PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT.

(1)

Emeh Nurhamah, 2014

PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU

PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada Program Studi

Pendidikan Kebutuhan Khusus

Oleh :

EMEH NURHAMAH

NIM 1204704

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEBUTUHAN KHUSUS

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG


(2)

Emeh Nurhamah, 2014

PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2014

LEMBAR PENGESAHAN

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing

Dr. Djadja Rahardja, M.Ed. NIP 195904141985031005

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Kebutuhan Khusus Sekolah Pasca Sarjana

Dr. Djadja Rahardja, M.Ed. NIP 195904141985031005


(3)

Emeh Nurhamah, 2014

PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul “Program Kewirausahaan Batik Jumputan Untuk Anak Tunagrahita Ringan Tingkat SMPLB di SLBN Dompu Propinsi Nusa Tenggara Barat “ beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Februari 2014 Yang membuat pernyataan,


(4)

Emeh Nurhamah, 2014

PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU

PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT

EMEH NURHAMAH NIM: 1204704

Penelitian ini bertujuan membuat program kewirausahaan batik jumputan untuk anak tunagrahita ringan tingkat SMPLB, sebagai upaya untuk meminimalisir kesulitan yang dialami anak tunagrahita ringan dalam memperoleh pekerjaan ketika mereka lulus dari sekolah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan studi dokumentasi.. Temuan dari penelitian ini adalah bahwa anak tunagrahita ringan tingkat SMPLB di sekolah yang menjadi lokasi penelitian mampu membuat batik jumputan tapi belum memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam mengembangkan keterampilan yang dimilikinya untuk menjadi lahan usaha. Pembuatan program kewirausahaan disusun atas tiga bab. Bab satu pendahuluan, meliputi: dasar pemikiran, tujuan penyusunan program, dampak, sasaran program, petunjuk penggunaan, dan rambu-rambu. Bab dua isi program, meliputi: pengertian, ruang lingkup, prosedur pelaksanaan, alat dan media, dan asesmen peserta didik. Bab tiga evaluasi program. Kesimpulan dari penelitian ini adalah anak tunagrahita ringan tingkat SMPLB di sekolah yang menjadi lokasi penelitian mampu membuat batik jumputan tapi belum memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam mengembangkan keterampilan yang dimilikinya untuk menjadi lahan usaha. Batik jumputan memiliki peluang yang potensial untuk dijadikan lahan usaha bagi anak-anak tunagrahita ringan di SLBN Dompu. Direkomendasikan agar program yang telah disusun dapat dijadikan acuan dalam pelaksanaan program pembelajaran kewirausahaan pada jenis keterampilan lain yang sesuai dengan kebutuhan anak tunagrahita ringan tingkat SMPLB.


(5)

Emeh Nurhamah, 2014

PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

*BATIK JUMPUTAN ENTREPRENEURSHIP PROGRAM FOR

CHILDREN WITH MODERATE INTELLECTUAL DISABILITY IN THE LEVEL OF JUNIOR HIGH SCHOOL IN DOMPU STATE SPECIAL

SCHOOL, NUSA TENGGARA BARAT PROVINCE

EMEH NURHAMAH Student’s Number: 1204704

This research aims to design a batik Jumputan entrepreneurship program for children with moderate intellectual disability in the level of junior high school in one state special school in Nusa Tenggara Barat Province. It is conducted as an effort to anticipate job search-related problem faced by these children after graduating from the school. This qualitative research uses descriptive method Observation, interview and documentary studies are used as data collection technique. The result shows that children with moderate intellectual disability in the research site have not yet gained any experience to develop their skills into a business opportunity. Entrepreneurship program in the research site is developed into three chapters. The first chapter covers program background, aims, effects, target, directions and guidelines. The second chapter includes program content including definition, scope, implementation’s procedures, instruments and media and children assessment. The third chapter defines program evaluation. The research concludes that after the program is developed, children moderate intellectual disability students in the research site are able to develop their skills into a business opportunity. developed into an entrepreneurship program. Batik Jumputan has an open business opportunity for children with moderate intellectual disability in Dompu state special school. The research recommends that the program developed can be used as a reference in the implementation of entrepreneurship learning program towards other kind of creative skill which is suitable to fulfill needs for children with moderate intellectual disability in the level junior high school in special school.

Key Words: Entrepreneurship program, batik Jumputan, children with moderate Intellectual Disability


(6)

Emeh Nurhamah, 2014

PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR BAGAN ... xii BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ... B. Fokus dan Pertanyaan Penelitian ... C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ...

1 5 5 BAB II PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK

ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB.

A. Anak Tunagrahita Ringan ... B. Program Kewirausahaan Batik Jumputan

1. Pengertian Program ... 2. Komponen-komponen program pembelajaran ... 3. Program Pembelajaran Individual (PPI) ... C. Kewirausahaan

1. Pengertian ... 2. Kurikulum Pendidikan Kewirausahaan ... 3. Langkah-langkah memulai usaha ... 4. Peluang usaha ... 5. Pentingnya program kewirausahaan ... D. Batik Jumputan ...

7 11 12 13 15 18 20 26 28 31 BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian ... B. Subjek dan Lokasi Penelitian ... C. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ... D. Teknik Analisis Data ... E. Tahapan Pelaksanaan Penelitian ... F. Desain Prosedur Penelitian ...

37 38 39 42 44 47


(7)

Emeh Nurhamah, 2014

PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ... B. Pembahasan ...

48 107 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan ... B. Rekomendasi ...

117 119 DAFTAR PUSTAKA ... 121 LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 124


(8)

Emeh Nurhamah, 2014

PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

2.1 Klasifikasi Tunagrahita ... 8 2.2 Nilai-nilai dan Deskripsi Nilai Pendidikan Kewirausahaan ... 17 2.3 Indikator Ketercapaian Nilai-nilai Kewirausahaan Jenjang

SMP/MTs/SMPLB/Paket B ... 20 3.1 Gambaran Subjek Penelitian ... 39 4.1 Hasil Observasi Kondisi Objektif Anak Tunagrahita Ringan Tingkat

SMPLB dalam Membuat Batik Jumputan... 50 4.2 Hasil Wawancara Kondisi Objektif Anak Tunagrahita Ringan Tingkat

SMPLB dalam Membuat Batik Jumputan (NH)... 52 4.3 Hasil Wawancara Kondisi Objektif Anak Tunagrahita Ringan Tingkat

SMPLB dalam Membuat Batik Jumputan (TW) ... 53 4.4 Hasil Observasi Kebutuhan Anak Tunagrahita Ringan Terhadap

Program Kewirausahaan Batik Jumputan... 55 4.5 Hasil Wawancara Kebutuhan Anak Tunagrahita Ringan Terhadap

Program Kewirausahaan Batik Jumputan (NH) ... 56 4.6 Hasil Wawancara Kebutuhan Anak Tunagrahita Ringan Terhadap

Program Kewirausahaan Batik Jumputan (TW) ... 58 4.7 Hasil Observasi Tingkat Kesulitan Penyediaan Alat dan Bahan Batik

Jumputan ... 59 4.8 Hasil Wawancara Tingkat Kesulitan Penyediaan Alat dan Bahan

Batik Jumputan (NH) ... 60 4.9 Hasil Wawancara Tingkat Kesulitan Penyediaan Alat dan Bahan

Batik Jumputan (TW)... 62 4.10 Hasil Observasi Tingkat Kesulitan Produksi Batik Jumputan ... 63 4.11 Hasil Wawancara Tingkat Kesulitan Produksi Batik Jumputan (NH) 65 4.12 Hasil Wawancara Tingkat Kesulitan Produksi Batik Jumputan (TW) 66


(9)

Emeh Nurhamah, 2014

PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4.13 4.14 4.15 4.16 4.17 4.18

Hasil Observasi Kualitas Produksi... Hasil Wawancara Kualitas Produksi (NH) ... ... Hasil Wawancara Kualitas Produksi (TW) ... ... Hasil Observasi Inovasi Produk ... Hasil Wawancara Inovasi Produk (NH) ... Hasil Wawancara Inovasi Produk (TW) ...

