ANALISIS STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN PHARMACEUTICALS YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA.

ANALISIS STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN
PHARMACEUTICALS YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK
INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan Oleh :
ZAINUL ARIFIN
0912010042 / FE / EM

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2013

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ANALISIS STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN
PHARMACEUTICALS YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK
INDONESIA


SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur
Untuk Menyusun Skripsi S–1 Program Studi Manajemen

Diajukan Oleh :
ZAINUL ARIFIN
0912010042 / FE / EM

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2013

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

USULAN PENELITIAN


ANALISIS STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN
PHARMACEUTICALS YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK
INDONESIA

Yang Diajukan

ZAINUL ARIFIN
NPM. 0912010042/FE/EM

Telah disetujui untuk mengikuti seminar oleh

Pembimbing Utama

Dr. Ali Maskun, MS.
NIP. 195405091983031001

Tanggal ……………………

Mengetahui
Kaprogdi Manajemen


Dr. Muhadjir Anwar, MM.
NIP. 196509071991031001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

USULAN PENELITIAN

ANALISIS STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN
PHARMACEUTICALS YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK
INDONESIA

Yang Diajukan

ZAINUL ARIFIN
NPM. 0912010042/FE/EM

Telah diseminarkan dan disetujui untuk menyusun skripsi oleh


Pembimbing Utama

Dr. Ali Maskun, MS.
NIP. 195405091983031001

Tanggal ……………………

Mengetahui
Kaprogdi Manajemen

Dr. Muhadjir Anwar, MM.
NIP. 196509071991031001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

SKRIPSI

ANALISIS STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN
PHARMACEUTICALS YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK

INDONESIA

Yang Diajukan

ZAINUL ARIFIN
NPM. 0912010042/FE/EM

Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Lisan oleh

Pembimbing Utama

Dr. Ali Maskun, MS.
NIP. 195405091983031001

Tanggal ……………………

Mengetahui
Wakil Dekan I

Dr s. Rahman A. Suwaidi, MM.

NIP. 196003301986031001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

SKRIPSI
ANALISIS STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN PHARMACEUTICALS
YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA
Disusun Oleh:
ZAINUL ARIFIN
0912010042 / FE / EM

Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi
Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur
Pada tanggal : 31 Mei 2013
Pembimbing :
Pembimbing Utama

Tim Penguji :

Ketua

Dr. Ali Maskun, MS

Dr. Ali Maskun, MS
Sekretaris

Dr s. Ec. RA. Suwaidi, MS
Anggota

Dra. Ec. Nuruni Ika KW, MM

Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur

Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM
NIP. 196309241989031001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan keharibaan Tuhan Yang Maha
Esa atas rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini
sesuai dengan tujuan dan waktu yang diharapkan dengan judul “ ANALISIS
STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN PHARMACEUTICALS YANG GO
PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA”.
Skripsi ini diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Progdi Manajemen pada Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa adanya
dukungan dari berbagai pihak,oleh karena itu pada kesempatan ini dengan segala
ketulusan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran”Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Dr. Muhadjir Anwar, MM, selaku Ketua Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa
Timur.

i
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4. Bapak Dr. Ali Maskun, MS, selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah
memberikan

bimbingan

dan

dorongan

kepada

peneliti


dalam

menyelesaikan skripsi ini.
5. Segenap staff

Dosen

Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan

Nasional “Veteran” Jawa Timur yang telah memberikan banyak
pengetahuan selama masa perkuliahan.
6. Kedua Orang Tua yang telah memberikan dukungan, doa dan semangat.
7. Semua pihak yang ikut membantu, yang tidak bisa penulis sebutkan satu
per satu.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi
ini. Oleh sebab itu, penulis menerima kritik dan saran yang membangun guna
kesempurnaan di masa mendatang dan pengembangan ilmu pengetahuan. Besar
harapan penulis ,kiranya skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis lain dan para
pembaca.


Surabaya, Mei 2013
Penulis

ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR…………………………………………………………… i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………… iii
DAFTAR TABEL………………………………………………………………… viii
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………... ix
ABSTRAKSI……………………………………………………………………… x

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang………………………………………………………… 1
1.2. Perumusan Masalah…………………………………………………… 9
1.3. Tujuan Penelitian……………………………………………………… 9
1.4. Manfaat Penelitian…………………………………………………….. 10
BAB II TINJ AUAN PUSTAKA
2.1. Hasil Penelitian Terdahulu……………………………………………. 11
2.2. Landasan Teori………………………………………………………… 13
2.2.1. Pengertian Modal………………………………………………... 13
2.2.2. Sumber-sumber Penawaran Modal…………………………….. 14

iii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.3. Pengertian Struktur Modal……………………………………..

18

2.2.4. Pengukuran Struktur Modal……………………………………. 19
2.2.5. Teori Struktur Modal…………………………………………… 20
2.2.6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal……………. 25
2.2.6.1. Ukuran Perusahaan………………………………………. 27
2.2.6.2. Tingkat Pertumbuhan Aktiva…………………………….. 28
2.2.6.3. Profitabilitas……………………………………………… 29
2.2.6.4. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Modal… 30
2.2.6.5. Pengaruh Tingkat Pertumbuhan Aktiva Terhadap Struktur
Modal……………………………………………………………. 32
2.2.6.6. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Struktur Modal………… 34
2.3. Kerangka Pikir………………………………………………………… 36
2.4. Hipotesis………………………………………………………………. 36
BAB III METODOLODI PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel……………………… 38
3.1.1. Variabel Dependen (variabel terikat)…………………………… 38
3.1.2. Variabel Independen (variabel bebas)………………………...... 39
3.2. Teknik Penentuan Sampel……………………………………………. 41
3.2.1. Populasi………………………………………………………… 41

iv

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3.2.2. Sampel………………………………………………………..... 41
3.3. Teknik Pengumpulan Data………………………………………….

