SISTEM PENGAWASAN TERHADAP INVENTARISASI PRASARANA DAN SARANA PENDIDIKAN PADA SEKOLAH DASAR NEGERI DI KOTA BANDUNG.
SISTEM PENGAWASAN TERHADAP INVENTARISASI
PRASARANA DAN SARANA PENDIDIKAN PADA
SEKOLAH DASAR NEGERI DI KOTA BANDUNG
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat
Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Administrasi Pendidikan
Oleh
ASRORI
NIM.989788
Program Pascasarjana
Universitas Pendidikan Indonesia
Bandung
2002
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING
Prof .Dr.H.Tb.Ab1
ddin Makmum,
!8292
Pembimbing II
rof.Dr.H.Moch.Idochi Anwar,
NIP.130256639
MPd
MA
DISETUJUI DAN DISAHKAN
KETUA PROGRAM ADMINISTRASI
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Prof.Dr.H.T
udin Makmum,
r82 92
MA
A
B
S
T
R
A
K
Penelitian
ini
berjudul
"Sistem
Pengawasan
Terhadap Inventarisasi Prasarana dan Sarana Pendidikan
pada Sekolah Dasar Negeri di Kota Bandung".
Usaha
pencapaian tujuan pendidikan dilakukan melalui proses
pembelajaran yang didukung dengan berbagai fasilitas.
Menurut ketentuan, penggunaan fasilitas harus diikuti
kegiatan inventarisasi. Kenyataan inventarisasi belum
menunjukkan
sesuai
ketentuan.
Kondisi
ini
menarik
diteliti, bagaimana sistem pengawasan selama ini dan
sekaligus ingin mengetahui pelaksanaan inventarisasi
yang sesungguhnya.
Dengan metoda deskriptif,
penelitian menggunakan
campuran jenis populasi dan sampel. Data diperoleh
melalui
studi
dokumentasi,
kuesioner,
dan
wawancara.
Dianalisis secara kualitatif dengan prosentase, melalui
tahap reduksi, display, dan verifikasi. Keabsahannya
menggunakan
kriteria kredibilitas,
transferabilitas,
dipendabilitas, dan konfirmabilitas.
Pengawasan sebagai salah satu fungsi yang mutlak
dilakukan
oleh
unsur pimpinan
kependidikan,
dengan
maksud
agar
pekerjaan
sesuai
dengan
rencana
atau
ketentuan.
Pengawasan
atasan
langsung,
pengawasan
fungsional, dan langkah-langkahnya merupakan sub-sub
dalam sistem pengawasan.
Ditemukan bahwa sistem pengawasan 56,16% dari 60
responden
kategori
"sedang"
dan
pelaksanaan
inventarisasi
55,1%
dari
100
responden
kategori
"kurang".
Kesimpulannya
sistem
pengawasan
sudah
berjalan
dan
berfungsi,
namun
pelaksanaannya
belum
serius yang ditandai masih lemahnya dalam tindakan
korektif,
kemampuan
teknis
inventarisasi,
lemahnya
mentalitas, dan kurang koordinatif.
Implikasi
sistem
pengawasan
belum
membawa
inventarisasi ke arah yang lebih baik, sehingga belum
sepenuhnya menunjang proses
KBM,
belum mengetahui
kekayaan daerah secara akurat, serta akuntabilitasnya
masih
rendah.
Uncuk
menjaga
citra
kinerja
aparat
kependidikan,
direkomendasikan
perlu
pembenahan
mekanisme
kerja
berupa
model
sistem
pengawasan,
kesungguhan
pimpinan,
ketegasan
tindakan
korektif,
koordinatif,
melengkapi
fasilitas,
dan
pembenahan
keahlian teknis aparat pengawasan dalam kependidikan.
DAFTAR ISI
ABSTRAK
_
l
ii
KATA PENGANTAR....
DAFTAR
ISI
v
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR BAGAN
viii
ix
DAFTAR DIAGRAM .
DAFTAR GAMBAR ....
x
xi
DAFTAR LAMP I RAN
BAB
I
1
_
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B.
Rumusan Masalah
_
1
8
„
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
D. Penjelasan Konsep
E. Kerangka Acuan Penelitian
BAB
II
SISTEM
PENGANASAN
DAN
13
~
18
—
20
INVENTARISASI
PRASARANA DAN SARANA PENDIDIKAN
A. Pengawasan
Sebagai
Manaj emen Pendidi kan
B. Pengertian,
Tujuan,
Salah
26
Satu
Fungsi
28
Langkah-langkah,
dan
Prinsip-prinsip Pengawasan
C.
Inventarisasi
Pendidikan
Merupakan
Manajemen Fasilitas
D. Pengertian,
Tujuan,
Inventarisasi
31
Prasarana
dan
Salah
Satu
Aspek
~
Mekanisme
dan
Prasarana
Sarana
dan
Sarana
Pendidikan
E. Tugas
dan
48
51
Tanggung
Jawab
Inventarisasi
Prasarana dan Sarana Pendidikan
F. Faktor Nilai Budaya dan Nilai Ekonomi Dalam
Pelaksanaan Pengawasan dan Inventarisasi
G. Hasil Kajian Penelitian/Studi Terdahulu
v
60
64
66
_
BAB III PROSES PENELITIAN
A.
Metode
B.
Sumber Data
C.
Indikator Penilaian Data
70
Penelitian
70
74
D. Teknik Pengumpulan Data
E.
Pelaksanaan Penelitian
F.
Analisis Data
G.
Validitas
„
81
_
83
„
87
„
Hasil
Penelitian
92
„
94
BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS HASIL
PENELITIAN ..„
-
99
A.
Hasil Penelitian
100
B.
Pembahasan Hasil Penelitian
106
C.
Analisis Hasil Penelitian
_
„
124
D. Alternatif Model Sistem Pengawasan
150
BAB V KESIMPULAN,
158
IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Implikasi
_
158
162
C. Saran
166
DAFTAR PUSTAKA
171
LAMPIRAN-LAMPIRAN
17 6
RIWAYAT HIDUP PENULIS
196
VI
DAFTAR TABEL
Tabel
3.1 Populasi Responden untuk Sistem Pengawasan
76
3.2 Sampel Responden untuk Inventarisasi
Prasarana dan Sarana Pendidikan
_
79
3.3 Penentuan Tipe SD Negeri yang Dijadikan
Sampel
„
„
„
80
4.4 Jawaban Responden Mengenai Sistem
Pengawasan
_
100
4.5 Prosentasi Jawaban Responden Mengenai
sistem pengawasan
,0?
4.6 Jawaban Responden Mengenai Inventarisasi
Prasarana dan Sarana Pendidikan
4.7 Kondisi
Internal dan Eksternal Sistem
Pengawasan
4.8
Pemetaan
105
Interaksi
_.„
-
-..
12 5
Faktor-Faktor Internal
dan Eksternal Sistem Pengawasan
14 8
4.9 Alternatif Model Sistem Pengawasan
151
Vll
DAFTAR
BAGAN
Bagan
2.1 Contoh Sistem Pengawasan
2.2 Jalur
Kewenangan
42
Inventarisasi Prasarana
dan Sarana Pendidikan
63
VI11
DAFTAR DIAGRAM
Diagram
1.1 Kerangka Penelitian
_
IX
24
DAFTAR GAMBAR
Gambar
2.1 Administrasi dan Manajemen Pendidikan
27
2.2 Pengawasan Intern dan Ekstern
39
DAFTAR
LAMPIRAN
Lampiran
1. Kisi-kisi Instrumen Penelitian
176
2. Kuesioner/Angket Mengenai Sistem Pengawasan
178
3. Kuesioner/Angket Mengenai Pelaksanaan
Inventarisasi
Pendidikan
Prasarana dan Sarana
_
184
4. Pedoman Wawancara dengan Responden Mengenai
Sistem Pengawasan
„
18 9
5. Surat Ijin Kuliah pada PPS UPI Bandung
191
6. Surat Perijinan Penelitian ..„
192
XI
BAB
I
PENDAHULUAN
Sudah tidak dapat dipungkiri bahwa pendidikan bagi
kehidupan manusia merupakan salah satu kebutuhan dasar.
Tentunya
yang
pendidikan
bermutu
manusia
itu
adanya
dan
yang
relevan
sendiri.
upaya
diharapkan
dengan
Karena
pembenahan
yang
itu
adalah
tuntutan
sangat
pendidikan
kebutuhan
diperlukan
sungguh-sungguh
dalam
berbagai hal penyelenggaraan pendidikan.
A. Latar
Belakang Masalah
Sekolah
lembaga
dasar.
SD
Dasar
pendidikan
(SD)
merupakan
formal
pada
salah
satu
tingkat
satuan
pendidikan
Sampai saat ini penyelenggaraan pendidikan pada
lamanya
6
tahun,
dengan
komposisi
murid
di
mulai
dari Kelas I sampai dengan Kelas VI. Sebagaimana diatur
dalam Keputusan Mendikbud RI Nomor 0487/U/1992 Bab II.
Pasal 2 ayat 1 (1993: 16), bahwa tujuan pendidikan yang
ingin dicapai melalui SD yaitu :
"Memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa dalam
mengembangkan
kehidupannya
sebagai pribadi,
anggota
warga
negara,
serta mempersiapkan
siswa
masyarakat,
untuk melanjutkan ke SLTP".
Untuk
mencapai
tujuan
diperlukan
berbagai
pembelajaran
yang
perlu
baik
didukung
secara
diharapkan
bermutu
proses
dan
bila
(resources)
mulai
tidak
diperlukan
diantaranya
(1983:3)
sasaran
berupa
terdapat
adanya
sumber-sumber dasar,
Terlebih-lebih
diperlukan
Pada
ahirnya
put)
perlu
dibenahi
dengan
didalam
nonfisik
tersebut
yang
manajemen,
belajar
yang
mengajar
tidak mungkin
berbagai
sumber
yang memadai
baik
Masukan yang dominan
mekanisme
bahwa
pendidikan
dan
kuantitas.
mengemukakan
tersebut
kualitas.
(input)
sarana
proses
memadai
kegiatan
didukung
didalam
proses
yang
fisik
sebagai masukan
melalui
pengembangan
namun proses
secara kualitas maupun
yang
dari
tersebut
masukan
(out
yang
menerapkan
yang tepat.
tercipta,
Hal
lingkungan
serta
dalam
maupun
keluaran
relevan.
Di
berbagai
kuantitas
menciptakan
(KBM)
dengan
pendidikan
harmonis,
kegiatan
memadai.
adanya
pendidikan
dan
proses
prasarana.
"guna
keharusan
pendidikan
Winardi
mencapai
berupa
diantaranya peralatan
suatu
tersedianya
(materials)".
sarana prasarana pendidikan yang mutlak
bagi
lembaga
pendidikan
pada
SD
jumlahnya
sangat
banyak
ragam.
pada
jenis
dan
corak
yang
beraneka
Secara umum barang-barang yang mutlak diperlukan
SD
Negeri
mobuler,
raga,
dengan
meliputi
laboratorium,
tanah,
alat
gedung,
peraga,
alat
buku,
kantor,
alat
olah
dan alat kesenian.
SD
yang
berstatus
Negeri
yang
dikelola
di
lingkungan Dinas Pendidikan Kota Bandung yang terpencar
di
26
Kecamatan
khususnya
dalam
jumlahnya 836
penyediaan
SD.
Didalam pengelolaan
prasarana
dan
sarana
yang
selama ini telah dilakukan dengan berbagai macam upaya.
Usaha
yang
telah
dilakukan
bersumber dari APBN,
Almamater
wakaf,
Sekolah
dan
donatur
APBD,
oleh
instansi
swadaya BP.3,
Dasar
(Gentra
lainnya.
kedinasan
Gerakan Cinta
Masekdas),
Berbagai
usaha
hibah,
tersebut
masih terus menerus diupayakan dan diperjuangkan. Namun
kebutuhan prasarana dan sarana khususnya pada SD Negeri
sampai saat ini belum terpenuhi. Karena itu Sarwoto (1994
: 49) mengemukakan bahwa "tersedianya unsur-unsur dasar
tidak
berlimpah-limpah
perlu
didasarkan
Prinsip
ini
barang
yang
hingga
atas
sangatlah
untuk
mempergunakannya
prinsip-prinsip
penting
diperlukan
mengingat
dapat
efisiensi".
tidak
selalu
setiap
tersedia.
Keterbatasan itu pada umumnya disebabkan oleh kemampuan
anggaran
baik
yang
karena
tersedia.
faktor
Disamping
mekanik
atau
itu
secara
setiap
barang
alami
lambat
atau
cepat pasti
setiap
akan mengalami
barang
dihadapkan
kerusakan.
kepada
Selain itu
suatu
resiko
kehilangan. Resiko tersebut dapat terjadi karena faktor
kehilafan,
kecerobohan kelalaian, atau faktor alam.
Berhubung
dihadapkan
setiap
pada
pengadaan
faktor
sarana
keterbatasan
dan
atau
prasarana
kelangkaan,
maka dalam penggunaannya disamping harus optimal
juga harus efesien,
tapi
efektif, dan produktif. Oleh sebab
itu terhadap sarana dan prasarana pendidikan yang telah
ada
pada
dan
benar
PUOD
(IV
SD
perlu
sesuai
C:5),
dilakukan
dengan
pengaturan
ketentuan.
ditegaskan
bahwa
secara
tertib
Dalam Buku
Dirjen
"setiap
unit/satuan
kerja dalam pengaturan barang inventaris yang ada harus
melakukan
pengisian
pormulir".
Pengaturan
ini
dimaksudkan paling tidak untuk mengetahui dengan tepat
mengenai
mutlak
itu
kondisi
harus
berada,
dan
keberadaan
diketahui
berapa
kepemilikannya,
dari
banyak
dari
barang.
segi
lokasi dimana
jumlahnya,
mana
Setiap barang
asal
bagaimana
usul
barang
status
barang
itu
diperoleh dan berapa nilai harganya.
Untuk dapat mengatur barang inventaris yang telah
ada pada SD diperlukan kemampuan pegawai yang terampil.
Walaupun
mungkin
mengelola
SD
sudah
Instansi/Dinas
banyak
yang
melakukan
berkompeten
berbagai
upaya
pembenahan Sumber Daya Manusia (SDM) pengelola barang,
seperti
rapat,
melalui
dan
penataran,
cara-cara
diklat,
lainnya.
pengarahan
Namun
upaya
teknis,
pembenahan
yang telah dilakukan itu belum bisa dijadikan jaminan
bahwa
inventarisasi
barang
benar sesuai dengan
ketentuan.
yang berstatus inventaris,
kemampuan
dibarengi
dan
manajerial
dengan
mengurus
kejujuran,
keras.
Seandainya
mentalitas
inventaris
ketentuan.
Hal
tapi
aparat
itu
memadai,
mungkin
ini
perlu
juga
harus
Dalam mengatur
didukung
dengan
kesabaran, dan bahkan perlu kerja
teknis
tidak
Dalam menangani barang
teknis,
sangat
SDM
kurang
secara
disamping dituntut memiliki
dan
barang
dan
dilaksanakan
kemampuan mentalitas.
ketekunan,
manajerial
telah
yang
berupa
tersedia,
maka
dapat
tapi
bila
pengaturan
dijamin
menunjukkan
kemampuan
bahwa
segi
barang
sesuai
dengan
mengurus
dan
mengatur barang inventaris sungguh tidak bisa dianggap
ringan
ini
dan
terlebih
disebabkan
nilai
harga,
kehilangan.
inventarisasi
lagi
tidak
bisa
disepelekan.
setiap barang mempunyai
karena
Dengan
sarana
itu akan dihadapkan
mengandung
prasarana
resiko
nilai
guna
dengan
itulah
pendidikan
yang
ada pada SD merupakan hal yang mutlak diperlukan.
