Power ) ·······························································

18

2.8.2 Regresi Non Linier ( Exponensial ) ······················································

18

2.9 Koefisien Determinasi ( R2 ) ············································································

19

3.0 Uji Hipotesis ····································································································

19

BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Pengumpulan Data ···························································································

20

3.2 Langkah – langkah Pengerjaan ········································································

21

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA
4.1 Identifikasi Nilai Tanah ···················································································

23

4.2 Persentase Peningkatan Rata-rata (NIR) Tanah ················································

23

4.3 Pola Nilai Tanah ······························································································

25

4.4 Regresi Nilai Tanah ·························································································

26

4.4.1 Regresi Linier ······················································································

26

4.4.1.1 Persamaan Regresi Linier ························································

26

4.4.1.2 Koefisien Determinan (R2) Regresi Linier ································

27

4.4.2 Regresi Non Linier ··············································································

28

4.4.2.1 Power ······················································································
v

28

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.4.1.1 Persamaan Regresi Non Linier (Power) ·······························

28

4.4.1.2 Koefisien Determinan (R2) Regresi Non Linier (Power) ······

29

4.4.2.2 Exponensial ·············································································

30

4.4.1.1 Persamaan Regresi Non Linier (Exponensial) ······················

30

4.4.1.2 Koefisien Determinan (R2) Regresi Non Linier (Exponensial) 31
4.4.2 Uji Hipotesis ························································································

33

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ······································································································

36

5.2 Saran ················································································································

37

DAFTAR PUSTAKA ···························································································

38

Lampiran 1 : Data Nilai Indikasi Rata-rata (NIR) di Kecamatan Sambiker ep
Lampiran 2 : Per sentase Nilai Tanah
Lampiran 3 : Hasil Per hitungan Reresi
Lampiran 4 : Gr afik Per hitungan Regr esi

vi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kecamatan Sambikerep ······································································

4

Gambar 2.1 Teori Jalur Sepusat ·············································································

14

Gambar 3.1 Flow chart ··························································································

22

Gambar 4.1 Grafik Regresi Linier ··········································································

33

Gambar 4.1 Daerah Terima dan Daerah Tolak ·······················································

33

vii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Data NIR pada ZNT (AA) ······································································

24

Tabel 4.2 Hasil Persentase Peningkatan Rata-rata Tiap ZNT ·································

24

Tabel 4.3 Hasil Persentase Peningkatan Rata-rata Tiap ZNT ·································

25

Tabel 4.4 Data NIR pada ZNT (AA) ······································································

26

Tabel 4.5 Permodelan Regresi Linier ·····································································

26

Tabel 4.6 Data NIR pada ZNT (AA) ······································································

27

Tabel 4.7 Permodelan Determinasi (R2) Regresi Linier ··········································

27

Tabel 4.8 Data NIR pada ZNT (AA) ······································································

28

Tabel 4.9 Permodelan Regresi Power ····································································

28

Tabel 4.10 Data NIR pada ZNT (AA) ····································································

29

Tabel 4.11 Permodelan Determinasi (R2) Regresi Non Linier (Power) ···················

29

Tabel 4.12 Data NIR pada ZNT (AA) ····································································

30

Tabel 4.13 Permodelan Regresi Exponensial ·························································

30

Tabel 4.14 Data NIR pada ZNT (AA) ····································································

31

Tabel 4.15 Permodelan Determinasi (R2) Regresi Non Linier (Exponensial) ··········

31

Tabel 4.16 Hasil Perhitungan Prediksi Nilai Tanah ················································

32

viii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan dan pertumbuhan pemerintahan di kota-kota
besar membuat banyak pembanggunan-pembanggunan pusat perekonomian dan
tempat tinggal untuk mendukung pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Dalam
pembanggunan pusat pemerintahan dan pemukiman hal yang tidak dapat dipisahkan
adalah untuk ketersediaannya lahan/tanah untuk mendirikan banggunan-bangunan
tersebut. Pertumbuhan pembangunan yang sangat pesat di kota-kota besar membuat
kebutuhan akan lahan/tanah yang sangat tinggi.
Kebutuhan tanah yang sangat tinggi memiliki kecenderungan nilai tanah di
kota-kota besar meningkat. Peningkatan nilai tanah di kota-kota besar terjadi karena
semakin sempit dan berkurangnya area strategis di pusat-pusat kota yang
mengharuskan persaingan harga dalam mendapatkan lahan/tanah tersebut. Tiap tahun
terdapat peningkatan nilai harga tanah yang terdapat dalam data Nilai Indikasi Ratarata (NIR) Tanah yang berada dalam pemerintah kota yang mengatur perpajakan
daerah.
Peningkatan nilai tanah yang terjadi diharapkan dapat di prediksi sehingga
kenaikan yang terjadi pada nilai tanah tidak menghambat pembangunan.
Pembangunan-pembangunan yang nenunjang perekonomian agar tidak terhambat
harusnya diimbanggi dengan perencanaan dengan matang termasuk ketersediaan
lahan/tanah yang memadai. Dengan mengetahui nilai tahan sebelum pelaksanaan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1