42

3.3.1. Jenis Data……………………………………………………..

42

3.3.2. Sumber Data………………………………………………….

42

3.3.3. Pengumpulan Data……………………………………………

43

3.4. Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis…………………………….

43

3.4.1. Teknik Analisis Data…………………………………………

43

3.4.2. Uji Hipotesis………………………………………………….

44

3.4.2.1. Uji Parsial (Uji t hitung)………………………………..

44

3.4.2.2. Uji Simultan (Uji F hitung)…………………………….

45

3.4.3. Uji Normalitas………………………………………………..

47

3.4.4. Uji Asumsi Klasik……………………………………………

47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian………………………………………….. 52
4.1.1. Sejarah Singkat PT. Bursa Efek Indonesia…………………....

52

4.1.2. Visi dan Misi PT. Bursa Efek Indonesia……………………… 54
4.1.3. Perkembangan Pasar Farmasi Indonesia……………………… 54
4.1.4. Sejarah Perusahaan Obyek Penelitian…………………………. 56
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian……………………………………………. 70

v

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.2.1. Deskripsi Struktur Modal (Y)…………………………………. 71
4.2.2. Deskripsi Ukuran Perusahaan (X1)……………………………. 73
4.2.3. Deskripsi Pertumbuhan Aktiva (X2)…………………………... 75
4.2.4. Deskripsi Profitabilitas (X3)…………………………………...

76

4.3. Teknik Analisis dan Pengujian Hipotesis Data………………………. 78
4.3.1. Analisis Regresi Linier Berganda……………………………... 78
4.3.2. Uji Outlier……………………………………………………… 80
4.3.3. Uji Normalitas………………………………………………….. 82
4.3.4. Uji Asumsi Klasik……………………………………………… 83
4.3.4.1. Uji Multikolinieritas………………………………………. 84
4.3.4.2. Uji Heteroskedastisitas……………………………............ 85
4.3.4.3. Uji Autokorelasi………………………………………….. 86
4.3.5. Koefisien Determinasi………………………………………….. 87
4.3.6. Uji Hipotesis……………………………………………………. 88
4.3.6.1. Uji F………………………………………………………. 88
4.3.6.2. Uji t……………………………………………………….. 89
4.4. Pembahasan Hasil Penelitian…………………………………………. 92
4.4.1. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Modal……… 92
4.4.2. Pengaruh Pertumbuhan Aktiva Terhadap Struktur Modal…….. 93

vi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.4.3. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Struktur Modal……………… 94
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan……………………………………………………………. 96
5.2. Saran…………………………………………………………………... 96
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ANALISIS STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN PHARMACEUTICALS
YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA
Oleh :
ZAINUL ARIFIN

ABSTRAKSI
Keputusan struktur modal secara langsung juga berpengaruh terhadap
besarnya risiko yang ditanggung pemegang saham besarnya tingkat pengembalian
atau tingkat keuntungan yang diharapkan. Keputusan struktur modal yang diambil
oleh manajer tersebut tidak saja berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan, tetapi
juga berpengaruh terhadap resiko keuangan yang dihadapi perusahaan. Struktur
modal adalah pembelanjaan permanen dimana mencerminkan perimbangan antara
utang jangka panjang dengan modal sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Aktiva, dan Profitabilitas
terhadap Struktur Modal perusahaan Pharmaceuticals yang go public di Bursa Efek
Indonesia.
Penelitian dilakukan pada sejumlah 9 Perusahaan Pharmaceuticals yang go
public di Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 2007-2011. Model analisis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Regresi Linier Berganda. Model
analisis ini dipilih karena penelitian ini dirancang untuk meneliti pengaruh Ukuran
Perusahaan, Pertumbuhan Aktiva, dan Profitabilitas terhadap Struktur Modal.
Hasil analisis menunjukkan berdasarkan uji hipotesis di peroleh hasil bahwa
variabel Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Aktiva, dan Profitabilitas secara simultan
mampu meningkatkan Struktur Modal. Secara parsial, Ukuran Perusahaan tidak
mampu meningkatkan Struktur Modal, Pertumbuhan Aktiva tidak mampu
meningkatkan Struktur Modal, Profitabilitas mampu meningkatkan Struktur Modal.

Kata Kunci: Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Aktiva, Profitabilitas, Struktur Modal

x

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang
Persaingan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang semakin keras telah
membuat

suatu

perusahaan

berusaha

meningkatkan

nilai

perusahaan.

Meningkatkan nilai perusahaan salah satunya dapat dilakukan melalui
peningkatan kemakmuran kepemilikan atau para pemegang saham. Keberadaan
para pemegang saham dan peranan manajemen sangatlah penting dalam
menentukan besar keuntungan yang nantinya akan diperoleh. Menghadapi kondisi
demikian, setiap perusahaan dituntut untuk mampu membaca dan melihat situasi
yang terjadi sehingga dapat melakukan pengelolaan fungsi-fungsi manajemen
dengan baik di bidang pemasaran, produksi, sumber daya manusia, dan keuangan
dengan baik agar dapat lebih unggul dalam persaingan. Menurut Riyanto
(2010:17), sebenarnya masalah modal dalam perusahaan merupakan persoalan
yang tak akan berakhir, mengingat bahwa masalah modal itu mengandung begitu
banyak dan berbagai rupa aspek-aspek sehingga dapat kita ketahui bahwa setiap
badan usaha maupun perusahaan perlu memberi perhatian terhadap masalah
modal.
Dalam kegiatan usahanya pemilik perusahaan melimpahkan tanggung
jawab kepada pihak lain yaitu manajer. Salah satu keputusan penting yang
dihadapi oleh manajer (keuangan) dalam kaitannya dengan kelangsungan operasi