Hal
dan
resiko
maka
telah
Rasanya sering terjadi kasus yang berkaitan dengan
barang inventaris yang terdapat pada SD Negeri di Kota
Bandung. Kasus demi kasus itu misalnya berupa pengakuan
kepemilikan
tanah,
kehilangan
alat
kantor,
mobuler,
buku-buku yang selama ini banyak yang tidak berada di
dan
perpustakaan,
setiap
banyak
terjadi
bersangkutan
Namun
data
pendaftaran
membawa
catatan
yang terdapat
diminta
terlambat
lama
untuk
Kepala
belum
inventaris.
maka
secara
yang
atasan
dilakukan
bila
diadakan
mendadak
petugas
dengan
Bukti
laporan
mengenai
keadaan
bahkan
terkadang
diabaikan.
dan
SD
tentu
disesuaiakan
tidak akurat
Dalam
kepada
Buktinya
pada suatu ruangan.
barang inventaris
lainnya.
laporan
demikian
barang,
kasus
mungkin
menyampaikan
langsungnya.
penyesuaian
kasus
lagi
barang
lainnya,
barang,
bila
sering
Akibatnya
tidak
up
data
to date.
Keadaan ini menunjukkan ketidakteraturan dalam mengatur
barang
inventaris.
Berarti
juga
merupakan
indikator
yang menujukkan bahwa pengaturan dan pengurusan barang
inventaris masih belum sesuai dengan ketentuan. Apabila
kondisi pengaturan barang inventaris tersebut dibiarkan
berlanjut,
lebih
besar
keakuratan
maka
akan
mempunyai
dampak
dan
berat.
Diantaranya
data
akan
menyulitkan
negatif
dengan
yang
tidak
ketepatan
ada
dalam
menyusun
perencanaan
Pada
akhirnya
biasa
dalam
dapat
menimbulkan
kebutuhan
dapat
dan
menimbulkan
pembiayaan
pengadaan
pemborosan
pendidikan.
rendahnya
Lebih
kinerja
barang.
yang
luar
jauh
lagi
bagi
pengelola
pendidikan pada tingkat Sekolah Dasar.
Agar
barang
inventaris
yang
terdapat
pada
SD
Negeri dapat diatur sesuai dengan ketentuan, disamping
perlu
keahlian
perlu
juga
dan
mentalitas
adanya
pengawasan
instansi yang berkompeten.
138)
mengemukakan
dimaksudkan
tidak
betul".
akan
Ini
dari
barang,
berbagai
Sondang P.
bahwa
menentukan
ketidakberesan,
pengelola
Siagian
"pengawasan
siapa
tetapi
berarti
yang
untuk menemukan
juga
unsur
(1989 :
tidak
salah
pengawasan
maka
untuk
jika
ada
apa
yang
bermaksud
agar setiap pegawai dimaksudkan agar dalam melaksanakan
tugasnya
dapat
petunjuk,
arahan,
demi
sesuai
dengan
ketentuan,
kebijakan,
dan peraturan - peraturan
tercapainya tujuan yang diharapkan.
harus
Pengawasan
terhadap pengaturan barang inventaris yang
tingkat
juga
pada
SD
Negeri
Kecamatan dan
perlu
(Bawasda)
dilakukan
yang
khusus
melalui
Karena itulah
pengawasan
terdapat
dilakukan
rencana,
perlu
Kota.
oleh
berbagai
dilakukan
Dalam hal
Badan
membidangi
sistim.
mulai
dari
ini pengawasan
Pengawasan
kekayaan
Daerah
daerah.
Dengan
keterlibatan
pengawasan,
dinilai
maka
memadai
berbagai
sistim
untuk
instansi
pengawasan
menertibkan
dalam me
yang
ada
pengaturan
dapat
barang
inventaris.
Hal-hal
penelitian
dalam
itulah
secara
yang
ilmiah
kaitannya
dengan
mendorong
mengenai
untuk
sistem
inventarisasi
melakukan
pengawasan
prasarana
sarana pendidikan yang terdapat pada SD Negeri di
dan
Kota
Bandung.
B.
Rumusan
Masalah
Seperti
merupakan
setiap
telah
salah
dikemukakan
satu
organisasi.
fungsi
Pengawasan
bahwa
pokok
manajemen
dimaksudkan
mencari siapa yang berbuat salah,
pekerjaan apa yang belum benar.
pengawasan
bukan
dalam
untuk
tetapi untuk mencari
Pengawasan akan lebih
penting apabila disadari bahwa setiap manusia disamping
memiliki
kelebihan
tetapi
juga
memiliki
kekurangan.
Telah dikemukakan juga bahwa prasarana dan sarana juga
sebagai salah satu sumber yang mutlak diperlukan dalam
proses
pendidikan.
Walaupun
berbagai
upaya
telah
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan prasarana dan sarana
pendidikan pada SD Negeri di Kota Bandung baik secara
kualitatif maupun kuantitatif,
terpenuhi
secara
penyediaan
sarana
dihadapkan
pada
kemampuan
sarana
dalam
namun tetap belum pernah
maksimal.
prasarana
Hal
sudah
faktor
segi
prasarana
ini
tentu
yang
setiap
akan
keterbatasan,
pembiayaan.
pendidikan
karena
selalu
terutama
Karena
itu
terhadap
telah
ada
pada
SD
Negeri di Kota Bandung perlu ditangani secara benar dan
teratur sesuai dengan ketentuan.
Bertitik
dengan
latar
tolak
belakang
sebelumnya,
maka
ini
"sistem
yaitu
prasana
dan
tersebut
dari
yang
sarana
rumusan
masalah
menjadi
fokus
pendidikan".
ke
dihubungkan
sebagaimana
pengawasan"
dirumuskan
tersebut
dalam
diuraikan
dalam
dan
penelitian
"inventarisasi
Kedua
suatu
fokus
judul
masalah
menjadi
"Sistem pengawasan terhadap inventarisasi Prasarana dan
Sarana
Pendidikan
pada
Sekolah
Dasar
Negeri
di
Kota
Bandung". Sistem pengawasan terdiri dari sub-sub sistem
yang
satu
sama
dipisah-pisahkan
sistem
itu
langsung,
atasan
lain
saling
yang
dapat
pengawasan
membentuk
berupa
tidak
langsung/pengawasan
umum/fungsional.
menunjang
yang
satu
tidak
bisa
kesatuan.
Sub
disebut
langsung,
melekat,
Masing-masing
dan
sub
dan
dan
sistem
pengawasan
pengawasan
pengawasan
tersebut
dapat
berkedudukan
pengawasan
sebagai
eksternal.
pengawasan
Selain
intern
itu
setiap
jenis
pengawasan dengan sendirinya diperlukan langkah-langkah
pengawasan.
pengawasan
berupa
dalam
kegiatan
untuk
ada,
Secara
sistematis,
setiap
pemeriksaan
dibandingkan
dengan
menentukan hal-hal
melakukan
tindak
Sedangkan
yang
termasuk
prasarana
kegiatan
atau
terhadap
standar
hasil
atau
sebagai
dimaksud
dengan
dan
dilakukan
pekerjaan
pedoman
langkah
yang
dimiliki.
dan
perbaikan.
inventarisasi
barang
pendidikan,
yaitu
sarana
barang-barang
telah
pengawasan
yang dianggap menyimpang,
lanjut
mengatur
yang
metoda
langkah-langkah
inventaris
Adapun
yang
jenis
ada
kegiatan
inventarisasi dapat meliputi pengisian Kartu Inventaris
Ruangan
(KIR),
Inventaris
setiap
data,
(BI),
jenis
dan
Inventaris
pelaporan
tersebut
keakuratan data,
Kedua
teramat
fokus
penting
diterapkannya
dapat
Kartu
prasarana
dan
Barang.
untuk
Kegiatan
dalam
di
kelengkapan
atas
mengingat
pengawasan
ketidakteraturan
sarana
Buku
up to date.
tersebut
diteliti,
sistem
(KIB),
menunjukkan
dan data yang
permasalahan
suatu
mengurangi
perlu
Barang
dalam
pendidikan.
paling
terasa
dengan
tidak
inventarisasi
Pengawasan
dari
berbagai instansi yang berkompeten di tingkat Kecamatan
11
dan Kota, maka paling tidak data prasarana dan sarana
pendidikan pada SD Negeri
akan menjadi
lebih
akurat,
lengkap, dan up to date.
Kedua fokus masalah dalam penelitian ini diajukan
dalam bentuk dua rumusan pertanyaan
1. Sudah
sejauhmana
sistem
pokok, yaitu:
pengawasan
yang
berjalan
selama ini.
2. Dengan sistem pengawasan yang ada,
kondisi
pelaksanaan
sudah sejauhmana
inventarisasi
prasarana
dan
sarana pendidikan pada SD Negeri di Kota Bandung.
Apabila
lebih
kedua
lanjut,
pertanyaan
maka
dapat
pokok
tersebut
diidentifikasi
dirinci
ke
dalam
beberapa bentuk pertanyaan sebagai berikut:
1. Sistem pengawasan.
a. Apakah
instansi/pejabat
yang berkompeten
telah
melakukan pengawasan?
b. Sistem pengawasan apa saja yang selama ini sudah
dilaksanakan?
c. Aspek-aspek
apa
saja
yang
diperiksa
terhadap
inventarisasi prasarana dan sarana?
d. Bagaimana
dilakukan
langkah-langkah
terhadap
sarana pendidikan?
pengawasan
inventarisasi
prasarana
yang
dan
12
2. Inventarisasi prasarana dan sarana pendidikan.
a. Apakah
pada
prasarana
KIR,
KIB,
b. Apakah
Negeri
dan
sarana
BHB,
dan BI?
di
terdapat
SD
dalam
BI,
dalam
pendidikan
BHB,
kelengkapan,
menginventarisasi
sudah
membuat
KIB,
dan
KIR
sudah
kebenaran,
dan
keakuratan
data prasarana dan sarana pendidikan?
c. Apakah
pada
pendidikan
setiap
yang
ada
prasarana
pada
dan
SD Negeri
sarana
sudah
telah
dibubuhi penomoran barang?
d. Apakah
tanah
memiliki
e. Apakah
yang
ditempati
SD
Negeri
sudah
sertifikat?
setiap
SD
Negeri
pada
setiap
semester
telah melakukan pelaporan barang?
Dengan
langsung,
melekat,
kerja,
maka
sistem
tidak
dan
kerja,
sistem
memperkuat.
bahwa
"Dengan
mengendalikan
prasarana
yang
yang
Sujamto
pengawasan
langsung,
dilakukan
dapat
sarana
satu
saling
(1986
atau
oleh
Ini
dengan
unit
mengetahui
yang
dan
mengemukakan
dapat
berarti
pendidikan
sistim
melengkapi
:50)
pengawasan
pekerjaan.
dan
atasan
dapat
sistem
juga
berupa
atau badan pengawasan fungsional,
lainnya
saling
pengawasan
umum
pengawasan
yang
yang
langsung,
bersifat
satuan
pengawasan
pengawasan
dengan
berefek
sistem
inventarisasi
sesungguhnya
13
berjalan
selama
ini.
dapat mengarahkan
Di
lain
pihak
sistem pengawasan
kegiatan inventarisasi prasarana dan
sarana pendidikan pada SD Negeri agar terlaksana sesuai
dengan petunjuk dan ketentuan yang berlaku.
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Dalam
penelitian
ini
terdapat
beberapa
hal
diharapkan yang dapat memperoleh nilai tambah.
dimaksud
dalam
yaitu
adanya
bidang
Administrasi
penelitian
pendidikan,
Pendidikan.
ini
pengembangan
pengembangan
dapat
ilmu
khususnya
yang
Harapan
pengetahuan
dalam
Ilmu
Disamping itu juga diharapkan
memberi
operasional
konstribusi
dalam
terhadap
penyelenggaraan
pendidikan.
2. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan sebagaimana yang telah
diuraikan,
dalam
penelitian
ini
terdapat
dua
tujuan
utama yang ingin dicapai, yaitu :
1. Ingin mengetahui sejauh mana sistem pengawasan yang
ada
yang
dilakukan
oleh
instansi
yang
berkompeten
14
terhadap
inventarisasi
prasarana
dan
sarana
pendidikan pada SD Negeri.
2. Ingin
mengetahui
inventarisasi
sejauh
prasarana dan
mana
sarana
pelaksanaan
pendidikan pada
SD Negeri.
Di
beberapa
dalam
kedua
tujuan
tujuan
yang
utama
bersifat
tersebut mengandung
khusus
yang
ingin
dicapai, yaitu dalam aspek :
1. Sistem Pengawasan.
a. Ingin mengetahui sistem pengawasan apa saja yang
dilakukan selama
ini oleh instansi-instansi yang
berkompeten terhadap inventarisasi prasarana dan
sarana pendidikan pada SD Negeri.
b. Ingin
mengetahui
diperiksa
aspek-aspek
dalam
apa
inventarisasi
saja
yang
prasarana
dan
sarana pendidikan pada SD Negeri.
c. Ingin
mengetahui
bagaimana
langkah-langkah
pengawasan yang dilakukan terhadap inventarisasi
prasarana dan sarana pendidikan pada SD Negeri.
2.
Inventarisasi Prasarana dan Sarana Pendidikan
a. Ingin
mengetahui
apakah
pada
SD
Negeri
KIR,
KIB,
telah
terdapat KIR, KIB, dan BI.
b. Ingin mengetahui
apakah
pada
dan
BI
yang terdapat pada SD Negeri telah lengkap diisi
dengan data?
15
c. Ingin
dan
mengetahui
sarana
apakah
pendidikan
dalam
yang
setiap
prasarana
telah
tercantum
ada
penulisan penomoran barang?
d. Ingin mengetahui
Negeri
telah
apakah
tanah
dilengkapi
yang ditempati
dengan
SD
sertifikat
kepemilikan tanah?
e. Ingin
mengetahui
telah
dibuatkan
apakah
pada
laporan
setiap
keadaan
semester
prasarana
dan
sarana pendidikan?
Untuk
mencapai
penelitian
ini
tujuan
yang
didukung
bersifat
dengan
khusus
data
tersebut,
empirik
yang
diperoleh melalui pengamatan, angket, dan wawancara.
2. Kegunaan Hasil Penelitian
Dengan dicapainya tujuan sebagaimana di uraikan di
atas,
hasil
penelitian
ini
dapat
berguna
untuk
kepentingan berbagai pihak, yaitu bagi :
1. Instansi
yang
pengawasan.
berkompeten
Instansi
Pendidikan Kecamatan,
dan
Bawasda
tersebut
mengenai
itu
Dinas
Pemerintah
masing-masing
kondisi
didalam
meliputi
melakukan
Cabang
Dinas
Pendidikan Kota Bandung,
Kota
bisa
Bandung.
Instansi
memperoleh
masukan
inventarisasi prasarana dan
sarana
16
pendidikan
yang berjalan
hasil
dari
untuk
mengambil
penelitian
pembaharuan
Dengan
selama
ini
langkah
dalam
demikian
ini.
dapat
bermanfaat
berbagai
melakukan
sistem
Disamping
juga
perbaikan
pengawasan
pengawasan
dan
berikutnya.
setahap
demi
setahap dilakukan dengan cara yang lebih baik.
akhirnya
berpengaruh
terhadap
itu
Pada
inventarisasi
prasarana dan sarana pendidikan pada SD Negeri yang
lebih baik sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2. Pelaksana
inventarisasi
pendidikan.
adalah
Karena
Pejabat
inventarisasi
SD
Negeri
memperoleh
dan
sarana
dan
itu
amatlah
sarana
dalam
pendidikan
Sekolah
sarana
penting.
pada
dapat
menangani
pendidikan,
keyakinan
pendidikan
Sekolah
jawab
dalam
memperteguh
sarana
Kepala
Kepala
masukan
prasarana
dan
maka
dan
bertanggung
dipimpinnya.
dapat
inventarisasi
prasarana
yang
berbagai
inventarisasi
sehingga
jabatannya,
prasarana
yang
prasarana
bahwa
Inventarisasi
yang
dilakukan
dengan cara yang asal-asalan akan memperoleh resiko
yang besarbaik bagi negara,
dan
terutama
sekolah.
bagi
Karena
dirinya
itu
pemerintah, masyarakat,
sendiri
inventarisasi
sebagai
barang
manajer
harus
17
dilakukan
secara
sungguh-sungguh.