67 68 69 70 71 72 4.19 4.20 4.21 4.22 4.23 4.24 4.25 4.26 4.27 4.28 4.29 4.30 4.31 4.32 4.33 4.34 4.35 4.36 4.37 4.38 4.39 4.40 4.41

Hasil Observasi Tingkat Kesulitan Pemasaran ... Hasil Wawancara Tingkat Kesulitan Pemasaran (NH) ... Hasil Wawancara Tingkat Kesulitan Pemasaran (TW) ... Hasil Observasi Keterampilan yang Dimiliki Siswa ... Hasil Wawancara Keterampilan yang Dimiliki Siswa (NH) ... Hasil Wawancara Keterampilan yang Dimiliki Siswa (TW) ... Hasil Observasi Dukungan Lingkungan ... Hasil Wawancara Dukungan Lingkungan (NH) ... Hasil Wawancara Dukungan Lingkungan (TW) ... Hasil Observasi Modal ... Hasil Wawancara Modal (NH) ... Hasil Wawancara Modal (TW) ... Hasil Observasi Kemampuan Bertahan Lama ... Hasil Wawancara Kemampuan Bertahan Lama (NH)... Hasil Wawancara Kemampuan Bertahan Lama (TW)... Hasil Observasi Nilai Jual ... Hasil Wawancara Nilai Jual (NH)... Hasil Wawancara Nilai Jual (TW) ... Hasil Observasi Peningkatan Skala ... Hasil Wawancara Peningkatan Skala (NH)... Hasil Wawancara Peningkatan Skala (TW)... Rangkuman Data Hasil Penelitian Pertimbangan-pertimbangan Dasar Program Kewirausahaan Batik Jumputan... Rangkuman Data Hasil Penelitian Peluang Usaha Batik Jumputan

74 75 76 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 91 92 93 94 96 97 98 101


(10)

Emeh Nurhamah, 2014

PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR BAGAN

2.1 Perubahan Orientasi Dalam Melihat Masalah ABK ... 9 2.2

2.3 2.4 3.1 4.1 4.2

Framework Pengintegrasian Pendidikan Kewirausahaan Pada Setiap Satuan Pendidikan... Tahapan Pertama Memulai Berwirausaha ... Proses Kewirausahaan (Timmon’s Model) ... Alur Penelitian ... Program Kewirausahaan Sebelum Divalidasi ... Program Kewirausahaan Setelah Divalidasi ...

19 22 24 47 105 106


(11)

Emeh Nurhamah, 2014

PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sekolah Luar Biasa (SLB) merupakan suatu lembaga penyelenggara pendidikan bagi anak-anak berkebutuhan khusus termasuk di dalamnya anak tunagrahita ringan. Sebagai suatu lembaga penyelenggara pendidikan, SLB mempunyai peranan yang sangat penting dalam mempersiapkan para lulusannya untuk mampu hidup secara mandiri di tengah-tengah masyarakat sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Baik itu kemandirian secara personal, ekonomi maupun sosial.

Indikator yang sering digunakan oleh masyarakat dalam menilai apakah seseorang sudah mandiri secara personal, ekonomi, maupun sosial salah satunya dengan melihat kemampuan seseorang dalam bekerja dan memeperoleh penghasilan. Semakin dewasa seseorang, akan semakin merasakan pentingnya bekerja dan mendapatkan penghasilan. Tuntutan seperti ini tidak hanya terjadi pada anak-anak pada umumnya, tapi terjadi juga pada anak tunagrahita ringan. Mereka akan merasakan tuntutan untuk menunjukkan tanggung jawab sosial mereka dan bekerja.

Kemampuan tunagrahita ringan untuk bekerja dan mendapatkan penghasilan akan menjadikan mereka mandiri secara ekonomi dan menumbuhkan rasa percaya diri. Mereka akan bangga dengan hasil jerih payahnya. Kebanggaan seperti ini tidak hanya dirasakan oleh dirinya sendiri tapi oleh orang-orang yang ada di sekelilingnya terutama orang tua dan keluarga.

Program vokasional dan bimbingan karir merupakan suatu program yang banyak dilaksanakan di sekolah luar biasa dalam mempersiapkan para lulusannya untuk mampu menghadapi tuntutan dunia kerja. Soendari & Widati (2000 : 1) , Mumpuniarti ( 2006 : 5), Wahyuni (2011 : 79) dalam hasil penelitiannya mengemukakan bahwa program vokasional dan


(12)

Emeh Nurhamah, 2014

PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bimbingan karir yang diberikan di sekolah masih mengalami beberapa kendala bagi anak tunagrahita untuk bisa mendapatkan pekerjaan di masyarakat ketika mereka lulus dari sekolah. Hal ini terjadi karena sulitnya menyesuaikan antara program vokasional yang diberikan di sekolah dengan tuntutan di lapangan.

Banyak orang tua dan pihak keluarga yang merasa kebingungan ketika anak-anaknya lulus dari SLB walaupun mereka sudah dibekali berbagai jenis keterampilan. Bahkan tidak sedikit para orang tua yang meminta kepada pihak sekolah untuk tidak meluluskan anaknya dari SLB tersebut. Para orang tua merasa lebih nyaman anaknya berada di sekolah daripada di rumah dan lingkungan masyarakat pada umumnya. Hal ini terjadi kemungkinan karena anak tunagrahita ringan kurang mandiri dalam menjalankan kehidupannya di masyarakat.

SLB sebagai suatu lembaga pendidikan yang ikut bertanggung jawab terhadap lulusannya perlu memikirkan untuk membuat suatu program yang bisa membekali para lulusannya supaya bisa hidup mandiri secara ekonomi dan sosial di masyarakat sesuai kemampuan yang dimilikinya. Disamping dibekali dengan berbagai keterampilan, anak tunagrahita ringan juga perlu mendapatkan suatu pengalaman untuk mengembangkan keterampilan yang sudah dimilikinya menjadi suatu lahan usaha yang bisa membimbing anak tunagrahita ringan ke arah yang lebih mandiri. Hal ini sangat penting, berguna dan dibutuhkan anak tunagrahita ringan, karena untuk memenuhi tanggung jawab ekonomi dan sosialnya anak tunagrahita ringan perlu menyiapkan diri dan melatih kemampuan yang dimilikinya agar dapat bekerja dan memperoleh penghasilan.