1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

perusahaan adalah keputusan pendanaan atau keputusan struktur modal, yaitu
suatu keputusan keuangan yang berkaitan dengan komposisi utang, saham
preferen, dan saham biasa yang harus digunakan oleh perusahaan (Prabansari dan
Kusuma, 2005). Manajer harus mampu menghimpun modal baik yang bersumber
dari dalam perusahaan maupun luar perusahaan secara efisien, dalam arti
keputusan pendanaan tersebut merupakan keputusan pendanaan yang mampu
meminimalkan biaya modal yang harus ditanggung perusahaan (Prabansari dan
Kusuma, 2005).
Biaya modal yang timbul dari keputusan pendanaan tersebut merupakan
konsekuensi yang secara langsung timbul dari keputusan yang dilakukan manajer.
Ketika manajer menggunakan hutang, jelas biaya modal yang timbul sebesar
biaya bunga yang dibebankan oleh kreditur, sedangkan jika manajer
menggunakan dana internal atau dana sendiri akan timbul opportunity cost dari
dana atau modal sendiri yang digunakan. Keputusan pendanaan yang dilakukan
secara tidak cermat akan menimbulkan biaya tetap dalam bentuk biaya modal
yang tinggi, yang selanjutnya dapat berakibat pada rendahnya profitabilitas
perusahaan (Prabansari dan Kusuma, 2005).
Keputusan struktur modal secara langsung juga berpengaruh terhadap
besarnya risiko yang ditanggung pemegang saham besarnya tingkat pengembalian
atau tingkat keuntungan yang diharapkan (Brigham dan Houston, 2001:17).
Keputusan struktur modal yang diambil oleh manajer tersebut tidak saja
berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan, tetapi juga berpengaruh terhadap
resiko keuangan yang dihadapi perusahaan. Resiko keuangan tersebut meliputi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

kemungkinan

ketidakmampuan

perusahaan

uktuk

membayar

kewajiban-

kewajibannya dan kemungkinan tidak tercapainya laba yang ditargetkan
perusahaan. Berdasarkan penjelasan di atas, tampak bahwa keputusan struktur
modal merupakan keputusan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup
perusahaan (Prabansari dan Kusuma, 2005).
Ditinjau dari asalnya menurut Riyanto (2010:209), sumber dana dapat
dibedakan menjadi sumber dana perusahaan intern dan sumber dana ekstern. Dana
intern adalah dana yang dibentuk atau dihasilkan sendiri dalam perusahaan yaitu
laba yang ditahan dan akumulasi depresiasi. Dana ekstern adalah dana dari para
kreditur dan pemilik, peserta atau pengambil bagian dalam perusahaan. Metode
pemenuhan kebutuhan akan dana dengan cara ini disebut metode pembelanjaan
dengan hutang (debt financing). Sedangkan dana dari pemilik, peserta pengambil
bagian dalam perusahaan akan menjadi modal sendiri perusahaan tersebut.
Metode pemenuhan dana dengan cara ini disebut metode pembelanjaan modal
sendiri (equity financing).
Menurut Sartono (2001:225), yang dimaksud dengan struktur modal
merupakan perimbangan jumlah utang jangka pendek yang bersifat permanen,
utang jangka panjang, saham preferen, dan saham biasa. Struktur keuangan adalah
perimbangan antara utang dengan modal sendiri. Dengan kata lain struktur modal
merupakan bagian dari struktur keuangan. Sedangkan pengertian struktur modal
menurut Riyanto (2010:296) adalah perimbangan atau perbandingan antara modal
asing (jangka panjang) dengan modal sendiri.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

Struktur

keuangan

mencerminkan

cara

bagaimana

aktiva-aktiva

perusahaan dibelanjai, dengan demikian struktur keuangan tercermin pada
keseluruhan pasiva dalam neraca. Struktur keuangan mencerminkan pula
perimbangan baik dalam artian absolut maupun relatif antara keseluruhan modal
asing (baik jangka pendek maupun jangka panjang) dengan jumlah modal sendiri
(Riyanto, 2010:22).
Struktur modal adalah pembelanjaan permanen dimana mencerminkan
perimbangan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri. Apabila struktur
keuangan tercermin pada keseluruhan pasiva dalam neraca, maka struktur modal
hanya tercermin pada utang jangka panjang dan unsur-unsur modal sendiri,
dimana kedua golongan tersebut merupakan dana permanen atau dana jangka
panjang. Dengan demikian maka struktur modal hanya merupakan sebagian saja
dari struktur keuangan (Riyanto, 2010:22).
Berikut ini akan disajikan data Struktur Modal perusahaan-perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada sektor
Pharmaceuticals periode tahun 2007-2011.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

Tabel 1.1.
Data Struktur Modal Perusahaan Pharmaceuticals Tahun 2007-2011
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Nama Perusahaan

PT. Darya Varia Laboratoria Tbk
PT. Indofarma Tbk
PT. Kalbe Farma Tbk
PT. Kimia Farma Tbk
PT. Merck Tbk
PT. Pyridam Farma Tbk
PT. Schering Plough Indonesia Tbk
PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk
PT. Tempo Scan Pacific Tbk
Rata-rata per tahun
Sumber: www.idx.co.id (diolah penulis)