Terlebih-lebih
setelah mendapat pengawasan yang lebih serius,
Kepala
Sekolah
menangani
dapat
lebih
inventarisasi
serius
barang
juga
yang
maka
dalam
ada
pada
lingkungan kerja yang menjadi tanggungjawabnya.
3. Pemerintah
Kota
Bandung.
Dengan
yang
berkompeten,
maka inventarisasi prasarana dan sarana
pendidikan
akan
ketentuan.
Kondisi
inventaris
semakin akurat,
semakin
demikian
Bandung,
baik
seluruh
barang
oleh
baiknya
pengawasan
Dengan
dilakukan
semakin
ini
yang
baik
sesuai
lengkap,
kekayaan
jumlah
dan
berstatus
barang
to date.
up
Pemerintah
maupun
yang
dengan
berarti data mengenai
maka
jenis,
instansi
nilai
inventaris
Kota
harga
yang
tersebar pada SD Negeri dapat dihitung secara lebih
akurat.
4. Pengembangan
hasil
ilmu
penelitian
pengetahuan.
ini
Secara
bermanfaat
bagi
keilmuan,
pengembangan
ilmu administrasi pendidikan. Sebagai suatu disiplin
ilmu,
administrasi
pendidikan
senantiasa
selalu
dinamis seiring dengan perubahan dan tuntutan jaman.
Dengan
penelitianlah
terus.
Karena
itu
suatu
ilmu
penelitian
ini
dapat
berkembang
merupakan
salah
18
satu
wujud
dari
sekian
banyak
penelitian
guna
pengembangan ilmu administrasi pendidikan.
Perlu
penelitian
nyata
ini
membawa
perubahan
Hal
disadari
ini
tentunya
perubahan
diperlukan
tergantung
terkait
juga
dalam
bahwa
tidak
langsung
dalam
melalui
kegunaan
waktu
suatu
dan
terasa
singkat.
proses
juga sejauh mana
pengawasan
dari
bagi
dan
hasil
secara
Setiap
waktu.
pihak-pihak
inventarisasi
mampu
menyimak informasi dari hasil penelitian ini. Kemudian
seberapa
berbuat
maupun
besar
yang
memberi
lebih
pelaksana
motivasi
baik,
baik
inventarisasi
bagi
bagi
dirinya
pelaku
prasarana
untuk
pengawasan
dan
sarana
pendidikan untuk berbuat yang lebih baik.
D. Penjelasan Konsep
Agar
terdapat
bagi pembaca,
beberapa
ini.
persepsi
dan
pola
pikir
kiranya perlu adanya penjelasan terhadap
konsep
yang
Konsep-konsep
inventarisasi
kesamaan
terdapat
itu
pada
meliputi
prasarana dan
judul
sistim
penelitian
pengawasan,
sarana pendidikan,
dan
SD
Negeri.
1. Sistem
sistem
pengawasan
pengawasan.
dapat
Sub
terdiri
sistem
dari
beberapa
pengawasan
sub
dapat
19
terdiri
semua
jenis
pengawasan.
Setiap
pengawasan
satu
memperkuat,
tidak
satu
pengawasan
jenis
sama
langkah-langkah
dan
lain
dapat
dan
langkah
saling
dalam
mempengaruhi,
dipisahkan,
dan
membentuk
kesatuan.
2. Inventarisasi prasarana dan sarana pendidikan.
ilmu
administrasi
(resources)
terdapat
beberapa
sumber
yang diperlukan dalam proses manajemen.
Sumber-sumber
sering
dikenal
Dalam
juga
itu
diantaranya
disebut
berupa
peralatan
material
atau
yang
perlengkapan.
Dalam dunia pendidikan lazimnya lebih sering disebut
sarana dan
prasarana pendidikan.
masing-masing dapat
konteksnya.
Semua
digunakan hanya
Secara
visual
istilah
tergantung pada
setiap
material/
peralatan/perlengkapan/fasilitas/barang/sarana
prasarana
Setiap
yang
sesungguhnya
barang
yang
penggunaannya
oleh
Negeri,
semua
maka
barang
inventaris.
mengurus,
yang
Negeri
mencatat,
berstatus
itulah
itu
Kegiatan
dan
disebut
yang
dan
kerja
dikuasai
misalnya
statusnya
untuk
melaporkan
inventaris
sarana pendidikan.
ada
unit
barang
dan
berwujud berupa barang.
telah
suatu
itu
inventarisasi
sebagai
mengatur,
seluruh
terdapat
SD
barang
pada
prasarana
SD
dan
20
3. Selain SD Negeri, di Kota Bandung terdapat banyak SD
yang
berstatus
dominannya
berstatus
semua
swasta.
paling
tidak
Pegawai Negeri
pembiayaan
prasarana
SD
dan
anggaran
pemerintah.
berstatus
negeri
Sipil
pegawai
(PNS). Ciri
lainnya
pendidikan
Di
Kota
836
otonomi
negeri
semua
pengadaan
berjumlah
diselenggerakannya
berstatus
bercirikan
termasuk
sarana
yang
dan
perawatan
merupakan
Bandung,
SD.
SD
Sejalan
daerah
beban
yang
dengan
(otda),
maka
pengelolaan pendidikan termasuk SD negeri sepenuhnya
berada pada tanggung jawab Pemerintah Kota Bandung.
Secara teknis instansi yang menangani pendidikan di
Kota Bandung adalah Dinas Pendidikan Kota Bandung.
Penjelasan
yang
penting.
ketiga
ini
konsep
tersebut
dimaksudkan
merupakan
untuk
hal
menghindari
kesimpangsiuran interpretasi makna penelitian.
E. Kerangka Acuan Penelitian
Dalam penelitian,
alur
pemikiran
yang
kerangka
acuan
digunakan
merupakan
untuk
dasar
mengkaji
permasalahan. Dalam meninjau sistem pengawasan terhadap
inventarisasi prasarana dan
sarana pendidikan pada SD
Negeri didasarkan pada beberapa sudut pandang, yaitu:
1. Dalam diagram 1.1 halaman 24,
sebagai
suatu
sistem.
Semua
pengawasan
fungsional
sistem
yang
bentuk
atasan
baik
satu
dalam
sama
pengawasan
bersifat
sub-sub
yaitu
berupa
maupun
internal
pengawasan.
saling
saling mempengaruhi,
dari
pengawasan
dan
eksternal
pengawasan merupakan
sistem
lain
terdiri
langsung
serta langkah-langkah
sistem
pengawasan dip
Sub-sub
terkait,
saling
sub-sub
tersebut
menunjang,
dan saling ketergantungan yang
membentuk
satu
kesatuan
terhadap
inventarisasi
dalam
sistem
prasarana
pengawasan
dan
sarana
pendidikan pada SD Negeri.
2. Dilihat
dari
segi
tugas,
wewenang,
dan
jawabnya dalam melakukan pengawasan di
Pemerintah
Kota
Bandung,
maka
yang
tanggung
lingkungan
berkedudukan
sebagai pengawasan atasan langsung meliputi
Kepala
Cabang Dinas Pendidikan dan Kepala Dinas Pendidikan.
Sedangkan
yang
berkedudukan
sebagai
pengawasan
fungsional meliputi Bawasda Pemerintah Kota Bandung,
Sub Bagian Perlengkapan,
SD,
dan
pejabat,
sama
yang
Sub
Seksi
Seksi Prasarana dan Sarana
Prasarana
dan
Sarana.
Semua
unit kerja, dan satuan kerja tersebut satu
lain
saling
membentuk
pengawasan
melengkapi
satu
sebagai
dan
kesatuan
suatu
sistem.
saling
menunjang
dalam
melakukan
Demikian
juga
22
langkah-langkah
penggunaan
standar,
dan
pencacatan,
sistematis.
tanpa
Langkah
lainnya
langkah
saling
membentuk
yang
dimulai
penilaian,
tindak
didahului
sehingga
yang
pengawasan
lanjut
yang
satu
pembandingan,
dilakukan
langkah-langkah
yang
satu
satu
dan
dengan
saling
kesatuan
secara
tidak bisa dilakukan
oleh
terkait
dengan
sebelumnya,
langkah-langkah
berkesinambungan
langkah
dalam
sistem
pengawasan.
3. Salah satu fungsi yang mutlak dilakukan oleh Kepala
Dinas
Pendidikan dan Kepala Cabang Dinas
adalah
melakukan
pengawasan,
terhadap
inventarisasi
pendidikan
pada
Sub
Bagian
SD
termasuk
prasarana
Negeri.
Perlengkapan,
Pendidikan
pengawasan
dan
sarana
Sedangkan bagi
Bawasda,
Seksi
Prasarana
&
Sarana,
dan Sub Seksi Prasarana dan Sarana secara fungsional
merupakan salah satu tugas pokoknya adalah melakukan
pengawasan,
termasuk
inventarisasi
prasarana
pengawasan
dan
sarana
terhadap
pendidikan
pada
SD Negeri.
4. Konsentrasi
sistem
penelitian
sebagai
suatu
tersebut
berperan
terhadap
inventarisasi
kepada
sejauh
sistem
dalam
mana
dalam
pengawasan
melakukan
prasarana
pengawasan
dan
pendidikan pada SD Negeri di Kota Bandung.
dengan
hal
itu
juga
sejauh mana
tahap
sub-sub
sarana
Bersamaan
pelaksanaan
23
inventarisasi
jabatan,
tersebut.
maka
inventarisasi
Konsekuensi
yang
dari
bertanggung
adalah Kepala
suatu
jawab
Sekolah pada
dalam
SD Negeri
yang bersangkutan.
5. Kondisi
baik,
pengawasan
sedang,
yang
atau
selama
ini
kurang
dalam
berjalan
sistem
tentu
membawa
pada kondisi pelaksanaan inventarisasi prasarana dan
sarana pendidikan pada SD Negeri.
baik,
sedang
tersebut
akan
pembelajaran,
menghitung
dalam
menghasilkan
akuntabilitas
dapat
inventarisasi
menunjang
keakuratan
kekayaan
pendidikan.
tersebut
dalam
kurang
berperan
jumlah
merupakan
sarana
atau
Pada kondisi tahap
akhirnya
dijadikan
data,
dapat
negara/daerah,
penggunaan
Pada
proses
dan
prasarana
kondisi
gambaran
dan
kemampuan
kinerja
aparat
yang terlibat dalam penyelenggaraan pendidikan.
Secara
dapat
Pada
skematis
dilihat
diagram
pada
mengenai
diagram
tersebut
1.1
acuan
pada
mengandung
akuratnya data barang yang
penelitian
halaman
makna
berstatus
ini
berikut.
bahwa
dengan
inventaris,
maka
besarnya kekayaan daerah Kota Bandung yang terinvestasi
dalam dunia pendidikan khususnya pada SD Negeri dapat
diketahui
pengaruh
secara
akurat.
positif terhadap
pendidikan
pada
tingkat
Pendidikan Kecamatan,
Pada
akhirnya
kredibilitas
SD
Negeri,
akan
membawa
kinerja aparat
Cabang
dan Dinas Pendidikan Kota.
Dinas
Nilai Budaya
Nilai Ekonomi
Diagram 1.1
Kerangka Berfikir
25
Satu hal yang perlu diperhatikan dan jangan sampai
diabaikan yaitu faktor nilai.
Pengawasan sebagai suatu
sistem akan
faktor
ada,
dipengaruhi
berkembang,
suatu
instansi,
menerapkan
terdapat
budaya
dan
unit
kerja,
sistem
faktor
nilai
ekonomi.
dan
terhadap
sarana
dangan
yang
yang
Kedua
pelaksanaan
maka
satuan
kerja.
paling
dominan
nilai
Dalam
tidak
yaitu
nilai
tersebut
perlu
agar sistem pengawasan menjadi
pendidikan.
tepat,
atau
pengawasan
nilai
dicermati dengan tepat,
efektif
nilai-nilai
dan dianut oleh aparat yang ada pada
suatu
dua
oleh
inventarisasi
Seandainya
kedua
faktor
tidak
nilai
prasarana
dicermati
tersebut
dapat
menjadi kendala atau penghambat bagi efektivitas sistem
pengawasan itu sendiri.
menerapkan
suatu
Dengan demikian sebaik-baiknya
sistem pengawasan
berarti
didalamnya
terkandung setepat-tepatnya mencermati nilai budaya dan
nilai
ekonomi.
Hal-hal inilah yang dibahas dalam sajian tioritis
dan analisis pada uraian-uraian selanjutnya.
BAB III
PROSES PENELITIAN
Sebagaimana
penelitian
ini
diuraikan
pada
dimaksudkan
untuk
Bab
Pertama,
mengungkap
bahwa
bagaimana
sistem pengawasan yang dilakukan terhadap inventarisasi
prasarana
dan
sarana
pengawasan
oleh
instansi/pejabat
dengan
pendidikan;
langkah-langkah
sejauhmana
berwenang
pengawasan
pelaksanaan
apakah
yang
inventarisasi
setiap
dilakukan
benar;
dan
prasarana
dan
sarana pendidikan pada SD Negeri di Kota Bandung. Untuk
mencapai
maksud
tersebut
kegiatan
ilmiah,
maka
dalam
kapasitasnya
dalam penelitian
ini
sebagai
diperlukan
suatu proses dengan berbagai langkah kegiatannya.
A. Metode Penelitian
Dari
sekian
banyak
metode
penelitian
digunakan dalam bidang
ilmu administrasi,
yang
penelitian
digunakan
deskriptif
dalam
analitis.
ini
Pendekatannya
70
yang
biasa
maka metode
adalah
yaitu
metode
analisis
\\
kualitatif
dengan
depelopmental.
prosentase
Alasan
yang
,%>"-
ber^$^atr-=-
utama yang mendasari menggunakan
metode dekriptif adalah sesuai dengan yang dikemukakan
Winarno
"...
Surahmad
memusatkan
(1989
diri
:
140)
pada
yaitu
pemecahan
penelitian
yang
masalah-masalah
yang ada masa sekarang dan pada masalah-masalah aktual;
data
dan
yang
dikumpulkan
kemudian
Sudjana
dan
mula-mula
dianalisis".
Ibrahim
disusun,
Untuk
(1989
:
lebih
64)
dijelaskan,
jelasnya,
mengemukakan
Nana
bahwa
penelitian deskriptif adalah :
... penelitian yang berusaha mendiskripsikan suatu
gejala
atau
peristiwa
dan
kejadian
yang
telah
terjadi saat sekarang,
dimana peneliti berusaha
memotret peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat
perhatiannya
untuk
kemudian
dituangkan
atau
digambarkan sebagaimana adanya.
Berdasarkan
kedua
pendapat
tersebut,
terlihat
bahwa
penelitian deskriptif memiliki ciri-ciri yang sfesifik,
yaitu :
l.Memusatkan diri pada pemecahan masalah yang ada pada
masa sekarang yang bersifat aktual.
2. Data
yang
telah
ada
mula-mula
disusun,
dijelaskan,
dan selanjutnya dianalisis.
Selain dari metode deskriptif,
menggunakan
Pedoman
metode
Penulisan
evaluatif.
Karya
Ilmiah
penelitian ini juga
Sebagaimana
STIA
LAN
di
dalam
(1996:21),
"
72
bahwa
metoda
memahami,
evaluasi
memutuskan,
digunakan
atau menilai
membandingkan standar dengan
evaluatif ini,
maka
apabila
"...ingin
sesuatu dengan cara
kenyataan". Dengan metode
sistem pengawasan yang selama ini
berjalan kemudian dibandingkan dengan sistem pengawasan
yang
semestinya
berwenang;
dalam
langkah-langkah
setiap
sistem
langkah-langkah
dan
dilakukan
pelaksanaan
oleh
instansi/pejabat
pengawasan
pengawasan
pengawasan
yang
inventarisasi
yang
dilakukan
dibandingkan
semestinya
prasarana
yang
dengan
dilakukan;
dan
sarana
pendidikan dibandingkan dengan ketentuan-ketentuan yang
ditetapkan.