Keterampilan yang sudah dimiliki siswa perlu dikembangkan menjadi suatu program kewirausahaan. Dengan adanya program kewirausahaan siswa lulusan SLB termasuk di dalamnya anak tunagrahita ringan tidak sepenuhnya harus mendapatkan pekerjaan dan bekerja pada orang lain karena mereka bisa berwirausaha sendiri sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya walaupun


(13)

Emeh Nurhamah, 2014

PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

masih memerlukan dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Dengan demikian maka keterampilan-keterampilan yang diperoleh di sekolah bisa dijadikan bekal untuk hidup mandiri di masyarakat ketika mereka lulus dari sekolah.

Menurut Ibnu Syamsi (2001:91) pemberdayaan anak berkebutuhan khusus merupakan suatu solusi yang bisa dilakukan baik oleh pemerintah maupun masyarakat. Salah satu bentuk pemberdayaan anak berkebutuhan khusus adalah dengan memberikan latihan berwirausaha. Hal ini merupakan upaya yang bisa dilakukan dalam mengatasi persoalan pengangguran anak berkebutuhan khusus.

Banyak faktor yang harus dipelajari untuk mempersiapkan seseorang

agar mampu berwirausaha. Menurut Kementrian Pendidikan Nasional ( 2010 : 4) penanaman nilai-nilai kewirausahaan merupakan hal yang sangat

penting dan harus dibentuk sedini mungkin agar tercipta calon-calon wirausaha yang handal. Pendidikan formal jenjang PAUD/TK. SD/MI/SDLB, SMP/MTS/SMPLB. SMA/MA/SMALB, dan SMK hingga PNF (Pendidikan Non Formal) harus membuat suatu model pembelajaran kewirausahaan yang mampu menumbuhkan karakter dan perilaku wirausaha pada peserta didik.

Penyusunan program kewirausahaan dari jenis keterampilan yang sudah dimiliki siswa akan lebih mudah dan efektif dalam menanamkan nilai-nilai serta menumbuhkan karakter dan perilaku wirausaha siswa. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa anak (termasuk di dalamnya anak tunagrahita ringan) akan senang melakukan suatu pekerjaan yang sudah dia kuasai. Hal ini akan mempengaruhi terhadap minat dan semangat mereka untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dan melakukannya dengan penuh kegembiraan.

Jenis keterampilan yang diberikan untuk anak-anak tunagrahita ringan tingkat SMPLB di SLBN Dompu propinsi Nusa Tenggara Barat, diantaranya yaitu keterampilan yang berupa kerajinan tangan batik jumputan atau biasa disebut batik ikat celup. Dinamakan batik ikat celup karena proses


(14)

Emeh Nurhamah, 2014

PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembuatannya kain diikat kemudian dicelupkan ke dalam air yang sudah diberi pewarna.

Keterampilan membuat batik jumputan yang dimiliki oleh anak-anak tunagrahita ringan di SLBN Dompu belum mendapatkan penanganan secara serius untuk dikembangkan menjadi suatu lahan usaha sebagai bekal bagi mereka agar dapat bekerja dan memperoleh penghasilan. Dengan demikian, anak-anak tunagrahita ringan di SLBN Dompu kurang mendapatkan pengalaman dalam mengembangkan keterampilan yang dimilikinya menjadi suatu lahan usaha yang memiliki nilai jual.

SLBN Dompu selama ini berupaya untuk mempublikasikan dan memasarkan batik jumputan hasil karya anak tunagrahita ringan melalui kegiatan pameran. Kegiatan pameran pembangunan yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah Kabupaten Dompu merupakan suatu kegiatan yang ditunggu-tunggu oleh siswa-siswa yang ada di SLBN Dompu, termasuk di dalamnya anak tunagrahita ringan. Pada kegiatan pameran tersebut anak-anak tunagrahita ringan mendapatkan pengalaman langsung tentang bagaimana mempublikasikan suatu produk dan memasarkannya.

Kegiatan pameran sifatnya temporer dan sangat terbatas (musiman) serta belum terprogram secara sistematis. Untuk mengikuti suatu kegiatan pameran biasanya dibutuhkan biaya dan persiapan yang tidak sedikit sementara pelaksanaan pameran hanya berkisar satu minggu, sehingga modal yang dikeluarkan dengan hasil yang dicapai tidak seimbang. Bahkan tidak menutup kemungkinan ketika jadwal pameran sudah ada dana yang dibutuhkan dan barang yang mau dipamerkan belum siap sehingga SLB tidak bisa memanfaatkan momen tersebut. Belum lagi kondisi cuaca yang kurang mendukung, misalnya hujan terus menerus. Hal itu juga sangat berpengaruh terhadap efektivitas kegiatan pameran.

Kegiatan yang sifatnya temporer lebih cenderung mengarah kepada suatu kegiatan yang turun temurun/tradisi/momentum, tidak sistematis, dan tidak mampu mengakomodasi kebutuhan siswa. Kebutuhan siswa yang


(15)

Emeh Nurhamah, 2014

PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dimaksud adalah keilmuan tentang kewirausahaan yang bisa dijadikan bekal oleh mereka ketika lulus dari sekolah. Dengan demikian peneliti merasa perlu menyusun program kewirausahaan yang sistematis dan benar-benar sesuai untuk anak-anak tunagrahita ringan. Timbul pertanyaan dalam benak peneliti “Bagaimana rumusan program kewirausahaan yang sesuai untuk anak tunagrahita ringan?”

Mengingat keterampilan yang dikembangkan dalam program kewirausahaan ini adalah keterampilan batik jumputan, maka penelitian ini difokuskan pada penyusunan program kewirausahaan batik jumputan yang sesuai untuk anak-anak tunagrahita ringan tingkat SMPLB yang ada di SLBN Dompu propinsi Nusa Tenggara Barat.

B. Fokus dan Pertanyaan Penelitian

Fokus masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana program kewirausahaan batik jumputan yang sesuai untuk anak tunagrahita ringan tingkat SMPLB di SLBN Dompu propinsi Nusa Tenggara Barat?” Untuk mempermudah dan lebih terarah dalam pengumpulan data yang dibutuhkan peneliti menyusun beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Pertimbangan-pertimbangan apa yang menjadi dasar program kewirausahaan batik jumputan untuk anak tunagrahita ringan tingkat SMPLB di SLBN Dompu propinsi Nusa Tenggara Barat?

2. Bagaimana peluang usaha batik jumputan untuk anak tunagrahita ringan tingkat SMPLB di SLBN Dompu propinsi Nusa Tenggara Barat?