Struktur Modal (% )
2007 2008 2009 2010 2011
0.21

0.26

0.41

0.33

0.28

2.46

2.26

1.44

0.36

0.83

0.33

0.38

0.39

0.23

0.27

0.53

0.53

0.57

0.49

0.43

0.18

0.15

0.23

0.20

0.18

0.42

0.42

0.37

0.30

0.43

70.47

22.90

9.49

18.28

13.47

0.43

0.37

0.21

0.19

0.20

0.26

0.29

0.34

0.36

0.40

8.37

3.06

1.49

2.30

1.83

Dari data diatas dapat diketahui permasalahan yang ada berdasarkan ratarata per tahun jumlah struktur modal mengalami fluktuasi setiap tahunnya.
Berdasarkan data diatas, perlu dilihat atau diketahui faktor-faktor yang
mempengaruhi struktur modal, yang akan membantu perusahaan dalam
menentukan struktur modal yang optimal. Struktur modal yang optimal adalah
struktur yang memaksimalkan harga dari saham perusahaan, dan hal ini biasanya
meminta rasio utang yang lebih rendah daripada rasio yang memaksimalkan EPS
(laba per lembar saham/earning per share) yang diharapkan, (Brigham dan
Houston, 2006:24). Sedangkan menurut Horne dan Wachowicz (2007:237)
struktur modal yang optimal adalah struktur modal yang meminimalkan biaya
modal perusahaan dan karenanya memaksimalkan nilai perusahaan. Dengan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

adanya struktur modal yang optimal, maka perusahaan akan mampu untuk
menciptakan perimbangan antara penggunaan hutang dan modal sendiri.
Menurut Brigham dan Houston (2001:39) ada beberapa faktor yang
mempengaruhi keputusan struktur modal perusahaan, antara lain: stabilitas
penjualan, struktur aktiva, leverage operasi, tingkat pertumbuhan, profitabilitas,
pajak, pengendalian, sikap manajemen, sikap pemberi pinjaman, kondisi pasar,
kondisi internal perusahaan dan fleksibilitas keuangan. Dalam penelitian ini tidak
akan dibahas semua faktor yang mempengaruhi keputusan struktur modal
perusahaan, hanya beberapa faktor yang akan dibahas pada penelitian ini yaitu
antara lain: ukuran perusahaan (firm size), pertumbuhan aktiva (growth of asset),
dan kemampulabaan (profitability).
Ukuran perusahaan (firm size) merupakan salah satu faktor yang harus
dipertimbangkan dalam keputusan struktur modal. Perusahaan besar memiliki
kebutuhan dana yang besar untuk membiayai aktivitas perusahaan dan salah satu
alternatif pemenuhan kebutuhan dana tersebut adalah dengan menggunakan
hutang. Dengan kata lain, besar kecilnya ukuran suatu perusahaan secara langsung
berpengaruh terhadap kebijakan struktur modal perusahaan. Dalam penelitian
yang dilakukan oleh Prabansari dan Kusuma (2005), Indrawati dan Suhendro
(2006), Kartini dan Arianto (2008), Kartika (2009), dan Seftianne dan Handayani
(2011) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap
struktur modal. Hasil yang berbeda ditemukan dalam penelitian yang dilakukan
oleh Utami (2009) yang memberikan hasil bahwa ukuran perusahaan berpengaruh
negatif terhadap struktur modal.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

Pertumbuhan asset merupakan variabel yang dipertimbangkan dalam
keputusan hutang. Biasanya biaya emisi saham akan lebih besar dari biaya
penerbitan

surat

hutang.

Dengan

demikian,

perusahaan

yang

tingkat

pertumbuhannya lebih tinggi cenderung lebih banyak menggunakan hutang,
sehingga ada hubungan positif antar pertumbuhan (growth) dengan rasio hutang
(debt ratio). Menurut Weston dan Brigham (1986:475) dalam Prabansari dan
Kusuma (2005), perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang cepat harus lebih
banyak mengandalkan pada modal eksternal. Perusahaan dengan tingkat
pertumbuhan yang tinggi cenderung lebih banyak menggunakan hutang (obligasi)
dibanding perusahaan yang lambat pertumbuhannya. Dalam penelitian yang
dilakukan oleh Prabansari dan Kusuma (2005), dan Kartini dan Arianto (2008),
yang memberikan hasil bahwa pertumbuhan aktiva berpengaruh positif terhadap
struktur modal. Tetapi hasil yang berbeda ditemukan dalam penelitian yang
dilakukan oleh Indrawati dan Suhendro (2006), Kesuma (2009), dan Utami (2009)
yang memberikan hasil bahwa tingkat pertumbuhan berpengaruh negatif terhadap
struktur modal.
Tingkat profitabilitas suatu perusahaan menjadi salah satu faktor yang
dipertimbangkan dalam kebijakan struktur modal. Brigham dan Gapenski (dikutip
oleh Sartono, 2001) mengatakan seringkali perusahaan dengan tingkat
pengembalian yang tinggi cenderung menggunakan hutang. Tetapi perusahaan
dengan tingkat pengembalian yang rendah cenderung menggunakan hutang yang
besar untuk membiayai aktivitas perusahaan. Dalam penelitian yang dilakukan
oleh Indrawati dan Suhendro (2006), dan Kartini dan Arianto (2008), Kesuma

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

(2009), Kartika (2009), yang memberikan hasil bahwa profitabilitas berpengaruh
negatif terhadap struktur modal. Sedangkan hasil yang berbeda ditemukan dalam
penelitian yang dilakukan oleh Prabansari dan Kusuma (2005), Utami (2009),
Seftianne dan Handayani (2011), yang memberikan hasil bahwa profitabilitas
berpengaruh positif terhadap struktur modal.
Dari beberapa penelitian terdahulu masih terjadi perbedaan hasil penelitian
(research gap) mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap struktur modal.
Penelitian ini mencoba untuk mengetahui faktor-faktor apakah yang berpengaruh
terhadap struktur modal perusahaan manufaktur sektor pharmaceuticals yang
terdaftar di BEI periode 2007-2011. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah ukuran perusahaan, pertumbuhan aktiva, dan profitabilitas

yang diuji

pengaruhnya terhadap struktur modal.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti memilih penelitian ini dengan
judul: ”ANALISIS STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN PHARMACEUTICALS
YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA”