Telah disebutkan bahwa penelitian
pendekatan
memenuhi
analisis
kualitatif.
karakteristik
Dalam
sebagaimana
dan Biklen (1992 : 27-29)
ini menggunakan
penelitian
dikemukakan
ini
Bogdan
yaitu :
Qualitative researchers has the natural setting as
the direct source of data and the researchers i s
the
instrument; Qualitative researchers the descriptive;
Qualitative researchers are concerned with process
rather
than
simply
with
outcomes
or products;
Qualitative researchers tend to analyze their data
inductively; Meaning is essential concern to the
qualitative approach.
Karakteristik tersebut dapat dijadikan pegangan dengan
pertimbangan :
73
1. Penelitian
ini
mengumpulkan
dilakukan langsung ke
data
yang
terdapat
lapangan untuk
dalam populasi
dan
sampel.
2. Pengambilan
data
dilakukan
langsung
oleh
peneliti
kepada orang-orang yang pekerjaannya diteliti.
3. Data
yang
karena
diperoleh
tidak
sepenuhnya
berupa
angka,
itu analisisnya lebih banyak berupa gambaran
mengenai situasi yang diteliti.
4. Data yang dikumpulkan lebih terfokus pada kegiatankegiatan yang sedang dilakukan.
5. Penelitian
ini dilakukan
ke
lapangan untuk mengkaji
suatu masalah yang menjadi vokus penelitian.
6. Kata-kata
sumber
dan
data
tindakan-tindakan
yang
bermakna
dan
yang diperoleh
dapat
dari
menggambarkan
keadaan yang sebenarnya.
Secara teknis proses dalam metode penelitian ini
dilakukan
dengan
suatu
cara,
yaitu
kualitatif dirubah menjadi kuantitatif.
dengan
yang
cara
diharapkan,
Arikunto
(1996:244)
"...teknik
Setelah
dijumlahkan,
itu
dan
semua
data
dianalisis lebih lanjut.
dengan
dipresentasikan.
ini
kualitatif
disebut
dengan
dikualitatifkan
data
Kemudian diolah
dibandingkan
metoda
deskriptif
semua
jumlah
Suharsimi
juga
sebagai
prosentase".
kembali
untuk
74
B. Sumber Data
Suharsimi Arikunto (1996 : 114) mengemukakan bahwa
yang dimaksud dengan sumber data adalah "...subyek dari
mana
data
diperoleh".
Berpegang
pada
pengertian
tersebut, maka data yang menyangkut dengan :
1. Sistem
pengawasan.
Pengawas
Daerah
Sumber
(Bawasda)
Kekayaan Daerah;
datanya
Kota
dari
Bandung,
Kepala Dinas Pendidikan,
Bagian
Perlengkapan,
Sarana
Pendidikan,
Kepala
dan
Badan
Seksi
Bidang
Kepala Sub
Prasarana
Kepala
Cabang
dan
Dinas
Pendidikan Kecamatan se Kota Bandung.
2. Inventarisasi
SD
Negeri.
prasarana
Sumber
dan
datanya
sarana
yaitu
pendidikan
dari
pada
Kepala
SD
Negeri di Kota Bandung.
Dalam
kegiatannya
populasi,
kaitannya
tidak
dengan
terlepas
sumber
dengan
data,
penentuan
maka
lokasi,
dan sampel.
1. Lokasi Penelitian
Penelitian
terdiri
Bandung
dari
ini
enam
dijuluki
dilakukan
Wilayah
sebagai
di
dan
kota
Kota
26
kembang
Bandung
Kecamatan.
yang
yang
Kota
merupakan
75
Ibu Kota
Propinsi
pemerintahan,
jasa
dalam
Jawa Barat.
Disamping sebagai pusat
Kota Bandung berfungsi juga sebagai kota
bidang
pendidikan,
industri,
perdagangan,
dan pariwisata. Dengan kondisi fungsi kota itulah, maka
Kota
Bandung
Bandung
mempunyai
sebagai
Kota
visi
Jasa
yaitu
yang
"Menciptakan
Genah,
Kota
Merenah,
tur
Tumaninah".
Adapun
penelitian
Kota
ini,
Bandung
terutama
dijadikan
didasarkan
lokasi
pada
dalam
pertimbangan
dari segi :
1. Kota
Bandung
dijadikan
Jawa
sebagai
barometer
ibukota
bagi
Propinsi
Kabupaten/Kota
dapat
lainnya
di
Barat.
2. Kota Bandung sebagai tempat peneliti bekerja sebagai
PNS,
sehingga
hasil
penelitian
diharapkan
dapat
memberi konstribusi terhadap Kota Bandung.
3. Pejabat
dari
yang
segi
berwenang
geografis
di
dan
lingkungan
sarana
Kota
informasi
Bandung
dapat
mendukung terhadap kelancaran penelitian.
4. Sangat
memungkinkan
meninggalkan
bekerja.
tugas
bagi
peneliti
sehari-hari
di
untuk
kantor
tidak
tempat
76
2. Populasi
Sesuai dengan
kepentingan dalam penelitian,
maka
yang dijadikan populasinya adalah seluruh sumber data
yang
dapat
pelaksanaan
memberikan
segala
aspek
yang riil mengenai :
1. Sistem pengawasan
dan
informasi
sarana
terhadap
pendidikan
inventarisasi
pada
SD
Negeri
prasarana
di
Kota
Bandung.
2. Inventarisasi
prasarana
dan sarana pendidikan
pada
SD Negeri di Kota Bandung.
Tabel
3.1
Populasi Responden
untuk Sistem Pegawasan
No.
Banyak
Responden
Unit/Satuan Kerja/Unsur Pimpinan
1
Bawasda (Bidang Kekayaan Daerah)
4
2
Kepala Dinas Pendidikan
1
3
Sub
Bagian
Perlengkapan
pada
Dinas
1
Pendidikan
4
Seksi
dan
Sub
Seksi
Prasarana
&
Sarana SD pada Dinas Pendidikan
2
5
Kepala Cabang Dinas Pendidikan
26
6
Sub Seksi Prasarana dan Sarana pada
Cabang Dinas Pendidikan
26
Jumlah
60
77
Untuk memenuhi
seluruh
aspek yang pertama,
pejabat
dalam
berkewajiban
lingkup
melakukan
inventarisasi
populasinya adalah
Kota
Bandung
pengawasan
prasarana dan
yang
terhadap
sarana pendidikan
pada SD
Negeri sebagaimana dalam tabel 3.1.
Dengan
demikian
menyangkut
sebanyak
dengan
60
populasi
aspek
responden.
dalam
penelitian
"sistem
yang
pengawasan"
Pejabat-pejabat
itulah
yang
selanjutnya dijadikan responden. Pertimbangannya karena
dengan jumlah 60 pejabat sangat terukur bila seluruhnya
dijadikan responden.
pada posisi
Disamping itu respondennya berada
instansi atau unit
bertingkat levelnya.
secara
tingkat
fungsional
Pemerintah
Pendidikan
betugas
Bawasda merupakan unit kerja yang
membidangi
Kota
merupakan
dan
pendidikan
Cabang
dan
Sub
komponen
dalam
Seksi
tugas
Bandung.
bertanggung
sarana
kerja yang berbeda dan
jawab
pengawasan
Pejabat
pada
pada
Dinas
yang
secara
dalam
prasarana
ruang
lingkup
Prasarana
dan
kota.
Sarana
teknis
dan
Kepala
sebagai
pejabat pelayan terdekat dengan SD Negeri pada masingmasing Kecamatan.
Sedangkan
pelaksanaan
pendidikan,
untuk memenuhi
inventarisasi
aspek yang
ke
prasarana
dan
dua yaitu
sarana
populasinya adalah seluruh Kepada SD Negeri
78
yang
berada
di
Kota
Bandung,
yaitu
834
orang.
Rinciannya terdapat pada tabel 3.2.
3. Sampel Penelitian
Penelitian
ini
menggunakan
jenis
penelitian
campuran. Selain menggunakan jenis populasi,
ini
juga
jumlah
menggunakan
Kepala
sebanyak
tenaga,
834
Sekolah
orang.
jenis
pada
sampel.
SD
Negeri
Berhubung
dan waktu yang tersedia,
Dalam
di
penelitian
tabel
3.2,
Kota
Bandung
keterbatasan
biaya,
rasanya tidak mungkin
sebanyak Kepala Sekolah itu dijadikan responden.
menghimpun data dalam aspek ke dua tersebut,
Untuk
penelitian
ini menggunakan jenis sampel. Dalam menentukan besarnya
sampel,
merujuk
(1996:120),
kepada
pendapat
Suharsimi
Arikunto
bahwa :
... jika jumlah subyeknya besar dapat diambil
antara 10-15%, ... tergantung setidak-tidaknya : a.
Kemampuan peneliti dari segi waktu, tenaga dan dana;
b. Sempit atau luasnya pengamatan ...; dan c. Besar
dan kecilnya resiko yang ditanggung peneliti ...
Bertitik tolak dari pendapat tersebut, maka sampel
ditentukan
responden
sebesar
yang
12%.
dijadikan
Dengan
sampel
demikian
jumlah
untuk memperoleh
data
mengenai pelaksanaan inventarisasi prasarana dan sarana
pendidikan sebesar 12% x 834 = 100 responden.
79
Tabel
3.2
Sampel Responden Untuk Inventarisasi
Prasarana dan Sarana Pendidikan
No
Wilayah
Kecamatan
SDN
1
2
3
4
5
6
Bojonegara
Cibeunying
Tegallega
Karees
Ujung Berung
Gede Bage
Jumlah
1. Sukasari
33
Banyak
Sampel
KS
(Responden)
4
33
2. Sukajadi
39
39
5
3. Cicendo
42
42
5
4. Andir
27
27
3
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Cidadap
Coblong
Bandung Wetan
Sumur Bandung
Cibeunying Kaler
Cibeunying Kidul
12
12
2
50
50
6
4
4
1
1.
2.
3.
4.
5.
Astanaanyar
Bojongloa Kaler
Babakan Ciparay
Bojongloa Kidul
Bandung Kulon
1.
2.
3.
4.
Regol
Lengkong
Batununggal
Kiaracondong
23
23
3
21
21
3
52
52
6
40
40
5
18
17
2
43
43
5
22
22
2
38
38
4
40
40
5
23
23
3
45
45
5
55
55
6
1. Arcamanik
31
31
4
4
2. Cibiru
34
33
3. Cicadas
41
41
5
4. Ujungberung
34
34
4
1. Rancasari
18
18
2
2. Margacinta
3. Bandung Kidul
37
37
4
14
14
2
836
834
100
26
Sumber : Dinas Pendidikan Kota Bandung,
Tahun 2002
80
Apabila
pada
satu
beberapa SD Negeri,
komplek
sekolah
maka yang menjadi
satu orang Kepala Sekolah.
terdapat
responden hanya
Ini dimaksudkan agar angket
tidak tertumpu pada SD Negeri di satu komplek sekolah.
Akan
tetapi
beberapa
angket
komplek.
dapat
menyebar
Selain dari
ke
itu,
beberapa
SD Negeri
SD
di
di
Kota
Bandung kondisinya tidak sama. Ada SD Negeri tipe A, B,
dan
C.
Ukurannya
kelengkapan
belajar,
berikut
tergantung
fasilitas,
tenaga
pada
jumlah
pengajar,
murid,
prestasi
dan Iain-lain. Mengenai pengaturannya sebagai
:
Tabel
3.2
Penentuan Tipe SD Negeri
yang Dijadikan Sampel
Ditentukan pada Tipe
SD Negeri
Banyaknya Sampel
per Kecamatan
Adapun
C
B
A
1
1
2
1
1
3
1
1
1
4
2
1
1
5
2
2
1
6
2
2
2
pengkategorian
SD
Negeri
di
setiap
Kecamatan
ditentukan oleh masing - masing Cabang Dinas Pendidikan
Kecamatan.
81
C. Indikator Penilaian Data
Menurut pendapat
Suharsimi Arikunto
(1996
: 216)
paling tidak terdapat tiga manfaat yang dapat diperoleh
dari
adanya
tolak
ukur atau
kriteria
penilaian
data,
yaitu :
1. Untuk menyamakan ukuran bagi pengumpul data
agar tidak banyak terpengaruh faktor subyektif; 2.
Untuk menjaga kestabilan data yang dikumpulkan dalam
waktu yang berbeda; 3. Untuk mempermudah peneliti
dalam
mengolah
data
agar
siapapun
dapat
melakukannya.
Mengacu
kepada
pertanyaan
penelitian,
maka
indikator
penilaian data dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Bagaimana
pelaksanaan
inventarisasi
berjalan
prasarana
selama
ini.
menyangkut
pelaksanaan
pengawasan
fungsional
eksternal,
sistem
dan
baik
tersebut
yaitu
a.
yang
disediakan
selalu
atasan
tiga
telah
yang
yaitu
langsung,
internal
diperiksa,
maupun
serta
Termasuk
jawaban
dilaksanakan;
dilaksanakan/sebagian
pendidikan
unit kerja,
Adapun
terhadap
ditelitinya
berupa
pengawasannya.
pengawasan.
aspek
yang
pengawasan
koordinasi antar pejabat,
melakukan
sarana
Aspek
aspek-aspek
langkah-langkah
pengawasan
dan staf yang
untuk
pilihan
b.
segi
setiap
jawaban,
kadang-kadang
dilaksanakan;
dan
c.
82
belum
pernah
dinilai
melaksanakan.
baik;
"b"
dinilai
Pilihan
cukup;
jawaban
dan
"c"
"a"
dinilai
kurang.
2. Sudah
sejauhmana
taraf
pelaksanaan
inventarisasi
prasarana dan sarana pendidikan pada SD Negeri di
Kota Bandung. Adapun
aspek
menyangkut pengaturan,
pelaporan
dari
prasarana
kegiatan
format,
pengurusan,
dan
tersebut
pengisian
kemutahiran
data
Inventaris
Barang,
yang ditelitinya yaitu
sarana
yaitu
data,
dalam
pilihan
pendidikan.
berupa
Buku
Kartu
jawaban
dan
Wujud
tersedianya
kelengkapan
Rekapitulasi Jumlah Barang,
Sedangkan
pencatatan,
data,
Inventaris,
Inventaris
dan
Kartu
Ruangan,
dan Buku Mutasi Barang.
yang
disediakan
tidak
banyak berbeda dengan aspek penelitian yang pertama,
yaitu :
a.
Selalu
tersedia/selalu
dilaksanakan/selalu
lengkap/selalu akurat.
b. Kadang
sebagian
-
kadang
tersedia/kadang
dilaksanakan/sebagian
dilaksanakan/
lengkap/sebagian
akurat.
c. Belum pernah tersedia/belum pernah dilaksanakan/
belum pernah lengkap/belum pernah akurat.
Adapun
penilaiannya
dalam
poin
dinilai
1
di
baik;
dilakukan
atas,
"b"
sama
yaitu
dinilai
persis
pilihan
cukup;
dan
seperti
jawaban
"c"
"a"
dinilai
kurang.
D. Teknik Pengumpulan Data
Menurut
Suharsimi
Arikunto
(1996
:
14)
ada
tiga
persyaratan penting didalam melakukan penelitian, yaitu
"...sistematis,
berencana,
ilmiah".
ketiga
maka
Apabila
kegiatan
pengumpulan
kuesioner,
penting
Adapun
data
konsep
itu dilaksanakan,
dilakukan
adalah
teknik yang digunakan dalam
adalah
dan wawancara.
mengikuti
persyaratan
yang
mengumpulkan data.
dan
dokumentasi
dan
angket/
Ketiga teknik yang digunakan
tersebut dianggap memadai, dengan alasan :
1. Hasil
pengukuran
terhadap
variabel
yang
diteliti
dapat dipresentasikan dan dianalisis.
2. Memungkinkan
memperoleh
data
yang
objektif
dan
lengkap.
3. Memungkinkan penelitian dilakukan dengan efisien dan
efektif.