3. Bagaimana rumusan program kewirausahaan batik jumputan yang sesuai untuk anak tunagrahita ringan tingkat SMPLB di SLBN Dompu Propinsi Nusa Tenggara Barat?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan


(16)

Emeh Nurhamah, 2014

PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tujuan dari penelitian ini adalah ingin membuat rumusan program tentang kewirausahaan batik jumputan yang sesuai untuk anak tunagrahita ringan tingkat SMPLB di SLBN Dompu propinsi Nusa Tenggara Barat. Untuk perumusan program tersebut peneliti perlu mendapatkan gambaran tentang:

a. Pertimbangan dasar program kewirausahaan batik jumputan untuk anak tunagrahita ringan tingkat SMPLB di SLBN Dompu propinsi Nusa Tenggara Barat.

b. Peluang usaha batik jumputan untuk anak tunagrahita ringan tingkat SMPLB di SLBN Dompu Propinsi Nusa Tenggara Barat.

c. Rumusan program kewirausahaan batik jumputan yang sesuai untuk anak tunagrahita ringan tingkat SMPLB di SLBN Dompu propinsi Nusa Tenggara Barat.

2. Kegunaan penelitian a. Bagi guru

Memberikan informasi tentang program kewirausahaan dari jenis keterampilan yang sudah diajarkan di sekolah yaitu batik jumputan, sehingga mereka termotifasi untuk membuat program kewirausahaan pada jenis keterampilan yang lain sesuai kebutuhan siswanya.

b. Bagi sekolah

Memberikan informasi tentang program kewirausahaan batik jumputan untuk anak tunagrahita ringan yang bisa dijadikan sebagai salah satu alternatif bagi sekolah dalam upaya meminimalisir kesulitan yang biasa mereka hadapi ketika mereka lulus dari sekolah. c. Bagi orang tua

Memberikan bekal pengetahuan tentang program kewirausahaan batik jumputan yang bisa dijadikan motifasi sekaligus acuan/pedoman untuk berwirausaha dengan mengoptimalkan kemampuan yang dimiliki oleh anaknya.


(17)

Emeh Nurhamah, 2014

PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Bagi Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga (DIKPORA)

Memberikan informasi tentang program kewirausahaan di SLBN Dompu sehingga mempermudah dalam penyusunan berbagai program pelatihan dan kemitraan yang sesuai dengan kebutuhan di SLBN Dompu propinsi Nusa Tenggara Barat.


(18)

Emeh Nurhamah, 2014

PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam penelitiam maka peneliti memerlukan berbagai data di lapangan. Data-data yang dibutuhkan dalam penelitian akan diperoleh peneliti dengan menggunakan metode tertentu yang sekiranya dapat menggali berbagai informasi tentang data-data tersebut.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Pemilihan metode yang digunakan sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai yaitu ingin mendapatkan data secara deskriptif tentang pertimbangan-pertimbangan dasar program kewirausahaan batik jumputan dan peluang usaha batik jumputan yang kemudian dibuat program kewirausahaan batik jumputan untuk anak tunagrahita ringan tingkat SMPLB di SLBN Dompu propinsi Nusa Tenggara Barat. .

A. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitataif, yaitu sebuah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari prilaku yang diamati . Pendekatan kualitatif merupakan suatu pendekatan yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah.

Pendekatan kualitatif dilakukan dengan maksud ingin berusaha menggambarkan kondisi objektif, menjelaskan situasi nyata dari fakta-fakta yang berhasil dihimpun dari pengamatan di lapangan serta mengkaji secara mendalam berdasarkan teori-teori yang mendukung. Melalui pendekatan kualitatif akan memberikan peluang yang cukup luas untuk dapat memahami data yang diperoleh dari informan lebih mendalam.

Ada beberapa alasan mengapa pendekatan kualitatif digunakan dalam penelitian ini. Alasan-alasan tersebut adalah sebagai berikut:


(19)

Emeh Nurhamah, 2014

PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Masalah yang dikaji merupakan suatu kejadian atau peristiwa yang sedang berlangsung saat ini.

2. Gejala-gejala yang diperoleh dari lapangan lebih banyak menyangkut perbuatan dan kata-kata dari informan yang sedapat mungkin tidak dipengaruhi dari luar.

3. Antara peneliti dan informan terjadi interaktif (saling mengenal).

4. Lebih bersifat natural, induktif dan upaya untuk menemukan makna dari suatu penomena.

5. Dapat menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dengan subjek penelitian.

Melalui pendekatan kualitatif peneliti bermaksud mengungkapkan secara deskriptif pertimbangan-pertimbangan dasar program kewirausahaan batik jumputan untuk anak tunagrahita ringan tingkat SMPLB di SLBN Dompu propinsi Nusa Tenggara Barat dan peluang usaha batik jumputan untuk anak tunagrahita ringan tingkat SMPLB di SLBN Dompu propinsi Nusa Tenggara Barat, yang selanjutnya akan dikembangkan menjadi suatu program kewirausahaan batik jumputan untuk anak tunagrahita ringan tingkat SMPLB di SLBN Dompu propinsi Nusa Tenggara Barat.

B. Subjek dan Lokasi Penelitian 1. Subjek penelitian

Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah guru yang sehari-hari melaksanakan tugas sebagai guru keterampilan pada anak tunagrahita ringan tingkat SMPLB di SLBN Dompu, siswa tunagrahita ringan tingkat SMPLB yang mengikuti program kewirausahaan batik jumputan, dan orang tua siswa. Untuk lebih jelasnya peneliti sajikan data mengenai subjek penelitian sebagai berikut:


(20)

Emeh Nurhamah, 2014

PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.1

Gambaran Subjek Penelitian

No Nama Usia Jenis

Kelamin

Jenis Subyek

Pendidikan

1. TW 16 Th L Siswa Kls I/SMPLB

2. NH 13 Th P Siswa Kls I/SMPLB

3. SM 40 Th P Orang tua SMA

4. MR 41 Th L Orang tua S1

5. UH 41 Th P Guru Ket. DII/SGPLB

2. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di SLBN Dompu propinsi Nusa Tenggara Barat. Pemilihan tempat penelitian dilakukan dengan mempertimbangkan asas manfaat dari hasil penelitian. Penelitian ini sangat sesuai dengan kebutuhan yang ada di lapangan yaitu di SLBN Dompu propinsi Nusa Tenggara Barat dalam upaya mengembangkan keterampilan di sekolah menjadi suatu keterampilan yang mempunyai nilai jual dan lebih bermakna bagi kehidupan anak tunagrahita ringan.

C. Teknik Pengumpulan Data dan Pengembangan Instrumen Penelitian 1. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang komprehensif tentang permasalahan yang dikaji, diperlukan berbagai teknik pengumpulan data yang relevan. Ada beberapa teknik pengumpulan data yang peneliti anggap relevan dalam penelitian ini, yaitu: teknik observasi, teknik wawancara dan studi dokumentasi. Untuk lebih terperincinya, maka akan dipaparkan sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi dilakukan dengan cara mengamati secara langsung terhadap perilaku, situasi dan kondisi, sarana dan prasarana pada tempat


(21)

Emeh Nurhamah, 2014

PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berlangsungnya pengamatan. Sebelum melaksanakan observasi, terlebih dahulu peneliti menyusun panduan atau pedoman observasi. Dengan pedoman observasi yang telah disiapkan maka hasil pengamatan akan lebih terarah, tajam dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak. Pedoman observasi yang disiapkan sifatnya fleksibel untuk mengantisifasi kejadian-kejadian di lapangan yang tidak terdapat dalam pedoman observasi.