2

pembangunan maka akan dapat terlaksana pembangunan tersebut sesuai rencana
tanpa ada hambatan yang berarti.
Kecamatan Sambikerep merupakan wilayah pinggiran kota Surabaya yang
mulai dikembangkan para developer. Pembangunan pusat perbelanjaan seperti Super
Mall dan perumahan-perumahan mewah membuat kecamatan Sambikerep menjadi
lokasi yang saat ini banyak diminati para developer untuk membangun perumahanperumahan kecil maupun pusat perbelanjaan. Setiap tahun nilai tanah di kecamatan
Sambikerep meningkat seiring dengan dibangunnya pusat perbelanjaan dan juga
perumahan-perumahan mewah.
peningkatan nilai harga tanah yang terdapat dalam data Nilai Indikasi Rata-rata
(NIR) Tanah dari Dinas Pendapatan Daerah Kota Surabaya yang mengatur
perpajakan daerah. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa peningkatan nilai tanah
yang sangat tinggi terdapat dalam NIR Tanah di kecamatan Sambikerep. Peningkatan
Nilai Tanah dapat ditentukan dengan menganalisa NIR Tanah yang berada dalam
data badan pendapatan daerah yang dinaungi oleh pemerintah kota yang mengatur
perpajakan daerah.

1.2 Rumusan masalah
Permasalahan yang dapat di tulis dari latar belakang tersebut adalah.
1. Berapa besar persentase kenaikan nilai tanah tahun 2004-2010 menurut Zona
Nilai Tanah (ZNT) di Kecamatan Sambikerep?
2. Bagaimana pola nilai tanah pada masing-masing ZNT pada tahun 2004-2010
di Kecamatan Sambikerep?

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

3. Berapa prediksi Nilai Tanah ditahun 2011 berdasarkan data NIR Tanah tahun
2004-2010 di Kecamatan Sambikerep dengan metode linier dan non linier
pada setiap ZNT?
4. Metode regresi apakah yang paling tepat untuk memprediksi Nilai Tanah
tahun 2011 berdasarkan data NIR Tanah tahun 2004-2010 untuk keseluruhan
ZNT di Kecamatan Sambikerep?

1.3 Tujuan Penelitian
1. Menentukan persentase kenaikan nilai tanah tahun 2004-2010 menurut ZNT
di Kecamatan Sambikerep.
2. Mendeskripsikan pola nilai tanah pada masing-masing ZNT pada tahun 20042010 di Kecamatan Sambikerep.
3. Memprediksi Nilai Tanah ditahun 2011 berdasarkan data NIR Tanah tahun
2004-2010 di Kecamatan Sambikerep dengan metode linier dan non linier
pada setiap ZNT.
4. Menentukan metode regresi yang paling tepat untuk memprediksi Nilai
Tanah tahun 2011 berdasarkan data NIR Tanah tahun 2004-2010 untuk
keseluruhan ZNT di Kecamatan Sambikerep.

1.4 Batasan Masalah
1. ZNT yang dipakai adalah wilayah kecamatan Sambikerep berdasarkan data
NIR Tanah tahun 2004-2010 yang berasal dari Badan Pendapatan Daerah
Pemerintah Kota Surabaya.
2. Regesi yang digunakan adalah regresi linier, logaritmix, exponensial, power.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

3. Tidak menghitung dan membahas Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) di tahun
2004-2010 maupun 2011.

1.5 Manfaat Penelitian
1. Dapat mengetahui Nilai Tanah ditahun 2011 di Kecamatan Sambikerep.
2. Dapat mengetahui metode regresi yang paling tepat untuk mengetahui
prediksi Nilai Tanah.

1.6 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian berada di Kecamatan Sambikerep yang merupakan
kecamatan paling timur di Surabaya. Kecamatan Sambikerep, yang meliputi
Kelurahan Lontar, Kelurahan Sambikerep, Kelurahan Bringin, Kelurahan Made.