Dengan
ketiga
teknik
-
pertimbangan
teknik
pengumpulan
tersebut,
data
jelas
yang
bahwa
digunakan
tidaklah
berdiri
sendiri,
melaink
PRASARANA DAN SARANA PENDIDIKAN PADA
SEKOLAH DASAR NEGERI DI KOTA BANDUNG
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat
Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Administrasi Pendidikan
Oleh
ASRORI
NIM.989788
Program Pascasarjana
Universitas Pendidikan Indonesia
Bandung
2002
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING
Prof .Dr.H.Tb.Ab1
ddin Makmum,
!8292
Pembimbing II
rof.Dr.H.Moch.Idochi Anwar,
NIP.130256639
MPd
MA
DISETUJUI DAN DISAHKAN
KETUA PROGRAM ADMINISTRASI
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Prof.Dr.H.T
udin Makmum,
r82 92
MA
A
B
S
T
R
A
K
Penelitian
ini
berjudul
"Sistem
Pengawasan
Terhadap Inventarisasi Prasarana dan Sarana Pendidikan
pada Sekolah Dasar Negeri di Kota Bandung".
Usaha
pencapaian tujuan pendidikan dilakukan melalui proses
pembelajaran yang didukung dengan berbagai fasilitas.
Menurut ketentuan, penggunaan fasilitas harus diikuti
kegiatan inventarisasi. Kenyataan inventarisasi belum
menunjukkan
sesuai
ketentuan.
Kondisi
ini
menarik
diteliti, bagaimana sistem pengawasan selama ini dan
sekaligus ingin mengetahui pelaksanaan inventarisasi
yang sesungguhnya.
Dengan metoda deskriptif,
penelitian menggunakan
campuran jenis populasi dan sampel. Data diperoleh
melalui
studi
dokumentasi,
kuesioner,
dan
wawancara.
Dianalisis secara kualitatif dengan prosentase, melalui
tahap reduksi, display, dan verifikasi. Keabsahannya
menggunakan
kriteria kredibilitas,
transferabilitas,
dipendabilitas, dan konfirmabilitas.
Pengawasan sebagai salah satu fungsi yang mutlak
dilakukan
oleh
unsur pimpinan
kependidikan,
dengan
maksud
agar
pekerjaan
sesuai
dengan
rencana
atau
ketentuan.
Pengawasan
atasan
langsung,
pengawasan
fungsional, dan langkah-langkahnya merupakan sub-sub
dalam sistem pengawasan.
Ditemukan bahwa sistem pengawasan 56,16% dari 60
responden
kategori
"sedang"
dan
pelaksanaan
inventarisasi
55,1%
dari
100
responden
kategori
"kurang".
Kesimpulannya
sistem
pengawasan
sudah
berjalan
dan
berfungsi,
namun
pelaksanaannya
belum
serius yang ditandai masih lemahnya dalam tindakan
korektif,
kemampuan
teknis
inventarisasi,
lemahnya
mentalitas, dan kurang koordinatif.
Implikasi
sistem
pengawasan
belum
membawa
inventarisasi ke arah yang lebih baik, sehingga belum
sepenuhnya menunjang proses
KBM,
belum mengetahui
kekayaan daerah secara akurat, serta akuntabilitasnya
masih
rendah.
Uncuk
menjaga
citra
kinerja
aparat
kependidikan,
direkomendasikan
perlu
pembenahan
mekanisme
kerja
berupa
model
sistem
pengawasan,
kesungguhan
pimpinan,
ketegasan
tindakan
korektif,
koordinatif,
melengkapi
fasilitas,
dan
pembenahan
keahlian teknis aparat pengawasan dalam kependidikan.
DAFTAR ISI
ABSTRAK
_
l
ii
KATA PENGANTAR....
DAFTAR
ISI
v
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR BAGAN
viii
ix
DAFTAR DIAGRAM .
DAFTAR GAMBAR ....
x
xi
DAFTAR LAMP I RAN
BAB
I
1
_
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B.
Rumusan Masalah
_
1
8
„
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
D. Penjelasan Konsep
E. Kerangka Acuan Penelitian
BAB
II
SISTEM
PENGANASAN
DAN
13
~
18
—
20
INVENTARISASI
PRASARANA DAN SARANA PENDIDIKAN
A. Pengawasan
Sebagai
Manaj emen Pendidi kan
B. Pengertian,
Tujuan,
Salah
26
Satu
Fungsi
28
Langkah-langkah,
dan
Prinsip-prinsip Pengawasan
C.
Inventarisasi
Pendidikan
Merupakan
Manajemen Fasilitas
D. Pengertian,
Tujuan,
Inventarisasi
31
Prasarana
dan
Salah
Satu
Aspek
~
Mekanisme
dan
Prasarana
Sarana
dan
Sarana
Pendidikan
E. Tugas
dan
48
51
Tanggung
Jawab
Inventarisasi
Prasarana dan Sarana Pendidikan
F. Faktor Nilai Budaya dan Nilai Ekonomi Dalam
Pelaksanaan Pengawasan dan Inventarisasi
G. Hasil Kajian Penelitian/Studi Terdahulu
v
60
64
66
_
BAB III PROSES PENELITIAN
A.
Metode
B.
Sumber Data
C.
Indikator Penilaian Data
70
Penelitian
70
74
D. Teknik Pengumpulan Data
E.
Pelaksanaan Penelitian
F.
Analisis Data
G.
Validitas
„
81
_
83
„
87
„
Hasil
Penelitian
92
„
94
BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS HASIL
PENELITIAN ..„
-
99
A.
Hasil Penelitian
100
B.
Pembahasan Hasil Penelitian
106
C.
Analisis Hasil Penelitian
_
„
124
D. Alternatif Model Sistem Pengawasan
150
BAB V KESIMPULAN,
158
IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Implikasi
_
158
162
C. Saran
166
DAFTAR PUSTAKA
171
LAMPIRAN-LAMPIRAN
17 6
RIWAYAT HIDUP PENULIS
196
VI
DAFTAR TABEL
Tabel
3.1 Populasi Responden untuk Sistem Pengawasan
76
3.2 Sampel Responden untuk Inventarisasi
Prasarana dan Sarana Pendidikan
_
79
3.3 Penentuan Tipe SD Negeri yang Dijadikan
Sampel
„
„
„
80
4.4 Jawaban Responden Mengenai Sistem
Pengawasan
_
100
4.5 Prosentasi Jawaban Responden Mengenai
sistem pengawasan
,0?
4.6 Jawaban Responden Mengenai Inventarisasi
Prasarana dan Sarana Pendidikan
4.7 Kondisi
Internal dan Eksternal Sistem
Pengawasan
4.8
Pemetaan
105
Interaksi
_.„
-
-..
12 5
Faktor-Faktor Internal
dan Eksternal Sistem Pengawasan
14 8
4.9 Alternatif Model Sistem Pengawasan
151
Vll
DAFTAR
BAGAN
Bagan
2.1 Contoh Sistem Pengawasan
2.2 Jalur
Kewenangan
42
Inventarisasi Prasarana
dan Sarana Pendidikan
63
VI11
DAFTAR DIAGRAM
Diagram
1.1 Kerangka Penelitian
_
IX
24
DAFTAR GAMBAR
Gambar
2.1 Administrasi dan Manajemen Pendidikan
27
2.2 Pengawasan Intern dan Ekstern
39
DAFTAR
LAMPIRAN
Lampiran
1. Kisi-kisi Instrumen Penelitian
176
2. Kuesioner/Angket Mengenai Sistem Pengawasan
178
3. Kuesioner/Angket Mengenai Pelaksanaan
Inventarisasi
Pendidikan
Prasarana dan Sarana
_
184
4. Pedoman Wawancara dengan Responden Mengenai
Sistem Pengawasan
„
18 9
5. Surat Ijin Kuliah pada PPS UPI Bandung
191
6. Surat Perijinan Penelitian ..„
192
XI
BAB
I
PENDAHULUAN
Sudah tidak dapat dipungkiri bahwa pendidikan bagi
kehidupan manusia merupakan salah satu kebutuhan dasar.
Tentunya
yang
pendidikan
bermutu
manusia
itu
adanya
dan
yang
relevan
sendiri.
upaya
diharapkan
dengan
Karena
pembenahan
yang
itu
adalah
tuntutan
sangat
pendidikan
kebutuhan
diperlukan
sungguh-sungguh
dalam
berbagai hal penyelenggaraan pendidikan.
A. Latar
Belakang Masalah
Sekolah
lembaga
dasar.
SD
Dasar
pendidikan
(SD)
merupakan
formal
pada
salah
satu
tingkat
satuan
pendidikan
Sampai saat ini penyelenggaraan pendidikan pada
lamanya
6
tahun,
dengan
komposisi
murid
di
mulai
dari Kelas I sampai dengan Kelas VI. Sebagaimana diatur
dalam Keputusan Mendikbud RI Nomor 0487/U/1992 Bab II.
Pasal 2 ayat 1 (1993: 16), bahwa tujuan pendidikan yang
ingin dicapai melalui SD yaitu :
"Memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa dalam
mengembangkan
kehidupannya
sebagai pribadi,
anggota
warga
negara,
serta mempersiapkan
siswa
masyarakat,
untuk melanjutkan ke SLTP".
Untuk
mencapai
tujuan
diperlukan
berbagai
pembelajaran
yang
perlu
baik
didukung
secara
diharapkan
bermutu
proses
dan
bila
(resources)
mulai
tidak
diperlukan
diantaranya
(1983:3)
sasaran
berupa
terdapat
adanya
sumber-sumber dasar,
Terlebih-lebih
diperlukan
Pada
ahirnya
put)
perlu
dibenahi
dengan
didalam
nonfisik
tersebut
yang
manajemen,
belajar
yang
mengajar
tidak mungkin
berbagai
sumber
yang memadai
baik
Masukan yang dominan
mekanisme
bahwa
pendidikan
dan
kuantitas.
mengemukakan
tersebut
kualitas.
(input)
sarana
proses
memadai
kegiatan
didukung
didalam
proses
yang
fisik
sebagai masukan
melalui
pengembangan
namun proses
secara kualitas maupun
yang
dari
tersebut
masukan
(out
yang
menerapkan
yang tepat.
tercipta,
Hal
lingkungan
serta
dalam
maupun
keluaran
relevan.
Di
berbagai
kuantitas
menciptakan
(KBM)
dengan
pendidikan
harmonis,
kegiatan
memadai.
adanya
pendidikan
dan
proses
prasarana.
"guna
keharusan
pendidikan
Winardi
mencapai
berupa
diantaranya peralatan
suatu
tersedianya
(materials)".
sarana prasarana pendidikan yang mutlak
bagi
lembaga
pendidikan
pada
SD
jumlahnya
sangat
banyak
ragam.
pada
jenis
dan
corak
yang
beraneka
Secara umum barang-barang yang mutlak diperlukan
SD
Negeri
mobuler,
raga,
dengan
meliputi
laboratorium,
tanah,
alat
gedung,
peraga,
alat
buku,
kantor,
alat
olah
dan alat kesenian.
SD
yang
berstatus
Negeri
yang
dikelola
di
lingkungan Dinas Pendidikan Kota Bandung yang terpencar
di
26
Kecamatan
khususnya
dalam
jumlahnya 836
penyediaan
SD.
Didalam pengelolaan
prasarana
dan
sarana
yang
selama ini telah dilakukan dengan berbagai macam upaya.
Usaha
yang
telah
dilakukan
bersumber dari APBN,
Almamater
wakaf,
Sekolah
dan
donatur
APBD,
oleh
instansi
swadaya BP.3,
Dasar
(Gentra
lainnya.
kedinasan
Gerakan Cinta
Masekdas),
Berbagai
usaha
hibah,
tersebut
masih terus menerus diupayakan dan diperjuangkan. Namun
kebutuhan prasarana dan sarana khususnya pada SD Negeri
sampai saat ini belum terpenuhi. Karena itu Sarwoto (1994
: 49) mengemukakan bahwa "tersedianya unsur-unsur dasar
tidak
berlimpah-limpah
perlu
didasarkan
Prinsip
ini
barang
yang
hingga
atas
sangatlah
untuk
mempergunakannya
prinsip-prinsip
penting
diperlukan
mengingat
dapat
efisiensi".
tidak
selalu
setiap
tersedia.
Keterbatasan itu pada umumnya disebabkan oleh kemampuan
anggaran
baik
yang
karena
tersedia.
faktor
Disamping
mekanik
atau
itu
secara
setiap
barang
alami
lambat
atau
cepat pasti
setiap
akan mengalami
barang
dihadapkan
kerusakan.
kepada
Selain itu
suatu
resiko
kehilangan. Resiko tersebut dapat terjadi karena faktor
kehilafan,
kecerobohan kelalaian, atau faktor alam.
Berhubung
dihadapkan
setiap
pada
pengadaan
faktor
sarana
keterbatasan
dan
atau
prasarana
kelangkaan,
maka dalam penggunaannya disamping harus optimal
juga harus efesien,
tapi
efektif, dan produktif. Oleh sebab
itu terhadap sarana dan prasarana pendidikan yang telah
ada
pada
dan
benar
PUOD
(IV
SD
perlu
sesuai
C:5),
dilakukan
dengan
pengaturan
ketentuan.
ditegaskan
bahwa
secara
tertib
Dalam Buku
Dirjen
"setiap
unit/satuan
kerja dalam pengaturan barang inventaris yang ada harus
melakukan
pengisian
pormulir".
Pengaturan
ini
dimaksudkan paling tidak untuk mengetahui dengan tepat
mengenai
mutlak
itu
kondisi
harus
berada,
dan
keberadaan
diketahui
berapa
kepemilikannya,
dari
banyak
dari
barang.
segi
lokasi dimana
jumlahnya,
mana
Setiap barang
asal
bagaimana
usul
barang
status
barang
itu
diperoleh dan berapa nilai harganya.
Untuk dapat mengatur barang inventaris yang telah
ada pada SD diperlukan kemampuan pegawai yang terampil.
Walaupun
mungkin
mengelola
SD
sudah
Instansi/Dinas
banyak
yang
melakukan
berkompeten
berbagai
upaya
pembenahan Sumber Daya Manusia (SDM) pengelola barang,
seperti
rapat,
melalui
dan
penataran,
cara-cara
diklat,
lainnya.
pengarahan
Namun
upaya
teknis,
pembenahan
yang telah dilakukan itu belum bisa dijadikan jaminan
bahwa
inventarisasi
barang
benar sesuai dengan
ketentuan.
yang berstatus inventaris,
kemampuan
dibarengi
dan
manajerial
dengan
mengurus
kejujuran,
keras.
Seandainya
mentalitas
inventaris
ketentuan.
Hal
tapi
aparat
itu
memadai,
mungkin
ini
perlu
juga
harus
Dalam mengatur
didukung
dengan
kesabaran, dan bahkan perlu kerja
teknis
tidak
Dalam menangani barang
teknis,
sangat
SDM
kurang
secara
disamping dituntut memiliki
dan
barang
dan
dilaksanakan
kemampuan mentalitas.
ketekunan,
manajerial
telah
yang
berupa
tersedia,
maka
dapat
tapi
bila
pengaturan
dijamin
menunjukkan
kemampuan
bahwa
segi
barang
sesuai
dengan
mengurus
dan
mengatur barang inventaris sungguh tidak bisa dianggap
ringan
ini
dan
terlebih
disebabkan
nilai
harga,
kehilangan.
inventarisasi
lagi
tidak
bisa
disepelekan.
setiap barang mempunyai
karena
Dengan
sarana
itu akan dihadapkan
mengandung
prasarana
resiko
nilai
guna
dengan
itulah
pendidikan
yang
ada pada SD merupakan hal yang mutlak diperlukan.