Observasi dilakukan sebagai teknik pengumpulan data tambahan guna memperoleh kejelasan informasi selain melalui wawancara. Jenis observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis observasi terfokus. Menurut Sugiyono (2010: 228) observasi terfokus yaitu suatu observasi yang telah dipersempit dan difokuskan pada aspek tertentu. b. Wawancara

Wawancara dilakukan langsung terhadap informan dalam suasana yang alami apa adanya, kekeluargaan dan waktu pelaksanaan sangat fleksibel. Agar waktu yang digunakan efektif maka sebelum proses wawancara itu dilaksanakan, peneliti membuat janji terlebih dahulu tentang waktu dan tempat pelaksanaan wawancara dengan tetap memberikan peluang-peluang untuk terjadinya perubahan apabila hal ini memang dikehendaki oleh informan.

Proses selama wawancara berlangsung direkam kemudian hasilnya diputar berulang-ulang untuk dianalisis dan kemudian memilih bagian-bagian penting yang berkaitan dengan penelitian dan disalin ke dalam bentuk tulisan. Proses perekaman wawancara tidak terlepas dari izin informan. Jadi sebelum wawancara itu dilaksanakan peneliti meminta izin terlebih dahulu untuk merekam proses wawancara tersebut.

Alasan penggunaan teknik wawancara sebagai teknik utamanya didasarkan kepada fenomena yang akan diungkap dalam penelitian ini lebih banyak didapat dari informasi lisan yang memerlukan penjelasan lebih dalam dari informan.


(22)

Emeh Nurhamah, 2014

PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Peneliti melakukan wawancara terhadap informan dengan menggunakan pedoman wawancara yang telah dipersiapkan sebelumnya berlandaskan pada fokus penelitian. Pedoman wawancara disusun meliputi ketentuan siapa yang harus diwawancara, bentuk pertanyaan yang bagaimana yang harus dibuat sehingga menghasilkan data yang diperlukan. Supaya jawaban informan lebih jelas dan terarah, selain menggunakan pedoman juga peneliti menjelaskan terlebih dahulu kepada informan apa maksud dari wawancara tersebut, mengapa dijadikan sumber data dan seberapa pentingnya informasi diperlukan.

Data yang diperoleh dari hasil wawancara kemudian akan dirangkum (direduksi). Jika di lapangan ditemukan data penelitian yang bukan merupakan jawaban dari pertanyaan penelitian yang tercantum dalam pedoman wawancara, namun data-data tersebut masih relevan, maka data tersebut akan digunakan sebagai data penunjang. Untuk data-data yang peneliti anggap tidak relevan maka data-data tersebut akan dihilangkan..

Dengan wawancara ini peneliti dapat menelusuri pikiran dan perasaan informan yaitu dengan cara menginterpretasikan apa yang dikatakan dengan apa yang diperbuat.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah pengumpulan data dengan mempelajari data-data yang ada baik berupa gambar/foto, catatan, portofolio, dan lain sebagainya yang merupakan pelengkap dari penggunaan teknik wawancara dan observasi. Tapi tidak menutup kemungkinan data yang dihasilkan dari studi dokumentasi ini dapat memberikan informasi lebih jelas. Menurut Sugiyono ( 2010 : 240) dokumen merupakan catatan-catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang.


(23)

Emeh Nurhamah, 2014

PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setelah teknik pengumpulan data ditentukan, langkah selanjutnya adalah membuat pengembangan instrumen. Penyusunan instrumen ini merupakan langkah penting untuk mengungkap berbagai data yang diperlukan dalam sebuah penelitian. Pengembangan instrumen penelitian diawali dengan pembuatan kisi-kisi instrumen, meliputi aspek-aspek yang akan digali dalam penelitian dan subjek yang akan diminta keterangan. Selanjutnya dari kisi-kisi instrumen penelitian tersebut dibuat panduan wawancara dan observasi untuk mempermudah dan lebih terarah dalam proses pengumpulan data di lapangan. Untuk lebih jelasnya tentang kisi-kisi instrumen penelitian dan pedoman wawancara dapat dilihat pada lampiran.

D. Teknik Analisis Data

Data-data yang telah terkumpul kemudian dianalisis sehingga menjadi sebuah informasi yang dapat digunakan untuk mengambil suatu kesimpulan. Data yang diperoleh dari lapangan (data murni) dianalisis berdasarkan kepada aturan/petunjuk yang ada dalam ketentuan observasi dan wawancara yang dikembangkan dalam penelitian.

Analisis dalam penelitian ini dilakukan prosedur yang disarankan oleh

pendapat Nasution (1999 : 129) yaitu, “Tidak ada suatu cara tertentu yang

dapat dijadikan pegangan bagi semua peneliti, yang dapat dilakukan sebagai langkah-langkah umum, yaitu: (1) reduksi data (2) display data dan (3) mengambil kesimpulan dan verifikasi”.

Sesuai dengan fokus masalah dan tujuan penelitian maka untuk menggali data mengenai pertimbangan-pertimbangan dasar dan peluang usaha dalam program kewirausahaan batik jumputan untuk anak tunagrahita ringan tingkat SMPLB di SLBN Dompu propinsi Nusa Tenggara Barat, maka data yang diperoleh dari lapangan disajikan dalam bentuk deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitataif yang selanjutnya dianalisis dengan langkah-langkah analisis data sebagai berikut:


(24)

Emeh Nurhamah, 2014

PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Tahap Reduksi

Aktivitas dalam analisis data yang pertama adalah melakukan reduksi data atau merangkum data yang diperoleh dari lapangan. Menurut Sugiyono (2010 : 247) mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal-hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.

Agar suatu data dapat direduksi tentu langkah awal yang harus dilakukan oleh peneliti adalah mengumpulkan data-data penelitian di lapangan. Hasil pengumpulan data tersebut baru direduksi oleh peneliti. Untuk mempermudah peneliti dalam melakukan reduksi data, maka peneliti merekam semua hasil wawancara dan observasi di lapangan. Hasil rekaman tersebut diputar berulang-ulang atau bila ada data tertulis maka tulisan tersebut dibaca berulang-ulang kemudian dirangkum dan dipilih hal-hal penting yang relevan dengan fokus dan tujuan penelitian.

Data dipilah berdasarkan suatu konsep, tema dan kategori yang dapat memberikan hasil yang tajam tentang hasil pengamatan sehingga mempermudah peneliti mencari data tambahan kembali bila diperlukan. 2. Tahap Display

Hasil dari reduksi data kemudian peneliti menuliskannya kembali ke dalam sebuah data display. Menurut Sugiyono (2010 : 249) dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang dipahami tersebut.

Data yang diperoleh dikategorikan menurut pokok permasalahan dan dibuat dalam bentuk matriks sehingga memudahkan peneliti untuk melihat pola hubungan satu data dengan lainnya.

3. Tahap Pengambilan Kesimpulan dan Verifikasi

Ketika data-data yang dibutuhkan di lapangan telah terkumpul maka peneliti akan membaca berulang-ulang data display yang diperoleh sambil dianalisis setiap item yang ada sampai peneliti berhasil mambuat


(25)

Emeh Nurhamah, 2014

PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

suatu kesimpulan dari data display tersebut (conclusion drawing verification). Selanjutnya peneliti melakukan kajian literatur untuk dijadikan sebagai bahan perbandingan.