Gambar 1.1 Kecamatan Sambikerep

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA

2.1 Tanah
Tanah dapat diartikan dalam beberapa pengertian, diantaranya adalah sebagai
berikut :
1. Menurut S. Rowton Simpson, tanah tidak bergerak sehingga secara fisik tidak
dapat diserahkan/dipindah atau dibawa. Selain itu, tanah juga bersifat abadi.
Tanah tidak dapat dirubah dalam tingkatnya sebagai bagian dan bumi itu
sendiri, juga tidak dapat ditambah/dikurangi atau dirusakkan sebagaimana
halnya dengan bentuk-bentuk kekayaan yang Iainnya. (Rowton, Simpson S.
Land and Registration, London: Cambridge, University Press.)
2. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, definisi tanah adalah permukaan
bumi atau lapisan bumi atas sekali; keadaan bumi di suatu tempat; permukaan
bumi yang diberi batas; bahan - bahan dan bumi, bumi sebagai bahan sesuatu
(pasir, cadas, napal dan sebagainya).
3. Dalam hukum disebutkan juga kata tanah, tanah dalarn arti yuridis adalah
sebagai suatu pengertian yang telah diberikan batasan resmi oleh UndangUndang Pokok Agraria (UUPA), dengan deniikian pengertian tanah dalarn
arti yuridis adalah “permukaan bumi.”
4. Menurut Soerianegara, tanah merupakan sumber daya alam yang mempunyai
peranan dalam berbagai segi kehidupan manusia, yaitu sebagai tempat dan
ruang untuk hidup dan berusaha, untuk mendukung vegetasi alam yang

5

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

manfaatnya sangat diperlukan oleh manusia dan sebagai wadah bahan
mineral, logam, bahan bakar fosil dan sebagainya untuk keperluan manusia
(Soerianegara, I. and R.H.M.J. Lemmens (Eds.). 1994. PROSEA. Plant
Resources of South East Asia 5(1) Timber Trees : Major Commercial
Timbers.PROSEA. Bogor.)

2.2 Nilai dan Harga Tanah .
2.2.1 Definisi Nilai dan Harga Tanah.
Pengertian nilai tanah dibedakan antara tanah yang diusahakan (improved
land) dan tanah yang tidak diusahakan (unimproved land). Nilai tanah yang tidak
diusahakan adalah harga tanah tanpa bangunan diatasnya. Sedang nilai tanah yang
diusahakan adalah harga tanah ditambah dengan harga bangunan yang terdapat di
atasnya. (Soekanto Soerjono, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: UI Press, 1986.).
Nilai tanah menurut Chapin,dapat digolongkan ke dalarn tiga kelompok,
antara lain:
a. Nilai keuntungan yang dihubungkan dengan tujuan ekonomi dan
yang dapat dicapai dengan jual beli tanah di pasaran bebas.
b. Nilai kepentingan umum yang dihubungkan dengan kepentingan
umum dalarn perbaikan kehidupan masyarakat.
c. Nilai sosial yang merupakan hal mendasar bagi kehidupan dan
dinyatakan penduduk dengan perilaku yang berhubungan dengan
pelestarian, tradisi, kepercayaan dan sebagai nya.
(http://www.indolawcenter.com/index.php?option=com_content&v

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

iew=article&id=513:pentingnya-perlindungan-hukum-atas-tanahdi-perkotaan&catid=220:hukum-pertanahan)
Menurut Supriyanto (1999), nilai tanah adalah suatu pengukuran yang
didasarkan kepada kemampuan tanah secara ekonomis dalam hubungannya dengan
produktifitas dan strategi ekonomisnya. Di dalarn realitanya, nilai tanah dibagi
menjadi dua, yaitu nilai tanah langsung dan nilai tanah tidak langsung ;
1. Nilai tanah langsung adalah suatu ukuran nilai kemampuan tanah yang secara
langsung memberikan nilai produktifitas dan kemampuan ckonomisnya,
seperti misalnya lahan atau tanah yang secara langsung dapat berproduksi,
contohnya tanah pertanian.
2. Nilai tanah tidak langsung adalah suatu ukuran nilai kemampuan tanah dilihat
dan segi letak strategis sehingga dapat memberikan nilai produktifitas dan
kemampuan ekonomis, seperti rnisalnya tanah yang letaknya berada di pusat
perdagangan, industri, perkantoran dan tempat rekreasi.

2.2.2 Pola dan Str uktur Nilai dan Harga Tanah
Menurut Sincalir, nilai tanah dibagi ke dalarn 2 tipe yang berbeda, yaitu;
1. Nilai tanah pertanian yang dikaitkan dengan usaha-usaha dalarn bidang
pertanian.
2. Nilai tanah spekulatif sebagai akibat adanya derajat antisipasi terhadap
perluasan fisik kota yang meningkat pada areal yang bersangkutan
sehingga penentuan besarnya nilai tanah selalu dikaitkan dengan
kepentingan non agraris. Karena gejala perluasan kota dianggap sebagai
sesuatu yang berjalan terus, walau lambat namun pasti, maka para petani