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

1.2 Perumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap struktur modal pada
perusahaan pharmaceuticals yang go public di Bursa Efek Indonesia?
2. Apakah tingkat pertumbuhan aktiva berpengaruh terhadap struktur modal
pada perusahaan pharmaceuticals yang go public di Bursa Efek Indonesia?
3. Apakah profitabilitas

berpengaruh terhadap struktur modal pada

perusahaan pharmaceuticals yang go public di Bursa Efek Indonesia?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk menganalisis pengaruh ukuran perusahaan terhadap struktur modal
pada perusahaan pharmaceuticals yang go public di Bursa Efek Indonesia.
2. Untuk menganalisis pengaruh tingkat pertumbuhan aktiva terhadap struktur
modal pada perusahaan pharmaceuticals yang go public di Bursa Efek
Indonesia.
3. Untuk menganalisis pengaruh profitabilitas terhadap struktur modal pada
perusahaan pharmaceuticals yang go public di Bursa Efek Indonesia.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi Investor
Dapat membantu untuk memberikan informasi tentang struktur modal
sehingga sebelum menanamkan modal dapat mempertimbangkan analisa dalam
penelitian ini dengan harapan dapat memberikan pilihan terbaik jenis investasi
yang akan dipilih.
2. Bagi Pengembang Ilmu
Dapat berguna untuk memperdalam pengetahuan tentang struktur modal,
serta dapat berguna sebagai bahan acuan dalam melakukan penelitian yang sama
ataupun untuk penelitian lebih lanjut.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA

2.1. Hasil Penelitian Terdahulu
Yuke Prabansari dan Hadri Kusuma (2005), yang meneliti “Faktor-faktor
yang mempengaruhi struktur modal perusahaan manufaktur go public di Bursa
Efek Jakarta”. Dimana metode penggunaan anggota sampel dalam penelitian ini
dilakukan dengan metode random sampling. Metode analisis data yang digunakan
adalah analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
ukuran perusahaan, pertumbuhan aktiva, profitabilitas, dan struktur kepemilikan
berpengaruh positif dan signifikan, sementara resiko bisnis berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap struktur modal.
Titik Indrawati dan Suhendro (2006) dengan judul “Determinasi Capital
Structure pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta Periode 2000-2004”.
Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Hasil
penelitian tersebut memungkinkan bahwa secara simultan faktor-faktor struktur
modal

yang

terdiri dari ukuran

perusahaan,

pertumbuhan

perusahaan,

profitabilitas dan struktur kepemilikan secara bersama-sama berpengaruh terhadap
struktur modal. Secara parsial variabel ukuran perusahaan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap struktur modal perusahaan. Secara parsial variabel
pertumbuhan penjualan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur
modal perusahaan. Secara parsial variabel profitabilitas berpengaruh negatif dan
11
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

signifikan terhadap struktur modal perusahaan. Secara parsial variabel struktur
kepemilikan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal
perusahaan.
Kartini dan Tulus Arianto (2008) dengan judul “Struktur Kepemilikan,
Profitabilitas, Pertumbuhan Aktiva dan Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur
Modal pada Perusahaan Manufaktur”. Metode analisis data yang digunakan
adalah regresi linier berganda. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa
struktur kepemilikan, ukuran perusahaan, dan pertumbuhan aktiva berpengaruh
positif dan signifikan terhadap struktur modal, sementara

profitabilitas

berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap struktur modal.
Andi Kartika (2009) dengan judul “Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Struktur Modal Perusahaan Manufaktur Yang Go Public di BEI”. Alat analisis
yang digunakan adalah regresi linier berganda. Hasil penelitian tersebut
menunjukkan bahwa resiko bisnis berpengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap struktur modal, struktur aktiva berpengaruh positif dan signifikan
terhadap struktur modal, profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
struktur modal, dan ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap struktur modal.
Perbedaan dengan penelitian ini bahwa variabel bebas yang digunakan
adalah ukuran perusahaan, tingkat pertumbuhan aktiva, dan profitabilitas. Dan
berbeda dengan perusahaan yang digunakan, dimana dalam penelitian ini studi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

perusahaan yang digunakan adalah perusahaan pharmaceuticals yang go public di
Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2007-2011.

2.2. Landasan Teori
2.2.1. Pengertian Modal
Setiap perusahaan dalam menjalankan kegiatan opersional atau usahanya
tentu memerlukan modal. Tersedianya modal yang memadai bagi perusahaan
akan mendorong kelancaran usahanya. Hal ini berarti bahwa kebutuhan modal
bagi setiap perusahaan adalah sangatlah penting, karena modal merupakan salah
satu faktor produksi. Dan apabila suatu perusahaan tidak didukung oleh
tersedianya faktor produksi modal tersebut, maka perusahaan tidak dapat berjalan
dengan lancar dalam menjalankan kegiatan usahanya.
Modal menurut Munawir (2007:19) adalah hak atau bagian yang dimiliki
oleh pemilik perusahaan yang ditunjukkan dalam pos modal (modal saham),
surplus dan laba yang ditahan atau kelebihan aktiva yang dimiliki oleh perusahaan
terhadap seluruh hutang-hutangnya. Sumber dari modal adalah apa yang dapat
dilihat berupa hutang lancar, hutang jangka panjang, dan modal sendiri. Modal
menggambarkan hak pemilik atas perusahaan, yang timbul sebagai akibat
penanaman (investasi) yang dilakukan oleh pemilik atau para pemilik. Modal
menurut Lukas (2003:115) adalah dana yang digunakan untuk membiayai
pengadaaan aktiva dan operasi perusahaan. Modal terdiri dari dua item yang ada