Selanjutnya peneliti memverifikasi dengan melakukan proses pengecekan ulang dari awal survey, observasi dan wawancara sehingga diperoleh persetujuan atau kesepakatan bersama sebagai upaya nyata untuk menjamin validitas yang diperoleh dalam rangka mencapai tujuan penelitian.

Hasil penelitian, analisis dan pembahasannya akan diuraikan secara lengkap pada Bab IV tesis ini.

E. Tahapan Pelaksanaan Penelitian

Untuk memberikan gambaran yang terperinci mengenai langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam melaksanakan penelitian, maka akan diuraikan tahap-tahap pelaksanaan penelitian sebagai berikut:

1. Tahap Orientasi

Tahap orientasi sering juga disebut sebagai tahap studi pendahuluan. Tahap orientasi ini dilakukan untuk mengetahui pemetaan masalah yang akan diteliti sehingga jelas dan terarah.

Pada penelitian ini peneliti telah melakukan orientasi atau studi pendahuluan semenjak perkuliahan dilakukan dengan mencari fokus permasalahan yang akan diteliti. Hal ini dilakukan karena peneliti melaksanakan tugas sebagai tenaga pendidik di lokasi penelitian tersebut yaitu di SLBN Dompu propinsi Nusa Tenggara Barat.

Langkah selanjutnya dalam tahap orientasi ini peneliti melakukan komunikasi dengan pihak-pihak sekolah dan masyarakat di sekitarnya, seperti: siswa tunagrahita ringan tingkat SMPLB, dewan guru dan kepala sekolah di SLBN Dompu propinsi Nusa Tenggara Barat, orang tua siswa dan orang-orang terdekat yang ada di lingkungan sekolah. Komunikasi dilakukan untuk mengetahui tentang hal-hal yang berkaitan dengan batik


(26)

Emeh Nurhamah, 2014

PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

jumputan, seperti: kemampuan anak tunagrahita ringan tingkat SMPLB dalam membuat batik jumputan, tindak lanjut dari pembelajaran keterampilan batik jumputan.

Dari kegiatan orientasi ini peneliti mendapat gambaran atau terinventarisir segala sesuatu yang berhubungan dengan rencana penelitian, Data atau informasi yang berhasil diinventarisir oleh peneliti selanjutnya dijadikan modal bagi peneliti untuk merumuskan fokus pemasalahan yang akan diteliti.

2. Tahap Eksplorasi

Pada tahap eksplorasi ini peneliti melakukan kegiatan-kegiatan yang akan mendukung pelaksanaan penelitian dalam rangka pengumpulan data. Peneliti memilih dan menentukan subjek yang akan dijadikan sebagai sumber data penelitian, menentukan data-data yang dibutuhkan yang relevan dengan permasalahan dalam penelitian, melakukan aktivitas wawancara dan observasi terhadap subjek penelitian.

Peneliti mendokumentasikan data-data yang diperoleh dengan cara mengumpulkan dokumen-dokumen penting yang berhubungan dengan fokus masalah dalam penelitian. Dokumen-dokumen penting tersebut disusun dalam bentuk:

a. Catatan lapangan, yaitu catatan yang dibuat saat peneliti berada di lapangan. Sebagai alat bantu dipergunakan kamera digital.

b. Catatan laporan lapangan, yaitu catatan lengkap hasil wawancara, observasi dan dokumentasi yang disusun setelah selesai dari lapangan. c. Catatan harian lapangan, yaitu catatan yang berisi pengalaman,

perasaan, kesulitan, pertimbangan atau rencana dan keputusan yang diambil peneliti.

Pada tahap ini peneliti berusaha seoptimal mungkin untuk dapat mengumpulkan data atau informasi selengkap mungkin untuk kemudian dijadikan bahan analisis dan pembahasan.


(27)

Emeh Nurhamah, 2014

PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Tahap Member Chek

Member chek adalah mengecek kebenaran data yang telah diperoleh sebelumnya dengan cara mengembalikan data tersebut kepada sumber data yang selanjutnya diperikasa kebenaran dari data tersebut. Member chek merupakan uji kritis terhadap data sementara yang telah diperoleh.

Pada tahap ini , peneliti menyusun laporan hasil penelitian. Data-data yang tertuang dalam laporan hasil penelitian dicek kembali kebenarannya untuk mencapai keabsahan serta relevansi dengan permasalahan penelitian yang sudah diajukan sebelumnya. Kegiatan ini betujuan agar data-data yang diperoleh menjadi valid, reliabel dan objektif.

Secara operasional langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam tehap member chke adalah sebagai berikut:

a. Melakukan pengecekan ulang semua data yang terkumpul dengan mela kukan perbandingan substansi penelitian seperti yang disusun dalam pedoman penelitian dan relevansinya dengan permasalahan penelitian. b. Apabila data yang terkumpul ada yang belum lengkap, maka peneliti

meminta ulang kepada sumber data.

c. Meminta kejelasan dan kepastian apabila terdapat pernyataan yang tidak jelas dari subjek penelitian .

d. Jika pada saat member chek berlangsung ternyata ditemukan data dan informasi yang belum lengkap maka akan dihimpun kembali melalui klarifikasi dengan subjek penelitian melalui media komunikasi yang memungkinkan seperti telepon atau bertemu langsung.

4. Tahap Triangulasi

Teknik triangulasi dilakukan untuk meyakinkan bahwa data yang diperoleh benar-benar diyakini kebenarannya. Caranya dengan menanyakan kebenaran data yang diperoleh tidak hanya kepada satu sumber.

Moleong (2005 :330) mengemukakan bahwa triangulasi adalah teknik pemeriksaan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu


(28)

Emeh Nurhamah, 2014

PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data lain. Cara-cara yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara. b. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa

yang dikatakannya secara pribadi.

c. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dilaksanakan sepanjang waktu.

d. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang.

e. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.

Dalam hal ini peneliti membandingkan data hasil wawancara dengan data hasil pengamatan, dan membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen.

F. Prosedur Penelitian

PERTIMBANGAN DASAR PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN

PELUANG USAHA BATIK JUMPUTAN

TINJAUAN TEORI

VALIDASI AHLI DAN PRAKTISI

PROGRAM HIPOTETIK DRAF

PROGRAM

TAHAP I TAHAP 2 TAHAP 3


(29)

Emeh Nurhamah, 2014

PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Bagan 3.1 Alur Penelitian


(30)

Emeh Nurhamah, 2014

PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berikut akan dikemukakan beberapa kesimpulan berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dibuat sesuai dengan pertanyaan penelitian. 1. Pertimbangan-pertimbangan dasar program kewirausahaan batik

jumputan untuk anak tunagrahita ringan tingkat SMPLB

Kondisi objektif di lapangan menunjukkan bahwa anak tunagrahita ringan tingkat SMPLB di SLBN Dompu propinsi Nusa Tenggara Barat:

a. Memiliki kemampuan dasar membuat batik jumputan dengan urutan kerja yang tepat.

b. Belum mendapatkan pengetahuan dan pengalaman untuk menyediakan alat dan bahan sendiri karena disediakan oleh sekolah.

c. Perlu bimbingan lebih lanjut dalam hal peningkatan kecepatan kerja membuat batik jumputan.

d. Perlu bimbingan lebih lanjut dalam hal peningkatan kualitas dan inovasi produk /motif.

e. Keterampilan batik jumputan semata-mata untuk pemenuhan kurikulum pada bidang studi keterampilan.

f. Belum mendapatkan pengetahuan dan pengalaman untuk mengembangkan keterampilan batik jumputan agar menjadi lahan usaha.