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

mempunyai penilaian bahwa nilai tanah yang mendekati kota mempunyai
nilai spekulasi yang semakin tinggi.
Menurut Von Thunen (1826), ketersediaan infrastruktur (termasuk di dalamnya
sarana dan prasarana perhubungan) di kawasan perkotaan juga memiliki hubungan
yang positif dan efek saling ketergantungan dengan nilai tanah. Dengan adanya
infrastruktur, menyebabkan nilai tanah menjadi lebih tinggi, sebaliknya proyek
infrastruktur juga urung dilaksanakan jika harga tanah yang menjadi calon lokasi
harganya terlalu mahal.
Menurut Chapin, pola dan struktur nilai tanah kota dikemukakan sebagai
berikut:
1. Pusat wilayah perdagangan atau CBD (Central Business District)
mempunyai nilai tanah tertinggi dibandingkan dengan wilayahwilayah lain.
2. Pusat wilayah kerja dan pusat perkotaan yang terletak disekeliling
perbatasan pusat kota mempunyai nilai tanah tertinggi setelah CBD.
3. Di luar dan kawasan tersebut, terdapat kawasan perumahan dengan
nilai tanah yang semakin jauh dan pusat kota semakin berkurang nilai
tanahnya.
4. Pusat-pusat pengelompokan industri dan perdagangan yang menyebar
mempunyai nilai tanah yang tinggi dibanding dengan sekelilingnya,
dimana

biasanya

kawasan

ini

dikelilingi

perumahan.

(http://www.indolawcenter.com/index.php?option=com_content&vie
w=article&id=513:pentingnya-perlindungan-hukum-atas-tanah-diperkotaan&catid=220:hukum-pertanahan)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

2.2.3 Faktor Penentu Nilai dan Har ga Tanah.
Menurut Kurdinanto, (Cholis 1995) nilai tanah terbentuk oleh faktor - faktor
yang mempunyai hubungan, pengaruh serta daya tanah yang kuat terhadapnya yang
diklasifikasikan menjadi dua faktor, yaitu :
1. Faktor - faktor terukur (tangible factors).
Faktor terukur adalah faktor pembentuk harga tanah yang bisa diolah
secara ilmiah menggunakan logika-logika akademik. Faktor ini
kemunculannya terencana dan bentuk fisiknya ada di lapangan, misalnya
aksesbilitas (jarak dan transpontasi) dan jaringan infrastruktur (sarana
dan prasarana kota seperti jalan, listrik, perkantoran dan perurnahan).
2. Faktor-faktor tak terukur (intangible/actors)
Faktor tak terukur adalah faktor pembentuk harga tanah yang muncul
tiba-tiba (dengan sendirinya) dan tidak bisa dikendalikan di lapangan.
OIeh Wilcox (1983), faktor tak terukur ini dibagi menjadi tiga, yaitu:
a. Faktor adat kebiasaan (custom) dan pengaruh kelembagaan
(institutionalfactors).
b. Faktor estetika, kenikmatan dan kesenangan (esthetic amenity
factors) seperti tipe tetangga dan kesenangan.
c. Faktor spekulasi (speculation motives), seperti antisipasi perubahan
penggunaan lahan, seperti perkembangan pada perubahan moneter.
Eckert, membedakan faktor - faktor yang mempengaruhi nilai tanah menjadi 4, yaitu:
1. Faktor ekonorni
Faktor

ekonomi

berhubungan

dengan

kondisi

perekonomian

internasional, nasional, regional dan lokal yang selanjutnya akan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

berpengaruh pada variabel ketersediaan dan kebutuhan yang tentunya
juga akan mempengaruhi nilai tanah. Adapun variabel kebutuhan yang
mempengaruhi nilai tanah antara lain adalah tingkat pengangguran, upah
rata-rata, tingkat pendapatan, kekuatan membeli dan aspek - aspek
finansial lainnya.
2. Faktor sosial
Faktor sosial berhubungan dengan keinginan masyarakat untuk
mendapatkan daerah yang aman dan tenram, dimana hal tersebut
diwujudkan dalam kelompok-kelompok masyarakat yang cenderung
untuk mendekati pusat kota.
3. Faktor hukum, pernerintahan dan politik
Faktor ini dapat mempengaruhi naik turunnya kebutuhan akan tanah.
Kegiatan dan fasilitas infrastruktur yang dibangun pemerintah seperti
jalan, sekolahan, transportasi, rumah sakit, polisi dan pemadam
kebakaran

juga

menyebabkan

kebutuhan

tanah

meningkat

dan

mempengaruhi nilai tanah.
4. Faktor fisik, lingkungan alam dan lokasional
Faktor ini secara umum berpengaruh pada wilayah perkotaan atau
perdagangan. Nilai tanah berubah karena adanya letak relatif tanah
terhadap pusat bisnis, akses ke jalan raya, pusat perbelanjaan dan
sekolahan.
Golberg dan Chiloy menentukan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap nilai
tanah dengan karakteristik yang dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