Hal
dan
resiko
maka
telah
Rasanya sering terjadi kasus yang berkaitan dengan
barang inventaris yang terdapat pada SD Negeri di Kota
Bandung. Kasus demi kasus itu misalnya berupa pengakuan
kepemilikan
tanah,
kehilangan
alat
kantor,
mobuler,
buku-buku yang selama ini banyak yang tidak berada di
dan
perpustakaan,
setiap
banyak
terjadi
bersangkutan
Namun
data
pendaftaran
membawa
catatan
yang terdapat
diminta
terlambat
lama
untuk
Kepala
belum
inventaris.
maka
secara
yang
atasan
dilakukan
bila
diadakan
mendadak
petugas
dengan
Bukti
laporan
mengenai
keadaan
bahkan
terkadang
diabaikan.
dan
SD
tentu
disesuaiakan
tidak akurat
Dalam
kepada
Buktinya
pada suatu ruangan.
barang inventaris
lainnya.
laporan
demikian
barang,
kasus
mungkin
menyampaikan
langsungnya.
penyesuaian
kasus
lagi
barang
lainnya,
barang,
bila
sering
Akibatnya
tidak
up
data
to date.
Keadaan ini menunjukkan ketidakteraturan dalam mengatur
barang
inventaris.
Berarti
juga
merupakan
indikator
yang menujukkan bahwa pengaturan dan pengurusan barang
inventaris masih belum sesuai dengan ketentuan. Apabila
kondisi pengaturan barang inventaris tersebut dibiarkan
berlanjut,
lebih
besar
keakuratan
maka
akan
mempunyai
dampak
dan
berat.
Diantaranya
data
akan
menyulitkan
negatif
dengan
yang
tidak
ketepatan
ada
dalam
menyusun
perencanaan
Pada
akhirnya
biasa
dalam
dapat
menimbulkan
kebutuhan
dapat
dan
menimbulkan
pembiayaan
pengadaan
pemborosan
pendidikan.
rendahnya
Lebih
kinerja
barang.
yang
luar
jauh
lagi
bagi
pengelola
pendidikan pada tingkat Sekolah Dasar.
Agar
barang
inventaris
yang
terdapat
pada
SD
Negeri dapat diatur sesuai dengan ketentuan, disamping
perlu
keahlian
perlu
juga
dan
mentalitas
adanya
pengawasan
instansi yang berkompeten.
138)
mengemukakan
dimaksudkan
tidak
betul".
akan
Ini
dari
barang,
berbagai
Sondang P.
bahwa
menentukan
ketidakberesan,
pengelola
Siagian
"pengawasan
siapa
tetapi
berarti
yang
untuk menemukan
juga
unsur
(1989 :
tidak
salah
pengawasan
maka
untuk
jika
ada
apa
yang
bermaksud
agar setiap pegawai dimaksudkan agar dalam melaksanakan
tugasnya
dapat
petunjuk,
arahan,
demi
sesuai
dengan
ketentuan,
kebijakan,
dan peraturan - peraturan
tercapainya tujuan yang diharapkan.
harus
Pengawasan
terhadap pengaturan barang inventaris yang
tingkat
juga
pada
SD
Negeri
Kecamatan dan
perlu
(Bawasda)
dilakukan
yang
khusus
melalui
Karena itulah
pengawasan
terdapat
dilakukan
rencana,
perlu
Kota.
oleh
berbagai
dilakukan
Dalam hal
Badan
membidangi
sistim.
mulai
dari
ini pengawasan
Pengawasan
kekayaan
Daerah
daerah.
Dengan
keterlibatan
pengawasan,
dinilai
maka
memadai
berbagai
sistim
untuk
instansi
pengawasan
menertibkan
dalam me
yang
ada
pengaturan
dapat
barang
inventaris.
Hal-hal
penelitian
dalam
itulah
secara
yang
ilmiah
kaitannya
dengan
mendorong
mengenai
untuk
sistem
inventarisasi
melakukan
pengawasan
prasarana
sarana pendidikan yang terdapat pada SD Negeri di
dan
Kota
Bandung.
B.
Rumusan
Masalah
Seperti
merupakan
setiap
telah
salah
dikemukakan
satu
organisasi.
fungsi
Pengawasan
bahwa
pokok
manajemen
dimaksudkan
mencari siapa yang berbuat salah,
pekerjaan apa yang belum benar.
pengawasan
bukan
dalam
untuk
tetapi untuk mencari
Pengawasan akan lebih
penting apabila disadari bahwa setiap manusia disamping
memiliki
kelebihan
tetapi
juga
memiliki
kekurangan.
Telah dikemukakan juga bahwa prasarana dan sarana juga
sebagai salah satu sumber yang mutlak diperlukan dalam
proses
pendidikan.
Walaupun
berbagai
upaya
telah
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan prasarana dan sarana
pendidikan pada SD Negeri di Kota Bandung baik secara
kualitatif maupun kuantitatif,
terpenuhi
secara
penyediaan
sarana
dihadapkan
pada
kemampuan
sarana
dalam
namun tetap belum pernah
maksimal.
prasarana
Hal
sudah
faktor
segi
prasarana
ini
tentu
yang
setiap
akan
keterbatasan,
pembiayaan.
pendidikan
karena
selalu
terutama
Karena
itu
terhadap
telah
ada
pada
SD
Negeri di Kota Bandung perlu ditangani secara benar dan
teratur sesuai dengan ketentuan.
Bertitik
dengan
latar
tolak
belakang
sebelumnya,
maka
ini
"sistem
yaitu
prasana
dan
tersebut
dari
yang
sarana
rumusan
masalah
menjadi
fokus
pendidikan".
ke
dihubungkan
sebagaimana
pengawasan"
dirumuskan
tersebut
dalam
diuraikan
dalam
dan
penelitian
"inventarisasi
Kedua
suatu
fokus
judul
masalah
menjadi
"Sistem pengawasan terhadap inventarisasi Prasarana dan
Sarana
Pendidikan
pada
Sekolah
Dasar
Negeri
di
Kota
Bandung". Sistem pengawasan terdiri dari sub-sub sistem
yang
satu
sama
dipisah-pisahkan
sistem
itu
langsung,
atasan
lain
saling
yang
dapat
pengawasan
membentuk
berupa
tidak
langsung/pengawasan
umum/fungsional.
menunjang
yang
satu
tidak
bisa
kesatuan.
Sub
disebut
langsung,
melekat,
Masing-masing
dan
sub
dan
dan
sistem
pengawasan
pengawasan
pengawasan
tersebut
dapat
berkedudukan
pengawasan
sebagai
eksternal.
pengawasan
Selain
intern
itu
setiap
jenis
pengawasan dengan sendirinya diperlukan langkah-langkah
pengawasan.
pengawasan
berupa
dalam
kegiatan
untuk
ada,
Secara
sistematis,
setiap
pemeriksaan
dibandingkan
dengan
menentukan hal-hal
melakukan
tindak
Sedangkan
yang
termasuk
prasarana
kegiatan
atau
terhadap
standar
hasil
atau
sebagai
dimaksud
dengan
dan
dilakukan
pekerjaan
pedoman
langkah
yang
dimiliki.
dan
perbaikan.
inventarisasi
barang
pendidikan,
yaitu
sarana
barang-barang
telah
pengawasan
yang dianggap menyimpang,
lanjut
mengatur
yang
metoda
langkah-langkah
inventaris
Adapun
yang
jenis
ada
kegiatan
inventarisasi dapat meliputi pengisian Kartu Inventaris
Ruangan
(KIR),
Inventaris
setiap
data,
(BI),
jenis
dan
Inventaris
pelaporan
tersebut
keakuratan data,
Kedua
teramat
fokus
penting
diterapkannya
dapat
Kartu
prasarana
dan
Barang.
untuk
Kegiatan
dalam
di
kelengkapan
atas
mengingat
pengawasan
ketidakteraturan
sarana
Buku
up to date.
tersebut
diteliti,
sistem
(KIB),
menunjukkan
dan data yang
permasalahan
suatu
mengurangi
perlu
Barang
dalam
pendidikan.
paling
terasa
dengan
tidak
inventarisasi
Pengawasan
dari
berbagai instansi yang berkompeten di tingkat Kecamatan
11
dan Kota, maka paling tidak data prasarana dan sarana
pendidikan pada SD Negeri
akan menjadi
lebih
akurat,
lengkap, dan up to date.
Kedua fokus masalah dalam penelitian ini diajukan
dalam bentuk dua rumusan pertanyaan
1. Sudah
sejauhmana
sistem
pokok, yaitu:
pengawasan
yang
berjalan
selama ini.
2. Dengan sistem pengawasan yang ada,
kondisi
pelaksanaan
sudah sejauhmana
inventarisasi
prasarana
dan
sarana pendidikan pada SD Negeri di Kota Bandung.
Apabila
lebih
kedua
lanjut,
pertanyaan
maka
dapat
pokok
tersebut
diidentifikasi
dirinci
ke
dalam
beberapa bentuk pertanyaan sebagai berikut:
1. Sistem pengawasan.
a. Apakah
instansi/pejabat
yang berkompeten
telah
melakukan pengawasan?
b. Sistem pengawasan apa saja yang selama ini sudah
dilaksanakan?
c. Aspek-aspek
apa
saja
yang
diperiksa
terhadap
inventarisasi prasarana dan sarana?
d. Bagaimana
dilakukan
langkah-langkah
terhadap
sarana pendidikan?
pengawasan
inventarisasi
prasarana
yang
dan
12
2. Inventarisasi prasarana dan sarana pendidikan.
a. Apakah
pada
prasarana
KIR,
KIB,
b. Apakah
Negeri
dan
sarana
BHB,
dan BI?
di
terdapat
SD
dalam
BI,
dalam
pendidikan
BHB,
kelengkapan,
menginventarisasi
sudah
membuat
KIB,
dan
KIR
sudah
kebenaran,
dan
keakuratan
data prasarana dan sarana pendidikan?
c. Apakah
pada
pendidikan
setiap
yang
ada
prasarana
pada
dan
SD Negeri
sarana
sudah
telah
dibubuhi penomoran barang?
d. Apakah
tanah
memiliki
e. Apakah
yang
ditempati
SD
Negeri
sudah
sertifikat?
setiap
SD
Negeri
pada
setiap
semester
telah melakukan pelaporan barang?
Dengan
langsung,
melekat,
kerja,
maka
sistem
tidak
dan
kerja,
sistem
memperkuat.
bahwa
"Dengan
mengendalikan
prasarana
yang
yang
Sujamto
pengawasan
langsung,
dilakukan
dapat
sarana
satu
saling
(1986
atau
oleh
Ini
dengan
unit
mengetahui
yang
dan
mengemukakan
dapat
berarti
pendidikan
sistim
melengkapi
:50)
pengawasan
pekerjaan.
dan
atasan
dapat
sistem
juga
berupa
atau badan pengawasan fungsional,
lainnya
saling
pengawasan
umum
pengawasan
yang
yang
langsung,
bersifat
satuan
pengawasan
pengawasan
dengan
berefek
sistem
inventarisasi
sesungguhnya
13
berjalan
selama
ini.
dapat mengarahkan
Di
lain
pihak
sistem pengawasan
kegiatan inventarisasi prasarana dan
sarana pendidikan pada SD Negeri agar terlaksana sesuai
dengan petunjuk dan ketentuan yang berlaku.
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Dalam
penelitian
ini
terdapat
beberapa
hal
diharapkan yang dapat memperoleh nilai tambah.
dimaksud
dalam
yaitu
adanya
bidang
Administrasi
penelitian
pendidikan,
Pendidikan.
ini
pengembangan
pengembangan
dapat
ilmu
khususnya
yang
Harapan
pengetahuan
dalam
Ilmu
Disamping itu juga diharapkan
memberi
operasional
konstribusi
dalam
terhadap
penyelenggaraan
pendidikan.
2. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan sebagaimana yang telah
diuraikan,
dalam
penelitian
ini
terdapat
dua
tujuan
utama yang ingin dicapai, yaitu :
1. Ingin mengetahui sejauh mana sistem pengawasan yang
ada
yang
dilakukan
oleh
instansi
yang
berkompeten
14
terhadap
inventarisasi
prasarana
dan
sarana
pendidikan pada SD Negeri.
2. Ingin
mengetahui
inventarisasi
sejauh
prasarana dan
mana
sarana
pelaksanaan
pendidikan pada
SD Negeri.
Di
beberapa
dalam
kedua
tujuan
tujuan
yang
utama
bersifat
tersebut mengandung
khusus
yang
ingin
dicapai, yaitu dalam aspek :
1. Sistem Pengawasan.
a. Ingin mengetahui sistem pengawasan apa saja yang
dilakukan selama
ini oleh instansi-instansi yang
berkompeten terhadap inventarisasi prasarana dan
sarana pendidikan pada SD Negeri.
b. Ingin
mengetahui
diperiksa
aspek-aspek
dalam
apa
inventarisasi
saja
yang
prasarana
dan
sarana pendidikan pada SD Negeri.
c. Ingin
mengetahui
bagaimana
langkah-langkah
pengawasan yang dilakukan terhadap inventarisasi
prasarana dan sarana pendidikan pada SD Negeri.
2.
Inventarisasi Prasarana dan Sarana Pendidikan
a. Ingin
mengetahui
apakah
pada
SD
Negeri
KIR,
KIB,
telah
terdapat KIR, KIB, dan BI.
b. Ingin mengetahui
apakah
pada
dan
BI
yang terdapat pada SD Negeri telah lengkap diisi
dengan data?
15
c. Ingin
dan
mengetahui
sarana
apakah
pendidikan
dalam
yang
setiap
prasarana
telah
tercantum
ada
penulisan penomoran barang?
d. Ingin mengetahui
Negeri
telah
apakah
tanah
dilengkapi
yang ditempati
dengan
SD
sertifikat
kepemilikan tanah?
e. Ingin
mengetahui
telah
dibuatkan
apakah
pada
laporan
setiap
keadaan
semester
prasarana
dan
sarana pendidikan?
Untuk
mencapai
penelitian
ini
tujuan
yang
didukung
bersifat
dengan
khusus
data
tersebut,
empirik
yang
diperoleh melalui pengamatan, angket, dan wawancara.
2. Kegunaan Hasil Penelitian
Dengan dicapainya tujuan sebagaimana di uraikan di
atas,
hasil
penelitian
ini
dapat
berguna
untuk
kepentingan berbagai pihak, yaitu bagi :
1. Instansi
yang
pengawasan.
berkompeten
Instansi
Pendidikan Kecamatan,
dan
Bawasda
tersebut
mengenai
itu
Dinas
Pemerintah
masing-masing
kondisi
didalam
meliputi
melakukan
Cabang
Dinas
Pendidikan Kota Bandung,
Kota
bisa
Bandung.
Instansi
memperoleh
masukan
inventarisasi prasarana dan
sarana
16
pendidikan
yang berjalan
hasil
dari
untuk
mengambil
penelitian
pembaharuan
Dengan
selama
ini
langkah
dalam
demikian
ini.
dapat
bermanfaat
berbagai
melakukan
sistem
Disamping
juga
perbaikan
pengawasan
pengawasan
dan
berikutnya.
setahap
demi
setahap dilakukan dengan cara yang lebih baik.
akhirnya
berpengaruh
terhadap
itu
Pada
inventarisasi
prasarana dan sarana pendidikan pada SD Negeri yang
lebih baik sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2. Pelaksana
inventarisasi
pendidikan.
adalah
Karena
Pejabat
inventarisasi
SD
Negeri
memperoleh
dan
sarana
dan
itu
amatlah
sarana
dalam
pendidikan
Sekolah
sarana
penting.
pada
dapat
menangani
pendidikan,
keyakinan
pendidikan
Sekolah
jawab
dalam
memperteguh
sarana
Kepala
Kepala
masukan
prasarana
dan
maka
dan
bertanggung
dipimpinnya.
dapat
inventarisasi
prasarana
yang
berbagai
inventarisasi
sehingga
jabatannya,
prasarana
yang
prasarana
bahwa
Inventarisasi
yang
dilakukan
dengan cara yang asal-asalan akan memperoleh resiko
yang besarbaik bagi negara,
dan
terutama
sekolah.
bagi
Karena
dirinya
itu
pemerintah, masyarakat,
sendiri
inventarisasi
sebagai
barang
manajer
harus
17
dilakukan
secara
sungguh-sungguh.