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

di sisi kanan dalam suatu neraca yaitu hutang, saham biasa, saham preferen, dan
laba ditahan.
Sedangkan menurut Riyanto (2010:17) mengemukakan bahwa pengertian
modal menurut pandangan klasik diartikan secara fisik, yaitu hasil produksi yang
digunakan untuk memproduksi lebih lanjut. Dalam perkembangan selanjutnya
ternyata pengertian modal mulai bersifat non fisik, di mana antara lain pengertian
modal ditekankan pada nilai, daya beli, atau kekuasaan memakai atau
menggunakan yang terkandung dalam barang-barang modal.
Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa modal
adalah suatu kekayaan yang ditekankan pada nilai, daya beli, atau kekuasaan
memakai atau menggunakan, berada di neraca sebelah kredit dan diinvestasikan
dalam barang-barang modal yang berada di neraca sebelah debet serta digunakan
untuk menghasilkan kekayaan selanjutnya.
2.2.2. Sumber-sumber Penawaran Modal
Menurut beberapa ahli, sumber-sumber penawaran modal dapat ditinjau
dari berbagai segi, yaitu sebagai berikut:
Menurut Riyanto (2010:209) berdasarkan asalnya, sumber penawaran modal dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Sumber intern (internal sources)
Modal yang berasal dari sumber intern adalah modal atau dana
yang dibentuk atau dihasilkan sendiri dalam perusahaan. Sumber intern

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

atau sumber dana yang dibentuk dalam perusahaan adalah keuntungan
yang ditahan (retained net profit) dan penyusutan (depreciations).
2. Sumber eksternal (external sources)
Modal yang berasal dari sumber eksternal adalah modal atau dana
yang berasal dari luar perusahaan. Dana yang berasal dari sumber
eksternal adalah dana yang berasal dari para kreditur dan pemilik, peserta
atau pengambil bagian di dalam perusahaan.
Ditinjau dari cara terjadinya, sumber penawaran modal dapat dibagi
menjadi tiga, yaitu:
1. Tabungan dari subyek-subyek ekonomi.
2. Penciptaan atau kreasi uang atau kredit dari bank-bank.
3. Intensifikasi penggunaan uang (Riyanto, 2010:222).
Jika di tinjau dari jenisnya, maka sumber penawaran modal perusahaan dapat
dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Modal Asing
Modal asing adalah modal yang berasal dari luar perusahaan yang sifatnya
sementara bekerja di dalam perusahaan, dan bagi perusahaan yang
bersangkutan modal tersebut merupakan hutang, yang pada saat jatuh tempo
harus dibayar kembali. Modal asing atau hutang dapat digolongkan menjadi
tiga, yaitu:
A. Modal asing atau hutang jangka pendek (short-term debt) adalah
hutang yang jangka waktunya pendek, yaitu kurang dari satu tahun.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

Adapun jenis-jenis daripada modal asing (hutang atau kredit) jangka
pendek yang terutama adalah kredit rekening koran, kredit dari
penjual, kredit dari pembeli, dan kredit wesel.
B. Modal asing atau hutang jangka menengah (intermediate-term debt)
adalah hutang jangka yang jangka waktunya antara satu tahun sampai
sepuluh tahun. Bentuk-bentuk utama dari kredit jangka menengah
yaitu term loan dan leasing.
C. Modal asing atau hutang jangka panjang (long-term debt) adalah
hutang yang jangka waktunya panjang, umurnya lebih dari sepuluh
tahun. Adapun jenis atau bentuk-bentuk utama dari hutang jangka
panjang adalah pinjaman obligasi (bond payables) dan pinjaman
hipotik (mortgage), (Riyanto, 2010: 227-239).
2. Modal Sendiri
Modal sendiri pada dasarnya adalah modal yang berasal dari pemilik
perusahaan dan tertanam di dalam perusahaan untuk jangka waktu yang tidak
tentu lamanya. Oleh karena itu, modal sendiri ditinjau dari sudut likuiditas
merupakan dana jangka panjang yang tidak tentu waktunya. Modal sendiri
selain berasal dari luar perusahaan dapat juga berasal dari dalam perusahaan
sendiri, yaitu modal yang dihasilkan atau dibentuk sendiri dalam perusahaan.
Modal sendiri di dalam perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT)
terdiri atas:
a. Modal Saham

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

Saham adalah tanda bukti pengambilan bagian atau peserta dalam
suatu PT. Adapun jenis-jenis saham adalah saham biasa, saham
preferen, dan saham kumulatif preferen.
b. Cadangan
Cadangan yang dimaksud adalah sebagai cadangan yang dibentuk dari
keuntungan yang diperoleh perusahaan selama beberapa kurun waktu
yang lampau dari tahun yang berjalan (reserve that are surplus).
Cadangan yang

termasuk dalam modal sendiri adalah cadangan

ekspansi, cadangan modal kerja, cadangan selisih kurs, dan cadangan
untuk menampung hal-hal yang tidak terduga sebelumnya (cadangan
umum).
c. Laba ditahan
Keuntungan yang diperoleh suatu perusahaan dapat sebagian
dibayarkan sebagai deviden dan sabagian ditahan oleh perusahaan.
Perusahaan yang belum mempunyai tujuan tertentu mengenai
penggunaan

keuntungan

tersebut,

maka

keuntungan

tersebut

merupakan keuntungan yang ditahan (retained earning), Riyanto (2010
:240-243).
Jika dilihat dari posisi pemilik modal dalam perusahaan, maka sumber
penawaran modal dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Sumber modal pemilik

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

Sumber modal pemilik adalah sumber modal yang penyerahannya
dimaksudkan untuk tidak ditarik kembali. Oleh karena itu,
investasinya dinamakan investasi permanen.
2. Sumber modal kreditur
Sumber modal kreditur adalah sumber modal yang penyerahannya
untuk jangka waktu tertentu, jangka waktu yang terbatas dan untuk
periode tertentu saja. Penanamannya dinamakan penanaman
sementara, dikatakan sementara karena kreditur akan menarik
kembali investasinya bila jangka waktunya sudah tiba.