1. Karakteristik Fisik
Karakteristik fisik ini menyangkut kemiringan tanah, ketinggian, bentuk,
jenis tanah dan luas dan area tertentu. Karakteristik tanah yang paling
umum adalah sebagai berikut:
a. Ruang (space). Karakteristik luas tanah suatu area mungkin
merupakan karakteristik fisik yang paling penting. Luas tanah
yang akan ditempati merupakan hal penting untuk pemahaman
perhitungan ekonomi dan sebentuk tanah tersebut.
b. Kestabilan tanah (indestructibility). Tanah secara fisik tidak bisa
dihancurkan ataupun diciptakan, sedangkan struktur ketahanan
tanah mempengaruhi tanah yang tersedia setiap waktu.
c. Tidak dapat dipindahkan (immobility). Ruang di permukaan bmi
tidak dapat dipindahkan ke tempat lain. Keberadaan tanah
tersebut adalah permanen terhadap lokasi fisik di mana tanah
tersebut terletak.
d. Keunikan (uniqueness). Setiap lokasi di permukaan bumi
memiliki keunikan masing-masing. Karakteristik setiap tempat
ditentukan oleh kemiringan, bentuk, ketinggian, luas, iklim dan
karakteristik lain masing-masing tempat.
2. Karakteristik Lokasional
Lokasi suatu tanah perkotaan berkaitan dengan penggunaan tanah yang
dapat dilakukan di tanah tersebut, berupa kegiatan ekonomi dan sosial.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

3. Karakteristik Legal
Dalarn pengenalan keunikan tanah perkotaan, dibentuk suatu intitusi
legal yang berkaitan dengan pengaturan penggunaan, penempatan dan
pemilikan tanah perkotaan.

2.3 Tata Guna Tanah
2.3.1 Definisi Tata Guna Tanah
Tanah (land) adalah sumber daya alam yang sangat penting bagi kehidupan
manusia. Yang dimaksud dengan tata guna tanah (land use) adalah pengaturan
penggunaan tanah (tata : pengaturan). Hakekat dan tata guna tanah, yaitu bagaimana
menata tanah sesuai dengan peruntukannya (Johara, 1999).
Menurut Sadyohutomo (2006), dalam Ely (2006), istilah tata guna tanah juga
berarti aturan atau pengaturan tanah agar diperoleh tatanan penggunaan yang di
inginkan. Keinginan tersebut merupakan tujuan (goal) yang secara normatif
diformulasikan dalam bentuk azas-azas tata guna tanah yang disingkat LOSS (Lestari,
Optimal, Serasi, dan Seimbang), yang artinya penggunaan tanah yang ada telah
sesuai dengan yang diharapkan.
Tata guna tanah biasanya dihubungkan dengan penatagunaan tanah, yang
muncul setelah terbitnya Keputusan Presiden No. 26 Tahun 1988 tentang Badan
Pertanahan Nasional, dimana yang dimaksud dengan penatagunaan tanah adalah
rangkaian kegiatan merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan tata guna tanah
(Soemadi 1994, dalarn Ely 2006).
Jika ditinjau dan konteks perancangan kota maka pengertian pola penggunaan
tanah (land use) adalah sebagai berikut (Danisworo 1991, dalam Emawati 2005):

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

a. Mikro land use, yaitu peruntukkan tanah pada suatu tempat yang
secara langsung disesuaikan dengan masalah-masalah yang terkait dan
bagaimana seharusnya daerah atau zona dikembangkan.
b. Land use menurut Hamid Shirvani, yaitu ketentuan mengenai tata guna
tanah dapat disesuaikan langsung dengan masalah bagaimana
seharusnya suatu daerah dikembangkan.
c. Land use planning menurut R.Tjahyono, yaitu proses alokasi sumber
daya yang dilakukan sedemikian rupa sehingga manfaatnya dapat di
rasakan seluruh masyarakat kota secara luas.
Menurut Koestoer (2001), tata guna tanah di kota biasanya mempunyai pola
yang teratur dan mudah diduga. Nilai tanah dapat menentukan pola tata gunanya.
Semakin tinggi dan baik nilai tanah cenderung menunjukkan pemiliknya hendak
mengembangkannya untuk keuntungan paling tinggi. Tata guna tanah di kota besar
digolongkan kedalam lahan pemukiman, ruang transportasi, lahan kormersial dan
industri, serta lahan milik umum.

2.3.2 Pola Tata Guna Tanah Perkotaan
Dalam pola tata guna tanah perkotaan yang berhubungan dengan nilai
ekonomi,terdapat beberapa teori sebagai berikut (Johara, 1999):
Teori Jalur Sepusat atau Teori Konsentrik (Concentric Zone Theory), E.W.
Burgess mengemukakan bahwa kota terbagi sebagai berikut:

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

1 2 3 4 5

Gambar 2.2 Teori Jalur Sepusat
• Pada lingkaran dalam terletak pusat kota (central business district atau
CBD) yang terdiri atas bangunan-bangunan kantor, hotel, bank, bioskop,
pasar dan toko pusat perbelanjaan (1).
• Pada lingkaran tengah pertarna terdapat jalur alih yang terdiri atas
rumah-rumah sewaan, kawasan industri dan perumahan buruh (2).
• Pada lingkaran tengah kedua terletak jalur wisma buruh, yaitu kawasan
perumahan untuk tenaga kerja pabrik (3).
• Pada lingkaran luar terdapat jalur madyawisma, yaitu kawasan
perumahan yang luas untuk tenaga kerja halus dan kaum madya (middle
class) (4).
• Di luar lingkaran terdapat jalur pedagang, dimana sepanjang jalan besar
terdapat perumahan masyarakat golongan madya dan golongan atas
atau masyarakat upakota (5).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