Berdasarkan kondisi objektif di lapangan juga menunjukkan bahwa ada beberapa keunggulan dari keterampilan batik jumputan untuk anak tunagrahita ringan. Keunggulan tersebut adalah:

a. Tingkat kesulitan penyediaan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk membuat batik jumputan sangat mudah.

b. Tingkat kesulitan produksi batik jumputan sangat sederhana dan tidak membahayakan


(31)

Emeh Nurhamah, 2014

PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Batik jumputan memiliki variasi motif dan barang yang sangat banyak. 2. Peluang usaha batik jumputan untuk anak tunagrahita ringan tingkat

SMPLB di SLBN Dompu.

Berdasarkan analisis data hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa batik jumputan memiliki peluang yang potensial untuk anak tunagrahita ringan tingkat SMPLB di SLBN Dompu, karena:

a. Anak tunagrahita ringan tingkat SMPLB di SLBN Dompu memiliki sumber peluang berupa keterampilan membuat batik jumputan.

b. Keterampilan batik jumputan pada anak tunagrahita ringan tingkat SMPLB di SLBN Dompu mendapat dukungan penuh dari orang tua siswa.

c. Banyak barang dengan motif batik jumputan dibutuhkan oleh banyak orang.

d. Modal yang dibutuhkan untuk membuat batik jumputan sangat terjangkau.

e. Modal yang sangat terjangkau, tingkat kesulitan produksi yang tidak rumit, produk yang dibutuhkan oleh banyak orang, sangat memungkinkan usaha batik jumputan dapat bertahan lama.

f. Modal yang dibutuhkan sangat terjangkau sangat berpengaruh terhadap harga jual.

g. Batik jumputan sangat memungkinkan untuk dibuat berbagai jenis barang dan motif, dibutuhkan oleh banyak orang sehingga sangat memungkinkan adanya peningkatan skala.

3. Program Kewirausahaan Batik Jumputan Untuk Anak Tunagrahita Ringan Tingkat SMPLB.

Program kewirausahaan batik jumputan bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai kewirausahaan kepada anak-anak tunagrahita ringan tingkat SMPLB. Mengingat keterampilan yang dikembangkan adalah keterampilan batik jumputan maka nilai-nilai kewirausahaan yang dikembangkan dalam


(32)

Emeh Nurhamah, 2014

PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

program kewirausahaan ini meliputi nilai-nilai kewirausahaan batik jumputan.

Ruang lingkup program kewirausahaan batik jumputan untuk anak-anak tunagrahita ringan tingkat SMPLB meliputi: peningkatan keterampilan anak tunagrahita ringan tingkat SMPLB di SLBN Dompu dalam menyediakan alat dan bahan untuk membuat batik jumputan, meningkatkan kemampuan anak tunagrahita ringan tingkat SMPLB di SLBN Dompu dalam membuat batik jumputan, memberikan pengetahuan dan pengalaman kepada anak tunagrahita ringan tingkat SMPLB di SLBN Dompu dalam memasarkan batik jumputan, memberikan pengetahuan dan pengalaman kepada anak tunagrahita ringan tingkat SMPLB di SLBN Dompu dalam memanajemen keuangan secara sederhana.

Program kewirausahaan batik jumputan disusun ke dalam tiga bab. Bab I Pendahuluan, meliputi: dasar pemikiran, tujuan, sasaran, dampak, petunjuk pelaksanaan, rambu-rambu. Bab II Isi Program, meliputi: pengertian kewirausahaan, pengertian program kewirausahaan, ruang lingkup, prosedur pelaksanaan, draf program, asesmen peserta didik. Bab III Evaluasi.

B. Rekomendasi

Berdasarkan pembahasan dan temuan dari lapangan, maka ada beberapa hal yang akan direkomendasikan yaitu:

1. Bagi Orangtua

Program ini hanya dapat digunakan oleh orang yang sudah memiliki dasar-dasar keterampilan batik jumputan. Agar orang tua dapat menggunakan program ini di rumah maka diharapkan orangtua untuk ikut terlibat dalam proses pembelajaran membuat batik jumputan. Dengan demikian maka orang tua dapat menindaklanjuti kegiatan yang dilakukan di sekolah yang berkaitan dengan keterampilan kewirausahaan batik jumputan untuk anak tunagrahita ringan tingkat SMPLB.


(33)

Emeh Nurhamah, 2014

PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Bagi Guru

Program pembelajaran kewirausahaan batik jumputan ini hanya merupakan salah satu contoh pengembangan keterampilan yang telah dimiliki siswa agar menjadi lahan usaha. Guru di sekolah dapat menjadikan program ini sebagai acuan untuk mengembangkan program pembelajaran kewirausahaan pada jenis keterampilan yang lain sesuai kebutuhan siswa di sekolah masing-masing.

3. Bagi Sekolah

Program ini sebagai salah satu alternatif dalam meminimalisir kesulitan yang biasa dihadapi oleh anak-anak tunagrahita ringan untuk memperoleh pekerjaan ketika mereka lulus dari sekolah. Pihak sekolah mempersiapkan para lulusannya untuk mampu mengembangkan keterampilan yang sudah dimilikinya dari sekolah agar menjadi lahan usaha.

4. Bagi Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga

Program ini bisa dijadikan acuan dalam perumusan program kerja dan pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan di SLBN Dompu dan memudahkan dalam menentukan kerjasama yang perlu dibangun dengan berbagai pihak atau instansi.

5. Bagi Peneliti Selanjutnya

Program kewirausahaan batik jumputan ini hanya merupakan salah satu contoh jenis keterampilan yang dikembangkan menjadi lahan usaha. Untuk peneliti-peneliti selanjutnya bisa membuat program kewirausahaan dari jenis keterampilan yang berbeda sesuai dengan minat dan kemampuan yang dimiliki peserta didik masing-masing.

Penelitian ini menghasilkan program yang belum diuji cobakan (hipoptetik) oleh karena itu direkomendasikan adanya penelitian lanjutan


(34)

Emeh Nurhamah, 2014

PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

untuk menguji efektivitas program sehingga dapat dipergunakan dalam lingkup yang lebih luas.


(1)

Emeh Nurhamah, 2014

PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(2)

Emeh Nurhamah, 2014

PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berikut akan dikemukakan beberapa kesimpulan berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dibuat sesuai dengan pertanyaan penelitian.