2.2.3. Pengertian Struktur Modal
Dalam pembahasan mengenai struktur modal maka yang menjadi
perhatian utama adalah penggunaan modal berdasarkan jenisnya, karena
persoalan struktur modal adalah persoalan penentuan komposisi antara
modal asing yang berupa hutang jangka panjang dan modal sendiri. Akan
tetapi struktur modal mempunyai hubungan dengan struktur financial. Hal
ini disebabkan struktur modal merupakan bagian dari struktur keuangan.
Menurut Horne dan Wachowicz (2007:232), struktur modal
adalah bauran (atau proporsi) pendanaan permanen jangka panjang
perusahaan yang diwakili oleh utang, saham preferen ,dan ekuitas saham
biasa. Menurut Astuti (2004:138), struktur modal adalah bauran atau
perpaduan dari hutang jangka panjang, saham preferen dan saham biasa.
Menurut Sawir (2005:10), struktur modal adalah pendanaan permanen

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

yang terdiri dari utang jangka panjang, saham preferen, dan modal
pemegang saham.
Menurut Riyanto (2010:22), berpendapat bahwa struktur modal
adalah pembelajaan permanen di mana mencerminkan perimbangan antara
utang jangka panjang dengan modal sendiri. Apabila struktur financial
tercermin pada keseluruhan pasiva dalam rencana, maka struktur modal
hanya tercermin pada utang jangka panjang dan unsur-unsur modal
sendiri, di mana kedua golongan tersebut merupakan dana permanen atau
dana jangka panjang.
Menurut Sartono (2001:225), struktur modal adalah merupakan
perimbangan jumlah utang jangka pendek yang bersifat permanen, utang
jangka panjang, saham preferen dan saham biasa. Sementara itu struktur
keuangan adalah perimbangan antara total utang dengan modal sendiri.
Dengan kata lain struktur modal merupakan bagian dari struktur keuangan.
Dengan demikian dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa yang
dimaksud dengan struktur modal adalah bagian dari struktur keuangan
dimana mencerminkan perbandingan antara total hutang dengan modal
sendiri.
2.2.4. Pengukuran Struktur Modal
Struktur modal dapat diukur berdasarkan pada pengertian yang
ditemukan oleh beberapa ahli. Menurut Horne dan Wachowicz
(2007:232), struktur modal adalah bauran (proporsi) pendanaan permanen
jangka panjang perusahaan yang diwakili oleh utang, saham preferen dan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

ekuitas saham biasa. Dan menurut Sawir (2005:10), struktur modal adalah
pendanaan permanen yang terdiri dari utang jangka panjang, saham
preferen dan modal pemegang saham.
Sesuai dengan definisi yang diuraikan di atas, maka pengukuran
struktur modal pada penelitian ini dapat dihitung dengan menggunakan
rasio antara total hutang dengan modal sendiri.

2.2.5. Teori Struktur Modal
a.) Agency Theory
Teori ini dikemukakan oleh Michael C. Jensen dan William H.
Meckling pada tahun 1976. Menurut Horne dan Wachowicz
(2007:243), pihak manajemen dapat dianggap sebagai agen dari para
pemilik perusahaan yaitu para pemegang saham. Para pemegang
saham ini, dengan harapan bahwa agen akan bertindak demi
kepentingan para pemegang saham, akan mendelegasikan otoritas
pengambilan keputusan ke pihak manajemen. Agar pihak manajemen
dapat membantu keputusan yang optimal atas nama para pemegang
saham, merupakan hal yang penting agar pihak manajemen tidak
hanya mendapat insentif yang tepat (gaji, bonus, opsi saham dan
kompensasi), tetapi mereka akan diawasi juga. Pengawasan dapat
dilakukan melalui berbagai metode seperti pengikatan agen, audit
laporan keuangan dan secara eksplisit membatasi keputusan pihak
manajemen. Para kreditur mengawasi perilaku pihak manajemen dan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

pemegang saham dengan membebankan perjanjian jaminan dalam
kesepakatan pinjaman antara pihak peminjam dan pemberi pinjaman.
Aktivitas pengawasan yang dimaksudkan tentunya melibatkan biaya.
Biaya agensi menurut Horne dan Wachowics (2007:243) adalah biaya
yang berhubungan dengan manajemen pengawasan untuk memastikan
bahwa pihak manajemen berperilaku dalam cara yang konsisten
dengan kesepakatan kontraktual perusahaan dengan para kreditur serta
pemegang saham.
Menurut Horne dan Wachowics (2007:244), salah satu pendapat
dalam teori agensi adalah siapapun yang mengeluarkan biaya
pengawasan, biaya tersebut pada akhirnya ditanggung oleh para
pemegang

saham.

Contohnya,

para

pemilik

utang,

karena

mengantisipasi biaya pengawasan, akan membebankan bunga yang
lebih tinggi. Semakin besar kemungkinan biaya pengawasan, semakin
tinggi biaya bunga dan semakin rendah nilai perusahaan bagi para
pemegang sahamnya. Keberadaan biaya pengawasan akan berlaku
sebagai disinsentif atas penerbitan utang, terutama dalam jumlah yang
besar. Jumlah pengawasan yang disyaratkan oleh pemilik utang akan
naik sejalan dengan jumlah utang yang belum dilunasi.
b.) Signaling Theory
Isyarat atau signal menurut Brigham dan Houston (2006:40) adalah
suatu tindakan yang diambil oleh manajemen perusahaan yang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

memberikan petunjuk kepada para investor mengenai bagaimana cara
pandang manajemen terhadap prospek perusahaan. Dalam Brigham dan
Houston