2.4 Lapor an Bulanan Transaksi Tanah
Seiring pelimpahan pemungutan pajak Biaya Perolehan Hak atas Tanah dan
Bangunan (BPHTB) ke Pemerintah daerah (Pemda), berdampak pada Notaris dan
Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT). Pasalnya Notaris dan PPAT setiap bulannya
diwajibkan memberikan laporan transaksi jual beli tanah dan bangunan pada Dinas
Pendapatan Daerah (Dispenda).
Laporan bulanan transaksi tanah adalah data yang digunakan untuk
menentukan dan menganalisis

nilai indikasi rata-rata dari daerah tertentu. Data

transaksi diperoleh dari beberapa lembaga yang bertanggung jawab untuk mengelola
pengalihan lahan dan transaksi jual beli tanah di beberapa daerah tertentu. Di
indonesia lembaga yang berwenang adalah Notaris dan Kantor PPAT. Laporan
bulanan berisi data dan informasi tentang nilai transaksi tanah yang direkap dalam
satu bulan, dan nilai transaksi tanah yang dikirim ke kantor pajak bumi dan bangunan
akan digunakan untuk menentukan dan menganalisa nilai indikasi rata-rata dalam
wilayahtertentu.(http://digilib.itb.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jbptitbp
p-gdl-arifrachma-28807)

2.5 Nilai Indikasi Rata-rata
Nilai Indikasi Rata-rata adalah nilai pasar wajar rata-rata yang dapat
mewakili nilai tanah dalam suatu Zona Nilai Tanah. Penentuan Nilai indikasi ratarata dengan metode perbandingan harga harus dilakukan penyesuaian terhadap harga
transaksi jual beli baik itu mengenai karakteristik lokasi, waktu transaksi dan jenis
data. Penentuan Nilai indikasi rata-rata seperti ini bersifat sangat subyektif karena
besar penyesuaian ditentukan oleh masing-masing penilai. Penentuan Nilai indikasi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

rata-rata yang bersifat subyektif dan harga transaksi dalam laporan bulanan notaris
PPAT yang diduga bukan harga sebenarnya menjadikan penentuan Nilai indikasi
rata-rata di bawah nilai pasar.
( http://www.ortax.org/ortax/?mod=aturan&page=show&id=1539)

2.6 Zona Nilai Tanah
Zona Nilai Tanah adalah zona geografis yang terdiri atas sekelompok Objek
Pajak yang mempunyai satu Nilai Indikasi Rata-rata yang dibatasi oleh batas
penguasaan/pemilikan objek pajak dalam satu satuan wilayah administrasi
pemerintahan desa/kelurahan tanpa terikat pada batas blok. Dari sisi spasial syarat
utama pembuatan Peta Zona Nilai Tanah adalah tersediannya data Peta dengan Skala
Minimal 1:10000 atau yang lebih besar. Sedangkan dari sisi tekstual pembuatan peta
zona nilai tanah memerlukan data berupa harga tanah berdasarkan nilai pasar.
Dalam membuat batasan zona suatu nilai tanah dibutuhkan ketepatan penarikan
garis batas zona nilai tanah itu sendiri. Ketepatan dimaksud salah satunya adalah
ketepatan suatu persil/bidang masuk kedalam satu kelompok zona tanah tidak lebih.
Pada umumnya penarikan batasan dari suatu zona dengan nilai tertentu ditarik
berdasar penampakan geografis seperti batas persil, jalan dan sungai. Peta dengan
kedalaman minimal 1:10000 atau lebih telah menampakan bentang batasan geografis
yang tepat. Di samping itu kedalaman informasi yang didapat dari peta skala besar
lebih akurat dibanding dengan peta skala kecil. Hal ini nantinya akan berpengaruh
pada penempatan titik-titik sample pengamatan.
( http://bpn20-2008.blogspot.com/2009/01/ pemetaan-zona-nilai-tanah-2.html)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

2.7 Regresi Linier
Persamaan yang sederhana dan luas penggunaannya untuk menunjukan
hubungan variable-variabel adalah persamaan linier. Persaaan garis regresi contoh
seperti yang sering dikenal dalam bentuk :
Y’ = a + bX
Ket: X = variable yang diketahui (independent variable)
Y’ = variable yang diramalkan (dependent variable)
a = bilangan konstan, yang merupakan titik potong dengan
sumbu vertical pada gambar kalau nilai X = 0
b = slope, yaitu koefisien kecondongan garis
Untuk mencari nilai-nilai a dan b, digunakan rumus-rumus sebagai berikut:
 n
  n
 n 
n ∑ X iYi  − ∑ X i  ∑ Yi 
  i =n   i = n 
b =  i =n
2
n

  n 
n ∑ X i  − ∑ Yi 
 i=1   i =1 
n

a=

n

∑ Y1 − b.∑ X i
i =1

i =1

n

didalam persamaan linier, hubungan antara dua variable bila digambarkan
secara grafis (dengan scatter diagram), semua nilai X dan Y yang sesuai dengan
persamaan Y = a + bX akan jatuh pada suatu garis lurus (straight line). Garis tersebut
yang dinamakan regression line (garis regresi).(sumber: subagyo Pangestu,
Djarwanto” statistika induktif”).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