1. Pertimbangan-pertimbangan dasar program kewirausahaan batik jumputan untuk anak tunagrahita ringan tingkat SMPLB

Kondisi objektif di lapangan menunjukkan bahwa anak tunagrahita ringan tingkat SMPLB di SLBN Dompu propinsi Nusa Tenggara Barat:

a. Memiliki kemampuan dasar membuat batik jumputan dengan urutan

kerja yang tepat.

b. Belum mendapatkan pengetahuan dan pengalaman untuk menyediakan

alat dan bahan sendiri karena disediakan oleh sekolah.

c. Perlu bimbingan lebih lanjut dalam hal peningkatan kecepatan kerja membuat batik jumputan.

d. Perlu bimbingan lebih lanjut dalam hal peningkatan kualitas dan inovasi produk /motif.

e. Keterampilan batik jumputan semata-mata untuk pemenuhan kurikulum

pada bidang studi keterampilan.

f. Belum mendapatkan pengetahuan dan pengalaman untuk

mengembangkan keterampilan batik jumputan agar menjadi lahan usaha.

Berdasarkan kondisi objektif di lapangan juga menunjukkan bahwa ada beberapa keunggulan dari keterampilan batik jumputan untuk anak tunagrahita ringan. Keunggulan tersebut adalah:

a. Tingkat kesulitan penyediaan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk membuat batik jumputan sangat mudah.

b. Tingkat kesulitan produksi batik jumputan sangat sederhana dan tidak membahayakan


(3)

Emeh Nurhamah, 2014

PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Batik jumputan memiliki variasi motif dan barang yang sangat banyak.

2. Peluang usaha batik jumputan untuk anak tunagrahita ringan tingkat SMPLB di SLBN Dompu.

Berdasarkan analisis data hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa batik jumputan memiliki peluang yang potensial untuk anak tunagrahita ringan tingkat SMPLB di SLBN Dompu, karena:

a. Anak tunagrahita ringan tingkat SMPLB di SLBN Dompu memiliki sumber peluang berupa keterampilan membuat batik jumputan.

b. Keterampilan batik jumputan pada anak tunagrahita ringan tingkat SMPLB di SLBN Dompu mendapat dukungan penuh dari orang tua siswa.

c. Banyak barang dengan motif batik jumputan dibutuhkan oleh banyak orang.

d. Modal yang dibutuhkan untuk membuat batik jumputan sangat

terjangkau.

e. Modal yang sangat terjangkau, tingkat kesulitan produksi yang tidak rumit, produk yang dibutuhkan oleh banyak orang, sangat memungkinkan usaha batik jumputan dapat bertahan lama.

f. Modal yang dibutuhkan sangat terjangkau sangat berpengaruh terhadap

harga jual.

g. Batik jumputan sangat memungkinkan untuk dibuat berbagai jenis barang dan motif, dibutuhkan oleh banyak orang sehingga sangat memungkinkan adanya peningkatan skala.

3. Program Kewirausahaan Batik Jumputan Untuk Anak Tunagrahita Ringan Tingkat SMPLB.

Program kewirausahaan batik jumputan bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai kewirausahaan kepada anak-anak tunagrahita ringan tingkat SMPLB. Mengingat keterampilan yang dikembangkan adalah keterampilan batik jumputan maka nilai-nilai kewirausahaan yang dikembangkan dalam


(4)

Emeh Nurhamah, 2014

PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

program kewirausahaan ini meliputi nilai-nilai kewirausahaan batik jumputan.

Ruang lingkup program kewirausahaan batik jumputan untuk anak-anak tunagrahita ringan tingkat SMPLB meliputi: peningkatan keterampilan anak tunagrahita ringan tingkat SMPLB di SLBN Dompu dalam menyediakan alat dan bahan untuk membuat batik jumputan, meningkatkan kemampuan anak tunagrahita ringan tingkat SMPLB di SLBN Dompu dalam membuat batik jumputan, memberikan pengetahuan dan pengalaman kepada anak tunagrahita ringan tingkat SMPLB di SLBN Dompu dalam memasarkan batik jumputan, memberikan pengetahuan dan pengalaman kepada anak tunagrahita ringan tingkat SMPLB di SLBN Dompu dalam memanajemen keuangan secara sederhana.

Program kewirausahaan batik jumputan disusun ke dalam tiga bab. Bab I Pendahuluan, meliputi: dasar pemikiran, tujuan, sasaran, dampak, petunjuk pelaksanaan, rambu-rambu. Bab II Isi Program, meliputi: pengertian kewirausahaan, pengertian program kewirausahaan, ruang lingkup, prosedur pelaksanaan, draf program, asesmen peserta didik. Bab III Evaluasi.

B. Rekomendasi

Berdasarkan pembahasan dan temuan dari lapangan, maka ada beberapa hal yang akan direkomendasikan yaitu:

1. Bagi Orangtua

Program ini hanya dapat digunakan oleh orang yang sudah memiliki dasar-dasar keterampilan batik jumputan. Agar orang tua dapat menggunakan program ini di rumah maka diharapkan orangtua untuk ikut terlibat dalam proses pembelajaran membuat batik jumputan. Dengan demikian maka orang tua dapat menindaklanjuti kegiatan yang dilakukan di sekolah yang berkaitan dengan keterampilan kewirausahaan batik jumputan untuk anak tunagrahita ringan tingkat SMPLB.


(5)

Emeh Nurhamah, 2014

PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Bagi Guru

Program pembelajaran kewirausahaan batik jumputan ini hanya merupakan salah satu contoh pengembangan keterampilan yang telah dimiliki siswa agar menjadi lahan usaha. Guru di sekolah dapat menjadikan program ini sebagai acuan untuk mengembangkan program pembelajaran kewirausahaan pada jenis keterampilan yang lain sesuai kebutuhan siswa di sekolah masing-masing.

3. Bagi Sekolah

Program ini sebagai salah satu alternatif dalam meminimalisir kesulitan yang biasa dihadapi oleh anak-anak tunagrahita ringan untuk memperoleh pekerjaan ketika mereka lulus dari sekolah. Pihak sekolah

mempersiapkan para lulusannya untuk mampu mengembangkan

keterampilan yang sudah dimilikinya dari sekolah agar menjadi lahan usaha.

4. Bagi Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga

Program ini bisa dijadikan acuan dalam perumusan program kerja dan pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan di SLBN Dompu dan memudahkan dalam menentukan kerjasama yang perlu dibangun dengan berbagai pihak atau instansi.

5. Bagi Peneliti Selanjutnya

Program kewirausahaan batik jumputan ini hanya merupakan salah satu contoh jenis keterampilan yang dikembangkan menjadi lahan usaha. Untuk peneliti-peneliti selanjutnya bisa membuat program kewirausahaan dari jenis keterampilan yang berbeda sesuai dengan minat dan kemampuan yang dimiliki peserta didik masing-masing.

Penelitian ini menghasilkan program yang belum diuji cobakan (hipoptetik) oleh karena itu direkomendasikan adanya penelitian lanjutan


(6)

Emeh Nurhamah, 2014

PROGRAM KEWIRAUSAHAAN BATIK JUMPUTAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMPLB DI SLBN DOMPU PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

untuk menguji efektivitas program sehingga dapat dipergunakan dalam lingkup yang lebih luas.