(2006:39),

perusahaan

dengan

prospek

yang

sangat

menguntungkan akan mencoba untuk menghindari penjualan saham dan
lebih memilih mendapatkan modal baru dengan cara-cara yang lain,
termasuk menggunakan utang di luar sasaran struktur modal yang
normal. Perusahaan dengan prospek yang tidak menguntungkan akan
ingin menjual saham, yang artinya menarik investor-investor baru untuk
berbagi kerugian yang mereka dialaminya. Pengumuman penawaran
saham biasanya akan dianggap sebagai suatu sinyal bahwa prospek
perusahaan seperti yang dilihat oleh manajemen tidak telalu cerah.
Ketika sebuah mengumumkan penawaran saham baru, biasanya harga
sahamnya akan menurun, karena menerbitkan saham baru berarti
memberikan sinyal yang negatif dan akibatnya cenderung menekan
harga saham, bahkan jika prospek perusahaan sebetulnya cerah.

c.) Asymmetric Information Theory
Awal dekade 1960-an, Gordon Donalson dari Harvard University
mengajukan teori tentang informasi yang tidak simetris (Lukas,
2003:261) . Asymmetric information adalah kondisi dimana suatu pihak
memiliki informasi yang lebih banyak dari pihak lain. Karena
asymmetric information, manajemen perusahaan tahu lebih banyak
tentang perusahaan dibanding investor di pasar modal. Jika manajemen

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

perusahaan ingin memaksimumkan nilai untuk memegang saham saat
ini (current stockholder), bukan pemegang saham baru, maka ada
kecenderungan bahwa:
a. Jika perusahaan memiliki prospek yang cerah, manajemen tidak akan
menerbitkan saham baru tapi menggunakan laba ditahan saja (supaya
prospek cerah tersebut dapat dinikmati current stockholder)
b. Jika prospek kurang baik, manajemen menerbitkan saham baru untuk
memperoleh dana. Ini akan menguntungkan current stockholder karena
tanggung jawab mereka berkurang. Masalahnya adalah para investor
tahu kecenderungan ini sehingga mereka melihat penawaran saham
baru sebagai sinyal berita buruk sehingga harga saham perusahaan
cenderung turun jika saham baru diterbitkan. Ini menyebabkan biaya
modal sendiri (costs of equity) menjadi tinggi, rata-rata tertimbang
biaya modal (WACC) semakin tinggi dan nilai perusahaan cenderung
turun. Hal ini mendorong perusahaan untuk menerbitkan obligasi atau
berhutang daripada menerbitkan saham baru.
Karena adanya asymmetric information, Gordon Donaldson
menyimpulkan bahwa perusahaan lebih senang menggunakan dana
dengan urutan:
a. Laba ditahan dan dana dari depresiasi
b. Hutang
c. Penjualan saham baru
d.) Pecking Order Theory

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

Myers and Majluf (1984) dan Myers (1984) merumuskan teori
struktur modal yang disebut pecking order theory. Disebut sebagai
pecking order theory karena teori ini menjelaskan mengapa perusahaan
akan menentukan hirarki sumber dana yang paling disukai (Husnan,
2004:275). Secara singkat teori ini menyatakan bahwa:
a.

Perusahaan menyukai pendanaan internal (pendanaan dari hasil

operasi perusahaan berwujud laba ditahan).
b.

Apabila pendanaan dari luar (external financing) diperlukan, maka

perusahaan akan menerbitkan sekuritas yang paling aman terlebih dulu,
yaitu dimulai dengan penerbitan obligasi, kemudian obligasi yang dapat
dikonversikan menjadi modal sendiri, akhirnya menerbitkan saham
baru.
Sesuai dengan teori ini, tidak ada suatu target rasio hutang, karena
ada dua jenis modal sendiri yang preferensinya berbeda. Yaitu laba
ditahan (dipilih lebih dulu) dan penerbitan saham baru (dipilih paling
akhir). Rasio hutang setiap perusahaan akan dipengaruhi oleh
kebutuhan dana untuk investasi.
Menurut Myers (1996) dalam Prabansari dan Kusuma (2005),
perusahaan lebih menyukai penggunaan pendanaan dari modal internal,
yakni dana yang berasal dari aliran kas, laba ditahan dan depresiasi.
Urutan penggunaan sumber pendanaan dengan pengacu pada pecking
order theory adalah: internal fund (dana internal), debt (hutang), dan
equity (modal sendiri).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

25

Menurut Husnan (2004:278), dana internal lebih disukai daripada
dana eksternal karena penggunaan dana internal tidak mengharuskan
perusahaan mengungkapkan informasi baru kepada pemodal sehingga
dapat menurunkan harga saham. Kalau perusahaan akan menggunakan
dana eksternal, perusahaan akan memilih menggunakan hutang terlebih
dulu. Ekuitas akan jatuh sebagai alternatif paling akhir.

2.2.6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal
Masalah struktur modal merupakan masalah yang penting bagi
setiap perusahaan, karena baik buruknya struktur modal akan mempunyai
efek yang langsung terhadap posisi keuangan perusahaan. Agar dapat
menentukan komposisi struktur modal yang optimal maka manajemen
keuangan perlu mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi
struktur modal sebelum menentukan kebijakan-kebijakan yang berhubungan
dengan struktur modal.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi struktur modal
perusahaan secara umum dimana penulis memberikan pendapat yang
berbeda. Menurut Brigham dan Houston (2006:42), menyatakan bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal adalah stabilitas penjualan,
struktur aktiva, leverage operasi, tingkat pertumbuhan, profitabilitas, pajak,
pengendalian, sikap manajemen, sikap pemberi pinjaman dan agen pemberi
peringkat, kondisi pasar, kondisi internal perusahaan dan fleksibilitas
keuangan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

26

Sedangkan men