2.8 Regresi Non Linier
2.8.1 Regr esi Power
Persamaan umum model ini di taksir dalam bentuk bentuk
Y = aXb
Ket: X = variable yang diketahui (independent variable)
Y = variable yang diramalkan (dependent variable)
Untuk mencari nilai-nilai a dan b, digunakan rumus-rumus sebagai berikut:
b=

log a =

n(∑ log X i log Yi ) − (∑ log X i )(∑ log Yi )

(

)

n ∑ log X i − (∑ log X i )

∑ log Y

i

n

2

−b

∑ log X

2

i

n

(sumber: Sudjana “metoda induktif”).

2.8.2 Regr esi Exsponensial
Persamaan umum model ini di taksir dalam bentuk bentuk
Y = aebX
Ket: X = variable yang diketahui (independent variable)
Y = variable yang diramalkan (dependent variable)
Untuk mencari nilai-nilai a dan b, digunakan rumus-rumus sebagai berikut:
Log b =

log a =

n(∑ log X i log Yi ) − (∑ log X i )(∑ log Yi )

(

)

n ∑ log X i − (∑ log X i )

∑ log Y

i

n

−b

2

∑ log X

2

i

n

(sumber: Sudjana “metoda induktif”).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

2.9 koefisien Deter minasi (R 2)
koefisien

determinasi

adalah

koefisien

yang

menyatakan

presentase

penyimpangan (keragaman) peubah ak bebas Y yang dapat dijelaskan peubah bebas
X dalam model regrasi yang sedang di bahas. Untuk memberi interpretasi koefisien
korelasi ini, maka sebaiknya memakai R2 yaitu koefisien determinasi.
R2 = 1 −

∑ (Yi − Y' )
∑ (Yi -Ý)

r2 menggambil nilai antara 0 dan 1, Menurut dasarnya cara pendugaan
kuadrat terkecil itu menyebabkan penyebut menjadi jumlah pangkat dua simpangan
paling kecil diantara jumlah-jumlah pangkat dua yang mungkin dibuat dengan cara
yang sama. Hasil bagi haruslah lebih kecil atau sama dengan satu. Oleh karena
pembilang dan penyebut dari pembanding ini merupakan jumlah-jumlah pangkat
dua, maka hasil baginya selalu positif. Dengan demikian jelaslah bahwa r2
mengggambil nilai antara 0 dan 1. (sumber: Wibisono Yusuf “metode Statistik”).

3.0 Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis bukan mengenai garis regresinya tetapi mengenai nilai ß
dari garis regresi populasinya. Untuk mengestimate ß digunakan b yang dihitung dari
data sampel dengan metode least squares. Nilai statistik b ini akan bervariasi pada
sampel-sampel yang berbeda (berbeda antara sampel yang satu dengan sampel yang
lain). Garis regresi yang didapat adalah garis regresi untuk sampel tersebut, yang bisa
dipandang sebagai estimate dari garis regresi populasinya. Karena estimate tersebut
hanya didasarkan pada sampel, berarti factor kebetulan (chance variation).
(sumber: subagyo Pangestu, Djarwanto” statistika induktif”).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian merupakan suatu rancangan yang berisi langkah-langkah dalam
melakukan penelitian Tugas Akhir sehingga dapat terencana dengan baik agar tujuan dan
arah permasalahaan tidak menyimpang. Metodologi penelitian berisi tentang bagaimana
mendapatkan data-data yang diperlukan, perhitungan yang diperlukan dalam pengolahan data,
dan menarik kesimpulan serta saran-saran yang dapat diberikan dari hasil yang diperoleh.
Pada bab ketiga ini akan dijelaskan secara detail langkah-langkah yang akan
dilakukan selama penelitian dilaksanakan sehingga didapatkan hasil akhir penelitian yang
diharapkan.

3.1 Pengumpulan Data
Semua data pendukung dalam penelitian ini berasal dari Badan Pendapatan Daerah
Pemerintah Kota Surabaya. Data yang diperlukan untuk melakukan penelitian merupakan
data sekunder. Kegiatan pengumpulan data sekunder meliputi :
-

Data laporan bulanan di kecamatan sambikerep
Mengumpulkan data dari pemerintah kota tentang Nilai Indikasi Rata-rata (NIR)
Tanah dalam periode tahun 2004 sampai tahun 2010 di daerah Kecamatan
Sambikerep, yang meliputi Kelurahan Lontar, Kelurahan Sambikerep, Kelurahan
Bringin, Kelurahan Made. Selama periode yang akan digunakan sebagai data sampel
dalam pengerjaan penelitian.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

21

3.2 Langkah-langkah Penger jaan
Langkah-langkah yang diperlukan untuk menyusun penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1.