Terlebih-lebih
setelah mendapat pengawasan yang lebih serius,
Kepala
Sekolah
menangani
dapat
lebih
inventarisasi
serius
barang
juga
yang
maka
dalam
ada
pada
lingkungan kerja yang menjadi tanggungjawabnya.
3. Pemerintah
Kota
Bandung.
Dengan
yang
berkompeten,
maka inventarisasi prasarana dan sarana
pendidikan
akan
ketentuan.
Kondisi
inventaris
semakin akurat,
semakin
demikian
Bandung,
baik
seluruh
barang
oleh
baiknya
pengawasan
Dengan
dilakukan
semakin
ini
yang
baik
sesuai
lengkap,
kekayaan
jumlah
dan
berstatus
barang
to date.
up
Pemerintah
maupun
yang
dengan
berarti data mengenai
maka
jenis,
instansi
nilai
inventaris
Kota
harga
yang
tersebar pada SD Negeri dapat dihitung secara lebih
akurat.
4. Pengembangan
hasil
ilmu
penelitian
pengetahuan.
ini
Secara
bermanfaat
bagi
keilmuan,
pengembangan
ilmu administrasi pendidikan. Sebagai suatu disiplin
ilmu,
administrasi
pendidikan
senantiasa
selalu
dinamis seiring dengan perubahan dan tuntutan jaman.
Dengan
penelitianlah
terus.
Karena
itu
suatu
ilmu
penelitian
ini
dapat
berkembang
merupakan
salah
18
satu
wujud
dari
sekian
banyak
penelitian
guna
pengembangan ilmu administrasi pendidikan.
Perlu
penelitian
nyata
ini
membawa
perubahan
Hal
disadari
ini
tentunya
perubahan
diperlukan
tergantung
terkait
juga
dalam
bahwa
tidak
langsung
dalam
melalui
kegunaan
waktu
suatu
dan
terasa
singkat.
proses
juga sejauh mana
pengawasan
dari
bagi
dan
hasil
secara
Setiap
waktu.
pihak-pihak
inventarisasi
mampu
menyimak informasi dari hasil penelitian ini. Kemudian
seberapa
berbuat
maupun
besar
yang
memberi
lebih
pelaksana
motivasi
baik,
baik
inventarisasi
bagi
bagi
dirinya
pelaku
prasarana
untuk
pengawasan
dan
sarana
pendidikan untuk berbuat yang lebih baik.
D. Penjelasan Konsep
Agar
terdapat
bagi pembaca,
beberapa
ini.
persepsi
dan
pola
pikir
kiranya perlu adanya penjelasan terhadap
konsep
yang
Konsep-konsep
inventarisasi
kesamaan
terdapat
itu
pada
meliputi
prasarana dan
judul
sistim
penelitian
pengawasan,
sarana pendidikan,
dan
SD
Negeri.
1. Sistem
sistem
pengawasan
pengawasan.
dapat
Sub
terdiri
sistem
dari
beberapa
pengawasan
sub
dapat
19
terdiri
semua
jenis
pengawasan.
Setiap
pengawasan
satu
memperkuat,
tidak
satu
pengawasan
jenis
sama
langkah-langkah
dan
lain
dapat
dan
langkah
saling
dalam
mempengaruhi,
dipisahkan,
dan
membentuk
kesatuan.
2. Inventarisasi prasarana dan sarana pendidikan.
ilmu
administrasi
(resources)
terdapat
beberapa
sumber
yang diperlukan dalam proses manajemen.
Sumber-sumber
sering
dikenal
Dalam
juga
itu
diantaranya
disebut
berupa
peralatan
material
atau
yang
perlengkapan.
Dalam dunia pendidikan lazimnya lebih sering disebut
sarana dan
prasarana pendidikan.
masing-masing dapat
konteksnya.
Semua
digunakan hanya
Secara
visual
istilah
tergantung pada
setiap
material/
peralatan/perlengkapan/fasilitas/barang/sarana
prasarana
Setiap
yang
sesungguhnya
barang
yang
penggunaannya
oleh
Negeri,
semua
maka
barang
inventaris.
mengurus,
yang
Negeri
mencatat,
berstatus
itulah
itu
Kegiatan
dan
disebut
yang
dan
kerja
dikuasai
misalnya
statusnya
untuk
melaporkan
inventaris
sarana pendidikan.
ada
unit
barang
dan
berwujud berupa barang.
telah
suatu
itu
inventarisasi
sebagai
mengatur,
seluruh
terdapat
SD
barang
pada
prasarana
SD
dan
20
3. Selain SD Negeri, di Kota Bandung terdapat banyak SD
yang
berstatus
dominannya
berstatus
semua
swasta.
paling
tidak
Pegawai Negeri
pembiayaan
prasarana
SD
dan
anggaran
pemerintah.
berstatus
negeri
Sipil
pegawai
(PNS). Ciri
lainnya
pendidikan
Di
Kota
836
otonomi
negeri
semua
pengadaan
berjumlah
diselenggerakannya
berstatus
bercirikan
termasuk
sarana
yang
dan
perawatan
merupakan
Bandung,
SD.
SD
Sejalan
daerah
beban
yang
dengan
(otda),
maka
pengelolaan pendidikan termasuk SD negeri sepenuhnya
berada pada tanggung jawab Pemerintah Kota Bandung.
Secara teknis instansi yang menangani pendidikan di
Kota Bandung adalah Dinas Pendidikan Kota Bandung.
Penjelasan
yang
penting.
ketiga
ini
konsep
tersebut
dimaksudkan
merupakan
untuk
hal
menghindari
kesimpangsiuran interpretasi makna penelitian.
E. Kerangka Acuan Penelitian
Dalam penelitian,
alur
pemikiran
yang
kerangka
acuan
digunakan
merupakan
untuk
dasar
mengkaji
permasalahan. Dalam meninjau sistem pengawasan terhadap
inventarisasi prasarana dan
sarana pendidikan pada SD
Negeri didasarkan pada beberapa sudut pandang, yaitu:
1. Dalam diagram 1.1 halaman 24,
sebagai
suatu
sistem.
Semua
pengawasan
fungsional
sistem
yang
bentuk
atasan
baik
satu
dalam
sama
pengawasan
bersifat
sub-sub
yaitu
berupa
maupun
internal
pengawasan.
saling
saling mempengaruhi,
dari
pengawasan
dan
eksternal
pengawasan merupakan
sistem
lain
terdiri
langsung
serta langkah-langkah
sistem
pengawasan dip
Sub-sub
terkait,
saling
sub-sub
tersebut
menunjang,
dan saling ketergantungan yang
membentuk
satu
kesatuan
terhadap
inventarisasi
dalam
sistem
prasarana
pengawasan
dan
sarana
pendidikan pada SD Negeri.
2. Dilihat
dari
segi
tugas,
wewenang,
dan
jawabnya dalam melakukan pengawasan di
Pemerintah
Kota
Bandung,
maka
yang
tanggung
lingkungan
berkedudukan
sebagai pengawasan atasan langsung meliputi
Kepala
Cabang Dinas Pendidikan dan Kepala Dinas Pendidikan.
Sedangkan
yang
berkedudukan
sebagai
pengawasan
fungsional meliputi Bawasda Pemerintah Kota Bandung,
Sub Bagian Perlengkapan,
SD,
dan
pejabat,
sama
yang
Sub
Seksi
Seksi Prasarana dan Sarana
Prasarana
dan
Sarana.
Semua
unit kerja, dan satuan kerja tersebut satu
lain
saling
membentuk
pengawasan
melengkapi
satu
sebagai
dan
kesatuan
suatu
sistem.
saling
menunjang
dalam
melakukan
Demikian
juga
22
langkah-langkah
penggunaan
standar,
dan
pencacatan,
sistematis.
tanpa
Langkah
lainnya
langkah
saling
membentuk
yang
dimulai
penilaian,
tindak
didahului
sehingga
yang
pengawasan
lanjut
yang
satu
pembandingan,
dilakukan
langkah-langkah
yang
satu
satu
dan
dengan
saling
kesatuan
secara
tidak bisa dilakukan
oleh
terkait
dengan
sebelumnya,
langkah-langkah
berkesinambungan
langkah
dalam
sistem
pengawasan.
3. Salah satu fungsi yang mutlak dilakukan oleh Kepala
Dinas
Pendidikan dan Kepala Cabang Dinas
adalah
melakukan
pengawasan,
terhadap
inventarisasi
pendidikan
pada
Sub
Bagian
SD
termasuk
prasarana
Negeri.
Perlengkapan,
Pendidikan
pengawasan
dan
sarana
Sedangkan bagi
Bawasda,
Seksi
Prasarana
&
Sarana,
dan Sub Seksi Prasarana dan Sarana secara fungsional
merupakan salah satu tugas pokoknya adalah melakukan
pengawasan,
termasuk
inventarisasi
prasarana
pengawasan
dan
sarana
terhadap
pendidikan
pada
SD Negeri.
4. Konsentrasi
sistem
penelitian
sebagai
suatu
tersebut
berperan
terhadap
inventarisasi
kepada
sejauh
sistem
dalam
mana
dalam
pengawasan
melakukan
prasarana
pengawasan
dan
pendidikan pada SD Negeri di Kota Bandung.
dengan
hal
itu
juga
sejauh mana
tahap
sub-sub
sarana
Bersamaan
pelaksanaan
23
inventarisasi
jabatan,
tersebut.
maka
inventarisasi
Konsekuensi
yang
dari
bertanggung
adalah Kepala
suatu
jawab
Sekolah pada
dalam
SD Negeri
yang bersangkutan.
5. Kondisi
baik,
pengawasan
sedang,
yang
atau
selama
ini
kurang
dalam
berjalan
sistem
tentu
membawa
pada kondisi pelaksanaan inventarisasi prasarana dan
sarana pendidikan pada SD Negeri.
baik,
sedang
tersebut
akan
pembelajaran,
menghitung
dalam
menghasilkan
akuntabilitas
dapat
inventarisasi
menunjang
keakuratan
kekayaan
pendidikan.
tersebut
dalam
kurang
berperan
jumlah
merupakan
sarana
atau
Pada kondisi tahap
akhirnya
dijadikan
data,
dapat
negara/daerah,
penggunaan
Pada
proses
dan
prasarana
kondisi
gambaran
dan
kemampuan
kinerja
aparat
yang terlibat dalam penyelenggaraan pendidikan.
Secara
dapat
Pada
skematis
dilihat
diagram
pada
mengenai
diagram
tersebut
1.1
acuan
pada
mengandung
akuratnya data barang yang
penelitian
halaman
makna
berstatus
ini
berikut.
bahwa
dengan
inventaris,
maka
besarnya kekayaan daerah Kota Bandung yang terinvestasi
dalam dunia pendidikan khususnya pada SD Negeri dapat
diketahui
pengaruh
secara
akurat.
positif terhadap
pendidikan
pada
tingkat
Pendidikan Kecamatan,
Pada
akhirnya
kredibilitas
SD
Negeri,
akan
membawa
kinerja aparat
Cabang
dan Dinas Pendidikan Kota.
Dinas
Nilai Budaya
Nilai Ekonomi
Diagram 1.1
Kerangka Berfikir
25
Satu hal yang perlu diperhatikan dan jangan sampai
diabaikan yaitu faktor nilai.
Pengawasan sebagai suatu
sistem akan
faktor
ada,
dipengaruhi
berkembang,
suatu
instansi,
menerapkan
terdapat
budaya
dan
unit
kerja,
sistem
faktor
nilai
ekonomi.
dan
terhadap
sarana
dangan
yang
yang
Kedua
pelaksanaan
maka
satuan
kerja.
paling
dominan
nilai
Dalam
tidak
yaitu
nilai
tersebut
perlu
agar sistem pengawasan menjadi
pendidikan.
tepat,
atau
pengawasan
nilai
dicermati dengan tepat,
efektif
nilai-nilai
dan dianut oleh aparat yang ada pada
suatu
dua
oleh
inventarisasi
Seandainya
kedua
faktor
tidak
nilai
prasarana
dicermati
tersebut
dapat
menjadi kendala atau penghambat bagi efektivitas sistem
pengawasan itu sendiri.
menerapkan
suatu
Dengan demikian sebaik-baiknya
sistem pengawasan
berarti
didalamnya
terkandung setepat-tepatnya mencermati nilai budaya dan
nilai
ekonomi.
Hal-hal inilah yang dibahas dalam sajian tioritis
dan analisis pada uraian-uraian selanjutnya.
BAB III
PROSES PENELITIAN
Sebagaimana
penelitian
ini
diuraikan
pada
dimaksudkan
untuk
Bab
Pertama,
mengungkap
bahwa
bagaimana
sistem pengawasan yang dilakukan terhadap inventarisasi
prasarana
dan
sarana
pengawasan
oleh
instansi/pejabat
dengan
pendidikan;
langkah-langkah
sejauhmana
berwenang
pengawasan
pelaksanaan
apakah
yang
inventarisasi
setiap
dilakukan
benar;
dan
prasarana
dan
sarana pendidikan pada SD Negeri di Kota Bandung. Untuk
mencapai
maksud
tersebut
kegiatan
ilmiah,
maka
dalam
kapasitasnya
dalam penelitian
ini
sebagai
diperlukan
suatu proses dengan berbagai langkah kegiatannya.
A. Metode Penelitian
Dari
sekian
banyak
metode
penelitian
digunakan dalam bidang
ilmu administrasi,
yang
penelitian
digunakan
deskriptif
dalam
analitis.
ini
Pendekatannya
70
yang
biasa
maka metode
adalah
yaitu
metode
analisis
\\
kualitatif
dengan
depelopmental.
prosentase
Alasan
yang
,%>"-
ber^$^atr-=-
utama yang mendasari menggunakan
metode dekriptif adalah sesuai dengan yang dikemukakan
Winarno
"...
Surahmad
memusatkan
(1989
diri
:
140)
pada
yaitu
pemecahan
penelitian
yang
masalah-masalah
yang ada masa sekarang dan pada masalah-masalah aktual;
data
dan
yang
dikumpulkan
kemudian
Sudjana
dan
mula-mula
dianalisis".
Ibrahim
disusun,
Untuk
(1989
:
lebih
64)
dijelaskan,
jelasnya,
mengemukakan
Nana
bahwa
penelitian deskriptif adalah :
... penelitian yang berusaha mendiskripsikan suatu
gejala
atau
peristiwa
dan
kejadian
yang
telah
terjadi saat sekarang,
dimana peneliti berusaha
memotret peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat
perhatiannya
untuk
kemudian
dituangkan
atau
digambarkan sebagaimana adanya.
Berdasarkan
kedua
pendapat
tersebut,
terlihat
bahwa
penelitian deskriptif memiliki ciri-ciri yang sfesifik,
yaitu :
l.Memusatkan diri pada pemecahan masalah yang ada pada
masa sekarang yang bersifat aktual.
2. Data
yang
telah
ada
mula-mula
disusun,
dijelaskan,
dan selanjutnya dianalisis.
Selain dari metode deskriptif,
menggunakan
Pedoman
metode
Penulisan
evaluatif.
Karya
Ilmiah
penelitian ini juga
Sebagaimana
STIA
LAN
di
dalam
(1996:21),
"
72
bahwa
metoda
memahami,
evaluasi
memutuskan,
digunakan
atau menilai
membandingkan standar dengan
evaluatif ini,
maka
apabila
"...ingin
sesuatu dengan cara
kenyataan". Dengan metode
sistem pengawasan yang selama ini
berjalan kemudian dibandingkan dengan sistem pengawasan
yang
semestinya
berwenang;
dalam
langkah-langkah
setiap
sistem
langkah-langkah
dan
dilakukan
pelaksanaan
oleh
instansi/pejabat
pengawasan
pengawasan
pengawasan
yang
inventarisasi
yang
dilakukan
dibandingkan
semestinya
prasarana
yang
dengan
dilakukan;
dan
sarana
pendidikan dibandingkan dengan ketentuan-ketentuan yang
ditetapkan.