Studi Literatur

2.

Pengumpulan data sekunder, yang berupa data Nilai Indikasi Rata-rata (NIR)
Tanah dalam periode tahun 2004 sampai tahun 2010 di kecamatan Sambikerep.

3.

Pengolahan data
-

Analisis persentase pola Nilai tanah untuk mengetahui persentase kenaikan
nilai tanah per tahun berdasarkan zona nilai Tanah.

- Diskripsi pola Nilai Indikasi Rata-rata (NIR) Tanah.
- Analisa Regresi linier dan non linier untuk memprediksikan Nilai Tanah
pada tahun 2011 per Zona Nilai Tanah (ZNT) dan Keseluruhan ZNT.
- Uji Hipotesis Analisa Regresi yang telah diketahui.
4.

Kesimpulan dan saran.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22
Langkah – langkah pelaksanaan penelitian ini secara sistematis :

MULAI

Studi Literatur

Pengumpulan Data :
Pengumpulan data sekunder, yang berupa
Nilai Indikasi Rata-rata Tanah (NIR)
periode tahun 2004 sampai tahun 2010 di
Kec.Sambikerep

Persentase
peningkatan Rata-rata
NIR

Analisa Regresi Linier dan
Non Linier untuk memperoleh
Nilai Tanah pada tahun 2011

Diskripsi Pola NIR
Tanah

Analisa satu
ZNT

Analisa keseluruhan
ZNT

Uji Hipotesis

Kesimpulan dan Saran

SELESAI
Gambar 3.1 Flow Chart

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB IV
PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA

4.1. Identifikasi Nilai Tanah
Hasil pengambilan data sekunder berasal dari Badan Pendapatan Daerah
Pemerintah Kota Surabaya. Data tersebut melalui prosedur yang sesuai dengan
aturan dalam melakukan penelitian di wilayah kota Surabaya yaitu dengan membuat
surat pengantar

Dokumen yang terkait

Tinjauan terhadap Analisis Zona Nilai Tanah & Nilai Indikasi Rata-rata Dalam Rangka Penetapan NJOP di KPP Pratama Padang.

0 1 6

PREDIKSI NILAI TANAH BERDASARKAN NILAI INDIKASI RATA-RATA ( NIR ) TANAH PADA ZONA NILAI TANAH ( ZNT ) DENGAN MENGGUNAKAN METODE LINIER DAN NON LINIER PADA KECAMATAN RUNGKUT.

0 14 50

PREDIKSI SPASIAL BERDASARKAN CLUSTERING NILAI INDIKASI TANAH PADA ZONA NILAI TANAH DI KECAMATAN SAMBIKEREP.

0 0 66

ANALISIS SPASIAL BERDASARKAN CLUSTERING NILAI INDIKASI TANAH PADA ZONA NILAI TANAH DI KECAMATAN RUNGKUT.

0 2 57

PENTINGNYA PENGGUNAAN METODE DALAM PROSE

0 0 2

RATA RATA NILAI rata rata

0 1 6

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR ANALISIS SPASIAL BERDASARKAN CLUSTERING NILAI INDIKASI TANAH PADA ZONA NILAI TANAH DI KECAMATAN RUNGKUT

0 0 14

PREDIKSI NILAI TANAH BERDASARKAN NILAI INDIKASI RATA-RATA (NIR) TANAH PADA ZONA NILAI TANAH (ZNT) DENGAN MENGGUNAKAN METODE LINEAR dan NON LINIER PADA KECAMATAN SAMBIKEREP TUGAS AKHIR Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh Gelar sarjana tekn

0 0 14

PREDIKSI SPASIAL BERDASARKAN CLUSTERING NILAI INDIKASI TANAH PADA ZONA NILAI TANAH DI KECAMATAN SAMBIKEREP TUGAS AKHIR - PREDIKSI SPASIAL BERDASARKAN CLUSTERING NILAI INDIKASI TANAH PADA ZONA NILAI TANAH DI KECAMATAN SAMBIKEREP

0 0 19

PREDIKSI NILAI TANAH BERDASARKAN NILAI INDIKASI RATA-RATA ( NIR ) TANAH PADA ZONA NILAI TANAH ( ZNT ) DENGAN MENGGUNAKAN METODE LINIER DAN NON LINIER PADA KECAMATAN RUNGKUT TUGAS AKHIR - PREDIKSI NILAI TANAH BERDASARKAN NILAI INDIKASI RATA-RATA ( NIR ) TA

0 0 10