Telah disebutkan bahwa penelitian
pendekatan
memenuhi
analisis
kualitatif.
karakteristik
Dalam
sebagaimana
dan Biklen (1992 : 27-29)
ini menggunakan
penelitian
dikemukakan
ini
Bogdan
yaitu :
Qualitative researchers has the natural setting as
the direct source of data and the researchers i s
the
instrument; Qualitative researchers the descriptive;
Qualitative researchers are concerned with process
rather
than
simply
with
outcomes
or products;
Qualitative researchers tend to analyze their data
inductively; Meaning is essential concern to the
qualitative approach.
Karakteristik tersebut dapat dijadikan pegangan dengan
pertimbangan :
73
1. Penelitian
ini
mengumpulkan
dilakukan langsung ke
data
yang
terdapat
lapangan untuk
dalam populasi
dan
sampel.
2. Pengambilan
data
dilakukan
langsung
oleh
peneliti
kepada orang-orang yang pekerjaannya diteliti.
3. Data
yang
karena
diperoleh
tidak
sepenuhnya
berupa
angka,
itu analisisnya lebih banyak berupa gambaran
mengenai situasi yang diteliti.
4. Data yang dikumpulkan lebih terfokus pada kegiatankegiatan yang sedang dilakukan.
5. Penelitian
ini dilakukan
ke
lapangan untuk mengkaji
suatu masalah yang menjadi vokus penelitian.
6. Kata-kata
sumber
dan
data
tindakan-tindakan
yang
bermakna
dan
yang diperoleh
dapat
dari
menggambarkan
keadaan yang sebenarnya.
Secara teknis proses dalam metode penelitian ini
dilakukan
dengan
suatu
cara,
yaitu
kualitatif dirubah menjadi kuantitatif.
dengan
yang
cara
diharapkan,
Arikunto
(1996:244)
"...teknik
Setelah
dijumlahkan,
itu
dan
semua
data
dianalisis lebih lanjut.
dengan
dipresentasikan.
ini
kualitatif
disebut
dengan
dikualitatifkan
data
Kemudian diolah
dibandingkan
metoda
deskriptif
semua
jumlah
Suharsimi
juga
sebagai
prosentase".
kembali
untuk
74
B. Sumber Data
Suharsimi Arikunto (1996 : 114) mengemukakan bahwa
yang dimaksud dengan sumber data adalah "...subyek dari
mana
data
diperoleh".
Berpegang
pada
pengertian
tersebut, maka data yang menyangkut dengan :
1. Sistem
pengawasan.
Pengawas
Daerah
Sumber
(Bawasda)
Kekayaan Daerah;
datanya
Kota
dari
Bandung,
Kepala Dinas Pendidikan,
Bagian
Perlengkapan,
Sarana
Pendidikan,
Kepala
dan
Badan
Seksi
Bidang
Kepala Sub
Prasarana
Kepala
Cabang
dan
Dinas
Pendidikan Kecamatan se Kota Bandung.
2. Inventarisasi
SD
Negeri.
prasarana
Sumber
dan
datanya
sarana
yaitu
pendidikan
dari
pada
Kepala
SD
Negeri di Kota Bandung.
Dalam
kegiatannya
populasi,
kaitannya
tidak
dengan
terlepas
sumber
dengan
data,
penentuan
maka
lokasi,
dan sampel.
1. Lokasi Penelitian
Penelitian
terdiri
Bandung
dari
ini
enam
dijuluki
dilakukan
Wilayah
sebagai
di
dan
kota
Kota
26
kembang
Bandung
Kecamatan.
yang
yang
Kota
merupakan
75
Ibu Kota
Propinsi
pemerintahan,
jasa
dalam
Jawa Barat.
Disamping sebagai pusat
Kota Bandung berfungsi juga sebagai kota
bidang
pendidikan,
industri,
perdagangan,
dan pariwisata. Dengan kondisi fungsi kota itulah, maka
Kota
Bandung
Bandung
mempunyai
sebagai
Kota
visi
Jasa
yaitu
yang
"Menciptakan
Genah,
Kota
Merenah,
tur
Tumaninah".
Adapun
penelitian
Kota
ini,
Bandung
terutama
dijadikan
didasarkan
lokasi
pada
dalam
pertimbangan
dari segi :
1. Kota
Bandung
dijadikan
Jawa
sebagai
barometer
ibukota
bagi
Propinsi
Kabupaten/Kota
dapat
lainnya
di
Barat.
2. Kota Bandung sebagai tempat peneliti bekerja sebagai
PNS,
sehingga
hasil
penelitian
diharapkan
dapat
memberi konstribusi terhadap Kota Bandung.
3. Pejabat
dari
yang
segi
berwenang
geografis
di
dan
lingkungan
sarana
Kota
informasi
Bandung
dapat
mendukung terhadap kelancaran penelitian.
4. Sangat
memungkinkan
meninggalkan
bekerja.
tugas
bagi
peneliti
sehari-hari
di
untuk
kantor
tidak
tempat
76
2. Populasi
Sesuai dengan
kepentingan dalam penelitian,
maka
yang dijadikan populasinya adalah seluruh sumber data
yang
dapat
pelaksanaan
memberikan
segala
aspek
yang riil mengenai :
1. Sistem pengawasan
dan
informasi
sarana
terhadap
pendidikan
inventarisasi
pada
SD
Negeri
prasarana
di
Kota
Bandung.
2. Inventarisasi
prasarana
dan sarana pendidikan
pada
SD Negeri di Kota Bandung.
Tabel
3.1
Populasi Responden
untuk Sistem Pegawasan
No.
Banyak
Responden
Unit/Satuan Kerja/Unsur Pimpinan
1
Bawasda (Bidang Kekayaan Daerah)
4
2
Kepala Dinas Pendidikan
1
3
Sub
Bagian
Perlengkapan
pada
Dinas
1
Pendidikan
4
Seksi
dan
Sub
Seksi
Prasarana
&
Sarana SD pada Dinas Pendidikan
2
5
Kepala Cabang Dinas Pendidikan
26
6
Sub Seksi Prasarana dan Sarana pada
Cabang Dinas Pendidikan
26
Jumlah
60
77
Untuk memenuhi
seluruh
aspek yang pertama,
pejabat
dalam
berkewajiban
lingkup
melakukan
inventarisasi
populasinya adalah
Kota
Bandung
pengawasan
prasarana dan
yang
terhadap
sarana pendidikan
pada SD
Negeri sebagaimana dalam tabel 3.1.
Dengan
demikian
menyangkut
sebanyak
dengan
60
populasi
aspek
responden.
dalam
penelitian
"sistem
yang
pengawasan"
Pejabat-pejabat
itulah
yang
selanjutnya dijadikan responden. Pertimbangannya karena
dengan jumlah 60 pejabat sangat terukur bila seluruhnya
dijadikan responden.
pada posisi
Disamping itu respondennya berada
instansi atau unit
bertingkat levelnya.
secara
tingkat
fungsional
Pemerintah
Pendidikan
betugas
Bawasda merupakan unit kerja yang
membidangi
Kota
merupakan
dan
pendidikan
Cabang
dan
Sub
komponen
dalam
Seksi
tugas
Bandung.
bertanggung
sarana
kerja yang berbeda dan
jawab
pengawasan
Pejabat
pada
pada
Dinas
yang
secara
dalam
prasarana
ruang
lingkup
Prasarana
dan
kota.
Sarana
teknis
dan
Kepala
sebagai
pejabat pelayan terdekat dengan SD Negeri pada masingmasing Kecamatan.
Sedangkan
pelaksanaan
pendidikan,
untuk memenuhi
inventarisasi
aspek yang
ke
prasarana
dan
dua yaitu
sarana
populasinya adalah seluruh Kepada SD Negeri
78
yang
berada
di
Kota
Bandung,
yaitu
834
orang.
Rinciannya terdapat pada tabel 3.2.
3. Sampel Penelitian
Penelitian
ini
menggunakan
jenis
penelitian
campuran. Selain menggunakan jenis populasi,
ini
juga
jumlah
menggunakan
Kepala
sebanyak
tenaga,
834
Sekolah
orang.
jenis
pada
sampel.
SD
Negeri
Berhubung
dan waktu yang tersedia,
Dalam
di
penelitian
tabel
3.2,
Kota
Bandung
keterbatasan
biaya,
rasanya tidak mungkin
sebanyak Kepala Sekolah itu dijadikan responden.
menghimpun data dalam aspek ke dua tersebut,
Untuk
penelitian
ini menggunakan jenis sampel. Dalam menentukan besarnya
sampel,
merujuk
(1996:120),
kepada
pendapat
Suharsimi
Arikunto
bahwa :
... jika jumlah subyeknya besar dapat diambil
antara 10-15%, ... tergantung setidak-tidaknya : a.
Kemampuan peneliti dari segi waktu, tenaga dan dana;
b. Sempit atau luasnya pengamatan ...; dan c. Besar
dan kecilnya resiko yang ditanggung peneliti ...
Bertitik tolak dari pendapat tersebut, maka sampel
ditentukan
responden
sebesar
yang
12%.
dijadikan
Dengan
sampel
demikian
jumlah
untuk memperoleh
data
mengenai pelaksanaan inventarisasi prasarana dan sarana
pendidikan sebesar 12% x 834 = 100 responden.
79
Tabel
3.2
Sampel Responden Untuk Inventarisasi
Prasarana dan Sarana Pendidikan
No
Wilayah
Kecamatan
SDN
1
2
3
4
5
6
Bojonegara
Cibeunying
Tegallega
Karees
Ujung Berung
Gede Bage
Jumlah
1. Sukasari
33
Banyak
Sampel
KS
(Responden)
4
33
2. Sukajadi
39
39
5
3. Cicendo
42
42
5
4. Andir
27
27
3
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Cidadap
Coblong
Bandung Wetan
Sumur Bandung
Cibeunying Kaler
Cibeunying Kidul
12
12
2
50
50
6
4
4
1
1.
2.
3.
4.
5.
Astanaanyar
Bojongloa Kaler
Babakan Ciparay
Bojongloa Kidul
Bandung Kulon
1.
2.
3.
4.
Regol
Lengkong
Batununggal
Kiaracondong
23
23
3
21
21
3
52
52
6
40
40
5
18
17
2
43
43
5
22
22
2
38
38
4
40
40
5
23
23
3
45
45
5
55
55
6
1. Arcamanik
31
31
4
4
2. Cibiru
34
33
3. Cicadas
41
41
5
4. Ujungberung
34
34
4
1. Rancasari
18
18
2
2. Margacinta
3. Bandung Kidul
37
37
4
14
14
2
836
834
100
26
Sumber : Dinas Pendidikan Kota Bandung,
Tahun 2002
80
Apabila
pada
satu
beberapa SD Negeri,
komplek
sekolah
maka yang menjadi
satu orang Kepala Sekolah.
terdapat
responden hanya
Ini dimaksudkan agar angket
tidak tertumpu pada SD Negeri di satu komplek sekolah.
Akan
tetapi
beberapa
angket
komplek.
dapat
menyebar
Selain dari
ke
itu,
beberapa
SD Negeri
SD
di
di
Kota
Bandung kondisinya tidak sama. Ada SD Negeri tipe A, B,
dan
C.
Ukurannya
kelengkapan
belajar,
berikut
tergantung
fasilitas,
tenaga
pada
jumlah
pengajar,
murid,
prestasi
dan Iain-lain. Mengenai pengaturannya sebagai
:
Tabel
3.2
Penentuan Tipe SD Negeri
yang Dijadikan Sampel
Ditentukan pada Tipe
SD Negeri
Banyaknya Sampel
per Kecamatan
Adapun
C
B
A
1
1
2
1
1
3
1
1
1
4
2
1
1
5
2
2
1
6
2
2
2
pengkategorian
SD
Negeri
di
setiap
Kecamatan
ditentukan oleh masing - masing Cabang Dinas Pendidikan
Kecamatan.
81
C. Indikator Penilaian Data
Menurut pendapat
Suharsimi Arikunto
(1996
: 216)
paling tidak terdapat tiga manfaat yang dapat diperoleh
dari
adanya
tolak
ukur atau
kriteria
penilaian
data,
yaitu :
1. Untuk menyamakan ukuran bagi pengumpul data
agar tidak banyak terpengaruh faktor subyektif; 2.
Untuk menjaga kestabilan data yang dikumpulkan dalam
waktu yang berbeda; 3. Untuk mempermudah peneliti
dalam
mengolah
data
agar
siapapun
dapat
melakukannya.
Mengacu
kepada
pertanyaan
penelitian,
maka
indikator
penilaian data dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Bagaimana
pelaksanaan
inventarisasi
berjalan
prasarana
selama
ini.
menyangkut
pelaksanaan
pengawasan
fungsional
eksternal,
sistem
dan
baik
tersebut
yaitu
a.
yang
disediakan
selalu
atasan
tiga
telah
yang
yaitu
langsung,
internal
diperiksa,
maupun
serta
Termasuk
jawaban
dilaksanakan;
dilaksanakan/sebagian
pendidikan
unit kerja,
Adapun
terhadap
ditelitinya
berupa
pengawasannya.
pengawasan.
aspek
yang
pengawasan
koordinasi antar pejabat,
melakukan
sarana
Aspek
aspek-aspek
langkah-langkah
pengawasan
dan staf yang
untuk
pilihan
b.
segi
setiap
jawaban,
kadang-kadang
dilaksanakan;
dan
c.
82
belum
pernah
dinilai
melaksanakan.
baik;
"b"
dinilai
Pilihan
cukup;
jawaban
dan
"c"
"a"
dinilai
kurang.
2. Sudah
sejauhmana
taraf
pelaksanaan
inventarisasi
prasarana dan sarana pendidikan pada SD Negeri di
Kota Bandung. Adapun
aspek
menyangkut pengaturan,
pelaporan
dari
prasarana
kegiatan
format,
pengurusan,
dan
tersebut
pengisian
kemutahiran
data
Inventaris
Barang,
yang ditelitinya yaitu
sarana
yaitu
data,
dalam
pilihan
pendidikan.
berupa
Buku
Kartu
jawaban
dan
Wujud
tersedianya
kelengkapan
Rekapitulasi Jumlah Barang,
Sedangkan
pencatatan,
data,
Inventaris,
Inventaris
dan
Kartu
Ruangan,
dan Buku Mutasi Barang.
yang
disediakan
tidak
banyak berbeda dengan aspek penelitian yang pertama,
yaitu :
a.
Selalu
tersedia/selalu
dilaksanakan/selalu
lengkap/selalu akurat.
b. Kadang
sebagian
-
kadang
tersedia/kadang
dilaksanakan/sebagian
dilaksanakan/
lengkap/sebagian
akurat.
c. Belum pernah tersedia/belum pernah dilaksanakan/
belum pernah lengkap/belum pernah akurat.
Adapun
penilaiannya
dalam
poin
dinilai
1
di
baik;
dilakukan
atas,
"b"
sama
yaitu
dinilai
persis
pilihan
cukup;
dan
seperti
jawaban
"c"
"a"
dinilai
kurang.
D. Teknik Pengumpulan Data
Menurut
Suharsimi
Arikunto
(1996
:
14)
ada
tiga
persyaratan penting didalam melakukan penelitian, yaitu
"...sistematis,
berencana,
ilmiah".
ketiga
maka
Apabila
kegiatan
pengumpulan
kuesioner,
penting
Adapun
data
konsep
itu dilaksanakan,
dilakukan
adalah
teknik yang digunakan dalam
adalah
dan wawancara.
mengikuti
persyaratan
yang
mengumpulkan data.
dan
dokumentasi
dan
angket/
Ketiga teknik yang digunakan
tersebut dianggap memadai, dengan alasan :
1. Hasil
pengukuran
terhadap
variabel
yang
diteliti
dapat dipresentasikan dan dianalisis.
2. Memungkinkan
memperoleh
data
yang
objektif
dan
lengkap.
3. Memungkinkan penelitian dilakukan dengan efisien dan
efektif.
Dengan
ketiga
teknik
-
pertimbangan
teknik
pengumpulan
tersebut,
data
jelas
yang
bahwa
digunakan
tidaklah
berdiri
sendiri,
melaink